Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) APOTEK


DI
APOTEK KIMIA FARMA 433
JALAN A. YANI KM 7,6 KERTAK HANYAR
(Tanggal 1 s.d 13 Maret 2021)

Disusun oleh
Fakhria Rizqina 11194761920191
Umi Kalsum 11194761920229
Pebrianto 11194761920320
Maria Dwi Ayu Listiawati 11194761920305

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2021

LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) APOTEK
DI
APOTEK KIMIA FARMA 433
JALAN A. YANI KM 7,6 KERTAK HANYAR
(Tanggal 1 s.d 13 Maret 2021)
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian
Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada prodi Sarjana Farmasi
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia
Banjarmasin

Disusun oleh
Fakhria Rizqina 11194761920191
Umi Kalsum 11194761920229
Pebrianto 11194761920320
Maria Dwi Ayu Listiawati 11194761920305

Dosen Pembimbing Apoteker Penangggung Jawab


Program Studi Sarjana Farmasi PKL Apotek Kimia Farma 433

Apt. Dra. Hj. Darini Kurniawati, Sp.FRS Apt. Hastuti, S. Farm


NIK. 1166092019159 SIPA. 503/1/DPMPTSP/2018
Diketahui Oleh
Ketua Jurusan

Apt. Noval, M. Farm


NIK. 1166042017095
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) Apotek.
Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen Pembimbing dan juga
Pembimbing lapangan berserta para Tenaga Teknis Kefarmasian di Apotek Kimia
Farma 433 yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi.Terima
kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah
mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan  yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.

Banjarmasin, Maret 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
TINJAUAN APOTEK
1.1 Sejarah Apotek Kimia Farma 433
Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia
yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama
perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp &
Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di
masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia
melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan
Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus
1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas,
sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero).
Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah
statusnya menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam
penulisan berikutnya disebut Perseroan.Bersamaan dengan perubahan
tersebut, Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa Efek
Indonesia).Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah
berkembang menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di
Indonesia.Perseroan kian diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan
pembangunan bangsa, khususnya pembangunan kesehatan masyarakat
Indonesia (Kimia Farma, 2012).
Berdasarkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya Nomor AHU-
0017895.AH.01.02 Tahun 2020 tanggal 28 Februari 2020 dan Surat Nomor
AHU-AH.01.03-0115053 tanggal 28 Februari serta tertuang dalam Akta
isalah RUPSLB Nomor 18 tanggal 18 September 2019, terjadi perubahan
nama perusahaan yang semula PT Kimia Farma (Persero) Tbk menjadi PT
Kimia Farma Tbk, efektif per tanggal 28 Februari 2020.

1.1.1 Pengantar dari Manjemen


PT Kimia Farma (persero) Tbk atas Kimia Farmatelah
berkembang menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan
(Healthcare) terintegrasi di Indonesia.Bidang usaha Healthcare Kimia
Farma didukung oleh kegiatan manufaktur farmasi, riset dan
pengembangan, distribusi dan perdagangan, pemasaran, ritel farmasi,
serta laboratorium klinik dan klinik kesehatan.
Selama beberapa tahun terakhir, Kimia Farma telah membuat kemajuan
yang signifikan dan terobosan di banyak bidang bisnis Healthcare yang
dijalankan. Sejalan dengan Program Kemandirian Bahan Baku Obat
Nasional yang tertuang dalam roadmap Kementerian Kesehatan serta
didukung dengan adanya Paket Kebijakan Ekonomi XI yang
dituangkan dalam Instruksi Presiden RI No. 6 Tahun 2016 tentang
Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, Kimia
Farma membangun fasilitas produksi yang bertujuan untuk mengurangi
ketergantungan akan impor Bahan Baku Obat (BBO). Pada akhirnya,
Indonesia mampu mandiri dalam produksi BBO.
Sebagai agen bisnis di bawah Kementerian Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), Kimia Farma terus berekspansi untuk menjadi
perusahaan yang memiliki daya saing unggul. Sejak pertengahan tahun
2017, manajementelah mencanangkan tiga program prioritas untuk
mencapai target Tiga Besar Industri Farmasi Nasional di tahun 2019,
yakni :
1) Meningkatkan sumber daya manusia yang andal dan kompeten
Pondasi dari implementasi tiga program prioritas tersebut
adalah melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM).Melalui penjabaran strategi ini, manajemen berupaya
untuk mendorong laju produktivitas agar Kimia Farma dapat
meningkatkan daya saing industri.

2) Digitalisasi
Untuk menjadi perusahaan health care terkemuka, Kimia
Farma menerapkan digitalisasi secara end to end, yaitu
implementasi teknologi informasi dari hulu ke hilir. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, membuat proses bisnis
semakin cepat dan meningkatkan sales.
3) Strategi aliansi
Guna meningkatkan posisi dan daya saing Kimia Farma ke
depannya, makadiperlukan strategi aliansi atau strategic
alliance.Hal ini merupakan salah satucara dalam menjalankan
aktivitas fungsi bisnisyang berorientasi pada tujuankerjasama
jangka panjang antara dua perusahaan dalam mengelola peluang
dan risikountukpeningkatanmanfaat.
Menjelang memasuki usia setengah abad pada tahun 2021, Kimia
Farma berkomitmen untuk semakin memberikan pelayanan kesehatan
terbaik bagi masyarakat di seluruh pelosok nusantara. Di samping itu,
Kimia Farma juga bertekad untuk mencatat kinerja positif dari waktu ke
waktu demi meningkatkan kesejahteraan para pemangku kepentingan
(stakeholder).
1.1.2 Makna Lambang Kimia Farma

Gambar 1.2.2 Logo Kimia Farma

1. Simbol : Matahari.
a) Paradigma Baru : Matahari terbit adalah babak baru kehidupan
yang lebih baik.
b) Optimis : Matahari memiliki cahaya, sebagai sumber energi
cahaya tersebut adalah menggambarkan optimism Kimia Farma
dalam menjalankan bisnisnya.
c) Komitmen : Matahari selalu terbit dariarah timur dan tenggelam
dari Arah barat secara teratur dan terus menerus memiliki makna
adanya komitmen dan konsistensi dalam menjalankan segala
tugas yang diemban oleh Kimia Farma dalam bidang farmasi dan
kesehatan.
d) Sumber Energi : Matahari merupakan sumber energi bagi
kehidupan dan Kimia Farma baru memposisikan dirinya sebagai
energi bagi kesehatan masyarakat.
e) Semangat yang Abadi : Warna orange berarti semangat, warna
biru adalah keabadian, harmonisasi antara kedua warna tersebut
menjadi satu makna yaitu semangat yang abadi.
2. Jenis Huruf
Dirancang khusus untuk kebutuhan Kimia Farma, disesuaikan
dengan nilai dan image yang telah menjadi energi bagi Kimia Farma,
karena prinsip sebuah identitas harus berbeda dengan identitas yang
telah ada.
3. Sifat Huruf
a) Kokoh: Memperlihatkan Kimia Farma sebagai perusahaan
terbesar dalam bidang farmasi yang memiliki bisnis hulu-hilir dan
merupakan perusahaan farmasi pertama yang dimiliki Indonesia.
b) Dinamis: Dengan jenis huruf italic, memperlihatkan kedinamisan
dan optimisme Kimia Farma dalam menjalankan bisnis kesehatan.
c) Bersahabat: Dengan jenis huruf kecil dan lengkung,
memperlihatkan keramahan Kimia Farma dalam melayani
konsumennya

1.1.3 Visi dan Misi


a. Visi
Menjadi perusahaan Healthcare pilihan utama yang terintegrasi
dan menghasilkan nilai yang berkesinambungan.
b. Misi
1. Melakukan aktivitas usaha di bidang-bidang industri kimia dan
farmasi, perdagangan dan jaringan distribusi, ritel farmasi dan
layanan kesehatan serta optimalisasi aset.
2. Mengelola perusahaan secara Good Corporate Governance dan
Operational excellence didukung oleh Sumber Daya manusia
(SDM) professional.
3. Memberikan nilai tambah dan manfaat bagi
seluruh stakeholder.

c. Budaya Perusahaan (Core Values)


Budaya perusahaan yang mencakup aspek nilai diri dan nilai
kerja telah ditetapkan sejak tahun 2004, masih teteap relevan dengan
visi misi perseroan saat ini. Budaya perusahaan tersebut adalah :
a) Profesionalisme
Profesionalisme adalah kesadaran dalam berfikir, berbicara
dalam menjalankan tugas dan fungsinya dengan penuh
semangat, dan berbekal pengetahuan dan keterampilan yang
memadai dalam situasi dan kondisi apapun.
b) Kerja sama
Kerja sama adalah bekerja dalam langkah dan fikiran yang
tercermin dalam kerjasama tim antar karyawan yang solid
untuk mendapatkan hasil terbaik bagi perusahaan.
c) Integritas
Integritas merupakan sikap mental yang positif melandasi
semangat dan antusiasme dalam bekerja secara
profesional.Berbekal budaya perusahaan tersebut, perseroan
telah berhasil menemukan inti sari budaya perusahaan yang
merupakan nilai-nilai inti perusahaan (corporate value) yaitu
AKHLAK yang menjadi acuan/pedoman bagi perseroan dalam
menjalankan usahanya, untuk berkarya meningkatkan kualitas
hidup dan kehidupan masyarakat luas. Berikut adalah nilai-
nilai inti (corporate values) perseroan:
1) Amanah
Memegang teguh kepercayaan yang diberikan
2) Kompeten
Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas
3) Harmonis
Saling peduli dan menghargai perbedaan
4) Loyal
Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa
dan Negara
5) Adaptif
Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan
ataupun menghadapi perubahan
6) Kolaboratif
Membangun kerjasama yang sinergis

