(LEVERAGE ANALYSIS)
Tatap Kode
Fakultas Program Studi Disusun Oleh
Muka MK
06
Ekonomi dan Akuntansi MK Tetty Lasniroha Sarumpaet., SE., M.Ak.,Ak.,CA
Bisnis 0111304
Abstract Kompetensi
Analisa Leverage Mahasiswa diharapkan mampu
mengaplikasikan di dalam dunia
menjelaskan tentang resiko
kerja atau dikehidupan sehari hari
finansial dan resiko bisnis.
Dampak yang terjadi jika
asset perusahaan didanai
dengan modal sendiri atas
keseluruhan operasionalnya
dan bagaimana dampaknya
jika perusahaan didanai
dengan sebagian utang
dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya.
ANALISA PENGARUH DAN PENGGUNAAN HUTANG
Tujuan pembelajaran:
1. Mahasiswa memahami bagaimana operating leverage berpengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan (EBIT)
2. Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan jika perusahaan memiliki DOL yang
tinggi maupun DOL yang rendah terkait dengan tingkat resiko yang dihadapi.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan antara leverage operasi dengan leverage
keuangan jika ditunjukkan dalam laporan rugi laba
4. Mahasiswa dapat menjeaskan pengertian indifference point.
ROE =
EAT
Modal Sendiri
Deviasi standar ROE (σROE) mengukur variabilitas ROE-ROE perusahaan dari nilai
ROE yang diproyeksi perusahaan. Jika perusahaan A dan B sama-sama tidak
menggunakan hutang dan σROE perusahaan A lebih besar dari σROE perusahaan B, maka
distribusi probabilita ke-2 perusahaan adalah (asumsi expected ROE A dan B sama):
Probabilita
A
B
ROE (%)
Expected ROE
Perusahaan A
Perusahaan B
Pada ke 2 grafik dapat dilihat bahwa sedikit perubahan pada penjualan akan berakibat
perubahan keuntungan (EBIT) yang relatif lebih besar pada perusahaan B dari pada
perusahaan A. Dengan kata lain, variabilitas keuntungan (risiko bisnis) perusahaan B
lebih besar.
b) Risiko Finansial
Risiko finansial adalah risiko tambahan pada perusahaan akibat keputusan meng-
gunakan hutang atau risiko yang ditimbulkan dari penggunaan hutang (financial
leverage).
dimana:
σ ROE (L) = Risiko perusahaan yang menggunakan hutang (Levered firm).
σ ROE (U) = Risiko perusahaan yang tidak menggunakan hutang (Unlevered
firm) atau risiko bisnis.
σ ROE (L) adalah lebih besar dari σ ROE (U). Perhatikan ilustrasi berikut:
EBIT 400.000,-
Bunga 0,-
EBT 400.000,-
Pajak (20%) 80.000,-
EAT 320.000,-
EAT 320 .000
ROE = MS = 1.000. 000 = 32%
Jika perusahaan menggunakan hutang sehingga struktur modal menjadi 50% modal
sendiri, 50% hutang. Biaya hutang (Kd) = 24%.
Nampak jika realisasi EBIT hanya 50% dari yang diharapkan, ROE tanpa hutang hanya
turun 16%(32%-16%), sedangkan ROE dengan hutang turun 32%(44,8%-12,8%).
Jika perusahaan menggunakan hutang maka pengaruh perubahan EBIT pada perubahan
ROE menjadi lebih besar dari pada jika perusahaan tidak menggunakan hutang.
Perhatikan 2 grafik dibawah ini:
Tanpa Hutang
Dengan Hutang
ROE
0 E(ROE) E(ROE)
Satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam penggunaan hutang adalah:
penggunaan hutang akan meningkatkan ROE hanya jika tingkat keuntungan pada aktiva
(diukur dengan EBIT /total Aktiva) lebih besar dari biaya modal (biaya hutang).
