Anda di halaman 1dari 62

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur


kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana diwujudkan dalam pancasila dan pembukaan UUD RI Tahun
1945 maka, dalam upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang dilaksanakan berdasarkan prinsip non diskriminatif, partisipasif,
perlindungan dan berkelanjutan yang sangat penting bagi pembentukan bagi
sumber daya manusia Indonesia, peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa,
serta pembangunan nasional ( UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan).

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,


kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, maka dibutuhkan juga adanya
penunjang pelayanan kesehatan diantaranya adalah Rumah Sakit, Puskesmas,
Apotek, Posyandu, Balai Pengobatan, dan lain sebagainya.

Dalam rangka pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda/Praktek Kerja


Lapangan (PSG/PKL). Sesuai dengan tuntutan kurikulum SMK Yarsi Medika
yang mengacu pada permendiknas No.20 Tahun 2007 tentang standar penilaian
dan permendiknas No.41 Tahun 2007 tentang standar proses, Pendidikan
Sistem Ganda/ Praktek Kerja Lapangan adalah suatu bentuk penyelenggaraan
pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematis dan
sinkron, program pendidikan disekolah dan program penguasaan keahlian yang
diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung didunia kerja atau industri
kesehatan yang terarah untuk mencapai suatu tingkatan keahlian profesional
sesuai dengan kompetensi keahliannya, maka kami sebagai siswa kelas XII
SMK YARSI MEDIKA dengan kompetensi keahlian Farmasi melaksanakan
praktek kerja lapangan di Rumah Sakit Umum Daerah Balaraja.
2

1.2. Tujuan

Praktek Kerja Lapangan (PKL), dengan tujuan sebagai berikut:


1. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan disekolah
2. Memperoleh “Link and Match” antar sekolah dengan dunia kerja
terutama institusi kesehatan
3. Menghasilkan tenaga kerja yang memilki keahlian profesional sesuai
dengan kompetensi keahlian peserta didik (dengan tingkat pengetahuan
keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja)
4. Menambah wawasan dan pengalaman kami dalam dunia kerja
5. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan

I.3. Manfaat

Kami berharap laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dapat bermanfaat
dalam beberapa hal, yaitu:
1. Manfaat bagi siswa-siswi
a. Lebih mengetahui dunia kefarmasian
b. Menjalin kerja sama yang baik antar rekan
c. Mengetahui karakteristik pelayanan resep di Rumah Sakit
d. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam dunia
kerja
e. Melakukan study perbandingan dalam pelayanan farmasi rumah
sakit secara praktek dengan pengetahuan yang diperoleh secara
teori
2. Manfaat bagi Sekolah
a. Dapat meningkatkan kerja sama antara lembaga pendidikan
khususnya akademik dengan instalasi
b. Dapat mempromosikan keberadaan sekolah ditengah-tengah
dunia kerja akan tenaga kerja yang profesional dan kompeten
3

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1. Rumah Sakit

2.1.1. Definisi Rumah Sakit

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.340/MENKES/PER/III/2010 adalah Rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorang secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat.

Sedangkan pengertian rumah sakit menurut Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, dinyatakan bahwa
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat
berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi
tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya
pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.

Dari pengertian diatas, rumah sakit melakukan beberapa jenis


pelayanan diantaranya pelayanan medik, pelayanan penunjang medik,
pelayanan perawatan, pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan
peningkatan kesehatan, sebagai tempat pendidikan dan atau pelatihan
medik dan para medik, sebagai tempat penelitian dan pengembangan
ilmu dan teknologi bidang kesehatan serta untuk menghindari resiko
dan gangguan kesehatan sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu
adanya penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai
dengan persyaratan kesehatan.
2.1.2. Visi dan Misi Rumah Sakit

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia No. 983/MENKES/SK/XI/1992, Visi Rumah Sakit Umum
adalah menjadi Rumah Sakit yang memiliki kualitas tinggi untuk
pendidikan, pelayanan kesehatan, dan riset yang berkualitas dan
bertaraf internasional.

Misi Rumah Sakit Umum adalah memberikan pelayanan


kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sedangkan misi
khususnya adalah Aspirasi yang ditetapkan dan ingin dicapai oleh
pemilik rumah sakit tersebut.

2.1.3. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan Undang – Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang


Rumah Sakit, Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna.

Berdasarkan Undang – Undang RI No. 44 Tahun 2009 Bab III


Pasal 5 tentang Rumah Sakit, rumah sakit mempunyai beberapa fungsi
yaitu :
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaran pendidikan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan.
d. Peyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
tekonologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.
Sedangkan, menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.164/B/MenKes/Per/II/1998,fungsi Rumah Sakit adalah :

1. Fungsi Profesional

Fungsi Profesional Rumah Sakit baik milik pemerintah atau


swasta terdiri dari :

a. Menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan medik, serta


rehabilitasi medik.
b. Menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
c. Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
d. Sebagai tempat pendidikan atau pelatihan tenaga kesehatan dan
paramedik Rumah Sakit
2. Fungsi Sosial
Rumah sakit pemerintah dan swasta harus memberikan
fasilitas perawatan kepada penderita yang kurang mampu. Rumah
sakit umum pemerintah harus menyediakan 75% tempat tidur bagi
penderita kurang mampu. Sedangkan Rumah sakit swasta harus
menyediakan 25% tempat tidur yang disediakan bagi :
a Orang-orang yang tidak mampu
b Orang-orang lain yang ditetapkan MenKes.
c Golongan pegawai negeri.

2.1.4. Jenis dan Klasifikasi Rumah Sakit

Berdasarkan Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia


No. 340/ MENKES/ PER/ III/ 2010 tentang klasifikasi Rumah Sakit
Pasal 4, berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah
sakit. Rumah sakit umum diklasifikasikan menjadi:
a. Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik luas dan subspesialistik luas.
b. Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
sekurang-kurangnya sebelas specialistik dan subspesialistik
luas.
c. Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik dasar.
d. Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuaan pelayanan medik
dasar.
2.1.5. Struktur Organisasi Rumah Sakit
Berdasarkan Undang – Undang RI No. 44 Tahun 2009 Pasal 33
tentang Rumah Sakit, setiap rumah sakit harus memiliki organisasi
yang efektif, efesien dan akuntabel. Organisasi rumah sakit paling
sedikit terdiri atas kepala rumah sakit atau Direktur Rumah Sakit,
unsur pelayanan medis, unsur perawatan, unsur penunjang medis,
komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum
dan keuangan.

2.2. Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)

A. Definisi IFRS
IFRS adalah suatu bagian dirumah sakit dibawah pimpinan
seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang
memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
dan merupakan tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang
bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan
kefarmasian.
B. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh
dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang
bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat. Farmasi rumah sakit bertanggung jawab
terhadap semua barang farmasi yang beredar di rumah sakit tersebut.
Berdasarkan Kepmenkes No. 1197/MENKES/X/2004 tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, struktur organisasi
instalasi farmasi rumah sakit mencangkup penyelenggaraan
pengelolaan perbekalan farmasi, pelayanan farmasi klinis dan
manejemen mutu.
1. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Menurut Kepmenkes No. 1197/MENKES/X/2004, fungsi
pelayanan farmasi rumah sakit sebagai pengelola perbekalan farmasi
adalah:
a. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah
sakit.
b. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara efektif,
efisien dan optimal.
c. Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan
yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.
d. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan dirumah sakit.
e. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan
ketentuan yang berlaku.
f. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan
persyaratan kefarmasian.
g. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di
rumah sakit.

Pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu siklus


kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, administrasi dan
pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan.

2. Pelayanan Farmasi Klinis


Pelayanan farmasi klinis adalah praktek kefarmasian
berorientasi kepada pasien dengan penerapan pengetahuan dan keahlian
farmasi dalam membantu memaksimalkan efek obat dan
meminimalkan toksisitas bagi pasien secara individual.
Tujuan pelayanan farmasi klinis adalah meningkatkan
keuntungan terapi obat dan mengoreksi kekurangan yang terdeteksi
dalam proses penggunaan obat sehingga meningkatkan dan
memastikan kerasionalan, kemanfaatan dan keamanan terapi obat.
Pelayanan farmasi klinis meliputi:
a Pengkajian dan pelayanan resep dimulai dari penerimaan,
pemeriksaan ketersediaan, pengkajian resep, penyiapan
perbekalan farmasi termasuk peracikan obat, pemeriksaan,
penyerahan disertai pemberian informasi. Pada setiap tahap
alur pelayanan resep, dilakukan upaya pencegahan terjadinya
kesalahan pemberian obat (medication error).
b Penelusuran riwayat penggunaan obat adalah proses untuk
mendapatkan informasi mengenai seluruh obat/sediaan
farmasi lain yang pernah dan sedang digunakan, riwayat
pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau data rekam
medik/pencatatan penggunaan obat pasien.
c Pelayanan informasi obat (PIO) adalah kegiatan penyediaan
dan pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen,
akurat, terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh apoteker
kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya
serta pasien dan pihak lain di luar rumah sakit.
3. Manajemen Mutu
Manajemen mutu adalah sebuah upaya yang dilakukan secara
terus menerus, sistematis, objektif dan terintegrasi dalam identifikasi,
menentukan masalah, penyebab masalah berdasarkan standar yang
ditetapkan, menetapkan dan mengimplementasikan pemecahan masalah
menurut kapasistas yang tersedia, dan mengkaji hasil, serta memberikan
tindak lanjut saran untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan.
C. Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit
1. Tugas Pokok
Berdasarkan Kepmenkes No. 1197/MENKES/SK/X/2004
tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, tugas pokok
farmasi Rumah Sakit adalah sebagai berikut:
a Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal.
b Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional
berdasarkan prosedur kefarmasian dan etika profesi.
c Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).
d Memberi pelayanan bermutu melalui analisa, dan evaluasi
untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi.
e Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang
berlaku.
f Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi.
g Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.
h Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan
dan formularium rumah sakit.
2. Fungsi
Fungsi farmasi rumah sakit yang tertera pada Kepmenkes No.
1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di
Rumah Sakit adalah sebagai berikut:
a Pengelolaan Perbekalan Farmasi.
b Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alat
Kesehatan.
D. Struktur Organisasi IFRS
Menurut Kepmenkes Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang
standar pelayanan farmasi dirumah sakit. Struktur organisasi minimal
diinstalasi farmasi:
1. Kepala Instalasi Famasi
2. Gudang Farmasi
a. Apoteker
b. Asisten Apoteker
c. Pekarya
3. Apotek Rawat Jalan 1
a. Apoteker
b. Asisten Apoteker
c. Pekarya
4. Apotek Rawat Jalan 2
a. Apoteker
b. Asisten Apoteker
c. Pekarya
5. Depo Beda Central
a. Asisten Apoteker
6. Apotek Rawat Inap
a. Apoteker
b. Asisten Apoteker
c. Pekarya
7. Depo IGD
a. Asisten Apoteker
1. Gudang Farmasi
a. Definisi Gudang Farmasi

Gudang Farmasi adalah tempat penerimaan, penyimpanan,


pendistribusian, dan pemeliharaan barang persediaan berupa obat, alat
kesehatan, dan perbekalan kesehatan lainnya yang tujuannya akan
digunakan untuk melaksanakan program kesehatan di Kabupaten/Kota
yang bersangkutan.

b. Fungsi Gudang Farmasi

Gudang Farmasi mempunyai fungsi sebagai tempat


penyimpanan yang merupakan kegiatan dan usaha mengelola barang
persediaan Farmasi yang dilakukan sedemikian rupa agar kualitas
dapat di perhatikan, barang terhindar dari kerusakan fisik, pencarian
barang mudah dan cepat, barang aman dari pencuri dan mempermudah
pengawasan stok. Gudang Farmasi berperan sebagai jantung dari
manejemen logistic karena sangat menentukan kelancaran dari
pendistribusian oleh karena itu, maka metode pengendalian persediaan
atau Invetori Control di perlukan, dipahami dan diketahui secara baik.

Dalam hal ini Gudang Farmasi memiliki fungsi seperti penerimaan,


penyimpanan, pengeluaran obat, dengan kegiatan seperti :
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan
jenis, jumlah, dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan
kebutuhan dan anggaran, untuk mehindari kekosongan obat dengan
menggunakan metode yang dapat dipertanggung jawabkan dan
dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain
konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan
epidemiologi disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
Pedoman perencanaan :
1) DOEN, formularium rumah sakit, standar terapi rumah sakit,
ketentuan setempat yang berlaku.
2) Data catatan medik .
3) Anggaran yang tersedia.
4) Penetapan prioritas.
5) Siklus penyakit.
6) Sisa persediaan.
7) Data pemakaian periode yang baru.
8) Rencana pengembangan.
b. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan
kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui, melalui:
1) Pembelian :
a) Secara tender (oleh panitia pembelian barang farmasi).
b) Secara langsung dari pabrik/distributor/pedagang besar
farmasi/ rekanan.
2) Produksi/ pembuatan sediaan farmasi :
a) Produksi steril
b) Produksi non steril
3) Sumbangan/ dropping/ hibah
c. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menerima
perbekalan farmasi yang telah di adakan sesuai dengan aturan
kefarmasian, melalui pembelian langsung, tender, konsinyasi atau
sumbangan. Pedoman dalam penerimaan perbekalan farmasi:
1) Pabrik harus mempunyai sertifikat analisa.
2) Barang harus bersumber dari distributor utama.
3) Harus mempunyai Material Safety Data Sheet (MSDS).
4) Khusu untuk alat kesehatan/kedokteran harus mempunyai
certificate of origin.
5) Expired date minimal 2 tahun.

