PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari Penyakit Menular Seksual (PMS)?
2. Apa saja etiologi Penyakit Menular Seksual (PMS) ?
3. Apa sajakah Manifestasi Klinis Penyakit Menular Seksual (PMS)?
4. Apa saja Klasifikasi Penyakit Menular Seksual (PMS)?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Etiologi Penyakit Menular Seksual (PMS)[ CITATION Tri15 \l 1033 ]
4
c. Kencing panas.
d. Sakit tenggorok.
e. Pertumbuhan yang tidak pada tempatnya.
f. Perubahan warna kulit.
g. Nyeri saat buang air kecil atau saat hubungan seksual.
h. Gatal.
i. Bengkak.
Tanda PMS pada laki-laki dan perempuan, tanda PMS pada laki-laki,
antara lain: [ CITATION Tri15 \l 1033 ]
Pada perempuan sebagian besar tanpa gejala sehingga sering kali tidak
disadari (asimtomatis). Jika ada gejala, biasanya berupa: [ CITATION Tri15 \l
1033 ].
a. Rasa sakit atau nyeri saat buang air kecil atau berhubungan dengan
seksual.
b. Rasa nyeri pada perut bagian bawah.
c. Pengeluaran lendir pada vagina/ alat kelamin.
d. Keputihan bewarna putih susu, bergumpal, dan disertai rasa gatal serta
kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya.
5
Ada banyak jenis penyakit yang dapt digolongkan sebagai PMS. PMS
yang banyak ditemukan diIndonesia saat ini adalah gonore (GO), sifilis
(raja singa), herpes kelamin, klamidia, trikomoniasis, kandidiasis vagina,
kutil kelamin.
a. Gonore
Penyakit ini disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhea. Terjadi
di seluruh dunia menyerang laki-laki dan permpuan semua usia,
terutama kelompok dewasa muda. Saat ini, jenis kuman yang kebal
obat muncul secara umum dimana-mana [ CITATION Tri15 \l 1033 ].
Gonorea adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrhea, suatu kuman diplokokus gram negatif [CITATION Jos \l
1033 ].
b. Klamidia
Uretritis non-gonore, uretritis non spesifik (UNS), atau klamidia
adalah penyakit yang terjadi secara umum disebabkan oleh Chlamydia
trachomatis. Pada perempuan, penyakit ini dapat menyebabkan radang
leher Rahim mukopurulen walaupun infeksi biasanya tanpa gejala.
Infeksi klamidia yang terjadi berulang, biasanya dapat menyebabkan
penyakit peradangan leher rahim kronis dan kemandulan [ CITATION
Tri15 \l 1033 ].
c. Sifilis
Sifilis adalah penyakit yang disebabkan oleh Treponema pallidum.
Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung antara luka (bernanah
atau bengkak) di kulit dengan selaput lender atau dengan cairan tubuh
(semen, darah, cairan vagina) selama senggama melalui transfuse
darah bila pendonor berada dalam tahap awal infeksi. Infeksi dapat
ditularkan dari seorang ibu yang terinfeksi kepada bayi/janin yang
dikandungnya [ CITATION Tri15 \l 1033 ].
Sifilis adalah penyskit infeksi dengan penyebab Treponema
pallidum. Disebut juga raja singa, Mal de Naples, morbus gallicus, lues
venerea[CITATION Jos \l 1033 ].
d. Synkroid
6
Synkroid atauulkus mole adalah penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Haemophilus ducreyi. Lebih sering terjadi pada laki-laki
daripada perempuan, luka synkroid sangat menular [ CITATION Tri15 \l
1033 ].
e. Limfogranuloma venerum
Limfogranuloma venerum (LGV) adalah penyakit yang
disebabkan oleh Chlamydia trachomatis yang berbeda dari jenis yang
menyebabkan peradangan ureter dan leher rahim [ CITATION Tri15 \l
1033 ].
f. Trikomoniasis vaginalis
Trikomoniasis vaginalis atau infeksi trikoma merupakan suatu
infeksi umum yang terjadi terus-menerus di saluran kemih perempuan
yang disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis [ CITATION
Tri15 \l 1033 ].
g. Herpes genitalis
Herpes genitalis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
herpes simpleks tipe 2 (HSV-2) [ CITATION Tri15 \l 1033 ].
