Anda di halaman 1dari 8

1.

PERAN PEMIMPIN YANG LEMBUT DAN TEGAS (Gentle Yet Firm)


ketegasan  adalah sesuatu keputusan yang harus diambil secara cepat dan jelas dalam
situasi yang tidak mengambang dan berlarut-larut. Sebab, tugas yang paling berarti
bagi seorang pemimpin adalah mengambil keputusan yang baik, tepat dan normatif.

setiap keputusan pemimpin memiliki resiko dan konsekuensi. Putusan itu juga pasti
berdampak pada rasa keadilan dan secara pasti ada yang dikorbankan dari keputusan
tersebut. Makanya, menelorkan putusan  membuat seseorang pemimpin harus hati-
hati dalam menentukan ketegasan pada keputusan yang dia ambil karena pemimpin
yang mengubah-ubah keputusan akan mendegradasi kewibawaan yang dia perankan.

wibawa pemimpin bukan karena jabatannya, tetapi seberapa banyak keputusannya


tepat dan sukses menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Makin banyak keputusan
besar yang sukses, makin tinggi derajat kepemimpinannya. Sebaliknya, makin sering
keputusannya salah, semakin turun kualitas dan derajat kepemimpinan seseorang.

Jadi keputusan yang tegas adalah suatu pilihann sikap untuk melakukan sesuatu yang
benar dan tidak bimbang. Keputusan yang tegas bukanlah sikap keras, ngotot dan
kaku. Oleh karena itu harus mengalahkan keragu-raguan yang ada dengan mencoba
menggali data dan fakta serta ketemunya tujuan yang jelas sebagai target dari suatu
keputusan yang tidak boleh sekedar coba-coba.

Cara menjadi pemimpin tegas


1. Memberikan pengertian dan contoh sebelum memerintah
Memberikan perintah kepada bawahan adalah hal yang wajar dilakukan oleh seorang
pimpinan, atau jika di perusahaan oleh manajer ataupun supervisor. Namun walau
begitu memberikan perintah juga memiliki etika, dan etika baiknya adalah dengan
memberikan teladan bagaimana cara melakukan hal yang ditugaskan kepada
bawahan.
Orang-orang akan segan dan hormat kepada pimpinanya apabila ia mampu
memberikan teladan yang baik, daripada hanya berbicara tentang sebuah permainan
yang bagus tapi tidak mengerti apa yang sebenarnya ia bicarakan dan rencanakan,
resiko apa yang ada di depan, planning apa yang paling memiliki potensi keberhasilan
paling tinggi.
Dengan begitu untuk menjadi seorang pemimpin yang baik juga harus belajar,
mencari pengalaman, agar bisa memberikan teladan dan contoh yang baik kepada
anak buahnya.
2. Pastikan tahu betul apa yang dibicarakan
Berkaitan dengan cara yang pertama, bahwa seorang pemimpin tidak hanya
bermodalkan pandai berbicara tapi juga memiliki nalar yang tinggi akan sesuatu hal,
minimal melakukan riset sebelum mengamanatkan tugas kepada bawahannya.
Melakukan riset terlebih dahulu akan mempermudah membuat pernyataan atau klaim
besar, karena tidak ada yang lebih buruk daripada mengatakan/membuat klaim yang
berlebihan yang kemudian diketahui tidak benar.
3. Belajar dari pakarnya
Ada begitu banyak cara untuk menjadi pemimpin yang tegas namun tetap disenangi
oleh bawahannya, salah satunya adalah dengan memiliki role model dan belajar
darinya. Membaca buku, datang ke seminar tentang kepemimpinan, belajar suatu
bidang dengan praktisinya akan membantu seorang pemimpin dalam melakukan
kemimpinan.
Seperti yang dikatakan di atas bahwa pemimpin wajib menguasai sebuah
bidang/keterampilan, khusunya bidang yang ia pimpin. Untuk itu pemimpin wajib
belajar dari seorang pakar, agar bisa meningkatkan kualitas kepemimpinanya.
4. Jangan sombong dan menyebalkan
Salah satu hal yang membuat seorang boss dijauhi oleh anak buahnya itu karena dia
menjengkelkan, bicara tinggi, dan sering memerintah tanpa ingin tahu permasalahan,
Maka hindari sifat sombong dan menjengkelkan seperti itu yang dapat merusak
hubungan pimpinan dengan anak buahnya.
5. Bicara sopan, bersikap rendah diri, dan humble 
Bersikap lah seperti teman-teman lainnya di kantor walaupun anda adalah seorang
pimpinan, hal ini akan berguna menjaga hubungan pimpinan dan karyawan, dan
bahkan dapat meningkatkan produktivitas karyawan, karena dari cara kebersamaan
seorang pemimpin bisa mengetahui apa kebutuhan bawahannya, bagaimana mereka
ingin diberlakukan, dan juga bisa menambah wawasan dirinya sendiri.
2. PERAN KEPEMIMMPINAN DALAM MEMBUAT PERUBAHAN POSITIVE
(Makes Change Positive)

Kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh sosial yang dalam hal ini
pengaruh yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk
menstruktur aktifitasaktifitas serta hubungan-hubungan didalam sebuah kelompok
atau organisas,tipe kepemimpinan kharismatik dianggap pemimpin yang mempunyai
daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang
jumlahnya yang sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat
menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya
pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik,
maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan
kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat
dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma.

kepemimpinan transformasional dibangun dari dua kata, yaitu kepemimpinan


(leadership) dan transformasional (transformational). Istilah transformasional berasal
dari kata to transform, yang bermakna mentransformasikan atau mengubah sesuatu
menjadi bentuk lain yang berbeda Pemimpin transformasional yang bagus
menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memberikan semangat dan motivasi
orang agar percaya dan mengikuti teladannya. Akan tetapi, juga ada bahaya potensial
yang berasal dari pengaruh yang kuat dari pemimpin transformasional.

Kepemimpinan trasformasional adalah sebuah proses yang memotivasi orang


dengan menarik cita-cita dan nilai moral yang lebih tinggi, mendefinisikan dan
mengartikulasikan visi masa depan dan membentuk basis kredi-bilitas. Sebaliknya,
kepemimpinan transaksional berdasarkan pada standar birokkrasi dan organisasi.
Perbedaan antara gaya kepemimpinan transfomasional dan transaksional dapat di
definisikan dengan menyebut gaya transformasional sebagai pemimpin inovasi dan
gaya transaksional sebagai manajer perencanaan dan kebijakan. Pandagan lain adalah
bahwa gaya transformasional menciptakan jalur baru dalam sebuah organisasi,
sementara gaya transaksional tergantung pada struktur yang ada. Sedangkan gaya
transaksional menggunakan kekuasaan dan kewewenangan yang telah ada pada
organisasi, pemimpin transformasional memotivasi orang untuk bekerja demi tujuan
baru yang lebih besar dan menciptakan perubahan. Kepemimpinan transak-sional
sebaiknya berada pada jaringan kekuasaan; akan tetapi, kepemimpinan
transformasional memberikan motivasi yang lebih tinggi dan menambahkan kualitas
hidup pada orang dan organisasi. Kepemimpinan trasformasional memberikan
karakteristik yang menghasil-kan tenaga yang memicu perubahan baru bagi
organisasi, yang tidak dapat di hasilkan manajemen transaksional.

kepemimpinan transformasional me-miliki karakteristik faktor-faktor penting,


yaitu menampilkan karakteristik yang menunjukkan perilaku karismatik,
memunculkan motivasi inspirasional, memberikan stimulasi intelektual dan
memperlakukan karyawan dengan memberi perhatian terhadap individu.
Kepemimpinan transformasional memiliki karakteristik yang menunjukkan perilaku
karismatik, memunculkan motivasi inspirasional, memberikan stimulasi intelektual
dan memperlakukan karyawan dengan memberi perhatian terhadap individu. Faktor
kepemimpinan transformasional merupakan kesatuan yang saling tergantung
(interdependence) untuk membangun visi organisasi. Bass dan Avolio (1996),
mengemukan bahwa faktor-faktor gaya kepemimpinan transformasional adalah
sebagai berikut :

1. Menunjukkan perilaku karismatik : mendapatkan rasa hormat untuk


dipercaya, kepercayaan kepada yang lain, menyampaikan rasa pengertian memiliki
misi yang kuat terhadap pengikutnya, menampilkan standar moral yang tinggi
membangun tujuan-tujuan yang menantang bagi pengikutnya, menjadi model pada
pengikutnya.

2. Memunculkan motivasi inspirasional : mengacu pada cara pemimpin


transformasional dalam memotivasi, memberi inspirasi yang ada di sekitar mereka
dengan menyampai-kan visi dengan lancar, percaya diri, meningkatkan optimism,
semangat kelompok, antusias.

3. Memberikan stimulasi intelektual : menunjukkan usaha pemimpin yang


mendorong pengikut menjadi inovatif, kreatif dalam memimpin untuk mendorong
pengikut agar menanyakan asumsi-asumsi, mem-buat kembali kerangka
permasalahan, mendekati pengikut dengan cara baru.
4. Memperlakukan pengikut dengan memberi perhatian kepada individu :
memberikan perhatian secara personal pada semua individu, membuat semua individu
merasa dihargai, mendelegasikan tugas sebagai cara pe-ngembangan pengikutnya.

