021119370
4K (6K) Manajemen
UTS KEPEMIMPINAN
A. SOAL TEORI
1. Pada dasarnya, teori kompetensi kepemimpinan memiliki tiga macam
yaitu: (a) teori sifat, (b) teori perilaku, dan (c) teori lingkungan. Ketiga
teori kepemimpinan ini merupakan grand theory kepemimpinan. Ketiga
teori tersebut dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut;
a. Teori Sifat
Teori sifat disebut juga teori genetik, karena menganggap bahwa
pemimpin itu dilahirkan bukan dibentuk. Teori ini menjelaskan
bahwa eksistensi seorang pemimpin dapat dilihat dan dinilai
berdasarkan sifat-sifat sejak lahir sebagai sesuatu yang diwariskan.
Teori ini mengatakan bahwa kepemimpinan diidentifikasikan
berdasarkan atas sifat atau ciri yang dimiliki oleh para pemimpin.
Pendekatan ini mengemukakan bahwa ada karakteristik tertentu
seperti fisik, sosialisasi, dan intelegensi (kecenderungan) yang
esensial bagi kepemimpinan yang efektif, yang merupakan kualitas
bawaan seseorang. Berdasarkan teori kepemimpinan ini, asumsi
dasar yang dimunculkan adalah kepemimpinan memerlukan
serangkaian sifat, ciri, atau perangai tertentu yang menjamin
keberhasilan setiap situasi. Keberhasilan seorang pemimpin
diletakkan pada kepribadian pemimpin itu sendiri.
b. Teori Prilaku
Teori ini berusaha menjelaskan apa yang dilakukan oleh seorang
pemimpin yang efektif, bagaimana mereka mendelegasikan tugas,
berkomunikasi dan memotivasi bawahan. Menurut teori ini,
seseorang bisa belajar dan mengembangkan diri menjadi seorang
pemimpin yang efektif, tidak tergantung pada sifat-sifat yang sudah
melekat padanya. Jadi seorang pemimpin bukan dilahirkan untuk
menjadi pemimpin, namun untuk menjadi seorang pemimpin dapat
dipelajari dari apa yang dilakukan oleh pemimpin yang efektif
ataupun dari pengalaman.8 Teori ini mengutarakan bahwa pemimpin
harus dipandang sebagai hubungan diantara orang-orang, bukan sifat-
sifat atau ciri-ciri seorang individu. Oleh karena itu, keberhasilan
seorang pemimpin sangat ditentukan oleh kemampuan pemimpin
dalam hubungannya dan berinteraksi dengan segenap anggotanya.
c. Teori Lingkungan Teori ini beranggapan bahwa munculnya
pemimpin – pemimpin itu merupakan hasil dari waktu, tempat dan
keadaan. Kepemimpinan dalam perspektif teori lingkungan adalah
mengacu pada pendekatan situasional yang berusaha memberikan
model normatif. Teori ini secara garis besar menjelaskan bahwa
keberhasilan seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya sangat
tergantung terhadap situasi dan gaya kepemimpinan yang dipakainya.
Untuk situasi yang berbeda, maka dipakai gaya yang berbeda pula.
Berdasarkan teori lingkungan, seorang harus mampu mengubah
model gaya kepemimpinannya sesuai dengan tuntutan dan situasi
zaman. Oleh karena itu, situasi dan kondisi yang berubah
menghendaki gaya dan model kepemimpinan yang berubah. Sebab
jika pemimpin tidak melakukan perubahan yang sesuai dengan
kebutuhan zaman, kepemimpinannya tidak akan berhasil secara
maksimal.
