Anda di halaman 1dari 9

1. Sebutkan ada berapa macam gaya kepemimpinan yg kamu ketahui....

1. Gaya Kepemimpinan Demokratis


Menurut Sudarwan Danim, Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan
yang dilandasi oleh anggapan bahwa hanya karena interaksi kelompok yang
dinamis, tujuan organisasi akan tercapai.

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya kepimpinan dimana anggota


organisasi/kelompok diberikan kebebasan dalam mengutarakan pendapat, ide
ataupun gagasan. Pemimpin menekankan kesederajatan dan sering melakukan
interaksi, konsultasi atau musyawarah dengan bawahan sebelum mengambil
keputusan.

Gaya kepemimpinan demokratis adalah salah satu gaya kepemimpinan yang


paling disukai karena dapat mendorong kompetensi, kreativitas, kejujuran,
kecerdasan dan keberanian berpendapat bawahan- bawahannya.

2. Gaya Kepemimpinan Otokratis atau Otoriter


Jika gaya kepemimpinan demokratis berpusat pada bawahan atau anak buah,
Maka gaya kepemimpinan otokratis adalah sebaliknya.

Gaya kepemimpinan otokrasi adalah gaya yang memusatkan diri pada atasan.
seluruh keputusan diambil berdasarkan pertimbangan pemimpin itu sendiri.
Sementara bawahan dituntut untuk menjalankan keputusan tersebut baik suka
ataupun tidak suka.

Peran bawahan dalam pengambilan keputusan terbatas atau bahkan tidak ada.
Atasan akan menentukan lewat komunikasi satu arah, apa yang seharusnya
dilakukan, bagaimana caranya, kapan waktunya hingga seperti apa tugas
dikerjakan.

Gaya otokratis ditandai dengan banyaknya perintah atau petunjuk yang diberikan
atasan. gaya kepemimpinan ini membutuhkan kepatuhan total bawahannya
untuk menjalankan prosedur- prosedur yang telah dibuat.
3. Gaya Kepemimpinan Instruktif
Gaya kepemimpinan instruktif adalah gaya yang menekankan instruksi atau
pengarahan langsung dari atasan pada bawahan (-bawahan baru). Biasanya
sifat instruksi atau pengarahan itu sendiri sangat spesifik. Seperti tugas apa yang
harus dilakukan, bagaimana hingga kapan harus dilakukan.

Seorang atasan yang menerapkan gaya kepemimpinan instruktif akan


memberikan pengawasan lebih kepada bawahan atau anak buah yang baru
bekerja. Selain itu kepemimpinan instruktif ini juga memiliki kadar direktif yang
relatif tinggi.

Kadar supportifnya juga rendah sehingga dianggap tidak efektif untuk menggali
potensi sumber daya manusia dari bawahan. Bahkan gaya kepemimpinan yang
satu ini bisa membuat kualitas pegawai lebih rendah.

4. Gaya Kepemimpinan Delegatif


Sesuai dengan namanya, gaya kepemimpinan delegatif adalah gaya
kepemimpinan yang dipenuhi dengan tindakan atasan yang lebih banyak
menyerahkan keputusan kepada bawahan. Biasanya atasan juga sangat jarang
memberi arahan kepada anak buah.

Tujuan gaya kepemimpinan delegatif ini adalah untuk melatih anak buah dalam
menyelesaikan persoalannya sendiri dalam sebuah organisasi hingga
perusahaan tanpa harus melibatkan peran atasan lebih banyak.

Banyak atasan menggunakan gaya kepemimpinan yag satu ini tidak hanya
dalam rangka membuat operasional perusahaan berjalan dengan baik. Namun
banyak atasan mempertimbangkan untuk menggunakan gaya kepemimpinan
delegatif ini dalam rangka memaksimal potensi bawahan.

Dalam gaya kepemimpinan delegatif, bawahan lebih banyak dituntut untuk


memiliki kemampuan lebih baik saat bekerja, mengajukan ide-ide kreatif hingga
motivasi tinggi.
5. Gaya Kepemimpinan Birokratis
Gaya kepemimpinan birokratis adalah gaya memimpin yang mengacu pada
peraturan. Tanda-tanda yang paling mudah dikenali dari seorang pemimpin yang
menerapkan gaya kepemimpinan birokratis adalah perilaku taat prosedur.