1.2 Profil Apotek Kimia Farma 433


Apotek Kimia Farma 433 didesain dengan standar yang di telah
ditetapkan oleh PT. Kimia Farma Apotek, yaitu bagian paling depan apotek
dilengkapi dengan papan nama Apotek Kimia Farma dengan warna biru tua
dan logo Jingga dengan tulisan Kimia Farma. Hal ini dibuat dengan tujuan
agar masyarakat lebih mudah untuk menemukan apotek Kimia Farma.
Apotek Kimia Farma 433 Banjarmasin terletak di Jalan A. Yani km.7,6
Kertak Hanyar Banjarmasin dengan nomor Telp. (0511) 6777714.Apotek
Kimia Farma 433 memiliki alokasi dan letak yang cukup strategis dan
memiliki tempat praktek Dokter.Apotek ini sangat mudah di akses karena
merupakan jalan raya dua arah yang banyak dilalui oleh banyak orang.
Ada dokter yang praktek di Apotek Kimia Farma 433 Kertak Hanyar,
yaitu, dokter umum dr. Yulia Rahmawati.Apotek Kimia Farma 433 Kertak
Hanyar buka selama 14 jam setiap harinya yaitu pada hari senin sampai
minggu. Pergantian shift kerja dibagi menjadi dua shift jam kerja, yaitu shift I
atau pagi pada jam 08.00-15.00 WITA, dan shift II atau siang pada jam
15.00-22.00 WITA. Serta praktek dokter umum dari senin sampai sabtu pada
jam 17.00-19.00 WITA.
1.2.1 Layanan Apotek Kimia Farma
Jenis Layanan yang terdapat di Apotek Kimia Farma 433 adalah:
a. Layanan Swalayan Farmasi
b. Layanan UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri)
c. Alat Kesehatan
d. Layanan Resep Tunai
e. Layanan Resep Pasien Rujuk Balik (PRB)/ Resep Kredit
f. Praktek Dokter Umum
g. Layanan Pemeriksaan Kesehatan (Mini Lab)
Jenis layanan pemeriksaan kesehatan (Mini Lab), yaitu:
1. Pemeriksaan Tekanan Darah
2. Pemeriksaan Kolestrol
3. Pemeriksaan Gula Darah
4. Pemeriksaan Asam Urat

BAB II
SOP DAN MANAJEMEN APOTEK

2.1 SOP dan Metode Perencanaan


Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan
kesehatan menentukan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan.
Perencanaan obat di apotek umumnya dibuat untuk mengadakan dan
mencukupi persediaan obat di apotek, sehingga dapat mencukupi permintaan
obat melalui resep dokter ataupun penjualan secara bebas. Perencanaan obat
didasarkan atas beberapa faktor antara lain :
1) Obat yang paling diminati konsumen
2) Persediaan terakhir stok barang
3) Berdasarkan jenis penyakit yang sedang mewabah
4) Berdasarkan musim dan cuaca
Metode yang digunakan untuk menyusun perkiraan kebutuhan obat di tiap
unit pelayanan kesehatan adalah :
1) Epidemiologi : perencanaan didasarkan pada penyerahan penyakit,
wabah, atau penyakit yang paling banyak diderita di daerah itu. Bisa
juga kita mencari informasi dipuskesmas tentang 10 besar penyakit
yang paling sering diderita warga sekitar.
2) Konsumsi : direncanakan berdasarkan pengeluaran barang periode
sebelumnya. Jadi kita harus memantau obat apa yang paling banyak
keluar diperiode sebelumnya dalam menentukan obat apa yang akan
kita beli diperiode sekarang ini. Sehingga kita perlu melakukan
pengelompokkan barang menjadi 2 yaitu fast moving dan slow
moving.
3) Kombinasi epidemiologi dan konsumsi : direncanakan berdasarkan
apa saja yang banyak keluar dan epidemiologi saat itu. Misal lagi
musim hujan banyak yang terserang flu, jadi kita menyediakan obat
flu dalam jumlah besar.
4) JIT (Just In Time): jika sedang butuh, baru memesan atau membeli.
Metode ini dipilih terutama untuk obat yang jarang laku, harganya
mahal, dan keluarnya sedikit.
2.2 SOP dan Metode Pengadaan
Pengadaan adalah suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan obat sesuai
dengan kebutuhan operasional yang telah ditetapkan di dalam proses
perencanaan (Permenkes, 2014) Pengadaan obat memiliki tiga syarat penting
yang harus dipenuhi, antara lain: sesuai rencana; sesuai kemampuan; sistem
atau cara pengadaan sesuai ketentuan (Seto et al, 2012).Tujuan dari
Pengadaan untuk menjamin bahwa barang yang dipesan ke distributor adalah
sesuai dengan kebutuhan apotek terutama pareto A dan B.
Metode dalam melakukan pengadaan obat yaitu:
1. Metode Langsung
Pengadaan barang cito yang apabila pasien membutuhkan obat di
hari itu sedangkan di apotek sedang tidak tersedia dapat langsung
dipesankan dengan membuat BPBA yang kemudian diserahkan ke BM
agar selanjutnya dibuatkan SP cito kepada PBF yang dapat dikirimkan
pada hari itu juga.
2. Pareto ABC
Analisis ABC yaitu metode pengelompokan data, berdasarkan
peringkat nilai tertinggi hingga terendah, yang terbagi atas 3 kelompok :
A, B dan C. Kelompok A adalah beberapa jenis obat yang memakai
alokasi paling besar (sekitar 80% dari total dana). Kelompok B:adalah
beberapa jenis obat yang memakai alokasi dana sekitar 20% daritotal
dana Kelompok C adalah beberapa jenis obat yang memakai alokasi
dana sekitar 10% dari total dana data yang diperlukan untuk melakukan
analisis Pareto adalah harga patokan tiap jenis obat, jumlah perkiraan
kebutuhan obat dalam 1 tahun.Hasil analisis Pareto ini dapat
menunjukkan beberapa jenis obat yang menyerap sebagian besar dari
alokasi dana. Informasi yang dihasilkan dapat digunakan dalam upaya
menghemat biaya dan meningkatkan efisiensi misalnya
dalamPerencanaan pola pengadaan.Pengelolaan stok.Penetapan harga
satuan obat.Penetapan jadwal pengiriman.Pengawasan stok dan lain-
lain. Monitoring umur pakai obat Manfaat yang bisa diraih jika berhasil
memenuhi pengadaan sesuai kondisi hukum pareto, antara lain tidak
terjebak pada kondisi bisnis apotek yang tidak teratur, memiliki
gambaran data untuk mengambil ketepatan perlakuan bisnis apotek,
merincikan beberapa kelompok produk yang memiliki nilai strategis
bagi bisnis apotek, aliran kas terkendali dengan arus yang baik.

3. Analisis VEN
Analisis VEN Menggolongkan obat ke dalam tiga
kategori.Kategori V atau vital yaitu obat yang harus ada yang
diperlukan untuk menyelamatkankehidupan.Kategori E atau essensial
yaitu obat yang terbukti efektif untuk menyembuhkan penyakit atau
mengurangi pasien. Kategori N atau non essensial yaitu meliputi
berbagai macam obat yang digunakan untuk penyakit yang dapat
sembuh sendiri, obat yang diragukan manfaatnya dibanding obat lain
yang sejenis. Kelompok V adalah kelompok obat yang vital antara
lain :obat penyelamat, obat untuk pelayanaan kesehatan pokok, obat
untuk mengatasi penyakit-penyakit penyebab kematian
terbesar.Kelompok E adalah kelompok obat yang bekerja kausal yaitu
obat yang bekerja pada sumber penyebab penyakit.Kelompok N
adalah kelompok obat penunjang yaitu obat yang kerjanya ringan dan
biasa dipergunakan untuk menimbulkan kenyamanan atau untuk
mengatasi keluhan ringan.
Langkah-langkah menentukan VEN Menyediakan data pola
penyakit, dan merujuk pada pedoman pengobatan. Pemantauan status
pasiean dilakukan berdasarkan system VEN dengan memperhatikan
nama obat, satuan kemasan, jumlah obat diadakan, obat yang sudah
dan belum diterima.

4. COD, Kredit, dan Konsinasi


Berdasarkan frekuensi dan waktu pemesanan, maka pengadaan
barang di apotek dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
a. COD
Pembelian menggunakan COD (Cash On Delivery atau
dibayar langsung saat barang datang) digunakan untuk transaksi
obat golongan narkotika.
. b. Pembelian kredit
Pembelian secara kredit yaitu pembelian yang dilakukan
kepada PBF (Pedagang Besar Farmasi) pada umumnya dilakukan
secara kredit, dengan lamanya berkisar antara 14-30 hari.
c. Konsinasi
Pada konsinasi, barang dari pemilik dititipkan kepada apotek,
dimana apotek bertindak sebagai agen komisioner yang menerima
komisi bila barang tersebut terjual.Bila barang tersebut tidak terjual
sampai batas waktu kadaluarsa atau waktu yang telah disepakati
maka barang tersebut dapat dikembalikan kepada pemiliknya.
SOP metode pengadaan di Kimia Farma 433:
a. Bagian Pengadaan Unit Bisnis (Supervisor Logistik and Mercadhise)
menjalankan forekasting MinMaxP2 disistem Smart Stock setiap 2
minggu sekali ditiap bulannya atau sesuai jadwal yang telah ditetapkan
di Unit Bisnis.
b. Surat pesanan hasil proses forekasting MinMaxP2 dicetak untuk
masing-masing Distributor.
c. Setiap surat pesanan yang dibuat wajib dibubuhkan tanda tangan basah
dari Apoteker Penanggung Jawab.
d. Pengadaan obat narkotika, psikotropika dan obat-obat tertentu
dilakukan langsung oleh Apoteker Penanggung Jawab menggunakan
surat pesanan(SP) apootek terkait.
e. Kirimkan surat pesanan (SP) ke masing-masing Distributor.

