Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI SERTA


HUBUNGANNYA DENGAN PRILAKU ORGANISASI
Disusun guna memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi yang
Diampu Oleh Ibu Dr. Elin Rosliani, M,Pd., M.Kom

Disusun Oleh

Fujiansyah 21576017

M. Fazril Sidik 21573009

Muhliz Abdullah 21576026

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS

INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA

(IPI) GARUT

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai salah satu unsur yang cukup penting didalam
menyelenggarakan organisasi, maka peranan pemimpin menentukan sekali
dalam upaya mencapai sasaran yang ditetapkan. Oleh karena itu para
pemegang wewenang harus mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi
dalam arti harus mampu mempengaruhi bawahannya untuk mencapai
sasarannya tanpa harus mengabaikan harapan-harapan bawahannya. Untuk itu
disini akan diuraikan beberapa pengertian dari kepemimpinan.

Leadership (kepemimpinan) bukanlah gejala yang terisolir tetapi


merupakan produk interaksi antara orang-orang dalam kelompok.
Kepemimpinan adalah gejala sosial. Seorang pemimpin harus dapat
memahami sikap dan sifat-sifat para anggotanya.

Menurut Ralph M. Stogdill, berpendapat setiap situasi menuntut


kualitas leadership yang berbeda. Sehingga seorang pemimpin yang sukses
dalam situasi tertentu tidak menjamin bahwa ia pasti sukses pada situasi yang
lain. Sedangkan Gouldner berasumsi bahwa teori kepemimpinan harus
mencakup baik sifat-sifat atau cirri-ciri pemimpin maupun situasi. Orang
yang dapat memahami dan menguasai situasi adalah orang yang mempunyai
kemungkinan paling besar untuk menjadi pemimpin. Jadi dapat disimpulkan
situasi berperan terhadap muncul dan jatuhnya seorang pemimpin.

Kepemimpinan merupakan perpaduan dari tiga factor, yaitu situasi


social, sifat-sifat atau ciri-ciri perseorangan dan kesempatan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah
antara lain:
1. Apa pengertian kepemimpinan
2. Teori-teori kepemimpinan Menurut Para ahli
3. Teknik kepemimpinan
4. Pengaruh Motivasi Terhadap Kepemimpinan
5. Pengertian Motivasi
6. Pengaruh manusia dalam kepemimpinan
C. Tujuan
Seperti yang telah di uraikan pada latar belakang masalah dan
rumusan masalah maka dalam pembuatan makalah ini mempunya tujuan
antara lain:

1. Untuk memenuhi tugas pembuatan makalah kelompok mata kuliah


Prilaku Organisasi
2. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan dan motivasi, serta teori-
teori kepemimpinan, Teknik kepemimpinan, pengaruh motivasi
terhadap kepemimpinan dan pengaruh manusia dalam kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui bagaimanakah kaitan antara motivasi dengan
kepemimpinan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan
1. Kepemimpinan Menurut Para Ahli
Martoyo berpendapat bahwa kepemimpinan adalah : “keseluruhan
aktifitas dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama
mencapai suatu tujuan yang memang diinginkan bersama”.

Sedang Stoner, dkk mendefinisikan kepemimpian sebagai “proses


mengarahkan dan mempengaruhi aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan
dari anggota kelompok”. Definisi ini menunjukkan bahwa kepemimpianan
melibatkan penggunaan pengaruh dan karenanya semua hubungan dapat
merupakan upaya kepemimpinan.

Berdasarkan definisi tersebut diatas maka dapat disimpulakan bahwa


kepemimpinan adalah merupakan suatu seni atau cara bagaimana seorang
pemimpin mengelola atau mengkoordinasi perusahaan atau organisasinya
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Jadi syarat utama pemimpin ialah
harus dapat mempengaruhi orang lain (para bawahan) agar bawahan dapat
bekerja sama dan dapat mencapai hubungan yang baik, dapat melaksanakan
tugas dengan baik dalam rangka pencapaian tujuan bersama.
Kepemimpinan merupakan pengertian yang meliputi segala macam
situasi yang dinamis, yang berisi :

a. Seorang manajer sebagai pemimpin yang mempunyai wewenang


untuk memimpin.

b. Bawahan yang dipimpin yang membantu manajer sesuai dengan


tugas mereka masing-masing.

c. Tujuan atau sasaran yang harus dicapai oleh manajer bersama-sama


dengan bawahannya.
Kata kepemimpinan berasal dari kata “Leadership” yang merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris. Ordway Tead menyatakan, leadership hanya
merupakan kegiatan mempengaruhi orang lain.  Dari pengertian ini seolah
Tead behasil meneliti leadership itu dan menemukan satu pengertian yang
secara ilmiah tampak universal dan rasional.

