Anda di halaman 1dari 41

Arti kepemimpinan

Hakikat kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain


untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan atau arah dari tim, kelompok, memotivasi
perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan
budayanya.

Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi
yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada
dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :

1. Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan


menyediakan fasilitasnya.
2. Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing,
commanding, controling, dsb.

Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana
kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta
menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan
dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai
referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan
antara lain :
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu
sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang
beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini
dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat
pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui
pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan


kepemimpinan organisasi, antara lain :

2. Kecerdasan
3. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
4. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
5. Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu
berpihak kepadanya

 Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi


Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecendrungan kearah 2 hal.

1. Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini
seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi
dengan bawahan.
2. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan
batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang
pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang
tinggi pula.

 Teori Kewibawaan Pemimpin


 Teori Kepemimpinan Situasi
 Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara
pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership
Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap
filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan
bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang
untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa
ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya
kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu
didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam
pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun
nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika
pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya
kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima
dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.

Perbedaan pemimpin dengan manajer

1. Pemimpin memotivasi, manajer mengarahkan


Manajer bertanggung jawab mengelola dan mengoordinasi tim, serta memastikan

kebijakan perusahaan berlangsung sebagaimana mestinya.

Manajer juga menentukan langkah-langkah apa yang harus diambil untuk mencapai

target tertentu, serta dapat memprediksi hasil dari langkah tersebut.

Demi memastikan semua itu berjalan mulus, seorang manajer biasanya memiliki

bawahan yang akan mengerjakan hal-hal operasional sehari-hari.

Manajer menugaskan tugas dan memberikan panduan tentang cara menyelesaikannya.

Nah, jika seorang manajer cenderung menetapkan tujuan jangka pendek,

mendelegasikan tugas, menyelesaikan masalah, dan menegakkan kebijakan, apa

perbedaan mereka dengan pemimpin?


Baca Juga: 10 Leadership Quotes agar Sukses Memimpin Tim Kamu!

Pemimpin tahu bahwa orang-orang yang bekerja untuk mereka memiliki solusi atas

masalahnya atau dapat menemukannya sendiri.

Seorang pemimpin juga bisa mengerti bahwa kamu mungkin perlu bantuan untuk

menemukan jawabannya.

Namun, mereka tidak secara langsung memberi tahu kamu apa yang harus dilakukan

dan bagaimana cara melakukannya yang benar.

Alih-alih mengarahkan, pemimpin akan cenderung memfasilitasi atau membantu

kamu untuk belajar meningkatkan kinerjamu sendiri.

Pasalnya, seorang pemimpin yang baik dapat melihat orang-orang di sekitar mereka

sebagai pekerja yang kompeten dan optimis terhadap potensi mereka

Perbedaan gaya kepemimpinan pemimpin perusahaan dan


manajer
Menginspirasi, bukan kekuasaan dan kontrol, adalah perbedaan lainnya yang

memisahkan pemimpin dari manajer.

Manajer menjalankan kendali mereka secara formal karena mereka diberikan posisi

otoritas oleh perusahaan.


Di sini, manajer akan memberi tahu bawahan apa yang harus dilakukan dan mereka

akan mengerjakannya sesuai target dan arahan.

Inilah yang menjadi perbedaan antara manajer dengan pemimpin di perusahaan.

Jika interaksi antara manajer dan bawahannya bersifat transaksional, interaksi antara

pemimpin dan seluruh karyawannya cenderung transformasional. Apa maksudnya?

Sebagai salah satu upaya persuasi agar kamu mau percaya dan mengikuti visinya,

pemimpin akan menunjukkan bagaimana dengan melangkah bersamanya akan

menuntunmu menjadi orang yang lebih baik dengan masa depan yang juga lebih baik.

Singkatnya, kepemimpinan mengacu pada kemampuan seorang individu untuk

mempengaruhi, memotivasi, menginspirasi, dan melibatkan orang lain berkontribusi

tanpa paksaan terhadap kesuksesan organisasi.

3. Pemimpin adalah pribadi yang unik, manajer mencontoh


Seorang pemimpin tahu betapa pentingnya membangun personal branding yang unik

dan berbeda dari orang lain.

Bukan hanya untuk menonjolkan diri sebagai seorang pemimpin, tetapi juga untuk

membantu menguatkan visi yang mereka bawa.

Mereka tidak takut untuk melakukan hal-hal secara berbeda dan berpikir “out of the

box” supaya tidak terus berlama-lama dalam kondisi yang sama.


Selalu ada inovasi dan terobosan baru yang dipikirkan dan dirancang oleh pemimpin

karena mereka sepenuh hati merangkul perubahan.

Sementara itu, manajer adalah sosok dalam perusahaan yang diminta untuk mengatur

dan mengkoordinasi pekerjaan, jadwal, alur kerja, proyek, dan alur kerja sehari-hari

agar selalu sesuai dengan kebijakan perusahaan.

Seorang manajer cenderung tetap berpegang pada apa yang sudah terbukti berhasil,

baik itu sistem, struktur, maupun proses.

Secara umum, manajer cenderung mencontoh kompetensi dan perilaku yang mereka

pelajari dari orang lain serta mengadopsi gaya kepemimpinan mereka daripada

merumuskannya sendiri.

4. Pemimpin berani ambil risiko, manajer menghindari risiko


Perbedaan sikap saat menghadapi risiko juga menjadi perbedaan yang cukup

mencolok antara seorang pemimpin dan manajer.

Dilansir dari Forbes, pemimpin berani mengambil risiko dengan melakukan hal baru.

Bahkan, jika mereka sebetulnya tahu cara tersebut belum tentu berhasil 100 persen.

Namun, mereka tetap melakukannya karena tahu kegagalan merupakan langkah

menuju kesuksesan. Mereka pun memahami benar bahwa meski satu cara sudah

berhasil, mungkin ada cara lain yang lebih baik lagi.


Bagaimana dengan manajer? Sifat dari pekerjaan mereka yang cenderung

“mempertahankan dan menjalankan apa yang sudah ada” membuat manajer bekerja

justru untuk meminimalkan risiko.

Mereka berusaha mengendalikan, menyelesaikan, atau bahkan menghindari masalah

sama sekali.

5. Pemimpin punya pengikut, manajer punya bawahan


Mengutip artikel berjudul The Differences Between Management and Leadership

dalam jurnal Sinergi, perbedaan utama antara pemimpin dan manajer adalah siapa

yang ada di belakangnya.

Pemimpin memiliki orang yang percaya dan mengikutinya, sedangkan manajer

mengepalai tim bentukan dari orang-orang yang bekerja untuk mereka.

Seorang pemimpin adalah sosok yang memiliki gambaran besar tentang masa depan

dan mengembangkan strategi untuk mewujudkan visi tersebut. Kemudian ia

mengomunikasikannya kepada orang lain.

Seorang pemimpin yang baik tidak hanya mampu membuat orang lain memahami dan

mempercayai visi perusahaan.

Ia pun tahu bahwa hanya dengan meminta seseorang melakukan sesuatu tidak akan

menggugah nuraninya untuk mempercayai dan mengikutimu.


Pasalnya, “mengikuti” (following) selalu merupakan kegiatan sukarela, tanpa

mengharap imbalan.

Maka dari itu, pemimpin cenderung melibatkan dan memotivasi orang lain untuk

saling bekerja sama mewujudkan visi menjadi kenyataan.

Terlepas dari banyaknya perbedaan yang memisahkan seorang pemimpin dan

manajer, bukan berarti mustahil bagi kamu menjadi keduanya.

Idealnya, seorang pemilik bisnis yang sukses adalah seorang manajer

sekaligus pemimpin yang baik.

Tantangan dalam kepemimpinan

5 Tantangan Seorang Pemimpin dalam Organisasi Kepemimpinan

Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa para pemimpin secara konsisten


sedang dan akan menghadapi 5 tantangan yang sama.

Berikut ini 5 tantangan seorang pemimpin dalam organisasi kepemimpinan,


yaitu:

#1 Tantangan Seorang Pemimpin dalam Pengembangan


Efektivitas Manajerial

Pengembangan efektivitas manajerial adalah tantangan untuk


mengembangkan keterampilan yang relevan, diantaranya seperti
manajemen waktu, manajemen prioritas, pemikiran strategis, pengambilan
keputusan dan peningkatan produktivitas agar lebih efektif di tempat kerja.
Pastikan Anda sebagai pemimpin terlibat dalam kegiatan yang mendukung
tujuan bisnis atau organisasi yang Anda pimpin, baik jangka pendek
maupun jangka panjang.

Rencana harian Anda berupa to do list harus terus diperbaharui dan dicek
setiap hari.

Hal ini bertujuan untuk mengerjakan tugas dan aktivitas yang berhubungan
langsung dengan menghasilkan pendapatan serta pengembangan usaha
atau bisnis Anda.

[Baca Juga: Ramuan David Ogilvy: 10 Hal Yang Perlu Ditemukan


Dalam Gaya Kepemimpinan Anda]

Stephen Covey, salah satu penulis First Things First, memberikan saran
berupa alat yang dapat membantu Anda dalam mengerjakan daftar
pekerjaan Anda berdasarkan pada seberapa penting dan mendesaknya
tugas tersebut.

Luangkan waktu Anda untuk membaca buku tersebut.


Tuliskan tiga atau empat tugas Anda yang termasuk “penting dan
mendesak”. Bagian ini harus Anda tangani saat itu juga alias segera. Saat
Anda menyelesaikan setiap tugas tersebut, periksalah dari daftar yang
telah Anda buat.

Langkah ini akan memberi Anda rasa pencapaian dan dapat memberikan
motivasi bagi Anda untuk menangani permasalahan atau kegiatan yang
kurang penting.