2.3 SOP dan Metode Penerimaan


Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Penyimpanan
obat adalah proses dimana setelah barang diterima di instalasi farmasi dan
sebelum akan dilakukan pendistribusian barang tersebut.
Tujuan dari penerimaan untuk menjamin obat yang diterima adalah asli,
berkwalitasbaik, legal, dan sesuai dengan kebutuhan barang (DKB) Apotek.
SOP metode penerimaan di Kimia Farma 433:
a. Periksa yang diterima dari Distributor, apakah sudah sesuai dengan SP.
Cek alamat Apotek yang dituju, item (ukuran, kekuatan dan jenis obat),
jumlah, tanggal kadaluarsa, harga, diskon, nomer betch dan kondisi
barang.
b. Tulis tanggal, bulan, tahun, cantumkan paraf dan nama jelas penerima
barang dan bubuhkan stempel Apotek pada faktor barang Distributor
(kembalikan faktor asli ke Distributor).
c. Jika ada ketidaksesuaian, coret faktur/tanda terima, tuliskan yang benar
pada faktur/tanda terima tersebut dan barang diretur langsung ke
distributornya pada saat itu.
d. Jika barang yang datang sesuai dengan Surat Pesanan, maka faktur yang
sudah dibubuhi tanda tangan basah diberikan kepada petugas pengantar
barang.
e. Entry penerimaan barang tersebut kedalam sistem maksimal H+1 setelah
penerimaan barang.
f. Setiap barang yang belum dientry penerimaan ke dalam sistem, dilakukan
pemisahan dengan meletakkan pada area atau tempat khusus (area
karantina).

2.4 SOP dan Metode Penataan dan Penyimpanan


Penyimpanan obat adalah proses dimana setelah barang diterima di
instalasi farmasi dan sebelum akan dilakukan pendistribusian barang
tersebut.Tujuan penyimpanan untuk menjamin agar tekhnik penyimpanan
obat dapat menjaga kuantitas dan kualitas obat.Sedangkan tujuan dari
Penataan adalah mempermudah pelanggan untuk mencari produk yang dicari,
meningkatkan daya tarik apotek untuk menumbuhkan keinginan pelanggan
untuk membeli produk yang dipajang (implucbuying).
Metode penyimpanan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
1. Berdasarkan farmakologi
Obat disimpan sesuai indikasi dan mekanisme kerja masing-masing,
misalnya rak saluran pencernaan, rak obat wasir, rak obat kolestrol, rak
analgetik, rak vitamin, rak obat hormon, rak obat gula darah, raj obat
batuk, dan lain-lain.Obat-obat yang satu indikasi di simpan dalam satu
rak.
2. Berdasarkan bentuk sediaan
Disimpan sesuai dengan bentuk sediaanya masing-masing.Misalnya
sirup, tablet, salep, tetes mata. Obat-obat yang bentuk sediaannya sama
dikumpulkan menjadi satu rak, dan disusun berdasarkan abjad.
3. Berdasarkan peraturan perundang-undangan
Penyimpanan Narkotika dan Psikotropika di simpan di lemari khusus,
untuk Narkotika harus disimpan di lemari dengan dua pintu serta
dikunci terpisah dengan obat lainnya, dan Psikotropika juga di simpan
di lemari khusus serta dikunci terpisah dengan obat lainnya dan
disusun berdasarkan abjad.
4. Berdasarkan suhu
Obat disimpan pada suhu kamar (15O-30OC) untuk sediaan padat
seperti tablet, kapsul, sirup, serta alat kesehatan. Disimpan pada tempat
sejuk (8O-15OC) untuk obat seperti salep mata dan obat tetes
mata.Disimpan di tempat dingin (2O-8OC) seperti insulin dan
suppositoria.
SOP metode penataan dan penyimpanan di Kimia Farma433:
a. Pencatatan mutasi barang dilakukan secara relatim kepada sistem POS
dan smart stock, kartu stock fisik digunakan untuk obat narkotika,
psokotropika, OOT, dan prekursor, kartu stock fisik dicatat hal berikut:
1. Tanggal, bulan, tahun
2. Nomor dukumen
3. Jumlah barang yang masuk dan sisa barang
4. Nomor Batch, tanggal kadaluawarsa kemudian bubuhkan paraf
b. Susun barang dan lakukan penataan berdasarkan stabilitas atau sifat
sediaan, bentuk sediaan, kategori farmakoterapi, sesuai alfabetis dan
diberi identitas sesuai dengan nama produk dibagian kotak obat.
c. Atur penempatan barang berdasarkan urutan waktu penerimaan sebagai
berikut:
1. Untuk barang yang ada tanggal kadaluawarsa, disusun
berdasarkan tanggal kadaluawarsa paling cepat (FEFO).
2. Untuk pengambilan, diambil urutan paling depan terlehih
dahulu (FIFO)
d. Hindari penyimpanan kontak langsung diatas lantai untuk menghindari
kerusakan karena lembab, jika diperlukan gunakan pallet kayu atau
plastik.
e. Simpan obat narkotika dan psikotropika dalam lemari/rak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang beralaku. Pastikan yang
dapat membuka lemari tersebut hanya apoteker atau tenaga teknis
kefarmasian yang didelegasikan oleh apoteker.
f. Simpan obat dalam ruangan dengan temperatur yang telah ditetapkan,
terlindung dari cahaya berlebihan, debu, dan kelembapan. Temperatur
diperiksa dua kali sehari pagi dan siang hari dan dicatat dalam form
pemeriksaan temperatur.
g. Simpan barang-barang kadaluawarsa dalam lemari atau rak yang
terpisah dari obat lainnya dan berilah label dengan tanda
"OBAT/PRODUK KADALUWARSA, TIDAK UNTUK DIJUAL"
untuk menghindari penyalahgunaan obat.
h. Bersihkan dan pantau kerapian dan keteraturan tempat pelayanan setiap
waktu. Tetapkan tata laksana dan menyediakan peralatan untuk
kebersihan tempat penyimpanan obat.
i. Memberikan informasi yang tepat mengenai tanggal kadaluwarsa obat.
Selama penyimpanan, dilakukan pemeriksaan secara berkala terhadap
kadaluwarsa. Pisahkan obat yang telah mendekati kadaluwarsa
( maksimal 3 bulan kedepan ) dan di percepat penjualannya atau
dikembalikan kedistributor melalui bagian pengadaan BM.
j. Periksa tempat penyimpanan secara teratur untuk memeriksa adanya
hama, bahaya air, kebocoran, perubahan keadaan iklim, dan hal lainnya
yang dapat merusak produk.
k. Obat yang membutukan kondisi penyimpanan khusus (contoh : vaksin,
injeksi, sirup kering, dan lainnya), disimpan ditempat yang khusus
sesuai persyaratan suhu untuk menjaga potensinya. Sangat penting
untuk mengetahui kondisi penyimpanan yang sesuai untuk menjaga
stabilitas dan khasiat obat.
Prosedur Penataan diarea swalayan :
a. Barang disusun berdasarkan planogram yang telah ditetapkan oleh PT.
Kimia Farma.
b. Penataan produk di area swalayan farmasi dilakukan setiap hari dengan
menetapkan sistem merchandise dan trading term yang berlaku.
c. Prosedur penataan obat Ethical :
1. Tata letak produk ethical disusun berdasarkan stabilitas obat,
bentun sediaan, kelas terapi dan alfabetis.
2. Penyimpanan obat ethical diupayakan di lokasi yang tidak
terlihat dan tersembunyi oleh pandangan pelanggan di counter
apotek
d. Dibuat dengan sign kategori kelas terapi sesuai dengan MIMS lalu
tempelkan pada masing-masing rak dengan klasifikasi sebagai berikut :
1. Sistem gastrointestinal dan hepatobilier
2. Sistem kardiovaskular dan hematopoetik
3. Sistem pernafasan
4. Sistem saraf pusat dan muskuloskletal
5. Hormon dan konstrasepsi
6. Antiinfeksi
7. Ankologi
8. Sistem kemih kelamin
9. Sistem endokrin dan metabolik
10. Alergi dan sistem imun
11. Nutrisi
12. Mata
13. Telinga dan mulut/tenggorokan
14. Obat anestesi, sediaan bedah, dan perawatan luka
15. Antidotum dan zat detoksifikasi untuk terapi ketergantungan zat
16. Larutan intravena dan larutan steril lain
17. Vitamin dan mineral
Ukuran sign category 5 cm x 20 cm warna orange dengan tulisan putih,
jenis huruf Tahoma, ukuran font :
1. Untuk sign 1 baris ukuran font 72
2. Untuk sign 2 baris ukuran font 34
e. Pelabelan subkategori pada kotak obat dibuat sesuai dengan standar
MIMS.
f. Setelah semua produk dikumpulkan maka lakukan
penyusunan/penataan pada rak tersebut sesuai urutan alfabetis "A" Dari
sisi kiri dan dilanjutkan alfabetis "B" Di sisi kanan dan seterusnya.
g. Obat LASA (Look Alike Sound Alike) wajib diberikan penandaan
khusus, berupa sticker berwarna kuning bertuliskan LASA. Contoh obat
LASA :Look alike , Captopril 25 mg tablet dan Captopril 12,5 mg
tablet, Vometa tablet Rhinofed tablet, Glimepiride 1 mg tablet dan
Glimepiride 2 mg tablet.Sound alike, Levofloxacin 500 mg tablet dan
Levofloxacin infus.
h. Obat High Alertdiberikan penandaan khusus, berupa sticker berwarna
merah bertuliskan HIGH ALERT. Contoh obat High Alert adalah
Fentanyl injeksi, Codein 20 mg tablet, Clobazam 10 mg tablet.
i. Jika satu jenis produk memilili dua atau lebih ukuran dosis/kekuatan
maka kotak obatnya dipisahkan disusun dari dosis terendah.
j. Berikan penandaan kadaluwarsa obat ethical dengan menempelkan
sticker berwarna pada kotak obatnya, warna merah untuk kadaluwarsa
tahun berjalan, dan warna kuning untuk kadaluwarsa minimal tahun
T+1.
2.5 SOP dan Metode Pencatatan
Pencatatan dilakukan untuk mengetahui data obat yang masuk dan
keluar dalam periode waktu tertentu.Pencatatan obat di Kimia Farma
433 dilakukan secara komputerisasi untuk obat-obatan bebas, OTC dan
OWA, sedangkan untuk obat-obatan Narkotik dan Psikotropik
menggunakan kartu stok yang diisi secara manual dan juga otomatis
terkomputerisasi.Dengan pencatatan yang dilakukan secara
terkomputerisasi maka pelayanan dapat dilakukan dengan cepat dan
lebih sistematis.
2.6 SOP dan Metode Pelaporan
Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan
administrasi yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan.Tujuan
dari pelaporan adalah mempermudah penelusuran surat dan laporan,
mendapat data/laporan yang lengkap untuk membuat perencanaan agar
anggaran yang tersedia untuk pelayanan perbekalan Farmasi dapat
dikelola secara efektif dan efesien.
SOP metode pelaporan di Kimia Farma 433:
a. Bagian pelaporan merekap semua data yang dibutuhkan untuk membuat
laporan bagian administrasi dan pelaporan mengetik masing-masing
laporan.
b. Bagian pelaporan mengirim laporan-laporan ke bidang perencanaa dan
rekam medik.
c. Bagian pelaporan mengarsipkan laporan-laporan dengan rapi.

