BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
I.3. Manfaat
Kami berharap laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dapat bermanfaat
dalam beberapa hal, yaitu:
1. Manfaat bagi siswa-siswi
a. Lebih mengetahui dunia kefarmasian
b. Menjalin kerja sama yang baik antar rekan
c. Mengetahui karakteristik pelayanan resep di Rumah Sakit
d. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam dunia
kerja
e. Melakukan study perbandingan dalam pelayanan farmasi rumah
sakit secara praktek dengan pengetahuan yang diperoleh secara
teori
2. Manfaat bagi Sekolah
a. Dapat meningkatkan kerja sama antara lembaga pendidikan
khususnya akademik dengan instalasi
b. Dapat mempromosikan keberadaan sekolah ditengah-tengah
dunia kerja akan tenaga kerja yang profesional dan kompeten
3
BAB II
TINJAUAN UMUM
1. Fungsi Profesional
A. Definisi IFRS
IFRS adalah suatu bagian dirumah sakit dibawah pimpinan
seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang
memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
dan merupakan tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang
bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan
kefarmasian.
B. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh
dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang
bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat. Farmasi rumah sakit bertanggung jawab
terhadap semua barang farmasi yang beredar di rumah sakit tersebut.
Berdasarkan Kepmenkes No. 1197/MENKES/X/2004 tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, struktur organisasi
instalasi farmasi rumah sakit mencangkup penyelenggaraan
pengelolaan perbekalan farmasi, pelayanan farmasi klinis dan
manejemen mutu.
1. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Menurut Kepmenkes No. 1197/MENKES/X/2004, fungsi
pelayanan farmasi rumah sakit sebagai pengelola perbekalan farmasi
adalah:
a. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah
sakit.
b. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara efektif,
efisien dan optimal.
c. Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan
yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.
d. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan dirumah sakit.
e. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan
ketentuan yang berlaku.
f. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan
persyaratan kefarmasian.
g. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di
rumah sakit.
d. Penyimpanan
Kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut
persyaratan yang di tetapkan menurut FEFO (First Expired date
First Out) berdasarkan obat yang memiliki expired date terdekat
yang akan dikeluarkan, bentuk sediaan dan jenis nya, suhu dan
kestabilannya, mudah tidaknya meledak/terbakar, dan
tahan/tidaknya terhadap cahaya, disertai dengan sistem informasi
yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai
kebutuhan.
Tata cara penyimpanan obat narkotik dan psikotropik itu
dibedakan dari tempat obat yang lain.
1) Penyimpanan narkotik
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.28/MENKES/PER/1/1978 tentang tata cara penyimpanan
narkotika:
a) Harus dibuat dari bahan kayu atau bahan yang kuat.
b) Lemari khusu tidak boleh digunakan untuk menyimpan
barang lain selain narkotik.
c) Anak kunci lemari khusus harus dikuasai oleh
penanggung jawab/asisten apoteker atau pegawai lain
yang dikuasakan.
d) Lemari dibagi dua masing-masing dengan kunci yang
berlainan, bagian pertama dipergunakan untuk
penyimpanan persediaan narkotika, bagian kedua
dipergunakan untuk menyimpan narkotika yang dipakai
sehari-hari.
e) Lemari khusus harus ditempatkan yang dijamin
keamanannya, tidak mudah untuk dipindahkan dan tidak
boleh terlihat oleh umum.
2) Penyimpanan Psikotropik
Sampai saat ini penyimpanan untuk obat-obat psikotropika
belum diatur dengan suatu perundang-undangan. Namun
karena obat-obat psikotropika ini cenderung untuk disalah
gunakan maka disarankan agar menyimpan obat-obatan
tersebut dalam suatu rak atau lemari khusus seperti narkotik
dan membuat kartu stok psikotropika.
e. Pendistribusian
Pendistribusian merupakan kegiatan mendistribusikan
perbekalan farmasi dirumah sakit untuk pelayanan indifidu dalam
proses terapi bagi pasien rawat inap, rawat jalan serta untuk
menunjang pelayanan medis. Sistem distribusi dirancang atas dasar
kemudahan untuk dijangkau oleh pasien dengan
mempertimbangkan :
1) Efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada.
2) Metode sentralisasi atau desentralisasi.
3) Sistem floor stock, resep individu, dispensing dosis unit atau
kombinasi.
f. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk
menyediakan arsip dengan menggunakan bukti yang akurat dari
pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari tulisan, wasiat,
buku, undang-undang, dan sebagainya.
