Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PEMBAHASAN

A. Pendahuluan
Tiap organisasi yang memerlukan kerjasama antarmanusia memerlukan seorang
pemimpin. Komponen terpenting di dalam suatu organisasi adalah aspek kepemimpinan.
Kajian tentang kepemimpinan sudah banyak dilakukan mulai dari kajian non-ilmiah sampai
dengan kajian yang ilmiah. Pada kajian nonilmiah, kepemimpinan itu dilahirkan berdasarkan
pengalaman intuisi dan kecakapan praktis semata. Kepemimpinan dipandang sebagai
pembawaan seseorang sebagai anugerah Tuhan. Karena itu dicarilah orang yang
mempunyai sifat-sifat istimewa yang dipandang memenuhi syarat seorang pemimpin.
Dari sudut pandang ilmiah, kepemimpinan dipandang sebagai suatu fungsi, bukan
sebagai kedudukan atau pembawaan pribadi seseorang. Maka diadakanlah suatu analisa
tentang unsur-unsur dan fungsi yang dapat menjelaskan, syarat-syarat apa yang diperlukan
agar pemimpin dapat bekerja secara efektif dalam situasi yang berbeda-beda. Pandangan
baru ini membawa perubahan yang mendasar. Cara bekerja dan sikap seorang pemimpin
menjadi kajian yang menarik untuk dipelajari. Konsepsi baru tentang kepemimpinan
membawa konsekwensi baru yang harus diperankan oleh seorang pemimpin. Semula
pemimpin adalah orang yang membuat rencana, berfikir dan mengambil tanggung jawab
untuk kelompok serta memberikan arah kepada orang-orang lain. Sekarang, selain tugas
yang telah disebutkan di atas, seorang pemimpin itu sekaligus sebagai pelatih dan
koordinator bagi kelompoknya. Fungsi utama pemimpin adalah membantu kelompok yang
dipimpin untuk bersedia belajar memutuskan dan bekerja sama secara lebih efektif dan
efisien. Oleh karena itu, peran seorang pemimpin termasuk menjadi pelatih yang dapat
memberikan bantuan kepada kelompoknya.

B. Pengertian Kepemimpinan

 Kepemimpinan adalah interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin untuk mengubah
dan memberdayakan perilaku yang dipimpin sehingga mereka mampu memimpin
dirinya sendiri dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan pribadi.
 Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mereka berusaha
mencapai tujuan-tujuan kelompok. Kepemimpinan merupakan kegiatan mempengaruhi
orang-orang untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang mereka inginkan.
 Kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang
sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu, berdasarkan
akseptasi atau penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat
bagi situasi khusus.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa KEPEMIMPINAN
adalah kemampuan mempengaruhi bawahan atau kelompok untuk bekerja sama mencapai
tujuan organisasi atau kelompok. Kepemimpinan dapat terjadi di mana saja, asalkan
seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang lain ke arah
tercapainya suatu tujuan tertentu.