2.7 SOP dan Metode Pemusnahan


Obat yang sudah expiredakan dipisahkan dari lemari penyimpanan oleh
karyawan apotek untuk dimusnahkan. Pemusnahan obat kemudian
didokumentasikan dengan berita acara.Pemusnahan obat golongan narkotika
dan psikotropika dilakukan dengan memanggil satu orang petugas Dinas
Kesehatan sebagai saksi pemusnahan obat yang dilakukan di apotek sesuai
dengan ketentuan pada undang-undang.Tujuan dari pemusnahan adalah untuk
memastikan tidak ada obat rusak, kadaluwarsa tersimpan di Apotek atau
terjual ke pasien serta tidak terjadinya penyalahgunaan oleh pihak lain.
SOP metode pemusnahan di Kimia Farma 433:
a. Barang yang dapat dimusnahkan harus memenuhi kriteria:
1. Rusak (perubahan kemasan primer/sediaan)
2. Lewat tanggal kadaluwarsa
b. Lakukan pendataan barang yang akan dimusnahkan, ajukan
permohonan izin prinsip dari Direksi PT. Kimia Farma Apotek
disertai usulan tim/panitia pemusnahan obat.
c. Ajukan surat pemberitahuan kepada Kepala Kantor Dinas Kesehatan
kota/kabupaten setempat tentang pemusnahan obat.
d. Pemusnahan barang dilakukan sesuai dengan tata cara Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.:
1. Dihancurkan : obat sirup, injeksi vial, ampul/flacon
2. Dilarutkan : Tablet, Kapsul dan Puyer
3. Ditanam : Salep (dikeluarkan dari wadahnya/tube) atau dengan
cara lain yang diterapkan oleh Menteri Kesehatan RI.
e. Buat Berita Acara Pemusnahan (BAP) barang yang ditanda tangani
oleh saksi dari pihak apotek maupun Dinas Kesehatan kota/kabupaten
setempat.
f. Laporkan pelaksanaan pemusnahan kepada Manager Bisnis serta
Kepala Kantor Dinas Kesehatan kota/kabupaten setempat dalam
bentuk Berita Acara Pemusnahan (BAP) barang.
2.7.1 Pemusnahan resep :
1. Menyiapkan administrasi (berupa laporan dan Berita Acara
Pemusnahan Sediaan Farmasi -Alat Kesehatan).
2. Menetapkan jadwal, metoda dan tempat pemusnahan
3. Menyiapkan tempat pemusnahan
4. Tata cara pemusnahan :
a. Resep narkotika dihitung jumlahnya
b. Resep lain ditimbang
c. Resep dihancurkan, lalu dikubur atau dibakar.
5. Membuat laporan pemusnahan resep yang sekurang-kurangnya
memuat :
a. Waktu dan tempat pelaksanaan pemusnahan resep
b. Jumlah resep narkotika dan berat resep yang dimusnahkan
c. Nama Apoteker pelaksana pemusnahan resep
d. Nama saksi dalam pelaksanaan pemusnahan resep
6. Membuat Berita Acara Pemusnahan (format terlampir) yang
ditandatangani oleh Apoteker dan saksi dalam pelaksanaan
pemusnahan resep
2.7.2 Pemusnahan sediaan farmasi-alat kesehatan
Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan
jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak
yang mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker
dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh
Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki
surat izin praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan
berita acara pemusnahan menggunakan Formulir 1.
Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun
dapat dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker
disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara
dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan berita acara
Acara Pemusnahan Resep menggunakan Formulir 2 dan selanjutnya
dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
Pemusnahan dilakukan dengan cara :
1. Melakukan inventarisasi Sediaan Farmasi - Alat Kesehatan yang akan
dimusnahkan
2. Menyiapkan administrasi (berupa laporan dan Berita Acara
Pemusnahan Sediaan Farmasi - Alat Kesehatan)
3. Menetapkan jadwal, metoda dan tempat pemusnahan.
4. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan.
5. Membuat laporan pemusnahan Sediaan Farmasi - Alat Kesehatan
yang sekurang-kurangnya memuat :
a. Waktu dan tempat pelaksanaan pemusnahan Sediaan Farmasi - Alat
Kesehatan
b. Nama dan jumlah Sediaan Farmasi - Alat Kesehatan yang
dimusnahkan
c. Nama Apoteker pelaksana pemusnahan Sediaan Farmasi - Alat
Kesehatan
d. Nama saksi dalam pelaksanaan pemusnahan Sediaan Farmasi - Alat
Kesehatan
6. Membuat laporan pemusnahan Sediaan Farmasi - Alat Kesehatan
yang ditanda tangani oleh Apoteker dan saksi dalam pelaksanaan
pemusnahan (Berita Acara terlampir)

2.8 Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma 433


Apotek Kimia Farma 433 dipimpin oleh satu (1) orang Apoteker (APA)
dan dibantu oleh 3 Tenaga Teknis Kefarmasian.

BM (Bussines Manager)
Kimia Farma Apotek Unit Bisnis Banjarmasin
Apoteker Pengelola Apotek
Apt. Hastuti, S.Farm

TTK TTK TTK


Novian Adiyanto Yuzma,
Rahminati, Amd.Far Ratih Meliana, Amd. Si
Amd. Far

BAB III
ANALISIS RESEP
3.1 Membaca dan Menulis ulang Resep
3.1.1 Resep 1 Pasien Tn. Drs. Sayif Nisyuf, MPB
Dokter : dr. Effendy
1 Maret 2021

R/Gliquidone 30 mg No.LX
S 1-1-0
R/Ramipril 10 mg No.XXX
S 1 dd 1 tab
R/Amlodipine 10 mg No.XXX
S 1 dd 1 tab

Nama pasien : Drs. Sayif Nisyuf, MPB


Tanggal lahir : 15 Maret 1960

3.1.2 Resep 2 Pasien Tn. M. Soemartono


Dokter: -
1 Maret 2021

R/Amlodipine 5 mg No XXX
S 1 dd 1
R/Clopidogrel 75 mg No XXX
S 1 dd 1

Nama Pasien : M. Soemartono


Tanggal lahir : 25 September 1994

3.1.3 Resep 3 Pasien Ny. Halimah


Dokter : dr.Muhammad Arif Zainudin Noor
SIP.445/104/DPMPTSP/SIP-2019
1 Maret 2021
R/Clopidogrel 25 mg No.XXX
S 1 dd 1

R/Amlodipine 10 mg No.XXX
S 1 dd 1

Nama pasien : Ny. Halimah


Tanggal lahir : 12 Mei 1946

3.1.4 Resep 4 Pasien An. Selvia


Dokter: Dr. Makkiyah
SIP.No.503/164/P.IZIN/IPN.U/VIII.09/DINKES
2 Maret 2021

R/Candesartan 8 mg No.XXX
S 1 dd 1

R/Concor 2,5 mg No.XXX


S 1 dd 1

R/Spironolacton 25 mg No.XXX
S 1 dd 1

Nama Pasien : Selvia


Tanggal lahir : 21 Juni 1952

3.1.5 Resep 5 Tn. Firmansyah


Dokter: dr.Muhammad Arif Zainudin Noor
SIP.445/104/DPMPTSP/SIP-2019
1 Maret 2021

R/Metformin 850 mg no.LX


S 2 dd 1

R/Allupurinol no.LX
S 1-0-1

R/Glimepiride 3 mg no. LX
S 1-0-1

Nama Pasien : Tn. Firmansyah


Tanggal lahir : 20 Febuari 1973

3.2 Menganalisa Resep


3.2.1 Resep 1 Pasien Tn. Drs. Sayif Nisyuf, MPB

No Kelengkapan administrasi Ket


1 Nama Dokter 
2 Alamat dan SIP Dokter -
3 Paraf Dokter 
4 Tanggal Penulisan Resep 
5 Nama Pasien 
6 Umur Pasien -
7 Alamat -
8 Nama dan Jumlah Obat 
No Kelengkapan Farmasetik
1 Bentuk dan kekuatan sediaan -
2 Stabilitas -
3 Kompatibilitas -

Resep pertama pada aspek administratif tidak tertulis alamat tempat dokter
praktek dan SIP dokter, umur pasien, dan alamat pasien.Hal ini dapat diatasi
dengan menghubungi kembali dokter untuk menanyakan SIP dan
menanyakan langsung ke pasien terkait identitas pasien yang belum
lengkap.Pada aspek farmasetik tidak terdapat permasalahan karena obat yang
diberikan bentuk, kekuatan dan stabilitas sudah sesuai serta kompaktibilitas
pada sediaan tidak terjadi.

