1. Instrumen , bur, file, scaler tip yang terpakai langsung direndam Cairan senantiasa diganti.
2. Setelah direndam dalam cairan antiseptik, instrumen, bur, file & scaler tip diangkat, dicuci
dengan air sabun, dibilas dengan air mengalir, kemudian dimasukkan dalam ultrasonic cleaner
15 menit
Kemudian alat ini disimpan dalam tempat dimana alat ini bisa diberdirikan, pemberian
minyak \\pelumas maupun cara peletakkan sesuai aturan pabrik.
Khusus air motor sewaktu menyemprotkan minyak pelumas dari pangkal hand piece
harus sampai keluar ke kepala hand piece.
Bila dianggap perlu dapat disterilkan dalam autoclave dengan temperatur 1350C selama
30 menit setelah sebelumnya diteteskan oli terlebih dahulu
4. Instrumen, Bur, File, Scaler Tip & Handpiece yang sudah dibungkus medipack dimasukkan
dalam Autoclave
Pegangan lampu, bersihkan dengan menggunakan kapas yang dibasahi alkohol 70%.
Tempat penampungan air (water container), isi dengan air bersih dan steril sehingga
saluran air untuk keperluan air pendingin handpiece dan threeways syringe tidak
tersumbat.
Jarum suntik, pisau bedah, bur operasi, suction/ sedot ludah, gelas kumur langsung dibuang ke
tempat sampah khusus
Dengan prosedur sterilisasi kami seperti di atas, maka Anda terjamin bebas dari semua kuman:
Bakteri
Mikrobakteri
Jamur/ fungi
Spora
Virus (seperti HIV/AIDS,HBV/ hepatitis B,HCV/hepatitis C).
Jadi persyaratan awal untuk pemrosesan mencakup pembersihan menyeluruh dengan
menghilangkan semua bahan organic yang terkumpul. Penyikatan dengan menggunakan tangan
dapat menyertai tahapan ini, walaupun harus hati-hati untuk mencegah terjadinya luka. Sarung
tangan kerja yang tebal, tahan terhadap tusukan harus digunakan selama pembersihan,
penyikatan, atau memegang intrumen selama pemrosesan. Sarung tangan pemeriksaan dari
lateks atau sarung tangan bedah tidak dapat digunakan sebai pengganti karena mudah robek
dan tidak memberikan perlindungan yang memadai. Metode alternatif atau tambahan untuk
pembersihan instrument adalah dengan pembersihan ultrasonic. (Tabel 8-5)
Pembersihan saliva dan/ atau darah dapat ditingkatkan dengan metode ini dibandingkan
dengan hasil diperoleh dengan hanya menyikat menggunakan tangan. Pembersih ultrasonic
harus dioperasikan dengan pelindung untuk mencegah aerosolisasi dari kontaminan. Operator
juga harus selalu menggunakan larutan pembersih yang memang dimaksudkan untuk
digunakan pada alat ultrasonic. Akhirnya, wadah logam dalam unit harus dilap dan dibersihkan
dengan pembersih atau disinfektan yang cocok dengan interval yang cukup sering. Hal ini dapat
dilakukan secara berkala sepanjang siang hari atau sesudah digunakan, tergantung pada besar
instrument.
Kemasan alat sebelum sterilisasi panas atau gas tergantung pada tipe sterilisator yang
digunakan, dan sifat bahan yang akan disterilkan. Instrument yang bersih harus diletakkanpada
pembungkus atau kantung yang stabil terhadap panas, kemudian ditutup dan diberi tanggal.
Instrument yang steril juga harus tetap terbungkus sampai saatnya dipergunakan. Aturan
umum adalah menggunakan pembungkus komersial dan kantung tertutup yang mampus
mempertahankan sterilitas selama 1 bulan. Dikeluarkannya unstrumen yang sudah steril dari
kemasan dan diletakkan dalam lemari cabinet untuk digunakan nantinyaa adalah tidak
dianjurkan.