Herpes simpleks alah infeksi akut oleh HSV tipe I atau tipe II,
yang dapat berlangsung primer atau rekuren. Disebut juga fever blister,
cold score, herpes febrilis, herpes labialis, herpes progenitalis
(genitalis) [CITATION Jos \l 1033 ].
h. Kutil kelamin
Penyakit ini disebabkan oleh virus papilloma pada manusia
[ CITATION Tri15 \l 1033 ].
i. Granuloma inguinale
Granuloma inguinale atau donovanosis adalah sebuah luka kecildi
kulit bagian kemaluan yang lama-kelamaan melebar membentuk
sebuahmassa granulomatosa (benjolan kecil) yang dapat menyebabkan
kerusakan berat pada organ kemaluan [ CITATION Tri15 \l 1033 ].
7
Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang didapat
melalui kontak seksual. Organisme penyebabnya yang tinggal dalam darah
atau cairan tubuh, meliputi virus, mikoplasma, bakteri, jamur, spirokaeta
dan parasit-parasit kecil (misalnya Phthirus pubis, scabies). Sebagian
organisme yang terlibat hanya ditemukan di saluran genital (reproduksi)
saja tetapi yang lainnya juga ditemukan di dalam organ tubuh lain. Di
samping itu, seringkali berbagai PMS timbul secara bersama-sama dan jika
salah satu ditemukan, adanya PMS lainnnya harus dicurigai. Terdapat
rentang keintiman kontak tubuh yang dapat menularkan PMS termasuk
berciuman, hubungan seksual, hubungan seksual melalui anus,
kuninglingus, anilingus, felasio, dan kontak mulut atau genital dengan
payudara. Menurut Somelus (2008), Cara lain seseorang dapat tertular
PMS juga melalui :
1. Darah
3. Sentuhan
8
2.6 Komplikasi Penyakit Menular Seksual (PMS)[CITATION Zak11 \l 1033 ].
Pengobatan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi
beberapa PMS. Karena menurut pengalaman bahwa banyak orang di tahap
awal PMS tanpa gejala, skrining untuk PMS sangat penting dalam
mencegah komplikasi. Komplikasi yang mungkin antara lain :
1. Luka atau benjolan di manapun pada tubuh.
2. Luka pada alat kelamin.
3. Bintil merah pada kulit.
4. Nyeri selama hubungan seksual.
5. Nyeri skrotum, kemerahan dan bengkak.
6. Nyeri panggul.
7. Abses pada selakangan.
8. Radang mata.
9. Radang sendi.
10. Penyakit radang panggul.
11. Infertilitas.
12. Kanker lain, termasuk limfoma terkait HIV dan HPV terkait kanker
dubur.
13. Infeksi oportunistik yang terjadi dalam lanjutan HIV.
9
pencegahan penularan penyakit menular seksual (PMS). Mengadakan
penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi
khususnya mengenai penyakit menular seksual oleh petugas kesehatan
maupun instansi kesehatan lainya di sekolah. Pendidikan memengaruhi
proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi, maka
seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang
lain maupun dari media massa. Informasi yang diperoleh baik dari
pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengetahuan
jangka pendek (Immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Berkembangnya teknologi akan menyediakan
bermacam-macam media massa yang dapat memengaruhi pengetahuan
masyarakat tentang inovasi baru (Notoatmodjo 2013).
