DI SUSUN OLEH :
i
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr. Wb
Pertama-tama kami memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan karunia-Nya, Laporan Pengantar Praktek Kerja Lapangan ini dapat
kami selesaikan tepat pada waktunya. Penyelesaian Laporan Pengantar Praktek
Kerja Lapangan ini tidak lepas dari bantuan doa dari keluarga, rekan, relasi, dan
teman yang telah mendukung dan meluangkan waktu untuk ikut berpartisipasi.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Khairuddin, M.Ag selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin.
2. Ibu Risya Mulyani M.Sc.,Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin.
3. dr. Dame Glory Naiborhu selaku Pimpinan Puskesmas Cempaka Putih
Banjarmasin.
4. Ibu Sri Rahayu M.Farm.,Apt selaku dosen pembimbing internal Praktik Kerja
Lapangan Puskesmas sekaligus Kepala Program Studi D3 Farmasi
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
5. Ibu Fathul Jannah S.Si.,Apt selaku pembimbing lapangan di Puskesmas
Cempaka Putih Banjarmasin.
6. Ibu Herda Ariyani M.Farm.,Apt selaku Koordinator Praktik Kerja Lapangan.
7. Ibu Isna Noverita selaku Tenaga Teknis Kefarmasian di Puskesmas Cempaka
Putih.
8. Ibu Gusti Bulqis Hidayati selaku Tenaga Teknis Kefarmasian di Puskesmas
Cempaka Putih.
9. Semua pihak yang telah membantu selama pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan ini.
Kami berharap Pengantar Praktik Kerja Lapangan ini dapat membuahkan hasil
yang lebih baik dan bermanfaat sehingga dapat menjadi panduan dalam
menghadapi persaingan dan lingkungan kerja yang semakin penuh tantangan di
masa yang akan datang. Kami memohon maaf yang sedalam-dalamnya apabila
selama menyelesaikan Laporan Pengantar Praktek Kerja Lapangan ini telah
melakukan kesalahan karena kami juga tidak lepas dari kekhilafan dan kami
menyadari bahwa lapoaran ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum. Wr. Wb
Penyusun,
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...................................................................................1
B. TUJUAN PENGANTAR PRAKTEK KERJA LAPANGAN.......................3
C. MANFAAT PRAKTEK KERJA LAPANGAN............................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. PUSKESMAS................................................................................................6
B. TUGAS DAN FUNGSI PUSKESMAS.........................................................8
C. MANAJEMEN SDM.....................................................................................11
D. MANAJEMEN PERBEKALAN FARMASI DI PUSKESMAS...................15
E. PELAYANAN FARMASI DI PUSKESMAS...............................................26
F. LPLPO............................................................................................................33
BAB III TINJAUAN UMUM PUSKESMAS CEMPAKA PUTIH
A. PUSKESMAS CEMPAKA PUTIH...............................................................36
B. TUGAS DAN FUNGSI PUSKESMAS.........................................................40
C. MANAJEMEN SDM.....................................................................................41
D. MANAJEMEN PERBEKALAN FARMASI................................................42
E. PELAYANAN KEFARMASIAN.................................................................49
F. LPLPO............................................................................................................51
BAB IV PEMBAHASAN
A. MANAJEMEN OBAT...................................................................................54
B. PELAYANAN FARMASI DI PUSKESMAS...............................................62
C. KEGIATAN PELAYANAN DI LUAR GEDUNG.......................................64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN..............................................................................................66
B. SARAN..........................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................67
LAMPIRAN
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Apotek Puskesmas Cempaka Putih
Lampiran 2. Obat-obatan dan Alat Kesehatan yang ada di kamar obat
Lampiran 3. Etiket
Lampiran 4. Contoh Resep
Lampiran 5. Gudang Obat
Lampiran 6. Alat Pres Kertas Puyer (Handbound)
Lampiran 7. Obat-obatan di dalam Lemari Pendingin
Lampiran 8. Kegiatan di Luar Gedung
Lampiran 9. Leaflet Penyuluhan
Lampiran 10. Daftar Hadir Peserta Penyuluhan
Lampiran 11. Struktur Organisasi Puskesmas Cempaka Putih
Lampiran 12. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Cempaka Putih
Lampiran 13. Kartu Stok Obat
iv
DAFTAR SINGKATAN
APT : Apoteker
D3 : Diploma 3
GF : Gudang Farmasi
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan dibidang kesehatan merupakan bagian integral dari
pembangunan Nasional Indonesia yang diatur dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN), dijelaskan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah
terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa,
baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah secara sinergis, berhasil
guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesejahteraan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesehatan
umum dari tujuan nasional (Depkes RI, 2009).
