PENDAHULUAN
dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam
pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen
utama selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
tujuannya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran
utamanya adalah masyarakat. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan masyarakat adalah
Rumah Sakit. Rumah Sakit merupakan pelayanan kesehatan tingkat ke II. Rumah Sakit
sbagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang tidak bisa ditangani pada pelayanan
Dokter gigi, asisten dan juga pasien memiliki resiko tinggi berkontak dengan
mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus dan jamur selama perawatan gigi. Tindakan secara
asepsis harus selalu dilakukan, termasuk tindakan pencegahan seperti sterilisasi dan desinfeksi.
Dokter gigi harus menganggap pasiennya adalah carrier dari penyakit infeksi dan harus selalu
mengikuti prosedur tindakan pencegahan. Banyak penyakit infeksi dapat ditularkan selama
perawatan gigi, antara lain TBC, sifilis, hepatitis A, B, C, AIDS, ARC, herpes, dan lain-lain.
Dengan melakukan tindakan pencegahan infeksi dapat dicegah terjadinya infeksi yang
Sumber infeksi yang potensial pada praktek dokter gigi termasuk tangan, saliva, darah,
sekresi hidung, baju, rambut juga alat-alat/instrumen dan perlengkapan praktek lainnya harus
dijaga sterilitasnya untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi. Kontaminasi dari rongga mulut
dan luka terbuka dapat disebarkan oleh udara, air, debu, aerosol, percikan atau droplets, sekresi
saluran pernafasan, plak, kalkulus, bahan tumpatan gigi dan debris. Flora mulut yang patogen
dari pasien dapat ditransmisikan pada jaringan atau organ (autogenous infection) seperti katup
jantung, sendi artificial, dan jaringan lunak sekitarnya, dan tulang. Prosedur pencegahan
penularan penyakit infeksi antara lain adalah evaluasi pasien, perlindungan diri, sterilisasi dan
desinfeksi, pembuangan sampah yang aman dan tindakan asepsis termasuk juga dalam
laboratorium tehnik gigi. Metode sterilisasi dan asepsis masa kini pada praktek dokter gigi dan
laboratorium gigi secara nyata telah menurunkan resiko terjadinya penyakit pada pasien, dokter
Pada dunia kedokteran gigi, penyakit dapat ditularkan dari pasien ke pasien, dokter gigi ke
pasien, dan pasien ke dokter gigi, jika tindakan pencegahan yang memadai tidak dilaksanakan.
Menurut Kohli dan Puttaiah (2007), beberapa cara penularan penyakit berdasarkan keparahannya
antara lain:
Inokulasi mikroba dari darah dan saliva yang ditularkan melalui jarum atau benda tajam.
Tersentuh atau terpaparnya kulit yang tidak utuh terhadap lesi oral yang menginfeksi,
permukaan jaringan yang terinfeksi, atau cairan yang terinfeksi, percikan cairan yang
terinfeksi.
Menyentuh permukaan benda mati yang terkontaminasi pada ruangan perawatan atau
ruang operasi.
Berdasarkan Standar Nasional Rekam Medik Kedokteran Gigi, data-data penting yang
perlu dicatat dan dirangkum dalam blangko sehingga berfungsi sebagai check list agar selalu
dapat diperiksa sehingga tidak terlewatkan adalah identitas pasien, keadaan umum pasien,
odontogram, data perawatan Kedokteran Gigi dan nama dokter gigi yang merawat. Penulisan
nomenklatur gigi disarankan menggunakan dua digit dari FDI (Federation Dentaire
International). Semua keadaan gigi dan terapi yang dilakukan dicatat secara jelas dan teliti,
sehingga dapat dibedakan dan diketahui secara pasti keadaan gigi dan jenis tindakan yang
dilakukan.
