Laporan ini disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat untuk
disusun oleh:
Menyetujui,
Direktur
Politeknik Indonusa Surakarta
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah Nya sehingga
kami dapat melaksanakan Praktik Industri (PI) di RSJD Surakarta dengan baik
dan lancar. Praktik Industri ini diselenggarakan dalam rangka memberikan bekal
ii
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam pengolahan farmasi di rumah
lancar tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, pada kesempatan ini penyusun
1. Ir. Suci Purwandari, M.M. selaku Direktur Politeknik Indonusa Surakarta yang
ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya. Saran
dan kritik demi kesempurnaan sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini bisa
bermanfaat bagi penulis pribadi, bagi semua pihak yang membutuhkan dalam
sakit.
iii
Surakarta, 18 Maret 2019
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
DAFTAR ISI..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................... 1
iv
B. Tujuan Praktik Industri Rumah Sakit ...................................... 3
1. Tujuan Umum.................................................................... 3
2. Tujuan Khusus................................................................... 3
C. Sejarah RSJD........................................................................... 9
E. Administrasi Farmasi............................................................... 40
I. Administrasi............................................................................. 49
A. Kesimpulan.............................................................................. 50
B. Saran......................................................................................... 51
v
LAMPIRAN..................................................................................................... 54
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
dan sosial dari seseorang itu sendiri sehingga dapat hidup produktif secara
penyakit ataupun gejala suatu penyakit baik bertindak secara sendiri ataupun
1
pengawasan obat atau makanan, rumah sakit, puskesmas, industri farmasi,
industri obat tradisional, Instalasi Farmasi, pedagang besar farmasi dan sarana
merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai
dilakukan oleh seorang Tenaga Teknis Kefarmasian. Farmasi sendiri yaitu seni
dan ilmu dalam penyediaan bahan-bahan sumber alam dan bahan sintetis yang
praktik industri tersebut meliputi Instalasi Farmasi, rumah sakit atau industri
rumah sakit yang sekarang dilakukan adalah di Rumah Sakit Jiwa Daerah
no.80 Surakarta (57126). RSJD Surakarta menjadi rumah sakit jiwa daerah
2
yang ada di Surakarta. Pasien yang dilayani tidak hanya berasal dari wilayah
Surakarta saja, tetapi juga melayani pasien dari wilayah luar Surakarta dan
mengatasi tantangan.
2. Tujuan Khusus
sakit jiwa, pengelolaan rumah sakit jiwa, sediaan farmasi di rumah sakit
farmasi dan pengembangan farmasi serta aspek bisnis rumah sakit sesuai
Kefarmasian.
3
2. Mendapatkan pengalaman mengenai pekerjaan kefarmasian di rumah sakit
BAB II
TINJAUAN UMUM
4
Rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang
gabungan alat ilmiah khusus dan rumit dan difungsikan oleh berbagai
yang sama untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik (Siregar,
2004).
1. Motto Pelayanan
2. Janji Pelayanan
5
pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta
pengbdian masyarakat.
perlengkapan umum.
Rumah Sakit Jiwa memiliki perbedaan dari rumah sakit umum, yaitu :
dalam ruangan.
6
5) Tanah yang luas unuk penyediaan lahan bagi terapi kerja lapangan
luar ruangan
(Nugroho, 2003).
daerah, Rumah sakit militer, Rumah sakit Badan Usaha Milik Negara
jenis diagnosis tertentu. Contoh: rumah sakit kanker, rumah sakit bersalin
7
kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh pemerintah, rumah sakit ini
hospital) atau disebut juga rumah sakit pusat, Sakit Kelas B Rumah Sakit
sakit tipe B, Rumah Sakit Kelas C Rumah Sakit kelas C adalah rumah sakit
dari puskesmas, Rumah Sakit Kelas D Rumah Sakit ini bersifat transisi
karena pada suatu saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Pada
kedokteran umum dan kedokteran gigi. Sama halnya dengan rumah sakit tipe
puskesmas, Rumah Sakit Kelas E Rumah sakit ini merupakan rumah sakit
pelayanan kedokteran saja. Pada saat ini banyak tipe E yang didirikan
pemerintah, misalnya rumah sakit jiwa, rumah sakit kusta, rumah sakit paru,
8
rumah sakit jantung, dan rumah sakit ibu dan anak. Sedangkan Rumah Sakit
Jiwa termasuk ke dalam Rumah Sakit Khusus (Kelas E), karena melayani
awalnya rumah sakit ini didirikan pada tahun 1918 dan diresmikan terpakai
tempat tidur (TT). Atas dasar kesepakatan bersama pada tahun 1986 dalam
bentuk Ruislag dengan Pemda Dati II Kodya Surakarta, kantor RS Jiwa Pusat
dalam proses pembangunan fisik lebih lanjut pada tanggal 3 Februari 1986
Rumah Sakit Jiwa Surakarta menempati lokasi yang baru di tepian sungai
yang tersedia sebanyak 340 tempat tidur (TT) dengan wilayah kerja
Jawa Timur bagian barat dan sebagian sebagian wilayah DIY. Berdasarkan
9
Provinsi Jawa Tengah. RS Jiwa Pusat Surakarta diserahkan dari Pemerintah
Kemudian sejak tahun 2009 RS Jiwa Daerah Surakarta telah menjadi Badan
jiwa yang efektif dan efisien, Membudayakan sikap dan perilaku karyawan
10
D. Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
Instalasi Farmasi adalah unit pelaksanaan fungsional yang
(Permenkes RI No.72 Tahun 2016). Tujuan kegiatan harian IFRS, antara lain
dan masyarakat.
