Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

TEKNOLOGI SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT

UPAYA AKTIF RUMAH SAKIT UNTUK BERPERAN SERTA DALAM


PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Dosen Pengampu: Safari Hasan, S.IP., MMRS.

YULIANA HIROH

10821031

PRODI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
segala rahmat-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas makalah saya yang
berjudul “Upaya aktif rumah sakit untuk berperan serta dalam pengelolaan
lingkungan” sebagai tugas pengganti UAS Mata kuliah Teknologi Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit.

Makalah ini saya tulis berdasarkan hasil pencarian saya dari beberapa
sumber. Makalah ini diharapkan cukup untuk memberikan pengertian tentang
“Upaya aktif rumah sakit untuk berperan serta dalam pengelolaan
lingkungan”.

Sebagai penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa penulisan


makalah ini masih jauh dari yang diharapkan. Oleh karena itu, saya selaku
penyusun senantiasa meminta kritik dan saran yang membangun, agar kami bisa
memperbiki penulisan saya yang selanjutya. Untuk itu Sekian dan Terima Kasih
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah sakit menurut WHO (1957) adalah bagian integral dari suatu
organisasi sosial dan kesehatan yang berfungsi menyediakan pelayanan
kesehatan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat serta pelayanan rawat jalan
yang diberikannya guna menjangkau keluarga di rumah. Rumah Sakit juga
merupakan pusat pendidikan dan latihan tenaga kesehatan serta pusat penelitian
biososial. Peningkatan pembangunan dan perkembangan rumah sakit terjadi di
seluruh pelosok tanah air guna mengimbangi kebutuhan di bidang kesehatan
yang semakin meningkat.

Rumah sakit sebagai bagian dari industri kesehatan berperan dalam


meningkatkan kesehatan sehingga memberikan dampak positif pada kualitas
kehidupan yang baik. Di sisi lain, kondisi lingkungan rumah sakit memiliki potensi
sebagai sumber pencemaran penyakit paling besar terhadap lingkungan di
sekitarnya. Di dalam rumah sakit terdapat banyak pasien dengan berbagai
keluhan penyakit, pekerja rumah sakit dan pengunjung dengan kondisi yang
sehat dan berisiko terpapar penyakit yang berasal dari rumah sakit. Kondisi ini
menyebabkan pengelolaan lingkungan rumah sakit sebagai bisnis tidak dapat
disamakan dengan bisnis lain. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan fungsi
pelayanan kesehatan secara optimal maka rumah sakit wajib memenuhi indikator
pengelolaan lingkungan.

Pengelolaan rumah sakit berkaitan erat dengan dampak lingkungan dari


limbah medis dan non medis, penggunaan material ramah lingkungan dan
efisiensi penggunaan sumber daya. Selain itu lingkungan area rumah sakit
seperti air bersih, udara yang bersih, penerangan dan sanitasi yang baik menjadi
faktor pendukung kesehatan baik bagi pekerja rumah sakit, pasien dan keluarga
pasien yang datang ke rumah sakit.
Konsep Green Hospital muncul untuk memenuhi indikator pengelolaan
lingkungan rumah sakit. Lingkungan rumah sakit yang sehat akan memberikan
dampak bagi lingkungan sekitar dan masyarakat luas sehingga penerapan Green
Hospital penting dalam peningkatan kualitas layanan kesehatan.Di sisi lain
masyarakat semakin menyadari bahwa jaminan kenyamanan dan keamanan
lingkungan selama berinteraksi di lingkungan rumah sakit merupakan bagian
pelayanan yang prima di rumah sakit. Penerapan Green Hospital yang baik akan
berpengaruh kepada kepuasan pelanggan di rumah sakit. Perubahan rumah
sakit menuju konsep ramah lingkungan ini dapat dilakukan untuk memenuhi
kepentingan aspek kesehatan, lingkungan hidup, ekonomi, sosial budaya dan
produktivitas.

Saat ini konsep Green Hospital sendiri telah berkembang menjadi


fenomena yang baru (Phenomene) dalam manajemen rumah sakit. Rumah Sakit
sebagai bagian dari satu kesatuan ekosistem lingkungan menjadi bertanggung
jawab secara langsung atas keberlanjutan kualitas lingkungan dan secara tidak
langsung terhadap pemanfaatan atas hasil-hasil sumber daya alam, karena
rumah sakit termasuk konsumen besar dalam pemanfaatan sumber daya alam.

Green hospital, sebenarnya merupakan bagian dari suatu gerakan global


secara umum yang dikenal dengan Green building. Konsep Green building itu
sendiri mulai berkembang sejak tahun 1970. Saat itu, masyarakat prihatin akan
perubahan kondisi lingkungan, sehingga menjadi ramai dibicarakan. Perubahan
tersebut diantaranya disebabkan oleh kontribusi negatif bangunan terhadap
lingkungan, seperti pengeluaran limbah, konsumsi energi listrik, konsumsi air dan
emisi jejak karbon (gas rumah kaca) yang pada akhirnya menimbulkan kondisi
pemanasan global. Berikut adalah gambar kontribusi negatif bangunan terhadap
lingkungan.
Gambar 1.1 Sektor Bangunan yang berkontribusi negative terhadap lingkungan

Dari gambaran tersebut terlihat betapa besar potensi RS untuk


mencemari lingkungan dan kemungkinannya menimbulkan kecelakaan serta
penularan penyakit (Alamsyah,2007).