Tujuan kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi:
1) Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisiensi.
2) Meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga farmasi.
3) Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan fisik gudang
farmasi.
2. Apotek
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.
1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang standar pelayanan kefarmasian di
apotek, apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukan pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan
lainnya kepada masyarakat. Menurut undang-undang RI No.36 Tahun
2009 tentang kesehatan, perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan
peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat tradisional
dan kosmetik.
Apotek merupakan sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang
wajib menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi
yang bermutu baik. Pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh
apoteker di apotek merupakan bentuk pelayanan dan tanggung jawab
langsung profesi apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasiannya
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
Pengelolaan obat yang dilakukan di apotek adalah :
a. Perencanaan.
b. Pengadaan.
c. Penerimaan.
d. Penyimpanan.
e. Distribusi.
f. Dokumentasi.
16
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
Akses jalan keluar masuk lokasi Rumah Sakit cukup baik. Luas
Kompleks Rumah Sakit, tercatat 68.000 meter persegi yang didalamnya
sudah berdiri bangunan-bangunan RS dengan ciri umum low-rise type.
Lahan yang sudah dipakai operasional Rumah Sakit seluas ±30.000 per
±68.000 meter persegi dari luas keseluruhan lahan yang telah
disediakan oleh Pemerintah Daerah. Lokasi Rumah Sakit sangat baik,
punya akses baik dari dan ke kota dimana terletak perumahan penduduk
yang padat dari arah Kota Tangerang dan disekelilingnya terdapat
Kawasan industri yang sangat padat. Dari 10 Kecamatan sekitar RSUD
Balaraja terdapat ±2.506 perusahaan yang mempekerjakan ±36.458
orang.
3.1.2 Visi dan Misi RSUD Balaraja
1. Visi
“RSUD Balaraja yang Berkualitas Prima dengan Sentuhan
Nurani”
2. Misi
a. Meningkatkan kompetensi SDM di segala lini pelayanan, baik
pelayanan medis maupun manajemen didukung oleh sarana dan
prasarana yang memadai serta manajemen yang efektif dan
efisien
b. Memberikan pelayanan kesehatan individu yang berkualitas,
menyenangkan dan santun.
c. Mendukung rencana pembangunan daerah dalam meningkatkan
derajat kesehatan di Kabupaten Tangerang.
3. Motto :
“ Cepat Tanggap dan Santun “
4. Value :
a Dalam memberikan pelayanan utamakan kerja sama, kualitas dan
sentuhan nurani
b Tepat waktu dalam memberikan pelayanan.
18
Budaya Kerja :
I = Integritas ( Konsistensi dan Keteguhan yang tidak
tergoyahkan dan memiliki pribadi yang jujur dan berkarakter
kuat)
L = Loyalitas ( Tekad dan kesanggupan mentaati,
melaksanakan dan mengamalkan sesuatu dengan disertai penuh
kesadaran dan tanggung jawab)
O = Optimis (Berkeyakinan atas segala sesuatu yang baik dan
menyenangkan serta mempunyai harapan yang baik dalam
segala hal atas tindakan dalam mencapai tujuan bersama)
V = Visioner ( Seorang yang mempunya pandangan / wawasan
kedepan )
E = Excellence ( Melebihi dari harapan )
i) Klinik Nakula
Sadewa/CST Senin – Sabtu
d. Medical Cek Up
neuromuscular yang
lain
3. KETENAGAAN
NO Jenis Tenaga Jumlah
(Orang)
1. Jabatan Struktural
- S2 Magister Kesehatan 1
- S2 Magister Administrasi Kesehatan Rumah 3
Sakit 1
- S2 Magister Manajemen Kesehatan 2
- S2 Magister Manajemen 2
- S2 Magister Science 1
- Apoteker 1
- Sarjana Kesehatan Masyarakat 1
- Sarjana Ilmu Pemerintah 1