7. Meningkatkan pengetahuan dan pengertian praktik farmasi rumah sakit
IFRS.
11
9. Membantu dalam pengembangan dan kemajuan profesi kefarmasian
yang beredar dan digunakan dalam rumah sakit baik untuk penderita rawat
inap, rawat jalan maupun untuk semua unit termasuk poliklinik rumah
terapi obat yang optimal bagi semua penderita dan menjamin pelayanan
pakai, meliputi:
a. Memilih sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
12
f. Mendistribusikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan habis pakai
rumah sakit.
e. Memberikan konseling pada pasien atau keluarganya.
f. Melaksanakan visite mandiri maupun bersama tenaga kesehatan
lain.
g. Melaksanakan pemantauan terapi obat (PTO)
h. Melakukan monitoring Efek Samping (MESO)
i. Melaksanakan evaluasi penggunaan obat (EPO)
j. Melaksanakan dispensing sediaan steril
k. Melakukan pemantauan Kadar obat dalam darah (PKOD)
medis, disusun oleh komite/Tim farnmasi dan terapi yang ditetapkan oleh
formularium:
rumah sakit.
2. Sebagai bahan edukasi bagi staf medik tentang terapi obat yang benar.
3. Memberi ratio manfaat yang tinggi dengan biaya yang minimal
(Siregar, 2004).
13
Formularium terdiri dari tiga bagian pokok:
perawatan penderita rawat inap, rawat jalan, unit gawat darurat, ruang
2004).
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai
tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu, dan efisien (Permenkes RI No.
14
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk
yang tepat antara mutu dan harga, apabila ada dua atau lebih
pengemasan.
15
terjamin dan tepat waktu, proses berjalan lancar, dan tidak
1) Pembelian
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelian (Permenkes,
2016):
habis pakai yang meliputi kriteria umum dan kriteria mutu obat.
a) Persyaratan pemasok
b) Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan sediaan farmasi,
waktu.
2) Produksi
2. Sumbangan/hibah/dropping
Seluruh kegiatan penerimaan Sediaan Farmasi, Alat
16
pelayanan kesehatan, maka jenis Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik
17
Penumpukan stok barang yang kadaluwarsa dan rusak dapat
Expired First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO). Sistem
keluar (Quick,1997).
Obat-obatan sebaiknya disimpan sesuai dengan syarat
18
bahwa RS harus memiliki tempat khusus untuk menyimpan
kayu atau bahan lain yang kuat, selain itu tempat penyimpanan
yang tertulis pada resep atau kartu obat atau Kartu Instruksi
(Quick,1997).
19
sentralisasi dan atau desentralisasi dengan sistem persediaan
(Siregar, 2004).
b) Resep perorangan (individual prescribing) merupakan cara
dalam resep atau kartu obat pasien rawat inap. Sistem ini
2004).
20
c) Sistem Unit Dose Dispensing (UDD) didefinisikan sebagai
digunakan saja,
b) Semua obat yang dibutuhkan dibagian perawatan disiapkan
21
c) Memberikan kesempatan farmasis menginterpretasikan dan
obat,
g) Mengurangi kemungkinan kesalahan obat dan juga
22
dokter. Pasien harus diberikan informasi mengenai obat karena
a) Pengendalian
kekurangan/kekosongan.
