di
STUDI KASUS
Disusun Oleh:
RINGKASAN
Pada Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Farmasi Rumah Sakit telah
dilakukan studi kasus di ruang ICU Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik. Pengamatan dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2023
sampai 15 April 2023. Tujuan dilaksanakannya studi kasus ini adalah untuk
memantau penggunaan obat pada pasien Tn. BP yang dirawat di ruang
ICUInstalasi Gawat Darurat RSUP H. Adam Malik Medan.
Studi kasus yang diambil yaitu pada pasien “Penurunan Kesadaran ec
sepsis dd uremic encephalopathy Sepsis ec Pneumonia DM Tipe 2 AKI stadium
III dd CKD ec ND Anemia ec penyakit kronik dd pendarhan Hiperkalemia
Sindroma Geriatri”. Kegiatan studi kasus ini yaitu melihat rasionalitas
penggunaan obat terhadap pasien. Penilaian rasionalitas penggunaan obat meliputi
asesmen permasalahan terkait obat (DRP) yaitu mengidentifikasi adanya DRP
dan mengatasi DRP. Obat-obatan yang dipantau dalam kasus ini adalah
Meropenem injeksi 500 Mg, Vancomisin Hcl injeksi 500 mg, Sefepim 1 gr,
Ranitidine inj 50mg/ml, Norepinefrin inj 4mg/4ml, Natrium Bikarbonat 8,4%-
Meylon, Analog Insulin – Levemir Flexpen 100 IU/ml, Metoklopramid inj 5 mg,
Lar mengandung lipid Clinopleic 20% ml, Glukosa 40% - Otsu D40%, btl 25 ml,
Larutan Mengandung as.amino – BFLUID 1000, Nacl 0,9% 100 ml,
Midazolam inj 1mg-Fortanest 5 mg, Nacl 0,9% 100 ml, Fenatil inj 0,05
mg/ml, (SBG,SITRAT)2ml, Heparin inj 5000 UI/ml, Urea 10% - Carmed
Penilaian yang didapat adalah pasien mendapatkan terapi obat tanpa
indikasi klinis dan terdapat indikasi klinis tanpa pengobatan. Oleh karena itu,
diharapkan kepada tenaga kesehatan yang terkait agar memonitoring dalam
menjalankan terapi terhadap pasien.
i
i
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN.................................................................................................. i
DAFTAR ISI...................................................................................................
DAFTAR TABEL...........................................................................................
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
ii
i
BAB IV PENUTUP..................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 69
iii
i
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Data Pasien....................................................................................... 35
Tabel 3.2 Riwayat Penyakit dan Pengobatan Pasien........................................ 35
Tabel 3.3 Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien........................................................ 36
Tabel 3.4 Hasil Pemeriksaan Patologi Klinik................................................... 37
Tabel 3.5 Hasil Pemeriksaan Penunjang.......................................................... 39
Tabel 3.6 Pemilihan Terapi Obat...................................................................... 41
Tabel 3.7 Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi..................................... 42
Tabel 3.8 Care Plan Terintegrasi..................................................................... 60
Tabel 3.9 Drug Therapy Assesment Worksheet (DTAW)................................ 61
Tabel 3.10 Masalah Terkait Obat (Drug Related Problem List)...................... 63
Tabel 3.11 Pharmacist Care Plan Worksheet.................................................. 63
Tabel 3.12 Pharmacist Care Plan Monitoring Worksheet............................... 64
Tabel 3.13 SOAP 14 Februari 2023................................................................. 64
Tabel 3.14 SOAP 15 Februari 2023................................................................. 64
Tabel 3.15 SOAP 16 Februari 2023................................................................. 65
Tabel 3.16 SOAP 17 Februari 2023................................................................. 65
Tabel 3.17 SOAP 18 Februari 2023................................................................. 66
Tabel 3.18 SOAP 19 Februari 2023................................................................. 66
Tabel 3.19 SOAP 20 Februari 2023................................................................. 67
iv
v
DAFTAR GAMBAR
Halamana
Gambar 2.1 Kriteria Diagnosa Sepsis............................................................... 7
Gambar 3.1 Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi.................................................. 47
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
RI, 2016).