C. Tipologi Kepemimpinan
1. Kepemimpinan Klasik
Kepemimpinan klasik adalah kepemimpinan yang ditandai oleh sifat dominatif,
direktif, otoritatif, dan para pengikut harus patuh/taat melaksanakan perintah pimpinan dan
tertutup pertanyaan. Sifat-sifat tersebut ada karena pemimpinlah satu-satunya otoritas
yang berhak menafsirkan kebenaran yang sah. Kerajaan-kerajaan dan negara-negara
totalitarian pada umumnya menerapkan paradigma kepemimpinan klasik (Uni Soviet/semua
presiden sebelum Garberchov, Jerman/dibawah Hitler, Singapore/Lee Kwan Yew, dsb.). Jadi,
pemimpin mendekte pengikut “apa yang harus dilakukan” tanpa konsultasi.
2. Kepemimpinan Berdasarkan Sifat Pembawaan
Teori ini meyakini bahwa pemimpin itu dilahirkan yang berarti pembawaan, bukan
dipersiapkan/didikan.Sifat pembawaan pemimpin meliputi kualitas jiwa dan raga yang dapat
digunakan untuk membedakan pemimpin dan pengikut. Contoh sifat pembawaan misalnya:
kecerdasan intelektual, tubuh yang gagah dan tinggi, kepercayaan diri yg tinggi, dan tingkat
energi.
3. Kepemimpinan Berdasarkan Perilaku
Teori ini meyakini bahwa perilaku pemimpin secara langsung mempengaruhi
efektivitas kerja yang dipimpin, dan pemimpin dapat dipersiapkan/ dipelajari, bukan
dilahirkan. Tiga jenis gaya perilaku pemimpin yaitu otoritarian, demokratik, dan
pasif/pembiaran. Ketiganya dapat dipecahpecah lagi lebih rinci.
4. Kepemimpinan Kharismatik
Kepemimpinan karismatik adalah jenis kepemimpinan yang mengandalkan pada
karisma seorang pemimpin. Karisma seorang pemimpin ditunjukkan oleh kewibawaan yang
dimiliki oleh seorang pemimpin untuk mempengaruhi yang dipimpin. Kewibawaan
bersumber pada aspek psikologis dan fisik seorang pemimpin.
5. Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional adalah jenis kepemimpinan yang mengandalkan
transaksi antara pemimpin dan yang dipimpin. Artinya, ada kesepakatan atau tawar
menawar antara pemimpin dan yang dipimpin (politik dagang sapi). Pemimpin meminta
yang dipimpin melakukan sesuatu dan yang dipimpin akan diberi imbal jasa jika yang
dipimpin telah melaksanakan perintah sang pemimpin.
6. Kepemimpinan Situasional
Kepemimpinan situasional dapat diartikan bahwa keefektifan gaya kepemimpinan
tertentu tergantung pada situasi. Jika situasi berubah, gaya kepemimpinan yang digunakan
juga harus berubah. Jadi, tidak ada satu gaya kepemimpinan terbaik yang berlaku untuk
semua situasi. Situasi adalah lingkungan yang berada di sekitar pemimpin, baik dalam
bentuk fisik maupun non-fisik, yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih jenis
kepemimpinan tertentu. Situasi yang dimaksud dapat berupa: orang yang dipimpin, jenis
pekerjaan, waktu, sistem/ struktur (politik, ekonomi, teknologi, sosial, dsb.), dan kultur.
Dalam melakukan “interaksi” dengan yang dipimpin, seorang pemimpin selalu
memilih “cara” memimpin yang paling tepat berdasarkan visi yang jelas, situasi yang
dipimpin dan kondisi lingkungan yang mempengaruhinya. Dengan memper-timbangkan tiga
hal ini, seorang pemimpin dapat menggunakan salah satu atau kombinasi cara-cara
memimpin berikut: mengarahkan, memberi contoh, membimbing, mempengaruhi,
mengkocing, memfasilitasi, mendukung, mendorong, memotivasi, mendelegasi, dan/atau
cara lain yang tepat.Menurut teori kepemimpinan situasional, perilaku pemimpin yang
efektif juga tergantung pada tingkat kesiapan yang dipimpin. Kesiapan yang dimaksud
adalah sejauhmana yang dipimpin memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk
menyelesaikan suatu tugas. Jika kesiapan yang dipimpin meningkat, disarankan
kepemimpinan bergerak secara gradual dari direktif (dominatif) ke kocing, ke dukungan, ke
partisipasi dan akhirnya ke delegasi.
7. Kepemimpinan Visioner/ Transformasional
Kepemimpinan visioner/transformasional adalah kepemimpinan yang mengandalkan
visi pemimpin sebagai inspirasi untuk mengarahkan pengikutnya. Tiga hal yang harus
dilakukan oleh pemimpin transformasional: (1) menyadari perlunya perubahan, (2)
menciptakan visi baru, (3) melembagakan perubahan. Dalam literatur, paradigma ini sering
disebut paradigma ideal khususnya untuk melakukan transformasi organisasi.
8. Kepemimpinan Organik
Dalam kepemimpinan organik, pemimpin tidak menjadi figur sentral, akan tetapi
kelompok secara keseluruhan menjadi kuncinya. Konsensus kelompok yang bisa
menentukan siapa yang seharusnya menjadi pemimpin dan berapa lama. Jadi,
kepemimpinan tak perlu bersarang pada individu tertentu, meskipun individu tersebut
menduduki peran kepemimpinan untuk tujuan tertentu. Kompleksitas masalah yang
dihadapi oleh organisasi
membuat pemimpin sentral tunggal tidak lagi relevan. Perspektif dan kemampuan majemuk
sangat diperlukan untuk memecahkan kompleksitas masalah yang dihadapi oleh suatu
institusi/ organisasi.
D.Fungsi Kepemimpinan
Tugas pokok seorang pemimpin adalah mengantarkan, mengelompokkan, memberi
petunjuk, mendidik, dan membimbing disingkat Enam-M. Agar organisasi dapat mencapai
tujuan, anggota kelompok perlu mengikuti jejak pemimpinnya. Cara ini dapat dilaksanakan
secara baik jika seorang pemimpin menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.
Fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi
dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaatnya
antara lain:
a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaan untuk
pedoman apa yang akan dilakukan.
b. Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusankeputusan yang diambil
berdasarkan fakta-fakta yang ada.
c. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan
dilakukan dan tujuan atau target yang akan dicapai.
Perencanaan meliputi dua hal, yaitu:
a. Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada keadaan
darurat, dan kegiatan yang bersifat rutinitas.
b. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kegiatan yang akan
dilakukan dalam kurun waktu jangka panjang. Bila dipandang penting, bias dilengkapi
dengan prosedur yang diperlukan.
Setiap rencana yang baik akan berisi:
a. Maksud dan tujuan yang tetap dan dapat dipahami dengan cepat
b. Penggunaan sumber daya Enam M (Man, Method, Machine, Material, Money, and
Minute) secara tepat.
2. Fungsi Penetapan Visi
Seorang pemimpin yang senantiasa memiliki visi ke depan (visioner) berarti
selalu waspada terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Hal ini memberikan
jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangsung terus
menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab itu,
seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun di luar
organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil
maupun yang besar.
3. Fungsi Pengembangan Loyalitas
Pengembangan loyalitas tidak saja di antara pengikut, tetapi juga untuk para
pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisasi. Untuk mencapai kesetiaan ini,
seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata,
maupun tingkah laku sehari-hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri
tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa melihat
pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatanhambatan dapat segera
ditemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut
acuan yang telah ditetapkan dalam rencana.
5. Fungsi Pengambil Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan.
Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan
keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang beranipelaksanaan rencana. Dengan
adanya pengawasan maka hambatanhambatan dapat segera ditemukan, untuk
dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut acuan yang telah
ditetapkan dalam
rencana.

