Berikut ini terdapat beberapa gaya kepemimpinan, terdiri atas:
1) Gaya Kepemimpinan Otokratik Menurut Sudarwan Danim (2004: 75) kata otokratik diartikan sebagai tindakan menurut kemauan sendiri, setiap produk pemikiran dipandang benar, keras kepala, atau rasa aku yang keberterimaannya pada khalayak bersifat dipaksakan. Kepemimpinan otokratik disebut juga tertutup terhadap saran dari orang lain dan memiliki idealism tinggi. Menurut Sudarwan Danim (2004: 75) pemimpin otokratik memiliki ciri-ciri antara lain: 1) Beban kerja organisasi pada umumnya ditanggung oleh pemimpin. 2) Komunikasi dilakukan secara tertutup dan satu arah. 3) Korektif dan minta penyelesaian tugas pada waktu sekarang. 2) Gaya Kepemimpinan Demokratis Menurut Sudarwan Danim (2004: 75) kepemimpinan demokratis bertolak dari asumsi bahwa hanya dengan kekuatan kelompok, tujuantujuan yang bermutu tercapai. Mifta Thoha (2010: 50) mengatakan gaya kepemimpinan demokratis dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikut sertaan para pengikut dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Menurut Sudarwan Danim (2004: 76) pemimpin demokratis memiliki ciri-ciri antara lain: o Beban kerja organisasi menjadi tanggung jawab bersama personalia organisasi itu. o Bawahan, oleh pemimpin dianggap sebagai komponen pelaksana secara integral harus diberi tugas dan tanggung jawab. o Disiplin akan tetapi tidak kaku dan memecahkan masalah secara bersama. o Kepercayaan tinggi terhadap bawahan dengan tidak melepaskan tanggung jawab pengawasan o Komunikasi dengan bawahan bersifat terbuka dan dua arah. 3) Gaya Kepemimpinan Permisif Menurut Sudarwan Danim (2004: 76) pemimpin permisif merupakan pemimpin yang tidak mempunyai pendirian yang kuat, sikapnya serba boleh. Pemimpin memberikan kebebasan kepada bawahannya, sehingga bawahan tidak mempunyai pegangan yang kuat terhadap suatu permasalahan. Pemimpin yang permisif cenderung tidak konsisten terhadap apa yang dilakukan. Menurut Sudarwan Danim (2004: 77) pemimpin permisif memiliki ciri-ciri antara lain: 1) Tidak ada pegangan yang kuat dan kepercayaan rendah pada diri sendiri. 2) Mengiyakan semua saran. 3) Lambat dalam membuat keputusan. 4) Banyak “mengambil muka” kepada bawahan. 5) Ramah dan tidak menyakiti bawahan 4) Gaya Kepemimpinan Partisipatif Gaya kepemimpinan partisipatif merupakan gaya kepemimpinan yang mengarah pada kepercayaan dan loyalitas dari bawahan ke pemimpin. Dalam hal ini, baik pimpinan maupun bawahan akan terlibat bersama menentukan kebijakan dan aturan lainnya. 5) Gaya Kepemimpinan Transaksional Gaya kepemimpinan transaksional mengutamakan berbagai kesepakatan antara pimpinan dan anggotanya. Bentuk kesepakatan tersebut berupa reward (hadiah/penghargaan) dan punishment (hukuman/sanksi). Kesepakatan ini akan 'memancing' semangat para anggota bekerja sebaik- baiknya untuk memperoleh penghargaan. Sementara, bagi mereka yang tidak sanggup mencapai tujuan, maka harus siap menerima segala bentuk sanksi. 6) Gaya Kepemimpinan Delegatif Hampir mirip dengan gaya kepemimpinan demokratis, di mana seorang atasan memberi kepercayaan pada tim yang ia pimpin. Dari sini, dapat terlihat bagaimana cara pemimpin meningkatkan kerjasama antara dirinya dan anggota tim dalam menyelesaikan tugas. Sembari bekerja sama, pemimpin tipe ini bisa sekaligus mengawasi jalannya sistem agar tidak 'kebablasan'. Umumnya, cara memimpin seperti ini ditemukan pada perusahaan start-up yang masih berkembang. 7) Gaya Kepemimpinan Situasional Seperti namanya, gaya kepemimpinan situasional menekankan pada pengaruh lingkungan dan situasi. Dalam penerapannya, gaya kepemimpinan situasional terbagi menjadi 2 (dua) teori, Teori kepemimpinan Hersey dan Blanchard dengan empat gaya, yaitu gaya bercerita, gaya penjualan, gaya berpartisipasi, dan gaya mendelegasikan. Kemudian ada pula, Teori kepemimpinan SLII Blanchard, yang berfokus pada pengarahan, pembinaan, pendukung, dan delegasi. 8) Gaya Kepemimpinan Transformasional Secara sederhana, kepemimpinan transformasional diartikan sebagi proses mengubah dan mentransformasikan individu menuju perubahan. Di dalamnya, pemimpin terlibat untuk memenuhi kebutuhan para karyawan agar kualitas mereka semakin meningkat. .
Mengenali Berbagai Macam Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah salah fungsi manajemen untuk mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi dan mengawasi orang lain agar dapat melakukan tugas-tugas yang telah direncanakan sehingga dapat mencapai sasaran dan tujuan organisasinya. Kemampuan kepemimpinan atau leadership seorang manajer akan sangat mempengaruhi kinerja organisasi terutama dalam hal pencapaian tujuan organisasinya. Seseorang yang melakukan fungsi kepemimpinan ini biasanya disebut dengan pemimpin atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Leader. Untuk menjalankan organisasinya dengan optimal, seorang manajer harus memiliki sifat kepemimpinan. Pada dasarnya kepemimpinan dan manajemen merupakan dua hal yang berbeda, namun kedua-duanya juga memiliki persamaan dan keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk mencapai tujuan organisasi yang direncanakan, seorang manajer yang menjalankan manajemen harus dapat bertindak sebagai pemimpin juga. Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan sendiri, yang tentunya berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Setiap gaya kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri baik itu untuk organisasi, perusahaan ataupun lembaga. Berikut uraian terkait dengan macam-macam gaya kepemimpinan : 1. Kepemimpinan Demokratis Kepemimpinan demokratis adalah pemimpin yang sebelum membuat keputusan memperhitungkan masukan-masukan yang diterima dari orang yang dipimpinnya. Masa yang dipimpin dapat menyuarakan pendapat mereka secara bebas. Dengan masukan yang diberikan, pemimpin dapat melihat masalah dari sisi yang berbeda, sehingga dapat mengidentifikasi masalah dan menyelesaikan masalah yang sebenarnya. Selain itu, dengan mendengarkan masukan-masukan dari orang yang dipimpinnya, pemecahan masalah dirasa sebagai usaha bersama sehingga memperkuat kerja sama tim antara pemimpin dan orang yang dipimpinnya. 2. Kepemimpinan Otoriter Jenis kepemimpinan otoriter ini adalah lawan dari kepemimpinan demokratis. Pemimpin dengan gaya ini merupakan pemimpin absolut. Gaya kepemimpinan ini bisa dilihat dari cara seorang pemimpin mengambil keputusan, tanpa memikirkan orang yang terdampak keputusan yang diambil. Selain itu, kebebasan berpendapat orang yang dipimpin pun sangat terbatas, hampir tidak ada, biasanya hanya mengandalkan rasa takut atau proses pendisiplinan yang kuat. Sangat jarang kepemimpinan cara ini berhasil di sebuah perusahaan saat ini. Umumnya kepemimpinan seperti ini bisa ditemukan di instansi militer, dimana perintah dari atasan adalah hal yang absolut yang harus dipatuhi. Bukan berarti perwira dengan pangkat tinggi bisa melakukan hal seenaknya saja, tapi dalam dunia militer kepatuhan terhadap perintah dan SOP yang berlaku bisa berdampak keselamatan anggota dalam menjalankan operasinya. 3. Kepemimpinan Delegatif (Laissez-Faire) Kepemimpinan delegatif adalah gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin memberikan otoritas kepada tim yang dipimpinnya dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Meski gaya kepemimpinan ini dapat meningkatkan kepercayaan dan kerja sama antara anggota tim dan pemimpinnya, namun diperlukan pengawasan agar tidak terjadi kebablasan kebebasan. Cara memimpin seperti ini umumnya dapat ditemukan pada perusaahaan start-up yang masih berkembang dan masih membangun budaya kerja yang dirasa sesuai dengan visi dan misi yang ingin dibangun. 4. Kepemimpinan Strategis Gaya kepemimpinan strategis menempatkan dirinya antar tugas atau tujuan yang harus dicapai dan kesempatan untuk berkembang dari tugas yang diberikan. Pemimpin seperti ini akan berusaha mengimbangi dan memastikan bahwa kondisi kerja setiap orang tetap kondusif dan stabil. 5. Kepemimpinan Transaksional Kepemimpinan transaksional akan memberi imbalan (reward), jika tim yang dipimpinnya berhasil mengerjakan pekerjaan dengan kualitas yang memuaskan dan sesuai dengan target dan arahan. Imbalan bisa berupa insentif tambahan, makanan, atau uang untuk memotivasi tim yang dipimpinnya. Namun penting untuk diketahui bahwa imbalan atau reward bukanlah cara yang tepat untuk menjaga motivasi kerja tim secara konsisten. Imbalan sebaiknya diberikan jika tim yang dipimpin mengerjakan proyek besar atau ada pekerjaan tambahan sebagai bentuk apresiasi. Pemberian imbalan pada kasus-kasus tersebut membuat tim yang kamu pimpin merasa diapresiasi dalam melaksanakan kerja dan tidak beranggapan kamu melakukan eksploitasi. 6. Kepemimpinan Transformasional Pemimpin dengan gaya transfomasional selalu berupaya untuk mengubah timnya ke arah yang lebih baik. Perubahan ini bisa berupa penambahan skill set dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan dengan lebih cepat. Awalnya tim yang dipimpin diberi tugas awal dengan beban kerja standar dan deadline pekerjaan yang cukup lama. Jika dirasa tim mulai bisa mengerjakan pekerjaan sesuai target, pemimpin mulai memberikan deadline yang lebih cepat. Setelah itu, pemimpin mulai memberi tugas yang sedikit berbeda, dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi untuk diselesaikan, dan seterusnya. Pemimpin dengan gaya transformasional akan selalu mendorong timnya keluar dari zona nyaman dengan tugas baru dan menantang. Dengan memberikan tugas yang menantang diharapkan tim yang dipimpinnya dapat menyelesaikan tugas apapun secara efisien. 7. Kepemimpinan Karismatik Pemimpin dengan gaya karismatik umumnya bisa menggerakan masa atau tim yang dipimpinnya secara alami untuk menggapai tujuannya. Umumnya karisma seseorang terbentuk dari lingkungan dimana orang tersebut tumbuh dan nilai-nilai sosial yang dianggap penting olehnya. Pemimpin karismatik bisa dibilang natural born leader. Sulit rasanya untuk mengubah seseorang pemimpin dengan gaya lain menjadi pemimpin yang berkarismatik. 8. Kepemimpinan Birokrasi Satu kata untuk kepemimpinan jenis ini, aturan. Dalam menjalankan tugasnya memimpin sekelompok orang, pemimpin ini selalu mengacu pada SOP dan ketentuan yang berlaku. Umumnya gaya kepemimpinan seperti ini dapat ditemukan di perusahaan dengan budaya kerja tradisional, dimana hal seperti senioritas masih menjadi praktik umum. Kepemimpinan jenis ini tidak terlalu suka dengan perubahan dan cara out of the box dalam menyelesaikan permasalahan. Pendekatan yang dilakukan oleh pemimpin birokrasi umumnya bersifat konservatif dan sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan Macam-macam Gaya Kepemimpinan yang Disukai Karyawan Terdapat macam-macam gaya kepemimpinan yang dapat disukai oleh karyawan. Ya, sebenarnya cukup banyak gaya kepemimpinan yang dapat terlihat dari masing-masing individu. Biasanya, gaya ini dapat muncul karena pengalaman dan budaya yang selama ini dilakukan. Jadi, apa saja gaya kepemimpinan serta sifat-sifat yang terkandung di dalamnya? Macam-macam Gaya Kepemimpinan. Total ada tujuh gaya kepemimpinan yang bisa muncul secara alami dari setiap pemimpin. Bisa jadi salah satunya adalah gaya kepemimpinan yang selama ini Anda terapkan. 1. Demokratis Gaya kepemimpinan yang pertama adalah demokratis. Mungkin Anda sudah sering mendengar tentang gaya kepemimpinan ini. Mengusung konsep demokrasi, pemimpin yang demokratis mau untuk selalu berdiskusi dengan anak buahnya sebelum mengambil keputusan. Gaya ini sebenarnya mencoba mengambil masukan dari setiap anak buahnya agar mampu mendapatkan keputusan terbaik dan paling banyak didukung. Inilah yang membuat pemimpin dengan sifat ini menjadi favorit banyak orang. Komunikasi atasan ke bawahan tetap terjalin dengan lancar dan efektif, tanpa adanya sikap otoriter di sana. 2. Visioner Sesuai namanya, pemimpin visioner mampu memberikan ide dan rencana yang dapat dimanfaatkan untuk masa depan perusahaan. Bahkan ide dan rencana ini belum pernah terpikirkan oleh pihak lainnya. Pemimpin visioner memiliki gaya kepemimpinan yang berani ambil risiko, mau mendengar masukan, serta bertanggung jawab. Bahkan pemimpin visioner juga berani untuk mendengar kritikan terhadapnya. Ketika Anda mendapatkan pemimpin dengan gaya kepemimpinan ini, jangan aneh jika diajak untuk melakukan training dan meeting agar kemampuan semakin meningkat. 3. Multikultural Gaya kepemimpinan ini diaplikasikan dalam perusahaan dengan karyawan yang memiliki lintas budaya. Salah satu keputusan yang biasa diambil oleh pemimpin dengan gaya multikultural adalah mau merayakan berbagai perayaan hari raya dari ragam latar belakang bersama seluruh karyawan. Dengan begitu, maka rasa kebersamaan di dalam perusahaan ini semakin kuat lagi. 4. Strategis Gaya kepemimpinan strategis identik dengan tim riset karena mampu merancang pola dinamis agar sesuai perkembangan pasar. Semua keputusan yang dikeluarkan sudah didasari oleh berbagai riset sehingga menjadi lebih meyakinkan untuk dijalankan. Jika memang ada peluang baru, maka pemimpin dengan gaya strategis dapat segera sadar untuk memanfaatkan hal itu. 5. Suportif Pemimpin yang bersifat suportif memiliki berbagai ciri-ciri serta mampu menguntungkan pihak bawahan juga. Setiap kebutuhan karyawan dapat terpenuhi dan dilibatkan dalam memecahkan masalah. Pemimpin seperti ini juga menggunakan pendekatan personal dalam interaksi bersama bawahan agar mampu meningkatkan hubungan personal. Bahkan gaya kepemimpinan terkadang tidak berfokus pada pencapaian target. 6. Otokratis Apakah Anda pernah mendengar tentang gaya kepemimpinan otokratis? Seseorang dengan gaya kepemimpinan ini memiliki kuasa penuh di dalam memimpin. Pemimpin otokratis akan mengambil keputusan secara mutlak tanpa meminta masukan dari bawahan. Selain itu, pengambilan keputusan dilakukan secara mutlak tanpa boleh ada bawahan yang mengganggu gugat. Bahkan pemimpin otokratis jarang membuka komunikasi dengan bawahan sehingga ada kesan hubungan yang jauh dan kaku. 7. Transaksional Seseorang dengan gaya kepemimpinan transaksional berfokus pada aturan atau kontrak kerja yang telah disetujui pihak karyawan. Bawahan juga tidak bisa memberikan masukan atau kritik terhadap kinerja divisi tersebut karena pemimpin ini sangat berorientasi pada pencapaian target. Dengan begitu, ada kinerja yang harus dicapai bawahan jika tidak mau terkena sanksi. Namun, jika memang kinerja bawahan ternyata optimal, maka pemimpin transaksional tidak ragu untuk memberikan reward.
Penerapan Gaya Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara pada Bisnis
Sebelum membahas lebih lanjut, kita tahu bahwa kepemimpinan adalah konsep manajemen dalam kehidupan yang penting untuk diterapkan dalam kehidupan. Konsep filososif kepemimpinan oleh Ki Hadjar Dewantara ada tiga, yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tutwuri Handayani. Ketiga kalimat tersebut apabila diartikan adalah “di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan”. Apa hubungan filosofi kepemimpinan oleh Ki Hadjar Dewantara dengan bisnis? Dalam sebuah bisnis diperlukan hubungan antar manusia yang kokoh. Sebab kewibawaan pemimpin dan bagaimana cara dia pemimpin akan menentukan bagaimana jalannya bisnis yang dia kelola. Sehingga dapat dikatakan bahwa konsep kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara relevan diterapkan dalam bisnis dan perusahaan Anda. Hal ini didasari dari konsep kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara yang merupakan konsep kepemimpinan paripurna. Artinya apa? Konsep kepemimpinan tersebut sudah mencakup seluruh aspek yang Anda perlukan sebagai seorang pemimpin. 1) Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing Ngarsa Sung Tuladha memiliki makna jika seseorang yang berada di depan, harus dapat memberi contoh kepada orang di belakangnya. Artinya ketika Anda menjadi seorang pemimpin di perusahaan, maka harus dapat menjadi contoh yang baik bagi tim dan karyawan Anda. Tim Anda tidak hanya memperhatikan perilaku Anda secara pribadi, namun meliputi nilai-nilai budaya yang tertanam dalam diri Anda. Contohnya tentang bagaimana cara Anda mengatasi masalah, komitmen terhadap perusahaan, hingga sikap saat memilih kepentingan bersama atau kepentingan pribadi. Semua akan di contoh oleh tim Anda atau orang yang mengikuti Anda. Jadi apapun bisnis Anda, ketika Anda ingin mengubah budaya kerja yang positif, maka berikan tim Anda contoh yang baik dari diri Anda sendiri. Pemimpin yang bijaksana, karismatik, dan berwibawa lebih mudah menjalankan peran ini. Sebab Anda otomatis akan menginspirasi orang di sekitar Anda. 2) Ing Madya Mangun Karsa Ing Madya Mangun Karsa memiliki makna Anda yang berada di tengah harus mampu menempatkan diri dan menyemangati. Sebagai seorang pemimpin, ketika Anda berapa diantara tim Anda, Anda harus dapat memberi semangat, motivasi, dan energi. Tujuannya agar mencapai kinerja yang lebih baik lagi untuk perusahaan Anda. Pemimpin harus dapat mengidentifikasi kebutuhan tim. Ketika kebutuhan terpenuhi, maka mereka akan termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan. 3) Tutwuri Handayani Tutwuri Handayani mempunyai arti seorang pemimpin harus dapat memberikan dorongan dan arahan. Sebagai seorang pemimpin Anda harus mampu memberikan arahan pada agar sejalan dengan visi, misi, dan strategi yang ditetapkan. Ketiga filosofi tersebut saling berkaitan Filosofi Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tutwuri Handayani saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Misalnya