Ketaatan ini tidak hanya berlaku untuk dirinya sebagai atasan namun juga untuk
bawahan yang berada dalam kepemimpinannya. Selain taat prosedur, atasan
dengan gaya kepemimpinan birokratis ini juga lebih banyak mengambil
keputusan sesuai prosedur, lebih kaku dan tidak fleksibel.

Karakteristik yang dapat dikenali dapat gaya kepemimpinan birokratif adalah


adanya keputusan yang berpusat pada atasan. Biasanya semua keputusan yang
dibuat dan berkaitan dengan pekerjaan akan ditentukan oleh atasan.

Sementara bawahan menjadi pihak yang wajib menjalankannya. Atasan juga


menjadi penentu standar bawahan untuk melaksanakan tugas. Atasan juga akan
memberikan sanksi yang jelas jika bawahan tidak memiliki kinerja sesuai
prosedur standar kerja yang berlaku.

6. Model Kepemimpinan Partisipatif


Gaya kepemimpinan partisipatif sebetulnya adalah nama lain dari gaya
kepemimpinan demokratis. gaya partisipatif menuntut peran aktif atau partisipasi
bawahan  dalam mengambil keputusan. Karena itu setiap kali keputusan diambil,
atasan tidak akan mengambil keputusan secara sepihak tanpa harus berdiskusi
lebih dulu dengan bawahan.

Mengingat pentingnya peran bawahan atau anggota dalam kepemimpinan


partisipatif, perwujudan kepemimpinan ini membuat atasan harus lebih proaktif.
Mendekati bawahan dan memastikan langsung mengenai tanggapan karyawan
terhadap keputusan yang diambilnya.
7. Gaya Kepemimpinan Konsultatif
Dalam beberapa pembahasan, gaya kepemimpinan konsultatif ini menjadi
bagian tidak terpisahkan dari gaya kepemimpinan partisipatif. Pasalnya gaya
kepemimpinan partisipatif  menghendaki adanya peran aktif dari bawahan untuk
mendukung atasan.

Keterlibatan bawahan dalam hal ini anak buah sangat besar dalam proses
pengambilan keputusan hingga apapun yang ditentukan oleh atasan. Namun
penerapan gaya kepemimpinan konsultatif ini lebih kepada atasan yang meminta
pendapat bawahan atas keputusan yang akan diambil.

Jika dalam gaya kepemimpinan demokratis peran bawahan menjadi sangat


penting karena memiliki derajat yang sama besarnya dengan atasan dalam
mengambil keputusan. Sementara dalam gaya kepemimpinan konsultatif ini,
peran bawahan juga tetap cukup besar, namun sifatnya hanya menjadi konsultan
bagi atasan.

Dengan kata lain, atasan akan selalu berkonsultasi atau berdiskusi dengan
bawahan namun hak mutlak pengambilan keputusan masih ada di tangannya.

8. Gaya Kepemimpinan Situasional


Gaya kepemimpinan situasional adalah gaya yang memimpin yang
menggunakan berbagai macam gaya kepemimpinan berbeda-beda (demokratis,
otoriter, delegatif dll) yang disesuaikan dengan tingkat kesiapan dari bawahan
atau pegawai dan kondisi yang ada.

Seorang atasan yang menerapkan gaya kepemimpinan situasional ini cenderung


menyadari jika tidak ada acuan baku gaya kepemimpinan terbaik. Atasan yang
sukses cenderung menerapkan gaya kepemimpinan yang fleksibel.

Meski cenderung berubah-ubah sesuai dengan kondisi anggota atau anak buah,
namun biasanya atasan dengan gaya kepemimpinan situasional memiliki
beberapa karakter yang dapat dibaca. Setidaknya ada beberapa karakter atau
gaya yang selalu dilakukan seorang atasan yang mengadopsi kepemimpinan
situasional.