Apotek Kimia Farma 433 Apoteker : Hastuti, S. Farm., Apt


Jl. A. Yani KM 7,6 Banjarmasin SIA : 503/2423/SIA-P-APA/VI.14/Diskes
Telp (0511) 3262372 SIPA : 503/1/DPMPTSP/2018

COPY RESEP
Salinan resep no : - Tanggal : 1 Maret 2021
Dari dr : dr. Effendy
Dibuat tanggal : 2 Maret 2021
Untuk : drs. Sayif Nisyuf, MPB

R/Gliquidone 30 mg No.LX
S 1-1-0
R/Ramipril 10 mg No.XXX
S 1 dd 1 tab
R/Amlodipine 10 mg No.XXX
S 1 dd 1 tab

P.C.C

Hastuti, S. Farm., Apt

APOTEK KIMIA FARMA 433 APOTEK KIMIA FARMA 433


Jl. A. Yani KM 7,6 Kertak Hanyar Jl. A. Yani KM 7,6 Kertak Hanyar
Banjarmasin Banjarmasin
Telp (0511) 3262372 Telp (0511) 3262372
APA : Hastuti, S. Farm. , Apt. APA : Hastuti, S. Farm. , Apt.
SIA : 503/2423/SIA-P-APA/VI.14/Diskes SIA : 503/2423/SIA-P-APA/VI.14/Diskes
SIPA : 503/1/DPMPTSP/2018 SIPA : 503/1/DPMPTSP/2018

Drs. Sayif Nisyuf, MPB Drs. Sayif Nisyuf, MPB

No: 1 Tgl : 1-3-2021 No: 1 Tgl : 1-3-2021

2 x Sehari 1 Tablet 1 x Sehari 1 Tablet


Pagi & Siang Pagi
Sesudah Makan Sesudah Makan
(Jauhkanlah obat dari jangkauan anak-anak) (Jauhkanlah obat dari jangkauan anak-anak)
Nama/Jumlah Obat : Gliquidone/30 mg Nama/Jumlah Obat : Ramipril/10 mg
Tanggal kadaluwarsa : Tanggal kadaluwarsa :
(Hubungi Apoteker / Asisten Apoteker kami jika (Hubungi Apoteker / Asisten Apoteker kami jika
Memerlukan Informasi Obat) Memerlukan Informasi Obat)

APOTEK KIMIA FARMA 433


Jl. A. Yani KM 7,6 Kertak Hanyar
Banjarmasin
Telp (0511) 3262372
APA : Hastuti, S. Farm. , Apt.
SIA : 503/2423/SIA-P-APA/VI.14/Diskes
SIPA : 503/1/DPMPTSP/2018

Drs. Sayif Nisyuf, MPB

No: 1 Tgl : 1-3-2021

1 x Sehari 1 Tablet
Malam
Sesudah Makan
(Jauhkanlah obat dari jangkauan anak-anak)
Nama/Jumlah Obat : Amlodipine/10 mg
Tanggal kadaluwarsa :
(Hubungi Apoteker / Asisten Apoteker kami jika
Memerlukan Informasi Obat)

3.2.2 Resep 2 Pasien Tn. M. Soemartono

No Kelengkapan administrasi Ket


1 Nama Dokter 
2 Alamat dan SIP Dokter Alamat -
SIP Dokter 
3 Paraf Dokter 
4 Tanggal Penulisan Resep 
5 Nama Pasien 
6 Umur Pasien -
7 Alamat -
8 Nama dan Jumlah Obat 
No Kelengkapan Farmasetik
1 Bentuk dan kekuatan sediaan -
2 Stabilitas -
3 Kompatibilitas -

Resep kedua pada aspek administratif tidak terdapat nama dokter, alamat
tempat dokter praktek, SIP dokter, paraf dokter, umur pasien, dan alamat
pasien. Hal ini dapat diatasi dengan menghubungi kembali dokter untuk
menanyakan SIP dan menayakan langsung ke pasien terkait identitas pasien
yang belum lengkap.Pada aspek farmasetik tidak terdapat permasalahan
karena obat yang diberikan bentuk, kekuatan, dan stabilitas sudah sesuai serta
kompaktibilitas pada sediaan tidak terjadi.

Apotek Kimia Farma 433 Apoteker : Hastuti, S. Farm., Apt


Jl. A. Yani KM 7,6 Banjarmasin SIA : 503/2423/SIA-P-
APA/VI.14/Diskes
Telp (0511) 3262372 SIPA : 503/1/DPMPTSP/2018

COPY RESEP
Salinan resep no : - Tanggal : 1 Maret 2021
Dari dr : -
Dibuat tanggal : 2 Maret 2021
Untuk : M. Soemartono

R/Amlodipine 5 mg No XXX
S 1 dd 1
R/Clopidogrel 75 mg No XXX
S 1 dd 1

P.C.C

Hastuti, S. Farm., Apt

APOTEK KIMIA FARMA 433 APOTEK KIMIA FARMA 433


Jl. A. Yani KM 7,6 Kertak Hanyar Jl. A. Yani KM 7,6 Kertak Hanyar
Banjarmasin Banjarmasin
Telp (0511) 3262372 Telp (0511) 3262372
APA : Hastuti, S. Farm. , Apt. APA : Hastuti, S. Farm. , Apt.
SIA : 503/2423/SIA-P-APA/VI.14/Diskes SIA : 503/2423/SIA-P-APA/VI.14/Diskes
SIPA : 503/1/DPMPTSP/2018 SIPA : 503/1/DPMPTSP/2018
M. Soemartono M. Soemartono

No: 1 Tgl : 1-3-2021 No: 1 Tgl : 1-3-2021

1 x Sehari 1 Tablet 2 x Sehari 1 Tablet


Pagi Pagi & Malam
Sesudah Makan Sesudah Makan
(Jauhkanlah obat dari jangkauan anak-anak) (Jauhkanlah obat dari jangkauan anak-anak)
Nama/Jumlah Obat : Amlodipine/5 mg Nama/Jumlah Obat : Clopidogrel/75 mg
Tanggal kadaluwarsa : Tanggal kadaluwarsa
(Hubungi Apoteker / Asisten Apoteker kami jika (Hubungi Apoteker / Asisten Apoteker kami jika
Memerlukan Informasi Obat) Memerlukan Informasi Obat)

3.2.3 Resep 3 Pasien Ny. Halimah


No Kelengkapan administrasi Ket
1 Nama Dokter 
2 Alamat dan SIP Dokter Alamat -
SIP Dokter 
3 Paraf Dokter 
4 Tanggal Penulisan Resep 
5 Nama Pasien 
6 Umur Pasien -
7 Alamat -
8 Nama dan Jumlah Obat 
No Kelengkapan Farmasetik
1 Bentuk dan kekuatan sediaan -
2 Stabilitas -
3 Kompatibilitas -

Resep ketiga pada aspek adiministratif tidak terdapat alamat tempat dokter
praktek, umur pasien, alamat pasien.Hal ini dapat diatasi dengan
menghubungi kembali dokter untuk menanyakan SIP dan menayakan
langsung ke pasien terkait identitas pasien yang belum lengkap.Pada aspek
farmasetik tidak terdapat permasalahan karena obat yang diberikan bentuk,
kekuatan, dan stabilitas sudah sesuai serta kompaktibilitas pada sediaan tidak
terjadi.

