1. 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan tinggi diharapkan mampu
menghasilkan sumber daya manusia yang profesional terutama dalam menghadapi persaingan global. Kenyataan di lapangan seringkali menunjukkan bahwa lulusan perguruan tinggi belum secara optimal mengaplikasikan pengetahuan yang didapatnya dalam dunia kerja. Hal itu disebabkan karena adanya kesenjangan antara teori yang diperoleh dengan kenyataan dilapangan yang lebih kompleks terutama di suatu instansi dengan sumber daya yang padat ilmu, padat teknologi dan padat karya. Melengkapi kemampuan mahasiswa dengan pengalaman praktis di lapangan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Kesehatan Masyarakat (FKM-Unsrat) Manado menyelenggarakan Mata Kuliah Magang dengan bobot 3 SKS sebagai salah satu mata kuliah wajib dalam kurikulum Sarjana Kesehatan Masyarakat. Magang adalah kegiatan mandiri mahasiswa yang dilaksanakan di luar lingkungan kampus untuk mendapatakan pengalaman kerja praktis yang berhubungan dengan bidang ilmu kesehatan masyarakat, terutama sesuai dengan bidang peminatannya, melalui metode observasi dan partisipasi. Kegiatan magang dilaksanakan sesuai dengan formasi struktural dan fungsional pada instansi/unit kerja tempat magang, baik milik pemerintah maupun swasta atau lembaga lain yang relevan. (Anonim, 2014) Pelayanan rumah sakit mengandalkan informasi secara intensif. Informasi memainkan peranan vital dalam pengambilan keputusan. Sistem informasi dapat digunakan sebagai sarana strategis untuk memberikan pelayanan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) atau sering disebut Sistem Informasi Manajemen Kesehatan (SIMK) adalah satu sistem yang menyediakan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di setiap jenjang administrasi kesehatan. 2. 2. 2 Menurut Aditama Tjandra Yoga dalam bukunya Manajemen Administrasi Rumah Sakit bahwa rekam medis sebagai salah satu bentuk sistem informasi manajemen rumah sakit berperan penting dalam peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dalam beberapa aspek yaitu aspek administratif, hukum, keuangan, riset dan edukasi, serta dokumentasi. 1.2. Tujuan Magang 1.2.1. Tujuan Umum Mahasiswa diharapkan setelah mengikuti kegiatan magang , para peserta magang telah mampu dan terampil dalam mengapliksikan ilmu pengetahuan dan praktik yang diperoleh selama menempuh pendidikan di FKM Unsrat, serta memperoleh gambaran mengenai tugas, fungsi dan tanggung jawab Sarjana Kesehatan Masyarakat di instansi/unit kerja pemerintah maupun swasta. 1.2.2. Tujuan Khusus 1.2.2.1. Bagi Peserta Magang Kegiatan magang mempunyai tujuan khusus bagi peserta magang yaitu sebagai berikut: a. Mampu mengidentifikasi dan menjelaskan tentang organisasi, sistem manajemen. Prosedur kerja dan ruang lingkup pelayanan di Rumah Sakit. b. Mampu mengidentifikasi masalah, merumuskan dan memberikan alternatif pemecahan masalah (problem solving yang ada di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi). c. Mampu melakukan tindakan-tindakan standar yang umum dilaksanakan dalam ilmu kesehatan masyarakat, ditentukan pada bidang minat yang digeluti yaitu bidang minat epidemiologi. d. Mampu bekerja sama dengan orang lain dalam satu tim sehingga diperoleh manfaat bersama baik bagi peserta magang maupun instansi tempat magang. 3. 3. 3 1.2.2.2. Bagi Fakultas dan Tempat Magang Kegiatan magang mempunyai tujuan khusus bagi fakultas dan instansi/tempat magang yaitu sebagai berikut: a. Fakultas mendapatkan masukan yang berguna untuk penyempurnaan kurikulum dalam upaya mendekatkan diri dengan kebutuhan pasar kerja. b. Memberikan masukan yang bermanfaat bagi Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi. c. Membina dan meningkatkan kerja sama antara FKM dengan Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi d. Membuka peluang kerja bagi para lulusan untuk berkarir diinstansi / unit kerja maupun swasta. 1.3. Manfaat Magang Kegiatan magang tentunya mempunyai manfaat baik bagi mahasiswa peserta magang, bagi fakultas maupun instansi/tempat magang. 1.3.1. Bagi Mahasiswa a. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan yang berhubungan dengan bidang ilmu kesehatan masyarakat, terutama sesuai bidang peminatan yaitu epidemiologi. b. Terpapar dengan kondisi dan pengalaman kerja di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi c. Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis masalah yang tepat terhadap permasalahan yang ditemukan di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi d. Memperkaya kajian dalam bidang ilmu kesehatan masyarakat terutama sesuai bidang minat yang digeluti yaitu bidang minat epidemiologi. e. Penemuan baru mengenai analisis permasalahan dan kiat-kiat pemecahan masalah kesehatan. f. Memperoleh gambaran peluang kerja bagi Sarjana Kesehatan Masyarakat. g. Mendapatkan bahan untuk penulisan skripsi/ karya ilmiah. 4. 4. 4 1.3.2. Bagi Tempat Magang a. Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisdi dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu penyelesaian tugas-tugas yang ada sesuai kebutuhan di unit kerja khususnya Urusan Pelayanan Medis. b. Tempat magang mendapatkan alternatif calon pegawai/ karyawan yang telah dikenal kualitas dan kredibilitasnya. c. Turut berpartispasi dalam peningkatan kualitas pendidikan perguruan tinggi dalam menciptakan lulusan yang berkualitas, terampil, dan memiliki pengalaman kerja. 1.3.3. Bagi Fakultas a. Laporan magang dapat menjadi salah satu bahan audit internal kualitas pengajaran. b. Memperkenalkan program kepada stakeholders terkait. c. Mendapatkan masukan bagi pengembangan program. d. Terbinanya jaringan kerjasama dengan Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisdi dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadaan antara substansi akademik dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan masyarakat. 1.4. Waktu dan Lokasi Kegiatan magang berlangsung selama 3 (tiga) minggu 5 hari yang dilaksanakan mulai tanggal 13 Januari 2014 sampai dengan 7 Februari 2014 di Rumah Sakit Tingkat III Robert Wolter Mongisidi Manado. 5. 5. 5 BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Analisis Situasi Umum Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi 2.1.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Tingkat III Robert Wolter Mongisidi Manado merupakan rumah sakit TNI-AD di wilayah Sulawesi Utara yang secara struktural dan teknis medis dibawah pembinaan Denkesyah dan Kesdam VII/Wirabuana, namun dalam operasionalnya dibawah pengendalian dan pengawasan Korem 131/Santiago. Rumah sakit ini melayani personil TNI, Pegawai Negeri Sipil Pertahanan Keamanan dan keluarganya diwilayah korem 131/Santiago yang terdiri dari 6 (enam) wilayah yaitu Kodim 1301/Sangir Talaud, Kodim 1309/Manado, Kodim 1302/Minahasa, Kodim 1303/Bolmong, Kodim1310/Bitung, dan Kodim 1304/Gorontalo. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan dan Keamanan nomor: KEP/23/X/1990 tanggal 18 Oktober 1990, rumah sakit TNI diperbolehkan melayani masyarakat umum. Selain melayani komunitas militer dan sipil di wilayah Manado dan sekitarnya, rumah sakit ini juga melayani pasien rujukan dari wilayah Kodam VII/Wirabuana maupun dari luar Kodam seperti dari Ternate dan Ambon. 