KSL = Suku bunga bebas risiko + Premi untuk risiko bisnis + premi untuk
risiko finansial
dimana:
KSL = Biaya modal sendiri perusahaan yang menggunakan hutang
krf = Suku bunga bebas risiko
KM = Tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portfolio pasar
bu = beta untuk perusahaan yang tidak menggunakan hutang (Unlevered
firm)
T = Pajak (tax rate)
D = Hutang perusahaan
S = Modal sendiri perusahaan
Jika perusahaan mengganti 20 juta modal sendiri dengan hutang, maka biaya modal
sendiri adalah:
KSL = krf + (KM-krf)bu + (KM-Krf)bu (1-T) (D/S)
= 10% + (20-10%) 2 + (20%-10%) 2. (1-0,2) (20/84)
= 10% + 20% + 3,8%
= 33,8%
Dari perhitungan diatas terlihat jika perusahaan menggunakan hutang, investor pada
saham perusahaan akan mensyaratkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi karena
mereka menyadari adanya tambahan risiko akibat penggunaan hutang.
Selanjutnya Hamada mengembangkan perhitungannya untuk menentukan hubungan
antara beta untuk Levered firm (bL) dan beta untuk Unlevered firm (b,).
Menurut Hamada:
Maka:
Krf + (KM-Krr) bL = Krf + (KM-Krf) bu + (KM-Krf) bu . (1-T) (D/S)
dimana:
bL = Beta untuk perusahaan yang menggunakan hutang
bu = Beta untuk perusahaan yang tidak menggunakan hutang
T = Tingkat pajak
D = Hutang
S = Modal sendiri
Contoh:
Melanjutkan contoh sebelumnya.
bL = bu [1+(1-T) (D/S)]
= 2 [1 + (1-0,2) (20/84)]
= 2,38
KSL = krf + (KM-krf).bL
= 10% + (20%-10%). 2,38
= 33,8% (sama dengan hasil perhitungan pada contoh sebelumnya).
Jadi, berdasarkan asumsi-asumsi MM dan CAPM, beta untuk Levered firm adalah
sama dengan beta untuk Unlevered firm yang telah disesuaikan dengan suatu faktor
yang tergantung pada 1) pajak perusahaan, dan 2) jumlah hutang perusahaan. Semakin
besar tingkat pajak, semakin kecil faktor penyesuaian tersebut. Sebaliknya, semakin
besar hutang, semakin besar faktor penyesuai.
Dalam konteks suatu risiko pasar, risiko bisnis suatu perusahaan diukur dengan
unlevered beta (bu), risiko total perusahaan diukur dengan Levered beta (bL), dan
risiko finansial diukur dengan perbedaan bu dan bL.
dimana:
Risiko total = bL
F
dimana: P-V
F = total Fixed Cost (biaya tetap)
P = Harga jual per unit
V = Variable Cost (biaya variable) per unit
Rumus ini diperoleh dari perhitungan berikut ini:
EBIT = Penjualan - (Total biaya variabel + Total biaya tetap) = 0
= (P.Q) - (V.Q + F) = 0
= (P.Q) -(V.Q) - F =0
Q (P-V) = F
F
QBEP = P - V
BEP dalam Rp =
F
V
dimana: 1-
P
F = Fixed cost per unit
V = Variable Cost per unit
P = Harga jual per unit
Rumus ini diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:
EBIT = Penjualan dalam Rp - Total biaya variable - total biaya tetap
EBIT= S - TVC - F= 0
TVC
S . (1−
S )
-F
F
S BEP=
TVC
( 1−
S )
Karena:
TVC (Variable Cost/unit ) x Unit Penjualan
S = (Harga Jual/unit ) x Unit Penjualan
V
P
maka:
F
S BEP=
V
( ) 1−
P
Contoh:
Variable Cost = Rp 6,- Unit
Total Fixed Cost = Rp 100.000,
Harga Jual = Rp 10,- unit
F
BEP dalam Rp =
(1− VP )
100 .000
6
=
1− ( )
10
EBIT naik sebesar Rp 24.000,- yang berasal dari kenaikan penjualan sebesar Rp
360.000,- dikurangi kenaikan biaya variabel total sebesar Rp 36.000,-.
44 . 000−20.000
Persentase perubahan EBIT = 20 .000
= 120 %
Pada penjualan Rp 300.000,-, persentase perubahan EBIT adalah 6x persentase
perubahan penjualan.