Apotek Kimia Farma 433 Apoteker : Hastuti, S. Farm., Apt


Jl. A. Yani KM 7,6 Banjarmasin SIA : 503/2423/SIA-P-APA/VI.14/Diskes
Telp (0511) 3262372 SIPA : 503/1/DPMPTSP/2018

COPY RESEP
Salinan resep no : - Tanggal : 1 Maret 2021
Dari dr : dr. Muhammad Arif Zainuddin Noor
Dibuat tanggal : 2 Maret 2021
Untuk : Ny. Halimah

R/Clopidogrel 25 mg No.XXX
S 1 dd 1
R/Amlodipine 10 mg No.XXX
S 1 dd 1

P.C.C

Hastuti, S. Farm., Apt

APOTEK KIMIA FARMA 433 APOTEK KIMIA FARMA 433


Jl. A. Yani KM 7,6 Kertak Hanyar Jl. A. Yani KM 7,6 Kertak Hanyar
Banjarmasin Banjarmasin
Telp (0511) 3262372 Telp (0511) 3262372
APA : Hastuti, S. Farm. , Apt. APA : Hastuti, S. Farm. , Apt.
SIA : 503/2423/SIA-P-APA/VI.14/Diskes SIA : 503/2423/SIA-P-APA/VI.14/Diskes
SIPA : 503/1/DPMPTSP/2018 SIPA : 503/1/DPMPTSP/2018

Ny.Halimah Ny. Halimah


No: 1 Tgl : 2-3-2021 No: 1 Tgl : 2-3-2021

1 x Sehari 1 Tablet 1 x Sehari 1 Tablet


Pagi Malam
Sesudah Makan Sesudah Makan
(Jauhkanlah obat dari jangkauan anak-anak) (Jauhkanlah obat dari jangkauan anak-anak)
Nama/Jumlah Obat : Clopidogrel /25 mg Nama/Jumlah Obat : Amlodipine/10 mg
Tanggal kadaluwarsa : Tanggal kadaluwarsa :
(Hubungi Apoteker / Asisten Apoteker kami jika (Hubungi Apoteker / Asisten Apoteker kami jika
Memerlukan Informasi Obat) Memerlukan Informasi Obat)

3.2.4 Resep 4 Pasien An. Selvia

No Kelengkapan administrasi Ket


1 Nama Dokter 
2 Alamat dan SIP Dokter Alamat -
SIP dokter 
3 Paraf Dokter 
4 Tanggal Penulisan Resep 
5 Nama Pasien 
6 Umur Pasien -
7 Alamat -
8 Nama dan Jumlah Obat 
No Kelengkapan Farmasetik
1 Bentuk dan kekuatan sediaan -
2 Stabilitas -
3 Kompatibilitas -

Resep keempat pada aspek administratif tidak terdapat alamat tempat


dokter praktek, umur pasien, alamat pasien.Hal ini dapat diatasi dengan
menghubungi kembali dokter untuk menanyakan SIP dan menayakan
langsung ke pasien terkait identitas pasien yang belum lengkap.Pada aspek
farmasetik tidak terdapat permasalahan karena obat yang diberikan bentuk,
kekuatan, dan stabilitas sudah sesuai serta kompaktibilitas pada sediaan tidak
terjadi.

Apotek Kimia Farma 433 Apoteker : Hastuti, S. Farm., Apt


Jl. A. Yani KM 7,6 Banjarmasin SIA : 503/2423/SIA-P-APA/VI.14/Diskes
Telp (0511) 3262372 SIPA : 503/1/DPMPTSP/2018

COPY RESEP
Salinan resep no : - Tanggal : 2 Maret 2021
Dari dr : dr. Makkiyah
Dibuat tanggal : 2 Maret 2021
Untuk : An. Selvia

R/Candesartan 8 mg No.XXX
S 1 dd 1
R/Concor 2,5 mg No.XXX
S 1 dd 1
R/Spironolacton 25 mg No.XXX
S 1 dd 1
P.C.C

Hastuti, S. Farm., Apt

APOTEK KIMIA FARMA 433 APOTEK KIMIA FARMA 433


Jl. A. Yani KM 7,6 Kertak Hanyar Jl. A. Yani KM 7,6 Kertak Hanyar
Banjarmasin Banjarmasin
Telp (0511) 3262372 Telp (0511) 3262372
APA : Hastuti, S. Farm. , Apt. APA : Hastuti, S. Farm. , Apt.
SIA : 503/2423/SIA-P-APA/VI.14/Diskes SIA : 503/2423/SIA-P-APA/VI.14/Diskes
SIPA : 503/1/DPMPTSP/2018 SIPA : 503/1/DPMPTSP/2018

Selvia Selvia
No: 1 Tgl : 2-3-2021 No: 1 Tgl : 2-3-2021

1 x Sehari 1 Tablet 1 x Sehari 1 Tablet


Malam Pagi
Sesudah Makan Sesudah Makan
(Jauhkanlah obat dari jangkauan anak-anak) (Jauhkanlah obat dari jangkauan anak-anak)
Nama/Jumlah Obat : Candesartan/8 mg Nama/Jumlah Obat : Concor/2, 5 mg
Tanggal kadaluwarsa : Tanggal kadaluwarsa
(Hubungi Apoteker / Asisten Apoteker kami jika (Hubungi Apoteker / Asisten Apoteker kami jika
Memerlukan Informasi Obat) Memerlukan Informasi Obat)

APOTEK KIMIA FARMA 433


Jl. A. Yani KM 7,6 Kertak Hanyar
Banjarmasin
Telp (0511) 3262372
APA : Hastuti, S. Farm. , Apt.
SIA : 503/2423/SIA-P-APA/VI.14/Diskes
SIPA : 503/1/DPMPTSP/2018

Selvia
No: 1 Tgl : 2-3-2021

1 x Sehari 1 Tablet
Pagi
Sesudah Makan
(Jauhkanlah obat dari jangkauan anak-anak)
Nama/Jumlah Obat : Spironolacton/25 mg
Tanggal kadaluwarsa
(Hubungi Apoteker / Asisten Apoteker kami jika
Memerlukan Informasi Obat)
3.2.5 Resep 5 Tn. Firmansyah

No Kelengkapan administrasi Ket


1 Nama Dokter 
2 Alamat dan SIP Dokter Alamat -
tapi SIP dokter 
3 Paraf Dokter 
4 Tanggal Penulisan Resep 
5 Nama Pasien 
6 Umur Pasien -
7 Alamat -
8 Nama dan Jumlah Obat 
No Kelengkapan Farmasetik
1 Bentuk dan kekuatan sediaan Kekuatan obat
allupurinol tidak di
tuliskan
2 Stabilitas -
3 Kompatibilitas -

Resep kelima pada aspek administratif tidak terdapat alamat tempat dokter
praktek, umur pasien, alamat pasien. Hal ini dapat diatasi dengan
menghubungi kembali dokter untuk menanyakan SIP dan menayakan
langsung ke pasien terkait identitas pasien yang belum lengkap.Pada aspek
farmasetik kekuatan obat tidak dituliskan pada resep, stabilitas sudah sesuai
serta kompaktibilitas pada sediaan tidak terjadi.

Apotek Kimia Farma 433 Apoteker : Hastuti, S. Farm., Apt


Jl. A. Yani KM 7,6 Banjarmasin SIA : 503/2423/SIA-P-APA/VI.14/Diskes
Telp (0511) 3262372 SIPA : 503/1/DPMPTSP/2018

COPY RESEP
Salinan resep no : - Tanggal : 1 Maret 2021
Dari dr : dr. Muhammad Arif Zainudin Noor
Dibuat tanggal : 1 Maret 2021
Untuk : Tn. Firmansyah
R/Metformin 850 mg No.LX
S 2 dd 1
R/Alluporinol No.LX
S 1-0-1
R/Glimepiride 3 mg No. LX
S 1-0-1

P.C.C

Hastuti, S. Farm., Apt

APOTEK KIMIA FARMA 433 APOTEK KIMIA FARMA 433


Jl. A. Yani KM 7,6 Kertak Hanyar Jl. A. Yani KM 7,6 Kertak Hanyar
Banjarmasin Banjarmasin
Telp (0511) 3262372 Telp (0511) 3262372
APA : Hastuti, S. Farm. , Apt. APA : Hastuti, S. Farm. , Apt.
SIA : 503/2423/SIA-P-APA/VI.14/Diskes SIA : 503/2423/SIA-P-APA/VI.14/Diskes
SIPA : 503/1/DPMPTSP/2018 SIPA : 503/1/DPMPTSP/2018

Tn. Firmansyah Tn. Firmansyah


No: 1 Tgl : 1-3-2021 No: 1 Tgl : 1-3-2021
Diebetes Melitus Diabetes Melitus

2 x Sehari 1 Tablet 2 x Sehari 1 Tablet


Pagi & Malam Pagi & Siang
Sebelum Makan Sesudah Makan
(Jauhkanlah obat dari jangkauan anak-anak) (Jauhkanlah obat dari jangkauan anak-anak)
Nama/Jumlah Obat : Glimepiride/3 mg Nama/Jumlah Obat : Metformin/850 mg
Tanggal kadaluwarsa : Tanggal kadaluwarsa :
(Hubungi Apoteker / Asisten Apoteker kami jika (Hubungi Apoteker / Asisten Apoteker kami jika
Memerlukan Informasi Obat) Memerlukan Informsi Obat)

APOTEK KIMIA FARMA 433


Jl. A. Yani KM 7,6 Kertak Hanyar
Banjarmasin
Telp (0511) 3262372
APA : Hastuti, S. Farm. , Apt.
SIA : 503/2423/SIA-P-APA/VI.14/Diskes
SIPA : 503/1/DPMPTSP/2018

Tn. Firmansyah
No: 1 Tgl : 1-3-2021
Asam Urat

2 x Sehari 1 Tablet
Pagi & Malam
Sesudah Makan
(Jauhkanlah obat dari jangkauan anak-anak)
Nama/Jumlah Obat : Allupurinol/100 mg
Tanggal kadaluwarsa :
(Hubungi Apoteker / Asisten Apoteker kami jika
Memerlukan Informasi Obat)

3.3 Alur Pelayanan Resep


Pasien datang membawa resep Resep diterima oleh petugas

Skrining resep oleh petugas


Pemberian harga

Konfirmasi ke pasien apakah sepakat dengan harga obat yang akan dibeli
Penyiapan/peracikan obat