- Sarjana Pendidikan 1
- Dokter Umum
2. Jabatan Fungsional Umum
Administrasi
- Sarjana Hukum 2
- Sarjana Kesehatan Masyarakat 2
- Sarjana Ekonomi 4
- Sarjana Keperawatan 3
- Sarjana Pertanian (Gizi) 1
- Diploma Perumah Sakitan 1
- Diploma Sanitarian 1
- Diploma Keperawatan 24
- Diploma Teknik Gigi 1
25
- Diploma Akuntansi 1
- Diploma Manajemen Informatika 1
- SMU Sederajat 38
- SMP Sederajat 3
3. Jabatan Fungsional Tertentu
- Spesialis Anak 2
- Spesialis Kebidanan 4
- Spesialis Penyakit Dalam 2
- Spesialis Bedah Umum 2
- Spesialis Kulit Kelamin 1
- Spesialis THT-KL 1
- Spesialis Saraf 1
- Spesialis Paru 1
- Spesialis Radiologi 2
- Spesialis Mata 1
- Spesialis Patologi Klinik 1
- Spesialis Patalogi Anatomi 1
- Spesialis Bedah Ortopedi 1
- Spesialis Anestesi 3
- Spesialis Urologi 1
- Dokter Umum 15
- Dokter Gigi 4
- Bidan D IV 6
- Bidan D III 21
- S2 Keperawatan 1
- S 1 Keperawatan 19
26
- D3 Keperawatan 128
- Apoteker 8
- Tenaga Teknik Kefarmasian 15
- SMF 6
- Radiografer 7
- Fisikawan Medik 1
- Fisioterapis 5
- Analis Kesehatan 10
- Nutrisionis 5
- Perekam Medik 5
- Sanitarian 2
- Teknik Tranfusi Darah 2
4. FASILITAS GEDUNG
13 CSSD 1 1
14 Jaminan 1 4
15 Bank Darah 1 1
16 Gudang 1 6
Farmasi
17 Gudang ATK 1 3
18 IPAL 1 1
19 SIMRS 1 6
20 Kantin 1 6
21 Musholla 1 1
23 TPS 1 3
b. Air minum rumah sakit dengan menggunakan Air Minum Isi Ulang (AMIU)
3.2 INSTALASI FARMASI
A. Gudang Farmasi
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan di Instalasi Farmasi RSUD Balaraja menggunakan
beberapa metode, yaitu:
a. Metode Konsumsi
Metode konsumsi adalah metode pembelian yang didasarkan pada
penggunaan/ pemakaian perbekalan farmasi pada tahun sebelumnya.
b. Usulan Dokter
Dimana pada metode ini, farmasi memberi formulir yang berisi kolom
nama obat yang diminta, beserta alasan yang dilengkapi dengan paraf
dan nama dokter.
c. Metode Loss sales
Merupakan permintaan obat atau BHP (Barang Habis Pakai) yang sering
diresepkan oleh dokter tetapi tidak tersedia di apotek.
d. Formularium Rumah sakit
29
4. Penyimpanan
Penyimpanan barang di Gudang Farmasi RSUD Balaraja dilakukan dengan
sistem penggolongan berdasarkan:
a. Jenis
Contoh: obat dan alat kesehatan.
b. Bentuk Sediaan Obat
Contoh: padat, semi padat, cair, dan injeksi.
c. Alphabetis
Tersusun dari A-Z
30
d. Stabilitas
Contoh: barang yang disimpan pada ruangan ber-AC dan pada lemari
pendingin 2o-8o (vaksin dan suppositoria)
e. Obat Narkotik dan Psikotropik disimpan tersendiri dengan lemari dua
pintu dan dua kunci, lemari terbuat dari kayu atau bahan yang kuat dan
ditempatkan yang dijamin keamanannya, tidak mudah dipindahkan dan
tidak boleh terlihat oleh umum
5. Pendistribusian
a. Apotek (amprahan)
melalui SIMRS permintaan obat dikirim dari Apotek ke gudang, data
diterima lalu diinput kemudian disiapkan.waktu amparahan untuk
Apotek Rawat Jalan 1 hari senin dan kamis,untuk Apotek Rawat Jalan 2
hari rabu, dan untuk Apotek Rawat Inap hari senin
b. Ruangan atau Unit lain
6. Pelaporan
a. Buku Amprahan
b. Buku Defecta
c. Buku Barang Datang
d. Kartu Stock
e. Faktur
B. Apotek
Apotek adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluran
sediaan farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat yang
meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, dan
dokumentasi. Peranan dalam pusat informasi obat, peranan dalam penyimpanan
obat, dan peranan dalam kontrol kualitas obat. Apotek dan Depo di RSUD Balaraja
terdiri dari :
1. Apotek IRJ 1 (Instalasi Rawat Jalan)
2. Apotek IRJ 2 (Instalasi Rawat Jalan)
3. Apotek Rawat Inap
31
4. Depo UGD
5. Depo OK
b. Pasien BPJS
Penyerahan obat
(PIO)
Depo OK & IGD ada dibawah tanggung jawab Apotek Rawat Inap.
