Anda di halaman 1dari 6

DEFINISI KEPEMIMPINAN

DOSEN PENGAMPU :
Dra. Tina Taviani, M.Hum

DISUSUN OLEH :
Dwi Hayu Indah Ningtyas
(20350298)

POLITEKNIK PARIWISATA MEDAN


MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PEMASARAN PARIWISATA
(MPPP 1/B)

SEPTEMBER/2020
DEFINISI KEPEMIMPINAN

kepemimpinan adalah sebuah kemampuan atau kekuatan di dalam diri seseorang untuk
memimpin dan mempengaruhi orang lain dalam hal bekerja, dimana tujuannya adalah untuk
mencapai target (goal) yang telah ditentukan. Sedangkan pengertian pemimpin adalah seseorang
yang diberi kepercayaan sebagai ketua (kepala) dalam sistem di sebuah organisasi/ perusahaan.
Dengan begitu, maka seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memandu dan
mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang.
Secara umum, seorang pemimpin (leader) memiliki aura karismatik di dalam dirinya,
memiliki visi misi yang jelas, mampu mengendalikan apa yang dipimpin, dan tentunya pandai
dalam berkomunikasi. Namun, pemimpin yang paling efektif adalah pemimpin yang mampu
menyesuaikan gaya memimpin dan beradaptasi dengan berbagai situasi.

DEFINISI KEPEMIMPINAN MENURUT PARA AHLI

1. Jacobs dan Jacques


Menurut Jacobs dan Jacques arti kepemimpinan adalah suatu proses memberi arti
terhadap usaha kolektif, sehingga ada kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk
mencapai tujuan.

2. Hemhiel dan Coons


Menurut Hemhiel dan Coons, pengertian kepemimpinan adalah perilaku seseorang
individu dalam memimpin berbagai aktivitas sebuah organisasi atau kelompok dalam mencapai
tujuan bersama (shared goal).

3. Ralph M. Stogdill
Menurut Ralph M. Stogdill, defenisi kepemimpinan adalah suatu proses memberikan
pengaruh terhadap berbagai kegiatan sekelompok orang yang terorganisasi dalam usaha mereka
menetapkan dan mencapai target.
FUNGSI-FUNGSI KEPEMIMPINAN

1. Fungsi Instruktif
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan semua aspek di dalam ruang lingkup
sebuah organisasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi instruktif seperti cara
mengerjakan perintah, melaksanakan dan melaporkan hasil, dan tempat mengerjakan perintah.
Sehingga, setiap keputusan dapat diwujudkan secara efektif.

2. Fungsi Konsultatif
Pemimpin bisa menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Bentuk
komunikasi ini dibutuhkan saat pemimpin dalam usaha menetapkan kebijakan atau keputusan
memerlukan bahan pertimbangan dari kelompok yang dipimpinnya. Dengan begitu, seorang
pemimpin dapat mengambil keputusan secara efektif dan maksimal.

3. Fungsi Partisipasi
Fungsi kepemimpinan berikutnya melibatkan anggota untuk terut serta dalam setiap
pengambilan kebijakan. Hal tersebut perlu dilakukan seorang pemimpin agar orang yang
dipimpinnya memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang akan
dilakukan. Selain itu, fungsi partisipasi harus dijalankan supaya anggota dapat secara aktif
mengikuti setiap proses yang sedang dijalankan organisasi.

4. Fungsi Pengendalian
Salah satu fungsi kepemimpinan ialah mampu mengatur aktivitas dari para anggota
secara terarah. Pemimpin harus mampu memberi arahan, bimbingan, serta contoh yang baik
terhadap anggota. Dalam mewujudkan fungsi pengendalian ini, seorang pemimpin perlu
mengadakan kegiatan bimbingan, koordinasi, dan pengawasan.

5. Memberi Motivasi
Selain untuk mencapai tujuan, kepemimpinan juga memiliki tujuan untuk memberi
motivasi kepada orang lain. Tentu saja hal ini perlu dilakukan sebagai salah satu cara untuk
mempertahankan dan meningkatkan motivasi yang ada dalam diri mereka.
TUJUAN KEPEMIMPINAN

1. Sarana untuk Mencapai Tujuan


Kepemimpinan adalah sarana penting untuk mencapai tujuan. Dengan memperhatikan
apakah tujuan tercapai atau tidak dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut, maka kita bisa
mengetahui jiwa kepemimpinan dari seseorang.