Pemberian informasi, edukasi, dan konseling kepada


Penyerahan
pasienobat oleh petugas kepada

Gambar 3.3 Alur Pelayanan Resep

1. Pasien datang membawa resep


Ketika di apotek, pasien membawa resep datang, maka pihak
apotek (apoteker/TTK) menyambut pasien.
2. Resep diterima oleh petugas
Setelah pasien datang, maka pasien menyerahkan resep kepada
petugas, dan petugas mempersilahkan pasien untuk menunggu
sebentar
3. Skrining resep oleh petugas
Selanjutnya petugas (apoteker/TTK) melakukan skrining resep.
Skrining resep antara lain skrining administratif, skrining farmasetis,
dan skrining klinis.
a. Skrining administratif, berguna untuk menghindari kesalahan
penulisan resep maupun pemalsuan resep. Analisis dalam skrining
resep antara lain ada tidaknya maupun keaslian dari : nama, SIP
dokter, alamat dokter, tanggal penulisan resep, tanda tangan/
paraf dokter penulis resep, nama pasien, alamat pasien, umur
pasien, jenis kelamin pasien, berat badan pasien, nama obat,
dosis, kekuatan, dan jumlah obat yang diminta, dan cara
pemakaian obat untuk pasien.
b. Skrining farmasetis, yakni menyesuaikan dengan kondisi pasien
tentang : bentuk sediaan, potensi obat, stabilitas, inkompatibilitas,
cara dan lama pemberian apakah dapat menyebabkan
kenyamanan pada pasien atau tidak.
c. Skrining klinis, yakni mengetahui apakah adanya alergi, efek
samping dan interaksi obat, kontraindikasi, dan DRP pada obat.
4. Pemberian harga
Cara pemberian harga yaitu dengan menanyakan terlebih dahulu ke
pasien terkait harga yang diajukan.
5. Konfirmasi ke pasien apakah sepakat dengan harga obat yang akan
dibeli
Konfirmasi kepada pasien, terkait harga obat yang diajukan. Jika
pasien setuju, maka akan segera dilakukan penyiapan/peracikan obat.
Namun, jika pasien sensitif terhadap harga maka penanganannya
adalah mengajukan obat alternatif dengan jenis, jumlah, jumlah item
dan harga sesuai kemampuan pasien, jika pasien hanya mampu
menebus obat sebagian maka petugas akan membuat copy resep.

6. Penyiapan/ peracikan obat


Pada peracikan dilakukan kegiatan penimbangan obat,
pencampuran obat apabila obat perlu dicampur (dijadikan serbuk,
cairan, dll), kemudian pengemasan setelah obat berhasil dibuat, dan
tahap selanjutnya adalah pemberian etiket.
7. Penyerahan obat oleh petugas kepada pasien
Setelah penyiapan obat selesai, maka petugas mengecek kembali
kebenaran obat, dosis, dan cara penggunaan obat. Agar obat yang
diberikan sesuai dengan resep dan tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
8. Pemberian informasi, edukasi, dan konseling kepada pasien
Apoteker/TTK harus memberikan informasi yang benar, jelas, dan
mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini.
Informasi obat sekurang-kurangnya meliputi : cara pemakaian obat,
cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta
makanan dan minuman yang harus selama terapi.
3.3.1 Alur pelayanan resep umum di Apotek Kimia Farma 433 sebagai
berikut.

Perjanjian dan pembayaran


Penerimaan resep

Pemeriksaan akhir Peracikan

Penyerahan obat dan pemberian informasi

Gambar 3.3.1 Alur pelayanan resep umum di Apotek Kimia Farma 433

1. Penerimaan resep
a. Pemeriksaan keabsahan resep dan kelengkapan resep,
terdiri dari : nama, alamat, nomor SIP, nomor SIK, nomor
telepon, dan tanda tangan/paraf dokter penulis resep, nama
pasien, obat, umur pasien, berat badan pasien, alamat
pasien, dan nomor telepon pasien.
b. Pemberian nomor resep
c. Penetapan harga
2. Perjanjian dan pembayaran
a. Pengambilan obat sebagian atau semua
b. Ada atau tidaknya penggantian obat atas persetujuan
dokter atau pasien.
c. Pembayaran tunai atau kredit
d. Pembuatan kwitansi dan salinan resep
3. Peracikan
a. Penyiapan resep atau penandaan obat dan kemasan
b. Proses peracikan (perhitungan dosis, pengambilan bahan,
penimbangan, pencampuran bahan, dan pengemasan)
c. Penyajian hasil akhir racikan dan pemberian etiket
4. Pemeriksaan Akhir
a. Nomor resep
b. Nama obat, bentuk, jenis sediaan, dosis, jumlah, dan
aturan pakai
c. nama pasien, umur, alamat, dan nomor telepon
5. Penyerahan Obat dan Pemberian Informasi
a. Nama obat, bentuk, jenis sediaan, dosis, dan jumlah
b. Cara penyimpanan obat
c. Efek samping obat yang mungkin timbul dan cara
mengatasinya
3.3.2 Alur Pelayanan Resep Kredit di Apotek Kimia Farma 433

Pasien datang membawa resep lengkap dengan membawa tanda pengenal


Pasien mengisi formulir

Apoteker/TTK melakukan skrining resep


Penyiapan/peracikan obat

Gambar 3.3.2 Alur Pelayanan Resep Kredit di Apotek Kimia Farma 433

3.3.3 Alur Pelayanan Resep BPJS di Apotek Kimia Farma 433

Pasien datang membawa resep


Apoteker/TTK melakukan skrining resep

Penyiapan/peracikan obat

Gambar 3.3.3 Alur Pelayanan Resep BPJS di Apotek Kimia Farma 433

Alur pelayanan resep BPJS di Kimia Farma 433 sebagai berikut.


1. Pasien datang membawa resep, lengkap dengan membawa fotocopy
kartu BPJS, kartu putih, dan untuk pasien yang akan mengambil
obat kolesterol harus membawa fotocopyhasil pemeriksaan
laboratorium profil lipid, usahakan fotocopy yang terbaru kemudian
dilakukan pengecekan riwayat terakhir pengambilan obat.
2. Apoteker atau TTK melakukan skrining resep, meliputi :
a. Ketersediaan obat
b. Obat insulin dihitung dengan rumus yang telah ditentukan
c. Jika obat lengkap, serahkan obat ke pasien dengan meminta
tanda tangan serta nomor handphone pasien.
d. Jika obat tidak lengkap, berikan copy resep dan beritahu
pasien agar menebus di cabang Kimia Farma lainnya serta
tuliskan pada kertas copy resep obat PRB (Pasien Rujuk
Balik), lalu minta tanda tangan pasien sebagai bukti resep
telah dicopykan
3.Penyiapan/peracikan obat

3.4 Penyerahan Obat ke Pasien


Pada saat penyerahan obat kepada pasien dianjurkan agar mengecek
kembali obat yang diberikan dan memberikan informasi tambahan mengenai
peringatan atau hal-hal yang harus diperhatikan saat penggunaan obat. Jika
diperlukan, apoteker dapat memberikan konseling kepada pasien.Konseling
diberikan sesuai umur, pengalaman, latar belakang dan pemahaman masing-
masing pasien. Apoteker harus bisa memastikan bahwa pasien memahami
cara meminum dan menggunakan obat. Untuk beberapa sediaan obat ada
kebutuhan khusus untuk dilakukan konseling, seperti waktu minum obat atau
cara pemberian obat yang khusus atau interaksi yang dapat terjadi dengan
makanan atau obat lain. Obat diberikan dalam kemasan asli yang disertai
brosur informasi obat untuk diketahui pasien.
BAB IV
ANALISIS SWAMEDIKASI
1.1 Alur Pelayanan Non Resep
Pelayanan obat non resep merupakan pelayanan kepada pasien yang ingin
melakukan pengobatan sendiri atau swamedikasi.Obat untuk swamedikasi
meliputi obat-obat yang dapat digunakan tanpa resep yang meliputi obat
wajib apotek (OWA), obat bebas terbatas (OBT) dan obat bebas (OB).Obat
wajib apotek terdiri dari kelas terapi oral kontrasepsi, obat saluran cerna, obat
mulut serta tenggorokan, obat saluran nafas, obat yang mempengaruhi sistem
neuromuskular, anti parasit dan obat kulit topikal. Adapun alur pelayanan non
resep yaitu :

Pasien datang dengan permintaan


Apoteker/TTK
obat tertentu/keluhan
melakukan tertentu
penggalian masalah denga

Jika pasien sepakat dengan harga yang ditentukan, dilakukan pembayaran


Pemeriksaan stok obat dan harga

Penyerahan
Penyerahan
obat (jenisobat
dan jumlah),
kepada pasien
diberi disertai
wadah/plastik
informasi aturan pakai dan ha

Gambar 1.1 Alur pelayanan non resep

Alur pelayanan non resep yaitu ketika pasien datang ke Apotek, pasien
menyatakan keluhan yang dirasakan, kemudian petugas Apotek melakukan
analisis penggalian penyakit menggunakan WWHAM. Setelah informasi
lengkap diterima petugas, pemeriksaan stok obat dilakukan. Kemudian
petugas melakukan konfirmasi terkait harga obat kepada pasien. Jika pasien
sepakat dengan harga yang ditentukan, maka dilakukan pembayaran. Lalu
penyerahan obat kepada pasien disertai informasi mengenai aturan pakai obat
dan hal lain yang perlu diperhatikan.
Alur pelayanan non resep saat PKL ditemukan pada penggalian masalah
menggunakan analisis WWHAM kurang lengkap, dan informasi yang
disampaikan kepada pasien kurang lengkap terkait efek samping,
kontraindikasi, interaksi obat, cara penyimpanan obat, dan cara pembuangan
obat yang benar.