Referensi: https://www.akademitrainer.com/10-faktor-kesuksesan-
by-thomas-j-stanley-ph-d/
3. Kepemimpinan nasional
Fenomena yang ada, para pemimpin nasional mulai kehilangan
imajinasinya seperti bagaimana mengatasi atau menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang terus berkembang dan bagaimana
mempertemukan serta mempersatukan kebijakan politik, di samping
menjauhkan arah-arah kebijakan penanganan krisis yang realistis,
penentuan skala prioritas, keberanian mengambil keputusan strategis
yang tepat dan bagaimana menggalang dukungan rakyat yang riil (tidak
semu), sehingga dibutuhkan kepemimpinan nasional atau kepemimpinan
masa depan di era yang penuh transparansi dan menuntut adanya sistem
yang menuntut terselenggaranya keadilan serta kepemimpinan yang
mempunyai wawasan strategis dalam menghadapi krisis multi dimensi
atau tantangan perkembangan strategis khususnya yang bersifat nasional
dengan mengajak pihak pihak terkait dan memberdayakan elemen-
elemen kekuatan nasional. Kepemimpinan tersebut dibangun melalui
pendekatan intelektual dan moral yang secara cerdas serta bijak
memanfaatkan dinamika global maupun regional untuk kepentingan
nasional maupun lokal disertai dengan kemampuan menguasai berbagai
keterampilan kepemimpinan. Membangun kepemimpinan nasional yang
kuat, berkompeten dan kredibel. Kebutuhan akan pemimpin yang
terampil dalam merajut kemajemukan politik yang cenderung terlena
oleh semangat reformasi berlebihan, hingar bingar politik multi partai
akan menghasilkan peta kekuatan politik yang menyebar tanpa adanya
mayoritas tunggal, maka kepemimpinan nasional yang berkompeten
adalah sangat dibutuhkan agar dapat mempertemukan dan mengolah
beragam kepentingan politik hingga menghasilkan pola saling dukung
yang kuat.
Kepemimpinan Global
Kepemimpinan global adalah fenomena baru, mulai muncul
dalam literature pada awal 1990-an. Literatur awal yang terbit tentang
kepemimpinan global adalah pada tahun 2001 (Ducker, 2012). Pada
dasarnya “Kepemimpinan global adalah konsep yang relatif baru, sebuah
fakta yang disaksikan oleh kurangnya definisi yang ditetapkan,
kurangnya penelitian lapangan dan kecanggihan metodologi yang
terbatas” (Ducker, 2012). Ini adalah istilah yang sangat bisa
diperdebatkan dan sedikit kesepakatan tentang apa yang dilakukan para
pemimpin global dan kualitas apa yang mereka miliki (Mendenhall,
2008). Ada banyak definisi kepemimpinan global, misalnya: Pemimpin
global adalah individu yang melakukan sebuah perubahan positif secara
signifikan dalam sebuah organisasi dengan membangun komunitas
melalui pengembangan kepercayaan dan pengaturan struktur serta proses
organisasi dalam konteks yang melibatkan banyak pemangku
kepentingan lintas batas dengan berbagai sumber otoritas lintas batas
eksternal, dan beragam budaya dalam kondisi kompleksitas temporal,
geografis dan budaya. (Mendenhall, 2008) Kepemimpinan global juga
telah didefinisikan sebagai pemimpin yang “mampu beroperasi secara
efektif di lingkungan global sementara menghormati keanekaragaman
budaya” (Harris, Moran, & Moran, 2004). Definisi lain diperkenalkan
oleh Caligiuri (2006), di mana ia mendefinisikan para pemimpin global
sebagai orang yang bekerja dengan beberapa ruang lingkup internasional
(Spreitzer, McCall, & Mahoney, 1997) dan harus secara efektif
mengelola melalui lingkungan global yang kompleks, berubah, dan
seringkali ambigu (Bartlett & Choshal, 1992). Setelah meninjau literatur,
ada banyak definisi kepemimpinan global yang ditemukan. Berdasarkan
pencarian, beragam definisi dari tahun 1997 hingga 2014 dijelaskan dan
didiskusikan oleh banyak penulis. Dari diskusi oleh Mendenhall et Al.
(2012), kepemimpinan global dapat ditafsirkan dan dirangkum dalam
berbagai cara:
1) Ini berarti keanekaragaman - lintas batas, pemangku kepentingan dan
beragam budaya (Mendenhall et al., 2008): geografi dan budaya
(Conger et al., 2012): budaya, jenis kelamin, agama atau kelas sosial
(Hope, 2007): beragam kelompok dan sistem (Beechler & Javidan,
2007): keanekaragaman budaya (Harris et al., 2004), berbagai negara,
budaya dan pelanggan (Gregersen et.al., 1998).
2) Ini berarti kompleksitas - mengelola kompleksitas (Caligiuri, 2006).
3) Ini berarti bekerja di panggung global - kemampuan untuk bekerja di
panggung global (Caligiuri dan Tarique, 2009): lingkup pekerjaan
internasional (Caligiuri, 2006): tanggung jawab global (Suutari,
2002): posisi global seperti global eksekutif (McCall dan Hollenbeck,
2002): pekerjaan dengan lingkup internasional (Spreitzer et al.,
1997), global kompetisi dan kinerja kelas dunia (Brake, 1997).