Sebagai seorang pemimpin, tentu Anda akan menghadapi banyak


permintaan. Andalah pemimpinnya!

Jika Anda harus menolak permintaan karena harus menghadiri apa yang
benar-benar penting dan mendesak, jangan ragu untuk mengatakan “tidak”
atau menolaknya.

Anda punya prioritas!

Hal yang sama berlaku untuk setiap proyek atau kegiatan yang telah Anda
tentukan yang sejalan dengan apa yang menjadi tujuan atau goal Anda.

Bersiaplah untuk beralih ke tugas yang lebih produktif. Belajar dari


pengalaman untuk menghindari membuang waktu di kemudian hari.
[Baca Juga: 8 Strategi Supaya Anda Menjadi Seorang Pemimpin
Berpengaruh]

Selalu memiliki perencanaan terlebih dahulu. Apa yang akan Anda lakukan
keesokan paginya, pikirkan pada malam sebelumnya, sebelum Anda tidur.

Buat daftar apa yang akan Anda selesaikan pada esok hari, kegiatan apa
yang harus menjadi prioritas Anda, apa saja yang perlu Anda siapkan
sebelum melakukan tugas-tugas penting tersebut.

Minimalkan dan jangan biarkan setiap distraksi atau gangguan menyela


pekerjaan dan tujuan Anda. Salah satunya adalah media sosial, notifikasi
yang biasanya akan mengganggu konsentrasi Anda dalam bekerja.

Untuk memaksimalkan waktu kerja Anda, ponsel Anda dapat dimatikan


atau mematikan nada deringnya (mode silent).

Namun, ini pun tergantung dari jenis pekerjaan yang Anda lakukan.

Jika memang pekerjaan Anda menuntut agar smartphone selalu menjadi


sahabat setia Anda untuk memberikan informasi yang Anda gunakan
terkait pekerjaan dan juga koneksi yang harus terus berlanjut, kenapa
tidak?
[Baca Juga: Trik Jadi Pemimpin yang Baik, Disegani dan Disukai
Karyawan]

Percayakan beberapa tugas kepada bawahan Anda. Tidak selamanya


Anda harus turun tangan untuk setiap tugas.

Mendelegasikan tugas memang dibutuhkan tetapi juga perlu melihat situasi


dan kondisi dari bawahan yang Anda beri tanggung jawab. Inilah
pentingnya pelatihan bagi para bawahan Anda agar semakin meningkatkan
kemampuan, keahlian dan juga pengalaman mereka.

Dengan demikian, Anda tidak perlu segan dan khawatir jika akan
mendelegasikan tugas tertentu karena mereka sudah memiliki pengalaman
dan juga pembekalan di bidangnya.

#2 Tantangan Seorang Pemimpin dalam Memberikan


Inspirasi
Pemimpin identik dengan pengaruh, terutama pengaruh yang memberikan
inspirasi bagi para bawahan mereka.

Visi dan misi sangat penting untuk memungkinkan orang lain merasa
seolah-olah pekerjaan mereka memiliki tujuan dan makna di luar tugas
yang mereka lakukan setiap hari.

Terkadang para pemimpin harus membantu staf mereka untuk mengenal


gambaran besar dari tujuan dari organisasi atau perusahaan, tempat di
mana mereka bekerja.

Mengkomunikasikan gambaran besar secara teratur akan membantu


memperkuat alasan keberadaan organisasi Anda.

Tidak hanya mengkomunikasikan visi misi Anda, tetapi juga bagaimana


membuka pemikiran Anda tentang berbagai ide dan gagasan dari
karyawan atau bawahan Anda.

Ini pun bisa semakin mengerucutkan visi misi dan tujuan Anda sebagai
pemimpin.

[Baca Juga: Kiat Sukses Melatih Diri Agar Menjadi Pemimpin


Bijaksana yang Dikagumi Orang]
Pemimpin yang baik tetap memiliki rasa ingin tahu yang besar secara
intelektual dan bertekad untuk belajar.

Mereka ingin tahu dan selalu mencari ide, wawasan dan informasi baru.

Inovasi baru, inspirasi dan berbagai strategi jitu bisa datang dan masuk
dalam pikiran melalui setiap kondisi apapun dan dari berbagai tempat
mana pun.

Jadikan kehidupan finansial Anda menjadi inspirasi bagi para karyawan


dengan cara mengelola keuangan dengan baik dan teratur

Kelola keuangan Anda melalui Aplikasi Finansialku yang dapat Anda


gunakan dengan mudah dan tidak ribet.

Gunakan fasilitasnya dan rasakan manfaat dari pencatatan keuangan


melalui smartphone setiap kali Anda melakukan transaksi keuangan.

#3 Tantangan Seorang dalam Mengembangkan Kualitas


Kinerja Karyawan

Sebuah organisasi akan semakin maju jika dikembangkan oleh orang-


orang yang berkualitas di dalamnya sesuai bidang dan keterampilan
mereka.

Untuk mengembangkan kualitas dan keterampilan agar semakin efektif


dalam bekerja dan meningkatkan pengembangan organisasi, maka Anda
perlu menginvestasikan waktu, tenaga dan juga uang Anda untuk
mengembangkan mereka.

Kunci untuk mengembangkan karyawan secara aktif adalah menetapkan


tujuan yang relevan dan yang dapat dicapai.
Daripada menetapkan dan mendiskusikan tujuan karyawan setiap tahun,
lebih baik mengoptimalkan proses pengembangan dan peninjauan dengan
menciptakan sasaran setiap triwulan.

Selain mudah untuk diatur, hasilnya pun dapat lebih mudah terlihat.

[Baca Juga: Sebagai Pemimpin Perusahaan, Anda Harus Tahu


Caranya Menyelesaikan Konflik Internal]

Yang terpenting, yaitu dorongan kepada karyawan untuk mencari peluang


pengembangan profesional di luar tempat kerja.

Karyawan yang bertujuan untuk memajukan keterampilan mereka di


zaman mereka sendiri kemungkinan akan menjadi seorang pemimpin yang
hebat. Anda harus mengakui atas usaha yang mereka lakukan.

Anda juga dapat memberikan saran bagi karyawan Anda untuk


mengembangkan kualitas hidup mereka melalui peningkatan finansial
dengan cara berinvestasi secara benar.

Jangan berikan ikannya, tetapi kailnya, melalui Ebook Gratis Panduan


Berinvestasi bagi Pemula dari Finansialku berikut ini:
 Panduan Berinvestasi Saham
 Panduan Berinvestasi Emas
 Panduan Berinvestasi Reksa Dana

#4 Tantangan Seorang Pemimpin dalam Memimpin Sebuah


Tim

Memimpin tim adalah tantangan pengembangan tim dan manajemen tim.

Tantangan khusus ini termasuk bagaimana menanamkan kebanggaan


terhadap tim yang akan mendukung kerja sama tim, bagaimana memimpin
tim besar dan apa yang harus dilakukan saat mengambil alih sebuah tim
baru.

Setiap pemimpin pasti ingin memiliki tim yang kompak dan menjadi tim
yang elit. Tidak ada pemimpin yang ingin memimpin sebuah tim yang
biasa-biasa saja.

[Baca Juga: Para Pemimpin dan Pemilik Bisnis, Ini 7 Langkah Cara
Coaching ala Dale Carnegie]
Buat atmosfer kerja dalam tim yang menyenangkan, tidak terlalu serius
atau tegang, namun tetap to the point pada tujuan dan sasaran organisasi
yang telah disepakati bersama.

Buat kerja sama tim semakin kompak dengan kegiatan yang tidak berbau
bisnis dan urusan kantor.

Misalnya seperti perayaan ulang tahun atau menonton bersama ke bioskop


dan makan bersama.

#5 Tantangan Seorang Pemimpin dalam Menghadapi


Perubahan

Perubahan itu akan selalu ada.

Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mencegah perubahan itu. Kita
hanya bisa meminimalkan dampak negatifnya dan bersiap-siap lebih awal
jika memungkinkan.

Tidak perlu takut dengan perubahan! Anda sebagai pemimpin perlu


menegaskan hal ini kepada para bawahan Anda.

Perubahan akan menjadi sebuah momentum perkembangan jika Anda dan


anggota tim Anda menyikapinya dengan pandangan yang positif.

Kenali Medan Pertempuran Sebelum Berperang adalah Strategi


Ampuh

Dengan mengetahui tantangan apa yang akan Anda hadapi sebagai


seorang pemimpin dalam menjalankan roda organisasi Anda, maka Anda
tentu akan lebih siap.

Layaknya seorang petarung yang sudah mengenal medan pertempuran


dan juga lawan mereka.
Setidaknya secara umum, itulah berbagai tantangan yang akan Anda
hadapi.

Slide 3
Inspiratif

Persuasi
Persuasi adalah komunikasi yang digunakan untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang lain.
[1]
Melalui persuasi setiap individu mencoba berusaha
mempengaruhi kepercayaan dan harapan orang lain.[1] Persuasi pada prinsipnya merupakan upaya
menyampaikan informasi dan berinteraksi antar manusia dalam kondisi di mana kedua belah pihak
sama-sama memahami dan sepakat untuk melakukan sesuatu yang penting bagi kedua belah
pihak.[1] Bila berkomunikasi dengan sesama, setiap individu berharap pesan yang disampaikan
tersebut dapat dimengerti dan dipercayai.[2] Persuasif merupakan salah satu strategi yang dapat
digunakan agar pesan yang ingin disampaikan dimengerti dan dipercayai oleh orang lain.
[2]
Komunikasi persuasif membiarkan orang lain (persuadee) bebas melakukan apapun yang mereka
inginkan setelah persuader berusaha meyakinkan mereka.[3] Komunikasi persuasif menekankan
keterbukaan, kepercayaan, dan praktik-praktik manajemen yang demokratis.

Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 849), pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari
sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Jadi
dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang
timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga
mempengaruhi apa-apa saja yang ada di sekitarnya.

Motivasi

Salah satu aspek yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan suatu organisasi atau instansi
adalah motivasi kerja SDM yang ada dalam lingkungan organisasi atau instansi tersebut.Motivasi
berhubungan dengan kekuatan (dorongan) yang berada dalam diri manusia pada kondisi-kondisi di
dalam atau di luar individu yang menyebabkan adanya keragaman intensitas kualitas, arah dan lamanya
perilaku kerja.

Slide 4

strategis
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan,
perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu
Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor
pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam
pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.
Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang
lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut.
Strategi sering dikaitkan dengan Visi dan Misi, walaupun strategi biasanya lebih terkait dengan
jangka pendek dan jangka panjang.
Contoh berikut menggambarkan perbedaannya, "Strategi untuk memenangkan keseluruhan
kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan".

Sistematis
Sistematis adalah segala usaha untuk menguraikan dan merumuskan sesuatu dalam hubungan
yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh,
terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya [1]
Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu
yang ketiga.

Kreatif
pengertian kreatif adalah suatu kemampuan yang ada pada individu atau
kelompok yang memungkinkan mereka untuk melakukan terobosan atau
pendekatan-pendekatan tertentu dalam memecahkan masalah dengan cara
yang berbeda.
Arti kreatif juga dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan dalam
menciptakan hal-hal baru atau cara-cara baru yang berbeda dari sesuatu yang
sudah ada sebelumnya.

Slide 5
Gaya otoriter
Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan
kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan
tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan
hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.

Kepemimpinan laissez faire adalah pemimpin yang tidak menguasai bidang tugas yang
menjadi wewenangnya dan akan menyerahkan segala sesuatu kepada bawahannya.

gaya demokratis adalah cara dan irama seseorang pemimpin pemerintahan dalam
menghadapi bawahan dan masyarakatnya dengan memakai metode pembagian tugas dengan
bawahan, antar bawahan tugas tersebut dibagi secara adil dan merata.

Gaya kepemimpinan directive


Leader behaviors mempunyai indikator: (1) directive leadership
(arahan kepemimpinan) berdasarkan inisiatif struktural dengan karakteristik pimpinan
memberikan arahan kepada bawahan dalam pemberian tugas, hasil-hasil yang
diharapkan, bagaimana melaksanakanya, dan batas waktu penyelesaiannya.

gaya kepemimpinan participative merupakan gaya kepemimpinan yang memiliki karakteristik


sebagai berikut, dalam proses pergerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa
manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan
kepentingan dan tujuan

slide 6
multicultural
Pengertian kepemimpinan visioner dan trasformasional.
Ada beberapa pengertian kepemimpinan visioner menurut para ahli,
diantaranya :
Seth Kahan (2002), menjelaskan bahwa kepemimpinan visioner melibatkan
kesanggupan, kemampuan, kepiawaian yang luar biasa untuk menawarkan kesuksesan
dan kejayaan di masa depan. Seorang pemimpin yang visioner mampu mengantisipasi
segala kejadian yang mungkin timbul, mengelola masa depan dan mendorong orang
lain utuk berbuat dengan cara-cara yang tepat. Hal itu berarti, pemimpin yang visioner
mampu melihat tantangan dan peluang sebelum keduanya terjadi sambil kemudian
memposisikan organisasi mencapai tujuan-tujuan terbaiknya.
Corinne McLaughlin (2001) mendefinisikan pemimpin yang visioner
(Visionary leaders) adalah mereka yang mampu membangun ‘fajar baru’ (a new dawn)
bekerja dengan intuisi dan imajinasi, penghayatan, dan boldness. Mereka
menghadirkan tantangan sebagai upaya memberikan yang terbaik untuk organisasi dan
menjadikannya sebagai sesuatu yang menggugah untuk mencapai tujuan organisasi.
Mereka bekerja dengan kekuatan penuh dan tercerahkan dengan tujuan-tujuan yang
lebih tinggi.Pandangannya jauh ke depan. Mereka adalah para social innovator, agen
perubah, memandang sesuatu dengan utuh (big picture) dan selalu berfikir strategis.
Kepemimpinan visioner, adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk
memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para
anggota organisasi dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha
yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas (Diana Kartanegara, 2003).
Visi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ingin dicapai secara ideal dari
seluruh aktivitas. Visi juga dapat diartikan sebagai gambaran mental tentang sesuatu
yang ingin dicapai di masa depan.

Memberdayakan
Empowering leadership atau kepemimpinan yang memberdayakan merupakan
gaya kepemimpinan yang mengedepankan pemberdayaan bagi anggotanya.

agen perubahan adalah orang yang menghubungkan organisasi dengan target perubahan. Untuk
itu ada sejumlah peran agent of change yang harus ...

Jenis-Jenis Keterampilan Manajemen Konflik


 Mengatasi masalah dengan cepat.
 Memahami audiens atau lawan bicara.
 Bersahabat.
 Pendengar yang aktif.
 Kepemimpinan.
 Mediasi.
 Bertemu dengan para pihak yang bermasalah.
 Mampu menghidupkan dialog.

Slide 7
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari
proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa
alternatif yang tersedia.[1] Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan
final.[1] Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau tindakan.

Keputusan inovasi otoritas merupakan desakan terhadap seorang individu oleh seseorang
yang menduduki posisi kekuasaan superordinat. Seseorang (atau tipe unit adopsi lainnya)
diminta oleh seseorang yang menduduki posisi otoritas yang lebih tinggi untuk mengadopsi
atau menolak suatu inovasi.

Keputusan otoritas setelah diskusi

Keputusan inovasi otoritas merupakan desakan terhadap seorang individu oleh seseorang yang
menduduki posisi kekuasaan superordinat. Seseorang (atau tipe unit adopsi lainnya) diminta oleh
seseorang yang menduduki posisi otoritas yang lebih tinggi untuk mengadopsi atau menolak suatu
inovasi. Seorang individu tidak memiliki kebebasan untuk mempergunakan pilihannya dalam proses
keputusan – inovasi. Dia didesak oleh seseorang yang memegang lebih banyak otoritas pada sistem
sosial untuk mengadopsi atau menolak inovasi. Jadi, struktur otoritas dari sistem sosial (dalam bahasa
perencana disebut “boss”) mempengaruhi seseorang untuk menyesuaikan diri dengan putusan

Keputusan minoritas

Kenyataan itu menjadi hal penting yang harus dihadapi oleh demokrasi karena menyerang langsung
prinsip non diskriminasi yang menempati posisi dasar dari hak asasi manusia. Dua pasal pertama dari
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) memuat prinsip tersebut: “Semua manusia dilahirkan
merdeka dan mempunyai martabat dan hak yang sama. Mereka dikaruniai akal budi dan hati nurani dan
hendaknya bergaul satu dengan yang lain” (Pasal 1) “Setiap orang berhak atas semua hak dan
kebebasan yang tercantum dalam Deklarasi ini tanpa pembedaan dalam bentuk apa pun, seperti ras,
warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, keyakinan politik atau keyakinan lainnya, asal usul
kebangsaan dan sosial, hak milik, kelahiran atau status lainnya” (Pasal 2 (paragraf 1)

Keputusan voting

Keputusan Berdasarkan Suara Terbanyak


Keputusan berdasarkan suara terbanyak diambil apabila keputusan berdasarkan mufakat sudah tidak terpenuhi
karena adanya pendirian sebagian anggota rapat yang tidak dapat dipertemukan lagi dengan pendirian anggota
rapat yang lain. Pengambilan keputusan secara terbuka dilakukan apabila menyangkut kebijakan dan dilakukan
secara tertutup apabila menyangkut orang atau masalah lain yang dianggap perlu. Pemberian suara secara
tertutup dilakukan dengan cara tertulis, tanpa mencantumkan nama, tanda tangan, fraksi pemberi suara atau
tanda lain yang dapat menghilangkan sifat kerahasiaan, atau dapat juga dilakukan dengan cara lain yang tetap
menjamin sifat kerahasiaan.
Keputusan berdasarkan suara terbanyak adalah sah apabila diambil dalam rapat yang telah mencapai kuorum
dan disetujui oleh lebih separuh jumlah anggota yang hadir.

Keputusan consensus

Konsensus adalah sebuah frasa untuk menghasilkan atau menjadikan sebuah kesepakatan
yang disetujui secara bersama-sama antarkelompok atau individu setelah adanya perdebatan
dan penelitian yang dilakukan dalam kolektif intelijen untuk
mendapatkan konsensus pengambilan keputusan.
Slide 8
Komunikasi yang efektif adalah proses pertukaran ide, pemikiran, pengetahuan dan informasi sedemikian
rupa sehingga tujuan atau niat dapat terpenuhi dengan sebaik mungkin. Dengan kata sederhana, ini tidak
lain adalah penyajian pandangan oleh pengirim dengan cara yang paling dipahami oleh penerima.

hambatan komunikasi adalah segala bentuk gangguan yang terjadi di dalam proses
penyampaian dan penerimaan suatu pesan dari individu kepada individu yang lain yang
disebabkan oleh faktor lingkungan maupun faktor fisik dan psikis dari individu itu sendiri.

Ada empat kategori utama atau gaya komunikasi termasuk verbal, nonverbal, tertulis dan visual:

1 . Lisan

Komunikasi verbal adalah penggunaan bahasa untuk mentransfer informasi melalui berbicara
atau bahasa isyarat. Ini adalah salah satu jenis yang paling umum, sering digunakan selama
presentasi, konferensi video dan panggilan telepon, rapat dan percakapan satu lawan
satu. Komunikasi verbal penting karena efisien.