Degree of Operating Leverage (DOL) mengukur berapa persen EBIT berubah jika
penjualan berubah 1%.
Δ EBIT
EBIT
ΔQ
DOL = Q
karena EBIT = Q (P - V) - F
maka ΔEBIT = ΔQ ( P - V) karena F tetap.
ΔQ ( P-V )
DOL Rp = Q ( P-V )−F
Dimana:
Q = unit penjualan
P = harga jual per unit
v = biaya variabel per unit
F = total biaya tetap
Contoh:
Diketahui P = Rp 10,0 / unit, V = Rp 6,- / unit, F = Rp 100.000,- Berapa DOL pada
ΔQ ( P-V ) 30 .000 ( 10-6 )
DOL Rp 300.000 = Q ( P-V )−F = 30 . 000 ( 10-6 ) −100. 000
120.000
= 20.000 = 6x
Artinya:
Pada saat Penjualan sebesar Rp 300.000 atau 30.000 unit (karena harga jual R p
10,- (unit), jika penjualan naik 1%, EBIT akan naik 6x atau 6%,. Jika penjualan
turun 1%, EBIT akan turun 6x atau 6%.
Rumus DOL = Q (P-V) / Q (P-V)-F dapat dirubah menjadi:
DOL Rp =
S-TVC
S-TVC-F
dimana:
S = Jumlah penjualan total dalam rupiah
TVC = Total variable cost atau biaya variabel total
F = Total Fixed cost atau biaya tetap total.
Semakin tinggi tingkat penjualan perusahaan, semakin rendah DOL. Contoh berikut
memperlihatkan gejala ini:
Diketahui:
Harga jual per unit = P = Rp 10,
F 100.000
BEP = P-V = 10-6 = 25.000 unit atau Rp 250.000,-
Hubungan antara unit atau rupiah penjualan dengan DOL diperlihatkan pada tabel
berikut ini:
Q ( P V)
Dari rumus DOL = Q ( P V)-F dapat disimpulkan bahwa selama
perusahaanmasih menggunakan biaya tetap (F), Q (P-V) akan lebih besar dari Q
Q(P-V )
(P-V)-F. Artinya DOL lebih besar dari 1. Jika F = 0, DOL = Q( P-V)-0=1
Semakin besar DOL perusahaan, semakin peka atau semakin besar variasi keuntungan
akibat perubahan pada penjualan perusahaan. Maka DOL jelas merupakan suatu atribut
dari risiko bisnis perusahaan. Semakin tinggi DOL, semakin besar pula risiko bisnis
perusahaan.
5. Financial Leverage
Suatu perusahaan dikatakan menggunakan “financial-leverage” jika ia membelanjai
sebagian dari aktivanya dengan sekuritas yang membayar bunga yang tetap (misalnya,
hutang pada bank, menerbitkan obligasi atau saham preferen). Jika perusahaan
menggunakan “financial leverage” atau hutang, perubahan pada EBIT perusahaan akan
mengakibatkan perubahan yang lebih besar pada EPS (Earnings per share) atau
penghasilan per lembar saham perusahaan.
Degree of Financial Leverage (DFL) mengukur kepekaan EPS terhadap perubahan
EBIT perusahaan.
DFLEBIT =
EBIT
DFL = EBIT - biaya bunga
atau
DFL =
Q ( P-V)-F
Q( P - V ) - F - C
dimana :
Q = unit penjualan
P = Harga jual per unit
V = Biaya variabel per unit
F = Biaya tetap total
Contoh:
P = Rp 100,
V = Rp 5O,
F = Rp 100.000,
C = Rp 20.000,
T = Pajak = 50%
b) Perhitungan EPS:
EBIT Rp 100.000,-
biaya bunga RP 20.000,-
EBT RP 80.000,-
Pajak (50%) RP 40.000,-
EAT RP 40.000,-
Saham beredar RP 10.000,-
EPS Rp 4,-
EBIT Rp 100.000,-
biaya bunga RP 20.000,-
EBT RP 80.000,-
Pajak (50%) RP 40.000,-
EAT RP 40.000,-
Saham beredar RP 10.000,-
EPS Rp 4,-
5−4
EPS naik sebesar : 4 = 25%
Hasil ini sesuai dengan DFL, yang artinya jika EBIT naik 20%, EPS naik (1,25 x
20%) = 25%.