Jennings berkata “ We see then that leadership is represented mainly


by an emotional and even an unconscious attitude rather than an
intellectual orational attitude”

Kepemimpinan adalah seni kemampuan mempengaruhi perilaku


manusia dan kemampuan mengendalikan orang-orang dalam organisasi agar
perilaku mereka sesuai dengan perilaku yang diinginkan oleh pemimpin
organisasi agar bekerjasama menuju suatu tujuan tertentu yang diinginkan
bersama. 

Seorang dikatakan sebagai pemimpin jika ia dapat mempengaruhi


orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. meskipun tidak ada ikatan-ikatan
yang formal dalam organisasi. Dengan demikian pengertian kepemimpinan
akan timbul dimanapun, asalkan terdapat unsur-unsur berikut :

1). adanya orang yang dipengaruhi.


2). adanya orang yang mempengaruhi.
3). orang yang mempengaruhi mengarahkan kepada tercapainya
sesuatu tujuan.
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu
kelompok sedemikian sehingga tercapai tujuan dari kelompok itu yaitu tujuan
bersama.

Kepemimpinan merupakan fenomena yang kompleks dan situasional


sebagaimana dapat dilihat dari banyaknya definisi yang tampak dari waktu ke
waktu.
2. Kepemimpinan Secara Umum
Pengertian umum kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan
yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak,
menuntun, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia
menerima pengaruh itu selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu
pencapaian suatu maksud atau tujuan tertentu.

Kepemimpinan itu merupakan suatu kemampuan yang melekat pada


diri seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor,
baik faktor-faktor internal maupun faktor-faktor eksternal.

Locke (1997) melukiskan kepemimpinan sebagai suatu proses


membujuk (inducing) orang-orang lain menuju sasaran bersama. Definisi
tersebut mencakup tiga elemen berikut :

a. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (relational concept).


Kepemimpinan hanya ada dalam proses relasi dengan orang lain
(para pengikut), apabila tidak ada pengikut maka tidak ada
pemimpin. Tersirat dalam definisi ini adalah premis bahwa para
pemimpin yang efektif harus mengetahui bagaimana
membangkitkan inspirasi dan berelasi dengan para pengikut
mereka.

b. Kepemimpinan merupakan suatu proses. Agar bisa memimpin,


pemimpin harus melakukan sesuatu. Seperti telah di observasi oleh
John Gardner (1986-1988) kepemimpinan lebih dari sekedar
menduduki suatu otoritas. Kendati posisi otoritas yang diformalkan
mungkin sangat mendorong proses kepemimpinan, namun sekedar
menduduki posisi itu tidak menandai seseorang untuk menjadi
pemimpin.
c. Kepemimpinan harus membujuk orang-orang lain untuk mengambil
tindakan. Pemimpin membujuk pengikutnya melalui berbagai cara,
seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan
model (menjadi teladan), penetapan sasaran, memberi imbalan dan
hukum, restrukturisasi organisasi dan mengkomunikasikan visi.
B. Teori Kempemimpinan Menurut Para Ahli
Para ahli kepemimpinan mengemukakan beberapa teori yang
berbedabeda, yaitu :

1. Teori Genetis
Teori ini mengetakan bahwa “ leaders are born and not made “. Berarti
seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan
bakat-bakat kepemimpinan. Teori ini biasanya dianut dan hidup dikalangan
kaum bangsawan.

Kesimpulannya seorang pemimpin menjadi pemimpin karena orang


tuanya jadi pemimpin. Sedangkan orang tua yang dulu tidak menjadi
pemimpin maka dipandang  orang tersebut tidak cakap menjadi pemimpin.

2. Teori Sosial
Teori ini berlawanan dengan teori genetic. Teori ini menyebutkan “
leaders are made and not born “. Penganut teori ini mengetengahkan pendapat
yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila
diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup. Pada hakikatnya teori ini
memandang semua orang sama dan dapat menjadi pemimpin. Karena mereka
memiliki bakat dan kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin.

Kesimpulannya kepemimpinan bukan ditakdirkan, tetapi dibentuk oleh


pengaruh lingkungan.