1
2
lebih dari satu Puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar
Puskesmas dengan memperhatikan keutuhankonsep wilayah yaitu desa/
kelurahan, dusun/rukun warga (RW), dan rukun tetangga (RT).
Oleh sebab itu pengalaman belajar merupakan hal yang penting bagi
peserta didik untuk mencapai suatu keberhasilan dalam tujuan pendidikan,
yang dapat diperoleh melalui pendidikan dikelas, dilaboratorium, maupun
di lapangan. Untuk mencapai pengalaman belajar yang nyata dan
komprehensif sehingga peserta didik dapat lebih siap dan mandiri, maka
dilaksanakan praktek kerja lapangan pada Mahasiswa D3 Farmasi
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin dengan lingkup pelayanan
kefarmasian, yaitu di Puskesmas Cempaka Putih.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tentang demografi dan data kependudukan wilayah
cakupan kerja Puskesmas Cempaka Putih.
b. Mengetahui Struktur Organisasi Puskesmas Cempaka Putih, dan
peran Instalasi Farmasi di Puskesmas.
c. Mengetahui proses Manajemen Perbekalan Farmasi di Puskesmas
Cempaka Putih.
d. Mengetahui sistem Manajemen SDM di Puskesmas Cempaka Putih.
e. Memahami dan mampu memberikan pelayanan kefarmasian dengan
pendekatan pharmaceutical Care.
A. Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan disuatu wilayah
kerja. Sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota,
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis
operasional dinas kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat
pertama sejak ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia
(Anonim, 2006).
6
7
b. Misi Puskesmas
1). Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya.
2). Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya.
3). Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
4). Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga
dan masyarakat beserta lingkungannya.
2. Fungsi Puskesmas
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.128/Menkes/SK/II/2004 :
Ada 3 fungsi utama yang dilaksanakan dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan dasar (PKD) kepada seluruh target sasaran masyarakat di wilayah
kerjanya, yakni sebagai berikut :
1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. Puskesmas
selalu berusaha menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan oleh sektor lain, masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, serta aktif melaporkan dampak penyelenggaraan pembangunan
di wilayah kerjanya terhadap kesehatan. Khusus untuk pembangunan
kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
10
C. Manajemen SDM
1. Dokter Umum
Dokter umum mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan
memberikan kesehatan umum, tindakan gawat darurat, kesehatan jiwa,
kesehatan remaja, kesehatan anak, konsultasi kesehatan, memberikan
rujukan, pengujian kesehatan, otopsi, visum, penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat, mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten melalui Kepala Puskesmas
untuk menciptakan masyarakat yang sehat, kuat dan sejahtera.
2.Dokter Gigi
Dokter gigi mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan
memberikan pelayanan kesehatan gigi, memberikan rujukan, penyuluhan
kesehatan gigi kepada masyarakat, mempertanggungjawabkan dan
melaporkan hasil kinerja kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
melalui Kepala Puskesmas untuk menciptakan masyarakat yang sehat, kuat
dan sejahtera.
3. Bidan
Bidan mempunyai tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan
memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan KB, pertolongan
persalinan normal, mencatat kegiatan pada kartu ibu, kartu menuju sehat ibu
hamil (KMS bumil), kartu KB, register kunjungan, kohort KIA, melakukan
penyuluhan kepada bumil, pasangan usia subur(PUS), konsultasi kesehatan
ibu dan anak, mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja
kepada kepala puskesmas untuk menciptakan masyarakat yang sehat,kuat
dan sejahtera.
4. Perawat
Perawat mempunyai tugas melakukan ursan puskesmas dengan memberikan
pelayananan asuhan keperawatan, melakukan kunjungan pembinaan kepada
masyarakat,melakukan pelayanan keperaawatan, melakukan kolaborasi
dengan petugas medis dalam melaksanakan pelayanan terhadap pasien,
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, memberikan konsultasi
12
5. Perawat gigi
Perawat gigi memiliki tugas melaksanakan urusan dengan memberikan
asuhan keperawatan gigi, membantu dokter gigi dalam memberikan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut, melakukan sterilisasi alat, melakukan
pemerikasaan kesehatan gigi anak sekolah, konsultasi kesehatan gigi dan
mulut, penyuluhan kesehatan kepada masyarakat,
mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja kepada kepala
puskesmas ntuk menciptakan masyarakat yang sehat,kuat dan sejahtera.
6. Penata laboratorium
Penata laboratorim memiliki tugas melaksanakan rusan puskesmas dengan
memberikan pelayanan pemeriksaan spesimen, organisme, Basil Tahan
Asam(BTA), Parasit, sterilisasi alat, konsultasi kesehatan, penyuluhan
kesehatan kepada masyarakat,mempertanggungjawabkan dan melaporkan
hasil kinerja kepada kepala puskesmas untuk menciptakan masyarakat yang
sehat,kuat dan sejahtera.
