Anda di halaman 1dari 3

Tugas 2 Matakuliah Pengantar Ilmu Administrasi

Nama : Anggit Dian Permana


NIM : 042760238
UPPBJ : UPPBJ UT Jakarta

SOAL :

Pada Tugas 2 ini, coba Anda jelaskan tentang gaya-gaya kepemimpinan yang ada! Perlu saya
sampaikan bahwa dalam menjawab pertanyaan, Anda harus menggunakan bahasa sendiri, sesuai
dengan pemahaman Anda.

JAWABAN :

Dari banyak sekali gaya-gaya kepemimpinan yang sering ditemui atau kebanyakan orang
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari atau dalam lingkungan pekerjaan. Berikut
disampaikan beberapa penjelasan gaya-gaya kepemimpinan yang saya ketahui :

1. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya kepimpinan bagi seorang pimpin dalam hal
sebelum membuat keputusan memperhitungkan masukan-masukan yang diterima dari orang
yang dipimpinnya atau anggota organisasi/kelompoknya. Sehingga anggota atau orang yang
dipimpinnya diberikan kebebasan dalam mengutarakan pendapat, ide ataupun gagasan.
Bahkan menekankan kesederajatan dan sering melakukan interaksi, konsultasi atau
musyawarah dengan bawahan sebelum mengambil keputusan.
Gaya kepemimpinan demokratis adalah salah satu gaya kepemimpinan yang paling disukai
karena dapat mendorong kompetensi, kreativitas, kejujuran, kecerdasan dan keberanian
berpendapat bawahan- bawahannya.

2. Gaya Kepemimpinan Otokratis atau Otoriter

Gaya kepemimpinan otokrasi adalah gaya yang memusatkan diri pada atasan. seluruh
keputusan diambil berdasarkan pertimbangan pemimpin itu sendiri. Sementara bawahan
dituntut untuk menjalankan keputusan tersebut baik suka ataupun tidak suka.

Gaya kepemimpinan ini bisa dilihat dari cara seorang pemimpin mengambil keputusan, tanpa
memikirkan orang yang terdampak keputusan yang diambil. Selain itu kebebasan berpendapat
orang yang dipimpinpun sangat terbatas atau bahkan hampir tidak ada, biasanya
mengandalkan rasa takut atau proses pendisiplinan yang kuat. Sangat jarang kepemimpinan
cara ini berhasil di sebuah perusahaan saat ini.

Pada umumnya kepemimpinan seperti ini bisa ditemukan di instansi militer, dimana perintah
dari atasan adalah hal yang absolut yang harus dipatuhi.
3. Gaya Kepemimpinan Instruktif

Gaya kepemimpinan instruktif adalah gaya kepemimpinan yang menekankan instruksi atau
pengarahan langsung dari atasan pada bawahan. Biasanya sifat instruksi atau pengarahan itu
sendiri sangat spesifik. Seperti tugas apa yang harus dilakukan, bagaimana hingga kapan
harus dilakukan.

Seorang atasan yang menerapkan gaya kepemimpinan instruktif akan memberikan


pengawasan lebih kepada bawahan atau anak buah yang baru bekerja.

4. Gaya Kepemimpinan Delegatif

Gaya kepemimpinan delegatif adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin


memberikan otoritas kepada tim yang dipimpinnya dalam menyelesaikan tugas dan tanggung
jawabnya.

Tujuan gaya kepemimpinan delegatif ini adalah untuk melatih anak buah dalam
menyelesaikan persoalannya sendiri dalam sebuah organisasi hingga perusahaan tanpa harus
melibatkan peran atasan lebih banyak.

Banyak atasan menggunakan gaya kepemimpinan yag satu ini tidak hanya dalam rangka
membuat operasional perusahaan berjalan dengan baik. Namun banyak atasan
mempertimbangkan untuk menggunakan gaya kepemimpinan delegatif ini dalam rangka
memaksimal potensi bawahan dan meningkatkan kepercayaan dan kerjasama antara anggota
tim dan pemimpinnya, namun diperlukan pengawasan agar tidak terjadi kebablasan
kebebasan.

5. Gaya Kepemimpinan Birokratis

Gaya kepemimpinan birokratis adalah gaya memimpin yang mengacu pada peraturan, SOP
atau ketentuan yang berlaku. Tanda-tanda yang paling mudah dikenali dari seorang pemimpin
yang menerapkan gaya kepemimpinan birokratis adalah perilaku taat prosedur.

Ketaatan ini tidak hanya berlaku untuk dirinya sebagai atasan namun juga untuk bawahan
yang berada dalam kepemimpinannya. Selain taat prosedur, atasan dengan gaya
kepemimpinan birokratis ini juga lebih banyak mengambil keputusan sesuai prosedur, lebih
kaku dan tidak fleksibel.

6. Model Kepemimpinan Kharismatik

Gaya kepemimpinan merupakan gaya kepemimpinan yang bisa menggerakan masa atau tim
yang dipimpinnya secara alami untuk menggapai tujuannya. Umumnya karisma seseorang
terbentuk dari lingkungan di mana orang tersebut tumbuh dan nilai-nilai sosial yang dianggap
penting olehnya.
7. Gaya Kepemimpinan Transaksional

Gaya kepemimpinan transaksional merupakan gaya memimpin dengan cara akan memberi
imbalan (reward), jika tim yang dipimpinnya berhasil mengerjakan pekerjaan dengan kualitas
yang memuaskan dan sesuai dengan target dan arahan, kemudian akan memberikan
(punishment) jika terdapat suatu kesalahan atau tidak mencapai target.

8. Gaya Kepemimpinan Situasional

Gaya kepemimpinan situasional adalah gaya yang memimpin yang menggunakan berbagai
macam gaya kepemimpinan berbeda-beda (demokratis, otoriter, delegatif dll) yang
disesuaikan dengan tingkat kesiapan dari bawahan atau pegawai dan kondisi yang ada.

Seorang atasan yang menerapkan gaya kepemimpinan situasional ini cenderung menyadari
jika tidak ada acuan baku gaya kepemimpinan terbaik. Atasan yang sukses cenderung
menerapkan gaya kepemimpinan yang fleksibel.

Meski cenderung berubah-ubah sesuai dengan kondisi anggota atau bawahan, namun biasanya
atasan dengan gaya kepemimpinan situasional memiliki beberapa karakter yang dapat dibaca.
Setidaknya ada beberapa karakter atau gaya yang selalu dilakukan seorang atasan yang
mengadopsi kepemimpinan situasional.

Diantaranya telling directing atau lebih banyak memberitahu, menunjukkan dan memimpin
juga menetapkan. Selain itu atasan juga akan lebih banyak selling coaching atau menjual,
menjelaskan sekaligus memperjelas dan membujuk.

Participating supporting atau mengikutsertakan hingga memberi semangat dan bekerja sama.
Dan juga delegating atau memberikan delegasi, mengawasi sekaligus menyelesaikan.

Sumber :

1. Darmanto, dkk. 2020. Pengantar Ilmu Administrasi. Tangerang Selatan : Universitas


Terbuka
2. Materi Inisiasi 5 Mata Kuliah Pengantar Ilmu Administrasi

Anda mungkin juga menyukai