Kewajiban untuk membuat rekam medis telah diatur dalam Undang-undang nomor 29
tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran. Seorang dokter ataupun dokter gigi dalam menjalankan
praktik pribadi maupun praktik di rumah sakit serta institusi pelayanan kesehatan lainnya
diwajibkan membuat rekam medis. Melalui rekam medis yang dibuat maka seorang dokter
maupun dokter gigi dapat mengetahui pelayanan kesehatan yang telah diberikan kepada pasien
dan sebaliknya pasien dapat mengetahui tindakan yang telah dilakukan dokter pada dirinya, di
samping itu juga rekam medis dapat menjadi ukuran terhadap mutu pelayanan yang diberikan.
Dalam rangka mempelajari tentang manajemen pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, maka
kami kelompok 1 telah melakukan observasi lapangan ke RSAD. R.W. Monginsidi Teling pada
tanggal 06-07 Oktober 2016. Adapun hasil observasi lapangan kami di RSAD. R.W. Monginsidi
3. Bagaimana pelayanan kesehatan gigi dan mulut RSAD. R.W. Monginsidi Teling?
Teling?
3. Mengetahui pelayanan kesehatan gigi dan mulut RSAD. R.W. Monginsidi Teling.
Monginsidi Teling.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jalur utama penyebaran mikroorganisme pada praktek dokter gigi adalah melalui:
Evaluasi pasien
Perlindungan diri
Sterilisasi instrumen
Desinfeksi permukaan
Laboratorium yang asepsis
Pembuangan sampah
Evaluasi pasien
Harus diketahui riwayat kesehatan yang lengkap dari tiap-tiap pasien dan perbaharuilah pada tiap
tahap kunjungan berikutnya. Hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui adanya infeksi silang
yang kemungkinan terjadi pada praktek dokter gigi. Harus diperhatikan mengenai adanya
penyakit infeksi yang berbahaya.
Perlindungan diri
Kebersihan diri
Pemakaian baju praktek
Proteksi. Misal: sarung tangan, kacamata, masker dan rubberdam
Imunisasi
Kebersihan diri
Kebersihan diri yang baik dapat mengurangi terjadinya infeksi silang pada praktek dokter gigi.
Secara umum pada waktu merawat pasien seorang dokter gigi harus:
Hindari memegang sesuatu yang tidak dibutuhkan pada waktu merawat pasien, hindari
kontak tangan dengan mata, hidung, mulut dan rambut serta hindari memegang luka atau
abrasi.
Tutupi luka atau lecet-lecet pada jari dengan menggunakan plester sebab luka dapat
menjadi tempat masuknya mikroorganisme patogen (harus memakai sarung tangan).
Cuci tangan dengan baik sebelum dan sesudah merawat pasien dengan memakai sabun
mikrobial (mis. Klorheksidin glukonat) sebelum memakai sarung tangan.
Dokter gigi dan staff asisten harus memakai baju yang bersih dan baru dicuci
Baju tersebut harus diganti setiap hari dan harus diganti saat terjadi kontaminasi
Baju praktek harus dicuci menggunakan air panas dan deterjen serta pemutih klorin,
untuk baju yang sduah terkontaminasi perlu penanganan sendiri yang lebih khusus.
Karena bakteri patogen dan beberapa virus, terutama hepatitis B dapat hidup pada
pakaian selama beberapa hari hingga beberapa minggu.
Proteksi
2. Kacamata pelindung
Kacamata ini harus dipakai untuk melindungi mata dari splatter dan debris yang
diakibatakan oleh highspeed handpiece, pembersihan karang gigi baik secara manual
maupun ultrasonik
3. Masker
Digunakan untuk mencegah terhirupnya aerosol yang dapat menginfeksi saluran
pernapasan atas maupun bawah.
Efektivitas penyaringan masker tergantung dari:
Bahan yang dipakai, masker polipropilen lebih baik daripada masker kertas
Lama pemakaian, efektifnya adalah 30-60 menit, terutma bila masker itu basah.