7. Sanitarian
Sanitarian memiliki tugas melaksanakan urusan puskesmas dengan
memberikan pelayanan perbaikan kesehatan perumahan dan lingkungan,
menganalisis dampak linkungan, membina sanitasi tempat
umum,pengolahan atau industri makanan, pengolahan atau pemakaian
pestisida, rumah sakit serta pelabuhan,pengawasan kualitas air,pengambilan
sampel air, konsultasi kesehatan lingkungan kepada masyarakat,
mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja kepada kepala
puskesmas untuk menciptakan masyarakat yang sehat,kuat dan sejahtera.
13
8. Nutrisionis
Nutrisionis memiliki tugas melaksanakan urusan puskesmas dengana
memberikan pelayanan gizi, pelatihan kader, Pemberian Makanan
Tambahan Air Susu Ibu (PMT ASI),pemberian vitamin,garam
beriodium,tablet Fe,obat cacing, mnejelaskan pengisian KMS, pelayanan
posyandu, konsultasi kesehatan atau gizi,penyuluhan kesehatan/gizi kepada
masyarakat, mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja
kepada kepala Dinas Kesehatan Kabupaten melalui kepala puskesmas untuk
menciptakan masyarakat yang sehat, kuat dan sejahtera.
9. Apoteker/Asisten Apoteker
Apoteker/asisten Apoteker memiliki tgas melaksanakan urusan puskesmas
dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menerima resep,
meracik dan mempersiapkan obat sesuai kebutuhan obat dan vaksin,
mencatat pemakaian dan kebutuhan obat,mengelola pemasukan dan
pengeluaran obat,mengevaluasi pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan,
konsultasi kesehatan,penyuluhan kesehatan kepada masyarakat,
mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja kepada kepala
puskesmas untuk menciptakan masyarakat yang sehat, kuat dan sejahtera.
tepat jumlah serta tepat waktu dan tersedia pada saat di butuhkan
(Anonim, 2007).
2) Metode epidemiologi
Menganalisis kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit. Langkah yang
perlu dilakukan adalah menentukan jumlah penduduk yang akan
dilayani, menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan frekuensi
penyakit, menyediakan pedoman peng-obatan, menghitung perkiraan
kebutuhan obat, dan penyesuaian dengan alokasi dana yang tersedia.
3) Metode campuran
Merupakan gabungan dari metode konsumsi dan metode epidemiologi.
Untuk pengadaan, pada awalnya dibuat surat pesanan oleh asisten apoteker
atau apoteker berupa LPLPO, yang kemudian ditandatangani oleh kepala
puskesmas yang bersangkutan. Adapun macam-macam permintaan obat,
sebagai berikut :
a. Permintaan rutin, dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
19
3. Penerimaan
Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan yang
diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola di
bawahnya yang bertujuan agar obat yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan Puskesmas.
4. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan
yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik
maupun, kimia dan mutunya tetap terjamin yang bertujuan agar obat yang
tersedia di unit pelayanan kesehatan mutunya dapat dipertahankan.
a. Persyaratan gudang dan pengaturan penyimpanan obat antara lain :
1) Cukup luas minimal 3x4 meter persegi.
2) Ruangan kering tidak lembab.
20
5. Distribusi
Distribusi adalah kegiatan pengeluaran obat dan penyelenggaraan obat
secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit
pelayanan kesehatan seperti kamar obat, laboratorium, pustu, pusling,
posyandu. Tujuan distribusi adalah memenuhi kebutuhan sub unit
22
6. Pengendalian
23
b. Pengendalian Penggunaan
Tujuan pengendalian Penggunaan adalah untuk menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi :
1) Presentase penggunaan generik.
2) Presentase penggunaan injeksi.
3) Presentase rata-rata jumlah R/.
4) Presentase penggunaan obat generik.
5) Kesesuaian dengan pedoman.
5) Di pelayanan kesehatan/pengobatan
a. Catatan obat-obatan yang diberikan kepada pasien pada kartu
berobat/status.
6) Di tempat pelayanan P3K dan tempat rawat inap
a. Catatan harian penggunaan obat.
b. LPLPO sub unit.
7) Di puskesmas keliling
a. Laporan pemakaian obat.
8) Di posyandu/polindes/bidan desa
a. Laporan pemakaian obat dan sisa stok.
b. Penyelanggaraan pencatatan :
1) Di gudang puskesmas :
1. Setiap obat yang diterima dan dikeluarkan dari gudang dicatat di
dalam kartu stok.