3. Teori Ekologis
Kedua teori tersebut diatas sangat ekstrim tetapi tidak seluruhnya
mengandung kebenaran, maka timbul teori ini. Inti teori ini adalah seseorang
hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia pada waktu
lahirnya telah memiliki bakat kepemimpinan, bakat-bakat mana  kemudian
dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengelaman-pengalaman
yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang
memang telah dimiliki.

Kesimpulannya teori ini merupakan gabungan dari kedua teori yang


sudah dijelaskan diatas.

4. Teori Bakat
Kepemimpinan memerlukan bakat, namun bakat ini harus
dikembangkan dengan melatih diri dalam sifat-sifat dan kebiasaan tertentu
dengan berpedoman kepada suatu teori tentang berbagai sikap mental yang
harus dimiliki oleh seorang pemimpin. 

Teori serba sifat (triat theory) yang dikenal sebagai Teori orang besar
(Great Man Theory) mengajarkan bahwa kepemimpinan memerlukan
serangkaian sifat-sifat, ciri-ciri atau perangai tertentu yang menjamin
keberhasilan pada setiap situasi. Awalnya teori ini didasarkan atas penelitian
terhadap sifat-sifat orang besar yang berkesimpulan bahwa kepemimpinan
ornag besar didasarkan atas sifat-sifat yang dibawa sejak lahir, jadi merupakan
sesuatu yang diwariskan.

Oleh karena itu, pemimpin dianggap memiliki sifat-sifat yang dibawa


sejak lahir dan menjadi pemimpin karena memiliki bakat kepemimpinan.
Teori ini sejalan dengan teori genetis.

5. Teori Lingkungan
Teori lingkungan menyatakan bahwa munculnya para pemimpin
merupakan hasil pembentukan dari waktu, tempat, dan keadaan dan kondisi.
Teori ini sejalan dengan teori sosial, dimana teori sosial mengatakan bahwa
seorang pemimpin akan muncul bila ia berada di lingkungan sosial. Selain itu
teori lingkungan mengatakan bahwa masa, periode, tempat, lokasi, situasi dan
kondisi atau keadaan tertentu, misalnya sebagai akibat peristiwa yang
menggemparkan akan menampilkan seorang pemimpin yang dikehendaki oleh
lingkungan dan tempat tersebut.

6. Teori Hubungan Kepribadian dengan situasi


Penganut teori ini berpendapat bahwa kepemimpinan seseorang
ditentukan oleh kepribadiannya.

Pemimpin harus mengenal dirinya, mengenal kelompok orang-orang


yang dipimpinnya, mengenal sifat-sifat pekerjaan yang diselesaikan, serta
mengetahui sifat serta hukum  di lingkungannya. Pemimpin harus berperan
sebagai pembina kelompok yang dipimpin, menciptakan caracara yang
gampang untuk membangun semangat kerja atau memberi kesempatan serta
memahami apa yang harus dikerjakan dan apa yang harus dicapai.

Teori pribadi dan situasi (personal-situation-theory) hanya menjelaskan


kepemimpinan sebagai akibat dari seperangkat yang tunggal dan mengabaikan
faktor interaksi antara faktor pribadi dan faktor situasi, karena itu muncul teori
pribadi dan situasi.

7. Teori Hubungan antar manusia


Penganut teori ini menekankan kepada faktor atau unsure manusia.
Manusia pada umumnya mempunyai motif  untuk mau berbuat sesuatu. Motif
tersebut didasarkan pada perhitungan keinginan atau pamrih, atau perhitungan
untung-rugi. Akan tetapi hal itu tergantung dari pendidikan, kecerdasan,
pengalaman, nasihat lingkungan, dan sebagainya. Menurut teori ini seorang
pemimpin dalam melakukan kepemimpinannya harus pandai melakukan
hubungan-hubungan antar manusia yaitu dapat memelihara keseimbangan
antara kepentingan-kepentingan perseorangan dan kepentingan umum
organisasi.
8. Teori Beri Memberi
Teori ini bependapat bahwa antara pemimpin dan yang dipimpin harus
terdapat tukar menukar keuntungan. Pemimpin yang hanya mengejar
keuntungannya akan kecil daya kepemimpinanya dan sebaliknya pemimpin
yang mampu memberi penghargaan, gengsi atau kehormatan kepada
anggotanya akan memperoleh daya kepemimpinan yang tinggi. Dalam hai ini
cara memberi merupakan suatu seni sendiri, salah-salah akan merusak segala-
galanya.