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan Green Hospital ?
2. Bagaimana Prinsip Green Hospital ?
3. Bagaimana Konsep Green Hospital di Rumah Sakit Indonesia ?
4. Bagaimana Sasaran Green Hospital ?
5. Ruang Lingkup Green Hospital ?
6. Bagaimana Element Implementasi Green Hospital ?
7. Bagaimana Penerapan Green Hospital di Rumah Sakit ?
8. Bagaimana Tahap Implementasi Green Hospital ?
9. Apa Manfaat Implementasi Green Hospital ?
10. Bagaimana upaya dan peran aktif Rumah sakit dalam pengolaan
lingkungan ?
11. Bagaimana Monitoring dan Evaluasi pada penerapan konsep Green
Hospital ?
1.3. Tujuan Masalah
Adapun tujuan pembuatan makalah berdasarkan latar belakang di atas, yaitu:
1. Mengetahui Tentang Pengertian Green Hospital
2. Mengetahui Tentang Prinsip Green Hospital
3. Mengetahui Tentang Konsep Green Hospital di Rumah Sakit Indonesia
4. Mengetahui Tentang Sasaran Green Hospital
5. Mengetahui Tentang Ruang Lingkup Green Hospital
6. Mengetahui Tentang Element Implementasi Green Hospital di Rumah
Sakit
7. Mengetahui Tentang Penerapan Green Hospital di Rumah Sakit
8. Mengetahui Tentang Tahap Implementasi Green Hospital
9. Mengetahui Tentang Manfaat Implementasi Green Hospital
10. Mengetahui Tentang upaya dan peran aktif Rumah sakit dalam
pengolaan lingkungan
11. mengetahui Tentang Monitoring dan Evaluasi pada penerapan konsep
Green Hospital
BAB II

ISI

2.1 Pengertian

Menurut Indian Green Building Council (2012), Green Hospital


didefinisikan sebagai rumah yang meningkatkan kesejahteraan pasien,
membantu proses penyembuhan,sambil memanfaatkan sumber daya alam
dengan cara yang ramah lingkungan yang efisien. Menurut Healthcare Without
Harm (2011), rumah sakit yang ramah lingkungan dan sehat adalah yang
mempromosikan kesehatan masyarakat dengan terus mengurangi dampak
lingkungannya dan akhirnya menghilangkan kontribusinya sebagai penyebab
penyakit. Rumah sakit yang ramah lingkungan dan sehat memahami hubungan
antara kesehatan manusia dan lingkungan dan menunjukkan pemahaman
tersebut melalui tata kelola, strategi dan operasinya untuk mendorong kesehatan
lingkungan masyarakat, kesetaraan kesehatan dan ekonomi hijau. Menurut
Pedoman Rumah Sakit Ramah Lingkungan (Green Hospital) di Indonesia (2018),
Green Hospital adalah rumah sakit yang didesain, dibangun/direnovasi dan
dioperasikan serta dipelihara dengan mempertimbangkan prinsip kesehatan dan
lingkungan berkelanjutan.

Green hospital merupakan sebuah konsep rumah sakit yang didesain


dengan memberdayakan potensi alam sebagai sumber daya utama sehingga
ramah terhadap lingkungan dan lebih menghemat pengeluaran energi. Tujuh
elemen yang harus diperhatikan pada rumah sakit yang ramah lingkungan, yaitu
energy efficiency, green building design, alternative energy generation,
transportation, food, waste, dan water. Di Indonesia, green hospital masih
merupakan sebuah konsep yang menekankan efisiensi penggunaan air dan
energi listrik yang efektif dan efisien, serta pengelolaan limbah yang berwawasan
lingkungan.

Konsep Green Hospital adalah untuk mewujudkan kenyamanan


lingkungan bagi pasien serta warga masyarakat yang tinggal di sekitar
lingkungan rumah sakit. Green Hospital adalah rumah sakit yang berwawasan
lingkungan dan merupakan jawaban atas tuntutan kebutuhan pelayanan dari
pelanggan rumah sakit yang telah bergeser ke arah pelayanan paripurna serta
berbasis kenyamanan dan keamanan lingkungan rumah sakit.

Saat ini konsep green hospital berkembang menjadi pendekatan sisi baru
dalam pengelolaan rumah sakit karena keberadaan rumah sakit merupakan satu
kesatuan ekosistem suatu wilayah ditengah isu pemanasan global dan
perubahan iklim serta degradasi lingkungan yang seharusnya bertanggungjawab
atas keberlanjutan kwalitas lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam.
Untuk menjadikan sebuah rumah sakit agar berdaya guna, memberikan manfaat,
kenyamanan, keuntungan, dan mendapatkan citra yang baik khususnya bagi
masyarakat, tentu pemberian pelayanan yang baik dengan dukungan segala
aspek yang terkait dan terikat di internal rumah sakit harus berjalan seimbang,
seperti menerapkan prinsip good corporate governance dan Green Hospital di
Rumah Sakit tersebut.