2.1.2. Sejarah Singkat Sejarah terbentuknya Rumah Sakit Tingkat III Robert Wolter Mongisidi Manado melalui proses yang panjang mulai dari bentuk sederhana hingga bentuk bangunan seperti sekarang, yakni : a. Periode Pra Perang Kemerdekaan Pada periode pra perang kemerdekaan di Manado didirikan Noed Zieken Zaal oleh Belanda yang merupakan bagian kegiatan Belanda di Indonesia. b. Periode Perang Kemerdekaan Setelah peristiwa 14 Februari 1946, dua hari kemudian dibentuk TRISU (Tentara Republik Indonesia Sulawesi Utara) dan dilakukan pengambil semua 6. 6. 6 jawatan sipil dan militer yang kemudian pada bulan Desember 1949 berubah menjadi Militery Hospital Teling. c. Periode Rumah SUMU Pada tahun 1950, Militery Hospital Teling diubah menjadi Rumah Sakit Tentara Sulawesi Utara dan Maluku Utara (SUMU). d. Periode Rumah Sakit Komando Pasukan B Pada periode ini Rumah Sakit SUMU berubah menjadi Rumah Sakit Komando Pasukan B yang bertugas melakukan pemeriksaan kesehatan dan tes kesehatan bagi calon pasukan B. e. Periode RI 24 Tahun 1952 1957 Dengan adanya perubahan nama di tingkat Komando, Rumah Sakit Komando Pasukan B berubah nama menjadi Djawatan Kesehatan RI 24 yang disingkat DK RI 24 . f. Periode KDM SUT tahun 1957 1958 Sehubungan dengan Komando RI 24 berubah nama menjadi KDM SUT, maka DK RI 24 berubah menjadi DK KDM SUT (Djawatan Kesehatan Komando Daerah Militer Sulawesi Utara Tengah). g. Periode tahun 1958 1963 Pada tanggal 16 Juni 1962, tepat HUT Kodam XIII/ Merdeka yang keempat, dilaksanakan peletakan batu pertama untuk membangun RST Teling dan pada tanggal 05 Oktober 1963 gedung baru diresmikan oleh Pangdam XIII/Merdeka Kolonel Soenandar Prijosoedarmo. h. Periode tahun 1964 1967 Pada tahun 1965, bangunan kamar bedah yang masih sederhana direhabilitasi dan diresmikan oleh Menpangad Letjen TNI A. Yani. i. Periode tahun 1969 1972 Pada periode ini dilakukan pembangunan gedung laboratorium, Verlor Kamar (VK) dan bangunan bangsal E, F dan G yang diresmikan oleh Pangdam XIII/Merdeka Brigjen Wijoyo Soejono tahun 1971. 7. 7. 7 j. Periode 1972 1985 Berdasarkan surat keputusan Menhankam Pangab nomor : Skep/151/1973 rumah sakit Dam XIII/Merdeka menjadi Rumah Sakit Integrated Use. k. Periode 1985 sekarang Dalam rangka likuidasi Kodam XIII/Merdeka menjadi Kodam VII/Wirabuana, rumah sakit ini berubah menjadi Rumkit Tingkat. III 07.06.01 Manado. Perubahan nama Rumah Sakit Rumkit Tingkat III 07.06.01 Manado berdasarkan Surat Pangdam VII/Wirabuana Nomor : B/1401/XI/2007 tentang persetujuan memakai nama Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado. 2.1.3. Keadaan Geografi Rumah Sakit Tingkat III R. W. Mongisidi Manado terletak di pusat kota Manado di Jl. 14 Februari Teling Bawah, Kotamadya Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Rumah sakit TNI AD Teling Manado ini berdiri diatas lahan seluas 107.885 m2 dengan luas bangunan keseluruhan 10.085 m2, luas bangunan lantai 1 8.570 dan luas lantai bangunan bertingkat 1.515 m2. Rumah sakit ini memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: a. Utara : Perumahan penduduk b. Selatan : Asrama gabungan TNI AD c. Timur : Mako Yonif 712/Wiratama d. Barat : Perumahan penduduk 2.1.4. Falsafah dan Motto Falsafah Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi adalah Tumou Tou yang artinya mensejahterahkan orang lain, sedangkan motto Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi Manado adalah Setia Hingga Akhir 1. Senyum, Sapa, Sopan, Santun 2. Empathy, Efektif, Efisien dalam Pelayanan 3. Tulus, Terampil dan Tanggap atas keluhan dan kebutuhan pelanggan 4. Ikhlas dalam pelayanan 5. Aman, Akurat dalam pengelolaan Rumah Sakit 8. 8. 8 6. Hati nurani sebagai andalan utama 7. Indah dan rapih 8. Nyaman dan bersih 9. Gagah dan perkasa 10. Gesit dan terampil dalam pelayanan 11. Aktif dan antusias 12. Akrab dan aman dalam bertindak sesuai standar pelayanan dan keselamatan kerja 13. Kepentingan pelanggan/pasien diutamakan 14. Handal dalam pelayanan 15. Inovatif, intensif dalam pencapaian tugas 16. Ramah dalam melayani 2.1.5 Visi dan Misi Visi dan misi Rumah Sakit Tingkat III R.W.Mongisidi Manado adalah sebagai berikut: 1. Visi Menjadi rumah sakit trauma center di kawasan Indonesia Timur 2. Misi: a. Tertib administrasi, manajemen dan rekam medis b. Pelayanan medis yang optimal c. Pelayanan gawat darurat yang handal d. Pelayanan perawatan yang professional e. Keselamatan pasien yang prima 2.1.6. Tujuan Tujuan rumah sakit Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi adalah menjadi rumah sakit kebanggaan prajurit dan pegawai negeri sipil beserta keluarganya di wilayah Korem131/Santiago dan masyarakat umum. 9. 9. 9 2.1.7. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Fasilitas pelayanan di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi adalah sebagai berikut: 1. Instalasi Rawat Jalan Instalasi rawat jalan meliputi poliklinik umum, poliklinik interna, poliklinik bedah, poliklinik mata, poliklinik THT, poliklinik anak, poliklinik KIA dan KB, poliklinik obstetri dan ginekologi, poliklinik VCT (Voluntary Counseling Test)/TB Paru, Unit Gawat Darurat (UGD) 1 x 24 jam, radiologi dan ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy). 2. Instalasi Rawat Inap Ruang rawat terdiri dari perawatan bedah, perawatan penyakit dalam, perawatan kebidanan dan kandungan, perawatan anak, Intensive Care Unit (ICU), kamar bersalin dan kamar operasi. Kelas perawatan pada instalasi rawat inap terdiri dari perawatan UGD, VVIP, VIP A dan VIP B, Wisma kelas I/II/III, IMC dan Cendana, ICU, Melati (G), Dahlia (Anak), OK (Kamar Operasi), Flamboyan (EF) dan VK. 3. Instalasi Penunjang Diagnostik a. Laboratorium Jenis pemeriksaan laboratorium terdiri dari pemeriksaan darah rutin, kimia darah, parasitologi, feses, imunoserologi endokrinologi, enzim, elektrolit, mikrobiologi, analisa cairan tubuh, urinalisis dan pap smear. b. Radiologi Jenis pemeriksaan radiologi terdiri dari general X-Ray, USG, CT Scan dan MRI c. Pelayanan penunjang berupa farmasi 4. Bagian Administrasi Bagian administrasi terdiri dari administrasi kesehatan, administrasi umum dan bendahara. 10. 10. 10 5. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) dan Insenerator IPAL digunakan untuk pengelolaan limbah padat infeksius dan sitotoksik. Untuk sampah medis atau alat kesehatan digunakan sistem insenerator/pembakaran. Pemeriksaan fisika dan kimia limbah rumah sakit diperiksa setiap 6 bulan sekali dengan parameter antara lain fisika meliputi suhu, dan kimia meliputi pH, BOD, COD, TSS, NH3, PO4. Dengan mengacu pada KEP58/MENLH/12/1995. 6. Ruangan penunjang Ruang penunjang meliputi dapur, laundry dan kamar jenazah 7. Kendaraan Ada dua kendaraan Ambulans yaitu 1 buah kendaraan Kijang bantuan dari Mabes TNI dan 1 buah ambulans Mitsubishi bantuan dari Gubernur KDH Tk I Sulawesi Utara. Untuk pengangkutan jenazah karena rumah sakit tidak mempunyai kendaraan kereta jenazah, maka pengangkutan dilakukan oleh kereta jenazah kerjasama dengan perusahaan swasta. 