Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ANISA AULIYAH

NIM/OFFERING : 210414522419/AB
MATA KULIAH : PENGANTAR MANAJEMEN

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pemimpin merupakan kepala dari suatu yang di pimpin, kepemipinan adalah sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Oleh karena itu,
kepemimpinan merupakan suatu kebijakan atau kemampuan untuk mempengaruhi seseorang atau manusia untuk mengikuti jalannya atau tidak.

1. Menurut Harold Kontz menjelaskan kepemimpinan merupakan pengaruh, seni, atau proses menghasut seseorang untuk mencapai tujuan
kelompok/organisasi dengan kamauan dan antusiasnya.
2. Hadari sendiri melihat kepemimpinan dari dua faktor yaitu faktor strukturan dan faktor nonstruktural. Dalam faktor struktural
kepemimpinan dapat diatikan sebagai proses pemberian motivasi agar orang-orang yang igin dipimpin melakukan sesuai dengan apa yang
telah di tetapkan. Sedangkan faktor nonstruktural sendiri merupakan proses dari mempengaruhi pikiran, perasaan, tingkah laku, dan
mengarahkan semua fasilitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Nilai-Nilai kepemimpinan dalam mengambil keputusan adalah memiliki sifat-sifat seperti : Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Memiliki intelensi yang tinggi, Berpengetahuan luas, Baik teoritis maupun praktis, Memiliki fisik yang kuat, Percaya diri, Dapat menjadi
anggota kelompok, Adil dan bijaksana, Tegas dan berinisiatif, Berkapasitas membuat keputusan, Memiliki kestabilab emosi, Sehat jasmani dan
rohani, Bersifat prosfektif

Gaya pemimpin yang mendasarkan keputusan dan kebijakan dari dirinya sendiri ecara menyeluruh disebut dengan kepemimpinan auokratis.
Gaya ini mengontrol dan mengawasi seluruh aspek pelaksanaan kegiatan, dimana pemipin akan memberitahukan terget-tergetnya yang perlu di
capai dan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Seorang pemimpin juga merupakan pelaku untuk mengawasi anggotanya dan menyediakan cara
untuk menyelesaikan maslah yang di hadapinya. Dengan demikian, anggota organisasi atau kelompok tidak perlu repot-repot memikirkan
apapun dan cukup melakukan apa yang pemimpinnya katakan.

Menurut Robbins dan Coulter (2002) mengatakan jika gaya kepemimpinan autokratis mendekripikan pemimpin yang enderung memusatkan
kekuasaan pada dirinya sendiri, memberikan secara rinci tugas-tgas yang harus diselelsaikan, membuat keputusan secara sepihak, dan
meminimalisasi partisipasi anggota.

Gaya kepemimpinan yang memberikan kewenangan dan kebebasan terhadap anggota merupakan kepemmpinan gaya demokratis dan
partisipatif. Gaya ini melibatkan bukan hanya pemimpin namun juga ganggota sebagai kelompok atau tim yang utuh, dalam menyelesaikan
permasalahan yang tengah dihadapi. Pemimpin memberikan informasi terkait tugas, pekerjaan, dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh
anggota. Kepemimpinan demokrats sangat cocok dengan anggota yang memiliki jiwa kompetensi yang tinggi dan memiliki banyak komitemen,
dan ditandai dengan sebuah struktur dibuat berdasarkan pendekatan pengambilan keputusan bersama/musyawarah (Rivai, 2006).

Dalam menjalankan suatu organisasi atau kelompok dibutuhkan sebuat teori kepemimpinan dalam berorganisasi, ada beberapa teori
kepemimpinan dalam berorganisasi :

1. Teori kelompok, pertukaran antara pemimpin dan anggota, konsep soiologi, memperhatikan dan memperhitungkan anggotanya, dan
memberi perhatina.
2. Teori situasional dan kontigensi, merupakan hubungan pemimpin dan struktur fungsi, derajat, struktur tugas, otorita formal, penggunaan
otoritas dan kekuasaab secara formal.
3. Teoeri jalan-jalan kecil sampai tujuan, keprmimpinan derktif, pemimpin mendukung partisipatif, dan pemimppin berorientasi pada
prestasi.
4. Teori sifat, kecerdasan, inisiatif, inovatif, keterbukaan, kejujuran, perasaan humor, antusiasme, dan kepercayaan diri sendiri.

Menurut Handani Nawawi fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi yaitu :

1. Dimensi yngberhubungan dengan tingkat kemampan mengarahkan dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, dilihat dari tanggapan yang
di berikan anggotanya.
2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan anggota dalam melaksanakan tugas-tugas pokok.