3. PERAN PEMIMPIN YANG BERTANGGUNG JAWAB (Takes Responsibility)

Menurut Kadarusman (2012) kepemimpinan (Leadership) dibagi tiga, yaitu:


(1) Self Leadership; (2) Team Leadership; dan (3) Organizational Leadership. Self
Leadership yang dimaksud adalah memimpin diri sendiri agar jangan sampai gagal
menjalani hidup. Team Leadership diartikan sebagai memimpin orang lain.
Pemimpinnya dikenal dengan istilah team leader (pemimpin kelompok) yang
memahami apa yang menjadi tanggung jawab kepemimpinannya, menyelami kondisi
bawahannya, kesediaannya untuk meleburkan diri dengan tuntutan dan konsekuensi
dari tanggung jawab yang dipikulnya, serta memiliki komitmen untuk membawa
setiap bawahannya mengeksplorasi kapasitas dirinya hingga menghasilkan prestasi
tertinggi. Seorang pemimpin tentunya memiliki tanggung jawab terhadap sesuatu
yang menjadi kewajiban atau tugasnya dan juga harus bertanggung jawab atas
kepemimpinannya secara menyeluruh. Selain tanggung jawab seorang pemimpin juga
harus memiliki etika dalam memimpin. Siapapun pasti tidak ingin disebut sebagai
pemimpin yang tidak beretika. Seorang pemimpin harus mengawali dengan
membangun kesadaran dirinya bahwa kepadanya ada penanggung jawaban
kepemimpinan Penanggungjawaban kepemimpinan ini juga menjelaskan bahwa
pemimpin memiliki tugas, kewenangan, hak, kewajiban, tanggung jawab, dan
pertanggung jawaban menyeluruh atas segala dan semua dalam kepemimpinannya.
Penanggungjawaban kepemimpinan yang ada pada seorang pemimpin menjelaskan
bahwa ia sepenuhnya bertanggung jawab atas jatuh bangunnya kepemimpinan yang
dipercayakan kepadanya. Dalam kaitan ini, keberhasilan ataupun kegagalan
kepemimpinan tergantung dan bergantung sepenuhnya pada sang pemimpin.
Penanggung jawaban kepemimpinan seorang pemimpin memberikan otoritas sebagai
landasan kewibawaan kepemimpinannya. Seorang pemimpin yang bijak dan
bertanggung jawab pasti memiliki kiat untuk menghindari sekaligus mengatasi
tabrakan antara kepentingan pribadi dengan etika dan moralitas kehidupan serta
memiliki hati nurani untuk hidup dalam etika yang tidak melecehkan semua
kepercayaan dari para stakeholdersnya. Pemimpin bertanggung jawab atas semua
yang dilihatnya. Itu berarti, dia juga bertanggung jawab atas apa yang dilihat oleh
organisasinya serta tim yang dipimpinnya. Dia bertanggung jawab atas hasil-hasil
yang dicapainya, baik hasil yang baik maupun hasil yang buruk. Pemimpin
bertanggung jawab untuk memulai komunikasi secara proaktif. Ketika kesalah
pahaman terjadi dan gosip timbul, pemimpin bertanggung jawab untuk meluruskan
dan membangun komunikasi agar kesalah pahaman tidak muncul Lagi kepemimpinan
bukanlah sesuatu hal yang dapat dijalankan dengan mudah. Tetapi, semakin besar
tanggung jawab kepemimpinan itu, semakin besar pula penghargaan yang diberikan
jika dapat memenuhi peranan tersebut. Kepemimpinan yang bertanggung jawab
adalah proses mengembangkan dan mempertahankan kontak positif dengan
semua pemangku kepentingan (Maak & Pless, 2006) Dengan demikian,
kepemimpinan yang bertanggung jawab muncul sebagai wacana manajemen
penting, dan tuntutan telah diajukan untuk kepemimpinan yang bertanggung
jawab (Antunes & Franco, 2016) Pada tahap utama pengembangan kepemimpinan
yang bertanggung jawab, titik fokus adalah pada konseptualisasi dan tamasya
nilai -nilai individu dan motivasi etis.