a.Mengambil Keputusan.
Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim
atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain
sebagainya.Dalam setiap pengambilan keputusan selalu diperlukan kombinasi yang sebaik-
baiknya dari:
a. Perasaan, firasat atau intuisi
b. Pengumpulan, pengolahan, penilaian dan interpretasi fakta-fakta secara rasional
sistematis.
c. Pengalaman baik yang langusng maupun tidak langsung.
d. Wewenang formal yang dimiliki oleh pengambil keputusan.
Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin dapat menggunakan metode-
metode sebagai berikut :
a. Keputusan-keputusan yang sifatnya sederhana individual artinya secara sendirian.
b. Keputusan-keputusan yang sifatnya seragam dan diberikan secara terus menerus dapat
diserahkan kepada orang-orang yang terlatih khusus untuk itu atau dilakukan dengan
menggunakan komputer.
g. Keputusan-keputusan yang bersifat rumit dan kompleks dalam arti menjadi tanggung
jawab masyarkat lebih baik diambil secara kelompok atau majelis.
h. Keputusan-keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebabmasalahnya menyangkut
perhitungan-perhitungan secara teknis agar diambil dengan bantuan seorang ahli dalam
bidang yang akan diambil keputusannya.
i.Fungsi memberi motivasiSeorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian
terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati,
mempengaruhi anak buahnya agar rajinbekerja dan menunjukkan prestasi yang baik
terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah,
piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa
bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.Di lain pihak,
seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan terhadap anak buahnya
yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga merugikan
organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal dengan
kesalahannya. Untuk melaksanakan fungsi fungsi ini sebaik- baiknya, seorang pemimpin
perlu menyelenggarakan daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga
tercatat semua hadiah maupun hukuman yang telah diberikan kepada mereka.
Terdapat dua tipe kepemimpinan, yaitu:
1. Fungsi menjalankan tugas
Fungsi ini harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Yang
tergolong fungsi ini adalah :
a. Kegiatan berinisiatif, antara lain usul pemecahan masalah, menyarankan gagasan-gagasan
baru, dan sebagainya.
b. Mencari informasi, antara lain mencari klasifikasi terhadap usul – usul atau saran serta
mencari tambahan informasi yang diperlukan.
c. Menyampaikan data atau informasi yang sekiranya ada kaitannya dengan pengalamannya
sendiri dalam menghadapi masalah yang serupa.
d. Menyampaikan pendapat atau penilaian atas saran – saran yang diterima.
e. Memeberikan penjelasan dengan contoh – contoh yang lebih dapat mengembangkan
pengertian.
f. Menunjukkan kaitan antara berbagai gagasan atau saran-saran dan mencoba
mengusulkan rangkuman gagasan atau saran menjadi satu kesatuan.
g. Merangkum gagasan-gagasan yang ada kaitannya satu sama lain menjadi satu dan
mengungkapkan kembali gagasan tersebut setelah didiskusikan dalam kelompok.
h. Menguji apakah gagasan-gagasan tersebut dapat dilaksanakan dan menilai keputusan-
keputusan yang akan dilaksanakan.
i.Membandingkan keputusan kelompok dengan standar yang telah ditetapkan dan
mengukur pelaksanaannya dengan tujuan yangb telah ditetapkan.
j. Menentukan sumber-sumber kesulitan, menyiapkan langkah-langkah selanjutnya yang
diperlukan, dan mengatasi rintangan yang dihadapi untuk mencapai kemajuan yang
diharapkan.