2. Laporan penggunaan dan lembar permintaan obat dibuat
berdasarkan :
a) Kartu stok obat.
b) Catatan harian penggunaan obat.
c. Alur pelaporan
Data LPLPO merupakan kompilasi dari data LPLPO sub unit dan
puskesmas induk, LPLPO dibuat 4 (empat) rangkap, yakni :
1. Dua rangkap dberikan ke Gudang Farmasi Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melalui UPOPPK.
2. Satu rangkap untuk arsip puskesmas.
3. Satu rangkap untuk pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
d. Periode pelaporan
Pelaporan dilakukan secara periodik, setiap awal bulan. Untuk
puskesmas yang mendapatkan distribusi setiap bulan LPLPO dikirim
setiap awal bulan, begitu juga untuk puskesmas yang mendapatkan
distribusi setiap triwulan.
e. Pelaporan obat narkotika dan psikotropika
Laporan obat-obatan narkotika dan psikotropika dibuat rutin setiap
bulannya, laporan ini dibuat berdasarkan kartu stok khusus obat
narkotika dan psikotropika yang ada di dalam lemari penyimpanan obat
narkotika dan psikotropika serta melihat dari buku catatan harian
khusus penggunaan obat narkotika dan psikotropika kemudian laporan
dikirimkan ke Dinas Kesehatan/Kota dengan tembusan kepada :
1) Kepala BPOM setempat.
2) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi.
3) Arsip yang bersangkutan.
3) Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam atau oral dan etiket
warna biru untuk obat luar, serta menempelkan label ‘’Kocok
Dahulu’’ pada sediaan obat dalam bentuk larutan.
4) Memasukkan obat kedalam wadah yang sesai dan terpisah untuk
obat yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan penggunaan yang
salah.
c. Penyerahan Obat
Setelah peracikan obat, dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan
pemeriksaan kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket,
cara penggunaan serta jenis dan jumlah obat.
2) Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara
yang baik dan sopan, mengingat pasien dalam kondisi yang tidak
sehat mungkin emosinya tidak stabil.
3) Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarga
pasien itu sendiri.
4) Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang
terkait dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat, makanan dan
minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek samping, cara
penyimpanan obat, dan lain-lain.
d. Pelayanan Informasi Obat.
Pelayanan informasi obat harus benar, jelas, mudah dimengerti, akurat,
etis, bijaksana, dan terkini sangat diperlukan dalam upaya penggunaan
obat yang rasional oleh pasien. Sumber informasi obat adalah buku
Farmakope Indonesia, ISO, IONI, Farmakologi dan Terapi, serta buku-
buku lainnya. Informasi obat juga dapat diperoleh dari setiap kemasan
atau brosur obat yang berisi:
a) Nama dagang obat jadi.
b) Komposisi
c) Bobot, isi atau jumlah zat aktif
d) Dosis pemakaian
e) Cara pemakaian
29
Efek samping obat adalah setiap respon obat yang merugikan dan tidak
diharapkan serta terjadi karena penggunaan obat dengan dosis atau
takaran normal.
30
jumlah kunjungan resep, data penyakit, dan frekuensi distribusi obat oleh
UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Gudang Farmasi Kabupaten/Kota.
Sumber data dari LPLPO dan LBP (Laporan Bulanan Puskesmas).
Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan pemakaian
pada periode sebelumnya.
SO = SK + WK + WT + SP - SS
Ketererangan :
SO = Stok Optimum
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok
Penjelasan :
1. Stok Kerja adalah pemakaian rata-rata per periode
distribusi.
2. Waktu Kekosongan adalah lamanya kekosongan obat
dihitung dalam hari.
3. Waktu Tunggu adalah waktu tunggu yang mulai dihitung
dari permintaan oleh puskesmas sampai dengan penerimaan obat
dipuskesmas.
4. Stok penyangga adalah persediaan obat untuk
mengantispasi terjadinya peningkatan kunjungan, keterlambatan kedatangan
obat, dan peningkatan pemakaian
5. Sisa stok adalah sisa obat yang masih tersedia di puskesmas
pada akhir distribusi.
35
a. Luas Wilayah
Luas wilayah kerja Puskesmas Cempaka Putih adalah 1,66 Km
yang meliputi 2 (dua) Kelurahan yaitu : Kelurahan Kuripan 0,72
Km dan Kelurahan Kebun Bunga 0,94 Km.
b. Batas Wilayah
Batas wilayah kerja Puskesmas Cempaka Putih terletak di sebelah
Timur Kota Banjarmasin dengan batas-batas sebagai berikut :
c. Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Cempaka Putih
menurut data terakhir (2015) adalah 21.065 jiwa, yang terdiri dari
Kelurahan Kuripan sebanyak 11.232 jiwa sedangkan Kelurahan
Kebun Bunga sebanyak 9.833 jiwa. Adapun jumlah Rukun
Tetangga (RT) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Cempaka
36
37
Kelurahan
Jenis
No Kebun Jumlah Persen
Kelamin Kuripan
Bunga
2) Umur
Sedangkan jumlah penduduk menurut kelompok umur dapat
dilihat pada tabel berikut :
Kelurahan
Kelompok
No Kebun Jumlah Persen
Umur Kuripan
Bunga
d. Mata Pencaharian
Sebagian besar mata pencaharian penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Cempaka Putih adalah sebagai buruh yaitu sebesar 28,5
% (2487 jiwa) dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan.
