Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN

DAN CONTOH PERUSAHAAN YANG


MENERAPKANNYA

Dosen Pengampu : Anggiat Parlindungan Simbolon,S.E,M.Si

Oleh:

 DIAN GRACE SAGALA - 2005171075


 NATASYA MEIVANI PURNOMO – 2005171002
 NOVI RAHMADINI – 2005171026
 PANNY DWI LESTARI - 2005171008

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2022
Menurut Thoha (2013:49) bahwa gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku
yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku
orang lain seperti yang ia lihat. Dalam artian, gaya kepemimpinan yang digunakan pimpinan
tersebut digunakan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai. Dapat
pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan merupakan pola perilaku dan strategi yang disukai
dan sering diterapkan didalam memimpin suatu organisasi.
a. Kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan yang memiliki kriteria atau ciri
yang selalu menganggap organisasi sebagai milik pribadi, arogan, mengidentikan
tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata,
tidak mau menerima kritik dan saran, terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya,
dalam tindakan pergerakannya sering mempergunakan pendekatan paksaan dan
bersifat menghukum.
Indikator dari Gaya Kepemimpinan Otokratis:
1) Sentralisasi Wewenang
2) Produktivitas Kerja
3) Manajemen setiap keputusannya dianggap sah, dan pengikut – pengikutnya
wajib menerima perintah tanpa pertanyaan.

b. Kepemimpinan demokratis adalah gaya kepemimpinan yang memiliki karakteristik


sebagai berikut, menganggap bawahan sebagai makhluk yang termulia di dunia, selalu
berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dalam kepentingan
dan tujuan pribadi dari pada bawahannya; senang menerima saran, pendapat bahkan
kritik dari bawahan; selalu berusaha menjadikan bawahannya sukses dan berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadi sebagai pemimpin. Indikator dari gaya
kepemimpinan demokratis :
1) Hubungan baik antara pimpinan dengan pegawai
2) Penghargaan terhadap pegawai
3) Manajemen yang mendengarkan aspirasi bawahannya.

c. Kepemimpinan bebas atau Masa Bodo (Laisez Faire) Tipe kepemimpinan ini
merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otokratis. Dalam kepemimpinan tipe ini
sang pemimpin biasanya menunjukkan perilaku yang pasif dan seringkali menghindar
diri dari tanggung jawab. Seorang pemimpin yang kendali bebas cenderung memilih
peran yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya sendiri.
Disini seorang pemimpin mempunyai keyakinan bebas dengan memberikan
kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan dengan menganggap semua
usahanya akan cepat berhasil.

d. Militeristik
Pemimpin yang bertipe militeristik senang dengan formalitas. Mereka sering
menuntut kedisiplinan yang tinggi dari bawahan untuk mencapai tujuan. Kadang,
pemimpin militeristik tidak suka menerima kritikan dan menyukai upacara-upacara
simbolis. Ketika menghadapi pimpinan yang seperti ini, jalani saja dengan suka hati.
Kedisiplinan memang diperlukan untuk mencapai target. Apalagi jika target
perusahaan Anda sangat tinggi. Tipe pemimpin yang seperti ini bisa mengarahkan
fokus pekerjaan yang Anda lakukan sesuai dengan koridor target yang hendak dicapai.

e. Paternalistik
Orang jenis ini memiliki tipe yang kebapakan. Gaya menggerakkan bawahan
seperti bapak yang mengarahkan anak-anaknya. Seringkali pemimpin bergaya ini
terlalu melindungi bawahan dan jarang memberi kesempatan kepada bawahan untuk
mengambil keputusan. Karena merasa dituakan, tipe paternalistis kurang memberi
ruang inisiatif dan menganggap dirinya lebih tahu dari semua orang. Dalam beberapa
waktu barangkali Anda akan merasa nyaman karena merasa diarahkan oleh orang
terdekat. Namun jangan sampai terlena. Bisa jadi arahan-arahan sang “Bapak” itu
tidak membuatmu berkembang.

f. Afiliasi
Kepemimpinan afiliatif merupakan pendekatan pemimpin yang dekat dan
pribadi dengan orang-orang. Seorang pemimpin yang mempraktikkan gaya ini
memperhatikan dan mendukung kebutuhan emosional anggota tim. Setiap anggota
memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan ide untuk kemajuan organisasi.

g. Transformasional
Berbeda dengan tipe lainnya, tipe kepemimpinan transformasional berfokus
pada perubahan dalam organisasi, kelompok, dan unsur lain yang terlibat di dalamnya.
Sang pemimpin mampu memotivasi kelompok dan mengarahkannya pada perubahan
yang baik. Para pemimpin transformasional biasanya cerdas, enerjik, dan penuh
semangat. Mereka mendorong orang-orang yang dipimpinnya untuk melakukan
beragam hal di luar target awal sehingga pencapaian yang dihasilkan juga tinggi.