2.2 Prinsip Green Hospital

Adapun Prinsip dari Green Hospital adalah dalam rangka untuk


mewujudkan rumah sakit yang antisipatif terhadap dampak pemanasan dan
perubahan iklim global, maka di masa mendatang rumah sakit perlu memenuhi
prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Rumah sakit perlu mendesain bangunan yang menjamin keamanan


dan keselamatan pasien di semua area dengan bahan kontruksi yang
mampu mereduksi kebisingan, bersifat non toksik dengan sirkulasi
udara dan penerangan yang baik.
2. Desain kontruksi bangunan rumah sakit harus memprioritaskan pada
desain untuk kemudahan pengendalian infeksi dan penyiapan kondisi
darurat.
3. Memaksimalkan kemudahan tenaga medis,staf, pasien, dan
keluarganya dalam alur desain proses kegiatan rumah sakit.
4. Desain bangunan rumah sakit harsu fleksibel dan menyesuaikan
kebutuhan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran.
5. Menerapkan prinsip-prinsip green pada desain dan kontruksi rumah
sakit.

Tujuan Penerapan Prinsip Ramah Lingkungan di Rumah Sakit:

1. Melindungi kesehatan para penghuni gedung (pasien, karyawan,


pengunjung
2. Melindungi kesehatan masyarakat sekitar
3. Melaksanakan tindakan pencegahan akibat meningkatnya angka
kesakitan dan kematian
4. Efisiensi penggunaan sumber daya rumah sakit.

2.3. Konsep Green Hospital Diindonesia

Sampai saat ini sebenarnya belum ada role model atau panduan standar
yang berlaku baik secara global internasional maupun secara nasional. Sehingga
menarik bagi kita untuk mengambil pelajaran sebanyak-banyaknya kepada
rumah sakit yang sudah mencoba untuk menerapkan Green Hospital. Terlebih
lagi sudah disampaikan dalam seminar, workshop yang dilaksanakan oleh
Kementrian kesehatan bahwa pada tahun 2020 semua rumah sakit diindonesia
sudah menerapkan Green Hospital (Kemenkes, 2012). Sementara buku panduan
untuk penerapan green and healthy hospital di Indonesia sedang disusun oleh
Kementrian Kesehatan (Kemenkes) yang bekerja sama dengan Green
BuildingCouncil Indonesia (GBCI) (PKMK, 2012).

Sebelum membangun Gedung Rumah Sakit maka harus disepakati lebih


dulu agar pembangunannya Berbasis “GREEN HOSPITAL” atau Rumah Sakit
Ramah Lingkungan yaitu rumah sakit yang sangat memperhatikan lingkungan
dimulai dengan membuat dreanase/pengaliran: di samping kanan melalui
gorong-gorong berpenampang 80 (delapan puluh) cm dan di samping kiri
melewati Canal selebar 2 (dua) meter. Sedangkan untuk penyerapannya di
halaman depan, belakang, samping kanan dan kiri permukaan ditutupi Paving
Stone sehingga tidak mengganggu resapan air.

Rumah sakit harus peduli dengan penghijauan yaitu dengan menanam


pohon di area tertentu yang masih kosong, sehingga nampak hijau dan asri.
Sebagai contoh bagian Radiologi/rontgen di Rumah sakit dipilih menggunakan
tehnologi Computed Radiografi (CR) selain memberikan akurasi gambar hampir
sempurna dan yang lebih penting sistem pemprosesan film tanpa limbah
radiologi. Limbah rumah sakit menggunakan teknologi modern yaitu dengan
sistem “BIO FILTER ANAEROB AEROB” yang artinya proses pengolahan limbah
dengan menggunakan teknologi secara biologis yakni memberdayakan aktifitas
mikro-organisme untuk menguraikan senyawa polutan organic, sehingga aman
tidak mencemari lingkungan. Rumah Sakit turut menjaga udara agar bersih dan
segar terutama untuk kesembuhan penderita/pasien, dengan menerapkan
dilarang merokok di lingkungan Rumah Sakit. Diharapkan ini menjadi tradisi yang
terus-menerus membudaya dan berkembang sehingga rumah sakit di Indonesia
nantinya benar-benar menjadi rumah sakit pilihan pertama bagi penduduk
Indonesia.

Sumber daya rumah sakit berbasis alam dan lingkungan hidup seperti air
bersih, energi, kertas dan material lainnya yang merupakan kebutuhan harian
pengoperasian rumah sakit penggunaannya perlu dilandasi oleh prinsip efisiensi
ekologi, sementara produk samping rumah sakit seperti limbah cair, padat dan
gas perlu diolah sehingga targetnya tidak saja untuk memenuhi baku mutu
limbah, juga untuk memenuhi kaidah reduce, reuse, recycle dan recovery. Model
rumah sakit perlu dikelola secara baik dengan selalu mempertimbangkan aspek
kesehatan, ekonomi, ekologi dan sosial sehingga prinsip pemenuhan konsep
pembangunan berkelanjutan dalam bidang kesehatan akan terpenuhi, dan
rumah sakit dapat ikut berperan aktif dalam meminimalisir dampak perubahan
iklim serta mengurangi jejak karbon yang dihasilkannya, sebagaimana kebijakan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Healthy Hospitals, healthy planet,
healthy people (Addressing Climate Change in Health Care Settings).