10
2.9 Asuhan Keperawatan Penyakit Menular Seksual (PMS)
11
Pemeriksaan Laboratorium Untuk Penyakit Menular [ CITATION
Ree11 \l 1033 ]
12
assay (ELISA) HIV atau AIDS
13
Nyeri tekan, pembesaran, perasaan penuh pada adneksa; adanya
massa pada ovarium, tuba atau daerah cul-de-sac
2. Specimen
Pap smear (serviks, lesi herpes)
Sediaan salin (Candida, Trichomonas, Gardnerella, Chlamydia, PID)
Sediaan kalium hidroksida untuk pemeriksaan mikroskopikm(Candida,
Gardnerella)
Kultur Gonorea (Thayer-Martin)
Kultur Herpes Simpleks tipe 2 (jika media dan prosedur tersedia)
Kultur Chlamydia (jika media dan prosedur tersedia)
3. Pemeriksaan abdomen
Palpasi secara superfisialdan dalam untuk mengkaji kondisi organ, nyeri
tekan, dan adanya massa
Palpasi kelenjar limfe di selangkangan
Auskultasi bising usus
4. Tanda-tanda vital
Suhu
Nadi
Pernapasan
Tekanan darah
5. Kulit
Ruam (karakteristik dan distribusi)
Lesi (tukak, nodul kulit, jaringan parut, jejas)
Warna (ikterik, pucat, eritema)
Tekstur (hidrasi, bersisik, emasiasi atau pelisutan)
6. Kelenjar limfe
Ukuran, jumlah, lokasi
Nyeri tekan
Panas
14
Eritema
15
pentingnya mengonsumsi obat-obatan sesuai petunjuk, menyelesaikan
rangkaian pengobatan, dan mematuhi petunjuk terapi lain, seperti tidak
meminum alcohol atau produk susu saat mengonsumsi obat-obatan
tertentu. Perawat dapat memfasilitasi kepatuhan dalam regimen
pengobatan dengan meninjau kembali perkiraan efek samping minor,
seperti diare dan masalah lambung, dan menyarankan penggunaan obat-
obatan untuk mengatasi masalah tersebut. Wanita harus benar-benar
diinformasikan secara jelas mengenai kemungkinan reaksi alergi, seperti
urtikaria dan distress pernapasan.
16
Diagnosa 1 : Nyeri yang berhubungan dengan efek penyakit, uji
diagnostic, dan penanganannya.
N Indikator
o
1. Mengenali nyeri yang terjadi
2. Menggunakan tindakan
3. pencegahan
Menggunakan tindakan
4. pengurangan (nyeri) tanpa
analgesik
5. Menggunakan analgesik yang
direkomendasikan
Melaporkan nyeeri yang terkontrol
17
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 3
kali kunjungan diharapkan
N Indikator
o
1. Cairan (luka) yang berbau busuk
2. Demam
3. Nyeri
4. Hilang nafsu makan
5. Peningkatan jumlah sel darah
putih
1 = Berat
2 = Cukup berat
3 = Sedang
4 = Ringan
5 = Tidak ada
18
Diagnosa 3 : Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan
perkembangan dan pengaruh dari infeksi, terapi, dan
pencegahan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 3
kali kunjungan diharapkan
N Indikator
o
1. Tanda dan gejala nyeri
2. Strategi untuk mengontrol nyeri
3. Strategi untuk mengelola nyeri
4. kronis
5. Tindakan – tindakan pencegahan
Teknik meditasi yang efektif
19
NIC : 1400 – Manajemen Nyeri
20
Diagnosa 3 : Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan
perkembangan dan pengaruh dari infeksi, terapi, dan
pencegahan
21
gejala. Intervensi untuk kebutuhan emosional berhasil jika wanita
mengekspresikan perasaannya, mendapatkan dukungan, dan melakukan
tindakan yan dibutuhkan dengan rasa percaya diri dan harapan. Jika wanita
memutuskan untuk mengakhiri kehamilannya, ia harus mampu untuk
menerima keputusannya tanpa merasa bersalah atau menyesal.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tanda dan gejala penyakit menular seksual pada laki-laki dan pada
perempuan biasanya dapat ditandai dengan gejala seperti lesi pada bagian
vulva atau penis, gatal atau seperti terbakar, terasa nyeri atau seperti
terbakar pada saat akan berkemih.
3.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
24