2. Memotivasi Orang Lain


Tujuan kepemimpinan yang lain adalah untuk membantu orang lain menjadi termotivasi,
mempertahankan serta meningkatkan motivasi di dalam diri mereka. Dengan kata lain,
pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa memotivasi pengikut/ bawahan untuk mencapai
tujuang yang diinginkan.

TEORI TEORI KEPEMIMPINAN.

Teori Orang Hebat (Great Man Theory)


Great Man Theory atau Teori Orang Hebat ini berasumsi bahwa sifat kepemimpinan dan
bakat-bakat kepemimpinan ini dibawa dari sejak orang tersebut dilahirkan. Great Man Theory ini
berkembang sejak abad ke-19. Meskipun tidak dapat diidentifikasikan dengan kepastian ilmiah
tentang karakteristik dan kombinasi manusia seperti apa yang dapat dikatakan sebagai pemimpin
hebat, namun semua orang mengakui bahwa hanya satu orang diantara mereka yang memiliki
ciri khas sebagai pemimpin hebat.
Great Man Theory ini menyatakan bahwa pemimpin hebat itu ditakdirkan lahir untuk
menjadi pemimpin. Teori tersebut juga menganggap seorang pemimpin hebat akan muncul saat
dalam menghadapi situasi tertentu. Teori tersebut dipopulerkan oleh Thomas Carlyle dalam
bukunya yang berjudul “On Heroes, Hero-Worship, and the Heroic in History”.
Teori Sifat Kepribadian (Trait Theory)
Teori Sifat Kepribadian atau Trait Theory ini mempercayai bahwa orang yang
dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian tertentu akan menjadikan mereka unggul dalam peran
kepemimpinan. Artinya, kualitas kepribadian tertentu seperti keberanian, kecerdasan,
pengetahuan, kecakapan, daya tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas, rasa tanggung jawab, disiplin
dan nila-nilainya lainnya dapat membuat seseorang menjadi pemimpin yang baik.
Teori kepemimpinan ini berfokus pada analisis karakteristik mental, fisik dan sosial
untuk mendapatkan lebih banyak pemahaman tentang karakteristik dan kombinasi karakteristik
yang umum diantara para pemimpin. Keberhasilan seseorang dalam kepemimpinan sangat
tergantung pada sifat kepribadiannya dan bukan saja bersumber dari bakat namun juga berasal
dari pengalaman dan hasil belajarnya.
.
Teori Perilaku (Behavioural Theory)
Sebagai reaksi dari Teori Sifat Kepribadian, Teori Perilaku atau Behavioural Theories ini
memberikan perspektif baru tentang kepemimpinan. Teori ini berfokus pada perilaku para
pemimpin daripada karakteristik mental, fisik dan sosial mereka. Keberhasilan seorang
pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan dan
perilaku tersebut dapat dipelajari atau dilatih. Teori Perilaku ini bertolak belakang dengan Teori
Great Man (Teori Orang Hebat) yang mengatakan seorang pemimpin adalah dibawa dari lahir
dan tidak dapat dipelajari. Teori Perilaku ini menganggap bahwa kepemimpinan yang sukses
adalah didasarkan pada perilaku yang dapat dipelajari dan bukan hanya dari bawaan sejak lahir.

Teori Kontingensi (Contingency Theory)


Teori Kontingensi atau Contingency Theory beranggapan bahwa tidak ada cara yang
paling baik untuk memimpin dan menyatakan bahwa setiap gaya kepemimpinan harus
didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu. Berdasarkan Teori Kontingensi ini, seseorang
mungkin berhasil tampil dan memimpin sangat efektif di kondisi, situasi dan tempat tertentu,
namun kinerja kepemimpinannya akan menurun apabila dipindahkan ke situasi dan kondisi lain
atau ketika faktor di sekitarnya telah berubah. Teori Kontingensi atau Contingency Theory ini
juga sering disebut dengan Teori Situasional.

Anda mungkin juga menyukai