Dari konsep dan tujuan green hospital tersebut, ada 8 langkah teknis
sederhana namun strategis yang bisa dilakukan:

1. Hemat Listrik
Mengefisienkan penggunaan energi listrik sehari-hari dan
menggunakan energi hijau yang bersih dan berkelanjutan.
Memadamkan lampu dan alat listrik yang tidak digunakan adalah hal
sederhana yang bisa dilakukan. Sumber energi berkelanjutan yang
dapat digunakan dirumah sakit seperti listrik tenaga matahari dan
tenaga angin.
2. Hemat Air
Mengefisienkan dan mengurangi penggunaan air yang tidak perlu
dalam penggunaannya sehari-hari, bahkan perlu dipikirkan juga
mengenai pemanfaatan air hujan. Perlu juga membuat sumur resapan
air di sekitar rumah untuk menjaga ketersediaan air dalam tanah.
3. Pengelolaan Limbah
Seluruh bangunan pasti menghasilkan limbah, apalagi rumah sakit.
Untuk itu perlu pengolahan limbah yang arif bagi lingkungan. Limbah
berbahaya harus diolah dengan standar yang sesuai syarat yang ada.
Pengelolaan limbah mengacu pada prinsip-prinsip ramah lingkungan
dan berkelanjutan.
4. Pemisahan Sampah
Pemisahan sampah yang baik dan benar yakni memisahkan sampah
organik dan non organik, sudah jamak diterapkan pada fasilitas umum
apalagi di rumah sakit. Yang jadi masalah terbesar adalah perilaku
segelintir orang yang kurang sadar membuang sampah di tempatnya.
Sampah organik bisa dibuat sebagai kompos.
5. Penggunaan Produk Ramah Lingkungan
Bahan rumah sakit seperti plastik dan sterofoam yang sulit terurai
agar tidak digunakan lagi. Penggunaannya diganti saja dengan bahan
lain yang mudah terurai atau menggunakan alat yang bisa dipakai
ulang.
6. Menanam Pohon
Icon program go green adalah menanam pohon. Tak terkecuali di
rumah sakit, lahan kosong dapat dimanfaatkan menjadi lahan terbuka
hijau. Sebenarnya inilah hal paling sederhana yang dapat segera
dilakukan. Pepohonan dan tanaman hijau akan meningkatkan kualitas
udara menjadi lebih sehat.
7. Desain Bangunan
Bangunan rumah sakit perlu didesain dan dirancang dengan
mengakomodasi pemanfaatan potensi alam secara efisien. Desain
bangunan rumah sakit sebaiknya mempertimbangkan sirkulasi udara
dan pencahayaan yang efektif. Efek lain adalah akan menghemat
penggunaan energi listrik. Contohnya adalah dengan membangun
gedung menghadap ke timur, maka cahaya alami dari matahari akan
membantu pencahayaan gedung RS dari pagi hingga siang hari.
8. Bahan Bangunan
Bahan bangunan seperti pemilihan cat bangunan diupayakan tidak
mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan,
begitu juga dengan penggunaan material seperti alat dan bahan
dalam operasional rumah sakit.

Gambar 2.1 Rumah Sakit Hijau, menyehatkan Manusia dan Bumi

Green hospital, sangat mudah diucapkan namun bakal sangat sulit dalam
penerapannya jika tidak disertai niat dan langkah awal. Perlu dukungan dan
komitmen dari seluruh pihak untuk menyukseskan gerakan ini, termasuk
pengunjung rumah sakit dan masyarakat sekitar. Kita kemudian membayangkan
kelak, saat mendengar kata "rumah sakit" akan membayangkan bangunan
dengan taman di tengahnya disertai wewangian dari bunga yang bermekaran.
Semua pengunjung tersenyum bahagia, burung-burung pun berkicau tiada henti
diatas tangkai pohon yang rindang.
2.4 Sasaran Green Hospital

Adapun sasaran Green Hospital dibawah ini:

1. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota;


2. Pimpinan/pengelola rumah sakit;
3. Tenaga Kesehatan Rumah Sakit;
4. Organisasi profesi atau asosiasi rumah sakit;

Kegiatan pokok green hospital tidak terlepas dari 10 sasaran Global Green &
Healthy Hospital (GGHH), yaitu:

1. Kepemimpinan, yang memprioritaskan kesehatan lingkungan


2. Pengelolaan bahan kimia, dengan mengganti bahan kimia yang
membahayakan dengan altrnative yang lebih aman.
3. Limbah, pengelolaan dengan mengurangi, mengolah dan membuang
limbah secara aman dengan cara-cara yang berwawasan lingkungan.
4. Pengelolaan Energy, dengan melaksanakan efisien energy dan
menggunakan energi bersih serta terbarukan.
5. Air, mengurangi penggunaan air di rumah sakit dan mengadakan
pasokan air layak minum
6. Transportasi, meningkatkan strategi transportasi untuk pasien dan staf
7. Makanan, pembelian dan penyajian makanan sehat dari hasil sistem pola
tanam yang berkelanjutan
8. Farmasi, pengelolaan farmasi dan pembuangan limbah farmasi yang
aman
9. Bangunan, mendukung desain dan kontruksi rumah sakit yang hijau dan
sehat
10. Pengadaan Barang, membeli produk dan bahan yang lebih aman dan
berkelanjutan