4. PERAN PEMIPIN YANG MEMILIKI KEBERANIAN (COURAGES)


Setiap organisasi pasti memiliki sosok pemimpin dan struktur kepemimpinan.
Biasanya pemimpin memiliki peran yang berpengaruh besar dalam upaya pencapaian
tujuan organisasi, oleh karena itu pemimpin sering disebut sebagai orang yang
mempengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam suatu
organisasi atau perusahaan pastinya memerlukan keputusan-keputusan yang harus
diambil untuk kemajuan organisasi.
Pengambilan keputusan pada dasarnya yaitu memilih, sebab dalam
pengambilan keputusan biasanya terdapat beberapa alternatif terbaik yang dapat
dipilih dari beberapa pilihan yang tersedia. Pengambilan keputusan juga dapat disebut
sebagai sebuah tindakan untuk menyelesaikan permasalahan. Pengambilan keputusan
sangat penting untuk pengembangan dan kegagalan organisasi. Keputusan yang tepat
membawa perubahan yang baik bagi organisasi saat ini, tetapi sebaliknya,
pengambilan keputusan yang salah berdampak buruk bagi manajemen organisasi.
Dalam mengelola suatu organisasi, ketepatan pengambilan keputusan seorang
pemimpin dapat menjadi kriteria kompetensi dan kepercayaan.
Jika pemimpin lambat dan bimbang, pengikutnya akan tahu bahwa dia adalah
pemimpin yang tidak berani mengambil resiko. Membiasakan membuat keputusan
yang cepat dan tegas bukanlah tugas yang mudah, dan membutuhkan proporsi yang
jelas dan intuisi yang tajam untuk membuat keputusan yang tepat. Di dalam
mengambil suatu keputusan baik untuk pemimpin dalam usaha/organisasi maupun
untuk individu pasti mengalami suatu hambatan, hambatan-hambatan tersebut
dilatarbelakangi oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Keraguan Kendala yang paling kuat sebenarnya berakar pada diri seorang
pemimpin itu sendiri. Keraguan dalam diri seorang pemimpin membuat dirinya tidak
dapat bertindak tegas. Seringkali karena keraguan ini menyebabkan masalah-masalah
lainnya.
b. Kekeliruan Memahami Informasi Kesalahpahaman informasi dapat menjadi
hambatan yang sangat berbahaya bagi pengambilan keputusan. Ketika sebuah bisnis
membuat keputusan tanpa pemahaman yang baik tentang informasi maka itu akan
menjadi keputusan yang buruk.
c. Kurang Waktu Sering kali keputusan yang diambil secara tergesa-gesa
menimbulkan dampak yang menghancurkan.
d. Informasi yang Berlebih atau Terlalu Sedikit Memiliki banyak informasi sering kali
dianggap bermanfaat, tetapi jika informasi itu tidak diperoleh dengan benar justru
akan semakin mempersulit keadaan.
Perusahaan dapat merasa bingung karena informasi yang tersaji terlalu banyak dan
tidak tersusun dengan benar. Sementara itu, memperoleh informasi yang minim untuk
mendukung keputusan juga tidaklah disarankan.
Pengambilan keputusan yang menjadi perhatian adalah seorang pemimpin atau
siapapun yang ingin mengambil keputusan dituntut untuk bertindak tegas, tidak boleh
ragu-ragu dalam memikirkan keputusan yang akan diambil, sebagai seorang
pemimpin juga harus memastikan apakah informasi yang didapat adalah informasi
yang akurat dan dapat mendukung suatu keputusan. Kemudian, dalam pengambilan
keputusan seorang pemimpin seringkali salah memanfaatkan waktu yang diberikan
untuk mempertimbangkan suatu keputusan, maka dari itu sebaiknya seorang
pemimpin sangat disarankan untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar
masalah dapat terselesaikan dengan cepat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ismail Raji al-Faruqi. (1994). Islamisasi dan Evaluasi terj, Anas Mahyudin, Badung:
Pustaka, hal 240
2. As-Suaidan, Thariq Muhammad Dan Faisal Umar Basyarahil. (2005). Malahirkan
Pemimpin Masa Depan, Jakarta: Gema Insani Press, hal 7
3. Abul A’la Al-Maududi. (2007). Khilafah dan Kerajaan, Bandung: Karisma., hal 178
4. Gary Yukl. Kepemimpinan Dalam Organisasi (Alih Bahasa Yusuf Udaya). (Jakarta:
Edisi Bahasa Indonesia Victory Jaya Abadi, 2012).Hlm 83
5. Antunes, A., & Franco, M. (2016). How people in organizations make sense of
responsible leadership practices: Multiple case studies.Leadership and
Organization Development Journal, 37(1), 126152.https://doi.org/10.1108/LODJ-04-
2014-008

Anda mungkin juga menyukai