2.1.8. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia Rumah Sakit TNI AD terbagi 3 kategori yaitu militer, pegawai negeri sipil (PNS) dan karyawan honorer dengan tingkat pendidikan tenaga kesehatan dan non tenaga kesehatan. Jumlah personil menurut kategori yaitu: a. Militer sebanyak 34 orang b. PNS sebanyak 27 orang c. Honorer sebanyak 264 orang Kualitas Sumber Daya Manusia tenaga kesehatan berdasarkan tingkat pendidikan, 15 % sudah merupakan lulusan D.III Keperawatan. Jumlah tenaga yang ada di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi dapat dilihat pada tabel 1. 11. 11. 11 Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi 2.1.9. Struktur Organisasi Struktur organisasi Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi No Jenis Tenaga Status Kepegawaian Jumlah Militer PNS Honor Konsulen Tamu 1. Medis : a. Dokter umum b. Spesialis c. Dokter gigi 2 3 1 3 16 3 2 7 41 21 54 3 2. Perawat: a. Spk b.D.III c. S.I profesi 3 8 3 4 6 4 27 96 21 34 110 28 3. Diploma 4 23 27 4. Sarjana Umum 3 1 2 6 5. SD/SMP/SMA 11 5 76 92 Total 34 27 264 7 41 375 12. 12. 12 2.2. Analisis Situasi Khusus Urusan Pelayanan Medis 2.2.1. Gambaran Umum Salah satu yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah rumah sakit adalah bagian Urusan Pelayanan Medis (Uryanmed). Uryanmed bertanggung jawab terhadap pendaftaran, administrasi umum dan rekam medik. Uryanmed merupakan unsur penunjang pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi Manado. Urusan pelayanan medis tidak lepas kaitannya dengan tempat penyimpanan berkas rekam medis (status pasien). Bagian Uryanmed di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi terdiri dari empat ruangan yaitu ruang pendaftaran pasien umum, ruang pendaftaran pasien anggota, ruang penyimpanan berkas/status pasien dan ruang pengolahan data seperti surat keterangan medis dan rekapituasi pasien rawat inap dan rawat jalan. 2.2.2. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia urusan pelayanan medis dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja di urusan pelayanan medis. Tabel 2. Jumlah Tenaga Kerja di Urusan Pelayanan Medis No. Kualifikasi Jumlah 1. Sarjana 1 2. Diploma 1 3. SMA/STM 13 4. SMP 0 5. SD 0 Jumlah 15 13. 13. 13 2.2.3. Struktur Organisasi Struktur organisasi Urusan Pelayanan Medis di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Struktur Organisasi Urusan Pelayanan Medis 2.2.4. Tugas Pokok dan Fungsi Tugas pokok dan fungsi organisasi urusan pelayanan medis dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kepala Urusan Pelayanan Medis Kepala Urusan Pelayanan Medis bertanggung jawab kepada kepala rumah sakit dan menerima laporan dari rawat inap dan rawat jalan. Kepala urusan pelayanan medis membawahi: a. Petugas Tempat Pendaftaran Pasien b. Petugas Koding dan indexing c. Petugas pembuat surat keterangan medis d. Petugas Asembling dan analising e. Petugas penyimpanan (filing) dan pendistribusian berkas Rekam Medis 14. 14. 14 f. Petugas Pelaporan g. Petugas Administrasi umum Tugas Pokok yaitu mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan kesehatan di urusan pelayanan medis. Uraian tugas kepala urusan pelayanan medis adalah sebagai berikut: a. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga uryanmed sesuai dengan kebutuhan. b. Merencanakan jumlah dan jenis peralatan yang diperlukan. c. Merencanakan jenis kegiatan yang akan diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan. d. Mengkoorganisasikan seluruh kegiatan pelayanan medis dengan bekerja sama dengan berbagai pihak yang terkait. e. Melaksanakan pertemuan berkala f. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, kertas dan buku lain yang diperlukan. 2. Petugas tempat pendaftaran pasien Petugas tempat pendaftaran pasien bertanggung jawab terhadap pelayanan di tempat pendaftaran pasien kepada kepala urusan pelayanan medis. Tugas pokok petugas tempat pendaftaran pasien yaitu melaksanakan kegiatan pelayanan pendaftaran penerimaan pasien rawat jalan, rawat inap, dan UGD untuk pembagian pasien anggota milter, pasien asuransi dan pasien umum. Uraian tugas bagi petugas tempat pendaftaran pasien adalah sebagai berikut: a. Setiap pasien diterima di tempat pendaftaran pasien dan akan diwawancarai serta menulis identitasnya b. Memasukkan identitas pasien kedalam komputer c. Setiap pasien baru akan memperoleh nomor rekam medis d. Membuat kartu berobat pasien. e. Melaporkan hasil kerja dan permasalahannya kepada kepala uryanmed 15. 15. 15 3. Petugas pembuat surat keterangan medis Petugas pembuat surat keterangan medis bertanggung jawab terhadap pembuatan surat keterangan medis seperti surat kelahiran, surat kematian, surat lepas perawatan, dan lain-lain dan bertanggung jawab kepada kepala urusan pelayanan medis. Tugas pokok yaitu membuat surat keterangan medis dan meminta persetujuan kepala rumah sakit untuk ditandatangani dan memberi cap kepala rumah sakit di bagian tata usaha dan urusan dalam (TUUD). Uraian tugas bagi petugas pembuat surat keterangan medis adalah sebagai berikut: a. Membuat surat keterangan medis b. Mencatat pada buku laporan keterangan medis seperti buku BLP (buku lepas perawatan) dan lain-lain c. Memberi nomor surat d. Meminta penandatanganan kepala rumah sakit untuk surat keterangan medis dan mencap kepala di bagian Tata Usaha Dan Urusan Dalam (TUUD) e. Meminta administrasi pembuatan surat keterangan medis 4. Petugas pemberi kode (coding) rekam medis Petugas pemberi kode rekam medis bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pemberian kode (coding) rekam medis kepada kepala urusan pelayanan medis. tugas pokok yaitu memberikan kode pada rekam medis sesuai dengan petunjuk buku ICD X baik itu penyakit, gejala, cedera maupun faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan petunjuk buku ICD IX. 5. Petugas Asembling dan analising Petugas asembiling dan analising bertanggung jawab terhadap pelaksanaan assembling dan analising rekam medis kepada kepala urusan pelayanan medis. Tugas pokok petugas assembling dan analising adalah: a. Merakit formulir-formulir rekam medis menjadi dokumen . b. Memeriksa kelengkapan berkas rekam medis yang akan digunakan. c. Memeriksa kelengkapan dan keterlambatan rekam medis yang sudah digunakan d. Memisahkan rekam medis yang lengkap dengan yang tidak lengkap 16. 16. 