Anda di halaman 1dari 1

Menerapkan Etika Kepemipinan yang Ideal dari buku 7 Habits Karya

Stephen R. Covey
Oleh : Marlina Umi Regita Cahyani (1302181033)

Etika kepemimpinan merupakan standar moral yang memberikan batas yang jelas antara yang
baik dan buruk, serta menjadi pedoman pemimpin dalam pengambilan keputusan. Etika juga
akan menuntut pemimpin untuk berpikir dan bertindak sesuai dengan norma kepantasan
hubungan sosial. Dalam organisasi, etika kepemimpinan sangat penting karena pemimpin harus
membuat keputusan yang tidak menguntungkan, tetapi juga harus memikirkan tentang
pengaruhnya terhadap masyarakat. Dengan hal itu ada 7 kebiasaan yang paling efektif dalam
buku “The 7 Habits of Highly Effective People’ karya Staphen R.Covey, yang dapat diterapkan
oleh seorang pemimpin :
1. Be proactive : Menjadi proaktif, artinya menjadi pemimpin yang memiliki kendali terhadap
situasi di lingkungan bukan dikendalikan oleh situasi di sekeliling kita. Sehingga jika ada
suatu masalah, seorang pemimpin menjadi lebih peka dengan keadaan, serta berinisiatif dan
bertanggung jawab atas keputusan yang diambil untuk menyelesaikan masalah tersebut
sebelum masalah menjadi rumit.

2. Begin with the end in mind : Memulai dengan apa yang terakhir dipikirkan, maksutnya
adalah dipastikan keputusan yang diambil bukan merupakan hasil pikiran yang spontan dan
gegabah, namun sudah mempertimbangkan segala konsekuensinya sebelum bertindak,
sehingga penyelesaian akan efektif dan memiliki hasil yang baik.

3. Put first things first : mendahuluan yang utama, dapat dilakukan dengan memanajemen diri
untuk mengelola kebiasaan. Dapat dibuat matrix manajemen waktu sesuai dengan urgensi
seperti “penting” atau “tidak penting” lalu dibuat mana yang membutuhkan waktu
penyelesaian yang lebih banyak. Dengan mengetahui daftar matrix urgensi tersebut
pemimpin dapat mengalokasikan konstribusinya sesuai misi, nilai serta sasaran prioritas.

4. Think win-win : berpikir menang - menang atau bisa diartikan karna menjadi pemimpin pasti
keputusannya sangat penting tidak hanya untuk pribadi tetapi untuk banyak orang. Karena itu
di setiap tindakan seorang pemimpin maka perlu pembagian yang adil dan menguntungkan
dan menghasilkan kolaborasi dalam bekerjasama dengan orang lain. Selain itu, pemimpin
harus membuat keputusan yang tidak menguntungkan, tetapi juga harus memikirkan tentang
pengaruhnya terhadap masyarakat

5. Seek first to understand and then to be understood : seorang pemimpin harus memiliki
kecakapan dalam bersikap, seperti berusaha mengerti orang lain terlebih dahulu baru
meminta untuk dimengerti, bila ada masalah mengomunikasikannya dulu sebelum membuat
keputusan, serta membiasakan untuk membuat analogi seperti diagnosis terhadap masalah
yang ada, mencari alternatif-alternatif penyelesaian serta memikirkan sebab dan akibat dari
keputusan yang dibuat sebelum bertindak. Sehingga akan mengurangi risiko-risiko atau
akibat buruk yang timbul dari keputusannya.

6. Synergize : Bersinergi dengan melakukan kerjasama yang kreatif serta menjadi kekuatan
utama dalam kerjasama dan mengerahkan segala potensi diri agar tercapai tujuan bersama
yang ingin dicapai dengan kata lain tidak lepas tanggung jawab kepada bawahan, tapi tetap
memiliki andil besar dalam setiap kerjasama yang dilakukan.

7. Sharpen the saw : Istilah ini berarti “asalah gerjaji/tajamkan gergaji”. Terus melalukan
improvement atau pembaharuan diri dalam 4 aspek, yaitu aspek fisik, aspek mental, aspek
spiritual dan aspek sosial/emotional, sehingga kebiasaan baik lainnya dalam diri seorang
pemimpin bisa terus tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai