Anda di halaman 1dari 19

Manifestasi Oral Dari

Penyalkit Infeksi Karena


bakteri
Kelompok 2 :

Wulan Kartika Debora Rambitan (14011103006)


Charlene Pioh (14011103007)
Nurwahid Putra Iksan (14011103008)
Benedictha Deandra Rori (14011103009)
Kleysia Debora Wuon (14011103010)
Noviana Tandra (14011103011)
 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2016
PENDAHULUAN

Penyakit infeksi umumnya disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur. Disini kami akan
membahas tentang penyakit yang bermanifestasi di mulut yang disebabkan oleh bakteri.
Ada beberapa penyakit di rongga mulut yang disebabkan oleh bakteri antara lain,
gingivitis, penyakit periodontal dan halitosis. Namun, yang akan kami bahas yaitu
gingivitis

Penyakit infeksi yang menyerang jaringan pendukung gigi merupakan penyakit


serius, apabila tidak dilakukan perawatan yang tepat dapat mengakibatkan
kehilangan gigi, hal ini akan berdampak pada fungsi pengunyahan dan penampilan
seseorang. Salah satu infeksi jaringan pendukung gigi adalah gingivitis.
Gambaran Umum Gingivitis

• Istilah gingivitis digunakan pada penyakit gingiva berupa inflamasi. Radang gusi atau
gingivitis adalah akibat dari infeksi bakteri.

• Gingivitis adalah peradangan gingiva, menyebabkan perdarahan disertai pembengkakan,


kemerahan, eksudat, perubahan kontur normal , gingivitis sering terjadi dan bisa timbul
kapan saja setelah timbulnya gigi, gingiva tampak merah, dan mudah berdarah pada
tekanan ringan. Gingivitis bersifat reversible yaitu jaringan gingiva dapat kembali
normal apabila dilakukan pembersihan plak dengan sikat gigi secara teratur.

• Gingivitis dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa, juga terjadi pada masa
remaja, dan gingivitis tidak mempunyai predileksi, terhadqp jenis kelamin atau ras.
Klasifikasi Gingivitis

Menurut Carranza dan Glickman’s dikutip oleh Eriska E, secara garis besar gingivitis
diklasifikasikan menjadi :

Berdasarkan perjalanan dan lamanya diklasifikasikan atas empat jenis yaitu :

1. Gingivitis akut (rasa sakit timbul secara tiba-tiba dan dalam jangka waktu pendek)

2. Gingivitis subakut (tahap yang lebih hebat dari kondisi gingivitis akut)

3. Gingivitis rekuren, peradangan gusi yang dapat timbul kembali setelah dibersihkan
dengan perawatan atau hilang secara spontan dan dapat timbul kembali

4. Gingivitis kronis (peradangan gusi yang paling umum ditemukan, timbul secara
perlahan-lahan dalam waktu yang lama, dan tidak terasa sakit apabila tidak ada
komplikasi dari gingivitis akut dan subakut yang semakin parah).
Gingivitis juga dibagi atas :

1. Gingivitis marginalis

Gingivitis yang paling sering kronis dan tanpa sakit . Gingivitis kronis menunjukkan tepi
gingiva membengkak merah dengan interdental menggelembung mempunyai sedikit warna
merah ungu.

2. Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis

ANUG ditandai oleh demam, limfadenopati, malaise, gusi merah padam, sakit mulut yang
hebat, hipersalivasi, dan bau mulut yang khas. Papilla-papilla interdental terdorong ke luar,
berulcerasi dan tertutup dengan pseudomembran yang keabu-abuan.

3. Pregnancy Gingivitis

Biasa terjadi pada trimester dua dan tiga masa kehamilan, meningkat pada bulan kedelapan
dan menurun setelah bulan kesembilan.
4. Gingivitis scorbutic

Terjadi karena defisiensi vitamin c, oral hygiene jelek, peradangan terjadi menyeluruh
dari interdental papill sampai dengan attached gingival, warna merah terang atau merah
menyala atau hiperplasi dan mudah berdarah (Sea, 2000).
Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis
Gingivitis marginalis

Gingivitis scorbutic
Ciri Klinis Gingivitis

• Perdarahan

Perdarahan gingiva bisa terjadi secara spontan atau karena trauma mekanis, misalnya
sewaktu menyikat gigi. Terjadinya pendarahan gingiva pada waktu probing merupakan
tanda klinis gingivitis yang penting.

• Perubahan warna

Perubahan warna gingiva biasanya bermula pada papila interdental dan gingiva bebas.
Akibat inflamasi kronis warna gingiva yang normainya merah jambu akan berubah menjadi
sedikit merah sampai merah tua

• Perubahan Konsistensi

Pada tahap awal konsistensi gingiva belum mengalami perubahan. Konsistensi gingiva
kemudian dapat berubah menjadi lunak dan menggembung, serta berlekuk apabila ditekan.
• Perubahan tekstur permukaan

Perubahan tekstur permukaan yang sering terlihat adalah hilangnya tekstur seperti kulit
jeruk, dan berubah menjadi licin dan berkilat

• Perubahan kontur/bentuk

Perubahan kontur gingiva pada gingivitis umumnya berkaitan dengan terjadinya pembesaran
gingiva (gingival enlargement)

• Perubahan saku gusi

Pada gingivitis terjadi pembentukan saku gusi (gingival pseudo pocket) yaitu sulkus gingiva
yang dinding jaringan lunaknya terinflamasi tanpa adanya migrasi epitel saku ke apikal.