Diantaranya telling directing atau lebih banyak memberitahu, menunjukkan dan


memimpin juga menetapkan. Selain itu atasan juga akan lebih banyak selling
coaching atau menjual, menjelaskan sekaligus memperjelas dan membujuk.

Participating supporting atau mengikutsertakan hingga memberi semangat dan


bekerja sama. Dan juga delegating atau memberikan delegasi, mengawasi
sekaligus menyelesaikan.

9. Gaya Kepemimpinan Paternalistik

10. Gaya Kepemimpinan Egaliter

11. Gaya Kepemimpinan Transformatif

Gaya kepemimpinan transformasional dapat menginspirasi perubahan positif


pada mereka (anggota) yang mengikuti. Para pemimpin jenis ini memperhatikan
dan terlibat langsung dalam proses termasuk dalam hal membantu para anggota
kelompok untuk berhasil menyelesaikan tugas mereka.

Pemimpin cenderung memiliki semangat yang positif untuk para bawahannya


sehingga semangatnya tersebut dapat berpengaruh pada para anggotanya untuk
lebih energik. Pemimpin akan sangat mempedulikan kesejahteraan dan
kemajuan setiap anak buahnya.

12. Gaya Kepemimpinan Autocratic

13. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire

14. Gaya Kepemimpinan Kharismatik

Pemimpin yang karismatik memiliki pengaruh yang kuat atas para pengikut oleh
karena karisma dan kepercayaan diri yang ditampilkan.
Para pengikut cenderung mengikuti pemimpin karismatik karena kagum dan
secara emosional percaya dan ingin berkontribusi bersama dengan pemimpin
karismatik.

Karisma tersebut timbul dari setiap kemampuan yang mempesona yang ia miliki
terutama dalam meyakinkan setiap anggotanya untuk mengikuti setiap arahan
yang ia inginkan.

15. Gaya Kepemimpinan Servant Leadership

Hubungan yang terjalin antara pemimpin yang melayani dengan para anggota
berorientasi pada sifat melayani dengan standar moral spiritual. Pemimpin yang
melayani lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan aspirasi dari para
anggota daripada kepentingan pribadinya.