2.5 Ruang Lingkup Green Hospital

Ruang lingkup Pedoman Rumah Sakit Ramah Lingkungan(Green


Hospital) di Indonesia ini adalah akan membatasi penerapan kriteria rumah sakit
ramah lingkungan pada aspek-aspek dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip
pedoman :

1. Kesederhanaan (simpel)
2. Dapat dan mudah diterapkan (applicable)
3. Ketersediaan teknologi (available technology)
4. Mengacu pada ketentuan dan standar lokal Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Instruksi Presiden,
Peraturan Menteri, Keputusan Menteri dan Standar Nasional
Indonesia.

Ketentuan internasional mengacu pada penerapan green hospital di


beberapa Negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, Singapura,, dan
Lembaga International seperti WHO (World Health Organization), LEED
(Leadership in Energy and Environmental Design). Dari standar/ketentuan
tersebut, maka lingkup program green hospital meliputi:

1. Pengembangan lokasi (Sitting)


2. Efisiensi Air (Water Efficiency)
3. Effisiensi energy dan pencegahan pencemaran udara (Energy and Air
Pollution)
4. Material dan sumber daya Rumah Sakit (Material and Resources)
5. Kualitas Udara Indoor (Indoor Environmental Quality)
6. Makanan sehat (Health Hospital Food)
7. Pendidikan ramah lingkungan (Green Education)
8. Pengadaan barang ramah lingkungan (Procurement)
9. Pencegahan kontaminan (Contaminant)
10. Kebersihan ramah lingkungan (Green Cleaning)
11. Pengurang Limbah 3 R (Waste Reduction)
12. Taman Penyembuhan (Healing Gardens)

2.6 Element Implemebtasi Green Hospital

Healthcare without harm (2011), menambahkan elemen kepemimpinan,


kimia, farmasi dan pengadaan sebagai elemen rumah sakit hijau. Indian Green
Building Council (2012) menambahkan elemen kualitas udara dan taman serta
landscape. Adapun Kriteria rumah sakit ramah lingkungan meliputi : 1. Kriteria
desain dan konstruksi dan 2. Kriteria operasional.

1. Kriteria Desain dan Kontruksi


Kriteria desain dan kontruksi meliputi:
a) Pengembangan lahan yang tepat
Bangunan rumah sakit memiliki area hijau, berada di lokasi yang
tepat, memiliki akses ke fasilitas umum, tersedia fasilitas transportasi
umum, memiliki area lansekap (landscape) berimbang, melakukan upaya
untuk menciptakan iklim mikro, tersedianya area parkir sepeda,
tersedianya manajemen limpasan air hujan dan upaya lain untuk
mengurangi beban banjir ke kawasan sekitar.

b) Efisiensi dan Konservasi Energi


Bangunan rumah sakit dilengkapi meteran listrik (kWh meter)
pada setiap sub-sistem beban listrik secara terpisah terutama antara
fasilitas pelayanan rumah sakit dan medis, melakukan kalkulasi listrik,
melakukan pengukuran efisiensi energi, menggunakan pencahayaan
alami, dilengkapi ventilasi, menghitung dampak perubahan iklim lokal
melalui pengukuran emisi CO2 dan menggunakan sumber energi baru
dan terbarukan.

c) Konservasi Air

Bangunan rumah sakit dilengkapi alat meteran air, melakukan


pengurangan penggunaan air, menggunakan water fixture hemat air,
memasang instalasi daur ulang air limbah, menggunakan sumber air
alternatif, melakukan upaya peresapan air hujan dan efisiensi air untuk
penyiraman taman.

d) Material, Sumber Daya dan Daur Hidup

Bangunan rumah sakit tidak menggunakan Chloro Fluoro Carbon


(CFC) sebagai refrigerant dan halon sebagai bahan pemadam kebakaran,
menggunakan material yang memiliki sertifikat manajemen lingkungan,
menggunakan kembali material bekas dan material kayu bersertifikasi
ramah lingkungan, tidak menggunakan bahan perusak ozon, desain
modular untuk bangunan dan menggunakan material lokal.

e) Kesehatan dan Kenyamanan Lingkungan Dalam Ruang

Bangunan rumah sakit dilengkapi ventilasi yang memanfaatkan


potensi udara luar, pengukuran emisi CO2, memasang larangan merokok
sebagai kawasan tanpa rokok, tidak menggunakan mater polutan,
terdapat pandangan keluar, menggunakan penerangan, mengontrol suhu
dan kelembaban ruangan serta mereduksi kebisingan yang berlebih.
Rumah sakit memiliki ruangan dengan tata kualitas udara dalam ruang
dan desain ventilasi yang memenuhi standar, sehingga menjamin kualitas
udara dalam ruang bebas dari mikrobiologi, bahan kimia, asap rokok, gas
berbahaya seperti VOC (volatile organic compound a.l formaldehida,
acetaldehyde, naftalin dan toluene) yang dilepaskan ke udara dari
material interior dan gas berbahaya lainnya.

f) Taman Penyembuhan

Rumah sakit menyediakan fasilitas penghijauan baik di lingkungan


outdoor maupun indoor dengan desain yang bisa memberikan efek
penyembuhan pasien, mengurangi efek stres dan menciptakan taman
dengan fungsi relaksasi bagi pasien dan karyawan.

g) Manajemen Lingkungan Gedung

Bangunan rumah sakit dilengkapi fasilitas pemilahan sampah,


memiliki tenaga bersertifikasi green building, melaksanakan aktivitas
pencegahan pencemaran selama konstruksi, melakukan uji kesesuaian
prosedur, menyusun database implementasi green building, melakukan
kesepakatan dengan pihak penyewa gedung untuk melaksanakan prinsip
green dan melakukan survey kenyamanan pengguna gedung secara
berkala.

Penerapan kriteria desain dan konstruksi secara keseluruhan diutamakan


untuk rumah sakit yang akan dibangun sedangkan untuk rumah sakit yang sudah
beroperasi, penerapan kriteria ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi rumah
sakit tersebut.
2. Kriteria Operaional
Kriteria operasional meliputi:
a) Efisiensi Energi

Rumah sakit melaksanakan manajemen energi dengan menerapkan


program efisiensi/penghematan energi (listrik, bahan bakar dll) dengan
menerapkan perhitungan kinerja energi, menggunakan jenis energi yang
ramah lingkungan serta memilih jenis peralatan yang hemat energi.

b) Tata udara

Rumah sakit memiliki prosedur pemeliharaan dan pemantauan tata


udara ruangan sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan
melaksanakannya secara konsisten.

c) Pengolahan Limbah

Rumah sakit menerapkan pengelolaan limbah medis dan non medis


sesuai ketentuan, menerapkan upaya pengurangan, penggunaan
kembali, daur ulang dan komposting dari limbah yang dihasilkan.
Penggunaan insinerator untuk memusnahkan limbah medis hanya
sebagai alternatif terakhir saja.

d) Kebersihan Ramah Lingkungan

Rumah sakit selalu menjaga kebersihan ruangan, halaman, sarana,


prasarana dan peralatan rumah sakit dengan menggunakan prosedur
yang aman bagi lingkungan dan menggunakan bahan pembersih dan
peralatan kebersihan non toksik dan tidak mengandung bahan beracun
berbahaya.

2.7 Penerapan Green Hospital Di Rumah Sakit

Berdasarkan intruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988


mengemukakanbahwa ruang terbuka hijau memberikan manfaat sebagai
berikut:

1. Memberikan kesegaran, kenyamanan dan keindahan lingkungan


2. Memberikan lingkungan bersi dan sehat
3. Memberikan hasil produksi berupa kayu, daun bunga, biji, serta buah
atau hasil lainnya.

Green Hospital merupakan jawaban dari tuntutan kebutuhan pelayanan


daripelanggan rumah sakit yang telah bergeser ke arah pelayanan paripurna
dengan berbasis kenyamanan dan keamanan lingkungan rumah sakit. Oleh
karena itu rumah sakit hendaknya mampu memberikan perlindungan dan
kenyamanan bagi pasien dan pengunjung lainnya. Terpenuhinya unsur
kenyamanan lingkungan merupakan salah satu pertimbangan pasien dalam
pemilihan rumah sakit.

Pemanfaatan sumberdaya air, energi, material alam yang merupakan


kebutuhan input secara terus menerus bagi pengoperasian rumah sakit perlu
dilandasi prinsip prinsip eco-effisiensi, sehingga pemenuhan konsep prinsip
pembangunan berkelanjutan di bidang kesehatan akan terpenuhi. Maka
kedepannya dibutuhkan model rumah sakit dengan kegiatan berbasis green
hospital atau rumah sakit ramah lingkungan, sekaligus sebagai salah satu upaya
menuju pembangunan kesehatan yang berkelanjutan.