Berikut beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengembangkan keterampilan
komunikasi verbal Anda:

 Gunakan suara bicara yang kuat dan percaya diri. Apalagi saat menyampaikan informasi kepada
beberapa atau sekelompok orang, pastikan untuk menggunakan suara yang kuat agar semua orang
dapat dengan mudah mendengar Anda. Percaya diri saat berbicara sehingga ide Anda jelas dan mudah
dipahami orang lain.
 Gunakan mendengarkan secara aktif. Sisi lain dari penggunaan komunikasi verbal adalah
mendengarkan dan mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian. Keterampilan mendengarkan
secara aktif adalah kunci saat mengadakan rapat, presentasi, atau bahkan saat berpartisipasi dalam
percakapan empat mata. Melakukannya akan membantu Anda tumbuh sebagai komunikator.
 Hindari kata-kata pengisi. Mungkin Anda tergoda, terutama selama presentasi, untuk menggunakan
kata-kata pengisi seperti “um,” “seperti”, “jadi” atau “ya.” Meskipun mungkin terasa alami setelah
menyelesaikan kalimat atau berhenti sejenak untuk mengumpulkan pikiran Anda, hal itu juga dapat
mengganggu audiens Anda. Cobalah menyajikan kepada teman atau kolega tepercaya yang dapat
menarik perhatian saat Anda menggunakan kata-kata pengisi. Cobalah untuk menggantinya dengan
menarik napas saat Anda tergoda untuk menggunakannya.

2 . Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah penggunaan bahasa tubuh, gerak tubuh dan ekspresi wajah untuk
menyampaikan informasi kepada orang lain. Ini dapat digunakan baik secara sengaja maupun
tidak sengaja. Misalnya, Anda mungkin tersenyum secara tidak sengaja saat mendengar ide atau
informasi yang menyenangkan atau menyenangkan.
Jika mereka menunjukkan bahasa tubuh yang “tertutup”, seperti lengan disilangkan atau bahu
membungkuk, mereka mungkin merasa cemas, marah atau gugup. Jika mereka menunjukkan
bahasa tubuh “terbuka” dengan kedua kaki di lantai dan lengan di samping atau di atas meja,
mereka cenderung merasa positif dan terbuka terhadap informasi.

Berikut beberapa langkah yang dapat Anda lakukan :

 Perhatikan bagaimana perasaan Anda secara fisik. Sepanjang hari, saat Anda mengalami
serangkaian emosi (mulai dari yang berenergi, bosan, bahagia, atau frustrasi), cobalah untuk
mengidentifikasi di mana Anda merasakan emosi itu di dalam tubuh Anda. Misalnya, jika Anda
merasa cemas, Anda mungkin memperhatikan bahwa perut Anda terasa sesak. Mengembangkan
kesadaran diri tentang bagaimana emosi Anda memengaruhi tubuh Anda dapat memberi Anda
penguasaan yang lebih besar atas presentasi eksternal Anda.
 Bersikaplah sungguh-sungguh dengan komunikasi nonverbal Anda. Usahakan untuk
menunjukkan bahasa tubuh yang positif saat Anda merasa waspada, terbuka, dan positif tentang
lingkungan Anda. Anda juga dapat menggunakan bahasa tubuh untuk mendukung komunikasi verbal
jika Anda merasa bingung atau cemas tentang informasi, seperti menggunakan alis yang berkerut.
 Tiru komunikasi nonverbal yang menurut Anda efektif. Jika Anda merasa ekspresi wajah atau
bahasa tubuh tertentu bermanfaat untuk situasi tertentu, gunakan itu sebagai panduan saat
meningkatkan komunikasi nonverbal Anda sendiri. Misalnya, jika Anda melihat bahwa ketika
seseorang menganggukkan kepalanya, itu mengomunikasikan persetujuan dan umpan balik positif
secara efisien, gunakan itu dalam pertemuan Anda berikutnya ketika Anda memiliki perasaan yang
sama.

3 . Tertulis

Komunikasi tertulis adalah tindakan menulis, mengetik atau mencetak simbol seperti huruf dan
angka untuk menyampaikan informasi. Hal ini membantu karena memberikan catatan informasi
untuk referensi. Menulis biasanya digunakan untuk berbagi informasi melalui buku, pamflet,
blog, surat, memo dan lainnya.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mengembangkan keterampilan
komunikasi tertulis Anda:

 Berusahalah untuk kesederhanaan. Komunikasi tertulis harus sesederhana dan sejelas


mungkin. Meskipun mungkin berguna untuk memasukkan banyak detail dalam komunikasi
instruksional, misalnya, Anda harus mencari area di mana Anda dapat menulis sejelas mungkin untuk
dipahami audiens Anda.
 Jangan mengandalkan nada. Karena Anda tidak memiliki nuansa komunikasi verbal dan nonverbal,
berhati-hatilah saat mencoba mengomunikasikan nada tertentu saat menulis. Misalnya, mencoba
mengomunikasikan lelucon, sarkasme, atau kegembiraan mungkin diterjemahkan secara berbeda
bergantung pada audiens. Sebaliknya, cobalah untuk membuat tulisan Anda sesederhana dan sejelas
mungkin dan tindak lanjuti dengan komunikasi verbal di mana Anda dapat menambahkan lebih
banyak kepribadian.
 Luangkan waktu untuk meninjau komunikasi tertulis Anda. Menyisihkan waktu untuk membaca
kembali email, surat, atau memo Anda dapat membantu Anda mengidentifikasi kesalahan atau
peluang untuk mengatakan sesuatu secara berbeda. Untuk komunikasi penting atau yang akan dikirim
ke banyak orang, mungkin berguna untuk meminta kolega tepercaya meninjaunya juga.
 Simpanlah file tulisan yang menurut Anda efektif atau menyenangkan. Jika Anda menerima
pamflet, email, atau memo tertentu yang menurut Anda sangat membantu atau menarik, simpanlah itu
sebagai referensi saat menulis komunikasi Anda sendiri. Memasukkan metode atau gaya yang Anda
suka dapat membantu Anda meningkat seiring waktu.

4 . Visual

Komunikasi visual adalah tindakan menggunakan foto, seni, gambar, sketsa, bagan, dan grafik
untuk menyampaikan informasi. Visual sering digunakan sebagai bantuan selama presentasi
untuk memberikan konteks yang membantu di samping komunikasi tertulis dan / atau
verbal. Karena orang memiliki gaya belajar yang berbeda, komunikasi visual mungkin lebih
membantu bagi beberapa orang untuk mengonsumsi ide dan informasi.

Berikut beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengembangkan keterampilan
komunikasi visual Anda:

 Tanya orang lain sebelum memasukkan visual. Jika Anda mempertimbangkan untuk berbagi
bantuan visual dalam presentasi atau email Anda, pertimbangkan untuk meminta umpan balik dari
orang lain. Menambahkan visual terkadang dapat membuat konsep membingungkan atau tidak
jelas. Mendapatkan perspektif pihak ketiga dapat membantu Anda memutuskan apakah visual
menambah nilai komunikasi Anda.
 Pertimbangkan audiens Anda. Pastikan untuk menyertakan visual yang mudah dipahami oleh
audiens Anda. Misalnya, jika Anda menampilkan bagan dengan data yang tidak dikenal, pastikan
untuk meluangkan waktu dan menjelaskan apa yang terjadi dalam visual dan bagaimana kaitannya
dengan apa yang Anda katakan. Anda tidak boleh menggunakan visual yang sensitif, menyinggung,
kekerasan, atau grafis dalam bentuk apa pun.

Metode komunikasi organisasi adalah korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi yang
terfokus pada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi yang berfokus pada
teknik, media, proses dan faktor-faktor yang menjadi penghambat proses komunikasi organisasi.

Menurut Pace & Feules, ada dua perspektif utama yang akan mempengaruhi bagaimana
komunikasi organisasi didefinisikan, yaitu:

 Perspektif objektif
Perspektif objektif menekankan definisi komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran
pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.
Fokusnya adalah penanganan pesan, yakni menerima, menafsirkan, dan bertindak berdasarkan
informasi dalam suatu peristiwa komunikasi organisasi.

 Perspektif subjektif
Perspektif subjektif mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai proses penciptaan makna atas
interaksi di antara unit-unit organisasi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi.
Fokusnya adalah bagaimana individu anggota organisasi bertransaksi dan kemudian memberi
makna terhadap peristiwa komunikasi yang terjadi.
Dengan demikian, definisi komunikasi organisasi dilihat dari perspektif objektif maupun perspektif
subjektif adalah sebagai proses penciptaan dan penafsiran informasi di antara unit-unit komunikasi
sebagai bagian dari suatu organisasi secara keseluruhan.

Pendekatan komunikasi dalam organisasi[sunting | sunting sumber]


Komunikasi organisasi dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu:

 Pendekatan Makro
Dalam pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu struktur global yang berinteraksi
dengan lingkungannya. Dalam berinteraksi, organisasi melakukan aktivitas tertentu seperti:
a. Memproses informasi dan lingkungan
b. Mengadakan identifikasi
c. Melakukan intergrasi dengan organisasi lain
d. Menentukan tujuan organisasi

 Pendekatan Mikro
Pendekatan ini terutama menfokuskan kepada komunikasi dalam unit dan sub-unit pada suatu
organisasi. Komunikasi yang diperlukan pada tingkat ini adalah komunikasi antara anggota
kelompok seperti:
a. Komunikasi untuk pemberian orientasi dan latihan
b. Komunikasi untuk melibatkan anggota kelompok dalam tugas kelompok
c. Komunikasi untuk menjaga iklim organisasi
d. Komunikasi dalam mensupervisi dan pengarahan pekerjaan
e. Komunikasi untuk mengetahui rasa kepuasan kerja dalam organisasi

 Pendekatan individual
Berpusat pada tingkahlaku komunikasi individual dalam organisasi. Semua tugas-tugas yang telah
diuraikan pada dua pendekatan sebelumnya diselesaikan oleh komunikasi individual. Ada beberapa
bentuk komunikasi individual:
a. Berbicara pada kelompok kerja
b. Menghadiri dan berinteraksi dalam rapat-rapat
c. Menulis dan mengonsep surat
d. Berdebat untuk suatu usulan

sikap dan postur

Postur tubuh yang baik saat berdiri


Untuk mendapatkan postur tubuh yang baik saat sedang berdiri, Anda bisa
melakukan beberapa hal berikut ini.