16 Uraian tugas bagi petugas assembling dan analising adalah sebagai berikut: a. Menyusun atau merakit formulir formulir menjadi dokumen rekam medis b. Menerima pengembalian dokumen rekam medis yang sudah digunakan c. Melakukan pemeriksaan kelengkapan rekam medis rawat inap dan rawat jalan sehingga dapat dipisahkan antara yang lengkap dan tidak lengkap. a. Rekam medis yang tidak lengkap dikembalikan ke unit yang bertanggung jawab untuk dilengkapi dan harus dikembalikan kembali paling lambat 2 x 24 jam b. Menyerahkan rekam medis yang lengkap kepada petugas kooding untuk diberi kode sesuai dengan petunjuk buku ICD X. 6. Petugas penyimpanan (filing) dan pendistribusian berkas rekam medis Petugas penyimpanan dan pendistribusian berkas rekam medis bertanggung jawab terhadap kegiatan filing dan pendistribusian rekam medis kepada kepala urusan pelayanan medis. Tugas pokok petugas penyimpanan dan pendistribusian berkas rekam medis adalah sebagai berikut: a. Mengambil rekam medis dari rak penyimpanan rekam medis untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan. b. Mengantarkan rekam medis ke bagian atau unit yang membutuhkan rekam medis c. Mengambil kembali rekam medis yang sudah digunakan. d. Memasukkan kembali rekam medis yang sudah digunakan kedalam rak penyimpanan rekam medis Uraian tugas bagi petugas penyimpanan dan pendistribusian berkas rekam medis adalah sebagai berikut: a. mengambil rekam medis dari rak penyimpanan rekam medis untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan b. mengantarkan rekam medis ke bagian atau unit yang membutuhkan rekam medis dan mengambil kembali rekam medis yang sudah digunakan c. memasukkan kembali rekam medis yang sudah digunakan kedalam rak penyimpanan rekam medis 17. 17. 17 d. melayani peminjaman/mengekspedisi peminjaman rekam medis e. melaksanakan penyisiran dokumen rekam medis secara periodik f. melakukan penyusutan dokumen yang tidak aktif ke rak tempat penyimpanan dokumen rekam medis non aktif g. Menggabungkan dokumen rekam medis lama dan baru ke dalam satu map h. Membantu dalam pemusnahan dokumen rekam medis 7. Petugas pelaporan Petugas pelaporan bertanggung jawab terhadap pembuat pelaporan kepada kepala urusan pelayanan medis. Tugas pokok petugas pelaporan yaitu membuat dan mengirim laporan RL.1 sampai dengan RL. 6, melakukan surat menyurat (Korespondensi) rekam medis sesuai dengan kebutuhan. Uraian tugas bagi petugas pelaporan adalah sebagai berikut: a. Menerima sensus bulanan dan merekap dalam RP. 1. b. Menerima dan mengirim laporan individual pasien Rl. 1.2, 2.3 ke Depkes c. Melaporkan data penyakit malaria dan data kematian ke Dinkes d. Melaporkan data penyakit TB paru ke Denkesyah e. Membuat laporan indikator rumah sakit (BOR, LOS, TOI, BTO, NDR dan GDR) setiap bulan dengan menampilkan grafik Barber Johson per tahun f. Membuat laporan urutan sepuluh penyakit paling menonjol g. Menyusun laporan berdasarkan RP. 1 dan RL.2a, 2b, 2a1, 2b1, 3, 4, 5 h. Memintakan tanda tangan kepala urusan pelayanan medis untuk laporan laporan tersebut i. Mengirim laporan-laporan tersebut ke Dinkes dan Denkesyah j. Mengarsipkan laporan-laporan tersebut 18. 18. 18 BAB III HASIL KEGIATAN 3.1. Uraian Kegiatan Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 minggu di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi Manado dimulai pada tanggal 13 Januari 2014 sampai dengan 7 Februari 2014, sesuai dengan surat permohonan izin magang mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Dalam pelaksanaan magang ini penulis ditempatkan di instalasi Urusan Pelayanan Medis (Uryanmed). Secara umum kegiatan yang dilakukan selama kegiatan magang adalah sebagai berikut: 1. Melapor pada Kepala Rumah Sakit Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi melalui Kepala Tata Usaha dan Urusan Dalam (TUUD) dan Dosen Pembimbing Lapangan 2. Pembimbingan tentang pembagian area kerja, orientasi dan observasi serta konsultasi dengan kepala ruangan tentang tupoksi kerja 3. Orientasi dan observasi berikutnya di bagian urusan pelayanan medis serta bagiannya Kegiatan penunjang yang dilakukan yaitu : 1. Menganalisis situasi umum melalui profil rumah sakit 2. Menganalisis situasi khusus melalui wawancara dengan petugas Urusan Pelayanan Medis dan melakukan observasi di bagian Urusan Pelayanan Medis 3. Melakukan konsultasi dan pembimbingan dengan dosen pembimbing lapangan tentang pembuatan laporan magang, masalah yang ditemukan dan alternatif pemecahan masalah 4. Membantu pelaksanaan kegiatan harian di bagian urusan pelayanan medis 19. 19. 19 3.2. Identifikasi Masalah Masalah yang didapatkan selama kegiatan magang adalah belum optimalnya manajemen berkas rekam medis di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi. Dalam hal ini, belum optimalnya susunan berkas rekam medis dikarenakan masih ada berkas yang masih tercecer, hilang ataupun tergandakan pada tempat penyimpanan rekam medis yang masih digunakan secara manual di Rumah Sakit Tingkat III Robert Wolter Mongisidi. Masalah yang didapat dapat digambarkan menggunakan metode fishbone yang ditemukan oleh ilmuan Jepang yang bernama Kaori Ishikawa, metode ini juga sering disebut diagram Ishikawa sesuai dengan nama penemunya. Gambar 3. Diagram Fishbone A. Manusia 1. Kurangnya tenaga di bagian urusan pelayanan medis (Uryanmed) 2. Penempatan sumber daya manusia belum sesuai latar belakang pendidikan 3. Kurangnya pelatihan sumber daya manusia di bidang pelayanan medis khususnya bidang rekam medis B. Metode 1. Pengelolaan manajemen sistem informasi berkas rekam medis masih manual Belum optimalnya pengaturan berkas rekam medik C.UangA.Manusia D.MateriB.Metode A1 A3 A2 B1 C1 C2 D2 D3 D1 20. 20. 20 C. Uang 1. Tidak tersedianya dana untuk pelatihan di rekam medik 2. Kurangnya anggaran khusus untuk pelaksanaan pelatihan pada urusan pelayanan medis D. Materi 1. Masih kurangnya sarana komputer 2. Tempat penyimpanan berkas yang masih sedikit 3. Ruang penyimpanan berkas yang kurang luas 3.3. Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan masalah yang ada, maka alternatif pemecahan masalah adalah sebagai berikut : 1. Penempatan Sumber Daya Manusia (SDM) pada suatu jabatan ataupun posisi, disesuaikan dengan latar belakang pendidikan dan tugas serta tanggung jawabnya pada bidang urusan pelayanan medis. 2. Penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan kemampuan di bidang rekam medis khususnya tenaga diploma ataupun strata 1 bagian urusan pelayanan medis. 3. Pelaksanaan orientasi dan pelatihan bagi seluruh staf dibagian urusan pelayanan medis agar dapat lebih memahami tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, agar semua kegiatan pelaksanaan yang ada dapat berjalan dengan efektif. 4. Mengoptimalkan sistem informasi manajemen dan berkas rekam medis dalam hal ini sistem komputerisasi di urusan pelayanan medis yang membutuhkan khususnya rekam medis. 5. Menambahkan fasilitas yang ada dalam bagian urusan pelayanan medis seperti ruangan tempat penyimpanan berkas rekam medis, rak tempat penyimpanan berkas rekam medis juga pendingin ruangan pada tempat penyimpanan. 21. 21. 21 3.4. Kontribusi Bagi Instansi dan Peserta Magang 3.4.1. Kontribusi Bagi Instansi Kontribusi kegiatan magang bagi instansi Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi adalah: 1. Mendapatkan masukan yang bermanfaat dalam melakukan tindakan atau perubahan dalam pelayanan kepada masyarakat 2. Mendapatkan alternatif pemecahan masalah yang ada khususnya mengenai manajemen berkas rekam medis. 3. Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan antara Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi dan mahasiswa dimana instansi dapat memanfaatkan mahasiswa dalam memberikan saran dan masukan guna meningkatkan kinerja pelayanan medis melalui peningkatan manajemen berkas rekam medis di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi 4. Terjalin hubungan yang baik antara Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat dimana nantinya instansi dapat memanfaatkan mahasiswa magang setiap tahunnya melalui kerjasama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi 3.4.2. Kontribusi Bagi Peserta Magang Kontribusi kegiatan magang bagi peserta magang adalah: 1. Meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi prosedur kerja di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi 2. Meningkatkan kemampuan mengidentifikasi masalah, merumuskan dan memberi alternatif pemecahan masalah 3. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan kerja dalam bidang epidemiologi 4. Memperkaya kajian dalam bidang epidemiologi rumah sakit 5. Mendapatkan bahan untuk penulisan karya ilmiah dan skripsi 22. 22. 22 BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Manajemen Berkas Rekam Medik di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi Permasalahan yang didapat pada pengaturan berkas rekam medis di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi adalah belum optimalnya susunan berkas rekam medis dikarenakan masih ada berkas yang masih tercecer, hilang ataupun tergandakan pada tempat penyimpanan rekam medis yang masih digunakan secara manual. Kurangnya sumber daya manusia khususnya pada urusan pelayanan medis di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi terutama tenaga diploma dan strata 1 rekam medis. Jumlah ketenagaan pada urusan pelayanan medis adalah 15 orang, 1 orang diploma rekam medik, 1 orang sarjana ekonomi, sedangkan 13 orang lainnya adalah SMA. Dengan demikian, diperlukan penempatan Sumber Daya Manusia (SDM) pada suatu jabatan ataupun posisi, disesuaikan dengan latar belakang pendidikan dan tugas serta tanggung jawabnya pada bidang rekam medis. Pengelolaan rekam medis membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik. Petugas atau pegawai rekam medis pada setiap rumah sakit diharapkan adalah orang-orang yang mampu mengelola rekam medis baik fisik maupun isi daripada rekam medis. Pegawai atau unit rekam medis merupakan unit vital dalam pengelolaan, pemeliharaan, pelayanan, serta sampai proses pemusnahan rekam medis. Pegawai rekam medis diharapkan dapat mengontrol siklus daripada rekam medis yang merupakan milik dari setiap pasien rumah sakit tersebut. (Zalukhu,2010) Menurut Keputusan MenKes No.377/Menkes/SK/III/2007, seorang pegawai rekam medis harus memiliki kualifikasi pendidikan sebagai berikut : a. Diploma 3 (D3) Rekam Medis dan Informasi Kesehatan yang ditempuh selama 6 semester, dengan gelar Ahli Madya. 23. 23. 23 b. Diploma 4 (D4) Manajemen Informasi Kesehatan yang ditempuh selama 8 semester, dengan gelar Sarjana Sains Terapan MIK. c. Strata 1 (S1) Manajemen Informasi Kesehatan yang di tempuh selama 8 semester, dengan gelar Sarjana Manajemen Informasi Kesehatan. d. Strata 2 (S2) Manajemen Informasi Kesehatan yang ditempuh selama 4 semester, dengan gelar Megister Manajemen Informasi Kesehatan. Sistem informasi manajemen dan penyimpanan berkas rekam medis di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi masih bersifat manual dan belum terkomputerisasi secara keseluruhan, untuk itu perlu mengoptimalkan sistem informasi manajemen dan berkas rekam medis dalam hal ini sistem komputerisasi di urusan pelayanan medis yang membutuhkan khususnya rekam medis. Melihat begitu pentingnya suatu rekam medis, perlu adanya pengelolaan yang baik dan benar untuk mencapai keberhasilan tertib administrasi dalam peningkatan mutu pelayanan rumah sakit kepada masyarakat. Dalam hal ini rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi data yang ada di dalam rekam medis terhadap kemungkinan hilangnya keterangan atau pemalsuan data yang ada di dalamnya ataupun digunakan oleh orang yang tidak berhak, serta tidak boleh dibawa keluar dari rumah sakit kecuali permintaan pengadilan dengan izin tertulis dari kepala rumah sakit tersebut. (Zalukhu,2010) Kurangnya pelaksanaan orientasi dan pelatihan bagi seluruh staf dibagian pelayanan medis rumah sakit yang menitikberatkan pada keterampilan dan motivasi kerja petugas pelayanan medis. Faktor lain yang mempengaruhi kelengkapan berkas rekam medik adalah kurangnya fasilitas yang ada dalam bagian urusan pelayanan medis Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi seperti ruangan tempat penyimpanan berkas rekam medis, rak tempat penyimpanan berkas rekam medis, pendingin ruangan pada tempat penyimpanan dan komputer pada tempat pendaftaran dan pembuatan laporan. Ruangan penyimpanan berkas harus dijaga kelembabannya agar tetap kering. Agar ruangan tidak terlalu lembab perlu diatur berkisar 650-750 F (180-240 C). Penggunaan pendingin ruangan berupa AC dapat mengurangi debu dalam ruangan. Tempat penyimpanan yang baik, penerangan yang baik, 24. 24. 24 pengaturan suhu ruangan, pemeliharaan ruangan, perhatian terhadap faktor keselamatan petugas, bagi suatu ruangan penyimpanan rekam medis sangat membantu memelihara dan mendorong kegairahan kerja, motivasi dan produktivitas pegawai. Penerangan atau lampu yang baik, menghindari kelelahan penglihatan petugas. Perlu diperhatikan pengaturan suhu ruangan, kelembaban, pencegahan debu dan pencegahan bahaya kebakaran. (Zalukhu,2010) Ketidaklengkapan dokumen/berkas rekam medis menjadi salah satu masalah karena rekam medis seringkali merupakan satu-satunya catatan yang dapat memberikan informasi secara terperinci tentang apa yang sudah terjadi selama pasien dirawat atau selepas pasien mendapat pelayanan medis di rumah sakit Tentara Angkatan Darat ini. Manajemen berkas rekam medik di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi dimulai dengan pengisian berkas rekam medik berupa pengisian format catatan pasien hingga rekapitulasi berkas rekam medis yang dibutuhkan. Aspek manajemen yang ada di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi ditinjau dari fungsi manajemen menurut George Terry yaitu: 1. Perencanaan Perencanaan berkas rekam medik meliputi ketersediaan material berkas rekam medik. 2. Pengorganisasian Pengorganisasian berkas rekam medik meliputi pembagian petugas kesehatan/petugas pelayanan medis dalam pengisian, pengaturan, pelaporan dan penyimpanan berkas rekam medik. 3. Pelaksanaan Pelaksanaan berkas rekam medik meliputi pengisian, pengaturan, pelaporan dan penyimpanan berkas rekam medik yang dilakukan oleh petugas kesehatan/petugas pelayanan medis. 4. Penilaian atau evaluasi Rekapitulasi berkas rekam medis atau pelaporan dari berkas rekam medik yang meliputi jumlah kunjungan pasien rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat, jenis penyakit menonjol, tagihan jaminan kesehatan dan obat-obatan. 25. 25. 