4) Ini berarti pola pikir global - bekerja bersama menuju visi bersama
dan tujuan bersama untuk komunitas global (Osland & Brid, 2005):
merumuskan dan menerapkan strategi yang meningkatkan reputasi
dan produk global keunggulan kompetitif (Petrick, et al., 1999):
mampu mengartikulasikan visi dan jangkauan global
mengomunikasikan visi itu kepada orang-orang di seluruh dunia
(Adler, 1997).
5) Ini berarti berjejaring - bekerja bersama untuk mencapai tujuan
individu, organisasi, dan masyarakat (Adler, 1997)
Berdasarkan diskusi, kepemimpinan global dapat didefinisikan
sebagai pemimpin yang beroperasi di panggung global dengan pola pikir
global dalam lingkungan yang kompleks dan beragam dengan
kompetensi yang mencakup jaringan dan fleksibilitas.
4. Dalam pemodelan “Tidak Punya Kemampuan dan Tidak Punya
Kemauan” model dan jenis kepemimpinan yang cocoknya adalah gaya
kepemimpinan otoriter, artinya, pemimpin sebagai kepala dari organisasi
adalah satu-satunya pihak yang memiliki kontrol untuk membuat semua
keputusan strategis. Kepemimpinan otoriter juga memiliki kontrol
mutlak atas anggota yang dibawahinya.
Itu sebabnya, pemimpin sering memandang diri mereka seperti
mesin mobil yang menggerakkan orang di bawah kendali atau perintah
mereka. Pemimpin memutuskan sendiri solusi dan langkah-langkah
kerjanya untuk menyelesaikan masalah, dalam kasus ini merupakan
solusi untuk “Tidak Mempunyai Kemampunya dan Tidak Punya
Kemauan”.
Referensi: https://tipsmotivasi.com/2012/05/05/tehnik-motivasi-douglas-
mcgregor-teori-x-y-dan-z/
Obyek kepemimpinan yang akan saya bahas mengambil pada contoh di global (dunia)
Oleh karena itu kepemimpinan memiliki berbagai macam gaya dan bervariasi
seiring perkembangan zaman,teori teori mengenai kepemimpinan pun terus
berkembang pesat,diantara teori teori tersebut kita sebagai manusia yang akan menjadi
pemimpin harus memilih gaya kepemimpinan yang cocok dengan pribadi masing
masing,salah satunya dengan cara menentukan seorang tokoh teladan yang dapat
dipraktikan atau diteladani strategi kepemimpinannya dalam mewujudkan
kesuksesannya.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Yang dimaksud
Analisis deskriptif adalah peneliti dalam menganalisis,berkeinginan untuk
memberikan gambaran atau pemaparan atas objek penelitian sebagaimana hasil
penelitian yang dilakukan. Pendekatan analisa secara deskriptif kualitatif dilakukan
dengan memperlakukan obyek berdasarkan kategori tertentu, kategori tersebut
bertujuan untuk menyeleksi data yang berkaitan dengan penelitian, kemudian
diklasifikasikan secara yuridis dan sistematis.
Latar belakang penulisan ini karena perlu diketahuinya bagaimana tokoh-tokoh
nasional maupun internasional memimpin dan memanajemen sebuah Negara atau
konstitusinya untuk menjadi lebih baik yang dimana Steve Jobs merupakan salah
satu contoh tokoh dunia internasional terkenal yang memiliki gaya kepemimpinan
yang keras dalam memimpin, tidak pantang menyerah dan sikap lainnya yang
dimiliki Steve Jobs sehingga beliau dapat mendirikan perusahaan Apple.
Karier Steve Jobs mulai cemerlang pada 1976. Bersama Steve Wozniak dan
Ronald Wayne, mereka muali mendirikan Apple. Pendirian Apple ini mendapatkan
pendanaan dari manager pemasaran produk dan teknisi semi-pensiun Intel, A.C.
Markkula. Perlu diketahui, Wozniak adalah seorang peretas barang elektronik dan
atas keterampilannya tersebut kemudian Bill Fernandes (teman Jobs)
memperkenalkannya kepada Steve Jobs. Apple yang d dirikan Steve Jobs bersama
temannya terus berkembang luas sehingga mereka sangat perlu mempunyai eksekutif
berpengalaman dalam guna mengelola ekspansi.
Steven Paul Jobs dikenal sebagai pribadi yang keras dalam memimpin.
