Anda di halaman 1dari 18

LEADERSHIP AND

DECISION
MAKING Disusun Oleh:
Ossa Yuansah Putri 21042010171 Hanesya
Putri Anjani 21042010167
Jessie Aprilia Putri 21042010183
Leonardo Bagus 21042010210
Kepemimpinan (Leadership)
LEADERSHIP
Apa itu kepemimpinan (leadership)?
Istilah leadership berasal dari serapan bahasa Inggris yang berarti
kepemimpinan. Kata leadership memiliki kata dasar leader yang berarti
pemimpin, serta kata to lead mengandung beberapa arti yang saling
berhubungan, yaitu: bergerak lebih awal, berjalan di awal, mengambil langkah
awal, berbuat paling dulu, memelopori, mengarahkan pikiran-pikiran-orang lain,
membimbing, dan menggerakkan.
Leadership atau kepemimpinan adalah kemampuan dalam mempengaruhi
dan mengarahkan orang-orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan dan
kesetiaan agar berbuat sesuatu sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
Sifat Seorang Leadership
Menurut Terry (2009), seorang leadership atau pemimpin yang baik harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut,
yaitu:

1. Energi. Untuk tercapainya kepemimpinan yang baik memang diperlukan energi yang baik pula, jasmani
maupun rohani. Seorang pemimpin harus sanggup bekerja dalam jangka panjang dan dalam waktu yang
tidak tertentu. Sewaktu-waktu dibutuhkan tenaganya, pemimpin harus sanggup melaksanakannya
mengingat kedudukannya dan fungsinya. Karena itu kesehatan fisik dan mental benar-benar diperlukan bagi
seorang pemimpin.

2. Memiliki stabilitas emosi. Seorang pemimpin yang efektif harus melepaskan dari berprasangka,
kecurigaan terhadap bawahan-bawahannya. Sebaliknya namun harus tegas, konsekuen dan konsisten
dalam tindakan-tindakannya.

3. Kemahiran mengadakan komunikasi. Seorang pemimpin harus memiliki kemahiran dalam


menyampaikan gagasan baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini sangat penting bagi pemimpin untuk
mendorong maju bawahan, memberikan atau menerima informasi bagi kemajuan organisasi dan
kepentingan bersama.
Syarat Seorang Leadership
syarat yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin dalam sebuah organisasi adalah sebagai berikut:

• Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan. Seorang pemimpin bertanggung


jawab untuk menyusun tugas, menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai pencapaian
yang terbaik.

• Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas. Proses kepemimpinan dibatasi sumber,
sehingga pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya
pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian,
pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif, dan menyelesaikan masalah secara efektif.

• Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual. Seorang pemimpin harus menjadi seorang
pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya, dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat.
Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan
pekerjaan lain.

• Pemimpin adalah seorang mediator. Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena
itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah), terlebih ketika konflik telah menjadi
jurang pemisah antara komponen organisasi.
Unsur-unsur Leadership
Leadership atau kepemimpinan memiliki tiga unsur utama, yaitu:

• Pengikut/followership. kepemimpinan ini disebabkan adanya pengikut atau followership. Seseorang


menjadi pemimpin karena ada beberapa orang yang berkehendak untuk mengikuti yaitu bertindak sesuai
dengan keinginan pemimpinnya.

• Tujuan. Kepemimpinan timbul karena adanya kepengikutan yang melakukan kerja sama dalam rangkai
mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama. Dengan adanya tujuan-tujuan tertentu timbul kerja sama
dan timbul pula pemimpin untuk mengaturnya.

• Kegiatan mempengaruhi. Ini berarti bahwa seorang pimpinan dalam aktivitasnya membimbing.
Mengontrol dan mengarahkan tindakan orang lain untuk menuju suatu sasaran tertentu.
Pengambilan Keputusan
(Decision Making)
Pengertian
Pengambilan Keputusan

Menurut :

01 G.R. Terry
pengambilan keputusan adalah pemilihan alternative perilaku tertentu atau dari dua atau
lebih alternative yang ada.

02 Prof.Dr.Sondang. P. Siagian

pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat


alternative yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling cepat.
Secara garis besar keputusan digolongkan ke dalam keputusan rutin dan keputusan yang tidak rutin

Keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang, dan biasanya telah
dikembangkan cara tertentu untuk mengendalikannya.

Keputusan tidak rutin adalah keputusan yang diambil pada saat saat khusus dan tidak bersifat rutin.

Pengambil keputusan, baik yang bersifat rutin maupun tidak, ada dua metode yang digunakan.

Metode pertama adalah metode tradisional, dimana pengambilan keputusan lebih berdasarkan pada
intuisi dan kebiasaan.

Metode yang kedua adalah metode modern, dimana pengambilan keputusan didasarkan pada
perhitungan matematis dan penggunaan instrumen yang bersifat modern, seperti komputer
dan perhitungan statistik.
Dasar – dasar Pengambilan Keputusan
⮚ Intuisi

Suatu proses bawah sadar / tidak sadar yang timbul atau tercipta akibat pengalaman terseleksi. Pengambilan
keputusan yang berdasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subyektif, sehingga mudah terkena
pengaruh.

⮚ Pengalaman

Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena
pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya, baik
buruknya keputusan yang akan dihasulkan, karena pengalaman seseorang yang menduga- duga masalahnya
walaupun hanya dengan melihat sepintas saja mungkin sudah dapat menyelesaikannya.
⮚ Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid
dan baik. Dengan fakta maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat
lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan- keputusan yang dapat dengan rela
dan lapang dada.