25 Fungsi manajemen ini dibutuhkan untuk kebutuhan sumber daya seperti tenaga pelayanan medis dan fasilitas pelayanan medis agar pelayanan yang diberikan dapat optimal dan memuaskan pelanggan. Pengelolaan berkas rekam medik di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi terus menerus dilakukan. Status atau kartu rekam medik yang telah digunakan oleh pasien biasanya kembali ke ruang uryanmed untuk dilakukan pengaturan berkas yang meliputi assembling dan koding. Setelah diolah melalui sistem pelaporan, berkas rekam medik disimpan dalam ruang penyimpanan berkas. Jika pasien yang sama datang kembali untuk menerima pelayanan medis maka status atau kartu rekam medisnya dapat dipergunakan kembali. 4.2. Pelayanan Medis di Rumah Sakit Pelayanan medis di rumah sakit merupakan satu ciri pokok yang sudah pasti akan menjadi andalan, maka data pelayanan yang harus diolah agar dapat : berbicara dan menggambarkan keadaaan pelayanan medis yang lebih komunikatif. Data yang ada jangan hanya berderat, tetapi akan dapat diolah menjadi informasi yang dapat dimanfaatkan oleh manajer rumah sakit dalam mengambil keputusan. Selain itu data dari pelayanan medis dalam bentuk rekam medis, begitu banyak jenisnya dan begitu besar jumlahnya. Sehingga perlu dipilih beberapa yang memang relevan digunakan dalam pengambilan keputusan oleh manajer. (Sabarguna,2005) Beberapa tujuan sistem informasi manajemen rumah sakit yang perlu, diantaranya adalah informasi yang digunakan dalam rangka evaluasi program dan tentunya akan terkait pula dengan informasi untuk perencanaan program. Sistem informasi untuk perencanaan dan evaluasi program dapat diambil pada bidang pelayanan medis yang kecenderungannya dengan lebih siap, artinya rumah sakit dapat mempersiapkan pelayanan pada waktunya dibutuhkan. (Sabarguna,2005) Pada dasarnya pelayanan rumah sakit terbagi atas pelayanan medis dan pelayanan non medis. Pelayanan medis terkait dengan pasien untuk upaya kesehatan, baik promotif, preventif, terapi atau rehabilitasi. Sedangkan pelayanan non medis berhubungan dengan kebutuhan umum pasien seperti, ruangan, tanaman dan makanan lainnya. (Sabarguna,2005) 26. 26. 26 Masukan (input) adalah data dari rekam medis yang dicatat pada tiap bulannya, untuk kepentingan manajemen puncak tentunya data global, diambil dari register atau laporan bulanan. Proses yang dikerjakan dalam bentuk tabulasi maupun grafik. Keluaran yang terjadi berupa tabel dan grafik informasi data pelayanan bila dilihat dari nilainya dari yang terbesar hingga terkecil; perkembangannya (naik atau turun) serta kecenderungannya (membaik atau memburuk). (Sabarguna,2005) Pelayanan medis di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi Manado masih secara manual diambil dari laporan harian, bulanan, triwulan, trimester dan tahunan. Proses yang dikerjakan berdasarkan alur kerja rekam medis, mulai dari pendaftaran, poliklinik/UGD yang dituju, pengisian berkas rekam medis, assembling, koding, pelaporan data hingga penyimpanan berkas rekam medik dan juga pembuatan surat keterangan medis berupa surat kelahiran, surat kematian, surat keterangan pasien pulang, surat keterangan pasien masuk (rawat inap), dan lainnya. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat gambar 4. Berkas rekam medis dibuat untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Tentara Angkatan Darat ini. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dalam pengisian atau pencatatan rekam medis di rumah sakit dilakukan oleh dokter dan perawat mengenai hasil kegiatan medis yang telah dilakukan, untuk itu di dalam pelaksanaan pengisian dan pencatatan dokumen rekam medis haruslah diisi dengan lengkap sehingga dapat menghasilkan informasi yang akurat dan berkesinambungan. 27. 27. 27 Gambar 4. Alur Kerja Rekam Medik 28. 28. 28 4.3. Rekam Medik 4.3.1. Pengertian Rekam Medik Lima area data statistik kesehatan yang umumnya digunakan dalam epidemiologi adalah laporan penyakit menular, catatan klinis dan catatan medis rumah sakit, catatan perusahan dan lembaga, survei kesehatan dan penyakit, serta observasi berkelanjutan terhadap insidensi kesakitan di dalam masyarakat. (Timmreck, 2001) Catatan medis rumah sakit dan klinik tampak seperti sumber data penyakit yang reliable. Akan tetapi, hal ini tidak selalu benar. Data dari catatan rekam medis bisa menjadi bias. Data catatan medis dari praktik dokter swasta atau klinik kecil hanya sedikit yang digunakan oleh ahli epidemiologi. Pada kenyataanya, catatan tersebut mungkin justru merupakan sumber data kesakitan yang cukup besar yang belum dimanfaatkan. Upaya untuk mendapatkan catatan medis merupakan upaya yang penuh halangan, cara mendapatkannya sering kali harus dilakukan secara manual karena tidak ada database yang tersedia dan cukup baik dari praktik dokter swasta. Keterbatasan dana juga menjadi salah satu penghalang karena tidak seorangpun bersedia mendanai pengumpulan data secara besar- besaran dari catatan medis yang ada pada semua praktik dokter swasta. (Sabarguna, 2004) Rekam medik adalah keterangan baik tertulis maupun terekam tentang identitas, anamneses, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang rawat inap, rawat jalan maupun yang mendapat pelayanan gawat darurat. (Sabarguna, 2004) Rekam medik rumah sakit merupakan komponen penting dalam pelaksanaan kegiatan manajemen rumah sakit. Rekam medik rumah sakit harus mampu menyajikan informasi lengkap tentang proses pelayanan medis dan di rumah sakit, baik di masa lalu, masa kini maupun perkiraan dimasa datang tentang apa yang akan terjadi. Aspek hukum peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No. 749a/Menkes/Per.XII/1989 tentang pengisian Rekam Medis dapat memberikan sanksi hukum bagi Rumah Sakit atau petugas kesehatan yang 29. 29. 29 melalaikan, dan berbuat khilaf dalam pengisian lembar-lembar rekam medis. (Muninjaya, 2004) Penyelenggaraan rekam medis tidak hanya dalam rangka memenuhi kewajiban saja, tetapi dapat secara jelas bisa dimanfaatkan. Pemanfaatan baru akan terjadi bila telah diolah terlebih dahulu dan karena banyaknya data dan cara yang bisa dipilih maka perlu secara selektif dicari dengan kebutuhan. Yang bertanggung jawab atas kepemilikan dan pemanfataan rekam medik adalah direktur rumah sakit. Pihak direktur bertanggung jawab atas hilang, rusak atau pemalsuannya, termasuk penggunaannya oleh badan/orang yang tidak berhak. Isi rekam medis dimiliki oleh pasien yang wajib dijaga kerahasiaannya, terutama oleh petugas kesehatan yang bertugas di ruangan selama pasien dirawat. Tidak ada seorangpun dibolehkan mengutip sebagian atau seluruh isi rekam medik di sebuah rumah sakit untuk kepentingan pihak-pihak lain atau perseorangan, kecuali yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangangan yang berlaku. (Muninjaya, 2004) 4.3.2. Kegunaan Rekam Medik Rekam medik sebagai salah satu bentuk sistem informasi manajemen rumah sakit memiliki peranan penting dalam peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dalam beberapa aspek yaitu aspek administrasi, medis, hukum, keuangan, penelitian, pendidikan, dan dokumentasi. 1. Aspek administrasi Aspek administrasi rekam medik penting ditinjau dari nilai administrasinya karena isinya menyangkut kewenangan dan tanggung jawab tenaga medis dan paramedik untuk mencapai tujuan perawatan pasien. Dalam hal ini, rekam medik merupakan sumber informasi pasien yang berobat atau dirawat disebuah rumah sakit. 