32
BAB IV
PEMBAHASAN
Apotek IRJ 1, IRJ 2, dan gudang farmasi melakukan pelayanan mulai pukul
08.00 WIB sedangkan Apotek Rawat Inap yang melakukan pelayanan 24 Jam. Adapun
kegiataan yang dilakukan siswa/siswi dipelayanan, yaitu mengecek dan mengisi
sediaan farmasi yang dalam keadaan stok minim, membantu amprahan sediaan farmasi
dari gudang ke ruangan pelayanan resep, menyusun amprahan sediaan farmasi sesuai
dengan tempat yang telah ditentukan, melakukan pemusnahan obat expired, melakukan
kegiatan stock opname, melayani resep yang meliputi: menyiapkan sediaan farmasi,
pengecekan sediaan farmasi yang diminta pasien dan menyerahkan sediaan farmasi
sesuai resep kepada perawat atau keluarga pasien.
33
Ruang tunggu Apotek Rawat Inap memiliki kapasitas yang cukup memadai
walaupun dengan jumlah kursi lebih sedikit dibandingkan dengan Apotek Rawat Jalan
1 dan Apotek Rawat Jalan 2. Dengan jumlah kursi yang bisa dibilang cukup memadai
dan jumlah pasien yang lebih banyak dibandingkan dengan apotek rawat jalan 1 dan
apotek rawat jalan 2, pasien tetap bisa duduk karena pasien yang datang ke Apotek
Rawat Inap datang secara bergantian..
34
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Untuk Rumah Sakit
1. Diharapkan untuk di Apotek Rawat Inap diperbesar kembali rungannya
dan penyimpanan obat,alat kesehatan maupun injeksi disimpan sesuai
abjad agar lebih mudah mencari dan pelayanan pun lebih cepat
2. Untuk dimusolah lebih diperhatikan lagi kebersihannya terutama
kebersihan mukenanya agar digunakannya lebih nyaman
Untuk sekolah
1. harus terus menghasilkan murid-murid yang terampil, cekatan dan dapat
berkomunikasi dengan baik kepada pasien maupun lingkungan sekitar
2. menjadikan murid-murid SMK Yarsi Medika lebih percaya
diri,bertanggung jawab dan lebih menguasai pelajaran yang akan
diterapkan ditempat kerja
3. Lebih meningkatkan komunikasi antara pihak rumah sakit dan pihak
sekolah agar kegiatan Praktek Kerja Lapangan dapat berlangsung dengan
baik dan tetap berjalan seterusnya.
36
KASUS RESEP
Resep 1
37
A. Skrining Resep
B. Evaluasi
1. Pembahasan resep :
a. Nama Dokter Ada
b. Nomor Izin Praktek Dokter Ada
c. Alamat dan Nomor Telpon Tidak Ada Resep sudah
Dokter dianggap sah
d. Tempat, Tanggal, Bulan, dan Ada
Tahun Penulisan Resep
e. Tanda Tangan atau Paraf Dokter Ada
2. Kelengkapan resep :
A. Inscription
1. Nama Dokter Ada
2. Tempat, Tanggal dan Tahun Ada
Penulisan Resep
3. Tanda R/ Ada
B. Ordination
1. Nama Obat Ada Resep sudah
2. Kadar Obat Ada dianggap sah
3. Jumlah Obat Ada
4. Bentuk Sediaan Ada
C. Signature
1. Aturan pemakaian Ada
2. Nama pasien Ada
3. Umur pasien Ada
D. Subscriptio
1. Tanda Tangan Dokter Ada
Kesimpulan: Resep tersebut sudah dikatakan sah dan lengkap
Bahasa latin:
40
D. Informasi Obat
1. Amitriptrylin
3. Vitamin B Complex
F. Penyiapan obat
1. Resep 1 (racikan)
2. Resep 2
INSTALASI FARMASI
RSUD BALARAJA
NO.R/ 28-DIN171000386 0013461 TGL:11-10-2017
Dokter :dr. Lidya Heryanto, Sp.KJ
OJIE TN (L)
Tgl . lahir : 12/05/1975
2X sehari 1 kapsul
Sesudah makan
Racikan 01(14)
No. Batch :
ED :__________ OBAT MINUM
43
2. Etiket Resep 2