Pelayanan kefarmasian
1
2
diimplementasikan.
2
3
RI, 2016).
3
4
Pleura”
4
5
5
6
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1.1 Sepsis
2.1.1.1 Definisi
6
7
7
8
2.1.2 Etiologi
Staphylococci, pneumococci,
Terdapatnya lipopolisakarida
8
9
2.1.3 Patofisiologi
9
1
10
1
2018).
mikrovaskular. Peningkatan NO
11
1
2.1.3.1 Diagnosa
12
1
13
1
1. Resusitasi Inisial
14
1
2. Terapi Antimikroba
1. Terapi antiinfeksi empiris awal dapat berupa satu atau lebih obat yang
melihatkemungkinan deekskalasi.
Gunakan kadar prokalsitonin rendah atau biomarker lain yang serupa untuk
awalnya memiliki tampilan klinis sepsis, namun ternyata tidak memiliki bukti
infeksi.
sepsis berat dan untuk pasien yang sulit diterapi karena adanya patogen
sp. Untuk pasien tertentu dengan infeksi berat disertai kegagalan nafas
15
1
makrolid.
b. Terapi empiris kombinasi sebaiknya tidak diberikan lebih dari 3-5 hari.
lambat, beberapa infeksi jamur atau virus atau defisiensi imun, termasuk
neutropenia.
Terapi antivirus dimulai seawal mungkin pada pasien dengan sepsis berat
atu syok septik dengan penyebab virus. Antimikroba tidak diberikan pada
16
1
c. Iskemia usus
d. Kolangitis
e. Pielonefritis
g. Empiema
h. Artritis septik
i. Fraktur terbuka
4. Vasopresor
Prinsip-prinsip penting/protokol
(MAP)65 mmHg.
adalah Norepinefrin.
tunggal untuk mengatasi hipotensi pada sepsis, dan dosis lebih tinggi dari
17
1
kondisi :
18
1
(Kemenkes, 2017).
5. Inotropik
apabila terdapat:
(Kemenkes, 2017).
1. Kortikosteroid
19
2
apabila resusitasi caitran telah adekuat dan pemakaian obat vasopresor telah
mencapai hemodinamik stabil. Apabila target ini tidak tercapai, maka dapat
b. Uji stimulasi ACTH tidak diperlukan pada pasien syok septik dewasa yang
diperlukan lagi.
Deksametason 8-12 mg, karena dosis lebih tinggi menjadi predisposisi terjadi
untuk tujuan ini diberikan secepatnya jika resusitasi cairan telah adekuat dan
2. Komponen Darah
a. Pada pasien dewasa bila gangguan perfusi berhasil diatasi dan tidak disertai
akut atau penyakit jantung iskemik, transfusi sel darah merah hanya diberikan
20
2
bila konsentrasi hemoglobin (Hb) < 7,0 g/dl dengan target konsentrasi Hb 7-9
g/dl.
dilakukan untuk koreksi nilai faktor pembekuan abnormal tanpa adanya tanda
intravaskulardiseminata (DIC).
d. Konsentrat antitrombin dosis tinggi tidak diberikan sebagai terapi sepsis berat
Target Hb yang dianjurkan pada pasien sepsis adalah > 8g/dl untuk mencapai
target Hb yang dianjurkan adalah > 10 g/dl. Pada pasien sepsis yang
tromboemboli.
21
2
Sedasi hanya diberikan pada pasien yang agitatif, tidak kooperatif, tidak dapat
diatasi dengan terapi lain. Pemberian sedatif harus dititrasi sesuai respon
spesifik.
