FORMULASI
SEMESTER 5 TAHUN AKADEMIK 2020
Tanggal
10 JANUARI 2020
SOALUJIAN
10.000 TABLET STUGERON CINNARIZINE
Disusun oleh
NAMA : AAS NOERSYA’ADAH
NPM : 24041217242
NOM OR UNDIAN :4
FAKULTAS MIPA
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS GARUT
2020
DAFTAR ISI
BAB I ....................................................................................................................... 1
BAB II ...................................................................................................................... 2
TINJAUAN FARMAKOLOGI................................................................................ 2
i
3.3 Formulasi, Metode dan Pembuatan Sediaan ............................................. 5
3.4 In Process Control (IPC) dan Pengawasan Mutu Obat Jadi ..................... 7
BAB IV .................................................................................................................. 18
4.2 Metode Analisis Yang Diusulkan Untuk Pengujian Mutu Bahan Baku . 18
4.3 Prosedur Analisis Bahan Baku, Bahan Ruahan, dan Obat Jadi ............... 19
BAB V .................................................................................................................... 23
REGULASI/PERUNDANG-UNDANGAN .......................................................... 23
BAB VI .................................................................................................................. 27
ii
6.1 Informasi Obat Jadi ................................................................................. 27
iii
BAB I
(Diphenymethyl)-4-(3-phenyl-2-propenyl) piperazine
a. Struktur Cinnarizine
1
2
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol dan
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat
BAB II
TINJAUAN FARMAKOLOGI
2.2 Indikasi
3
4
2.4 Farmakokinetik
ABSORPSI
DISTRIBUSI
METABOLISME
EKSKRESI
1. Dosis
• Gangguan sirkulasi cerebral: 3×1 tablet 25 mg atau 1 tablet 75 mg sehari
• Gangguan sirkulasi perifer: 3×2-3 tablet 25 mg atau 3×1 tablet 75 mg sehari
• Gangguan keseimbangan: 3×1 tablet 25 mg atau 1×1 tablet 75 mg sehari
• Mabuk perjalanan
Dewasa: 1 tablet (25 mg) 2 jam sebelum bepergian, dapat diberikan 1/2 tablet
setiap 8 jam sekali dalam perjalanan.
7
2. Cara Pemberian
2.6 Kontraindikasi
Kelebihan dosis :
Gejala-gejala
Pada kasus kelebihan dosis akut (2100 mg) pada anak berumur 4 tahun pernah
dilaporkan terjadi: muntah, mengantuk, koma, gemetar, hipotonia, normal
kembali (Recovery was Unecentful).
Pengobatan
Tidak ada antidotum yang spesifik. Pada 1 jam setelah kelebihan dosis. Kuras
lambung harys dilakukan. Karbon aktif dapat diberikan bila diperlukan.
(Badan pengawasan obat dan makanan, 2015)
7
PENGEMBANGAN FORMULA
3.2 Pra-Formulasi
Cinnarizine
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol dan
Wadah & Penyimpanan: Dalam wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat
8
24
a. Laktosa
Kelarytan: Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar
larut dalam etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam
eter P
24
b. Talk
Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit,
bebeas dari butiran, warna putih atau putih kelabu
c. PVP (Polivinilpirolidon)
Pemerian : Serbuk putih atau putih kekuningan, berbau lemah atau tidak
berbau, higroskopik
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan dalam kloroform
P, kelarutan tergantung dari bobot molekul rata-rata, praktis tidak larut dalam
eter P
d. Amprotab/Amilum Manihot
Pemerian: Serbuk atau masa, keras, putih atau putih krem. Tidak berbau dan
rasasedikit manis. Stabil di udara, tetapi mudah menyerap bau
Klarutan: Mudah larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air mendidih,
sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan dalam eter
e. Etanol
f. Magnesium Stearat
Pemerian : serbuk yang sangat halus, putih terang, dan memiliki berat jenis
ruah yang rendah, memiliki bau seperti asam stearate dan rasa yang khas,
serbuknya sedikit berminyak dan menempel pada kulit.
24
Kelarutan: praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter dan air; sedikit
larut dalam benzena hangat dan etanol 95% hangat.
3.3.1 Formulasi
Bentuk sediaan yang akan dibuat adalah tablet dengan kekuatan sediaan 25
mg dan bobot tablet 150 mg. Zat aktif yang akan digunakan adalah
Cinnarizine.
R/ Cinnarizine 250.000 mg
Laktosa 905 g
Etanol q.s
Metode granulasi basah dipilih, karena cinnarizine tidak tahan dengan panas.
Jumlah sediaan yang akan dibuat sebanyak 10000 tablet, maka bahan yang
dibutuhkan :
• Perhitungan
Etanol q.s
• Penimbangan
Cinnarizine 250 g
PVP 5% 75 g
Etanol q.s
Mg. Stearat 1% 15 g
Talk 2% 30 g
Fase luar (8%)
Amprotab 5% 75 g
24
Prosedur pembuatan:
Prinsip : Menetapkan kadar zat aktif dengan cara sampling pada beberapa titik
(atas, tengah, bawah) wadah pencampur. Campuran dinyatakan homogen jika
kadar zat aktif pada beberapa titik sama.
b. Granulometri
c. Bobot Jenis
(diameter/ketebalan)
D = M / (Vi-Vp)
piknometer
BJ ruahan granul/nyata
BJ ruahan = bobot/volume
d. Bilangan Haussner
Kadar Pemampatan
%T = Kadar pemampatan
Kompresibilitas
21 - 25 % aliran cukup
Laju Alir
Tujuan : untuk mengetahui aliran granul yang terbentuk, aliran granul sangat
mempengaruhi keseragaman bobot tablet dan kandungan zat aktif dalam
tablet yang terbentuk
Prinsip : Menetapkan jumlah granul yang mengalir melalui alat selama waktu
tertentu dengan Metode sudut baring/sudut istirahat
Friksibilitas
Tujuan : untuk menguji ketahanan tablet jika tablet mengalami gesekan antar
sesama tablet
Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friksibilitas adalah jika dalam
proses pengukuran friksibilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka
sampel dinyatakan gagal dalam uji friksibilitas Jika hasil pengukuran
meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian harus diulang
sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang
telah dilakukan.
Friabilitas
Kandungan Lembab
Wa = W – W1
W = bobot mula-mula
Penafsiran Hasil : Waktu retensi puncak utama kromatogram larutan uji sesuai
dengan larutan baku seperti diperoleh pada penetapan kadar.
24
Larutan uji = sejumlah tablet setara dengan 420 mg Nifedipin diserbukkan dan
dimasukkan dalam labu ukur 250 mL yang berisi air 130 mL. Encerkan
dengan pengencer hingga tanda batas dan kocok selama 30 menit. Sentrifus
suspensi dan gunakan beningan. Pipet 3 mL beningan kedalam labu ukur 50
mL dan encerkan dengan pengencer hingga tanda batas kemudian disaring.
C adalah kadar Nifedipin BPFI dalam mg/mL larutan baku, ru adalah respon
puncak larutan uji, dan rs adalah respon puncak larutan baku.
24
Prinsip : Menetapkan kadar nifedipin dalam 10 tablet satu per satu sesuai
ketentuan keseragaman kandungan.
│M- │+ ks
Prinsip : dengan menggunakan alat uji disolusi tipe 2 (tipe dayung) dengan
kecepatan 100 rpm.
Waktu = 1, 4, 12 jam
Penafsiran hasil : diperoleh hasil yang sesuai dengan tabel berikut untuk tablet
Nifedipin OROS 30 mg.
24
1 Antara 12-35%
4 Antara 44-67%
3.5.1 Pengemasan
Tablet STUGERON cinnarizone disimpan pada suhu 30°C atau lebih rendah,
lindungi dari cahaya. Hindarkan dari jangkauan anak-anak
BAB IV
1. Spektrofotometri UV
25
29
Magnesium Stearat
4.3 Prosedur Analisis Bahan Baku, Bahan Ruahan, dan Obat Jadi
Spektrofotometri IR
Susut Pengeringan
29
Campur dan timbang zat uji 1-2 gram (zat hablur digerus hingga halus), tara
dengan botol, timbang dangkel bersumbat kaca yang telah dikeringkan 30
menit, masukkan zat uji ke botol, timbang botol beserta isinya, ratakan zat uji
dengan menggoyang sampai setinggi 5mm (tidak lebih dari 10 mm untuk
ruahan), masukkan botol dan sumbatnya dalam oven pada suhu sebelum
ditimbang (FI V, 2014, hal 925).
Sisa Pemijaran
Dilakukan pemijaran terhadap sampel pada suhu 6000C (FI V, 2014, hal 925).