Jadi sebaiknya satu masker untuk tiap pasien.
4. Rubber dam
Pemakaian rubber dam memungkinkan:
Mendapatkan gambaran yang jelas setelah jaringan diangkat
Mengurangi kontak instrumen dengan mukosa, sehingga mengurangi terjadinya
luka pada jaringan dan mengurangi pendarahan
Mengurangi terjadinya aerosol karena tidak terjadi pengumpulan saliva diatas
rubber dam.
Imunisasi
Dokter gigi dan mereka yang bekerja dibidang kesehatan haruslah memiliki data imunisasi yang
baru. Di Inggris, vaksin hepatitits B, tuberkulosis dan rubella (bagi dokter gigi wanita)
dianjurkan untuk mereka yang bekerja dalam bidang kedokteran gigi sebagai tambahan dari
imunisasi rutin seperti tetanus, poliomyelitis dan difteri. Di USA, dianjurkan untuk imunisasi
terhadap semua penyakit ini kecuali TBC dan influenza.
2.3 Penutupan
Dengan menutup beberapa permukaan benda, dapat mengurangi kebutuhan untuk desinfeksi.
yang paling sederhana adalah menggunakan kertas, plastik atau foil.
Baki instrumen, tutupi dengan bib yaitu kertas yang dilapisi plastik
Ujung alat rontgen ditutupi dengan plastik atau kertas yang diberi selotip
Tombol-tombol pada unit gigi ditutupi dengan plastik arau aluminium foil
Sandaran kepala dibungkus dengan penutup dari plastik atau kantung khusus
Three way syringe dilapisi dengan plastik, dapat pula menggunakan ujung penutup yang
disposabel atau yang dapat disterilkan kembali.
Ujung dari blood suction dilapisi dengan kantung plastik yang ujungnya digunting untuk
memasukkan ujungnya.
Pegangan lampu ditutupi dengan aluminium foil, kertas atau spons berukuran 4x4 inci.
Ujung dari alat untuk menyinari tumpatan komposite, pegangan dan tombol trigger
ditutupi dengan pembungkus plastik dan diberi selotip.
Beberapa alat-alat yang tidak dapat dituttupi, harus di sterilkan atau didesinfeksi. Daerah
operasional dapat dibersihkan dan didesinfeksi selama kurang dari 10 menit.
Pembersihan
Pembersihan manual
Pemberishan dengan ultrasonik
Sebelum disterilkan alat-alat harus dibersihkan terlebih dahulu dari debris organik, darah dan
saliva. Asisten operator yang membersihkan alat tersebut harus memakai sarung tangan heavy
duty.
Pembersihan dengan memakai alat ultrasonik dengan larutan detergen lebih aman, efisien dan
efektif dibanding penyikatan. Gunakan alat ultrasonik yang tertutup selama paling tidak 10
menit. Setelah dibersihkan, instrumen dicuci dibawah aliran air dan dikeringkan dengan baik
sbelum disterilkan. Hal ini penting untuk mendapatkan hasil sterilisasi yang sempurna dan
mencegah terjadinya karat.
Pembersihan dengan ultrasonik lebih baik sebab:
Pembungkusan
Instrumen yang digunakan dalam kedokteran gigi harus dibungkus untuk sterilisasi dengan
memakai:
Nampan terbuka yang ditutup dengan kantong sterilisasi yang tembus pandang
Nampan yang berlubang dengan penutup yang dibungkus dengan kertas sterilisasi
Bungkus secara individual dengan bungkus untuk sterilisasi yang dapat dibeli
Proses sterilisasi
Penyimpanan aseptik
Penyimpanan yang baik, sama penting dengan proses sterilisasi. Penyimpanan yang kurang baik
akan menyebabkan instrumen menjadi tidak steril lagi. Pembungkus instrumen hanya boleh
dibuka segera sebelum digunakan, apabila dalam waktu 1 bulan tidak digunakan, maka harus
dilakukan sterilisasi ulang.