d. Penyimpanan
Kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut
persyaratan yang di tetapkan menurut FEFO (First Expired date
First Out) berdasarkan obat yang memiliki expired date terdekat
yang akan dikeluarkan, bentuk sediaan dan jenis nya, suhu dan
kestabilannya, mudah tidaknya meledak/terbakar, dan
tahan/tidaknya terhadap cahaya, disertai dengan sistem informasi
yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai
kebutuhan.
Tata cara penyimpanan obat narkotik dan psikotropik itu
dibedakan dari tempat obat yang lain.
1) Penyimpanan narkotik
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.28/MENKES/PER/1/1978 tentang tata cara penyimpanan
narkotika:
a) Harus dibuat dari bahan kayu atau bahan yang kuat.
b) Lemari khusu tidak boleh digunakan untuk menyimpan
barang lain selain narkotik.
c) Anak kunci lemari khusus harus dikuasai oleh
penanggung jawab/asisten apoteker atau pegawai lain
yang dikuasakan.
d) Lemari dibagi dua masing-masing dengan kunci yang
berlainan, bagian pertama dipergunakan untuk
penyimpanan persediaan narkotika, bagian kedua
dipergunakan untuk menyimpan narkotika yang dipakai
sehari-hari.
e) Lemari khusus harus ditempatkan yang dijamin
keamanannya, tidak mudah untuk dipindahkan dan tidak
boleh terlihat oleh umum.
2) Penyimpanan Psikotropik
Sampai saat ini penyimpanan untuk obat-obat psikotropika
belum diatur dengan suatu perundang-undangan. Namun
karena obat-obat psikotropika ini cenderung untuk disalah
gunakan maka disarankan agar menyimpan obat-obatan
tersebut dalam suatu rak atau lemari khusus seperti narkotik
dan membuat kartu stok psikotropika.
e. Pendistribusian
Pendistribusian merupakan kegiatan mendistribusikan
perbekalan farmasi dirumah sakit untuk pelayanan indifidu dalam
proses terapi bagi pasien rawat inap, rawat jalan serta untuk
menunjang pelayanan medis. Sistem distribusi dirancang atas dasar
kemudahan untuk dijangkau oleh pasien dengan
mempertimbangkan :
1) Efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada.
2) Metode sentralisasi atau desentralisasi.
3) Sistem floor stock, resep individu, dispensing dosis unit atau
kombinasi.
f. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk
menyediakan arsip dengan menggunakan bukti yang akurat dari
pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari tulisan, wasiat,
buku, undang-undang, dan sebagainya.
Tujuan kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi:
1) Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisiensi.
2) Meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga farmasi.
3) Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan fisik gudang
farmasi.

2. Apotek
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.
1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang standar pelayanan kefarmasian di
apotek, apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukan pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan
lainnya kepada masyarakat. Menurut undang-undang RI No.36 Tahun
2009 tentang kesehatan, perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan
peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat tradisional
dan kosmetik.
Apotek merupakan sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang
wajib menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi
yang bermutu baik. Pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh
apoteker di apotek merupakan bentuk pelayanan dan tanggung jawab
langsung profesi apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasiannya
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
Pengelolaan obat yang dilakukan di apotek adalah :
a. Perencanaan.
b. Pengadaan.
c. Penerimaan.
d. Penyimpanan.
e. Distribusi.
f. Dokumentasi.
16

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

3.1. RSUD Balaraja

3.1.1 Sejarah RSUD Balaraja

Kabupaten Tangerang di kenal sebagai Kabupaten 1000


industri, ada sejumlah ±5.190 perusahaan dengan 388.753 tenaga kerja.
Rumah Sakit Umum Daerah Balaraja berada di Kabupaten Tangerang
dengan Ibukota Tigaraksa yang termasuk kedalam Rumah Sakit tipe B
merupakan milik dan dikelola langsung oleh pemerintah Kabupaten
Tangerang. Pemda Kabupaten Tangerang sebagai pemilik Rumah Sakit
merencanakan kapasitas 400 tempat tidur, saat ini sudah tersedia
sejumlah 165 tempat tidur.
RSUD Balaraja dibangun dengan tujuan untuk menyediakan
pelayanan kesehatan yang memadai dan bermutu bagi masyarakat
setempat maupun daerah lainnya di wilayah Propinsi Banten.
Pembangunan Rumah Sakit ini merupakan salah satu upaya untuk
mewujudkan visi Pembangunan sekaligus mempresentasikan visi
Kabupaten Tangerang yaitu “MEWUJUDKAN MASYARAKAT
KABUPATEN TANGERANG YANG CERDAS, MAKMUR,
RELIGIUS, DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN “
Gedung Rumah Sakit, ditanah seluas ±68.000 meter persegi
yang sudah tersedia dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 165 buah.
Format fisik Rumah Sakit direncanakan dalam bentuk green hospital.
Lokasi Rumah Sakit ini terletak didalam lingkungan pemukiman yang
merupakan milik pemerintah Kabupaten Tangerang. Situasinya jauh
dari polusi udara dan suasana terbaik dipingir jalan raya yang
menghubungkan Tangerang keluar dan kedalam dimana kendaraan
umum lewat rata-rata setiap 5 menit.
17

Akses jalan keluar masuk lokasi Rumah Sakit cukup baik. Luas
Kompleks Rumah Sakit, tercatat 68.000 meter persegi yang didalamnya
sudah berdiri bangunan-bangunan RS dengan ciri umum low-rise type.
Lahan yang sudah dipakai operasional Rumah Sakit seluas ±30.000 per
±68.000 meter persegi dari luas keseluruhan lahan yang telah
disediakan oleh Pemerintah Daerah. Lokasi Rumah Sakit sangat baik,
punya akses baik dari dan ke kota dimana terletak perumahan penduduk
yang padat dari arah Kota Tangerang dan disekelilingnya terdapat
Kawasan industri yang sangat padat. Dari 10 Kecamatan sekitar RSUD
Balaraja terdapat ±2.506 perusahaan yang mempekerjakan ±36.458
orang.
3.1.2 Visi dan Misi RSUD Balaraja
1. Visi
“RSUD Balaraja yang Berkualitas Prima dengan Sentuhan
Nurani”
2. Misi
a. Meningkatkan kompetensi SDM di segala lini pelayanan, baik
pelayanan medis maupun manajemen didukung oleh sarana dan
prasarana yang memadai serta manajemen yang efektif dan
efisien
b. Memberikan pelayanan kesehatan individu yang berkualitas,
menyenangkan dan santun.
c. Mendukung rencana pembangunan daerah dalam meningkatkan
derajat kesehatan di Kabupaten Tangerang.
3. Motto :
“ Cepat Tanggap dan Santun “
4. Value :
a Dalam memberikan pelayanan utamakan kerja sama, kualitas dan
sentuhan nurani
b Tepat waktu dalam memberikan pelayanan.
18

Budaya Kerja :
I = Integritas ( Konsistensi dan Keteguhan yang tidak
tergoyahkan dan memiliki pribadi yang jujur dan berkarakter
kuat)
L = Loyalitas ( Tekad dan kesanggupan mentaati,
melaksanakan dan mengamalkan sesuatu dengan disertai penuh
kesadaran dan tanggung jawab)
O = Optimis (Berkeyakinan atas segala sesuatu yang baik dan
menyenangkan serta mempunyai harapan yang baik dalam
segala hal atas tindakan dalam mencapai tujuan bersama)
V = Visioner ( Seorang yang mempunya pandangan / wawasan
kedepan )
E = Excellence ( Melebihi dari harapan )

3.1.3. STRUKRUR ORGANISASI


Organisasi RSUD Balaraja Kabupaten Tangerang di bentuk dengan
ketetapan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2014 tentang Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang. Selanjutnya dengan
Keputusan Bupati Tangerang Nomor 34 Tahun 2015 tentang Tugas
Pokok, Fungsi dan tata Kerja Dinas Kesehatan, ditetapkan tugas pokok
RSUD Balaraja adalah melaksanakan pelayanan pengobatan,
pemulihan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang
dilaksanakan melalui rawat inap, rawat jalan, gawat darurat
(emergency) dan tindakan medik, secara serasi dan terpadu dengan
upaya peningkatan pelayanan pengobatan dan pencegahan serta
melaksanakan upaya rujukan, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
19

