Disusun oleh:
A. Definisi
Definisi Strategi
Definisi Globalisasi
Era globalisasi merupakan perubahan global yang melanda seluruh dunia.
Dampak yang terjadi sangat besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia di
semua lapisan masyarakat. Baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik, teknologi,
lingkungan, budaya, dan sebagainya. Hal ini disebabkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang akan mengubah pola perilaku konsumsi
masyarakat. Globalisasi merupakan konsep budaya yang menjadi wacana sentral
dalam disiplin ilmu sosial dewasa ini. Globalisasi adalah proses budaya yang
ditandai dengan kecenderungan wilayah-wilayah di dunia, baik secara geografis
maupun fisik, untuk menjadi seragam dalam format sosial, budaya, ekonomi, dan
politik. Dalam kehidupan sosial, proses global telah menciptakan egalitarianisme,
di bidang budaya memicu munculnya "internasionalisasi budaya", di bidang
ekonomi telah menciptakan saling ketergantungan dalam proses produksi dan
pemasaran, dan di bidang politik telah menciptakan " liberalisasi” (Heru Nugroho,
2001: 4). Globalisasi adalah peristiwa atau proses global yang dihasilkan dari
keadaan local atau lebih terbatas nasional tadi. Artinya, pembatasan antar negara
untuk pergerakan barang, jasa, modal, orang, teknologi, informasi, pasar, dan
banyak hal lainnya menjadi tidak berarti atau bahkan hilang sama sekali.
1. Perkembangan informal
2. Perkembangan formal
1. Metode On The Job adalah metode pelatihan yang dilakukan dalam tempat
kerja yang sebenarnya dan dilakukan saat bekerja.
a. Rotasi pekerjaan (job rotation) teknik pengembangan yang
dilakukan dengan memindahkan peserta dari satu posisi ke posisi
lainsecara berkala untuk menambah keterampilan dan keterampilan
di setiap jabatan (M. Hasibuan, 2002)
b. Coaching (bimbingan). Bimbingan dan pelatihan dilakukan dengan
cara peserta harus melakukan tugas dengan bimbingan oleh pejabat
senior atau ahli. Bimbingan dan konseling dianggap efektif karena
latihan bersifat individual dan peserta berlatih/belajar untuk
melakukan pekerjaan langsung.
c. Apprentichesip/understudy (Magang). Magang dilakukan dengan
cara peserta mengikuti pekerjaan/kegiatan yang dilakukan oleh
pemegang jabatan tertentu, untuk mempelajari caranya melakukan
suatu kegiatan. Magang biasanya menggabungkan pelatihan di
tempat kerja dengan pengalaman teoretis diperoleh peserta di
tempat pelatihan untuk persiapan peserta untuk memegang posisi
tertentu di masa depan.
d. Demonstration and example (demonstrasi dan pemberian contoh)
adalah metode latihan yang dilakukan dengan cara demonstrasi
dan penjelasan tentang cara melakukan pekerjaan melalui contoh-
contoh atau eksperimen yang didemonstrasikan. (hasibuan)
2. Metode Off the Job adalah metode pelatihan yang dilakukan di luar tempat
kerja.
a. Pendidikan dan pelatihan (training) adalah proses transformasi
kualitas SDM aparatur negara yang menyentuh empat dimensi
utama, yaitu dimensi spiritual, intelektual, mental dan spiritual
aktivitas fisik yang diarahkan pada perubahan kualitas empat
dimensi sumber daya manusia aparatur negara.
b. Pendidikan formal. Pendidikan adalah proses, teknik, dan metode
belajar mengajar dengan maksud mentransfer pengetahuan dari
satu orang ke orang lain melalui prosedur proses sistematis dan
terorganisir yang berlangsung dalam jangka panjang waktu yang
relatif lama (Sedarmayanti, 2010).
Usaha yang baik adalah apabila pelaku usaha tersebut memiliki strategi
yang baik dalam menjalankan usahanya. Menurut Freddy Rangkuti (2009:18)
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan dan peluang, tetapi pada saat yang sama meminimalkan
kelemahan dan ancaman. Proses pengambilan keputusan strategis selalu terkait
dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan
demikian perencana strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis
perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi saat ini.