Semakin besar DFL, semakin besar pula fluktuasi EPS akibat perubahan pada
EBIT perusahaan. Besar-kecilnya DFL tergantung pada besar-kecilnya hutang yang
digunakan perusahaan. Semakin besar hutang yang digunakan, semakin besar pula DFL
sehingga semakin besar risiko finansial perusahaan. Contoh berikut memperlihatkan
hubungan positif jumlah hutang dengan DFL perusahaan.
Contoh:
Suatu perusahaan merencanakan 3 alternatif pendanaan untuk modal Rp 200.000,-.
Alternatif A : tidak menggunakan hutang, alternatif B : menggunakan 20% hutang, dan
alternatif C: menggunakan 40% hutang. Asumsikan bunga adalah 8% untuk jumlah
hutang berapapun dan EBIT perusahaan sebesar Rp 20.000,-.
ΔEPS
EPS
ΔQ
Q =
DCL
maka:
Q ( P-V )−F
Q ( P-V
dimana DLCRp adalah Degree of Combined Leverage pada rupiah penjualan tertentu.
)−F-C
Contoh:
P = Rp 100,-
V = Rp 50,-
C = biaya bunga = Rp 20.000,-
Pajak = 50% F = Rp 100.000,-
d) Pembuktian
Naik 10%
4.000 unit 4.400 unit
RINGKASAN
Leverage merupakan suatu kebijakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam hal
menginvestasikan dana atau memperoleh sumber dana yang disertai dengan adanya
beban tetap/biaya tetap yang harus ditanggung perusahaan.
Ada tiga jenis leverage yang didefinisikan dalam daftar laba rugi, yaitu operating
leverge, financial leverage dan combination leverage.
Perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap dihadapkan pada dua
keadaan, yaitu favourable financial dan unfavourable financial.
Pertanyaan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan leverage .
2. Jelaskan jenis-jenis dari leverage.
3. Bagaimana hubungan antara leverage operasi dengan leverage keuangan, jika
ditunjukkan dalam laporan rugi laba?
4. Jelaskan manfaat dari penggunaan leverage bagi perusahaan.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan indifference point.
Soal
1. PT. MDC Bandung saat ini beroperasi dengan total aktiva sebesar Rp 600 juta dengan
komposisi modal saham Rp 400 juta@Rp 40.000,00 per lembar, dan hutang Rp 800 juta
dengan bunga 20% per tahun. Tahun depan perusahaan akan menambah modalnya
sebesar Rp 400 juta dengan harapan akan meningkatkan keuntungan sebelum bunga dan
pajak sebesar Rp 250 juta. Tambahan modal dapat dipenuhi dengan dua alternatif sebagai
berikut:
a. Modal saham dengan mengeluarkan 15.000 lembar saham
b. Obligasi dengan 24%
Diminta:
Mana alternatif pendanaan yang seharusnya dipilih oleh perusahaan?
2. PT. NANETTE 2000 memerlukan dana Rp 1M untuk memperluas bisnis. Penjualan saat
ini 16 juta unit, harga jual sebesar Rp 125,00/ unit, biaya variabel sebesar Rp 20,00/unit.
Biaya tetap Rp 880 juta, biaya bunga sebesar Rp 470.000,00. Nn. Nanette merencanakan
untuk menjual obligasi senilai Rp 400 juta dengan membayar bunga 10% (obligasi laku
dijual seharga nilai nominalnya) serta menerbitkan saham baru senilai Rp 600 juta (harga
Daftar Pustaka
Brigham, F. Euigne and Housten, F.Joel. 2018. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi
Empat Belas. Salemba Empat ((B&H)
Van Horne, James.C and Wachowicz. Jr, Jhon.M. 2012. Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan. Edisi Tiga Belas. Ssalemba Empat (V&W)
Kodrat, David Sukardi. 2009. Manajemen Keuangan based on Empirical Research. Penerbit
Graha Ilmu. (KD)
Atmaja, Lukas Setia. 1999. Manajemen Keuangan. Penerbit Andi Yogyakarta. (AL).