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, RSUD Balaraja


mempunyai fungsi dalam Perencanaan kegiatan pelayanan medik,
sarana dan prasarana, penunjang medik dan non medik, administrasi
kepegawaian serta keuangan, dalam rangka pelayanan kesehatan
paripurna, yaitu :
a) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan medik, penunjang medik
dan non medik, dan pelayanan rujukan medik
b) Penyelenggaraan pengelolaan teknis administratif tata usaha,
umum, administrasi keuangan, kepegawaian dan kebutuhan sarana
dan prasarana rumah sakit
c) Penyelenggaraan pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan
dalam rangka mendukung pelayanan medik
d) Penyelenggaraan upaya pemasaran pelayanan Rumah Sakit dan
kerja sama dengan pihak ketiga untuk pelayanan Rumah Sakit
melalui sistem asuransi
e) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pengembangan tenaga
medis, para medis fungsional dan non medis untuk memenuhi
kebutuhan rumah sakit, serta menyediakan lahan pendidikan bagi
institusi pendidikan tenaga medis, para medis dan non medis
f) Pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan instansi,
lembaga/institusi terkait dalam upaya mendukung pelaksanaan
tugas
g) Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan medik penunjang
medik dan non medik
RSUD Balaraja dipimpin oleh seorang Direktur yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah. Adapun susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah
Balaraja Kabupaten Tangerang terdiri dari : (Lampiran 1)
1. Direktur
2. Bidang Tata Usaha dan Perencanaan
20

a) Sub. Bagian Perencanaan


b) Sub. Bagian Keuangan
c) Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian
3. Bidang Pelayanan
a) Seksi Pelayanan Medik
b) Seksi Keperawatan
4. Bidang Penunjang
a) Seksi Penunjang Medik
b) Seksi Penunjang Non Medik
5. Bidang Promosi, Diklat dan Litbang Sarana dan Prasarana
a) Seksi Promosi, Diklat, Litbang
b) Seksi Sarana dan Prasarana
6. Komite Klinik Rumah Sakit, terdiri atas :
a) Komite Medik Fungsional (KMF) ;
b) Komite Paramedik Fungsional (KPF) ;
c) Komite Mutu
7. Satuan Pengawas Intern (SPI)
8. Kelompok Jabatan Fungsional (KJF)
3.1.4 POTENSI RSUD BALARAJA
1. INSTALASI GAWAT DARURAT
IGD atau Instalasi Gawat Darurat, adalah layanan 24 jam
yang disediakan untuk kebutuhan pasien dalam kondisi gawat darurat
dan harus segera mendapatkan penanganan darurat yang cepat dan
tepat. Sistem pelayanan yang diberikan menggunakan sistem triage,
dimana pelayanan diutamakan bagi pasien dalam keadaan darurat
(emergency) bukan berdasarkan antrian dan dilayani oleh tenaga
dokter dan perawat yang profesional dan sudah mempunyai sertifikat
ATLS, BTCLS
Pelayanan Instalasi Gawat Darurat :
1) Dokter Jaga 24 Jam
21

2) Perawat Kontrol 24 Jam


3) Ambulance
4) Depo Obat
5) Laboratorium
6) SPGDT
1. INSTALASI RAWAT JALAN
NO Jenis Pelayanan Jadwal Pelayanan
1. Rawat Jalan/ Poliklinik
a. Jenis Pelayanan Umum
1) Klinik Umum Senin - Sabtu
2) Klinik Gigi Senin - Sabtu
b. Jenis Pelayanan Spesialis 4 (Empat)
Dasar
1) Klinik Bedah Umum Senin – Jum’at
2) Klinik Penyakit Dalam Senin – Jum’at
3) Klinik Anak Senin – Sabtu
4) Klinik Kebidanan Senin – Sabtu
c. Jenis Pelayanan Spesialis lainnya
1) Klinik Orthopedi Senin – Jum’at
2) Klinik Paru Selasa, Kamis, Jum’at
a) Klinik Mata Senin – Jum’at
b) Klinik THT Senin – Jum’at
c) Klinik Kulit Senin – Jum’at
d) Klinik Syaraf Senin – Sabtu
e) Klinik Bedah Mulut Senin,Rabu, Jum’at
f) Klinik Kesehatan Jiwa Selasa, Rabu, Kamis
g) Klinik Urologi Senin, Rabu, Kamis
h) Klinik Bedah Digestif Senin, Kamis, Sabtu
Kamis, Jum’at
22

i) Klinik Nakula
Sadewa/CST Senin – Sabtu
d. Medical Cek Up

2. INSTALASI RAWAT INAP


NO Jenis Pelayanan Rawat Inap Jumlah Tempat Tidur
1. Ruang Rawat Inap
a Ruang Kebidanan 23 TT
b Ruang Paru 22 TT
c Ruang Anak 23 TT
d Ruang Penyakit Dalam 40 TT
e Ruang Bedah 22 TT
f Ruang Perinatologi Sakit 4 TT
g Ruang Perinatologi sehat 15 TT
2. Jenis Pelayanan Rawat Darurat
a Ruang Rawat Darurat 11 TT
b Kamar Bersalin 6 TT
3. ` Jenis Pelayanan Perawatan Intensif
a ICU 3 TT
b NICU 4 TT
4. Jenis Pelayanan Khusus
a Hemodialisa 10 TT
5. Jenis Pelayanan Kamar Operasi
a Kamar Operasi 5 TT
6. Jenis Pelayanan Radiologi
a Radiologi Diagnostik USG, X-Ray (Kontras &
Tanpa Kontras), CT-Scan
23

7. Jenis Pelayanan Pathology Klinik Hemathology,Urinalisa,Ti


a. Pathology Klinik nja,Kimia Klinik,
Imunoserology
8. Jenis Pelayanan Farmasi Pelayanan obat Farmasi
a. Pelayanan Farmasi klinik
9. Jenis Pelayanan Gizi
a Pelayanan Gizi Pengadaan dan Penyajian
Makanan, Penyuluhan
Konsultasi Gizi,
Pengolahan Makanan
10. Jenis Pelayanan Rehabilitas Medik
a Fisioterapi a Mengurangi nyeri pada
leher, punggung,
pinggang, lutut & kaki
b Dapat mengembalikan
fungsi gerak pada anak
berkebutuhan khusus
yang terganggu
perkembangannya
seperti : cerebral palsy,
down syndrome, delay
development, dan
gangguan
perkembangan anak
lainnya
c Senam Hamil & senam
nifas
d Stroke, fractur, HNP,
dan berbagai kasus
24

neuromuscular yang
lain

3. KETENAGAAN
NO Jenis Tenaga Jumlah
(Orang)
1. Jabatan Struktural
- S2 Magister Kesehatan 1
- S2 Magister Administrasi Kesehatan Rumah 3
Sakit 1
- S2 Magister Manajemen Kesehatan 2
- S2 Magister Manajemen 2
- S2 Magister Science 1
- Apoteker 1
- Sarjana Kesehatan Masyarakat 1
- Sarjana Ilmu Pemerintah 1
- Sarjana Pendidikan 1
- Dokter Umum
2. Jabatan Fungsional Umum
 Administrasi
- Sarjana Hukum 2
- Sarjana Kesehatan Masyarakat 2
- Sarjana Ekonomi 4
- Sarjana Keperawatan 3
- Sarjana Pertanian (Gizi) 1
- Diploma Perumah Sakitan 1
- Diploma Sanitarian 1
- Diploma Keperawatan 24
- Diploma Teknik Gigi 1
25