• Resesi

Resesi adalah tersingkapnya permukaan akar gigi akibat bergesernya posisi gingiva ke apikal
• Halitosis

Halitosis atau nafas yang terasa bau sering dikeluhkan penderita


gingivitis.

• Nyeri Sakit

Nyeri sakit jarang menyertai gingivitis pada tahap awal, kalaii


terjadi eksaserbasi akut, gingiva terasa nyeri waktu menyikat gigi
Perbedaan Gingiva Normal dan Gingivitis

• Gingiva normal ditandai dengan adanya warna gingiva yang merah


jambu (coral pink), tidak adanya pendarahan, bentuknya yang
seperti huruf V, konsistensi yang kaku dan lenting, dan tekstur
permukaannya yang seperti kulit jeruk (stippling).

• Penderita gingivitis terlihat warna gingiva yang merah pekat bahkan


terjadi pendarahan, bentuknya yang menggembung dan lunak,
konsistensinya yang lunak dan rapuh, teksturnya yang licin dan
mengkilat terbentuknya pembesaran gingiva, terbentuknya saku
gusi, tersingkapnya akar gigi, terjadinya halitosis, dan bahkan
timbulnya nyeri sakit.
Etiologi Gingivitis
Secara umum penyebab penyakit gingiva dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu:
a. Faktor lokal
b. Faktor sistemik

A. Faktor Lokal

Faktor lokal adalah faktor yang berada di sekitar gigi dan jaringan periodontium
• Faktor Pencetus/utama: Plak bakteri
• Restorasi yang keliru
• Kavitas karies
• Tumpukan sisa makanan
• Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain tidak baik.
• Pesawat ortodonsi
Lanjut…

• Susunan gigi-geligi yang tidak teratur.

• Kurangnya seal bibir atau kebiasaan bernapas melalui mulut.

• Merokok

• Groove perkembangan pada enamel servikal atau permukaan akar.

• Trauma mekanis

• Trauma kimiawi

B. Faktor Sistemik

Faktor sistemik adalah faktor yang dihubungkan dengan kondisi tubuh, yang dapat
mempengaruhi respon periodontium terhadap penyebab lokal.
Faktor-faktor sistemik tersebut adalah : Faktor-faktor endokrin (hormonal)
meliputi : pubertas, kehamilan dan menopouse, gangguan dan defisiensi nutrisi
meliputi: defisiensi vitamin dan defisiensi protein serta obat-obatan meliputi :
Obat-obat yang dapat menyebabkan hiperplasia gingiva non inflamatoris dan
kontrasepsi hormonal. Faktor-faktor psikologis (emosional), penyakit
metabolisme : Diabetes Melitus, gangguan penyakit hematologis : leukimia dan
anemia, Penyakit-penyakit yang melemahkan (debilatating disease)
PROSES TERJADINYA GINGIVITIS

Plak berakumulasi dalam jumlah sangat besar di regio interdental yang terlindung,
inflamasi gingiva cenderung dimulai pada daerah papilla interdental dan menyebar dari
daerah ini ke sekitar leher gigi. Pada lesi awal perubahan terlihat pertama kali di sekitar
pembuluh darah gingiva yang kecil, di sebelah apikal dari epithelium fungsional khusus
yang merupakan perantara hubungan antara gingiva dan gigi yang terletak pada dasar leher
gingiva). Bila deposit plak masih ada perubahan inflamasi tahap awal akan berlanjut disertai
dengan meningkatnya aliran cairan gingiva . Pada tahap ini tanda-tanda klinis dari inflamasi
makin jelas terlihat. Papilla interdental menjadi sedikit lebih merah dan bengkak serta
mudah berdarah pada sondase, dalam waktu dua sampai seminggu akan terbentuk gingivitis
yang lebih parah. Gingiva sekarang berwarna merah, bengkak dan mudah berdarah
(Manson dan Eley, 1993).
Akibat gingivitis

Menurut Be Kien Nio (1987), Anonim (2010), apabila gingivitis


tidak segera ditangani maka akan mengakibatkan hal-hal sebagai
berikut :

• Sulcus gingiva akan tampak lebih dalam dari keadaan normal,


akibat pembengkakan gingival ,gingiva mudah berdarah, gingiva
berwarna merah, nafas bau busuk, dan gigi goyang
Pencegahan gingivitis

1. Menjaga kebersihan mulut, yaitu : sikatlah gigi secara


teratur setiap sesudah makan dan sebelum tidur.

2. Mengatur pola makan dan menghindari makan yang


merusak gigi, yaitu makanan yang banyak gula.

3. Periksalah gigi secara teratur ke dokter gigi, Puskesmas


setiap enam bulan sekali.
Perawatan gingivitis

Menurut J.D. Manson dan B.M. Eley (1998), Mediresource clinical team
(2010), perawatan gingivitis terdiri dari tiga komponen yang dapat dilakukan
bersamaan yaitu :

• Interaksi kebersihan mulut

• Menghilangkan plak dan calculus dengan scaling

• Memperbaiki faktor-faktor retensi plak.

Anda mungkin juga menyukai