Dan terbanyak kedua adalah Lain-lain (maksudnya mereka yang
yang bekerja tidak termasuk dalam kategori yang ada seperti
tukang becak, pengamen, buruh serabutan dan lain-lain) sebesar
22,8 % atau 1991 jiwa. Pendidikan sebagian besar penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Cempaka Putih adalah tamatan SMA
(Sekolah Menengah Atas) atau sederajat yaitu sebesar 11.273 jiwa
atau sekitar 53,5 % dari jumlah penduduk. Dan sebesar 3,7 %
pernah mengenyam pendidikan di SD (Sekolah Dasar) atau sekitar
1.007 jiwa.
e. Pendidikan
Adapun jumlah penduduk yang tidak sekolah sekitar 1,6 % atau
480 jiwa. Sisanya berpendidikan SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama) sebesar 21,75 %. Sedangkan yang tamat Akademi 8,7 %
dan tamat Perguruan Tinggi (PT) sebesar 2,5 % atau sekitar 721
jiwa.
2. Fungsi Puskesmas
a. Menyelenggarakan UKM (Unit Kesehatan Masyarakat) tingkat
pertama di wilayah kerjanya.
b. Menyelenggarakan UKP (Unit Kesehatan Personal) tingkat
pertama di wilayah kerjanya
4. Perawat 6 orang
7. Bidan:
Bidan D3 5 orang
Bidan D1 1 orang
8. Apoteker 1 orang
b. Loket 5 orang
Jumlah 38 orang
kartu stok yang ada di gudang dan juga melihat dari buku catatan
harian penggunaan obat.
R = Rencana Tahunan
PR = Pemakain Rata-rata
SS = Sisa Stok
Selain obat-obat diatas, terdapat juga obat puyer yang diracik oleh
tenaga farmasi dan kemudian dibungkus. Hal ini dilakukan untuk
memudahkan pemberian obat kepada pasien. Puyer tersebut adalah
Puyer Batuk (PB) yang terbagi menjadi PB I, PB II, PB III, dan PB
IV.
c. Penyimpanan
Pada kamar obat, obat-obatan yang dipakai untuk pelayanan resep
diletakkan pada lemari khusus yang terbuat dari kayu dengan model
terbuka tanpa penutup (untuk obat oral sediaan padat maupun cair),
46
d. Distribusi
Pendisitribusian obat dan alat kesehatan digudang obat Puskesmas
Cempaka Putih dilakukan ke beberapa sub unit pelayanan kesehatan
seperti Poskesdes, Posyandu, pengobatan Lansia dan pusling.Sebelum
melaksanakan pelayanan kesehatannya, masing-masing sub unit
pelayanan melakukan permintaan ke apotek puskesmas untuk
menyiapkan obat-obatan yang diperlukan pada pelayanan kesehatan.
Tenaga Farmasi mencatat obat apa saja yang diambil dari apotek
untuk kemudian dimasukkan kedalam buku catatan khusus untuk
setiap sub unit dan dicatat pada akhir bulan pada LPLPO bersama
pemakaian obat harian di puskesmas.
e. Pengendalian
Kegiatan pengendalian yaitu memperkirakan atau menghitung
pemakaian rata-rata periode tertentu dipuskesmas dan seluruh unit
pelayanan serta menentukan stok optimum dan stok pengaman.Stok
47
f. Pelaporan
Obat-obat yang digunakan untuk resep umum, gratis dan JKN setiap
hari dicatat di buku register obat harian sesuai dengan jumlah obat
yang keluar. Kegiatan register obat harian ini dilakukan setelah jam
pelayanan pasien selesai. Untuk golongan obat narkotika dan
psikotropika yang keluar pada hari itu dicatat dibuku tersendiri,
dimana satu buku hanya untuk satu macam obat, untuk resep racikan
dihitung pula berapa bungkus yang keluar setiap harinya.
2. Administrasi
Administrasi adalah rangkaian aktivitas pencatatan, pelaporan dan
pengarsipan baik menyangkut sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
48
2. Penyiapan/Peracikan Obat
Penyiapan obat yang sudah jadi dilakukan dengan mengambil obat sesuai
dengan yang tertulis di resep, pada saat mengambil obat perlu diperhatikan
nama obat, kadar obat dan tanggal expired date. Sedangkan untuk
melakukan peracikan, yang pertama dilakukan adalah menghitung
kesesuaian dosis dan jumlah obat yang akan digunakan. Langkah
selanjutnya menyiapkan pembungkus serta wadah obat racikan sesuai
kebutuhan.Setelah itu dilakukan pembersihan tempat dan peralatan kerja,
pembersihan ini dilakukan untuk menghindari adanya kotoran debu atau
sisa obat pada peracikan sebelumnya yang menempel pada alat peracikan.