- Diploma Akuntansi 1
- Diploma Manajemen Informatika 1
- SMU Sederajat 38
- SMP Sederajat 3
3. Jabatan Fungsional Tertentu
- Spesialis Anak 2
- Spesialis Kebidanan 4
- Spesialis Penyakit Dalam 2
- Spesialis Bedah Umum 2
- Spesialis Kulit Kelamin 1
- Spesialis THT-KL 1
- Spesialis Saraf 1
- Spesialis Paru 1
- Spesialis Radiologi 2
- Spesialis Mata 1
- Spesialis Patologi Klinik 1
- Spesialis Patalogi Anatomi 1
- Spesialis Bedah Ortopedi 1
- Spesialis Anestesi 3

- Spesialis Bedah Mulut 1

- Spesialis Urologi 1

- Spesialis Kesehatan Jiwa 1

- Spesialis Bedah Digestif 1

- Dokter Umum 15
- Dokter Gigi 4
- Bidan D IV 6
- Bidan D III 21
- S2 Keperawatan 1
- S 1 Keperawatan 19
26

- D3 Keperawatan 128
- Apoteker 8
- Tenaga Teknik Kefarmasian 15
- SMF 6
- Radiografer 7
- Fisikawan Medik 1
- Fisioterapis 5
- Analis Kesehatan 10
- Nutrisionis 5
- Perekam Medik 5
- Sanitarian 2
- Teknik Tranfusi Darah 2

4. FASILITAS GEDUNG

NO. Nama Gedung Jumlah Jumlah


Gedung Ruang
1. Rawat Jalan 1 22
2. Rawat Inap 2 7
3. Hemodialisa 1 3
4. Bedah Central 1 4
5. IPJ 1 3
6. Gawat Darurat 1 4
7. ICU/HCU 1 1
8. Radiologi 1 3
9. Laboratorium 1 2
10. Farmasi 1 2
11 Gizi 1 2
12 Laundry 1 1
27

13 CSSD 1 1
14 Jaminan 1 4
15 Bank Darah 1 1
16 Gudang 1 6
Farmasi
17 Gudang ATK 1 3
18 IPAL 1 1
19 SIMRS 1 6
20 Kantin 1 6
21 Musholla 1 1
23 TPS 1 3

3.1.5 SANITASI RUMAH SAKIT


1. Penanganan limbah cair Rumah Sakit
a Limbah cair diolah oleh Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pada IPAL
air limbah diproses dibuang kesaluran air hujan dan kesaluran drainase.
b Limbah cair khusus kakus disalurkan kedalam septic tank yang dilengkapi
dengan serapan dan penyaringan yang berupa ijuk.
2. Penanganan limbah padat Rumah Sakit
a Limbah padat non medis (rumah tangga) dikumpulkan di tempat pembuangan
sementara (TPS) diarea Rumah Sakit kemudian diambil oleh DKPP Kab.
Tangerang
b Limbah padat medis dan jarum dikumpulkan secara khusus ditempat
pembuangan sementara (TPS) diarea Rumah Sakit kemudian dibawah pihak
ke 3 (tiga)
3. Penggunaan sumber energy listrik
b. Sumber listrik menggunakan listrik dari PLN sebesar 555 KVA dan generator
set (genset) sebagai cadangan.
4. Pengelolaan Air Bersih
a. Air bersih memanfaatkan air bawah tanah
28

b. Air minum rumah sakit dengan menggunakan Air Minum Isi Ulang (AMIU)
3.2 INSTALASI FARMASI

Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah


Balaraja( Lampiran 2)

A. Gudang Farmasi

Gudang farmasi adalah tempat penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, dan


juga pemeliharaan sediaan farmasi berupa obat, alat kesehatan, dan perbekalan
kesehatan lainnya.

Gudang farmasi mempunyai tugas untuk menyelenggarakan penyimpanan


perbekalan farmasi dan kesehatan dengan menerima, menyimpan, memelihara serta
mendistribusikan perbekalan farmasi dan kesehatan keinstalasi farmasi. Gudang
farmasi mempunyai fungdi pengelolaan untuk menyediakan perbekalan farmasi yang
berkualitas pada saat yang tepat dan sesuai dengan jumlah yang diperlukan serta sesuai
dengan kualitas yang baik. Pengelolaan perbekalan farmasi terdiri dari:

1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan di Instalasi Farmasi RSUD Balaraja menggunakan
beberapa metode, yaitu:
a. Metode Konsumsi
Metode konsumsi adalah metode pembelian yang didasarkan pada
penggunaan/ pemakaian perbekalan farmasi pada tahun sebelumnya.
b. Usulan Dokter
Dimana pada metode ini, farmasi memberi formulir yang berisi kolom
nama obat yang diminta, beserta alasan yang dilengkapi dengan paraf
dan nama dokter.
c. Metode Loss sales
Merupakan permintaan obat atau BHP (Barang Habis Pakai) yang sering
diresepkan oleh dokter tetapi tidak tersedia di apotek.
d. Formularium Rumah sakit
29

Buku yang berisi obat-obatan yang ada di RSUD Balaraja


e. Formularium Nasional
Buku yang berisi obat-obatan yang digunakan sebagai pedoman di
Rumah Sakit untuk pasien BPJS
2. Pengadaan
Pengadaan yang ada di Instalasi RSUD Balaraja, yaitu:
a. Pembelian melalui E-Catalog
Pembelian E-Catalog dipesan melalui internet. Harga obat E-Catalog
dihargai oleh Permenkes yang dipublikasikan oleh LKPP ( Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah ) Dana yang digunakan
dari APBD ( Anggaran Pembelanjaan Barang Daerah )
b. Pembelanjaan melalui BLUD (Badan Layanan Umum Daerah)
Pembelian dipesan melalui distributor dengan dana sendiri.
3. Penerimaan
Ketika barang yang diantar oleh kurir datang terlebih dahulu dilakukan
pengecekan faktur, lalu pengecekan barang yang terdiri dari:
a. Barang yang diterima harus dalam keadaan baik
b. Barang harus jauh dari tanggal kadaluarsa minimal 2 tahun
c. Kesesuaian barang yang datang dengan yang tertera pada faktur
d. Jenis dan jumlah barang

4. Penyimpanan
Penyimpanan barang di Gudang Farmasi RSUD Balaraja dilakukan dengan
sistem penggolongan berdasarkan:
a. Jenis
Contoh: obat dan alat kesehatan.
b. Bentuk Sediaan Obat
Contoh: padat, semi padat, cair, dan injeksi.
c. Alphabetis
Tersusun dari A-Z
30

d. Stabilitas
Contoh: barang yang disimpan pada ruangan ber-AC dan pada lemari
pendingin 2o-8o (vaksin dan suppositoria)
e. Obat Narkotik dan Psikotropik disimpan tersendiri dengan lemari dua
pintu dan dua kunci, lemari terbuat dari kayu atau bahan yang kuat dan
ditempatkan yang dijamin keamanannya, tidak mudah dipindahkan dan
tidak boleh terlihat oleh umum
5. Pendistribusian
a. Apotek (amprahan)
melalui SIMRS permintaan obat dikirim dari Apotek ke gudang, data
diterima lalu diinput kemudian disiapkan.waktu amparahan untuk
Apotek Rawat Jalan 1 hari senin dan kamis,untuk Apotek Rawat Jalan 2
hari rabu, dan untuk Apotek Rawat Inap hari senin
b. Ruangan atau Unit lain
6. Pelaporan
a. Buku Amprahan
b. Buku Defecta
c. Buku Barang Datang
d. Kartu Stock
e. Faktur
B. Apotek
Apotek adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluran
sediaan farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat yang
meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, dan
dokumentasi. Peranan dalam pusat informasi obat, peranan dalam penyimpanan
obat, dan peranan dalam kontrol kualitas obat. Apotek dan Depo di RSUD Balaraja
terdiri dari :
1. Apotek IRJ 1 (Instalasi Rawat Jalan)
2. Apotek IRJ 2 (Instalasi Rawat Jalan)
3. Apotek Rawat Inap
31