2. Fungsi pemeliharaan
Fungsi ini mengusahakan kepuasan, baik bagi pemeliharaan dan pengembangan
kelompok untuk kelangsungan hidupnya. Yang termasuk fungsi ini antara lain:
a. Bersikap ramah, hangat dan tanggap terhadap orang lain, mau dan dapat memujiorang
lain atau idenya, serta dapat menerima dan menyetujui sumbangan fikiran orang lain.
b. Mengusahakan kepada kelompok, mengusahakan setiap anggota berbicara dengan waktu
yang dibatasi, sehingga anggota kelompok lain berkesempatan untuk mendengar.
c. Menentukan penggunaan standar dalam pemilihan isi, prosedur dan penilaian keputusan
serta mengingatkan kelompok untuk meniadakan keputusann yang bertentangan dengan
pedoman kelompok.
d. engikuti keputusan kelompok, menerima ide orang lain, bersikap sebagai
pengikut/pendengar sewaktu kelompok sedang berdiskusi dan mengambil keputusan.
e. Menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat dan bertindak sebagai penengah untuk
mengkompirmasikan pemecahan masalah.

E. Sifat-Sifat Kepemimpinan
Menurut George R Terry dalam buku Manajemen sumber daya manusia mengatakan
ada beberapa sifat penting dalam kepemimpinan, sifat-sifat tersebut adalah;
a. Energi
Untuk tercapainya kepemimpinan yang baik memang diperlukan energi yang baik
pula, jasmani maupun rohani. Seorangpemimpin harus sanggup bekerja dalam jangka
panjang dan dalam waktu yang tidak tertentu. Sewaktu-waktu dibutuhkan tenaganya, ia
harus sanggup melaksanakannya mengingat kedudukannya dan fungsinya. Karena itu
kesehatan fisik dan mental benar-benar diperlukan bagi seorang pemimpin.
b. Memiliki stabilitas emosi
Seorang pemimpin yang efektif harus melepaskan dari purbasangka, kecurigaan
terhadap bawahan-bawahannya. Sebaliknya ia harus tegas, konsekuen dan konsisten dalam
tindakan-tindakannya, percaya diri sendiri dan memiliki jiwa sosial terhadap bawahannya.
c. Motivasi pribadi
Keinginannya untuk memimpin harus datang dari dorongan batin pribadinya sendiri,
dan bukan paksaan dari luar dirinya. Kekuatan dari luar hanya bersifat stimulus saja
terhadap keinginankeinginan untuk menjadi pemimpin. Hal tersebut tercermin dalam
keteguhan pendiriannya, kemauan yang keras dalam bekerja dan penerapan sifat-sifat
pribadi yang baik dalam pekerjaannya.