BAB III
PEMBAHASAN
RSAD R.W MONGINSIDI TELING
3.1 Analisis Situasi Umum Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi
3.1.1 Gambaran Umum
Rumah Sakit Tingkat III Robert Wolter Mongisidi Manado merupakan rumah sakit TNI-
AD di wilayah Sulawesi Utara yang secara struktural dan teknis medis dibawah pembinaan
Denkesyah dan Kesdam VII/Wirabuana, namun dalam operasionalnya dibawah pengendalian
dan pengawasan Korem 131/Santiago. Rumah sakit ini melayani personil TNI, Pegawai Negeri
Sipil Pertahanan Keamanan dan keluarganya diwilayah korem 131/Santiago yang terdiri dari 6
(enam) wilayah yaitu Kodim 1301/Sangir Talaud, Kodim 1309/Manado, Kodim 1302/Minahasa,
Kodim 1303/Bolmong, Kodim1310/Bitung, dan Kodim 1304/Gorontalo. Berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pertahanan dan Keamanan nomor: KEP/23/X/1990 tanggal 18 Oktober 1990,
rumah sakit TNI diperbolehkan melayani masyarakat umum. Selain melayani komunitas militer
dan sipil di wilayah Manado dan sekitarnya, rumah sakit ini juga melayani pasien rujukan dari
wilayah Kodam VII/Wirabuana maupun dari luar Kodam seperti dari Ternate dan Ambon.
Sejarah terbentuknya Rumah Sakit Tingkat III Robert Wolter Mongisidi Manado melalui
proses yang panjang mulai dari bentuk sederhana hingga bentuk bangunan seperti sekarang,
yakni :
Setelah peristiwa 14 Februari 1946, dua hari kemudian dibentuk TRISU (Tentara
Republik Indonesia Sulawesi Utara) dan dilakukan pengambil semua jawatan sipil dan militer
yang kemudian pada bulan Desember 1949 berubah menjadi Militery Hospital Teling
Pada tahun 1950, Militery Hospital Teling diubah menjadi Rumah Sakit Tentara Sulawesi
Utara dan Maluku Utara (SUMU).
Dengan adanya perubahan nama di tingkat Komando, Rumah Sakit Komando Pasukan B
berubah nama menjadi Djawatan Kesehatan RI – 24 yang disingkat DK – RI – 24 .
Pada tanggal 16 Juni 1962, tepat HUT Kodam XIII/ Merdeka yang keempat,
dilaksanakan peletakan batu pertama untuk membangun RST Teling dan pada tanggal 05
Oktober 1963 gedung baru diresmikan oleh Pangdam XIII/Merdeka Kolonel Soenandar
Prijosoedarmo
Pada tahun 1965, bangunan kamar bedah yang masih sederhana direhabilitasi dan
diresmikan oleh Menpangad Letjen TNI A. Yani.
Pada periode ini dilakukan pembangunan gedung laboratorium, Verlor Kamar (VK) dan
bangunan bangsal E, F dan G yang diresmikan oleh Pangdam XIII/Merdeka Brigjen Wijoyo
Soejono tahun 1971.
Falsafah Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi adalah “Tumou Tou” yang artinya
mensejahterahkan orang lain, sedangkan motto Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi
Manado adalah “Setia Hingga Akhir”
12. Akrab dan aman dalam bertindak sesuai standar pelayanan dan keselamatan kerja
Visi dan misi Rumah Sakit Tingkat III R.W.Mongisidi Manado adalah sebagai berikut:
1. Visi
2. Misi
3.1.6. Tujuan
Tujuan Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi adalah menjadi rumah sakit kebanggaan
prajurit dan pegawai negeri sipil beserta keluarganya di wilayah Korem131/Santiago dan
masyarakat umum.