Logam Berat
Pada kondisi penetapan cemaran, logam berat bereaksi dendan ion sulfida
menghasilkan warna yang dibandingkan secara visual terhadap larutan baku
batas logam berat yang tertera pada masing-masing monografi, dinyatakan
dalam persen (bobot) timbal dalam zat uji (FI
Larutan uji = sejumlah tablet setara dengan 420 mg Nifedipin diserbukkan dan
dimasukkan dalam labu ukur 250 mL yang berisi air 130 mL. Encerkan
dengan pengencer hingga tanda batas dan kocok selama 30 menit.Sentrifus
suspensi dan gunakan beningan.Pipet 3 mL beningan kedalam labu ukur 50
mL dan encerkan dengan pengencer hingga tanda batas kemudian disaring.
29
C adalah kadar Nifedipin BPFI dalam mg/mL larutan baku, ru adalah respon
puncak larutan uji, dan rs adalah respon puncak larutan baku.
Uji stabilitas yang dilakukan disesuaikan dengan zona iklim dan persyaratan
yang berlaku dinegara masing-masing.Indonesia termasuk zona iklim ke IV
(panas dan lembab).Adapun tujuan dilakukannya pengujian stabilitas obat
adalah untuk menentukan masa edar, yakni waktu penyimpanan dalam
kondisi tertentu dimana produk obat tersebut masih memenuhi spesifik yang
telah ditetapkan.
Pengujian stabilitas terdiri dari 2 kategori yaitu: pengujian jangka pendek dan
pengujian dipercepat. Berikut adalah kondisi uji stabilitas:
Kelembaban : 75 ±
5%
Climatic Chamber
Kelembaban : 75 ±
5%
(Priyambodo, 2007)
BAB V
REGULASI/PERUNDANG-UNDANGAN
Prosedur registrasi obat jadi registrasi obat dibagi menjadi dua tahapan, yaitu:
Pra registrasi
Paling lama dalam jangka waktu 40 (empat puluh) hari sejak diterimanya
permohonan, Kepala Badan memberikan surat Hasil PraRegistrasi (HPR)
kepada pendaftar. HPR berlaku selama 1 (satu) tahun sejak tanggal
dikeluarkan.
Registrasi
30
33
"Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan
huruf K yang menyentuh garis tepi“
Menjamin penyebaran obat secara merata dan teratur agar dapat diperleh yang
dibutuhkan pada saat diperlukan
Menjamin keabsahan dan mutu obat agar obat sampai ketangan konsumen
adalah obat yang efektif, aman dan dapat digunakan sesuai tujuan penggunaan
Pabrik
PBF
(Pedagang Besar Farmasi)
Pasien
Standar distribusi yang baik diterapkan untuk memastikan kualitas obat tetap
terjaga. Untuk sediaan tablet STUGERON Cinnarizine digunakan wadah
33
pengiriman yang dapat melindungi sediaan dari paparan cahaya. Suhu ruangan
penyimpanan sediaan harus dikontrol pada rentang suhu kamar. Selain itu
wadah harus tahan terhadap goncangan agar sediaan tidak rusak.
BAB VI
INFORMASI OBAT JADI
Obat Nifedipine ini digunakan untuk penderita angina pectoris stabil dan
penderita hipertensi.Obat diminum sehari 1 tablet oros/ lepas terkendali 1 kali
sehari.Obat dapat diminum bersamaan atau setelah makan. Diingatkan pada
pasien agar obat jangan dikunyah, jangan dihaluskan karena ini merupakan
obat lepas lambat yang minum 1 tablet oros/ lepas terkendali 1 kali sehari sama
dengan minum obat 1 tablet 3 kali sehari obat sediaan konvensional.
Diingatkan juga agar jam minum obatnya setiap hari sama misalnya jam 7 pagi
dan obat jangan dihentikan tanpa konsultasi dengan dokter.
Kontraindikasi Obat
Penyimpanan Obat
Obat harus disimpan di tempat terhindar dari cahaya, hindari kerusakan pada
kemasan karena obat mudah terurai oleh cahaya untuk menjaga stabilitas.
34
DAFTAR PUSTAKA
Ahuja N., Vikash K., and Permender R. 2012. Osmotic – Controlled Release
Oral
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2014. Daftar produk obat. Avaiable at:
http://www.pom.go.id/
35
Goremer, B. 2007. Hypertension – Pharmacological Management. Available
online at :
http://www.pharmaceuticaljournal.com/libres/pdf/hp/200704/hp_200704_pha
rmacological.pdf
Lachman L, Liebermant Herbert A, Kanig Josep L,. 1994. Teori dan Praktek
Farmasi Industri volume II. Jakarta: UI Press.
Tatro D.S. 2003. A to Z Drug Facts. San Francisco: Facts and Comparisons.
Wong, et al. 1988. Osmotic Device for Administering Certain Drug. United
States Patent. Patent Number : 4,765,989.