d. Kemahiran mengadakan komunikasi


Seorang pemimpin harus memiliki kemahiran dalam menyampaikan gagasan baik
secara lisan maupun tulisan. Hal inisangat penting bagi pemimpin untuk mendorong maju
bawahan, memberikan atau menerima informasi bagi kemajuan organisasi dan kepentingan
bersama.
e. Kecakapan mengajar
Sering kita dengar bahwa seorang pemimpin yang baik pada dasarnya adalah
seorang guru yang baik. Mengajar adalah jalan yang terbaik untuk memajukan orang-orang
atas pentingnya tugas-tugas yang dibebankan atau sebagainya.
f. Kecakapan sosial
Seorang pemimpin harus mengetahui benar tentang bawahannya. Ia harus
mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan bawahan, sehingga mereka benar-
benar memiliki kesetiaan bekerja di bawah kepemimpinannya.
g. Kemampuan teknis
Meskipun dikatakan bahwa Semakin tinggi tingkat kepemimpinan seseorang, makin
kurang diperlukan kemampuan teknis ini, karena lebih mengutamakan manajerial skillnya,
namun sebenarnya kemampuan teknis ini diperlukan juga. Karena dengan dimilikinya
kemampuan teknis ini seorang pemimpin akan lebih udah dikoreksi bila terjadi suatu
kesalahan pelaksanaan tugas.

F.BATASAN KEPEMIMPINAN
Ada tiga implikasi penting dari batas kepemimpinan, antara lain
1. Kepemimpinan melibatkan bawahan atau pengikut lainnya.
2. Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan
anggota kelompok.
3. Di samping secara sah mampu memberikan bawahan atau pengikutnya perintah atau
pengarahan pemimpin juga dapat memengaruhi bawahannya.
1.Teori Sifat
Teori yang berusaha untuk mengiclentifikasikan karakteristik khas (fisik, mental,
kepribadian) yang diasosiasikan clengan keberhasilan kepemimpinan. Menganclalkan pacla
penelitian yang menghubungkan berbagai sifat clengan kriteria sukses tertentu. Teori ini
menekankan pacla atribut-atribut pribadi clari para pemimpin. Dasar clari teori ini aclalah
asumsi bahwa beberapa orang merupakan pemimpin alamiah clan dianugerahi beberapa
ciri yang ticlak dipunyai orang lain seperti energi yang tiacla habis-habisnya, intuisi yang
menclalam, panclangan masa clepan yang luar biasa clan kekuatan persuasife yang ticlak
tertahankan. Teori kepemiminan ini menyatakan bahwa keberhasilan manajerial disebabkan
oleh dimilikinya kemampuan½emampuan luar biasa clari seorang pemimpin.

