Anda di halaman 1dari 12

KEPEMIMPINAN

Nama kelompok : -Theresia lumbangaol


-Greace really barus

2019\2020
Stikes Siti hajar Medan
A.DEFENISI KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
  Definisi kepemimpinan Menurut Para Ahli dan Dalam Beberapa Kamus
Modern

 Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan


Pendidikan (1999).  Menyatakan pemimpin adalah individu manusia yang
diamanahkan memimpin subordinat  (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat 
yang ditetapkan.
 MifthaThoha dalam bukunyaPrilaku Organisasi (1983: 255). Pemimpin
adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa
mengindahkan bentuk alasannya.
 KartiniKartono (1994 : 33). Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan disatu bidang,
sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa
tujuan.
 C.N. Cooley (1902). Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu
kecenderungan, dan pada kesempatan lain, semua gerakan sosial kalau diamati
secara cermat akan ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat.
 Henry Pratt Faiechild dalam KartiniKartono (1994: 33). Pemimpin dalam
pengertian ialah seseorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial
dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya
orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi. Dalam pengertian yang
terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing, memimpin dengan
bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan ekseptansi/penerimaan secara
sukarela oleh para pengikutnya.
 Modern Dictionary Of Sociology (1996). Pemimpin (leader) adalah
seseorang yang menempati peranan sentral atau posisi dominan dan pengaruh
dalam kelompok (a person who occupies a central role or position of dominance
and influence in a group).
 Ensiklopedia Administrasi (disusun oleh Staf Dosen Balai Pembinaan
Administrasi Universitas GadjahMada). Pemimpin (Leader) adalah orang yang
melakukan kegiatan atau proses mempengaruhi orang lain dalam situasi 
tertentu, melalui proses komunikasi, yang diarahkan guna mencapai
tujuan/tujuan-tujuan tertentu.
B. FUNGSI KEPEMIMPINAN

Fungsi kepemimpinan, secara umum :

1.      Fungsi pengambilan keputusa


pengambilan keputusan adalah pada kemampuan untuk menganalisis situasi
dengan memperoleh informasi seakurat mungkin, sehingga permasalahan dapat
dituntaskan. Alam pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihata dari
berbagai aspek, yaitu proses dan gaya pengambilan keputusan.
Proses pengambilan keputusan dalam praktiknya dapat dilakukan melalui
tahapan-tahapan berikut ini:
-          Identifikasi Masalah
-          Mendefinisikan masalah
-          Memformulasikan dan mengembangkan alternative
-          Implementasi keputusan
-          Evaluasi keputusan

2.      Fungsi instruktif
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi
perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai,
melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan
perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang
yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.

3.      Fungsi konsultatif
ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha
menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan,
yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya, yang
dinilai mempunyai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan.
Tahap berikutnya konsultasi pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat
dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi
itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik untuk
memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan
dan dilaksanakan. Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan
keputusan-keputusan pimpinan akan mendapat dukungan dan lebih mudah
menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlangsung efektif.

4.      Fungsi partisipatif
Dalam menjaiankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan
orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam
melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama
untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-
tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.

5.      Fungsi deligatif
Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan
wewenang membuay atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya
adalah kepercayaan ssorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan
untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab.
Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan
kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri.

6.      Fungsi pengendalian
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus
mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang
efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.
Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui
kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
C. TEORI TEORI KEPEMIMPINAN DI MASYARAKAT
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji
sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara
efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam
karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar


nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa
teori tentang kepemimpinan antara lain

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian


pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang
kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam
perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat
– sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.Keith Devis merumuskan
4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi,
antara lain :

Kecerdasan

Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang


tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan
berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.

Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial

Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal


maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang
matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam
mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.

Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi


Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi
serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada
kinerja yang optimal, efektif dan efisien.

Sikap Hubungan Kemanusiaan

Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para


pengikutnya mampu berpihak kepadanya

Ø Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini


memiliki kecendrungan kearah 2 hal.

Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang


pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala
yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada
bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.

Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang


memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan
mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan
dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi pula.

Ø Teori Kewibawaan Pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan,


sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku
orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut
bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

Ø Teori Kepemimpinan Situasi


Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan
harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan
bawahan.

Ø Teori Kelompok

Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa


teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan
(Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya
dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah
cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang
lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa
berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau
orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang
positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka
memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan
pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah
digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya
menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya
kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang
diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.