Setelah alat bersih, dilakukan pengambilan obat dari rak sesuai dengan
50
namadan jumlah obat yang diminta pada formula obat racik puyer.
Penggerusan obat dalam jumlah banyak di lakukan dengan menggunakan
blender, sedangkan penggerusan obat dalam jumlah sedikit dilakukan
dengan menggunakan mortir dan stemper. Setelah obat tercampur
homogen lalu obat dibagi sama rata, dibungkus dengan rapi dan
dimasukkan kedalam plastic klip yang sesuai . penyiapan dan peracikan
obat puyer di Puskesmas Cempaka Putih sudah baik sesuai prosedur.
3. Penyerahan Obat
Setelah obat diracik/disediakan obat diberi etiket oleh asisten apoteker atau
apoteker. Sebelumnya menyerahkan obat kepada pasien,asisten apoteker
atau apoteker yang membuat resep wajib memeriksas kembali kesesuaian
antara jenis, jumlah dan cara penggunaan obat dan waktu pemberian obat
sesuai permintaan resep, setelah memastikan kesesuaian barulah pasien
dipanggil berdasarkan nomor urut pasien. Pemastian ini sangat penting
karena kesalahan dalam penyerahan obat sangat berakibat
fatal.Penyerahan obat kepada pasien harus disertai dengan pemberian
informasi obat. Apoteker maupun asisten apoteker harus memastikan
bahwa pasien telah memahamin cara penggunaan obat. Pasien diminta
juga untuk menyimpan obat di tempat yang aman jauh dari jangkauan
anak-anak. Setelah memanggil pasien, di cek kembali identitas pasien agar
obat yang di serahkan sesuai dengan pasien yang tertulis di resep.
4. Informasi Obat
Informasi obat kepada pasien sangat penting disampaikan oleh asisten
apoteker atau apoteker yang melakukan penyerahan obat kepada pasien.
Meskipun obat yang diberikan sudah benar dan tepat, akan tetapi pasien
kurang mengerti bagaimana cara menggunakan obat yang benar, maka hal
itu akan sia-sia. Contohnya pada penggunaan obat captopril, dimana
captopril harus diminum sebelum makan/saat perut kosong, kareana
absorpsi obat ini berkurang jika ada makananan. Selain tujuan terapi tidak
tercapai, hal ini juga bisa menyebabkan keadaan hipertensi yang tidak
stabil.
51
Jadi disinilah peran asisten apoteker atau apoteker sangat diperlukan guna
tercapainya efek terapi. Informasi obat ini bisa mengenai cara penggunaan
obat yang benar, efek samping obat, interaksi obat, dan cara penyimpanan
obat yang baik dan benar. Asisten apoteker atau apoteker di Puskesmas
Cempaka Putih dalam menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan
informasi obat dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
pasien atau bisa juga menggunakan bahasa daerah. Informasi obat juga
dapat dilakukan dengan penyediaan leaflet informasi obat tertentu agar
menambah pemahaman pasien tentang obat. Di apotek Puskesmas
Cempaka Putih sudah tersedia leaflet yang berisi tentang informasi obat.
5. Lain-lain
Kegiatan kefarmasian yang rutin dilakukan adalah kegiatan luar gedung
berupa pusling, posyandu lansia, dan desa siaga.Kegiatan bertempatdi
suatu tempat yang sudah ditetapkan untuk masing-masing kegiatan
sebelum pelaksanaan dilakukan.Tugas asisten apoteker atau apoteker pada
kegiatan ini yaitu pelayanan kefarmasian. Obat atau perbekalan kesehatan
yang digunakan dalam kegiatan ini berasal dari apotek puskesmas dan di
tulis di dalam buku masing-masng kegiatan.
53
54
APBD kotamadya. Obat JKN yaitu obat untuk pasien yang memiliki kartu BPJS
dan jamkesmas. Sedangkan obat APBD kotamadya, yaitu untuk pasien umum (di
luar wilayah Banjarmasi) dan gratis.
A. Manjamen Obat
Manajemen obat di Puskesmas Cempaka Putih Banjarmasin memiliki
beberapa tahap, yaitu :
1. Perencanaan
Proses perencanaan kebutuhan obat sangat sangat mempengaruhi
ketersediaan obat di puskesmas, sebab perencanaan obat bertujuan untuk
mendapatkan jenis dan jumlah obat yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan untuk menghindari terjadinya kekosongan/ kelebihan obat.