a). Inteligensia
Dalam ulasan 33 studi, Ralph Stogdill menemukan bahwa para pemimpin lebih pintar
clari pengikut-pengikutnya.18 Satu penemuan yang signifikan adalah aclanya. perbedaan
inteligensia yang ekstrim antara pemimpin clan pengikut yang clapat menimbulkan
gangguan. Sebagai contoh, seorang pemimpin clengan IQ yang cukup tinggi berusaha untuk
mempengaruhi suatu kelompok yang anggotanya memiliki IQ rata-rata kemungkinan tidak
akan mengerti mengapa anggota-anggotanya ticlak memahami persoalannya.
b). Kepribadian
Beberapa hasil penelitian menyiratkan bahwa sifat kepribadian seperti kesiagaan,
keaslian, integritas pribadi, clan percaya diri diasosiasikan clengan kepemimpinan yang
efektif.
c). Karakteristik fisik
Studi mengenai hubungan antara kepemimpinan yang efektif clan karakteristik fisik
seperti usia, tinggi baclan, berat baclan, clan penampilan memberikan hasil-hasil yang
bertolak belakang. Menjadi lebih tinggi clan lebih berat dari rata-rata kelompoknya tentu
saja ticlak menguntungkan untuk meraih posisi pemimpin.
2.Teori Pribadi-Perilaku
Di akhir tahun 1940-an para peneliti mulai mengeksplorasi pemikiran bahwa
bagaimana seseorang berperilaku menentukan keefektifan kepemimpinan seseorang.
Daripacla berusaha menemukan sifat-sifat, mereka meneliti pengaruhnya pacla prestasi clan
kepuasan clari pengikut-pengikutnya.
a). Studi clari University of Michigan
Telaah kepemimpinan yang dilakukan pacla Pusat Riset clan Survei Universitas
Michigan, mempunyai sasaran: melokasi karakteristik perilaku kepemimpinan yang
tampaknya dikaitkan clengan ukuran keefektifan kinerja. Melalui wawancara clengan
pemimpin clan pengikutnya, para peneliti mengidentifikasikan clua gaya kepemimpinan
yang berbecla, disebut sebagai job-centered / berorientasi pacla pekerjaan clan emplqyee-
centered / berorientasi pacla karyawan.19
1). Pemimpin yang job-centered (berorientasi pacla tugas)
Menerapkan pengawasan ketat sehingga bawahan melakukan tugasnya clengan
menggunakan prosedur yang telah ditentukan. Pemimpin ini menganclalkan kekuatan
paksaan, imbalan, clan hukuman untuk mempengaruhi sifat-sifat clan prestasi pengikutnya.
Perhatian paclaorang dilihat sebagai suatu hal mewah yang tidak dapat selalu dipenuhi oleh
pemimpin.
2). Pemimpin yang berorientasi karyawan percaya dalam
Mendelegasikan pengambilan keputusan dan membantu pengikutnya clalam
memuaskan kebutuhannya clengan cara membentuk suatu lingkungan kerja yang suportif.
Pemimpin yang berpusat pacla karyawan memiliki perhatian terhaclap kemajuan,
pertumbuhan clan prestasi pribadi pengikutnya. Tindakan-tinclakan ini diasumsikan dapat
memajukan pembentukan clan perkembangan kelompok.
b). Studi clari Ohio State University
Di antara beberapa program besar penelitian kepemimpinan yang terbentuk setelah
Perang Dunia II, satu yang paling signifikan adalah penelitian yang dipimpin oleh Fleishman
clan rekan-rekannya di Ohio State University (dikutip dari buku Organisasi).20 Program ini
menghasilkan perkembangan teori dua faktor dari kepemimpinan. Suatu seri penelitian
mengisolasikan dua faktor kepemimpinan, disebut sebagai membentuk struktur dan
konsiclerasi.
1). Membentuk struktur, melibatkan perilaku di mana
pemunpin mengorganisasikan clan mendefinisikan hubunganhubungan di clalam
kelompok, cenclerung membangun pola dan saluran komunikasi yang jelas, clan
menjelaskan cara-cara mengerjakan tugas yang benar. Pemimpin yang memiliki
kecenderungan membentuk struktur yang tinggi, akan memfokuskan pada tujuan dan hasil.
2). Konsiderasi, melibatkan perilaku yang menunjukkan
persahabatan, saling percaya, menghargai, kehangatan, dan antara pemimpin clan
pengikutnya. Pemimpin yang memiliki konsiderasi tinggi menekankan pentingnya
komunikasi yang terbuka dan partisipasi. Teori Kepemimpinan Situasional Suatu
penclekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin memahami
perilakunya, sifat-sifat bawahannya, dan situasi sebelum mengunakan suatu gaya
kepemimpinan tertentu. Penclekatan ini mensyaratkan pemimpin untuk memiliki
keterampilan diagnostik dalam perilaku manusia. Beberapa Model Kepemimpinan
Situasional
a.Model Kepemimpinan Kontingensi
ikembangkan oleh. Fiedler, model kontingensi dari efektifitas kepemimpinan memiliki dalil
bahwa prestasi kelompok tergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinan clan situasi
yang mendukung. Kepemimpinan dilihat sebagai suatu hubungan yang didasari oleh
kekuatan dan pengaruh. Fiedler memberikan perhatian mengenai pengukuran orientasi
kepemimpinan dari seorang individu. Ia mengembangkan LeastPrefemd Co-Worker (LPC)
Scale untuk mengukur dua gaya kepemimpinan:
1). Gaya berorientasi tugas, yang mementingkan tugas atau otoritatif
2). Gaya berorientasi hubungan, yang mementingkan hubungan kemanusiaan.