Fasilitas pelayanan di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi adalah sebagai berikut:
Instalasi rawat jalan meliputi poliklinik umum, poliklinik interna, poliklinik bedah,
poliklinik mata, poliklinik THT, poliklinik anak, poliklinik KIA dan KB, poliklinik obstetri dan
ginekologi, poliklinik VCT (Voluntary Counseling Test)/TB – Paru, Unit Gawat Darurat (UGD)
1 x 24 jam, radiologi dan ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy).
Ruang rawat terdiri dari perawatan bedah, perawatan penyakit dalam, perawatan
kebidanan dan kandungan, perawatan anak, Intensive Care Unit (ICU), kamar bersalin dan
kamar operasi. Kelas perawatan pada instalasi rawat inap terdiri dari perawatan UGD, VVIP,
VIP A dan VIP B, Wisma kelas I/II/III, IMC dan Cendana, ICU, Melati (G), Dahlia (Anak), OK
(Kamar Operasi), Flamboyan (EF) dan VK.
3. Instalasi Penunjang Diagnostik
a. Laboratorium
Jenis pemeriksaan laboratorium terdiri dari pemeriksaan darah rutin, kimia darah,
parasitologi, feses, imunoserologi endokrinologi, enzim, elektrolit, mikrobiologi, analisa
cairan tubuh, urinalisis dan pap smear.
b. Radiologi
Jenis pemeriksaan radiologi terdiri dari general X-Ray, USG, CT – Scan dan MRI
4. Bagian Administrasi
IPAL digunakan untuk pengelolaan limbah padat infeksius dan sitotoksik. Untuk sampah
medis atau alat kesehatan digunakan sistem insenerator/pembakaran. Pemeriksaan fisika dan
kimia limbah rumah sakit diperiksa setiap 6 bulan sekali dengan parameter antara lain fisika
meliputi suhu, dan kimia meliputi pH, BOD, COD, TSS, NH3, PO4. Dengan mengacu pada
KEP–58/MENLH/12/1995
6. Ruangan penunjang
7. Kendaraan
Ada dua kendaraan Ambulans yaitu 1 buah kendaraan Kijang bantuan dari Mabes TNI
dan 1 buah ambulans Mitsubishi bantuan dari Gubernur KDH Tk I Sulawesi Utara. Untuk
pengangkutan jenazah karena rumah sakit tidak mempunyai kendaraan kereta jenazah, maka
pengangkutan dilakukan oleh kereta jenazah kerjasama dengan perusahaan swasta.
Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi
Uraian tugas bagi petugas assembling dan analising adalah sebagai berikut:
7. Petugas pelaporan
Petugas pelaporan bertanggung jawab terhadap pembuat pelaporan kepada kepala
urusan pelayanan medis. Tugas pokok petugas pelaporan yaitu membuat dan mengirim
laporan RL.1 sampai dengan RL. 6, melakukan surat menyurat (Korespondensi) rekam
medis sesuai dengan kebutuhan.
Uraian tugas bagi petugas pelaporan adalah sebagai berikut:
a. Menerima sensus bulanan dan merekap dalam RP. 1.
b. Menerima dan mengirim laporan individual pasien Rl. 1.2, 2.3 ke Depkes
c. Melaporkan data penyakit malaria dan data kematian ke Dinkes
d. Melaporkan data penyakit TB paru ke Denkesyah
e. Membuat laporan indikator rumah sakit (BOR, LOS, TOI, BTO, NDR dan
GDR) setiap bulan dengan menampilkan grafik Barber Johson per tahun
f. Membuat laporan urutan sepuluh penyakit paling menonjol
g. Menyusun laporan berdasarkan RP. 1 dan RL.2a, 2b, 2a1, 2b1, 3, 4, 5
h. Memintakan tanda tangan kepala urusan pelayanan medis untuk laporan
laporan tersebut
i. Mengirim laporan-laporan tersebut ke Dinkes dan Denkesyah
j. Mengarsipkan laporan-laporan tersebut