INSTALASI FARMASI
RSUD BALARAJA
NO.R/ 28-DIN171000386 0013461 TGL:11-10-2017
Dokter :dr. Lidya Heryanto, Sp.KJ
OJIE TN (L)
Tgl . lahir : 12/05/1975
2X sehari 1 tablet
Sesudah makan
ZITANID 2 mg (15)
No. Batch :
ED : 08-2019 OBAT MINUM
RESEP 2
45
A. Skrining Resep
B. Evaluasi
1. Pembahasan resep :
f. Nama Dokter Ada
g. Nomor Izin Praktek Dokter Ada
h. Alamat dan Nomor Telpon Tidak Ada Resep sudah
Dokter dianggap sah
i. Tempat, Tanggal, Bulan, dan Ada
Tahun Penulisan Resep
j. Tanda Tangan atau Paraf Dokter Ada
2. Kelengkapan resep :
E. Inscription
4. Nama Dokter Ada
5. Tempat, Tanggal dan Tahun Ada
Penulisan Resep
6. Tanda R/ Ada
F. Ordination
5. Nama Obat Ada Resep sudah
6. Kadar Obat Ada dianggap sah
7. Jumlah Obat Ada
8. Bentuk Sediaan Ada
G. Signature
4. Aturan pemakaian Ada
5. Nama pasien Ada
6. Umur pasien Ada
H. Subscriptio
1. Tanda Tangan Dokter Ada
Kesimpulan: Resep tersebut sudah dikatakan sah dan lengkap
47
Bahasa latin
1. Recipe Cefixime Caps 100 mg Nomero X
Signa bis de die uno
Artinya :
Ambilah Cefixime Kapsul 100 mg sebanyak 10
Tandai dua kali sehari satu kapsul
2. Recipe Ranitidin 150 mg Nomero X
Signa bis de die uno
Artinya :
Ambilah Ranitidin 150 mg sebanyak 10
Tandai dua kali sehari satu tablet
3. Recipe Asam Mefenamat 500 mg Nomero XV
Signa ter de die uno
Artinya :
Ambilah Asam Mefenamat 500 mg sebanyak 15
Tandai tiga kali sehari satu tablet
D. Informasi Obat
1. Cefixime
2. ranitidine
3. asam mefenamat
E. Penyiapan Obat
1. Resep 1
a. Resep diterima dari pasien kemudian dilakukan skrining resep.
b. Ambil Cefixime 100 mg sebanyak 10
c. Masukan obat kedalam plastik klip dan beri etiket
2. Resep 2
a. resep diterima dari pasien kemudian dilakukan skrining resep
b. Ambil Ranitidine 150 mg sebanyak 10
c. Masukan obat kedalam plastik klip dan beri etiket
3. Resep 3
a. resep diterima dari pasien kemudian dilakukan skrining resep
b. Ambil Asam Mefenamat 500 mg sebanyak 15
c. Masukan obat kedalam plastik klip dan beri etiket
d. Semua obat dicek ulang untuk meminimalisir kesalahan
e. Obat diserahkan kepada pasien disertai dengan PIO
49
F. Etiket
1. Etiket Resep 1
INSTALASI FARMASI
RSUD BALARAJA
NO.R/ 28-DRD171001088 00079092 TGL:09-10-2017
Dokter :dr. Adimas. Sp. B
NURMAWATI NY (P)
Tgl . lahir : 05/01/1970
2 X Sehari 1 kapsul
Sesudah makan HABISKAN
CEFIXIME 100 MG (10)
No. Batch : GKS5400
ED : 01/04/2018 OBAT MINUM
2. Etiket Resep 2
INSTALASI FARMASI
RSUD BALARAJA
NO.R/ 28-DRD171001088 00079092 TGL:09-10-2017
Dokter :dr. Adimas Sp. B
NURMAWATI NY (P)
Tgl . lahir : 05/01/1970
2 x Sehari 1 tablet
Sebelum makan
RANITIDINE 150 MG (10)
No. Batch : GKS5401
ED : 01/04/2018 OBAT MINUM
50
3. Etiket Resep 3
INSTALASI FARMASI
RSUD BALARAJA
NO.R/ 28-DRD171001088 00079092 TGL:09-10-2017
Dokter :dr. Adimas Sp. B
NURMAWATI NY (P)
Tgl . lahir : 05/01/1970
3 x sehari 1tablet
Sesudah makan
ASAM MEFENAMAT 5OO MG(15)
No. Batch : GKS5402
ED : 01/04/2018 OBAT MINUM
Lampiran 1
DIREKTUR
Seksi
Keperawatan Seksi Seksi Sarana Subbag
Penunjang dan Prasarana Keuangan
Non Medik
Subbag
Umum dan
Kepegawaian
Lampiran 2
KEPALA
INSTALASI
FARMASI
Dokumentasi
53
Gudang
60
61
62