Anda di halaman 1dari 22

SISTEM PELAYANAN

KESEHATAN DI
INDONESIA
Di susun oleh :
TATAS FAIZ ROMADHANI
DESVITA RESKYAH M
IKA MELIA NURUL JANAH
ALIIFAH SALSABIILA
EXPRI NUR KAMILIA
ADI SAPUTRO
SEPTIANI TRI WULANDARI
LOGO
ALYA PUTRI ANGGRAENI
DEFINISI

Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo,


sistem pelayanan kesehatan adalah
sebuah sub sistem pelayanan
kesehatan yang tujuan utamanya
adalah pelayanan preventif
(pencegahan) dan
promotif(peningkatan kesehatan)
dengan sasaran masyarakat.
DEFINISI

Sistem pelayanan kesehatan adalah


upaya yang diselenggarakan
sendiri/secara bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah,
dan mencembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan peroorangan,
keluarga, kelompok, atau masyarakat
(Levey & Loomba, 2016).
Tujuan sistem pelayanan kesehatan

Menurut A. A. Maulana (2013),


Sistem Pelayanan Kesehatan
memiliki tujuan, yaitu :
1. Promotif adalah pemelihara dan
peningkatan kesehatan. Hal ini
sangat diperlukan misalnya,
peningkatan gizi.
Tujuan…

2. Preventif, yaitu pencegahan


terhadap orang yang berisiko
terhadap penyakit.
3. Kuratif, yaitu penyembuhan penyakit.
4. Rehabilitasi, yaitu pemulihan dan
proses pengobatan.
Sasaran Sistem Pelayanan Kesehatan

Sasaran dalam sistem pelayanan


kesehatan dapat dilihat dalam skema
sistem pelayanan kesehatan berupa input
sebagai masukan dan proses yang
dilakukan mengharapkan hasil output dan
dampak yang baik sebagai umpan balik
serta lingkungan dalam sekitar lingkup
sistem dapat saling mendukung (Parta I,
2019).
Lembaga Sistem Pelayanan Kesehatan

 Menurut Hidayat(2008), lembaga pelayanan


kesehatan merupakan tempat pemberian
pelayanan kesehatan pada masyarakat untuk
meningkatkan status kesehatan.
1. Rawat Jalan
Pusat pelayanan rawat jalan, sama dengan
klinik, memberi pelayanan kesehatan dengan cara
rawat jalan.
2. Institusi
Lembaga institusional terdiri dari rumah sakit,
fasilitas perawatan yang diperluas, fasilitas
psikiatri, dan pusat rehabilitasi.
3. Hospice
Adalah suatu sistem perawatan yang berpusat
pada keluarga yang bertujuan agar klien dapat tinggal
dirumahnya dengan aman, mandiri, dan penuh harga
diri, sambil meringankan penderitaan yang
disebabkan oleh penyakit terminal yang dideritanya.
4. Community Based Agency
Merupakan bagian dari lembaga pelayanan
kesehatan yang dilakukan pada klien pada
keluarganya, sebagaimana pelaksanaan perawatan
keluarga seperti praktek perawat keluarga dan lain-
lain.
Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan

 Menurut Aziz Alimul Hidayat (2008), sistem pelayanan


kesehatan dapat mencakup pelayanan dokter,
pelayanan keperawatan, dan pelayanan kesehatan
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang ada sekarang
ini dapat diselenggarakan oleh pihak pemerintah
maupun swasta. Pelayanan kesehatan terdapat tiga
bentuk yaitu :
1. Primary Helath Care (pelayanan kesehatan tingkat
pertama)
Dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat
yang memiliki masalah kesehatan yang ringan atau
masyarakat sehat tetapi ingin mendapatkan
peningkatan kesehatan agar menjadi optimal dan
sejahtera.
2. Secondary Health Care(pelayanan kesehatan
tingkat ke dua)
Dibutuhkan bagi masyarakat atau klien yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit atau
rawat inap dan tidak dilaksanakan di pelayanan
kesehatan utama.
3. Tertiary Health Services(pelayanan kesehatan
tingkat ketiga)
Merupakan tingkat pelayanan tertinggi dimana
tingkat pelayanan ini apabila tidak lagi
dibutuhkan pelayanan pada tingkat pertama dan
kedua.
Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan

Menurut A. A Alimul Hidayat (2008),


pelaksanaan pelayanan kesehatan juga
akan lebih berkembang atau sebaliknya
akan terhambat karena dipengaruhi oleh
beberapa factor
1. Ilmu pengetahuan dan teknologi baru
Sebagai dampaknya pelayanan kesehatan jelas
lebih mengikuti perkembangan dan teknologi
2. Pergeseran Nilai Masyarakat
Dengan beragamnya masyarakat, maka dapat
menimbulkan pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan
yang berbeda.
3. Aspek Legal dan Etik
Tingginya kesadaran masyarakat, maka akan
semakin tinggi pula tuntutan hokum dan etik dalam
pelayanan kesehatan.
4. Ekonomi
Semakin tinggi ekonomi seseorang , pelayanan
kesehatan akan lebih diperhatikan dan mudah
dijangkau.
5. Politik
Kebijakan pemerintah melalui system politik
yang ada akan sangat mempengaruhi sekali dalam
system pemberian pelayanan kesehatan.
Dasar Hukum Sistem Pelayanan Kesehatan

Semakin meningkatnya kebutuhan


masyarakat akan pelayanan kesehatan,
maka semakin berkembang juga aturan
dan peranan hukum dalam mendukung
peningkatan pelayanan kesehatan
(Veronika K, hlm. 77).
Dasar hukum pemberian pelayanan
kesehatan secara umum diatur dalam:
1. UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 53.
2. UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 54.
Peraturan Mengenai Pelayanan Kesehatan

 Menurut Menteri Kesehatan (2013), Sistem


pelayanan kesehatan di Indonesia, diatur dalam:
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 71 Tahun 2013
tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan
Kesehatan Nasional.
2. UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4431).
3. UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 4456).
4. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009
No. 144, tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 5063).
5. UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009
No. 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 5072).
6. UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 No. 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 5256).
7. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 124,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5044).
8. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012
tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan
Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 264, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5372).
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 17 Tahun 2013
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 473).
10.Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 29).
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 501).
12.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik
dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
671).
Pihak-Pihak yang Berhubungan

Pihak-pihak yang berhubungan dengan


setiap kegiatan pelayanan kesehatan baik
itu di rumah sakit, puskesmas, klinik,
maupun praktek pribadi, antara lain :
1. Dokter
Seorang yang memiliki kewenangan
dan izin, khususnya memeriksa dan
mengobati penyakit berdasarkan hukum
dan pelayanan di bidang kesehatan.
2. Perawat
Suatu bentuk pelayanan professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang didasarkan pada ilmu pelayanan biopsiko-sosio-
spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga, dan masyarakat baik yang sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh siklus hidup
manusia.
3. Bidan
Bidan harus mampu memberi supervisi, asuhan,
dan memberi nasihat yang dibutuhkan wanita selama
hamil, persalinan, dan masa pasca persalinan,
memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri
serta asuhan pada bayi lahir dan anak.
4. Apoteker
Tugas yang dimiliki oleh seorang apoteker
dalam melakukan pelayanan kesehatan diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun
2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
Pelayanan kegiatan kesehatan dapat
diperoleh mulai dari tingkat puskesmas,
rumah sakit umum/swasta, klinik dan
institusi pelayanan kesehatan lainnya
diharapkan kontribusinya agar lebih
optimal dan maksimal (Atik P, 2008).

Anda mungkin juga menyukai