2.8 Tahap Implementasi Green Hospital


Dalam implementasinya, prinsip rumah sakit ramah lingkungan (Green
Hospital) secara garis besar dilakukan melalui tahapan-tahapan strategis,
yaitu:
1. Kebijakan
Pada tahap ini rumah sakit perlu menyusun kebijakan tertulis tentang
komitmen pengelola rumah sakit untuk:
 Menerapkan prinsip-prinsip rumah sakit ramah lingkungan
 Berupaya keras untuk melindungi kesehatan, keselamatan dan
menciptakan kenyamanan bagi penghuni rumah sakit dengan
mengendalikan dampak negatif lingkungan hidup akibat kegiatan
rumah sakit.
 Melaksanakan prinsip efisiensi penggunaan sumber daya energi,
air dan material
 Selalu menaati peraturan perundangan kesehatan, prumah
sakitan dan lingkungan hidup yang berlaku
2. Perencanaan
Pada pelaksanaan tahap perencanaan ini, rumah sakit
melaksanakan langkah sebagai berikut:
 Menyusun Tim Internal (Green Team) yang akan melaksanakan
dan bertanggung jawab terhadap program rumah sakit ramah
lingkungan. Anggota unit kerja ini sebaiknya multidisiplin ilmu
(kesehatan lingkungan, dokter, keperawatan, teknik sipil/ arsitek/
lingkungan, ilmu komunikasi, ahli lansekap (landscape), teknik
mesin/ listrik dan lain-lain) yang bisa bekerja dalam tim kerja yang
solid dan dinamis.
 Menyusun program kerja rumah sakit ramah lingkungan dengan
menguraikan aspek-aspek lingkungan, peraturan perundangan,
tujuan dan sasaran program yang tersusun dalam program
strategis manajemen lingkungan rumah sakit.
 Menyusun program pelatihan yang terprogram dan terencana
sebagai sarana untuk memberikan pemahaman dan persamaan
persepsi akan prinsip-prinsip ramah lingkungan dan
penerapannya di rumah sakit, sehingga timbul kepedulian antara
seluruh lapisan karyawan yang terlibat di dalam rumah sakit.
3. Implementasi dan operasi
Seluruh kegiatan operasional rumah sakit harus dilengkapi
dengan SOP/pedoman teknis/instruksi kerja/manual yang di-review
secara berkala, dan disosialisasikan kepada semua pihak terkait. SOP/
instruksi kerja/ manual juga dipasang di setiap lokasi kegiatan terkait.
4. Pengecekan dan upaya perbaikan
Pada tahap ini, tim yang bertanggung jawab pada program rumah
sakit ramah lingkungan perlu melakukan monitoring atas kemajuan dan
kinerja program dengan penekanan pada pengukuran dan pemantauan
aspek-aspek pada input, proses dan output kegiatan. Apabila ditemukan
permasalahan, maka selanjutnya perlu melakukan tindakan perbaikan
secara berkelanjutan. Semua hasil kegiatan harus dilakukan pencatatan
melalui manajemen kearsipan yang baik dan bila diperlukan dilakukan
audit internal oleh rumah sakit.
5. Mengkaji kembali pelaksanaan manajemen
Tahap ini merupakan kegiatan evaluasi menyeluruh atas semua
program yang disusun dan dilaksanakan di lapangan, guna
mengidentifikasi permasalahan yang menghambat pelaksanaan program
dan menemukan solusi yang perlu dilaksanakan serta mengembangkan
inovasi yang ramah lingkungan (Kementerian Kesehatan RI, 2018).

2.9 Upaya dan Peran Aktif Rumah Sakit Dalam Pengelolaan Lingkungan

Ada berbagai cara dan upaya yang dapat dilakukan oleh rumah sakit dalam
mengelola dan menjaga lingkungan dari rumah sakit. Berbagai pendekatan
pengelolaan lingkungan telah banyak berkembang sebagai suatu cara untuk
meningkatkan keefektifan penggunaan material, air, dan energi, serta
minimalisasi limbah yang dapat mencemari lingkungan. Pengertian pencegahan
pencemaran (P2) sendiri menurut EPA adalah penggunaan bahan, proses, atau
perlakuan yang mengurangi atau menghilangkan terjadinya polutan atau limbah
pada sumbernya. Termasuk di dalamnya mengurangi penggunaan bahan-bahan
berbahaya, energi, air, atau sumber daya lainnya dan melindungi sumber daya
alam melalui konservasi atau penggunaan yang lebih efisien.

Sugiharto (1987) menyebutkan, air buangan jika tidak dikelola dengan baik
dapat menimbulkan pengaruh tidak baik pada lingkungan maupun terhadap
kehidupan, antara lain (a)gangguan terhadap kesehatan, (b) gangguan terhadap
kehidupan biotik, (c) gangguan terhadap keindahan, dan (d) gangguan terhadap
kerusakan benda. Limbah rumah sakit berupa cairan yang berasal dari dapur,
kantin, laundry, dan kegiatan medis (ruang operasi, ruang bersalin, rawat inap,
rawat jalan, rehabilitasi medis, laboratorium, penunjang medis, dan lain-lain)
disalurkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), sedangkan kotoran air
limbah WC disalurkan ke septic tank. Pengelolaan limbah padat RS dipisahkan
antara limbah yang bersifat infeksius dan non infeksius. Untuk limbah padat
infeksius dilakukan pengelolaan mengunakan medical incinerator ataupun
menggukanakan jasa pihak ketiga dalam mengelola limbah padat infeksius
tersebut. Sedangkan untuk limbah padat non infeksius, dikumpulkan dan
ditampung di lokasi TPS sebelum diangkut ke TPA.

Menurut WHO (2008), waste merupakan salah satu dari tujuh elemen green
hospital dan harus diterapkan pada rumah sakit yang ramah lingkungan. Waste
tersebut harus diolah dengan menerapkan 3R (reduce, reuse, recycle), dan
komposting. Dalam masalah sampah organik pembuatan lubang biopori menjad
solusi dalam upaya menjaga ligkungan rumah sakit. Analisis kelayakan
lingkungan dilihat dari manfaat keberdaan lubang biopori bagi lingkungan sekitar,
yaitu: (1) meningkatkan daya resapan air, (2) mengubah sampah organik menjadi
kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca, (3) memanfaatkan peran
aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, dan (4) mengatasi masalah yang
ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria
(Tim Biopori IPB, 2007).