h. Transaksional
Tipe kepemimpinan transaksional berfokus pada status pemimpin dan orang-
orang yang dipimpinnya. Terdapat garis komando jelas yang harus dipatuhi sehingga
semua orang memahami perannya masing-masing. Sebagai gantinya, para pemimpin
memberikan reward bagi anggota kelompok yang memiliki performa baik.
Kekurangannya adalah tidak adanya ruang untuk berkreasi dan berpikir di luar tatanan
yang telah ada.

i. Situasional
Ini merupakan tipe kepemimpinan yang unik, sebab para pemimpin bertindak
berdasarkan lingkungan kerja dan orang yang dihadapi. Teorinya mengatakan bahwa
seorang pemimpin bisa berfungsi dengan optimal bila perannya sesuai dengan situasi
kerja. Ada empat cara yang dilakukan dalam tipe tipe kepemimpinan situasional. Di
antaranya:
 Mengarahkan langsung (directing): pemimpin memberikan seluruh instruksi
secara spesifik.
 Melatih (coaching): pemimpin memberikan sebagian besar instruksi disertai
sedikit dorongan.
 Mendukung (supporting): pemimpin memberikan sebagia kecil instruksi, tapi
banyak menawarkan bantuan.
 Delegasi (delegating): pemimpin tidak lagi memberikan instruksi maupun
bantuan karena anggota kelompoknya telah mampu melakukan tugas tersebut.

ANALISIS TIPE-TIPE KEMEIMPINAN DI PERUSAHAAN

1. Kepemimpinan Transformasional
Contoh kepemimpinan transformasional di dalam organisasi perusahaan
adalah ketika seorang manajer yang memberikan ruang sebesar-besarnya untuk
anggotanya agar mampu mengeluarkan kreasi terbaiknya. Selain itu, manajer ini juga
akan sering mendorong anggotanya untuk meningkatkan semangat serta antusiasme
anggota dalam bekerja serta membangun hubungan yang dekat secara emosional.
Contoh kepemimpinan transformasional yang dimiliki pemimpin dunia salah
satunya adalah Mahatma Gandhi. Gandhi menggunakan pendekatan yang lembut dan
humanis sehingga dia dicintai oleh banyak sekali orang hingga saat ini.
Dalam kepemimpinan modern, Ignasius Jonan yang sempat memimpin PT
Kereta Api Indonesia juga merupakan contoh pemimpin transformasional.
Kepemimpinannya berhasil mentransformasi PT KAI dengan melakukan pembenahan
di sisi internal yaitu dengan mengubah mindset karyawan dari product oriented
menjadi customer oriented.

2. Kepemimpinan Otokratis
Sebagai contoh kepemimpinan otokrasi kita dapat mengusulkan momen
darurat, seperti kebakaran. Dalam situasi ini, waktu tidak dapat disia-siakan dengan
mempertimbangkan apa yang dipikirkan setiap anggota tim, tetapi sangat penting
bahwa seseorang mengambil peran sebagai pemimpin terkait dengan tata tertib dan
cara mengevakuasi tempat tersebut.
Contoh lain di mana jenis kepemimpinan ini dapat diterapkan adalah di
perusahaan farmasi, yang memiliki pengetahuan kimia dan personel pengembangan
obat. Mereka membutuhkan pemimpin otokratis untuk mengawasi para pekerja dalam
prosedur di mana tidak ada ruang untuk kesalahan.

3. Kepemimpinan Demokratis
Indonesia sendiri pasti sudah akrab dengan Gojek, sebuah e-commerce yang
semakin berkembang. Sejak berdiri, Gojek sudah berusaha menerapkan
kepemimpinan demokratis dengan cara melibatkan karyawan dalam pengambilan
keputusan, hingga melakukan sistem delegasi untuk perluasan perusahaan. Semakin
banyak jenis layanan baru yang ditawarkan Gojek, juga merupakan bukti nyata bahwa
perusahaan ini mampu adaptif dan demokratis dalam pengambilan kebijakan.
4. Kepemimpinan Laissez Faire
John Adam Smith dikenal sebagai Bapak Ekonomi di barat, beliau juga
merupakan seorang filsuf yang berasal dari Skotlandia. Beliau jugalah yang kemudian
memperkenalkan teori Laissez Faire yang artinya “biarkan mereka lakukan”. Semua
berawal dari kepercayaannya bahwa buruh merupakan prioritas tertinggi, sebab
adanya peningkatan jumlah buruh akan memberikan dampak pada kenaikan produksi.
Karenanya, ia menentang dengan begitu keras pembatasan yang dilakukan
oleh pemerintah, sebab menurutnya pembatasan hanya akan memundurkan ekspansi
industri. Maka dari itu, Smith menuntut agar memberikan kebebasan kepada para
buruh dalam mengerjakan apa yang mereka inginkan, tanpa harus menerima Batasan
dari pemerintah.