(3) Menentukan waktu tunggu (lead time) adalah waktu
didistribusikan.
23
(3) Pengembalian wadah bekas.
(4) Penggunaan kartu kendali.
(5) Menghitung dosis obat.
(6) Menghitung biaya Sediaan farmasi (Depkes RI, 2009).
b) Penghapusan/pemusnahan
acara pemusnahan).
3) Mengkoordinasikan jadwal, metode dan tempat
bentuk sediaan.
6) Membuat laporan pemusnahan obat dan Sediaan
24
(a) Waktu dan tempat pelaksanaan pemusnahan
kesehatan.
(c) Nama Instalasi Farmasier pelaksana pemusnahan
Pasal 60:
proses produksi.
2) Kadarluarsa, obat yang sudah habis batas waktu
penggunaan.
3) Tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada
ilmu pengetahuan.
4) Berkaitan dengan tindak pidana.
Pasal 61:
25
dan atau peredaran narkotika, sarana kesehatan tertentu,
sekurang-kurangnya memuat:
a) Nama, jenis, sifat dan jumlah,
b) Keterangan tempat, jam, hari, tanggal, bulan dan
BAB III
PEMBAHASAN
(IFRS), pengelolaan obat yang baik, pelayanan informasi obat yang tepat bagi
26
praktik industri di RSJD Surakarta mahasiswa ditempatkan di masing-masing
secara bergiliran di apotek rawat inap, apotek rawat jalan, gudang dan IGD, dan
sakit Jiwa Pusat Surakarta berubah menjadi rumah sakit jiwa daerah Surakarta
dibawah pemda Provinsi Jawah tengah. Rumah sakit jiwa surakarta diserahkan
dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah pada tahun 2001 berdasarkan SK
Adapun penetapan Rumah Sakit Jiwa Pusat Menjadi Rumah Sakit Jiwa Daerah
Februari 2002. Sejak tahun 2009 Rumah Sakit jiwa Daerah Surakarta telah
menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Provinsi Jawa Tengah. Daerah
subspesialis luas oleh pemerintah, rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai temapt
pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital) atau disebut juga rumah sakit
pusat.
27
Rumah sakit jiwa daerah Surakarta adalah Rumah sakit tipe A yang
hanya satu macam pelayanan kedokteran yang khusus untuk perawatan gangguan
secara sukarela, tetapi itu akan dipraktikkan ketika seorang individu dapat
menimbulkan bahaya yang signifikan bagi diri mereka sendiri atau orang lain.
Rumah Sakit Jiwa Surakarta (RSJD) berkapasitas 340 tempat tidur dan
terbagi dalam 15 ruang perawatan. Ruang perawatan meliputi: ruang VIP; Ruang
kelas 1, Ruang kelas II, dan Ruang kelas III, pasien yang memerlukan perawatan
khusus, seperti pasien lanjut usia dirawat di Ruang Dewi Kunti, penderita adiksi
dan NAPSA serta pasien Psikiatri yang disertai penyakit fisik dirawat di Ruang
Wisanggeni, sedangkan pasien gaduh gelisah dirawat diruang intensif, pasien laki-
laki dan perempauan dalam ruang terpisah, pelayanan di instalasi Rawat Jalan
Unit pertama yaitu IGD, unit IGD ini melaksanakan pelayanan 24 jam
yang terbagi dalam 3 shift yaitu, shift 1 07.00 – 14.00, shift 2 14.00 – 21.00, shift
28
3 21.00 – 07.00. Depo farmasi IGD dapat melayani resep pasien rawat jalan,
Unit kedua yaitu Rawat Inap, di unit ini terbagi dalam 2 shit, shift 1 05.30
– 13.00, sedangkan shift 2 08.00 – 15.30. Pelayanan di unit Rawat Inap sama
seperti di unit IGD yaitu pasien rawat inap, dan pasien pulang pada masing-
Unit ketiga yaitu Rawat Jalan, hanya terdapat 1 shift saja yaitu shift 1 jam
07.00 – 16.00. Pada unit ini melayani pasien rawat jalan umum dan BPJS. Unit
rawat jalan melayani resep racikan dengan standar waktu pelayanan maksimal 60
Unit keempat yaitu Gudang Farmasi, unit ini adalah sumber sediaan
farmasi dan alat kesehatan yang dibutuhkan semua unit di Rumah Sakit. PI di unit
pelaporan dari semua unit yang ada pada Instalasi Farmasi. PI di unit ini terdapat
berikut:
1. Menghafal Letak Obat
Sebelum kami membantu melayani resep diwajibkan menghafal obat dan
letak obat, untuk memudahkan melayani resep dan akan lebih cepat
melayani pasien.