Berhubungan dengan dua dimensi tersebut Handari Nawawi mengatakan, secara operasional dapat dibedakan menjadilima fungksi utama
kepemimpinan, yaiut :
1. Fungsi Instruktif, dimana pemimpin sebagai komunikator penentu, sehingga fungsi anggota hanya melaksanakan perintah
2. Fungsi Konsultatif, dimana pemmpin dapat membuat komunikasi dua arah, hal ini digunakan jika pemeimpin dalam usaha menentukan
keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan anggota.
3. Fungsi partisipasi, dimana pemimpin berusaha untuk mengaktifkan anggotaya, baik dalam pengambilan keputusan ataupun
nelaksanakan kerja.
4. Fungsi delegasi, dimana pemimpin memberikan wewenang membuat atau menetapkan suatu keputusan. Fungsi delegasi ebenarnya
adalah untuk kepercayaan pemimpin atas anggota-anggotanya.
5. Fungsi pengendalian, dimana pemimpin yang efektif harus mengatur aktivitas anggota ecara terarah dan dalam koorinasinya yang
efektif, ehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.

Pengambilan keputusan merupakan salah satu proses menyeleksi sejmlah alternatif pengambilan suatu keputusan penting bagi manajer
adminitrator karen ahal ini sangat berpengaruh terhadap memotivasi kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, dan perubahan dalam organisasi.
Pengambilan uatu keputusan merupakan tanggung jawab seluruh penyelenggara sekolah, namun sebelum keputusan diubah menjadi sebuah
tindakan, maka keputusan tersebut tidak lebih baik daripada iktikad baik. (Wayne dan Miskel, 2014:490). Berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan jika pengambilan suatu keputusan adalah langkah proses penyelesaian masalah melalui penetapan pilihan dari beberapa alternatif
untuk menentukan sebuah tinakan etelahnya agar mencapai tujuan yang telah disepakati.

Jenis-jenis dalam pengambilan keputusan dalam uatu kelompok atau organisasi, dikelompokkan dalam waktu yang dibutuhkan untuk
mengabil keputusan terebut. Terdapat dua jenis keputusan, yaitu :

1. Keputusan rutin, merupakan keputusan yang bersifat berulang-ulang dan biasanya telah dikembangkan untuk mengontrolnya.
2. Keputusan tidak rutin, keputusan yang diambil pada saat-saat khusus.

Proses pengambilan keputusan diartikan sebagai tahapan yang dilakukan oleh pemimpin dan anngota dengan memilih alternatif yang telah
disediakan.

1. Pengambilan keputusan, agar masalah dapat diselesaikan harus diketahui dahulu apa masalahnya.
2. Mencari alternatif, mencari alternatif yang sebisa mungkin memecahkan masalah tersebut. Dalam mencari alternatif hendaknya tidak
memikirkan masalah efisiensi dan efektivitas.
3. Memilih alternatif, dilakukan pemilihan alternatif yang dapat memecahkan masalah terebut. Pemilihan ini tidak hanya oleh pemimpin
namun juga diikuti oleh anggota.
4. Melaksanakan alternatif yang telah dipilih dalam bentuk sebuah tindakan, diaman dalam pelaksanaannya harus dalam perencanaan. Agar
tujuan yang dicapai dapat maksimal.
5. Evaluasi, pelaksanaan alternatif yang telah dipilih harus di observasi, apakah alternatif ini dapat berjalan sesua rencana dan yang
diharapkan.

Pengaruh pengambilan keputusan yang efektif untuk kemajuan organisasi, pengambilan keptusan sangat esensial dalam menghasilkan
keputusan yang baik yang dilakukan dengan langkah-langkah yang benar. Pengabilan keputusan mereflesikan proses melalui cara untuk
menyelesaikan suatu maslah. Bukan hanya pemimpin yang berperan penting dalam memecahkan masalah, namun anggota juga harus aktif dalm
membuat atau mencari alternatif-alternatif untuk memcahkan uatu masalah, agar terjadi kesinambungan dan saling kerjasama antara peimpin
dan anggota dalam suatu oerganisasi/kelompok, dan agar tidak hanya memberatkan satu pihak saja entah ari pihak pemimpin ataupun dari pihak
anggota-anggota organisasi/kelompok.

Refrensi :

https://dl101.zlibcdn.com/dtoken/6fe33ae33bf99cf150c6970124bf7cfb

https://osf.io/preprints/inarxiv/d8nzv/

https://novawr.blogspot.com/2017/03/nilai-nilai-kepemimpinan.html?m=1

https://osf.io/preprints/inarxiv/d8nzv/

http://ojs.stiem-bongaya.ac.id/JIB/article/view/8

Anda mungkin juga menyukai