⮚ Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap
bawahannya atau orang lain yang lebih tinggi kedudukannya kepada yang lebih rendah
kedudukannya

⮚ Rasional
Pengambilan keputusan berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat obyektif,
lebih transparan,konsisten, untuk memaksimalkan hasil atau nilai dalam batas kendala
tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang
diinginkan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan : kejelasan masalah, orientasi tujuan,
pengetahuan alternative, preferensi yang jelas, hasil maksimal.
Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan harus melalui tahapan – tahapan tertentu dengan tertib.
Seperti yang dikemukankan oleh Charles Hoffer , yaitu:

Distinguished the phases initition and legitimation (artinya bahwa untuk mengenali tahapan- tahapan
dalam membuat suatu keputusan terdapat tahap Permulaan ( initition ) dan tahap pengesahan
(legitimation).
Untuk mendapatkan keputusan pasti melalui beberapa proses, Menurut Herbert A.Simon mengemukakan
tiga proses dalam pengambilan keputusan yaitu:

1. Inteligence Activity, yaitu : proses pemilihan situasi dan kondisi dengan wawasan yang inteligen.

2. Design Activity, yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan pemahaman dan


menganalisis kemungkinan pemecahan masalah serta tindakan lebih lanjut dan terdapat perencanaan
pola kegiatan
3. Choise Activity, yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak alternative pemecahan masalah
proses pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan pada dasarnya terdiri dari sejumlah tahapan sebagai berikut:

• Pengenalan Masalah

Setiap pengambilan keputusan yang diambil oleh pemimpin perlu dilandasi atas adanya kesadaran
akan masalah atau pengenalan masalah. Pengenalan masalah tersebut perlu didalami untuk
menentukan bagaimana urgensinya dan pengambilan keputusan seperti apa yang perlu dilakukan.
• Perumusan Masalah
Masalah perlu dirumuskan dengan jelas sehingga focus penyelesaiannya dapat dikelola dengan baik.
Perumusan masalah penting untuk memberikan panduan tentang apa saja yang perlu diambil dalam
pengambilan keputusan
• Pencarian alternatif
Setelah dilakukan pencarian terhadap alternatif-alternatif yang mungkin dapat memecahkan masalah
yang dihadapi . Dalam mencari alternatif hendaknya tidak memikirkan masalah efisiensi dan
efektifitas. Yang terpenting adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya alternatif.
Setelah alternatif terkumpul, barulah disusun berurutan dari yang paling diinginkan sampai yang tidak
diinginkan.
• Pemilihan Alternatif
Setelah alternatif tersusun, barulah dapat dilakukan pilihan alternatif yang dapat memberikan manfaat,
dalam arti dapat memecahkan masalah dengan cara yang paling efektif dan efisien.Sebelum
menjatuhkan pilihan pada sebuah alternatif, ajukan pertanyaan untuk tiap-tiap alternatif.
• Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah yang menghalangi atau
menghambat tercapainya tujuan. Agar masalah dapat dipecahkan, terlebih dahulu harus dikenali apa
masalahnya.
• Evaluasi

Tahap evaluasi dilakukan untuk memantau atau menilai apakah keputusan yang telah diambil telah
sesuai tujuannya dengan mempertimbangkan maksud pemimpin dan kepentingan organisasi. Selain
itu evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah keputusan yang diambil telah memberikan dampak
yang baik atau buruk terhadap organisasi.

• Solusi
Tahap ini dimana hasil evaluasi perlu ditindaklanjuti dengan baik agar kepentingan organisasi mampu
terjaga dengan baik.
Metode Pengambilan Keputusan
Beberapa metode pengambilan keputusan yang dapat digunakan dalam organisasi antara lain:

• Kewenangan tanpa diskusi, metode ini sering digunakan kalangan militer dan cepat dalam
memutuskan dan cocok kalu pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan
persoalan rutin yang tidak perlu didiskusikan

• Pendapat ahli, metode ini akan bekerja dengan baik , apabila seseorang anggota kelompok
yang dianggap ahli tidak diragukan kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggotanya

• Kesepakatan, metode ini melibatkan berbagai unsur dalam mengambil sebauah keputusan,
seluruh anggota berpartisipasi penuh. Metode ini sangat penting khusus yang berhubungan
dengan persoalan yang kritis dan komplek.
Kriteria Pengambilan Keputusan

Ada tujuh kriteria yang dapat digunakan apakah prosedur pengambilan keputusan memiliki
mutu yang tinggi, yaitu:

1. Secara menyeluruh mengumpulkan berbagai macam cakupan yang luas dari suatu tindakan
alternative
2. Mensurvei semua cakupan tentang hasil dari sasaran yang harus dipenuhi dan nilai- nilai yang
mencakup sebuah pilihan
3. Secara hati- hati menimbang apa pun konsekuensi yang negative
4. Secara intensif mencari informasi baru yang relevan untuk dievaluasi dari alternative
5. Dengan tepat berasimilasi dan memperhatikan penilaian yang diberikan oleh para ahli dan
informassi yang baru
6. Memeriksa kembali konsekuensi yang negative dan posistif dari semua alternative
7. Ketentuan yang terperinci untuk menerapkan tindakan yang terpilih.
faktor lain yang memengaruhi pengambilan keputusan:
1. Fisik
Faktor ini berakaitan dengan apa yang dirasakan oleh tubuh , seperti rasa tidak nyaman
karena sakit ataupun kondisi tertentu

2. Emosional
Faktor ini didasarkan atas perasaan atau sikap emosional yang dimiliki seseorang

3. Lingkungan
Lingkungan memberikan hasil yang mendukung atau tidak mendukung atas pengambilan
keputusan tertentu.
TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai