Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yossi Falentinia

NPM : 207110162

ESAI TENTANG KEPEMIMPINAN

kepemimpinan adalah sebuah kemampuan dalam diri seseorang untuk


mempengaruhi orang lain atau mengarahkan pihak tertentu untuk mencapai tujuan.Dalam
organisasi pemerintah maupun organisasi swasta, Pemimpin adalah merupakan orang yang
memegang komando, sehingga karena organisasi itu akan melangkah tergantung pada
pemimpin itu. Namum demikian seorang pemimpin tidak akan mampu melaksanakan
tugasnya hanya seorang diri saja, oleh karena itu harus bekerja sama dengan orang lain.

Namun dalam mengambil keputusan terkadang pemimpin menghadapi dilema.


Adakalanya pemimpin ternyata mengambil keputusan yang salah dan merugikan
organisasi. Kecepatan dan ketepatan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan
lazimnya menjadi tolok ukur kopetensi dan kredibilitas yang dimilikinya. Pengambilan
keputusan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi individu maupun organisasi.
Mengambil keputusan kadang-kadang mudah tetapi lebih sering sulit sekali. Kemudahan
atau kesulitan mengambil keputusan tergantung pada banyaknya alternatif yang tersedia.
Semakin banyak alternatif yang tersedia, kita akan semakin sulit dalam mengambil
keputusan. Keputusan yang diambil memiliki tingkatyang berbeda-beda. Ada keputusan
yang tidak terlalu berpengaruh terhadap organisasi, tetapi ada keputusan yang dapat
menentukan kelangsungan hidup organisasi.

Berdasarkan Gary Yukl ( 1998 ) definis kepemimpinan dapat dilakukan dengan


melihat beberapa pendekatan yaitu :

1.Pendekatan Berdasarkan ciri


Pemimpin yang efektif diukur dengan sejumlah aspek psikologis, sosial, dan ciri-
ciri fisik dan catatan yang menunjukkan perbedaan dengan kebanyak orang. Jadi dapat
dikatakan seorang yang disebut pemimpin dapat dilihat dari ciri-ciri yang menunjkan
bahwa ia merupakan seorang pemimpin, seperti postur tubuh yang berwibawa, gaya
berbicra dan lain-lain.

2. Pendekatan Berdasarkan perilaku

Kemudian teori kepemimpinan yang menggunakan pendekatan perilaku dapat


dipilah menjadi dua, yaitu pendekatan perilaku berdasarkan struktur
inisiasi, memulai mencerminkan sejauh mana pemimpin mendefinisikan dan struktur peran 
karyawan untuk mencapai tujuan pencapaian dan pertimbangan mencerminkan sejauh
mana para pemimpin menciptakan hubungan kerja yang ditandai dengan saling percaya,
menghormati, menghargai ide-ide karyawan, dan pertimbangan perasaan karyawan serta
pendekatan perilaku berdasarkan penghargaan (reward) dan menghukum (punishing).

3. Pendekatan Situasional

Dalam hal ini kita dapat menetapkan kondisi bahwa pemimpin harus menggunakan
tugas, hubungan, dan gaya memotivasi. Hal ini juga menggunakan istilah kontrol situasi
yang diartikan sejauhmana pemimpin dapat mengendalikan dan mempengaruhi hasil usaha-
usaha kelompok. Pengukuran kendali situasi berdasarkan tiga faktor, yaitu:

(1) hubungan pemimpin anggota, yaitu sejauhmana anggota menerima dan


mendukung pemimpinnya (leader –member relation),

(2) struktur tugas, yakni sejauhmana mengetahui  secara nyata apa yang dilakukan
dan seberapa baik serta apakah tugas-tugas secara rinci diselesaikan (task structure), dan
(3) kekuasaan posisi (position power), yaitu sejauhmana organisasi menyediakan
pemimpin dengan: (a) penghargaan dan hukuman kepada anggota organisasi, dan (b)
wewenang formal yang sesuai untuk melakukan pekerjaan.

4. Pendekatan Krisis

Dalam pendekatan ini dapat kita lihat bahwa seseorag yang memiliki jiwa
kepemimpinan akan mampu mengatasi sebuah masalah atau krisi dan juga ia akan mampu
membuat atau menumukan solusi yang tepat dalam mengaatasi masalah tersebut.