4. Depo UGD
5. Depo OK

3.2.3 Alur Resep di RSUD Balaraja

1. Apotek Rawat Jalan (IRJ 1 dan IRJ 2)


a. Pasien Umum

Resep diterima Konfirmasi harga Resep di input Siapkan obat


(pembayaran)

Penyerahan obat Pengecekan


(PIO)

b. Pasien BPJS

Resep diterima Pengecekan surat Resep di input Siapkan obat


jaminan

Penyerahan (PIO) pengecekan

2. Apotek Rawat Inap (IRNA)

Resep diterima Resep di input Siapkan obat pengecekan

Penyerahan obat
(PIO)

Depo OK & IGD ada dibawah tanggung jawab Apotek Rawat Inap.
32

BAB IV

PEMBAHASAN

Selama kegiatan PKL berlangsung siswa/siswi ditempatkan dimasing masing


pelayanan dengan menggunakan sistem bergiliran setiap seminggu sekali terkecuali
dihari pertama sampai minggu kedua, seluruh siswa/siswi ditempatkan digudang
farmasi.

Apotek IRJ 1, IRJ 2, dan gudang farmasi melakukan pelayanan mulai pukul
08.00 WIB sedangkan Apotek Rawat Inap yang melakukan pelayanan 24 Jam. Adapun
kegiataan yang dilakukan siswa/siswi dipelayanan, yaitu mengecek dan mengisi
sediaan farmasi yang dalam keadaan stok minim, membantu amprahan sediaan farmasi
dari gudang ke ruangan pelayanan resep, menyusun amprahan sediaan farmasi sesuai
dengan tempat yang telah ditentukan, melakukan pemusnahan obat expired, melakukan
kegiatan stock opname, melayani resep yang meliputi: menyiapkan sediaan farmasi,
pengecekan sediaan farmasi yang diminta pasien dan menyerahkan sediaan farmasi
sesuai resep kepada perawat atau keluarga pasien.
33

Dalam hal peracikan dan pembuatan obat di RSUD Balaraja sudah


menggunakan alat pulverezer (blender) agar mempercepat dan meningkatkan efisiensi
para tenaga teknisi kefarmasian dalam pelayanan resep untuk pasien dan dalam hal
membungkusnya sudah menggunakan kertas puyer yang di pres dengan alat pres
berbeda dengan sekolah yang masih menggunakan kertas perkamen, di apotek RSUD
Balaraja juga memiliki kapsul dengan ukuran yang beragam sedangkan disekolah
hanya memiliki dua ukuran kapsul.

Gudang Farmasi di RSUD Balaraja memiliki gedung sendiri dan letaknya


cukup jauh dari masing-masing apotek, kondisi jalan menuju gudang farmasi sedikit
rusak sehingga saat mengantarkan amprahan perlu berhati-hati untuk meminimalisir
kerusakan pada sediaan farmasi, kendaraan untuk mengantarkan amprahan hanya satu
sehingga memerlukan beberapakali balik untuk mengantarkan amprahan ke masing-
masing apotek.

Ruang tunggu Apotek Rawat Inap memiliki kapasitas yang cukup memadai
walaupun dengan jumlah kursi lebih sedikit dibandingkan dengan Apotek Rawat Jalan
1 dan Apotek Rawat Jalan 2. Dengan jumlah kursi yang bisa dibilang cukup memadai
dan jumlah pasien yang lebih banyak dibandingkan dengan apotek rawat jalan 1 dan
apotek rawat jalan 2, pasien tetap bisa duduk karena pasien yang datang ke Apotek
Rawat Inap datang secara bergantian..
34

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di RSUD


Balaraja penulis menyimpulkan bahwa RSUD Balaraja adalah Rumah Sakit
Pemerintah dengan tipe B yang memiliki 6 unit kerja yang diantaranya adalah :

1. Apotek Rawat Jalan 1


2. Apotek Rawat Jalan 2
3. Apotek Rawat Inap
4. Depo OK
5. Depo IGD
6. Gudang Farmasi

Pengelolaan perbekalan farmasi di Instalasi Farmasi RSUD Balaraja


meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pelayanan resep,
pencatatan dan pelaporan.

Selain itu, dengan adanya kegiatan Praktek Kerja Lapangan memberikan


gambaran nyata untuk mengetahui penerapan ilmu yang telah dipelajari di
35

dunia pendidikan formal untuk diterapkan di dunia kerja serta menambah


wawasan di dunia kerja yang belum diperoleh di dunia pendidikan.

B. Saran
Untuk Rumah Sakit
1. Diharapkan untuk di Apotek Rawat Inap diperbesar kembali rungannya
dan penyimpanan obat,alat kesehatan maupun injeksi disimpan sesuai
abjad agar lebih mudah mencari dan pelayanan pun lebih cepat
2. Untuk dimusolah lebih diperhatikan lagi kebersihannya terutama
kebersihan mukenanya agar digunakannya lebih nyaman
Untuk sekolah
1. harus terus menghasilkan murid-murid yang terampil, cekatan dan dapat
berkomunikasi dengan baik kepada pasien maupun lingkungan sekitar
2. menjadikan murid-murid SMK Yarsi Medika lebih percaya
diri,bertanggung jawab dan lebih menguasai pelajaran yang akan
diterapkan ditempat kerja
3. Lebih meningkatkan komunikasi antara pihak rumah sakit dan pihak
sekolah agar kegiatan Praktek Kerja Lapangan dapat berlangsung dengan
baik dan tetap berjalan seterusnya.
36

KASUS RESEP

Resep 1
37

A. Skrining Resep

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA


Jl. Rumah Sakit No.88 Des. Tobat Kec. Balaraja Kab. Tangerang 15610
No. Telp (021) 295 08250, 295 08 388
38

Dokter: dr. Lidya Heryanto, Sp.KJ Alergi Tidak


SIP:446.3/0192/SP/1/5533.Dinkes/20 Ya, Obat…….
16
TELAAH RESEP FARMASI
R/ Amitriptyline 12,5 N Kelengkapan Hasil Ket
Meloxicam 15 O Resep Ada Tidak
Vit. B Complex 1 1. Tanggal penulisan √
resep
m.f. la dtd pulv no.14 2. Nama Dokter √
dain caps 3. No SIP Dokter
s 1 dd cap 1 (Narkotika dan √
Psikotropika)
4. Nama Pasien
R/ zitanid No. XIV 5. Nomor CM Pasien √
6. Nama klinik √
S bdd 1 7. Tanggal √
lahir/umur
8. BB (pasien anak)
BB/TB (pasien √
kemotrapi)
9. Tanda tangan/
paraf dokter √
10. Nama obat √
11. Kekuatan sediaan √
12. Jumlah obat √
diminta
13. Aturan pakai obat √
14. Interaksi obat √
15. Keterangan alergi √
Nama Pasien : Tn. Ojie Umur : 42 Tahun
No. CM : 03.96.74 Berat badan : -