2. Pemakaian obat pelumpuh otot sedapat mungkin dihindari pada pasien sepsis
intermitten maupun infus kontinu bila diperlukan, kedalaman kerja obat harus
3. Pemakaian obat pelumpuh otot jangka pendek, tidak lebih dari 48 jam
darah > 180 mg/dl dengan target penurunan glukosa darah < 180 mg/dl.
22
2
prinsipnya adalah :
1. Pengaturan glukosa darah pada pasien ICU dengan sepsis berat membutuhkan
pemberian insulin apabila hasil dua kali pemeriksaan kadar glukosa darah
(KGD) berturut-tutut > 180 mg/dl. Protokol ditujukan untuk mencapai target
2. KGD dipantau setiap 1-2 jam sampai stabil (140-180 mg/dl) dan selanjutnya
dipantau setiap 4-6 jam. Pemberian insulin dosis koreksi dapat diberikan
3. Hasil KGD yang diambil melalui pembuluh darah kapiler harus dinilai secara
0,5-1 unit/jam. Alat pengukur Kadar Glukosa Darah (KGD) harus tersedia
dipakai untuk pemberian kontinu adalah insulin kerja pendek (short acting
(Kemenkes, 2017).
2.1.3.3 Komplikasi
23
2
(Kemenkes, 2017).
24
2
(Kemenkes, 2017).
Disseminated Intravascular
25
2
2017).
2.1.4.1 Definisi
2.1.4.2 Etiologi
26
2
2. Acute glomerulonephritis.
3. Renovascular hypertensive.
meningitis.
6. Eklampsi, preeklampsi
9. Autonomic hyperactivity
10. Vasculitis
2.1.4.3 Patofisiologi
27
2
28
2
29
3
disequilibrium.
30
3
31
3
mannitol hipertonik.
2.1.5 Pneumonia
2.1.5.1 Definisi
32
3
2017).
2.1.5.2 Etiologi
33
3
(Reviono, 2017).
2.1.5.3 Patofisiologi
oksigenasi.
2.1.5.4 Diagnosa
34
3
Pneumonia didiagnosis
1. Batuk bertambah
35
3
5. Radiologi
6. Laboratorium
leukopenia. Hitung jenis menunjukkan shift to the left, dan LED meningkat.
7. Mikrobiologi
polisakarida pneumokokkus.
36
3
2.1.5.6 Komplikasi
37
3
a. Indikasi: Meningitis, infeksi kulit yang parah, infeksi organ dan lapisan
b. Dosis: Dewasa: 500 mg, tiap 8 jam. Dosis maksimal 2.000 mg. Anak
c. Efek samping: Sakit kepala, konstipasi, mati rasa atau kesemutan, mual
dan muntah, diare, sakit perut, nyeri, kemerahan, atau bengkak di area
38
3
terhadap ranitidin
b. Kontraindikasi: Hipersensitivitas
39
4
alergi seperti gatal-gatal, ruam kulit, dan sesak napas ,kemerahan pada
kulit, nyeri otot dada dan punggung, perdarahan atau memar yang tidak
berkembang. Hal ini serupa dengan cara kerja obat yang menghambat
f. Sediaan/kemasan: Ampul (
rentan.
c. Dosis: Infeksi ringan hingga sedang: diberikan dosis 1-2 g / hari dalam
2 dosis terbagi.
40
4
Dengan begitu, bakteri tidak dapat bertahan hidup dan infeksi bisa
teratasi.
f. Sediaan/kemasan: Ampul
bolus : 1-2 x sehari dengan dosis yang disesuaikan dengan individu, dan
41
4
menetralkan asam.
d. Sediaan/kemasan: Ampul
1. Komposisi: Metoclopramide
a. Indikasi: Hipokalemia
pheochromocytoma
bawah 60 kg) 3 kali sehari; anak sampai dengan 1 tahun (berat sampai 10
kg) 1 mg 2 kali sehari, 1-3 tahun (10-14 kg) 1 mg 2-3 kali sehari, 3-5
42
4
f. Sediaan/Kemasan: Ampul
darah, dan reaksi obat), sebagai terapi penunjang pada kasus-kasus henti
Dosis rumatan rata- rata: antara 0,5 - 1 mL tiap menit (dari 2 - 4 mcg
cairandasar).