 Berdirilah dengan tegak dan lurus.


 Pastikan bahu Anda tidak terlalu maju. Setidaknya, posisinya sejajar atau
hampir di belakang leher.
 Tahan perut Anda ke dalam.
 Pusatkan berat badan pada kaki Anda.
 Tegakkan kepala Anda.
 Biarkan kedua lengan Anda bergantung secara alami di kedua sisi tubuh Anda.
 Biarkan kaki Anda melebar sejajar dengan bahu.
Mungkin pada awalnya, mempraktikan segala hal di atas bukan hal yang
mudah. Namun, dengan membiasakan untuk berdiri dengan postur yang baik,
lama-kelamaan semua akan terasa lebih mudah.

Tatapan mata

1. Sering memalingkan pandangan


Sering memalingkan pandangan saat diajak berbicara bukan merupakan
sesuatu yang bagus. Hal tersebut merupakan pertanda bahwa seseorang
yang sedang kamu ajak berbicara sudah merasa bosan atau enggan
mendengarkan pembicaraan mu. Jika sudah seperti ini, hal yang harus kamu
lakukan adalah menyudahi pembicaraan, karena lawan bicaramu pun tidak
akan mendengarkanmu lagi.

2. Tatapan berbolak-balik
Perhatikan juga situasi seperti ini. Saat tatapan lawan bicaramu yang terus
menerus menggeser bola matanya dari satu tempat ke tempat lain. Hal
seperti ini harus kamu pahami, karena ini menandakan bahwa Ia sedang
dalam keadaan gugup atau tidak nyaman
3. Tatapan mata menurun
Jika kamu melihat tatapan lawan bicaramu yang cenderung semakin menurun
dan melemah, tandanya Ia sedang merasakan perasaan bersalah atau malu.
Ini merupakan gerakan refleks yang sering nampak dan disadari oleh
seseorang.

4. Tatapan menyipit
Tatapan menyipit bisa disimpulkan sebagai ungkapan penolakan atau ketidak
setujuan. Biasanya setelah memberikan tatapan mata seperti itu orang
tersebut akan memastikan kebenaran dari ucapan kita atau meminta
penjelasan lebih lanjut.

5. Terus berkedip
Tentu saja kedipan merupakan hal yang wajar bagi seorang manusia. Hal ini
merupakan salah satu contoh gerak refleks. Namun, jika seseorang mulai
terus berkedip bahkan hingga 30-40 kedipan permenit itu menunjukkan
bahwa Ia sedang dalam kekhawatiran atau sedang merasa dalam tekanan.
Slide 9
Hakikat perencanaan
1. 1. HAKEKAT DANTUJUANPERENCANAAN
2. 2. HAKEKAT DAN TUJUANPERENCANAAN Perencanaan adalah proses
yang mencakup mendefinisikan sasaran organisasi, menetapkan strategi
menyeluruh untuk mencapai sasaran itu, dan menyusun serangkaian
rencana yang menyeluruh untuk mengitegrasikan dan mengoordinasikan
pekerjaan organisasi.

Empat Langkah Menyusun Rencana Strategis


1. a. Membuat MISI.
2. b. Mengidentifikasi TUJUAN (GOAL) yang akan membimbing anda kepada misi.
3. c. Menentukan SASARAN (OBJECTIVES) yang akan membantu anda meraih tujuan.
4. d. Membuat RENCANA KERJA yang mendorong anda mencapai sasaran.

Berikut ini adalah beberapa cara atau langkah dalam menyusun bisnis plan dengan baik.
1. Kenali Bisnis. Pelajari dan pahami secara menyeluruh dan mendalam mengenai
bentuk, potensi, dan segala tantangan yang ada pada bisnis. ...
2. Tentukan Arah. ...
3. Tentukan Target Bisnis. ...
4. Tulis Rencana Bisnis.

Pemecahan masalah adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan


suatu permasalahan dengan cara mendefinisikan masalah, menentukan penyebab utama dari
suatu permasalahan, mencari sebuah solusi dan alternatif untuk pemecahan masalah, dan
mengimplementasikan solusi tersebut sampai masalah benar-benar dapat
1. Definisikan Masalah yang Ada.

Kita perlu berfokus pada apa yang menjadi masalah intinya dan mencari tahu segalanya secara
rinci. Seringkali kita hanya menganalisa permasalahan sekejap saja, sehingga kita tidak bisa
mengetahui penyebab suatu permasalahan dengan benar. Untuk mendefinisikan permasalahan
secara tepat, jangan lupa untuk mengikuti langkah-langkah berikut ini:
- Ketika mendefinisikan permasalahan, kita perlu membedakan antara fakta dan pendapat.
Logikanya, kita tidak akan mendapatkan penyebab permasalahan yang valid jika kita tidak bisa
membedakan keduanya.
- Dalam hal ini, kita juga perlu menyatakan atau mengungkapkan permasalahan yang terjadi
secara spesifik.
- Coba identifikasi standar, norma-norma atau nilai-nilai apa saja yang telah dilanggar dari
permasalahan ini.
- Kita perlu menentukan dimana titik permasalahan yang ada dan mulai merancang proses
pemecahan masalah.
- Pastikan untuk tidak menyelesaikan sebuah permasalahan tanpa data-data yang valid.

2. Mencari Solusi Alternatif.

Setelah mengidentifikasi permasalahan yang ada secara detail, maka sekarang waktunya untuk
membuat beberapa pilihan yang bisa kita pilih untuk mencari solusi alternatif yang efektif. Oleh
karena itu, kita perlu menunda pemilihan solusi alternatif sampai kita benar-benar sudah
mendapatkan solusi yang cocok dan yang diinginkan oleh semua pihak yang terlibat. Jadi, kita
perlu menunggu sampai proses evaluasi terakhir, baru bisa menentukan solusi alternatif mana
yang akan kita gunakan. Oh ya, jangan lupa gunakan langkah-langkah di bawah ini ya.
- Pastikan untuk tidak terburu-buru dalam menentukan suatu solusi alternatif.
- Sertakan semua individu yang terlibat dalam menentukan solusi alternatif yang terbaik.
- Tentukan solusi alternatif yang sejalan dengan tujuan organisasi atau perusahaan.
- Tentukan solusi alternatif untuk jangka pendek dan jangka panjang.
- Pertimbangkan ide-ide yang disampaikan oleh orang lain (Ingat, semua orang berhak
memberikan pendapat mereka terhadap solusi alternatif).
- Pilih solusi alternatif yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah.

3. Evaluasi dan Pilih Solusi Alternatif yang Ada.

Langkah ketiga yang bisa kita lakukan adalah mengevaluasi setiap pilihan solusi alternatif yang
ada, lalu memilihnya secara bijak dengan mempertimbangkan segala kebaikan dan keburukan
yang akan dihasilkan di masa depan. Dalam mengevaluasi pilihan solusi alternatif, kita juga
perlu melakukannya secara hati-hati. Maksudnya, jangan sampai kita mempertimbangkannya
secara bias, sehingga solusi alternatif yang dihasilkan bisa saja sebenarnya tidak cocok dengan
permasalahan yang ada. Oh ya, juga jangan lupa untuk memilih solusi alternatif yang benar-
benar sesuai dengan visi dan misi perusahaan kita ya, rekan-rekan Career Advice. Berikut ini
adalah poin-poin yang bisa kita terapkan:
- Mengevaluasi solusi alternatif yang relatif terhadap standar target yang ada.
- Kita juga perlu mengevaluasi semua solusi alternatif yang ada tanpa rasa bias.
- Kita perlu mengevaluasi solusi alternatif yang mungkin terbukti berhasil.

4. Coba untuk Terapkan dan Tindak Lanjuti Solusinya.

Kini saatnya kita menerapkan solusi yang sudah terpilih untuk memecahkan permasalahan
yang ada. Akan tetapi, bukan berarti menerapkan solusi telah menandakan bahwa
permasalahan dapat selesai begitu saja loh ya. Perlu ada tindak lanjut atau follow up yang
dilakukan oleh orang-orang yang terlibat agar mereka bisa meninjau bersama, apakah
permasalahan yang ada sudah benar-benar terselesaikan atau belum. Nah, pastikan rekan
pembaca sudah melewati poin-poin di bawah ini ya.
- Kita perlu merencanakan dan mengimplementasikan solusi alternatif yang telah dipilih dan di
uji coba.
- Kita perlu mengumpulkan segala umpan balik dari semua pihak yang mungkin akan terkena
dampak dari solusi alternatif tersebut.
- Kita juga perlu mencari persetujuan atau konsensus dari semua pihak yang terkena
dampaknya.
- Selain itu, jangan lupa untuk menetapkan langkah-langkah dan pemantauan secara
berkelanjutan ya!
- Terakhir, kita perlu terus mengevaluasi hasil jangka panjang berdasarkan solusi akhir yang
telah kita pilih secara bersama-sama.
6 Langkah penting yang harus diperhatikan ketika menemukan masalah pada usaha Anda:

1. Temukan Akar Permasalahan


Cari secara keseluruhan akar permasalahan yang ada. Hal itu penting karena, kita akan tahu semua
permasalahan yang terjadi dan segera mencari solusinya.
2. Dugaan Pokok Permasalahan
Coba kembangkan semua dugaan yang menyangkut pokok permasalahan yang terjadi pada usaha
atau bisnis Anda.
3. Analisa Dugaan Permasalahan
Dengan menganalisa dan menguji semua dugaan yang ada untuk menemukan semua pokok
permasalahan.
4. Cari Pemecahan Masalah
Setelah menganalisa dan menguji dugaan yang ada, coba untuk mengembangkan pemecahan masalah
yang bermacam-macam tersebut hingga bisa teratasi.
5. Lakukan Tindakan Nyata
Semua dugaan dan prakiraan terhadap semua masalah pada usaha Anda, tidak akan
terselesaikan tanpa adanya penerapan tindakan nyata.
6. Berpikiran Positif
Ketika menemukan masalah, cobalah hadapi dengan tenang. Hal itu ampuh dan sering dipraktikkan oleh
banyak orang. Karena jika pikiran tenang, kita akan bisa lebih konsentrasi untuk menemukan akar dari
permasalahan yang dihadapi. Sehingga dengan mudah menemukan jawaban atau solusinya.
Nah, Jika menemukan masalah yang timbul pada usaha Anda, coba untuk menganggap semua itu
sebuah tantangan. Dengan begitu Anda akan merasa tertantang dan lebih kuat untuk memecahkan
masalah tersebut. Dan cobalah untuk menganalisa situasinya secara positif dan menyelesaikannya
masalah-masalah yang ada dengan cepat. Semoga bermanfaat.