Lembar perencanaan tersebut terdiri dari beberapa kolom yang harus diisi
oleh Pengelola Apotek Puskesmas, diantaranya yaitu sisa stok pada akhir
bulan, sisa stok ini dapat dilihat dari data pemakaian obat sehari-hari,
kartu stok dan fisik barang yang tersedia. Kolom berikutnya yaitu
pemakaian obat perbulan. Untuk mengetahu pemakaian obat perbulan
dapat dilihat dari buku catatan pemakaian harian. LPLPO (Laporan
Pemakain Obat dan Lembar Permintaan Obat) dibuat oleh apoteker dan
ditandatangani oleh Kepala Puskesmas Cempaka Putih Banjarmasin.
LPLPO dibuat sebanyak 4 rangkap dimana 1 lembar diserahkan untuk
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota setempat bagian Yankes (pelayanan
kesehatan), 2 lembar untuk Gudang Farmasi dan 1 lembar sebagai arsip.
LPLPO berfungsi ganda, selain sebagai laporan pemakaian obat pada
bulan sebelumnya, juga berfungsi sebagai lembar permintaan obat untuk
bulan selanjutnya.
3. Penerimaan
Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan yang
diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola di
bawahnya yang bertujuan agar obat yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan Puskesmas. Penyerahan
obat kepada Puskemas dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau pejabat yang diberi wewenang
untuk itu.
Setelah obat diterima, petugas penerimaan obatdigudang melakukan
pengecekan terhadap obat-obat yang diserahkan, mencakup jumlah
kemasan/peti, jenis dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan isi
dokumen (LPLPO) dan ditanda tangani oleh petugas penerima/diketahui
Kepala Puskesmas, bila tidak memenuhi syarat petugas penerima dapat
mengajukan keberatan. Apabila terdapat kekurangan, penerima obat wajib
menuliskan jenis yang kurang (rusak, jumlah kurang dan lain-lain). Setiap
penambahan obat-obatan, dicatat dan dibukukan pada buku penerimaan
obat dan kartu stok.
4. Penyimpanan
Penyimpaanan dilakukan setelah penerimaan obat, obat akan disimpan di
gudang obat puskesmas. Penyimpanan obat harus dilakukan di rak-rak
obat sesuai abjad, jenis sedian dana sumber dana. Cara penyimpanan obat
di Puksesmas Cempaka Putih Banjarmasin sudah sesuai, yakni disimpan
menurut alfabetis dan bentuk jenis sediannya (injeksi, salep, tablet, sirup,
57
5. Distribusi
Pendistribusian obat merupakan kegiatan untuk menyalurkan obat dari
puskesmas ke unit-unit pelayanan kesehatan, sehingga setiap saat tersedia
58
dalam jumlah, jenis dan mutu yang dibutuhkan. Pendistribusian obat dan
alat kesehatan dari gudang obat Puskesmas Cempaka Putih Banjarmasin
dilakukan ke beberapa sub unit pelayanan kesehatan, seperti Posyandu,
Desa Siaga, Pusling, dan juga Poli-poli. Pendistribusian kepada sub-sub
unit pelayanan kesehatan tersebut dilakukan secara berkala sesuai jadwal
masing-masing kegiatan pelayanan kesehatan. Kegiatan permintaan dan
pendistribusian sediaan farmasi dan alat kesehatan kepada sub unit
kesehatan menggunakan LPLPO sub unit.
6. Pengendalian
Pengendalian bertujuan agar tidak terjadi kelebihan atau kekosongan obat
di unit pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas). Kegiatan Pengendalian
terdiri dari :
a. Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan
tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan
program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok kerja,
stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Diperhitungkan keadaan
stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau kalau
dimungkinkan dilakukan pemesanan untuk mencukupi persediaan.
b. Pengendalian Penggunaan
Tujuan pengendalian Penggunaan adalah untuk menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi :
1) Presentase penggunaan generik.
2) Presentase penggunaan injeksi.
3) Presentase rata-rata jumlah R/.
4) Presentase penggunaan obat generik.
5) Kesesuaian dengan pedoman.
59
Resep gratis terdiri atas 1 rangkap, yaitu lembar putih dan hijau. Lembar
putih akan dikumpulkan per hari sebagai arsip Apotek untuk pembuatan
laporan penggunaan obat, sedangkan lembar hijau akan dikumpulkan
setiap hari dan diserahkan kebagian tata usaha untuk dibuatkan laporan
dan diajukan ke Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. Resep JKN hanya
terdiri atas 1 lembar berwarna putih dan masing-masingnya akan
dibuatkan laporan dan diajukan kepada pihak yang bersangkutan. Untuk
resep umum, resepnya sama seperti resep JKN yaitu hanya terdiri atas 1
lembar berwarna putih. Akan tetapi, pasien dengan resep umum harus
melakukan pembayaran terlebih dahulu pada bagian kasir.