Selain itu teori ini juga menyatakan bahwa interaksi social


menggambarkan suatu bentuk tukar menukar dimana anggota kelompok
memberikan kontribusi dengan pengorbanan-pengorbanan mereka sendii dan
meneima imbalan. Interaksi tersebut berlangsung terus karena para anggota
merasakan tukar menukar secara social ini saling memberikan penghargaan
atau keuntungan.

9. Teori Kegiatan-Harapan
Teori ini berpendapat bahwa kegiatan-kegiatan manusia yang
berkelompok itu terdiri atas aksi, reaksi dan interaksi bermacam-macam
perasaan pada pihak-pihak yang bersangkutan. Segala tindakan pemimpin
harus dapat memberi kepercayaan, demikian pula orang – ornag yang
dipimpinnya. Seorang pemimpin harus mengembangkan kepemimpinanya
yang terdiri atas perbuatan-perbuatan yang selalu ada isinya. Artinya yang
tidak mengecewakan orang-orang yang bersangkutan dalam harapan-harapan
mereka.

Dari penjelasan teori diatas, M. Karjadi mengambil kesimpulan


sederhana menjadi tiga kelompok teori, sebagai berikut :
a. kelompok teori keturunan
b. kelompok teori pengaruh lingkungan
c. kelompok teori campuran antara teori keturunan dan teori pengaruh
lingkungan
C. Teknik Kepemimpinan
DR. H. Arifin Abdulrachman menyatakan bahwa didalam
kepemimpinan dikenal teknik kepemimpinan yang bersifat umum dan teknik
kepemimpinan yang hanya dapat dipergunakan di dalam kondisi khusus.

Teknik kepemimpinan umum, yang disebut kepemimpinan pokok,


dapat berupa teknik menyiapkan orang-orang supaya bersedia menjadi
pengikut, teknik human relations dan teknik menjadi teladan.

Sedangkan teknik kepemimpinan khusus, yang juga disebut teknik


kepemimpinan kerja dapat berupa teknik prsuasi atau perintah, teknik atau
penggunaan system komunikasi yang cocok dan teknik fasilitas.

Teknik persuasi adalah teknik yang berusaha membuat orang lain


menyadari kewajibannya untuk melakukan sesuatu. Sedangkan teknik
perintah ialah teknik yang mengabaikan pertimbangan pengikutnya, pengikut
hanya berkewajiban melaksanakan sesuatu yang diminta untuk dilaksanakan,
sesudah dimengerti.

Teknik atau penggunaan fasilitas, yang sering disebut dengan teknik


insentif. Dalam hubungan ini dikenal dua jenis insentif (perangsang), yakni
insentif positif dan insentif negatif. Insentif positif dapat berupa fasilitas
pendidikan dan latihan, uang, perlengkapan, tempat kerja, waktu, pujian,
penghargaan, kekuasaan, pangkat, jabatan dan lain sebagainya. Sedangkan
insentif negatif dapat berupa teguran, hukuman, penundaan kenaikan gaji,
pemecatan dan lain-lain.

Teknik menyiapkan orang supaya bersedia menjadi pegikut dapat


berupa teknik penerangan dan teknik propaganda.
Teknik penerapan dapat berupa penyuluhan, penjelasan, briefing,
counseling, dengan melalui wawancara atau dengan mempergunakan
counseling box (kotak pendapat), diskusi, tanya jawab dan lain-lain.

Teknik menjadi teladan bagi pengikutnya dapat berupa larangan,


keharusan atau anjuran. Larangan dan keharusan pada dasarnya sama, yakni
keharusan melakukan sesuatu, hanya saja sudut tinjauannya agak berbeda.
Larangan adalah keharusan untuk tidak melakukan sesuatu. Sedangkan
keharusan adalah keharusan melakukan sesuatu. Keduanya biasanya disertai
dengan sanksi agar orang tidak melakukan sesuatu yang dilarang dan
melakukan sesuatu yang harus dilakukan. Lain dengan anjuran, anjuran
adalah sesuatu yang sebaiknya dilakukan. Biasanya anjuran tidak disertai
dengan suatu konsekuensi apapun apabila seseorang tidak melakukan anjuran
untuk melakukan sesuatu atau anjuran untuk tidak melakukan sesuatu.
D. Pengaruh Motivasi Terhadap Kepemimpinan
Motivasi sering kali mempengaruhi manusia dan bagaimana manusia
tersebut melakukan sesuatu secara kontinu dan konsisten. Oleh karena itu,
sebagaitugas yang telah diberikan kepada kami, kami akan coba memberikan
dan menjelaskan informasi mengenai keterkaitna antara motivasi dengan
perilaku organisasi.