B. Evaluasi

No. Evaluasi Uraian Keterangan


39

1. Pembahasan resep :
a. Nama Dokter Ada
b. Nomor Izin Praktek Dokter Ada
c. Alamat dan Nomor Telpon Tidak Ada Resep sudah
Dokter dianggap sah
d. Tempat, Tanggal, Bulan, dan Ada
Tahun Penulisan Resep
e. Tanda Tangan atau Paraf Dokter Ada
2. Kelengkapan resep :
A. Inscription
1. Nama Dokter Ada
2. Tempat, Tanggal dan Tahun Ada
Penulisan Resep
3. Tanda R/ Ada
B. Ordination
1. Nama Obat Ada Resep sudah
2. Kadar Obat Ada dianggap sah
3. Jumlah Obat Ada
4. Bentuk Sediaan Ada
C. Signature
1. Aturan pemakaian Ada
2. Nama pasien Ada
3. Umur pasien Ada
D. Subscriptio
1. Tanda Tangan Dokter Ada
Kesimpulan: Resep tersebut sudah dikatakan sah dan lengkap

C. Cara Baca Resep

Bahasa latin:
40

1. Recipe Amitriptyline12,5 mg, Meloxicam 15 mg, Vitamin B C omplex


mg. Misce fac lege artis da tales doses pulv nomero XIV da in caps. Signa
bis da die uno.
Artinya :
Ambilah Amitriptyline 12,5 mg, Meloxicam 15 mg, Vitamin B Complex 1.
Campur dan buatlah sesuai aturan dosis sebanyak 14 dalam kapsul. Tandai
dua kali sehari.
2. Recipe Zitanid nomero XIV. Signa bis da die uno.
Artinya :
Ambilah Zitanid sebanyak 14. Tandai dua kali sehari.

D. Informasi Obat

1. Amitriptrylin

Komposisi Amitripiline 10 mg, 25 mg


Penggunaan Obat depresi, terutama bila diperlukan sedasi : nocturnal
enuresis pada anak.
Dosis Oral : depresi : dosis awal 75 mg 1 kali (lansia dan remaja
30-75 mg /hari, dosis terbagi, atau dosis tunggal menjelang
tidur.
2. Meloxicam

Komposisi Meloxicam 7,5ng,15mg


Penggunaan Terapi jangka pendek eksaserbasi osteo artritis akut :
pendarahan saluran cerna,simptomatikjangka panjang
artritis rheumatoid(poliartritis kronik)
Dosis Dosis maksimal yang dianjurkan : sehari 15mg.Artritis
rheumatoid : sehari 15mg,dosis terapeutik dapat dikurangi
sampai 7,sehari 5mg tergantung respons klinis
41

3. Vitamin B Complex

Komposisi Vit B1 2mg,Vit B2 2mg,Vit B6 2mg,Calcium Pantothenate


10mg,Nicotinamide 20mg
Penggunaan Mencegah dan mengobati kekurangan vitamin B
kompleks,untuk perawatan migrain,keram otot
Dosis Sehari 1-2x,1 tab.
4. Zitanid

Komposisi Tizanidin HCI 2mg


Penggunaan Kejang otot yang sangat nyeri yang berhubungan dengan
gangguan statik dan fungsional tulang belakang(sindrom
servikal dan lumbal.setelah pembedahan yang menyakitkan
setelah operasi misalnya pada herniasi diskus intervertebral
atau OA pada tulang panggul
Dosis 1 tab x 3/hari

E. Perhitungan Bahan Resep

1. Amitriptyline : 12,5 x 14 = 175 : 25 =7 tab

2. meloxicam : 15x14 = 210 : 15 = 14 tab

3. Vitamin B Complex : 1 x 14 = 14 tab

F. Penyiapan obat

1. Resep 1 (racikan)

a Resep diterima dari pasien kemudian dilakukan skrining resep.


b Siapkan Mortir dan Stemper.
c Ambil Amitriptyline sebanyak7 tab, Meloxicam 14 tab, Vitamin B Complex
tab
42

d Gerus Amitriptyline, Meloxicam,Vitamin B Complex sampai halus dan


homogen.
e Siapkan 14 kapsul ukuran 00.
f Keluarkan racikan ke perkamen.
g Bagi rata racikan obat sesuai penglihatan ke dalam kapsul yang sudah
disiapkan.
h Tutup kapsul kemudian bersihkan kapsul menggunakan tisu.
i Masukan kapsul kedalam plastik klip obat kemudian beri etiket.

2. Resep 2

a Ambil Zitanid sebanyak 14 tab


b Masukan Zitanid kedalam klip dan beri etiket.
c Berikan obat kepada pasien disertai dengan PIO
G. Etiket
1. Etiket Resep 1 (Racikan)

INSTALASI FARMASI
RSUD BALARAJA
NO.R/ 28-DIN171000386 0013461 TGL:11-10-2017
Dokter :dr. Lidya Heryanto, Sp.KJ
OJIE TN (L)
Tgl . lahir : 12/05/1975
2X sehari 1 kapsul
Sesudah makan
Racikan 01(14)
No. Batch :
ED :__________ OBAT MINUM
43

2. Etiket Resep 2

INSTALASI FARMASI
RSUD BALARAJA
NO.R/ 28-DIN171000386 0013461 TGL:11-10-2017
Dokter :dr. Lidya Heryanto, Sp.KJ
OJIE TN (L)
Tgl . lahir : 12/05/1975
2X sehari 1 tablet
Sesudah makan
ZITANID 2 mg (15)
No. Batch :
ED : 08-2019 OBAT MINUM

H. Pelayanan informasi obat

1. Panggil nama pasien


2. Pastikan terlebih dahulu alamat, nama, umur pasien apabila orang yang akan
mengambil adalah pasien atau orang terdekat atau keluarga pasien tersebut.
3. Berikan satu persatu informasi mengenai indikasi obatnya, dan dijelaskan
aturan pemakainya, efek samping atau bisa juga ditambahkan informasinya
yang dirasa itu adalah penting dalam proses penyembuhan tanpa harus
mengurangi khasiat dari obat tersebut.
4. Pastikan bahwa pasien telah mengerti dan paham akan apa yang disampaikan
pada PIO tadi.
5. Masukan kedalam pembungkus atau (plastik) sebelum diserahkan kepada
pasien.
6. Akhiri dengan ucapan “Terima Kasih“ ataupun “Lekas Sembuh“
44

RESEP 2
45

A. Skrining Resep

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA


Jl. Rumah Sakit No.88 Des. Tobat Kec. Balaraja Kab. Tangerang 15610
No. Telp (021) 295 08250, 295 08 388
Dokter: dr. Adimas Sp.B Alergi Tidak
SIP:19730/217.201412.001 Ya, Obat…….
TELAAH RESEP FARMASI
R/ Cefixime 100 mg No.X N Kelengkapan Hasil Ket
S 2 dd 1 O Resep
Ada Tidak
16. Tanggal penulisan √
R/ Ranitidine 150 mg No. X resep
S 2 dd 1 17. Nama Dokter √
18. No SIP Dokter √
R/ As.Mafenamat 500 mg No. XV (Narkotika dan
S 3 dd 1 Psikotropika)
19. Nama Pasien √
20. Nomor CM √
Pasien
21. Nama klinik √
22. Tanggal √
lahir/umur
23. BB (pasien anak) √
BB/TB (pasien
kemotrapi)
24. Tanda tangan/ √
paraf dokter
25. Nama obat √
26. Kekuatan sediaan √
27. Jumlah obat √
diminta
28. Aturan pakai obat √
29. Interaksi obat √
30. Keterangan alergi √
Nama Pasien : Ny.Nurmawati Umur : 42 thn
No. CM : 00. 07. 90. 92 Berat badan : -
46