2. Peracikan Obat
Penyiapan obat yang sudah jadi dilakukan dengan mengambil obat sesuai
dengan yang tertulis pada resep. Saat pengambilan obat perlu diperhatikan
nama obat, dosis, umur, penyakit pasien, jumlah obat, jenis sediaan dan
63
expired date obat tersebut. Jika obat telah siap dan sesuai dengan
permintaan, kemudian dilakukan penulisan nama pasien nomor urut
sesuai kode masing-masing jenis pelayanan (umum, gratis dan JKN) dan
cara penggunaan obat pada etiket.
Ada juga pembuatan serbuk puyer. Pengerusan obat dalam jumlah besar
yaitu menggunakan blender, sedangkan penggerusan obat dalam jumlah
sedikit dilakukan menggunakan mortir dan stemper. Setelah obat
tercampur homogen lalu obat dibagi sama rata, dibungkus dengan rapi
dan dimasukkan kedalam plastic klip yang sesuai
3. Penyerahan Obat
Sebelum menyerahkan obat kepada pasien, petugas apotek yang
mengerjakan resep tersebut harus memeriksa kembali kesesuaian antara
jenis, jumlah serta aturan pakai kemudian petugas akan memanggil nama
pasien. Penyerahan obat kepada pasien harus disertai dengan pemberian
informasi obat yang jelas. Petugas apotek harus memastikan bahwa pasien
telah memahami betul cara penggunaan obat dan memberitahukan kepada
apsien untuk menyimpan obat di tempat yang aman dan jauh dari
jangkuan anak-anak serta penyimpanan khusus untuk obat-obat tertentu,
seperti penyimpanan suppositoria.
4. Informasi Obat
Informasi obat kepada pasien sangat penting disampaikan oleh tenaga
farmasis yang melakukan penyerahan obat kepada pasien, meskipun obat
yang diberikan kepada pasien sudah benar dan tepat, tetapi masih banyak
pasien yang tidak mengerti bagaimana cara penggunaan obat yang baik
dan benar. Selain tujuan terapi tidak tercapai, hal ini juga dapat
memunculkan resiko resistensi terhadap obat, sehingga peran tenaga
farmasis disini sangatlah diperlukan guna tercapainya terapi yang
diharapkan untuk pasien. Pelayanan informasi obat di Puskesmas
Cempaka Putih Banjarmasin dilakukan oleh apoteker maupun asisten
64
2. Penyuluhan
Penyuluhan kepada pasien memegang peranan penting, tujuannya yaitu
agar dapat secara langsung mengedukasi pasien terhadap jenis dan cara
pemakaian oabat yang dikonsumsinya agar terapi yang diharapkan dapat
tercapai dengan maksimal. Penyuluhan yang dilakukan masih dalam
bentuk penyuluhan dalam gedung yang sifatnya kebih mengarah kepada
pelayanan informasi terhadap penggunaan obat. Penyuluhan juga
dilakukan apabila terjadi penyakit bersifat epidemi yaitu kenaikan
65
A. Kesimpulan
1. Puskesmas Cempaka Putih Banjarmasin sebagai unit pelayanan
kesehatan yang diperlukan dan sangat membantu masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang mudah, cepat dan terjangkau
serta memiliki ruangan dan lingkupan yang bersih.
2. Manajemen perbekalan farmasi di Puskesmas Cempaka Putih
Banjarmasin di kelola oleh apoteker dan dua asisten apoteker,
meliputi : perencanaan, permintaan obat, pengadaan atau penerimaan
obat, penyimpanan, pendistribusian pengendalian dan pelaporan obat.
3. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas Cempaka Putih Banjarmasin
sudah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Pelayanan tersebut
meliputi penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan obat dan
pemberian informasi obat.
B. Saran
1. Pengelolaan obat di Puskesmas Cempaka Putih Banjarmasin sudah
sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan diharapkan dapat
mempertahankan dan meningkatkan manajamen pengelolaan obat serta
mencegah terjadinya human error.
2. Tingkatkan kerja sama antara petugas apotek, perawat, dokter dan
bidan.
3. Untuk mahasiwa/ mahasiswi agar pelaksanaan PKL dilaksanakan
pada waktu yang lebih lama agar mahasiswa lebih dapat memahami
perannya di bidang kefarmasian sebagai seorang Tenaga Teknis
Kefarmasian.
66
67
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007, Tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah. Jakarta : menteri
dalam negeri
68
69
Lampiran 3. Etiket
71
Jenis Obat :
Kemasan :
Isi Kemasan :
Satuan :