D. TIPE TIPE KEPEMIMPINAN


1. Tipe leader otokratis

Leader tipe ini sebagai penguasa tertinggi mempunyai otoriter atau kekuasaan
dalam mengambil ke putusan tanpa adanya kritik yang mempengaruhi
kebijakannya dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Apa yang diucapkan itu yang benar dan harus dilakukan


2. Menganggap bahwa bawahan sebagai alat kerja semata
3. Tidak mau menerima pendapat, kritik dan saran dari bawahannya
4. Terlalu membanggakan jabatan yang di punya sehingga kekuasaannya hanya
sebagai formalitas di mata pegawai
5. Menggunakan paksaan atau hukuman.
Pemimpin dengan tipe otokratis mempunyai kelebihan seperti pengambilan ke
putusan yang cepat, pemimpin akan sigap dalam menilai kesalahan bawahannya
dan organisasi atau proses kerja akan lebih mudah diawasi. Kelemahannya
menimbulkan rasa tidak nyaman pada bawahan karena perlakuan dari leader,
menimbulkan kubu-kubu yang tidak suka dengan pemimpin, kedisiplinan yang
terjadi tidak ikhlas dilakukan melainkan karena paksaan dan pengawasan yang
dilakukan hanya sampai pada apakah perintah sudah dilakukan dengan baik.

2. Tipe militeristik
Menerapkan sistem militer pada saat menjadi pemimpin dengan tuntutan
kedisiplinan yang tinggi. Pemimpin semacam ini mempunyai ciri-ciri:

1. Menerapkan kedisiplinan tinggi, kaku terhadap bawahannya


2. Dalam bertugas mempergunakan cara memerinta
3. Menggerakan bawahannya dengan titel pangkat atau jabatan
4. Terlalu susah menerima krtik atau masukan dari bawahan
5. Menyukai formalitas dengan berlebih-lebihan
3. Tipe peternalistis
Pemimpin yang punya kadar ke bapakan tinggi. Biasanya pemimpin yang seperti
ini akan memperlakukan bawahan seperti orang yang tidak tahu apa-apa, tidak
membiarkan bawahannya mengambil keputusan sendiri, tidak memberi
kesempatan bawahan untuk berkreasi, terkadang bersikap berlebihan saat harus
melindungi bawahannya dan sering bersifat serba tahu. Tipe leader ini mempunyai
kelebihan pemimpin akan mempunyai sikap yang tegas dalam pengambilan
keputusan dan bawahan akan merasa aman karena perlindungan yang diberikan,
sedangkan kekurangannya tidak adanya proses pengembangan diri pada bawahan
sehingga akan muncul ketergantungan.

4. Tipe kharismatik
Pemimpin ini dengan tipe ini mempunyai daya tarik yang begitu besar sehingga
tanpa diminta bawahannya akan memberikan penghormatan. Para ahli belum
mampu menyimpulkan mengapa orang bisa dikatakan sebagai pemimpin yang
berkharismatik, namun hal yang diyakini adalah karena seorang pemimpin
mempunyai kepribadian yang baik, serta mendapat suatu karunia dari sang maha
pencipta. Kelebihan dari tipe ini ialah visi dan misi dapat tersampaikan secara
jelas, leader dapat memberikan semangat pada bawahan untuk bekerja lebih keras
tanpa adanya pemaksaan, pengikut atau bawahan yang cenderung setia karena rasa
nyaman yang diberikan, dan pemimpin semacam ini sudah bisa menyadari
kelebihannya. Kekurangan pemimpin kharismatik mudah mengambil ke putusan
dengan resiko tinggi, ketergantungan mengakibatkan susah melahirkan generasi
yang berkompeten serta tidak adanya control atau koreksi yang dilakukan atas
pengambilan keputusan karena bawahan sudah begitu saja membenarkan.

5. Tipe laissez faire


Pemimpin yang membebaskan bawahannya melakukan hal sesuka hati nuraninya
asalkan tujuan bersama dapat tercapai, hal ini karena anggapan bahwa organisasi
akan berjalan dengan sendirinya. Pemimpin berpikir para anggota sudah tahu apa
yang menjadi tujuan organisasi, apa yang ingin dicapai dan sudah mengetahui
dengan jelas apa yang menjadi tugasnya masing-masing, pemimpin ini
dikategorikan sebagai pemimpin pasif karena tidak peduli bagaimana organisasi
akan berjalan dan tujuan organisasi akan sulit dicapai jika bawahan tidak
mempunyai inisiatif dan dedikasi yang tinggi.

6. Tipe demokratis
Leader yang memberikan kebebasan pada anggotanya untuk berpendapat,
menyampaikan aspirasi, mengembangkan bakat dan mempertimbangkan
musyawarah untuk menetapkan suatu kebijakan kepada bawahannya. Pemimpin
tipe ini dianggap paling mengerti bawahan karena mau menerima saran,
melakukan upaya singkronisasi antar tujuan organisasi dengan tujuan pribadi, akan
berupaya mengoptimalka potensi yang ada pada bawahannya sehingga nantinya
bawahannya akan lebih sukses dari dia, mengutamakan kerja sama tim dan
pemimpin dengan tipe ini akan terus mengembangkan kapasitas kepemimpinan
yang ada pada dirinya, namun memiliki kelemahan lama dalam pengambilan
ke putusan karena harus meminta saran atau pertimbangan dari bawahan.