Sumber-sumber kepemimpinan

a. Tradisi/Warisan

Mengenai hal ini awal mula kepemimpinan di wariskan itu terjadi pada masa kerajan
zaman dahulu dimana nantinya dalam suatu wilayah kekuasaan para raja akan mewariskan
tahta nya kepemimpinan nya kepada anak anak nya untuk meneruska kepemimpinan nya
dalam sebuah kerajaan , sampai sekarang hal itu masih berlaku pada beberapa negara dan
juga perushaan yang ada saat ini.

b. Kekuatan Pribadi

Kepemimpinan ini di peroleh dari usaha dan kerja keras diri pribadi/sendiri untuk
mendapatkan kekuasaan tersebut dimana tidak ada nya bantuan dari pihak mana pun.

c. Pengangkatan Atasan

Hal ini serin terjadi di s=hampir setiap perusahaan dimana kita yang awal mulanya nya
menjadi seorang karyawan biasa dapat berubah menjadi seorang pemimpin diakibatkan
karne adanya campur tangan atasan yang membantu, itu karena atasan melihat kemampuan
serta prestasi yang berikan kepada perusahaan sehingga kita bisa naik jabatan dan menjadi
seorang pemimpin bagi orang-orang yang posisinya di bawah kita.
d. Pemilihan

Untuk sumber ini bisa terjadi karna adanya pemilihan/voting yang dilakukan oleh beberapa
orang tertentu dalam cangkupan wilayah/daerah yang sama. Contoh nya saja pemilihan
presiden yang ada di indonesia. Dimana dikatakan bahwa presiden memiliki kekuasaan
sebagai seorang pemimpin karena di pilih oleh rakyat nya.

Wewenang seorang pemimpin meliputi kegiatan dan tindakan sebagai berikut:

• Pengambilan keputusan dan Pengembangan imajinasi

• Pendelegasian wewenang kepada bawahan

• Pengembangan kesetiaan para bawahan

• Pemrakarsa, penggiat, dan pengendalian rencana-rencana perusahaan

• Pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya

• Pelaksanaan keputusan dan pemberian dorongan kepada para pelaksana

• Pelaksanaan kontrol dan perbaikan kesalahan-kesalahan

• Pemberian tanda penghargaan kepada bawahan yang berprestasi

• Memberikan dan meminta pertanggungjawaban dari semua bagian.

Gaya-Gaya Kepemimpinan

Semua pemimpin umumnya tidak akan memiliki sikap atau perspektif yang sama.
Kepemimpinan yang baik seharusnya dapat mendorong anggota-anggota perusahaan untuk
mencapai hasil yang maksimal untuk perusahaan.Meskipun hingga saat ini belum terdapat
kesepakatan secara bulat mengenai klasifikasi gaya kepemimpinan, setidaknya ada 6 gaya
kepemimpinan yang diakui keberadaannya.
1.Gaya Transformsional

Dimana pemimpin mampu membawa suatu perubahan yang besar bagi sekelilingnya serta
mempu menciptakan hal yang baru dan membuat banyak gebrakan dan juga kebijakan yang
mengubah banyak hal.

2. Gaya Partisipatif

Gaya pemimpin yang Partisipatif banyak terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat
tradisional terutama masyarakat agraris. Pemimpin dengan gaya Partisipatif cenderung
menganggap dirinya sebagai bapak yang bersifat melindungi dan memperhatikan
kepentingan karyawan.

3. Gaya Direktif

pemimpin yang memusatkan kuasa dan pengambilan keputusan bagi dirinya


sendiri, pemimpin menata situasi kerja ynag rumit bagi para pegawai, yang melakukan apa
saja yang diperintahkannya.

4. Gaya Kepemimpinan berorientasi prestasi

Dimana kepemimpinan ini yang mengajukan tantangan yang menarik bagi para bawahan
dan juga merangsang untuk mencapai tujuan, serta melaksanakan dengan baik.

5. Gaya visioner

Adalah kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu
dilakukan bersama-sama oleh para anggota organisasi dengan cara memberi arahan dan
makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas.

( Sumber Literatur : http://staffnew.uny.ac.id/upload/130682772/pendidikan/materi-


kepemimpinan-leadership-s1-2011.pdf )

Anda mungkin juga menyukai