2.10 Monitoring dan Evaluasi Pada penerapan konsep Green Hospital

Secara umum, konsep green hospital diadopsi dari konsep bangunan hijau,
yaitu bangunan dimana dalam perancangan, pembangunan, pengoperasian
serta dalam pemeliharaannya memperhatikan aspek aspek lingkungan yang
didasarkan pada kaidah pembangunan berkelanjutan. Dalam menilai tingkat
keberhasilan penerapan konsep ramah lingkungan pada kegiatan rumah sakit
atau green hospital, maka perlu dilakukan monitoring serta evaluasi atas kinerja
pencapaian target kegiatan. Dalam monitoring dan evaluasi ini unsur yang dinilai
adalah indikator keberhasilan, meliputi indicator keberhasilan input, proses dan
output kegiatan. Sebagai gambaran, berikut contoh indikator keberhasilan
penerapan prinsip ramah lingkungan pada kegiatan rumah sakit, yakin:

1. Indikator Input
 Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit untuk
membayar pemakaian/penggunaan/pengadaan sumber daya
seperti air, listrik, bahan bakar, kertas dan material lainnya. Biaya
ini dievaluasi dengan melakukan perbandingan terhadap
perbedaan besarnya biaya yang dikeluarkan pada kondisi
sebelum dan setelah diterapkannya program efisisensi (efisiensi
air, efisiensi listrik, efisiensi kertas dan efisiensi material lainnya).
 Volume atau jumlah penggunaan sumber daya yang digunakan
oleh rumah sakit. Volume dan jumlah sumber daya ini dievaluasi
dengan membandingkan selisih antara sebelum dan setelah
diterapkannya perubahan prosedur pemakaian sumber daya yang
ramah lingkungan.
2. Indikator Proses
 Kesesuaian operasional dan sistem dengan prosedur
 Waktu proses operasional dan sistem kegiatan
 Kecepatan pengambilan keputusan upaya perbaikan atas
kesalahan proses/sistem
 Waktu respon Kecepatan) penanganan dampak lingkungan
3. Indikator Output
 Penurunan biaya operasional dan pemeliharaan rumah sakit
 Peningkatan kunjungan pasien
 Penurunan lama waktu tinggal pasien
 Persentase kepuasan pasien dan staf rumah sakit
 Angka insiden pasien dan staf rumah sakit
 Kualitas lingkungan fisik, kimia dan biologi serta kesehatan
masyarakat.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pada prinsipnya model rumah sakit dimasa mendatang perlu dikelola


secara baikdengan selalu mempertimbangkan aspek kesehatan, ekonomi,
ekologi dan sosial. Konsep bangunan hijau (green building) adalah bangunan
dimana dalam perancangan, pembangunan, pengoperasian, serta dalam
pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek lingkungan dan berdasarkan
kaidah pembangunan berkelanjutan. Pada prinsipnya tujuan dari green
building adalah :

1. Meminimalkan/ mengurangi penggunaan sumber daya alam


2. Meminimalkan/ mengurangi dampak lingkungan
3. Meningkatkan kualitas udara ruangan menjadi lebih sehat

Hubungan antara konsep bangunan hijau dengan jejak karbon sangat


signifikan karena suatu bangunan dapat disebut bangunan hijau apabila sudah
memenuhi syarat-syarat atau kriteria seperti :

1. Efisiensi energi dan konservasi


2. Tata guna lahan
3. Sumber dan siklus material
4. Manajemen lingkungan bangunan
5. Konservasi air
6. Kualitas udara dan kenyamanan ruangan

3.2. Saran

Saat ini standar rumah sakit ramah lingkungan (green hospital) telah
mengalami perubahan seiring dengan perkembangan dari kebijakan,
peraturan perundang- undangan, dan pedoman teknis terkait kesehatan
lingkungan. Sementara disisi lain masyarakat menuntut perbaikan kualitas
pelayanan rumah sakit melalui perbaikan kualitas kesehatan lingkungan.
Dimana, rumah sakit diharapkan dapat melakukan upaya kesehatan
lingkungan sesuai dengan standar dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dengan tujuan untuk menghindari masalah akibat yang dapat
ditimbulkan dari kegiatan pelayanan rumah sakit dalam menjamin
perlindungan kesehatan bagi petugas, pasien, dan pengunjung termasuk
masyarakat di sekitar rumah sakit. Seperti masalah kesehatan lingkungan
yang ditandai dengan indikator menurunnya kualitas media kesehatan
lingkungan di rumah sakit, yakni media air, udara, pangan, sarana dan
bangunan, serta vektor dan binatang pembawa penyakit. Salah satu sumber
berbahaya yakni peralatan yang dapat mengandung bahan berbahaya dan
beracun. Untuk itu perlu dilakukan upaya terprogram dari pihak manajemen
RS untuk meningkatkan implementasi terhadap elemen-elemen Green
Hospital yang sesuai dengan pedoman rumah sakit ramah lingkungan (green
hospital), dan perlunya dilakukan pengecekan Kembali dan pembahuruan
terhadap beberapa sarana prasarana dalam mendukung implemetasi
elemen-elemen Green Hospital.

Anda mungkin juga menyukai