2. Membaca Resep
29
Sebagai seorang calon Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) kami harus
memahami terlebih dahulu obat yang ada di IFRS kegitan ini sangat
bermanfaat bagi kami, karena dengan kegiatan ini kami bisa berlatih
membaca resep yang ditulis oleh Dokter yang berbeda-beda. Kami juga
Surakarta.
kartu stock.
4. Pelayanan Resep
Kegiatan ini merupakan salah satu tugas pokok dari IFRS yang terdiri
dari:
a. Skrining resep
1) Administratif, yang meliputi: Nama dokter, SIP dokter, Alamat
30
Kegiatan ini merupakan langkah awal setelah kita menerima resep.
pasien.
pasien dan cara pengunaan obat, juga menulis salinan resep bila perlu,
d. Meracik Obat
Pada umumnya Resep racikan berasal dari poli syaraf. Selain itu
dewasa dan lansia yang kesulitan menelan obat. Meracik bisa dari
tablet atau kapsul yang di buat menjadi kapsul, serbuk dan yang
e. Mengecek Kembali
Kegiatan ini dilakukan setelah obat sudah selesai dikemas dan diberi
31
kesesuaian obat dengan resep, dilakukan dengan cara 5 Benar yaitu:
dengan data yang ada pada kartu stock dan billing. Stock opname
diberikkan obat untuk 30 hari. Alur pelayanan rawat jalan: pasien datang
dengan membawa berkas dan resep, pasien meletakkan resep dan berkas yang
nomor antrian, mencari resep di data base berdasarkan antrian pasien, meng-
input resep elektronik, mencetak nota dan etiket, lalu petugas farmasi
mengambilkan kartu obat dengan nama yang sama dan nomor RM yang sama
dengan pasien, lalu dituliskan obat yang sudah ada di etiket, Selanjutnya
mengisi tanggal pada kartu kontrol untuk satu bulan kedepan, lalu obat di
menyiapkan obat, obat di cek kembali oleh petugas farmasi, jika tidak ada
informasi obat.
32
Alur pelayanan resep untuk pasien lama yaitu: resep datang dari setiap
di entry pada komputer, cetak etiket sesuai resep, obat diambil sesuai resep,
disiapkan secara UDD (Unit dose dispensing) dan ditempel pada plastik
sesuai waktu minum obat (plastik hijau untuk pagi, putih untuk siang, dan
Prosedur pelayanan farmasi bagi pasien baru rawat inap yaitu: perawat
atau keluarga pasien membawa resep ke pelayanan farmasi rawat inap, resep
Pelayanan untuk pasien rawat inap yang pulang, resep untuk pasien
resep, lembar rekonsiliasi obat dan form edukasi pasien. Petugas farmasi
memeriksa riwayat penggunaan obat pasien, bila ada obat yang sama jumlah
obat di resep disesuaikan, bila ada sisa obat di retur, Kemudian petugas
farmasi mengecek FPPO dan meng-entry resep, cetak etiket dan nota. Lalu
pasien.