Studi ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi
faktor internal dan eksternal. Kedua faktor ini harus dipertimbangkan dalam
analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strenghths dan
Weaknesses serta lingkungan Eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi
dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan faktor eksternal Peluang dan
Ancaman dengan faktor internal Kekuatan dan Kelemahan. Sebelum melakukan
pendekatan analisis SWOT pola pikir dibagi menjadi 3 aspek. Tiga aspek dalam
analisis SWOT ini terdiri dari:
1. Aspek Global Dalam aspek global ini kita harus mengetahui SWOT atau
KEKEPAN kita yang berkaitan dengan aspek global, aspek yang bersifat
garis besar, yang terkadang bersifat internasional dan tidak jarang
bernuansa religi. Aspek global ini erat kaitannya dengan “Misi” dan “Visi”
yang harus dikembangkan oleh perusahaan kita.
2. Aspek Strategis Aspek strategis ini merupakan penjabaran lebih rinci ke
dalam rencana kerja yang lebih bersifat jangka menengah (biasanya 5
tahun) guna mewujudkan apa yang telah dirumuskan oleh rencana global
di atas. Dalam tahapan strategis ini kita harus bisa memikirkan berbagai
alternatif strategi yang mungkin bisa kita lakukan untuk mewujudkan
desain global, dengan tetap memperhatikan SWOT yang ada di organisasi.
3. Aspek Operasional Aspek operasional adalah aspek yang bersifat jangka
pendek atau tahunan, atau bahkan kurang dari satu tahun. Rencana
operasional ini akan menjelaskan secara operasional dan secara rinci
rencana strategis. Operasionalisasi strategi yang dipilih dan ditetapkan
harus ditindaklanjuti berupa keterampilan atau keahlian yang harus
dikuasai, bentuk-bentuk pelatihan yang harus dilaksanakan, alat apa saja
yang harus disiapkan, serta siapa personel yang harus melakukannya dan
segera.
Selain itu, dalam menghadapi globalisasi, rumah sakit harus siap berbenah
diri. Salah satunya adalah rumah sakit harus mampu mengatasi kelemahan-
kelemahan yang menghambatnya mampu bersaing secara global, dengan cara:
Selain itu, kita harus belajar dari pesaing. Ini disebut benchmarking. Itu berarti
kita mempelajari apa yang dilakukan pesaing. Jika semua hal di atas bias
dilaksanakan dengan baik dan sungguh-sungguh, maka rumah sakit kita akan siap
bersaing dalam menghadapi globalisasi.
1. Pelanggan (Pelanggan)
2. Kompetitor (pesaing)
3. Perusahaan (rumah sakit itu sendiri)
Konsep dan strategi pengembangan rumah sakit mampu dicapai pelayanan prima
dalam menghadapi era global (AFTA 2008):
Kesimpulan
. FX. Wikan Indrarta, ‘Tantangan Rumah Sakit’, Berkala Ilmiah Kedokteran Duta
Wacana, 2.1 (2017), 1 <https://doi.org/10.21460/bikdw.v2i1.45>
Adisasmito, Wiku, ‘Analisis Kebijakan Kesehatan : Kesiapan Rumah Sakit Dalam
Menghadapi Globalisasi’, 2008, 12
Dewi, ‘Jurnal Mitra Manajemen ( JMM Online )’, Jurnal Mitra Manajemen, 4.11
(2021), 1651–63 <http://e-
jurnalmitramanajemen.com/index.php/jmm/article/view/125/69>
Mcintyre, Faye S, and Sandra M Huszagh, ‘Internationalization of Culture ”,’ 3.4
(2001), 1–11
RI No. 43 20Permenkes19, ‘No Title 2, 2019, 1–13
Ruhana, Ika, ‘Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia Vs Daya Saing
Global’, Jurnal Profit, 6.1 (2012), 50–56
<http://ejournalfia.ub.ac.id/index.php/profit/article/view/134>
Salami, Muhammad Musyfiq, Putri Nilam Kencana, Muger Apriansyah,
Agrasadya Agrasadya, and Laila Irawati, ‘Pengembangan Sdm Rumah Sakit
Dalam Menghadapi Era Globalisasi Dan Persaingan Bebas’, Dedikasi Pkm,
1.3 (2020), 68 <https://doi.org/10.32493/dedikasipkm.v1i3.6689>
Tebai, Kristianus, ‘Manajemen Sumber Daya Manusia Di Era Globalisasi’, Jurnal
Penelitian, 1, 2014 <http://dokumen.tips/download/link/manajemen-sumber-
daya-manusia-di-era-globalisasi>
Wijaya, A, ‘Manfaat Perencanaan Sumberdaya Daya Manusia Di Wecare. Id’,
Manfaat Manajemen Sumber Daya Manusia, April, 2021