ketika Anda hendak menanamkan budaya kerja positif. Sebagai seorang pemimpin, Anda tidak dapat langsung Tutwuri Handayani, alias mendorong dan mengarahkan perilaku mereka. Anda hendaknya mampu memberikan contoh terlebih dahulu atau Ing Ngarsa Sung Tuladha. Anda perlu menerapkan budaya kerja yang positif tersebut sehingga dapat dicontoh oleh tim Anda. Ketika Anda memberikan contoh, Anda dapat mengkomunikasikan nilai tersebut pada mereka dan memotivasi mereka untuk bergerak sejalan dengan nilai-nilai tersebut (Ing Madya Mangun Karsa). Ketika Anda sudah memberikan contoh perilaku, maka akan mudah bagi Anda untuk menyemangati mereka dan mendorong mereka menuju perilaku yang Anda inginkan. Filosofi Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tutwuri Handayani merupakan filosofi kepemimpinan yang ideal bagi bangsa Indonesia. Sebab filosofi ini dilihat dari segi nilai- nilai asli budaya yang bangsa Indonesia miliki. Apakah Anda tertarik menerapkan filosofi ini dalam bisnis dan perusahaan Anda?
Macam-Macam Gaya Kepemimpinan
a. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Gaya kepemimpinan partisipatif merupakan gaya kepemimpinan yang mengarah pada kepercayaan dan loyalitas dari bawahan ke pemimpin. Dalam hal ini, baik pimpinan maupun bawahan akan terlibat bersama menentukan kebijakan dan aturan lainnya. b. Gaya Kepemimpinan Transaksional Gaya kepemimpinan transaksional mengutamakan berbagai kesepakatan antara pimpinan dan anggotanya. Bentuk kesepakatan tersebut berupa reward (hadiah/penghargaan) dan punishment (hukuman/sanksi). Kesepakatan ini akan 'memancing' semangat para anggota bekerja sebaik-baiknya untuk memperoleh penghargaan. Sementara, bagi mereka yang tidak sanggup mencapai tujuan, maka harus siap menerima segala bentuk sanksi. c. Gaya Kepemimpinan Delegatif Hampir mirip dengan gaya kepemimpinan demokratis, di mana seorang atasan memberi kepercayaan pada tim yang ia pimpin. Dari sini, dapat terlihat bagaimana cara pemimpin meningkatkan kerjasama antara dirinya dan anggota tim dalam menyelesaikan tugas. Sembari bekerja sama, pemimpin tipe ini bisa sekaligus mengawasi jalannya sistem agar tidak 'kebablasan'. Umumnya, cara memimpin seperti ini ditemukan pada perusahaan start-up yang masih berkembang. d. Gaya Kepemimpinan Situasional Seperti namanya, gaya kepemimpinan situasional menekankan pada pengaruh lingkungan dan situasi. Dalam penerapannya, gaya kepemimpinan situasional terbagi menjadi 2 (dua) teori, Teori kepemimpinan Hersey dan Blanchard dengan empat gaya, yaitu gaya bercerita, gaya penjualan, gaya berpartisipasi, dan gaya mendelegasikan. Kemudian ada pula, Teori kepemimpinan SLII Blanchard, yang berfokus pada pengarahan, pembinaan, pendukung, dan delegasi. e. Gaya Kepemimpinan Transformasional Secara sederhana, kepemimpinan transformasional diartikan sebagi proses mengubah dan mentransformasikan individu menuju perubahan. Di dalamnya, pemimpin terlibat untuk memenuhi kebutuhan para karyawan agar kualitas mereka semakin meningkat.