33
Distribusi pasien rawat inap adalah obat diantarkan dari Apotek di
(laki-laki) dan Sembodro (perempuan), Pasien sub akut: Gatot kaca (laki-laki)
dan larasati (perempuan), Pasien fisik dan jiwa: Wisanggeni (laki-laki) dan
Gangguan jiwa terdiri atas dua kategori, yakni gangguan jiwa berat
dan gangguan jiwa ringan. Biasanya bagi penderita gangguan jiwa ringan,
cukup rawat jalan. Sedangkan gangguan jiwa berat wajib untuk dirawat di
RSJD. Sesuai dengan prosedur yang ada di RSJD, pasien yang dibawa
Instalasi Gawat Darurat (IGD) selama kurang lebih 24 jam, setelah tenang,
pasien baru ditempatkan di ruang rawat inap. Bagi pasien yang benar-benar
sudah tenang dan tidak terlihat gejala akan ngamuk dan prilakunya sudah
kurun waktu setiap 1 minggu, 2 minggu dan setiap sebulan sekali hingga
kambuh lagi, itu karena tidak rutin kontrol ke RSJ dan tidak mengonsumsi
34
obat lagi, padahal itu sangat penting untuk menghindari kekambuhan, seperti
meliputi, obat antidepresi, obat sedatif, dan obat lainnya. Pasien dengan
karena banyak keluarga yang menolak untuk membawa pasien pulang untuk
dirawat di rumah, karena merasa takut dan malu. Pasien kontrol rutin setiap
Obat yang akan diresepken juga sesuai pemeriksaan dokter pada saat kontrol
itu. Sehingga jika kontrol ke RSJ itu tidak hanya sekedar mengambil obat
saja, tapi juga akan dilakukan pemeriksaan lanjutan terhadap si pasien. Maka
dari itu RSJD Surakarta menetapkan kebijakan bahwa setiap kontrol pasien
harus diajak. Ini tidak bermaksud mempersulit keluarga tapi demi kebaikan
Prosedur pelayanan farmasi bagi pasien baru rawat inap: perawat atau
35
dilakukan pengkajian obat tersebut, di input kedalam sistem komputer,
kwitansi, disiapkan obatnya, diberi etiket, dikemas sesuai waktu minum obat,
rekonsiliasi obat dan form edukasi pasien. Petugas farmasi memeriksa riwayat
penggunaan obat pasien, bila ada obat yang sama jumlah obat di resep
disesuaikan, bila ada sisa obat di retur, kemudian petugas farmasi mengecek
FPPO dan meng-entry resep, cetak etiket dan nota, lalu diambilkan obat sesuai
E. Administrasi Farmasi
seluruh kegiatan di instalasi farmasi, laporan yang dibuat setiap bulan sebagai
(SPM), penulisan resep umum, resep Non PBI dan resep BPJS, program
instalasi untuk bulan ini, realisasi kinerja instalasi farmasi bulan yang
kemarin, data persediaan /riil, Obat mendekati ED, Informasi obat dagang/
baru dan harganya, laporan obat narkotika, laporan obat psikotropika, lapran
triwulan
36
F. Pelayanan Instalasi Gudang farmasi
nama obat sesuai dengan alphabet, bentuk sediaan adalah cara penyimpanan
obat menurut bentuk dari sediaan jenis obat tersebut, FIFO (First In First
Out) adalah cara penyimpanan obat dimana obat yang pertama masuk, maka
harus pertama dikeluarkan, FEFO (First Expired First Out) adalah cara
penyimpanan obat diamana obat yang sudah dekat waktu kadaluwarsa maka
mendukung tingkat kesembuhan dari suatu penyakit pasien, oleh karena itu
pengelolaan obat yang baik harus terlaksana di instalasi farmasi rumah sakit.
Pengelolaan obat yang baik terlebih khusus yaitu pengelolaan jenis obat yang
melalui rapat oleh PFT (Panitia Farmasi dan Terapi). Alur sistem
37
ke pemerintah provinsi Jawa Tengah, karena setiap RS dibawah naungan
macam obat dari suatu tender. Katalog tersebut melingkupi 7 Rumah Sakit
RSJD Surakarta.
2. Pengadaan
Farmasi) sesuai dengan surat pesanan baik saat kunjungan sales ke rumah
sakit atau memesan lewat telepon disertai SP (Surat Pesanan) dari RSJD
3. Penerimaan
38
Obat yang datang dari PBF yang telah dipesan sesuai dengan SP
obatdengan faktur. Barang yang telah di cek dan sudah sesuai faktur,
4. Penyimpanan
alfabetis, golongan obat (obat jiwa, obat non jiwa, narkotik maupun
First Expired First Out (FEFO), HAM (High Alert Medication) atau obat
LASA( Look Alike and Sound Alike) adalah obat yang memiliki
kemasan yang terlihat mirip atau obat yang memiliki nama yang terdengar
39
heparin (hespan), dll. Label berwarna merah, label bisa menggunakan
kecacatanm untuk itu emergency kit harus selalu berada diruangan. Obat-
dll. Perbekalan farmasi pada sistem emergency kit di simpan dalam tool
box, kotak khusus yang terbagi-bagi dalam kotak terpisah, praktis, mudah
nomor urut dan jenis resep, yang disimpan pada suatu ruangan khusus.