5. Kepemimpinan Afiliasi
Contoh gaya kepemimpinan afiliatif yang terkenal secara global adalah
kepemimpinan Dalai Lama. Ajaran, kasih sayang, dan dedikasinya menginspirasi para
pengikut dan muridnya untuk mengikutinya di jalan kebahagiaan dan harmoninya,
apa pun kondisinya.
Warren Buffet adalah salah satu pemimpin afiliasi juga. Dia berfokus pada
kesejahteraan tim profesional keuangannya dan memercayai mereka untuk secara
kreatif menjalankan strategi untuk menghasilkan keuntungan.
Kepemimpinan afiliatif adalah salah satu dari berbagai pendekatan manajemen
tim yang efektif. Manajer harus menganalisis tujuan, pengetahuan, pengalaman, dan
kepribadian diri senndiri untuk menilai bagaimana mereka dapat memimpin tim
mereka dengan lebih baik.

6. Kepemimpinan Militeristik
Salah satu pemimpin yang menerapkan tipe kepemimpinan militeristis ini
adalah Soeharto yang menjabat sebagai presiden ke 2 Republik Indonesia, hal ini
dikarenakan Soeharto telah memiliki karakteristik dari tipe kepemimpinan militeristis
yaitu Pemimpin yang menerapkan tipe kepemimpinan militeristis ini selalu menuntut
adanya disiplin yang bersifat keras dan kaku dari bawahannya. Jadi maksud dari
pernyataan kalimat di atas itu seorang pemimpin yang menerapkan tipe
kepemimpinan jenis ini selalu menerapkan aturan yang bersifat absolut dan harus
dipatuhi oleh rakyatnya, maka tak heran jika pemimpinnya tidak menghendaki saran,
usul, sugesti dan kritikan dari bawahannya dengan kata lain komunikasi itu hanya
berlangsung satu arah saja.
Soeharto menggunakan tipe kepemimpinan yang militeristis sebab
dipengaruhi dari latar belakang beliau sebelum menjadi Presiden Republik Indonesia
ke 2, Soeharto merupakan seorang jenderal yang sudah terbiasa menerapkan sistem
komando dalam menjalankan tugasnya, maka tak heran jika kebijakan atau peraturan
yang dibuat dan ditetapkan oleh Soeharto itu selalu bersifat kaku, memaksa dan
absolut. Selain itu pada masa kepemimpinan Soeharto ini memang ada keberpihakan
beliau terhadap ABRI, hal ini dibuktikan dengan adanya kebijakan dwi fungsi ABRI
pada masa orde 3 baru. Dwi fungsi ABRI ini berarti ABRI itu memiliki dua fungsi
yaitu fungsinya sebagai penjaga pertahanan, keamanan negara Indonesia dan ABRI
pun diperbolehkan untuk mengikuti semua kegiatan politik, maka tak heran pada
masa orde baru dibawah kepemimpinan Soeharto ini banyak ABRI yang menduduki
jabatan dalam bidang politik.

7. Kepemimpinan Paternalistik
Pemerintah Dengan Sikap Paternalistik Dapat Memasok Barang Berkualitas
Tinggi Secara Gratis Atau Mengurangi Biaya Komoditas Melalui Subsidi.
Pemerintahan Dengan Banyak Aturan, Regulasi, Dan Penegakan Yang Mengatur
Sebagian Besar Aspek Kehidupan Adalah Contoh Gaya Kepemimpinan Paternalistik .

8. Kepemimpinan Transaksional
Pejabat yang memberikan pekerjaan motivasi secara aktif ataupun pasif
dengan menjanjikan suatu penghargaan seperti mengajak keluar kota, makan di
restoran dengan syarat pekerjaan selesai sesuai standar.

9. Kepemimpinan Situasional
Alvin Satria merupakan pendiri CV. Tri Tunggal Abadi yang menerapkan
gaya kepemimpinan situasional. Berdasarkan analisis Lukijanto & Setiawan (2017),
Alvin memberikan tugas kepada para bawahannya sesuai dengan kesiapan dan
kemampuannya masing-masing. Ia selalu melihat kemampuan karyawan dan kesiapan
mesin dalam proses produksi. Ia memberikan tugas yang lebih rumit untuk
bawahannya yang sudah lebih lama bekerja dengannya, sedangkan karyawan yang
masih tergolong baru diberikan tugas yang lebih sederhana.

Anda mungkin juga menyukai