E. SYARAT PEMIMPIN YANG IDEAL


1.Kecerdasan 

Adalah titik tentu yang idealnya harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Kecerdasan merupakan point utama yang menentukan seberapa baik langkah yang
diambil oleh seorang pemimpin jika dihadapkan oleh suatu masalah kelompok.
Pemimpin ideal adalah pemimpin yang cerdas dalam membawa diri yang didukung
dengan keunggulan berfikir dan peka terhadap hal-hal sekitar. Dalam menjalankan
tugasnya, seorang pemimpin yang ideal akan mampu berfikir luwes dan memiliki
ide-ide segar untuk keberlangsungan kepentingan kelompoknya.

2.Pemimpin yang Berinisiatif

Tidak hanya cerdas, pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang berani


berinisiatif jika dihadapkan dengan suatu masalah. Inisiatifme diri jelas dibutuhkan
oleh seorang pemimpin demi terciptanya solusi yang bersifat nyata dan
menjanjikan. Pemimpin yang berinisiatif adalah pemimpin yang mampu
menggerakkan dirinya sendiri terlebih dahulu untuk memulai segala sesuatunya
tanpa adanya paksaan. Dengan sifat inisiatif yang ada dalam diri pemimpin,
kekuatan diri dari tiap anggota untuk menjalankan misi kelompok pun akan
terjamin dengan baik.

3.Bertanggung jawab 

Berarti berani untuk menanggung efek dari segala keputusan yang timbul
akibat tindakan yang telah dilaksanakan. Selain cerdas dan berinisatif, seorang
pemimpin yang ideal tentunya perlu memiliki sifat bertanggung jawab.
Pengambilan keputusan terhadap cara kerja dan pelaksanaan misi suatu kelompok
tentunya diputuskan dengan tidak tergesa-gesa. Pemimpin yang bertanggung jawab
adalah pemimpin yang tetap teguh dan mampu berfikir taktis untuk menerima
segala resiko yang timbul dari keputusan yang diambil.

4.Dapat Dipercaya

Karakter yang satu ini tentunya timbul dari seberapa berhasilnya seorang
pemimpin dalam menggerakkan anggotanya dan bijak dalam mengambil
keputusan. Pemimpin ideal adalah pemimpin yang tanpa perlu berfikir ulang,
anggotanya akan dengan kesungguhan hati mampu mempercayai pemimpin
tersebut untuk mengambil keputusan. Pemimpin yang dapat dipercaya adalah
pemimpin yang mampu mendamaikan hati semua anggota. Dengan pemimpin
yang dapat dipercaya, setiap anggota akan merasa lebih terpacu untuk menyatukan
hati dan menciptakan keseragaman kelompok demi terciptanya keutuhan.

5.Pemimpin yang Jujur

Kejujuran dalam diri seseorang tentunya menjadi point khas yang harus
dimiliki oleh seorang manusia, terutama oleh seorang pemimpin. Pemimpin yang
jujur menjanjikan keterbukaan dan keluwesan dalam memberikan segala informasi
yang mencakup kepentingan kelompok. Kejujuran yang ada dalam diri seorang
pemimpin akan menjadi ciri khas tersendiri yang mampu diandalkan oleh anggota.
Pemimpin ideal dengan tingkat kejujuran tinggi akan mendapatkan kepercayaan
yang luas dari kelompoknya.

6.Rela Berkorban

Rela berkorban berarti rela menerjunkan diri dalam kepentingan


kelompoknya dibandingkan dengan kepentingan pribadi. Pemimpin yang rela
berkorban akan mampu memfokuskan diri untuk mencapai visi kelompok secara
detail. Sifat rela berkorban ini pun tentunya harus didasari dengan kecerdasan dan
kebijakan dari seorang pemimpin. Pemimpin ideal yang rela berkorban akan
mampu mengambil keputusan secara tepat tanpa merugikan banyak pihak.

7.Pemimpin yang Dicintai dan Mencintai Kelompoknya

Cinta hadir dalam diri seorang pemimpin yang ideal dan juga kelompok
yang dipimpinnya. Segala bentuk tingkah laku yang hadir dari seorang pemimpin
yang ideal akan selalu diiringi dengan unsur cinta yang akan meminimalisir bentuk
kecurangan juga hal-hal buruk lainnya. Kelompok yang dipimpinnya pun akan
mampu mencintai pemimpin tersebut tanpa adanya unsur paksaan yang berlebih

Anda mungkin juga menyukai