Manfaat:
40
e. Kemudahan akses dalam pengendalian dan pengawasan.
f. Tertib administrasi
obat yang mendekati waktu Expired Date hal ini dilakukan untuk
Kegiatan mengecek sisa stok obat dengan data yang ada dikartu
stok, hal ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obat atau alkes
yang jumlahnya selisih dengan data di kartu stok dan di komputer dan
juga untuk mengetahui obat atau alkes apa saja yang harus segera dipesan
menerima obat atau alkes yang datang dari PBF. Mahasiswa belajar
sebagai bukti serah terima. Barang yang dipesan diterima dan diperiksa
untuk memastikan bahwa barang yang diantar sesuai dengan yang dipesan
dengan cara mengecek faktur. Beberapa hal yang diperiksa adalah jumlah
41
diangkut kegudang, lalu disusun secara alfabetis sesuai rak
menggunakan sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First In
First Out).
bulan sekali yang tujuannya untuk mengetahui jumlah obat yang ada dan
sakit jiwa.
5. Pendistribusian
gudang membuat daftar permintaan barang sesuai dengan nama, dosis dan
permintaan barang dan di cek sesuai stok yang tersedia pada gudang
42
Pendistribusian obat di RSJD terjadi dalam beberapa tahap sampai
mendistribusikan obat kepada pasien rawat jalan, rawat inap dan IGD.
dapat diretu yang artinya dikembalikan kepada PBF tempat pembelian obat
PBF, harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan pleh pemerintah. Ada
dengan cara di hancurkan ampul dan buang larutan yang telah di encerkan
43
plastic PVC,gelas di musnahkan dalam penimbuanan sampah,kertas kardus
tau tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatann dan
dibuat berita acara dan disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk dalam waktu 7
menyebutkan bahwa sediaan farmasi yang tidap digunakan lagi atau dilarang
digunakan harus dimusnahkan dengan cara di bakar atau ditanam atau dengan
dinas kesehatan dan kepala balai besar pemeriksaan obat dan makanan serta
280/MenKes/V/1981)
Obat dimusnahkan sesuai dengan jenis obat contohnya:
44
1. Sirup: diencerkan terlebih dahulu dan langsung di buang ke instalasi
I. Administrasi
seluruh kegiatan di instalasi farmasi, laporan yang dibuat setiap bulan sebagai
(SPM), penulisan resep umum, resep Non PBI dan resep BPJS, program
instalasi untuk bulan ini, realisasi kinerja instalasi farmasi bulan yang
triwulan.
45
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama kegiatan Praktik Industri (PI) di RSJD Surakarta, yaitu:
1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa memiliki tugas mulai dari
farmasi.
2. Instalasi Farmasi RSJD Surakarta telah memiliki kelengkapan obat yang
cukup memadai dan tata ruang yang cukup baik untuk menunjang
Instalasi Farmasi RSJD Surakarta sudah cukup baik seperti tenaga kerja
Rumah Sakit.
4. Sistem distribusi dan administrasi di Instalasi Farmasi telah menggunakan
sistem komputerisasi.
5. Sistem distribusi obat untuk pasien rawat inap adalah UDD (Unit
Dayiling Dose ) yaitu obat diberikan perhari di unit Rawat Jalan, Rawat
optimal, ruang tunggu yang cukup memadai, dan juga memiliki beberapa
46
7. Perencanaan sediaan farmasi di RSJD Surakarta menggunakan metode
tersedia.
B. Saran
1. Saran untuk Instalasi Farmasi RSJD Surakarta
a. Perluasan IFRS untuk menunjang pelayanan kesehatan yang lebih
lebih.
2. Saran untuk kampus Politeknik Indonusa Surakarta
a. Pelaksanaan Praktik Industri (PI) dilaksanakan pada waktu yang lebih
dunia kerja.
b. Kegiatan PI dapat berlangsung seterusnya guna dapat memberikan
47
DAFTAR PUSTAKA
48
Keputusan menteri kesehatan RI, No.328/MENKES/SK/IX/2013,tentang
formularium nasional
Quick, D.J., .1997. Managing Drug Supply, The Selection,Procurement,
Distribution, and use of Pharmaceuticals. Boston, Massachusetts:
Kumarianpress,inc.
Siregar, C.J.P dan Amalia, L. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Terapan,
7-8. Jakarta: EGC.
49
LAMPIRAN
50
Lampiran 1. Struktur organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
51
Lampiran 2. Label Obat LASA
52
Lampiran 3. Label Obat HAM
53
Lampiran 4. Laporan administrasi farmasi RSJD
54
Lampiran 5. Kartu stok obat
55
Lampiran 6 Obat infus IGD RSJD
56
Lampiran 7 Daftar pasien masuk IDG RSJD
57
Lampiran 8 Kwitansi Resep
58
Lampiran 9 Obat-obat umum
59
Lampiran 10 Obat-obat fast moving
60
Lampiran 11 Alat-alat kesehatan
61