Slide 10

Pemahaman Tentang Istilah Olympism (OLIMPISME) 1. Olympic / Olimpia Nama sebuah tempat di
Athena yang dipergunakan sebagai tempat penyelenggaraan aktivitas festival olahraga bangsa yunani
kuno (olimpiade kuno). 2. Ism/Isme Sebuah faham/ajaran yang merupakan sistem/ tatanan sosial yang
diyakini memiliki nilai bila diterapkan dalam lingkungan masyarakat 3. Olympism adalah dasar
fundamental dan filosofi kehidupan (paham/ajaran) yang mencerminkan dan
mengkombinasikankeseimbangan antara jasmani (badan yang sehat) dan rohani (kemauan, moral dan
kecerdasan) serta mengharmonikan antara kehidupan keolahragaan, kebudayaan dan pendidikan,
sehingga dengan demikian dapat diciptakan keselarasan kehidupan yang didasarkan pada kebahagiaan
dan usaha yang mulia, nilai nilai pendidikan yang baik dan penghargaan pada prinsip- prinsip etika yang
baik pula 4. Visi Olympism adalah menempatkan olahraga dimana saja sebagai wahana pembentukan
manusia secara utuh yang harmonis dalam usaha membangun suatu masyarakat yang damai dengan
saling menghormati. D. Paradigma Olympism Dalam Pertandingan Olimpiade 1. Prestasi olahraga bukan
yang utama bagi atlet dalam suatu kompetisi, melainkan kegiatan olahraga untuk kemuliaan manusia
dengan mengkobinasikan dan menyeimbangkan antara kualitas fisik, kemauan, dan pikiran sebagai
prinsip dasarnya. 2. Karena olympism ditetapkan sebagai filosofi dan prinsip dasarnya , maka
diskriminasi atau perbedaan terhadap ras, suku, agama, ideologi dan warna kulit harus dihindarkan
dalam setiap gerakan olimpiade. a. Living excellence Nilai-nilai : 1. Kerja keras untuk mencapai prestasi
terbaik. 2. Berjuang hingga akhir (pantang menyerah). 3. Fokus terhadap pencapaian prestasi. 4. Terus
belajar untuk mendapatkan proses yang tepat untuk pencapaian prestasi terbaik. 5. Menjaga
keseimbangan antara kebugaran fisik, motivasi /keinginan dan kekuatan mental b. Living Respect Saling
menghargai diri dan orang lain dalam hal : 1. Perbedaan pendapat. 2. Perbedaan keyakinan. 3.
Perbedaan keragaman budaya. 4. Perbedaan Suku/ras dan Bangsa. 5. Hak-hak sebagai manusia. 6.
Pencapaian prestasi/kesuksesan seseorang. c. Living Friendsip Nilai-nilai : 1. Persahabatan. 2. Berempati
dan bersimpati kepada orang lain. 3. Kerjasama. 4. Saling memberi,melayani. 5. Saling mendukung. E.
Nilai Olympism Dalam Olahraga Untuk Mengembangkan Integritas & Karakter 1. Mempromosikan dan
menyebar luaskan olahraga dan nilai filosofisnya (olympism) sebagai dasar pembentukan fisik dan
pengembangan moral manusia. 2. Mendidik generasi muda melalui olahraga dalam semangat saling
pengertian dan persaudaraan yang lebih baik diantara mereka, sehingga memungkinkan terbentuknya
dunia yang lebih damai dan lebih baik. 3. Menyebar luaskan prinsip-prinsip Olimpiade keseluruh dunia,
sehingga membentuk semangat internasional. 4. Mempertemukan atlet dunia dalam suatu festival
olahraga empat tahunan, yaitu pertandingan olimpiade (Olympic Games). Olympism Sebagai Pokok
Pikiran Simbol Gerakan Olimpiade Modern 5 Cincin Dengan Lima Warna : Biru, Kuning, Hitam, Hijau dan
Merah dengan latar belakang putih. Menggambarkan wakil dari 5 benua yakni ; Asia, Eropa, Afrika,
Amerika dan Australia, serta negara negara di dunia yang di simbolkan dengan 5 warna yang merupakan
bagian dari warna bendera masing masing Negara. Diciptakan oleh B.Pierre de Coubertin dan
diluncurkan pertamakali dan di gunakan tahun 1914 pada kongres Olimpiade di Antwerpen. Motto
Pertandingan Olimpiade Modern “(Citius) Lebih cepat, (Altius) Lebih tinggi, (Fortius) Lebih kuat” Di
usulkan oleh Father Henri Didon, seorang guru dari Republik Dominika, salah seorang teman B.Pierre de
Coubertin Paradigma Gerakan Olympiade. Prestasi olahraga bukan yang utama bagi atlet dalam suatu
kompetisi, melainkan hasil dari proses keseluruhannya, yaitu terbangunnya kemuliaan diri yang
merupakan kombinasi & keseimbangan antara kualitas & keterampilan fisik (skill), sikap/kemauan
(attitute), dan kecerdasan pikiran (knowledge) sebagai prinsip dasar hidup.

Tujuan

Tujuh Konsep Pembentukan Nilai Nilai Moral Dalam Penyelengaraan Olimpiade (Menurut IOC) Nilai-nilai
olympiade (olympism) sebagai filosofi, mengandung arti tidak ada pembedaan dalam hal; ras, suku,
agama, ideologi & warna kulit, serta merupakan usaha untuk menciptakan perdamaian dunia. 7 (Tujuh)
Komponen Standar Dari Sasaran Pembentukan Moral Dalam Olympism yaitu: 1. Kesempurnaan Dalam
Performansi (Excellence in performance). 2. Berpartisipasi Dengan Kegembiraan & Kesenangan (Joy and
pleasure in participation). 3. Kejujuran dalam berkompetisi (Fairness of play). 4. Rasa Hormat Terhadap
Sesama (Respect for other nations, cultures, religions, races and individuals). 5. Pengembangan Kualitas
Manusia (Human quality development). 6. Belajar Secara Bersama & Terpadu (Leadership by sharing,
training, working and competing together). 7. Kedamaian Antara Bangsa (Peaceful co-existence between
different nations peace).
Symbol

Simbol Gerakan Olimpiade Modern 5 Cincin Dengan Lima Warna : Biru, Kuning, Hitam, Hijau dan Merah
dengan latar belakang putih. Menggambarkan wakil dari 5 benua yakni ; Asia, Eropa, Afrika, Amerika dan
Australia, serta negara negara di dunia yang di simbolkan dengan 5 warna yang merupakan bagian dari
warna bendera masing masing Negara. Diciptakan oleh B.Pierre de Coubertin dan diluncurkan
pertamakali dan di gunakan tahun 1914 pada kongres Olimpiade di Antwerpen. Motto Pertandingan
Olimpiade Modern “(Citius) Lebih cepat, (Altius) Lebih tinggi, (Fortius) Lebih kuat” Di usulkan oleh Father
Henri Didon, seorang guru dari Republik Dominika, salah seorang teman B.Pierre de Coubertin
Paradigma Gerakan Olympiade. Prestasi olahraga bukan yang utama bagi atlet dalam suatu kompetisi,
melainkan hasil dari proses keseluruhannya, yaitu terbangunnya kemuliaan diri yang merupakan
kombinasi & keseimbangan antara kualitas & keterampilan fisik (skill), sikap/kemauan (attitute), dan
kecerdasan pikiran (knowledge) sebagai prinsip dasar hidup.