Walaupun Ia sangat persuasif dan memiliki karisma yang tinggi, ia terlalu mudah
berubah pikiran dan beremosi tinggi. Meskipun begitu, ide ide cemerlang yang Ia
miliki patut diapresiasi. Ia berhasil membuat perusahaan teknologi besar di bawah
naungannya dan berhasil membuat software bagus yang akhirnya dibeli oleh Apple.
Steve jobs memiliki gaya kepemimpinan yang karisma yang dimana ia memiliki
kemampuan dalam berpidato dan ia dapat menarik perhatian pendengar. Sifat
karismanya memungkinkan dia untuk membangkitkan antusias karyawan atau
kawan yang terlibat dalam bekerja untuk menjadi lebih baik dengan melakukan tugas
tugas yang tampaknya sulit dan ia memiliki kemampuan untuk meyakinkan
pelanggan untuk membeli sesuatu yang ia tawarkan.
Steve jobs pun memiliki gaya kepemimpinan yang perfeksionis yang dimana
gaya kepemimpinan ini memiliki dampak karyawan atau kawan yang bekerja
sama dengan beliau akan ketakutan namun dengan berjalannya waktu steve jobs
merubah gaya kepemimpinannya yang dimana membuat orang takut dengan gaya
kepemimpinan yang lebih hangat dengan pendeketan dengan karyawan atau
mengurangi tempramentnya atau rasa emosionalnya dan ia mulai mengurangi rasa
balas dendam terhadap karyawannya. Jobs mempunyai gaya kepemimpinan
micromanagement karena hampir 100 orang karyawannya jika ada Kendala akan
melapor kepada steve jobs,ia dianggap sebagai otokritas. Pada saat yang sama
jobs juga memiliki gaya kepemimpinan entrepreneur karena ia memiliki
kemampuan kuat untuk berprestasi dan mengambil risiko yang masuk akal,tinggi
antusiasme,kecendrungan bertindak cepat pada kesempatan,tidak sabar,visioner dan
lain lainnya. Steve jobs pun memiliki semangat yang luar biasa dan pantang
menyerah,beliau berani mengambil resiko terpait,ketika ia gagal steve jobs akan selalu
mencoba kembali. Steve jobs merupakan pemimpin yang visioner yang dimana ia
selalu memiliki visi jangka panjang yang kemudian membuktikan bahwa langkah
yang iya ambil adalah langkah revolusioner. Steve jobs juga memiliki gaya
kepemimpinan yang micromanager kharismatik yang dimana beliau sebagai pemimpin
akan lebih banyak menuntut dan cenderung egois namun tidak dapat dipungkiri
dengan gaya inilah steve jobs mampu membawa apple kepada kesuksesannya .
Selain itu juga steve jobs memiliki gaya kepemimpinan yang focus yang dimana
ia ketika memiliki suatu tujuan,ia akan focus pada tujuannya dan ia akan mencarii
bagaiamana pun caranya ia akan mencapai kepada tujuannya walaupun
mendapatkan berbagai resiko
Steve Jobs adalah seorang tokoh bisnis dan penemu di Amerika Serikat. Ia
adalah salah satu pendiri perusahaan terkemuk Apple Computer yang kemudian
berkembang menjadi Apple.Inc. Jobs, bersama pendiri pendamping Apple Steve
Wozniak, Mike Markkula, dan lainnya, merancang, mengembangkan, dan memasarkan
salah satu jajaran computer pribadi pertama yang sukse secara komersial, yaitu seri
Apple II. Jobs juga termasuk orang-orang yang pertama kali melihat potensi komersial
dari antarmuka pengguna grafis yang digerakkan dari mouse yang dikembangkan di
Palo Alto oleh PARC Xerox yang kemudian mendorong pembuatan Apple Macintosh.
Steve jobs memiliki berbagai kepemimpinan yang dapat ditiru misalkan yaitu gaya
kepemimpinan yang karismatik, focus, pantang menyerah dan siap mengambil resiko
apapun itu namun ada beberapa gaya kepemimpinan steve jobs yang kurang baikyaitu
misalkan temperament, egois, suka menuntut dan suka balas dendam kepada
karyawannya.
Referensi:
https://www.researchgate.net/publication/333798431_GAYA_KEPEMIMPINAN_STE
VE_JOBS_SEBAGAI_PENDIRI_APPLE_Kelempok_6
Sumarto, & Subroto A. (2011). Organizational Culture and Leadership Role for
Improving Organizational
Performance: Automotive Components Industry In Indonesia. International Journal
of Innovation
Management and Technology, Vol. 2 (5), 383-389. Retrieved September 11, 2015.
From:
http://ijimt.org/papers/163-M622.pdf