1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata bahasa latin “movere” yang berarti
“menggerakkan”.

Berdasarkan pengertian ini, makna motivasi menjadi berkembang.


Wlodkowski (1985)menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah
dan ketahanan (persistance) pada tingkah laku tersebut. Pengertian ini jelas
bernafaskan behaviorisme. Sedangkan Imron (1966), menjelaskan motivasi
berasal dari bahasa inggris yaitu motivation, yang berarti dorongan pengalasan
dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motive yang berarti mnedorong,
menyebabkan, dan merangsang. Motive sendiri berarti alasan, sebab dandaya
peggerak (Echols, 1984 dalam Imron 1996). Motif adalah keadaan dalam diri
seseorangyang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu guna mencapaitujuan yang diinginkan (Suryabrata, 1984).

Motivasi adalah dorongan pada manusia baik dalam dirinya maupun


dari luar dirinya yang membuat individu tersebut melakukan suatu pekerjaan
secara konsisten yang biasanya motivasi tersebut berupa hasil akhir yang ia
peroleh.

Menurut A.Anwar Prabu Mangkunegara pada tahun 2007, motivasi


adalah suatu kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan, dan
memelihara perilaku yang berhubungan dengan perilaku kerja.

2. Motivasi sebagai Pendorong Individu
Dari penegrtian motivasi sebelumnya, jelas sekali bahwa motivasi
menjadi pendorong atau penegak seorang individu untuk melakukan sesuatu.

Di nilai dari sumber motivasinya, motivasi sendiri dibedakan menjadi


2 macam, yaitu:

a. Motivasi Internal, yaitu motivasi yang berasal darii dalam diri


individu itu sendiri. Motivasi internal murni motivasi dari dalam
individu tersebut tanpa adanya pengaruh dari luar.

b. Motivasi Eksternal,, yaitu motivasi yang berasal dari luar diri


individu tersebut. Motivasi eksternal adalah motivasi yang berasal
dari luar individu biasanya berupa dorongan orang terdekat atau
lingkungan kerja.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi setiap individu berbeda-beda, hal ini dikarenakan setiap
individu memiliki beberapa nilai factor yang berbeda-beda setiap orangnya.
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang individu

a. Faktor Eksternal
1). Harga diri dan prestasi, dorongan untuk melakukan sesuatu
demi meraih prestasi yang dapat meningkatkan harga dirinya
1). Kebutuhan, dorongan untuk melakukan sesuatu demi
memenuhi kebutuhan dirinya.
2). Harapan dan tanggung jawab, dorongan untuk melakukan
sesuatu karena adanya harpan tentang apa yang akan ia
dapatkan atau karena merupakan tanggung jawabnya
3). Kepuasan, dorongan untuk melakukan sesuatu karen adanya
rasa puas setelah mencapai sesuatu

b. Faktor Internal
1). Jenis pekerjaan, jenis pekerjaan yang sesuai dengan individu
tersebut sehingga membuat ia nyaman melakukan pekerjaanya.
2). Kelompok Kerja, organisasi dimana individu tersebut bekerja.
3). Kondisi Kerja, keadaan lingkungan tempat individu tersebut
tersebut bekerja.
4). Keamanan Kerja, perlindungan diberikann kepada individu
yang bekerja.
5). Hubungan interpersonal, ubungan individu dalm organisasi.
E. Perilaku Manusia dalam Kepemimpinan
Sebelum membahas tentang perilaku organisasi perlu dibahas tentang
perilaku manusia. Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi
antara person atau individu dengan lingkungannya. 

Perilaku adalah suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu


dengan lingkungannya. ini berarti seseorang individu dengan lingkungannya
menentukan perilaku keduanya secara langsung. Individu membawa kedalam
tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan,
dan pengalaman masa lalunya. Ini semuanya adalah karakteristik yang
dimiliki oleh individu. Dan karakteristik tersebut akan dibawa kedalam
organisasi. 
Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek
tingkah laku  manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. 