Sport for all

Sport for all diperkenalkan oleh orang-orang Eropah sejak tahun 1960 an. Dan dikembangkan secara luas dan
dimotori oleh orang Norwegia, dengan waktu yang tidak terlalu lama tepatnya pada tahun 1965 sudah mencapai 40
negara pada saat diselenggarakan pertemuan internasional di Frankfurt dengan nama Trim and Fitness
Confrence. Adapun nama kegiatan sport for all di setiap Negara berbeda-beda. Tetapi konsep dari kegiatan tersebut
pada prinsipnya sama adalah untuk mengatasi kekurangan gerak yang melanda masyarakat dunia atau sering disebut
krisis gerak, akibat kemajuan teknologi yang serba canggih.
Adapun konsep atau gagasan yang mendasari pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan sport for all di
antaranya adalah :
1. Berkaitan dengan kebutuhan dasar masyarakat. Seluruh masyarakat pasti akan mendambakan untuk hidup
sehatn dan bugar. Untuk mendapatkan kesehatan dan kebugaran alat yang paling efektif adalah dengan
melakukan olahraga secara teratur dan berkesinambungan. Adapun untuk memilih olahraga diberikan
kebebasan cabang olahraga apa saja sesuai dengan kegemaran individunya untuk mendapatkan fitness
mereka.
2. Sebagai reaksi dari gerakan Olympic adalah menempatkan olahraga dimana saja untuk melayani
perkembangan manusia secara harmonis dengan maksud untuk mendorong terciptanya masyarakat yang
damai berkaitan dengan pemeliharaan martabat manusia. Tetapi dalam pelaksanaan Olympic dilakukan
oleh atlet yang memiliki bakat dan kualitas tinggi yang bias ikut. Sehingga dilakukan seleksi yang amat
ketat. Tetapi pada sport for all didasarkan atas kegembiraan pada para pesertanya dan tidak perlu kompetisi
tidak perlu ada seleksi atau pembatasan bagi peserta sport for all. Karena tujuan dari sport for all adalah
untuk melakukan kegiatan olahraga sesuai dengan hobi dan kebutuhannya untuk meningkatkan kesehatan
dan kebugaran jasmaninya.
3. Akibat penemuan kembali budaya yang berkaitan dengan olahraga tradisional atau permainan tradisional
disetiap Negara. Gerakan sport for all tidak hanya sebagai reaksi saja pada gerakan Olympic yang memiliki
aturan sangat ketat. Tetapi sebagai pendorong bagi Negara-Negara berkembang untuk dapat menggali lagi
olahraga atau permainan-permainan tradisionil yang memilki peraturan sendiri. Dengan demikian dapat
dipakai untuk memperkaya khasanah budaya. Olahraga tradisionil tersebut juga dapat dikemas lebih
menarik sehingga dapat dikemas untuk melakukan promosi pariwisata. Untuk memberikan kesejahtraan
masyarakat sekitarnya. Sebagai olahraga dayung (perahu) di Palembang Sumsel yang diselenggarakan
setiap ulang tahun Kota Palembang , yang disebut “Bidar”. Kegiatan tersebut dapat mempromosikan
pariwisata di Sumatera Selatan khususnya di Kota Palembang. Sekarang sedang gencar di promosikan baik
ditingkat nasional maupun internasionl melalui Visit Musi 2008.
Sport for all dinegara-negara maju seperti di Jerman sudah merupakan kegiatan sehari-hari. Artinya seluruh
lapisan masyarakat sudah sangat paham tentang manfaat olahraga dalam meningkatkan kualitas hidup yang
berkaitan dengan kesehatan dan kebugaran fisiknya. KONI Jerman yang disebut “Deutscher Sportbund” sangat
peduli untuk mempelopori kegiatan yang berkaitan dengan sport for all. Sejak tahun 1971 sport for all di Jerman
diperkenalkan semua lapisan masyarakat keluarga boleh melakukan kegiatan apa saja. Seperti jalan, jogging, senam,
renang, bersepeda, cross country dengan peningkatan denyut jantung cukup 130 per menit ( Harzuki: 2003, 286). Di
Canada kegiatan yang berkaitan dengan sport for all telah dikenal sejak 1943 sejak Undang-Undang tentang national
Physical Fitness diterapkan, bertujuan untuk meningkatkan kesehatan (Harzuki: 2003. 289)
Sport for all yang memiliki pengertian olahraga untuk semua, suatu kegiatan olahraga yang bersifat masal,
suatu kegiatan jasmani dengan menggunakan berbagai cabang olahraga sebagai alat untuk melakukan aktivitas fisik
sesuai dengan kehobiannya, Sport for all bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran melalui kegiatan
olahraga sebagai pengisi waktu luangnya. Sport for all juga merupakan salah satu alternatif untuk membudayaakan
hidup sehat melalui kegiatan olahraga.

Olypic akademi

Dalam catatan sejarah, olimpiade kuno juga disebutkan bagaimana masyarakat sangat
patuh terhadap aturan dan etika dalam berkompetisi. Semua peserta lomba olahraga
harus bertelanjang bulat sebagai bentuk kesucian diri dalam berkompetisi yang hanya
diikuti kaum laki-laki saja. Juara olimpiade diberi penghargaan mahkota daun “zaitun”
namun penghargaan sesungguhnya adalah penghormatan oleh masyarakat berupa
pengangkatan sebagai bangsawan meskipun dia bukan bangsawan. Masyarakat
sangat menghormati sang juara. Kehadirannya bahkan dapat menghentikan
peperangan dan selama sang juara masih terlihat maka peperangan tidak akan dimulai.
Semangat olimpisme juga mengajarkan tiga sikap yang luhur yaitu friendship,
excelent dan respect. Friendship adalah sikap persahabatan, berempati dan
bersimpati, saling memberi dan melayani, serta saling mendukung. Selalu menghargai
lawan bukan sebagai musuh tetapi sebagai teman bermain.
Kebudayaan dan olympisme

Kondisi nyata keolahragaan

Kondisi Keolahragaan Kebijakan keolahraaan akan berdampak terhadap kondisi keolahragaan dalam
kondisi yang positif atau kondisi yang negatif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kondisi berarti
keadaan, sehingga dapat diartikan kondisi keolahragaan adalah keadaan yang terjadi tentang olahraga.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional,
ruang lingkup olahraga dibagi menjadi 3 bagian yaitu olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan
olahraga prestasi. Ketiga bagian tersebut memiliki penanggung jawab masingmasing, untuk olahraga
pendidikan berada di bawah tangung jawab Balai Pemuda dan Olahraga yang berada di bawah Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga, untuk olahraga rekrasi berada dibawah Federasi Olahraga Rekreasi
Masyarakat Indonesia dan olahraga prestasi berada di bawah Komite Olahraga Nasional Indonesia.
Olahraga membutuhkan penyelenggaraan yang keolahragaan yang merata tanpa membeda-bedakan
serta harus menjungjung tinggi nilai-nilai luhur kehidupan. Seperti yang dijelaskan dalam Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional yaitu
keolahragaan diselenggarakan dengan prinsip demokratis, tidak diskriminatif dan menjunjung tinggi nilai
keagamaan, nilai budaya, dan kemajemukan bangsa. Serta keadilan sosial dan nilai kemanusiaan yang
beradap. Pembinaan dan pengembangan olahraga juga berperan penting 25 dalam keolahragaan,
pembinaan olahraga dimulai dari pengenalan hingga pengembangan bakat dan peningkatan prestasi,
sesuai dengan yang dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional, pembinaan dan pengambangan keolahragaan dilaksanakan melalui tahap pengenalan
olahraga, pemantauan, pemanduan, serta pengembangan bakat dan peningkatan prestasi. Pembinaan
olahraga bukan hanya untuk atlet, dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 2005 juga menjelaskan
pembinaan dan pengembangan keolahragaan meliputi pengolahraga, ketenagaan, pengorganisasian,
pendanaan, metode, prasarana dan sarana, serta penghargaan keolahragaan. Olahraga didanai oleh
pemerintah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah, seperti yang dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional, Pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengalokasikan anggaran
keolahragaan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah. Dalam pengalokasian dana olahraga tidak harus melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah, seperti dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 2005
tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Dana keolahragaan yang dialokasikan dari Pemerintah dan
pemerintah daerah dapat diberikan dalam bentuk hibah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Keolahragaan membutuhkan sarana dan prasarana yang berstandar dalam penyelenggaraannya,
sehingga dapat memenuhi target yang ditetapkan, di dalam Undang-undang Nomor 3 tahun 2005
menjelaskan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah menjamin ketersediaan prasarana olahraga
sesuai dengan standar dan kebutuhan pemerintah dan pemerintah daerah. Setiap pelaku olahraga yang
berhasil mendapatkan prestasi, mendapatkan penghargaan baik dari atlet maupun organisasi ataupun
lembaga olahraga, dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 2005 menjelaskan Setiap pelaku olahraga,
organisasi olahraga, lembaga pemerintah/swasta, dan perseorangan yang berprestasi dan/atau berjasa
dalam memajukan olahraga diberi penghargaan. Pengawasan olahraga dilakukan oleh pemerintah
maupun dari masyarakat seperti yang dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 2005 tentang
Sistem Keolahragaan Nasional, Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat melakukan
pengawasan atas penyelenggaraan keolahragaan

Peranan kepemimpinan
KEPEMIMPINAN DALAM OLAH RAGA MEMBANGUN KARAKTER BANGSA Osa Maliki ABSTRAK
Selama bertahun-tahun telah mendengar bahwa olahraga dan aktivitas fisik membangun karakter dan
mengembangkan nilai-nilai moral. Bung Karno pernah mencanangkan olahraga menjadi salah satu
pendorong dalam rangka pembangunan rasa nasionalisme atau kebangsaan (nation building) dan
membentuk karakter bangsa (character building). Karena itu, kegiatan keolahragaan lantas menjadi
aktivitas yang dinamis dan menjadi alat perjuangan bangsa. Melalui pendidikan maka mental dan
karakter dapat terbangun. Melalui aktivitas olahraga kita banyak mendapatkan hal-hal yang positif.
Olahraga bukan sekedar kegiatan yang berorientasi kepada faktor fisik belaka, olahraga juga dapat
melatih sikap dan mental kita menjadi seorang pemimpin. Pembentukan karakter bangsa dapat dilakukan
salah satunya melalui olahraga. Dengan olahraga kita bisa kembangkan karakter bangsa, sportivitas
sekaligus merekatkan persatuan bangsa. Atas dasar tersebut, semua komponen bangsa harus
memberikan andil dalam memajukan olahraga nasional. Menurut Irwan Prayitno (2008), secara normatif
dan sebagaimana telah hampir dapat diterima oleh umumnya kita sekalian, pembentukan karakter
bangsa merupakan hal yang amat penting bagi generasi muda dan bahkan menentukan nasib bangsa
dimasa yang akan datang.
Paradigma baru dalam olahraga