1.2 Kegiatan Swamedikasi


Kegiatan swamedikasi yang kami dapatkan pada saat PKL di Kimia Farma
433 yaitu :
Pasien 1
Seorang bapak berumur 30 tahun datang ke Apotek dengan
keluhan gatal, sakit, bengkak dan berair pada bagian matanya, gejala
tersebut sudah sejak kemarin dialaminya, tidak ada tindakan apapun yang
di lakukan bapak tersebut dirumah untuk mengobatinya. Jadi obat yang di
berikan oleh Apoteker setelah menggali masalah penyakit yang di alami
pasien adalah Sagestam 0,1% salep mata 3x1 oles tipis. Monitoring nya
jika keluar gunakan kacamata sehingga tidak terkena debu.
Pasien 2
Seorang bapak berumur 30 tahun datang ke Apotek dengan
keluhan pusing, lidah terasa pahit, badan pegal, tindakan yang telah di
lakukan di rumah untuk mengobati sakitnya dengan obat typus. Setelah
menggali masalah yang di alami pasien Apoteker memberikan obat Neuro-
Sanbe plus dan Magasida.Monitoring nya tidak ada.
Pasien 3
Seorang ibu datang ke Apotek ingin meminta obat untuk anaknya
yang bayi dengan keluhan batuk pilek sudah 4 hari, obat yang telah di
berikan ibu tersebut di rumah untuk anaknya yaitu Rhinos dan
Mucos.Setelah penggalian masalah anak tersebut Apoteker memberikan
Rhinos.Monitoringnya penambahan vitamin.
Pasien 4
Seorang ibu berumur 35 tahun datang ke Apotek ingin membeli
obat, gejala yang dirasakan ibu tersebut radang pada mulut, demam dan
sariawan. Hal itu telah dirasakan sejak kemarin, tindakan yang sudah
dilakukan ibu tersebut untuk mengobati sakitnya dengan memakai salep
Kenaloc. Sekarang ibu tersebut tidak menggunakan apa-apa.Setelah
penggalian masalah, Apoteker memberikan Kandistatin. Terapi non
farmakologi yaitu perbanyak minum air putih. Terapi Kandistatin 4x1 (1
ml sekali minum + teteskan pada bagian sariawan)
Pasien 5
Seorang ibu berumur 50 tahun datang ke Apotek ingin membeli
obat dengan keluhan telapak kaki sakit. Apoteker memberikan
Nackrofenak 2 x sehari dioleskan tipis.

4.3 Analisis Swamedikasi


Pada Kasus 1 penggalian masalahnya tidak lengkap dalam
penatalaksanaan swamedikasinya petugas kesehatan farmasi yang
melayani pasien tidak menanyakan apakah Bapak tersebut sebelumnya ada
menggunakan obat lain untuk mengobati rasa sakitnya. Petugas juga tidak
memberikan konseling (nama obat, indikasi, dosis, frekuensi, lama
penggunaan, efek samping obat, penyimpanan obat, dan monitoring).
Pada kasus 2 penggalian masalahnya tidak lengkap meliputi
swamedikasi yaitu petugas kesehatan farmasi tidak menanyakan kepada
pasien sejak kapan atau sudah berapa hari pasien mengalami gejala
tersebut. Dan petugas kesehatan farmasi juga tidak menyampaikan
monitoring kepada pasiean setelah memberikan obat kepada pasien, selain
itu terapi non farmakologi dan cara penggunaan obat ataupun aturan pakai,
penyimpanan, efek samping obat, cara membuang obat yang benar tidak di
sampaikan oleh petugas yang melayani pasien.
Kasus 3 penggalian masalah yang di tanyakan oleh petugas kesehatan
yang melayani sudah lengkap dan monitoring juga di sampaikan. Namun
terapi terapi non farmakologi, tempat penyimpanan obat, efek samping
obat, cara pembuangan obat setelah tidak digunakan, dan monitoring tidak
di sampaikan.
Kasus 4 penggalian masalah, aturan pakai, dan terapi non farmakologi
sudah lengkap di tanyakan oleh petugas kesehatan yang melayani pasien, ,
tetapi petugas kesehatan tidak menyampaikan efek samping obat,
penyimpanan obat, cara membuang obar yang benar, dan monitoring
kepada pasien.
Kasus 5 penggalian masalahnya tidak lengkap seperti berapa lama
gejala yang dialami pasien, tindakan apa saja yang sudah di lakukan.
Setelah pemberian obat petugas kesehatan juga tidak menjelaskan efek
samping dari obat, cara penyimpanan, cara membuang obat yang benar,
terapi non farmokologi dan monitoring.
4.4 Penatalaksanaan Swamedikasi
Penatalaksanaan swamedikasi yaitu ketika pasien datang ke Apotek,
pasien menyatakan keluhan yang dirasakan, kemudian petugas Apotek
melakukan analisis penggalian penyakit menggunakan WWHAM.
Analisis WWHAM yaitu :
Who? Untuk siapa obat tersebut
What Symptoms? Gejala atau keluhan apa yang dirasakan
How Long? Sudah berapa lama gejala tersebut berlangsung
Action? Tindakan apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi gejala
tersebut
Medicine? Obat-obat apa saja yang sedang digunakan oleh pasien
Setelah informasi lengkap diterima petugas, pemeriksaan stok obat
dilakukan. Kemudian petugas melakukan konfirmasi terkait harga obat
kepada pasien. Jika pasien sepakat dengan harga yang ditentukan, maka
dilakukan pembayaran. Lalu penyerahan obat kepada pasien disertai
informasi mengenai aturan pakai obat dan hal lain yang perlu diperhatikan.
Penatalaksanaan swamedikasi pada saat praktek kerja lapangan yang
sering di jumpai pada saat melayani pasien non resep, penggalian masalah
yang seharusnya di lakukan petugas kesehatan farmasi dalam melayani
pasien harus lengkap. Ketidaklengkapan biasanya petugas tidak
menanyakan gejala yang di alami pasien sudah berapa lama, tindakan yang
di lakukan dirumah untuk mengobati gejalanya.
4.5 Monitoring
Monitoring merupakan suatu kegiatan dengan proses interaktif
antara Apoteker dengan pasien atau keluarga pasien dengan tujuan agar
pasien atau kelurga pasien dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman,
kesadaran dan kepatuhan sehingga mereka dapat menyelesaikan masalah
yang dihadapi oleh pasien. Monitoring dapat dilakukan yaitu dengan
memberikan informasi :
1. Bila gejala tidak membaik atau sembuh dalam waktu tiga hari,
segera kunjungi dokter untuk mendapat penanganan yang lebih
lanjut
2. Bila muncul gejala sesak napas, kulit kemerahan, gatal, bengkak
di bagian tertentu, mual, dan muntah, kemungkinan telah terjadi
gejala efek samping obat atau reaksi alergi terhadap obat yang
diminum.
3. Segera hentikan pengobatan dan kunjungi dokter untuk
mendapatkan penanganan medis
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia
yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. PT Kimia
Farma (persero) Tbk atas Kimia Farma telah berkembang menjadi
perusahaan dengan pelayanan kesehatan (Healthcare) terintegrasi di
Indonesia sebagai agen bisnis di bawah Kementerian Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), Kimia Farma terus berekspansi untuk menjadi perusahaan
yang memiliki daya saing unggul. Sejak pertengahan tahun 2017
menejemen telah merancang tiga program prioritas untuk mencapai
target Tiga Besar Industri Farmasi Nasional di tahun 2019, yakni
meningkatkan sumber daya manusia yang andal dan kompeten, digitalisasi
dan strategi aliansi.
Hasil pengamatan kami selama melakukan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di Kimia Farma 433 dapat kami simpulkan bahwa :
1. Kimia Farma 433 memiliki pelayanan yang ramah, murah senyum,
bertanggung jawab, disiplin, jujur serta sangat mudah berinteraksi
dengan pasien sehingga pasien nyaman dan bersedia menunggu
dengan baik.
2. Kimia Farma 433 membuka Praktek dokter dan melayani resep
PRB,
3. Kimia Farma 433 telah melakukan perbekalan farmasi yang sesuai
dengan Permenkes No.73 tahun 2016 yang meliputi perencanaan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pencatatan, pelaporan serta
pemusnahan
4. Struktur Organisasi yang ada di Apotek Kimia Farma 433 terdiri dari
1 APA dan 3 TTK yang berkerja sama dan melakukan tugas sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
5. Perencanaan yang dilakukan di Apotek Kimia Farma 433 dilakukan
dengan metode Epidemiologi, konsumsi, Kombinasi Epidemiologi
dan Konsumsi serta Just in Time. Dilakukan pengadaan dengan
metode pareto ABC. Penerimaan perbekalan Farmasi diserahkan
oleh unit tinggi (PBF) ke unit yang dikelola oleh (Apoteker).
Kemudian, penyimpanan yang dilakukan berdasarkan farmakologis
yang disusun berdasarkan alfabetis, Obat BPJS, Obat Generik, Obat
Narkotika, Obat Psikotropika yang disimpan terpisah. Obat Narkotik
disimpan dilemari dengan pintu dan kunci ganda, sedangkan
psikotropika disimpan dilemari khusus yang memilki 1 pintu yang
dikunci.Pelaporan penggunaan obat Narkotika dan Psikotropika
dilakukan dengan situs SIPNAP setiap 1 bulan sekali.
6. Resep yang dilayani di Kimia Farma 433 meliputi resep BPJS yang
telah bekerja sama dan akan di lakukan skrining terlebih dahulu.
7. Pengelolaan Obat bebas, Bebas terbatas, OWA, Obat Narkotika dan
Psikotropika serta Obat Kategori G dilakukan sesuai dengan perturan
perundang-undangan.

5.2 Saran
Untuk meningkatkan pelayanan, Apotek Kimia Farma perlu
mempertahankan serta meningkatkan pelayananan agar lebih baik lagi.
Praktek dokter di Apotek Kimia Farma 433 kiranya harus dibuka sesuai
dengan jam praktek kerja dokter. Perlu dilakukan pengisian stok obat secara
rutin. Perlu diperhatikan lagi sistem pengajuan permintaan obat mendesak.

Anda mungkin juga menyukai