B. Evaluasi

No. Evaluasi Uraian Keterangan

1. Pembahasan resep :
f. Nama Dokter Ada
g. Nomor Izin Praktek Dokter Ada
h. Alamat dan Nomor Telpon Tidak Ada Resep sudah
Dokter dianggap sah
i. Tempat, Tanggal, Bulan, dan Ada
Tahun Penulisan Resep
j. Tanda Tangan atau Paraf Dokter Ada
2. Kelengkapan resep :
E. Inscription
4. Nama Dokter Ada
5. Tempat, Tanggal dan Tahun Ada
Penulisan Resep
6. Tanda R/ Ada
F. Ordination
5. Nama Obat Ada Resep sudah
6. Kadar Obat Ada dianggap sah
7. Jumlah Obat Ada
8. Bentuk Sediaan Ada
G. Signature
4. Aturan pemakaian Ada
5. Nama pasien Ada
6. Umur pasien Ada
H. Subscriptio
1. Tanda Tangan Dokter Ada
Kesimpulan: Resep tersebut sudah dikatakan sah dan lengkap
47

C. Cara Baca Resep

Bahasa latin
1. Recipe Cefixime Caps 100 mg Nomero X
Signa bis de die uno
Artinya :
Ambilah Cefixime Kapsul 100 mg sebanyak 10
Tandai dua kali sehari satu kapsul
2. Recipe Ranitidin 150 mg Nomero X
Signa bis de die uno
Artinya :
Ambilah Ranitidin 150 mg sebanyak 10
Tandai dua kali sehari satu tablet
3. Recipe Asam Mefenamat 500 mg Nomero XV
Signa ter de die uno
Artinya :
Ambilah Asam Mefenamat 500 mg sebanyak 15
Tandai tiga kali sehari satu tablet

D. Informasi Obat

1. Cefixime

Komposisi Cefixime 50mg, 100mg


Penggunaan Pengobatan infeksi-infeksi yang disebabkan oleh
mikrorganisme
Dosis Dosis harian yang direkomendasikan adalah 50-100 mg
(potensi) cefixime diberikan peroral 2 kali sehari.
48

2. ranitidine

Komposisi Ranitidine 150 mg


Penggunaan Tukak lambung, tukak duodenum, sakit maag, nyeri ulu hati,
gangguan pencernaan.
Dosis Untuk dewasa 150 mg 2 kali sehari atau 300 mg sehari sekali.

3. asam mefenamat

Komposisi Asam mefenamat 500 mg


Penggunaan Meredakan nyeri seperti sakit kepala, sakit gigi, dismenore
primer termasuk nyeri otot, nyeri sesudah operasi.
Dosis Dosis awal 500 mg, kemudian dianjurkan 250 mg tiap 6 jam
sesuai dengan kebutuhan.

E. Penyiapan Obat

1. Resep 1
a. Resep diterima dari pasien kemudian dilakukan skrining resep.
b. Ambil Cefixime 100 mg sebanyak 10
c. Masukan obat kedalam plastik klip dan beri etiket
2. Resep 2
a. resep diterima dari pasien kemudian dilakukan skrining resep
b. Ambil Ranitidine 150 mg sebanyak 10
c. Masukan obat kedalam plastik klip dan beri etiket
3. Resep 3
a. resep diterima dari pasien kemudian dilakukan skrining resep
b. Ambil Asam Mefenamat 500 mg sebanyak 15
c. Masukan obat kedalam plastik klip dan beri etiket
d. Semua obat dicek ulang untuk meminimalisir kesalahan
e. Obat diserahkan kepada pasien disertai dengan PIO
49

F. Etiket

1. Etiket Resep 1

INSTALASI FARMASI
RSUD BALARAJA
NO.R/ 28-DRD171001088 00079092 TGL:09-10-2017
Dokter :dr. Adimas. Sp. B
NURMAWATI NY (P)
Tgl . lahir : 05/01/1970
2 X Sehari 1 kapsul
Sesudah makan HABISKAN
CEFIXIME 100 MG (10)
No. Batch : GKS5400
ED : 01/04/2018 OBAT MINUM

2. Etiket Resep 2

INSTALASI FARMASI
RSUD BALARAJA
NO.R/ 28-DRD171001088 00079092 TGL:09-10-2017
Dokter :dr. Adimas Sp. B
NURMAWATI NY (P)
Tgl . lahir : 05/01/1970
2 x Sehari 1 tablet
Sebelum makan
RANITIDINE 150 MG (10)
No. Batch : GKS5401
ED : 01/04/2018 OBAT MINUM
50

3. Etiket Resep 3

INSTALASI FARMASI
RSUD BALARAJA
NO.R/ 28-DRD171001088 00079092 TGL:09-10-2017
Dokter :dr. Adimas Sp. B
NURMAWATI NY (P)
Tgl . lahir : 05/01/1970
3 x sehari 1tablet
Sesudah makan
ASAM MEFENAMAT 5OO MG(15)
No. Batch : GKS5402
ED : 01/04/2018 OBAT MINUM

H. Pelayanan informasi obat

1. Panggil nama pasien


2. Pastikan terlebih dahulu alamat, nama, umur pasien apabila orang yang akan
mengambil adalah pasien atau orang terdekat atau keluarga pasien tersebut.
3. Berikan satu persatu informasi mengenai indikasi obatnya, dan dijelaskan
aturan pemakainya, efek samping atau bisa juga ditambahkan informasinya
yang dirasa itu adalah penting dalam proses penyembuhan tanpa harus
mengurangi khasiat dari obat tersebut.
4. Pastikan bahwa pasien telah mengerti dan paham akan apa yang disampaikan
pada PIO tadi.
5. Masukan kedalam pembungkus atau (plastik) sebelum diserahkan kepada
pasien.
6. Akhiri dengan ucapan “Terima Kasih“ ataupun “Lekas Sembuh“
51

Lampiran 1

Struktur Organisasi RSUD Balaraja


(Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang nomor 15 Tahun 2014)

DIREKTUR

KMF KPF SPI K. MUTU K. PPI

Bidang Bidang Bidang Promosi, Bagian Tata


Pelayanan Penunjang Diklat, Litbang Usaha dan
dan Sarpras Perencanaan

Seksi Seksi Seksi Promosi,


Diklat & Litbang
Subbag
Pelayanan Penunjang Perencanaan
Medik Medik

Seksi
Keperawatan Seksi Seksi Sarana Subbag
Penunjang dan Prasarana Keuangan
Non Medik

Subbag
Umum dan
Kepegawaian

INSTALASI – INSTALASI / KJF


52

Lampiran 2

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH BALARAJA

KEPALA
INSTALASI
FARMASI

APOTEK APOTEK DEPO APOTEK


GUDANG BEDAH
RAWAT RAWAT RAWAT DEPO IGD
FARMASI CENTRAL
JALAN 1 JALAN 2 INAP
(OK)

1. Apoteker 1. Apoteker 1. Apoteker 1. Apoteker


2. Asisten 2. Asisten 2. Asisten Asisten 2. Asisten Asisten
apoteker apoteker apoteker apoteker apoteker apoteker
3. pekarya 3. pekarya 3. pekarya 3. pekarya

Dokumentasi
53

Apotek Rawat Jalan 1


54

Apotek Rawat Jalan 2


55

Apotek Rawat Inap


56
57
58
59

Gudang
60
61
62

Anda mungkin juga menyukai