Dewasa ini, dikenal dua sistem pembinaan olahraga yang umumnya dianut di negara-negara maju, yaitu
pembinaan olahraga dengan menonjolkan pada olahraga elit (elie sport) dan pembinaan olahraga yang
memfokuskan pada budaya gerak (sport and movement culture) (Mutohir, T.C, 2004). Olahraga elit
dicirikan oleh adanya kompetisi dan maksimalisasi prestasi. Kedua ciri tersebut pada awalnya terasa
sangat menonjol ketika terjadi politisasi olahraga, yaitu selama berlangsungnya perang dingin antara blok
barat dan blok timur. Kemudian ini dilanjutkan di era komersialisasi olahraga, mediatisasi olahraga, dan
saintifikasi olahraga sebagaimana yang terjadi sekarang ini. Kemenangan pada akhirnya merupakan
sesuatu yang diagungkan – apapun bentuknya. Dalam kondisi yang demikian, dampak negatif darinya
seolah menjadi tak terhindarkan seperti: penggunaan obat perangsang (doping), eksploitasi fisik, dan
kekerasan yang pada gilirannya berujung pada pendangkalan nilai-nilai olahraga itu sendiri. Sebagai
bentuk kritik dari semua itu, muncullah “de-sportification of sport” yang ide dasarnya berupa gerakan
“sport for all”.

Di banyak negara, olahraga elit (professional sport, sportification of sport) cenderung mendominasi model
pembinaan olahraga sebagaimana yang terjadi di Amerika, Jerman, dan sangat boleh jadi Indonesia.
Sedangkan negara seperti Belanda dan Singapura, pembinaan olahraga lebih diarahkan pada budaya
gerak masyarakat (de-sportification of sport, sport for all) yang berujung pada perilaku hidup sehat.
Sistem mana yang lebih unggul? Tidak mudah untuk menjawab pertanyaan tersebut, mengingat banyak
faktor yang ikut mempengaruhi seperti tujuan yang diinginkan dan potensi yang dimiliki oleh suatu
negara. Namun demikian, makalah ini berargumentasi bahwa kedua sistem tersebut tidak harus
dipertentangkan satu sama lain, melainkan bersifat komplementer.
Olahraga elit harus dianggap sebagai konsekuensi dari sebuah sistem piramida pembinaan yang
didasarkan pada budaya gerak yang mapan. Sebab, tanpa budaaya gerak yang telah mengakar kuat di
masyarakat, sulit rasanya akan dihasilkan prestasi olahraga elit secara berkelanjutan.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka dikenal tiga pilar bangunan olahraga, yaitu: pendidikan
jasmani/olahraga pendidikan, olahraga masyarakat, dan olahraga prestasi (Mutohir & Lutan, 2001) ketiga
pilar bangunan tesebut saling terkait satu sama lain.
Olahraga tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi, sementara sisi yang lain diabaikan. Pembangunan
keolahragaan nasional harus ditelaah dan dipahami dari sudut pandang yang luas dan mendasar. Dari
perspektif kesisteman, sangat dipahami bahwa hasil pembinaan dalam subsistem olahraga kompetitif
yang menekankan pencapaian dan peningkatan prestasi, terkait langsung dengan sub-subsistem lainnya
yakni subsistem pendidikan jasmani dan subsistem olahraga masyarakat. Keseluruhan subsistem
tersebut harus dibina dan sekaligus dibentuk di atas landasan yang kokoh yakni partisipasi aktif dan
teratur secara meluas di kalangan masyarakat Indonesia.
Partisipasi aktif dan teratur itu terbentuk berdasarkan kecintaan terhadap olahraga yang kemudian
melekat sebagai bagian dari cara hidup dan budaya, hal ini diperoleh, tidak dengan sendirinya, melainkan
melalui proses belajar atau proses pembudayaan. Dalam kaitan itu, penyelenggaraan pendidikan jasamni
dan olahraga di sekolah menempati kedudukan yang amat strategis. Oleh karenanya, status pendidikan
jasmani dan olahraga di sekolah harus diangkat dan disejajarkan dengan kegiatan akademik lainnya.
Selain itu, kegiatan olahraga masyarakat (termasuk olahraga rekreasi) ikut serta menjadi bagian terpadu
dalam kesisteman, dan dalam perkembangannya juga akan mempengaruhi subsistem lainnya, termasuk
olahraga kompetitif.
Banyak orang beranggapan bahwa keberhasilan olahraga identik atau setidaknya dikonotasikan dengan
perolehan medali dalam suatu event. Anggapan yang demikian tentu tidak salah, tetapi juga tidak
seluruhnya benar. Sebab, dalam setiap pertandingan multievent, perolehan medali memang menjadi
ukuran keberhasilan suatu daerah atau negara dalam mengembangkan prestasi olahraganya. Tetapi
sebenarnya, medali hanyalah satu aspek, dan bukan satu-satunya. Selain itu, olahraga prestasi hanyalah
salah satu pilar dari dua pilar bangunan olahraga lainnya, yaitu: olahraga masyarakat dan pendidikan
jasmani. Ada filosofi dasar yang jauh lebih esensial dari hanya sekedar mendapatkan medali, yakni “spirit
Olympism” yang ajaran dasarnya adalah penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan (celebration of
humanity). Dengan keyakinan dasar seperti itu, maka harus ditanggalkan upaya primitive-destruktif: atas
nama medali – atlet menggunakan obat perangsang; atas nama kemenangan – segala cara ditempuh;
atas nama gengsi – perkelahian terjadi; dan atas nama performance – individu atlet jadi korban.
Menurut Coubertin, penggagas Olympiade modern, pentas olahraga dimanapun, kapanpun, dan apapun
bentuknya, harus selaras dengan spirit Olympism. Sebab, olahraga merupakan manifestasi esensial dari
spirit Olympism. Bukan semata-mata kompetisi dan kemenangan, melainkan juga partisipasi dan
kerjasama. Bukan sekedar olahraga sebagai aktivitas, tetapi juga sebagai a formative and developmental
in influence contributing to desirable characteristics of individual personality and social life. Lebih dari itu,
spirit Olympism seharusnya tidak hanya menjadi filosofi dasar dalam olahraga, tetapi juga harus men-
transenden dalam konteks kehidupan sehari-hari (Maksum, 2002). Tidak hanya bagi atlet, tetapi juga bagi
semua orang. Tidak hanya dalam kurun waktu tertentu, tetapi mencakup seluruh rentang waktu
kehidupan. Pendek kata, mengingat spirit dasar Olympism yang pada akhirnya bermuara pada nilai-nilai
dan harkat kemanusiaan, maka Olympism merupakan filosofi kehidupan.
Dengan demikian tujuan olahraga pada akhirnya bermuara pada manusia itu sendiri. Artinya, olahraga
merupakan wahana mengembangkan keharmonisan umat manusia secara paripurna. Oleh karena itu,
konsep dasar pembangunan olahraga harus berbasis pada pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Dengan kata lain, mengintegrsikan pembagunan olahraga dengan pembangunan masyarakat. Ini juga
sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Lawson (2003) dalam Konfrensi Internasional tentang
Olahraga dan Pembangunan Berkelanjutan di Yogyakarta bahwa olahraga memiliki kontribusi terhadap
pembangunan setidaknya dalam empat hal:
1. Menghasilkan dan memperkuat jaringan social (social network).
2. Membentuk identitas kolektif (collective identities).
3. Memperbaiki kesehatan manusia dan lingkungan.
4. Meningkatkan kesehatan mental individu dan keluarga.
Sudah sejak lama kita mengingatkan bahwa orientasi pembangunan olahraga bangsa ini sepertinya
bergerak kearah yang salah. Kita lebih memacu prestasi tanpa memperhatikan struktur bangunan yang
mendukung prestasi itu sendiri. Prestasi seharusnya dianggap sebagai konskuensi dari adanya struktur
bangunan olahraga yang kokoh – yang salah satu pilar utamanya adalah budaya berolahraga dari
masyarakat. Kita semua menyadari bahwa selama ini pembangunan olahraga kita memang selalu
dihadapkan pada persoalan yang tidak mudah, antara kepentingan sesaat untuk mendapatkan target
medali dan kepentingan yang lebih dalam, untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan masyarakat
yang berujung pada peningkatan kualitas hidup. Mana yang kita pilih? Sekali lagi, tidak mudah untuk
menentukan pilihan. Akan tetapi, bagaimanapun, kita harus memunculkan kesadaran baru bahwa
pembangunan manusia Indonesia yang bugar dan sehat harus berjakan seiring dengan pembentukan
prestasi olahraga. Bahkan jika harus memilih, jauh lebih bermanfaat membangun manusia Indonesia
yang sehat terlebih dahulu, baru kemudian dibentuk prestasi olahraganya.
Pembangunan olahraga hakikatnya adalah suatu proses yag membuat manusia memiliki banyak akses
untuk melakukan aktivitas fisik. Ia harus memampukan setiap orang memiliki kesempatan untuk tumbuh
dan berkembang, baik mengenai fisik, intelektual, emosi, sosial, maupun spiritualnya secara paripurna.

Hakikat UU SKN

UU No 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional


3.Sistem keolahragaan nasional adalah keseluruhan aspek keolahragaan yang
saling terkait secara terencana, sistimatis, terpadu, dan berkelanjutan sebagai satu
kesatuan yang meliputi pengaturan, pendidikan, pelatihan, pengelolaan, pembinaan,
pengembangan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan keolahragaan nasional.

Anda mungkin juga menyukai