2. Aspek medis Aspek medis rumah sakit merupakan dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan pasien, termasuk alat komunikasi antar dokter dan antara 30. 30. 30 dokter dengan petugas kesehatan lainnya dan untuk evaluasi kualitas pelayanan rumah sakit. 3. Aspek hukum Selain itu, rekam medik juga erat kaitannya dengan aspek hukum. Jik ada tuntutan terhadap pelayanan yang diterima oleh pasien. Rekam medik berguna dalam membantu perlindungan kepentingan hukum penderita, rumah sakit dan praktisi yang bertanggung jawab. 4. Aspek keuangan Dari aspek keuangan, rekam medik penting untuk menetapkan besarnya biaya yang harus dibayar oleh pasien atau pihak- pihak yang menanggungnya. 5. Aspek penelitian dan pendidikan Data rekam medik rumah sakit juga dapat dimanfaatkan untuk pendidikan, penelitian dan sebagai dasar untuk menyusun laporan rutin rumah sakit. 6. Aspek dokumentasi Data rekam medik berguna untuk dokumentasi riwayat penyakit pasien dan perkembangannya, dalam hal ini rekam medik sebagai dasar untuk kaji ulang studi dan evaluasi perawatan yang diberikan kepada penderita, juga sebagai dasar perencanaan dan keberlanjutan perawatan penderita. Rekam medik juga digunakan dalam melengkapi bukti dokumen terjadinya kesakitan penderita dan penanganan serta peengobatan selama tinggal di rumah sakit. Berkas rekam medik sebuah rumah sakit tidak boleh dikirimkan ke tempat perawatan lain jika seandainya pasien dirujuk untuk mendapat perawatan lanjutan di institusi atau rumah sakit lain, yang dikirimkan cukup resume (kesimpulan) saja. Kelalaian dalam pengelolaan dan pemanfaatan rekam medik dapat dikenakan sanksi oleh Dirjen Pelayanan Medik atau oleh direktur rumah sakit yang bersangkutan. (Muninjaya, 2004) Kegunaan rekam medik di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi sama seperti yang telah dijelaskan diatas yaitu sebagai kepentingan untuk administrasi, medis, hukum, keuangan, penelitian dan pendidikan serta dokumentasi. Kelalaian dan kesalahan dalam pengelolaan dalam berkas rekam medik merupakan 31. 31. 31 tanggung jawab dari kepala urusan pelayanan medis beserta stafnya dan juga kepala rumah sakit Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi Manado. 4.3.3 Ketentuan Umum Rekam Medik Ketentuan umum rekam medik adalah : 1. Rekam medik harus mengandung semua informasi klinis yang signifikan dan harus dirinci secara cukup untuk memungkinkan praktisi lain melakukan perawatan penderita pada setiap waktu. Konsultan merekam pendapat setelah pemeriksaannya dan praktisi memberikan perawatan berkelanjutan yang efektif bagi penderita. 2. Berkas rekaman medik adalah milik rumah sakit dan direktur rumah sakit bertanggung jawab atas hilang, rusak atau pemalsuan rekaman medik, serta penggunaan oleh badan atau orang yang tidak berhak. 3. Isi rekam medik adalah milik penderita yang wajib dijaga kerahasiaannya 4. Untuk melindungi kerahasiaan tersebut, hanya petugas rekam medik yang diijinkan masuk ruangan penyimpanan berkas rekam medik 5. Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh isi rekam medik untuk lembaga atau badan maupun perorangan kecuali yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6. Selama penderita dirawat, rekam medik menjadi tanggung jawab perawat ruangan dan dijaga kerahasiaannya. (Siregar, 2003) Ketentuan umum rekam medik di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi memiliki ketentuan umum seperti halnya diterangkan diatas. Rekam medik memiliki informasi klinis pasien, berkas rekam medik adalah milik rumah sakit sedangkan isinya adalah milik pasien, dan untuk pasien rawat inap berkas rekam medik menjadi tanggung jawab dari dokter, perawat, bidan yang menanganinya. Isi rekam medik bersifat rahasia, oleh sebab itu hanya berkepentingan yang diijinkan masuk ke ruang tempat penyimpanan maupun pengolahan data rekam medik (uryanmed). 32. 32. 32 4.3.4. Isi Rekam Medik 4.3.4.1. Isi Rekam Medik Secara Umum Suatu rekam medik yang lengkap, jika mencakup data identifikasi dan sosiologis, riwayat penyakit, riwayat penyakit keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus seperti laboratorium, sinar-x dan lain-lain. Data identifikasi rekam medik pada umumnya terdapat dalam lembar penerimaan masuk rumah sakit. Lembaran ini pada umumnya mengandung informasi berkaitan seperti nomor rekam medik, nama, alamat penderita, nama suami/istri, nomor telepon rumah, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat tanggal lahir, status perkawinan, pekerjaan, nama, alamat, diagnosis waktu masuk, tanggal dan masuk rumah sakit. Pada lembar penerimaan itu, umumnya terlampir formulir persetujuan untuk memberi kewenangan bagi penanganan medik atau bedah. Lembar riwayat penerimaan biasanya diberi tempat untuk merekam nama informan dan juga nama personel yang mengambil riwayat penyakit. Maksud sejarah atau riwayat penerimaan adalah merekam keluhan utama penderita dan uraian tentang kesakitan yang sekarang. Selama ini, sejarah penerimaan itu memberi peluang untuk melindungi diagnosis sementara atau diagnosis penerimaan yang biasanya dibuat penderita pada waktu penerimaan penderita. Lembaran pemeriksaan sejarah dan fisik menyediakan pada dokter informasi masuk rumah sakit pada waktu yang telah lalu, dengan diagnosis, bedah dan luka utama yang telah dialami penderita, riwayat penyakit infeksi semasa kanak-kanak dan dewasa, jika ada kehamilan maka harus menyediakan tanggal, hasil pemeriksaan dan komplikasi, data imunisasi, dasar sosiologis mencakup kebiasaan minum alkohol, merokok, makanan, tinggi dan bobot badan, tanggal dan negara tempat tanggal lahir, pendidikan, sejarah pekerjaan, status perkawinan, dan riwayat penyakit keluarga. Lembar pemeriksaan fisik terdiri atas pengkajian sistematik pada kulit, kepala, leher, pernapasan, jantung, dada, saluran cerna, uriner, genital dan sebagainya. Setelah dokter menerima semua informasi itu, dokter merekam dalam rekam medik suatu program usulan atau anjuran untuk dilakukan selama penderita dirawat di rumah sakit itu. 33. 33. 