Sedangkan kondisi situasi terdiri dari tiga faktor utama, yaitu:


1) Hubungan pemimpin-anggota, yaitu derajat baik/buruknyahubungan antara pemimpin
dan bawahan.
2) Struktur tugas, yaitu derajat tinggi/ rendahnya strukturisasi,standarisasi clan rincian tugas
peketjaan.
3) Kekuasaan posisi, yaitu derajat kuat/lemahnya kewenangan clanpengaruh pemimpin atas
variable-variabel · kekuasaan, sepertimemberikan penghargaan dan mengenakan
sanksi.Situasi akan menyenangkan pemimpin apabila ketiga dimensi di atas mempunayi.
derajat yang tinggi.22 Dengan kata lain situasi akan menyenangkan apabila
a). Pemimpin diterima oleh para pengikutnya
b). Tugas-tugas clan semua yang berhubungan dengannya ditentukan secara jelas.
c). Penggunaan otoritas clan kekuasaan secara formal diterapkan pada posisi pemimpin.
Tahun 1987 Fidler clan salah seorang pembantunya Joe Garcia, mengkonsep ulang
teori orisinil dari Fiedler23 sebagai teori sumber daya kognitif. Dalam teori ini
menambahkan dua situasi yang memungkinkan akan mempengaruhi · model kepemimpinan
yaitu kecerdasan yang tinggi clan adanya komunikasi pimpinan pada rencana, strategi clan
keputusannya pada anggota. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada dalam teori sumber
daya kognitif adalah suatu kepemimpinan yang menyatakan bahwa seorang pimpinan
memperoleh kinerja kelompok yang .efektif dengan pertama-tama membuat rencana
keputusan clan strategi yang efektif clan kemudian mengkomunikasikannya lewat perilaku
pengarah direktif.
B. Model Partisipasi Pemimpin oleh Vroom clan Y etton
Suatu teori kepemimpinan yang memberikan seperangkat aturan untuk menentukan
ragam clan banyaknya pengambilan keputusan partisipatif dalam situasi-situasi yang
berlainan.25 Kebalikan dari Fiedler, Vroom clan Yetton berasumsi bahwa pemimpin hams
lebih luwes untuk mengubah gaya kepemimpinan agar sesuai dengan situasi. Dalam
mengembangkan modelnya mereka membuat sejumlah asumsi:
a). Model tersebut hams bermanfaat bagi pemimpin atau manajer dalam menentukan gaya
kepemimpinan yang hams mereka gunakan dalam berbagai situasi.
b). Tidak ada gaya kepemimpinan tunggal dapat diterapkan dalam berbagai situasi
c). Perhatian utama terletak pada masalah yang hams dipecahkan dan situasi dimana terjadi
permasalahan.
d). Gaya kepemimpinan yang digunakan dalam suatu situasi tidak boleh bertentangan
dengan gaya yang digunakan dalam situasi yang lain
e) Terdapat sejumlah proses sosial yang mempengaruhi kadarkeikutsertaan bawahan dalam
pemecahan masalah.Model ini mempertahankan 5 gaya kepemimpinan yang
menggambarkan kontinum dari pendekatan otoriter (AI, All), ke konsultatif (CI, CII) sampai
pendekatan yang sepenuhnya partisipatif lebih jelas dijabarkan sebagai berikut: Pemimpin
menyelesaikan maslah atau membuat keputusan menggunkan informasi yang tersedia pada
saat itu. Pemimpin memperoleh informasi yang diperlukan bawahan, dan kemudian
memutuskan sendiri penyelesaian atas masalah sebenamya ketika mereka meminta
informasi. Peran yang dimainkan bawahan dalam membuat keputusan jelas menyediakan
informasi yang perlu kepada manajer, bukannya membuat atau mengevaluasi penyelesaian
altematif.
Pemimpin berbagi masalah dengan bawahan yang relevan secara individual,
mendapatkan ide dan saran mereka tanpa mengumpulkan mereka sebagai sebuah
kelompok. Kemudian pemimpin membuat keputusan yang bisa mencerminkan atau tidak
pengamh bawahan.Pemimpin berbagi masalah dengan bawahan sebagai suatu kelompok,
secara kolektif memperoleh ide dan saran mereka. Kemudian mereka akan membuat
keputusan yang bisa mencerminkan atau tidak pengaruh bawahan. Pemimpin berbagi
masalah dengan bawahan sebagai suatukelompok, secara kolektif memperoleh ide dan
saran mereka.

Anda mungkin juga menyukai