Kemajuan teknologi mempunyai dampak pada bidang sterilisasi henpis. Sterilisasi panas pada
peralatan yang penting ini masih belum dapat dilakukkan selama bertahun-tahun, karena
banyak komponen dari unit ini yang masih belum tahan terhadap peningkatan temperature
yang dibutuhkan. Sterilisasi oksida etilen dapat digunakan untuk tujuan tersebut, tetapi masih
belum begitu praktis bila digunakan untuk pemakaian rutin. Sebagai akibat dari dilemma ini,
praktisi kedokteran gigi biasanya hanya mendesinfeksi permukaan luar dari henpis. Tidak
pernah dilakukan pembersihan, desinfeksi maupun sterilisasi dari komponen bagian dalam,
walaupun daerah-daerah ini juga terpajan saliva dan darah. Pembuatan dan dipasarkannya
henpis yang dapat disterilkan dengan panas dapat meniadakan beberapa kendala tersebut.
Akibatnnya, peraturan pengontrolan infeksi mutakhir juga mencakup pernyataan mengenai
sterilisasi henpis sesudah digunakan untuk setiap pasien.
Metode mutakhir yang dianjurkan untuk sterilisasi panas mencakup pemakaian autoklaf atau
sterilisator uap kimia yang tidak terkaturasi. Oven pemanasan kering generasi yang lebih baru,
dengan siklus waktu yang lebih pendek juga sudah tersedia dan sudah dites penerapannya
dalam kaitannya dengan henpis gigi. Untuk henpis-henpis yang tidak dapat menahan panas,
CDC sudah meberikan protocol kompromi mencakup pembersihan pendahuluan dan desinfeksi.
Perlu diketahui nbahwa henpis jangan pernah direndam di dalam larutan desinfektan atau
bahan sterilisasi kimia seperti larutan gluttaraldehid 2,0-3,2%. Pemakaian yang keliru dari
preparat kimia ini akan dapat memperependek umur henpis dan meningkatkan kemungkinan
terjadinya reaksi toksik glutaralldehid selama prosedur perawatan.
Pabrik juga memberikan instruksi tahap demi tahap yang luas mengenai pemeliharaan henpis.
Sebagai contoh, pelumasan yang akurat diperlukan sebelum membungkus henpis untuk
disterilkan. Kegagalan untuk mempertahankan unit dengan cara seperti ini dapat mengurangi
efisienya. Prinsip dasar yang sama dan persyaratan serupa juga berlaku untuk bendah-bendah
yang sama, seperti semprit air/udara dan skeler ultrasonic
PEMANTAUAN STERILISASI
Komponen integral dari prosedur sterilisasi adalah pemantauan efisiensi system pada tahun
1986, CDC mempublikasikan peraturan pengontrolan infeksi untuk bidang kedokteran gigi, yang
mengatakan bahwa indikator yang peka terhadap panas dan uap dapat digunakan pada bagian
luar setiap kemasan untuk memastikan bahwa kemasan tersebut sudah terpapar siklus
sterilisasi . Persyaratan yang lebih ketat dicantumkan kemudian di saat pengetesan spora
berkala digunakan untuk ukuran sterilisasi yang pasti. Jadi, pemantauan rutin dari sterilisasi
mengharuskan digunakannya indicator yang peka terhadap panas yang menyertai setiap siklus
sterilisasi, serta penggunaan system pemantauan biologi. CDC menganjurkan pemantauan
mingguan untuk sterilisator gigi, dibuatnya anjuran tersebut berdasarkan protocol yang sudah
lam digunakan di rumah-rumah sakit.
Berbagai factor yang dapat mengurangi efektivitas autoklaf, sterilisasator panas kering atau
peralatan uap kimia yang tidak tersaturasi. Masalah yang sering ditemukan mencakup:
pembungkusan instrument yang tidak akurat, yang dapat menghalangi penetrasi ke pemukaan
instrument; pintu dan tutup yang sudah lapuk; variasi temperature ruang bagian dalam; dan
malfungsi dari stelisator.dapat juga digunakan plester kimia yang akan berubah warna atau
control biologi untuk memeriksa fungsi sterilisator di ruang praktik.
Sumber : http://dentiadental.com/facilities/sterilisation-control/
http://dentalogy.net/standar-sterilisasi-internasional/
Dental Sterilization oleh Drg. Diyah Fatmasari , MDSc.
FKG Unisulla, 2009.
Cotton, James A., dkk.2000. Mengendalikan Penyebaran Dan Pencegahan Infeksi Pada Praktik
Dokter Gigi. Jakarta : Widya Medik.
Kemenkes RI, 2012. Standar Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Pelaksaan Kesehatan Gigi
Dan Mulut di Fassilitas Pelyanan Kesehatan. Jakarta