2. Sebutkan 11 asas kepemimpinan dan artinya. Serta berilah contoh!


a. Taqwa, yaitu beriman kepada Tuhan YME dan taat kepada-Nya
Contoh : Pemimpin selalu melaksanakan kewajibannya sesuai dengan
kepercayaannya masing-masing, misalnya jika ia beragama islam dia
melaksanakan sholat 5 waktu.
b. Ing Ngarsa Sung Tuladh, yaitu memberi suri tauladan dihadapan anak buah
Contoh : pemimpin memberi petunjuk, nasehat, perlindungan, dan
pertimbangan kepada anak buahnya, pemimpin menegakakkan disiplin bagi
diri sendiri dan anak buahnya, dan pemimpin yang menjadi teladan dan dapat
menjadi teladan bagi anak buahnya.
c. Ing Madya Mangun Karsa, yaitu ikut bergiat serta menggugah semangat
ditengah-tengah anak buah.
Contoh : pemimpin merasa senasib sepenanggungan dengan anak buahnya,
pemimpin memberi semangat kepada anak buahnya dan memberi motivasi
serta etik kerja yang tinggi pada anak buahnya.
d. Tut Wuri Handayani, yaitu mempengaruhi dan memberi dorongan dari
belakang kepada anak buahnya.
Contoh : pemimpin yang memberi dorongan kepada anak buahnya agar anak
buahnya mau berprakarsa, berani berinisiatif, memiliki kepercayaan diri untuk
berpartisipasi dan berkarya, serta tidak bergantung kepada atasannya.
e. Waspada Purba Wasesa, yaitu selau waspada mengawasi, serta sanggup
dan memberi koreksi kepada anak buah.
Contoh : pemimpin yang selalu waspada dan dapat mengkaji setiap peristiwa
yang terjadi sehingga dia tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
f. Ambeg Parama Arta, yaitu dapat memilih dengan tepat mana yang harus
didahulukan.
Contoh : pemimpin yang bersikap adil, pemimpin lebih mendahulukan
mengurus organisasi daripada harus liburan.
g. Prasaja, yaitu tingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan.
Contoh : pemimpin yang hidup sederhana.
h. Satya, yaitu sikap loyal yang selalu timbal balik dari atasan terhadap
bawahan dan bawahan terhadap atasan dan kesamping.
Contoh : pemimpin yang selalu menepati janjinya, pemimpin yang setia pada
organisasinya dan pemimpin yang dapat dipercaya.
i. Gemi Nastiti, yaitu kesadaran dan kemampuan untuk membatasi
penggunaan dan pengeluaran segala sesuatu yang benar-benar diperlukan.
Contoh : pemimpin harus berlaku hemat dan tidak boros, pemimpin
melaksanakan pekerjaan dengan efektif dan efisien.
j. Belaka, yaitu kemauan, kerelaan dan keberanian untuk
mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya.
Contoh : pemimpin mau bertanggung jawab atas keputusan yang ia buat.
k. Legawa, yaitu kemampuan, kerelaan dan keikhlasan untuk pada saatnya
menyerahkan tanggung jawab dan kedudukannya kepada generasi
berikutnya.
Contoh : ketika pemimpin pensiun dia rela menyerahkan jabatannya kepada
penggantinya.
3. Ada berapa macam langkah ? Berilah contoh!
Langkah ada 4 macam :
a. Langkah tegap. Contoh : saat PBB
b. Langkah Biasa
c. Langkah perlahan. Contoh : saat membawa peti mati di upacara pemakaman
d. Langkah Merdeka. Contoh : saat keluar mewakili suatu negara di sebuah
perlombaan seperti di Sea Games
4. Bagaimana tatacara masuk ke ruangan bila mau mencari teman di ruangan ?
Kita mengetuk pintu terlebih dahulu dan mengatakan izin masuk. Ketika
kita sudah masuk kedalam ruangan kita menemui guru atau dosen yang sedang
mengajar bila saat itu kondisi kelas sedang berlangsung pelajaran dan ada guru
atau dosen yang menerangkan. Setelah itu kita bertanya kepada guru atau
dosen dengan kata-kata “ izin mencari mahasiswa/i bernama A mohon petunjuk
terimakasih”.
5. Apa yg dimaksud dengan DUD, PUDD, PDG. Berilah contoh!
a. DUD adalah
b. PUDD adalah peraturan urusan dinas dalam
c. PDG adalah peraturan dinas garnisun
6. Apa yang di maksud dengan Devile ?
Devile adalah perarakan barisan yang dilakukan oleh tentara.
7. Apa yg di maksud melintang kiri dan kanan ?
a. Melintang kanan : melakukan gerakan PBB di daerah sebelah kanan kita, jadi
teknis gerakannya adalah melakukan hadap kanan terlebih dahulu lalu
haluan kiri.
b. Melintang kiri : melakukan gerakan PBB di daerah sebelah kiri kita, jadi teknis
gerakannya adalah melakukan hadap kiri diteruskan haluan kanan.
8. Sebutkan ada berapa formasi untuk upacara bendera dan beri contoh!

9. Apa yang dimaksud dengan PBB ?


PBB (peraturan bariss berbaris) adalah suatu wujud latihan fisik, yang
diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang
diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
10. Apa yg dimaksud dengan langkah ke samping, langkah kebelakang dan
langkah ke depan ?
a. Langkah ke samping : pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan
ke samping kanan/kiri sepanjang 40 cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan
dirapatkan pada kaki kiri/kanan. Sikap bada tetap seperti pada sikap
sempurna, sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
b. Langkah ke belakang : pada aba-aba pelaksaan, peserta melangkah ke
depan mulai kaki kiri menurut panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo
yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan
tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap sempurna.
Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
c. Langkah ke depan : pada aba-aba pelaksaan, peserta melangkah ke
belakang mulai kaki kiri menurut panjangnya langkah dan tempat yang telah
ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti
gerakan langkah tegap dan dihentikan dan sikap badan seperti dalam sikap
sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.

Anda mungkin juga menyukai