33 Lembaran laboratorium juga masuk dalam rekam medik penderita. Laporan laboratorium mencakup kimia, hematologi, mikrobiologis, serologis, patologi dan juga radiologi. Semua prosedur penanganan yang dilakukan pada penderita direkam dalam rekam medik. Catatan bedah juga masuk dalam rekaman dan mengandung uraian temuan, rincian teknik yang digunakan dan jaringan yang dikeluarkan. Catatan kemajuan dibuat dalam rekam medik untuk maksud memberikan kepada dokter gambaran kronologis, dan analisis dari rangkaian klinis penderita. Setelah semua prosedur diagnosis selesai dilaksanakan, dokter wajib merekam diagnosis final definitive dalam rekam medik yang didasarkan pada istilah yang ditetapkan dalam nomenklatur baku dari penyakit dan bedah. Setelah pembebasan penderita dari rumah sakit, rekam penderita dimasukkan dalam rekaman medik, berupa ringkasan pembebasan. Jika penderita meninggal dalam rumah sakit dan otopsi dilakukan. Rekam medik akan mengandung protokol lengkap dari temuan yang dihasilkan dari otopsi. (Siregar,2003) 4.3.4.2. Isi Rekam Medik di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi Isi rekam medik di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi terbagi dalam rawat jalan, gawat darurat dan rawat inap. Pada pasien rawat jalan dan gawat berisi nama, alamat, kesatuan, status perkawinan, nomor rekam medik, umur, tempat dan tanggal lahir, tanggal masuk, diagnosis, keterangan dokter yang merawat, surat keterangan jaminan sosial (BPJS atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) yang bekerja sama dengan rumah sakit, surat rujukan dari puskesmas atau dokter keluarga (jika ada). Sedangkan berkas pasien rawat inap memiliki tambahan berkas asuhan keperawatan maupun asuhan kebidanan (bagi pasien persalinan) dan resume pasien pulang. Berkas rekam medis di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi berisi sebagai berikut: 1. Identifikasi pasien, terdiri dari nomor rekam medik nama lengkap pasien, umur, nama suami/istri/ayah, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, nomor 34. 34. 34 rekam medis, agama, pekerjaan, kesatuan (umum, anggota TNI, BPJS, jamkesmas, pertamina, jamsostek). 2. Tanda palang (+) untuk pasien meninggal ditulis dibelakang nama pasien pada sampul luar berkas rekam medik. 3. Catatan mengenai data kesehatan pasien, meliputi penyebab sakit, penetuan tindakan terapi, rehabilitasi, riwayat pasien dan keluarga, pemeriksaan klinis (seperti laboratorium, radiologi dan pemeriksaan lain seperti yang telah diuraikan pada analisis umum rumah sakit), perawatan dan terapi obat terakhir. 4. Perintah dokter atau rencana perawatan, dokter atau perawat menuliskan perkembangan pasien, rencana perawatan, hasil tes dan kondisi umum pasien. Perintah dokter ini harus diberi tanggal dan ditandatangani. 5. Catatan perkembangan yang berisi kondisi dan respon pasien terhadap perawatan yang diberikan 6. Catatan perawat dan diagram grafik, daftar pengobatan serta perawatan yang diberikan kepada pasien 7. Laporan operasi seperti persetujuan bedah, laporan pra dan post anastesi 8. Lembar persalinan yang berisi catatan atau laporan persalinan 9. Ringkasan pasien masuk dan keluar, prognosis, perawatam pasien kembali kontrol untuk follow up. 10. Dokumentasi keperawatan 11. Formulir informed consent atau formulir persetujuan tindakan medis yang ditandatangani pasien atau perwakilan atas nama pasien (baik ayah/suami atau keluarga pasien) yang bersangkutan sebelum dokter melakukan tindakan medis tertentu. Hal yang sering terjadi dalam pengaturan berkas rekam medik adalah hilang atau tercecernya berkas di rekam medik karena sistem penyimpanan berkas yang masih bersifat manual. 35. 35. 35 4.4 Sistem Informasi Manajemen Urusan Pelayanan Medis di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi Sumarni dan Suprihanto (1993) menyatakan bahwa sistem informasi manajemen adalah sistem manusia atau mesin yang terpadu, untuk menyajikan informasi, guna mendukung fungsi operasi manajemen dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Karena dewasa ini terdapat ledakan informasi, maka biasanya sebuah sistem informasi manajemen menggunakan alat bantu berupa komputer (Aditama Tjandra Yoga, 2010). Instalasi rekam medik Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi, masih menggunakan sistem informasi manajemen yang manual. Secara singkat, tugas unit kerja instalasi rekam medik dimulai dari pengumpulan data, pemerosesan data, dan penyajian informasi kesehatan. Data yang dikumpulkan berupa data sosial dan data medis. Data sosial didapatkan ketika mendaftar sebagai pasien, sedangkan data medis didapatkan setelah pasien mendapatkan pemeriksaan maupun tindakan perawatan dari tenaga kesehatan di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi Manado. Pasien yang datang berobat di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi diwajibkan untuk membawa kartu pasien sebagai kartu pendaftaran dan pengambilan berkas rekam medik. 36. 36. 36 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Pelaksanaan magang di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi Manado dimulai pada tanggal 13 Januari sampai dengan 7 Februari 2014, dapat disimpulkan bahwa urusan pelayanan medis membutuhkan sistem manajemen yang baik dalam hal ini dalam pengaturan berkas rekam medis dan penambahan sumber daya manusia pada bagian urusan pelayanan medis. 5.2. Saran Agar berkas rekam medik dapat berfungsi sebagaimana mestinya maka diperlukan rekam medik yang lengkap, akurat dan terintegrasi dengan baik dan untuk kelancaran proses administrasi dan manajemen rumah sakit, maka sebaiknya: 1. Pihak manajemen rumah sakit segera menerapkan sistem informasi manajemen dalam hal ini sistem komputerisasi di bagian/instalasi yang membutuhkan khususnya rekam medis atau menggunakan rekam medik elektrik yang saling terintegrisasi antara satu dengan yang lainnya. 2. Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi Manado sebaiknya lebih memperhatikan latar belakang pendidikan dan tugas serta tanggung jawab dalam menempatkan sumber daya manusia pada suatu jabatan ataupun posisi pada bidang rekam medis. 3. Bagi tenaga/petugas di bagian Uryanmed sebaiknya dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai job description yang diembankan kepadanya. 4. Rekam medik sebaiknya segera dikembalikan ke tempat penyimpanan setelah pasien menggunakannya untuk pemeriksakan kesehatan, perawatan maupun kepentingan administrasi. 37. 37. 37 DAFTAR PUSTAKA Alamsyah D. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Anonim. 2014. Panduan Magang. Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Anonim. 2010. Undang-Undang Kesehatan dan Rumah Sakit. Bandung: Fokusindo Mandiri. Anonim. 2013. Profil Rumah Sakit Tingkat III. 07.06.01 R.W. Mongisidi Manado. Manado : Denkesyah 07.04.01 Manado. Muninjaya G. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Sabarguna B. 2004. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta: Konsorsium Rumah Sakit Islam Jawa Tengah dan Yogyakarta. Sabarguna B. 2005. Sistem Informasi Rumah Sakit. Yogyakarta: Konsorsium Rumah Sakit Islam Jawa Tengan dan Yogyakarta. Siregar C. 2004. Farmasi Rumah Sakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Siwy D. 2012. Laporan Pelaksanaan Magang di RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado Tingginya Jumlah Kasus Penyakit TB Paru di RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado periode 1 Januari 30 Juni 2012. Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Timmreck T. 2001. Epidemiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Yoga A. 2010. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: Universitas Indonesia Zalukhu W. 2010. Pengelolaan Rekam Medis Dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Pada Rumah Sakit Umum Gunungsitol,i (online), http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21393/4/Chapter%20II.pdf, diakses 17 Maret 2014.