Perilaku organisasi dapat dipahami lewat suatu penelaahan dari


bagaimana organisasi itu  dimulai, tumbuh, dan berkembang, dan bagaimana
pula suatu struktur, proses, dan nilai dari suatu sistem tumbuh bersama yang
memungkinkan mereka dipelajari dan disesuaikan pada lingkungan.

F. Kaitan Antara Motivasi dan Kepemimpinan
Pelaksanaan tugas dan pekerjaan merupakan suatu kewajiban bagi
para pegawai di dalam suatu perusahaan atau organisasi. Kemudian di dalam
pelaksanaan tugas dan pekerjaan tersebut tentunya pasti mempunyai suatu
tujuan yang sama yakni mengharapkan suatu hasil pekerjaan dan tugas yang
baik serta memuaskan yang sesuai dengan apa yang telah ditentukan
sebelumnya. Untuk mendapatkan suatu hasil kerja yang baik dan sesuai
dengan tujuan suatu perusahaan atau organisasi maka setiap pemimpin harus
mempunyai suatu aturan dan ketentuan yang dituangkan dalam bentuk
kebijakan. Kebijakan ini dibuat dengan maksud agar setiap komponen
organisasi melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan yang telahh ditetapkan.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, perlu adanya suatu faktor yang harus
dimiliki oleh pegawai, yakni semangat kerja. Semangat kerja itu sendiri
timbul dan tumbuh dalam diri pegawai yang disebabkan oleh adanya motivasi
dari pimpinan dalam arti pemimpin (pewirausaha) memberi motivasi atau
dorongan kepada pegawai atau anggotanya, baik kebutuhan batin maupun
kebutuhan lahir.

Sadar akan betapa pentingnya pegawai dalam pembangunan sesuai


dengan hakekat pembangunan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 sebagaimanan termaktub dalam GBHN adalah pembangunan
manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia

Oleh karena itu, pemberian motivasi oleh pemimpin merupakan sutu


kewajiban yang harus dijalankan agar tumbuh dan timbul semangat kerja
dalam diri pegawai. Sebsb, keberhasilan pegawai sangat tergantung dari
motivasi dan kebijakan yang diberikan oleh pemimpin.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
kepemimpinan adalah perilaku seorang individu ketika ia
mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas suatu kelompok yang dipimpinnya
sehingga mereka mau bekerjasama sehingga tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan secara bersama-sama akan tercapai sehingga akan terjadi suatu
hubungan komunikasi yang baik antara pemimpin dan anggotanya.
Kepemimpinan muncul bersama-sama adanya peradaban manusia yaitu sejak
zaman nabi-nabi dan nenek moyang manusia yang berkumpul bersama, lalu
bekerja bersama-sama untuk mempertahankan eksistensi hidupnya
menantang kebuasan binatang dan alam disekitarnya. Sejak itulah terjadi
kerja sama antar manusia, dan ada unsur kepemimpinan. Pada saat itulah
pribadi yang ditunjuk sebagai pemimpin ialah orang-orang yang paling kuat,
paling cerdas dan paling berani

Motivasi berasal dari kata bahasa latin “movere” yang berarti


“menggerakkan”.

Berdasarkan pengertian ini, makna motivasi menjadi berkembang.


Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah
dan ketahanan (persistance) pada tingkah laku tersebut. Pengertian ini jelas
bernafaskan behaviorisme. Motivasi sendiri dibagi menjadi dua yaitu
motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik yaitu motivasi
yang bersumber dari dalam diri individu tersebut, sedangkan motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang bersumber dari luar individu, misalnya dari
teman atau orang sekitarnya. Untuk mendapatkan suatu hasil kerja yang baik
dan sesuai dengan tujuan organisasi maka setiap pimpinan suatu organisasi
dapat dipastikan mempunyai suatu aturan dan ketentuan yangdituangkan
dalam bentuk kebijakan. Kebijakan ini dibuat dengan maksud agar setiap
komponen organisasi melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam upayamencapai tujuan tersebut, perlu adanya suatu faktor
yang harus dimiliki oleh para pegawai, yakni semangat kerja. Semangat kerja
itu sendiri timbul dan tumbuh dalam diri pegawai yang disebabkan adanya
motivasi dari pimpinan dalam arti pemimpin memberi motivasi atau
dorongan kepada pegawai atau anggotanya, baik kebutuhan batin maupun
kebutuhan lahir.

Anda mungkin juga menyukai