43
4
depres
c. Dosis: Dosis awal adalah 1–2 mcg/kgBB per jam. Dosis pemeliharaan 2–
dengankebutuhan.
dengancaramemblokir sinyal rasa sakit pada sel saraf yang menuju otak
44
4
kehamilan.
c. Dosis: dosis awal 0,03–0,3 mg/kgBB per hari, dosis dapat ditambahkan
penyuntikan
neural.
45
4
e. Sediaan/kemasan: Vial
1. Komposisi: Bisacodyl 10 mg
defekasi
c. Dosis: Dewasa dan Anak > 12 tahun : 2-3 tablet/hari. Anak 6-12 tahun :
suppo dewasa (10 mg). Anak < 12 tahun : 1 suppo anak (5 mg).
d. Efek samping: Kram dan nyeri perut, reaksi alergi, angioedema dan
reaksi anafilaktoid
46
4
f. Sediaan/kemasan: Strip
BAB III
47
4
ini.
Pengobatan Pasien
Riwayat
Penyakit Terdahulu Penyakit Alergi Sosial Penggunaan
Keluarga Obat
Terdahulu
DM, Gangguang Ginjal, - - - Insulin
Kesadaran Apatis
48
4
49
5
TD : Tekanan Darah
T : Temperature
RR : Respiratory Rate
HR : Heart Rate
SpO2 : Saturasi Oksigen Darah Sens : Sensorium
CM : Compos Mentis
3.5 Pelayanan Informasi Obat
Klinik
HEMATOLOGI
Uraian Rujukan Satuan Tanggal
Unit 14-02-2023 15-02-2023 16-02-2023
Hemoglobin 12-16 g/dL 8,2 8,2 -
(HGB)
Eritrosit (RBC) 4,50-6,50 Juta / µL 2,90 2,90 -
50
5
KIMIA KLINIK
ANALISA GAS DARAH
Uraian Rujukan Satuan Tanggal
Unit 14-02-2023 15-02-2023 16-02-2023
pH 7,35-7,45 - 7,426 7,400 7,465
pCO2 38-42 mmHg 20,8 16,7 25,0
pO2 85-100 mmHg 202,4 215,2 184,2
Bikarbonat 22-26 mmol/ 13,8 13,0 18,2
(HCO3) L
Total CO2 19-25 mmol/ 14,4 14,5 18,2
L
Kelebihan basa (-2) – (+2) mmol/ 8,8 81 38
L
Saturasi O2 95-100 % 98,7 98,9 99,2
METABOLISME KARBOHIDRAT
Glukosa darah Mg/dL 70-120 - - - - - - 164
puasa
51
5
Glukosa darah Mg/dL <200 133 174 151 155 145 167 149
sewaktu
Hb-AIc % 4,8-5,9 - - - - - - 5,9
ELEKTROLIT
Uraian Rujukan Satuan Tanggal
Unit 14-02-2023 15-02-2023 16-02-2023
Natrium 135-155 mEq/L 136 140 1
(Na) 4
0
Kalium (K) 3,6-5,5 mEq/L 2,3 3 3
Klorida (Cl) 96-106 mEq/L - 98 9
8
GINJAL
Uraian Rujukan Satuan Tanggal
Unit 14-02-2023
Blood Urea 8-23 mg/dL 47,1
Nitrogen
(BUN)
Ureum 16-49 mg/dL 101
Kreatinin 0,62-1,1 mg/dL 01,10
HATI
Uraian Rujukan Satuan Tanggal
Unit 14-02-2023 15-02-2023 16-02-2023
Albumin 3,4-4,8 g/dL 1,74 - 3.4
FAAL HEMOSTASIS
Uraian Rujukan Satuan Tanggal
Unit 08-02-2023 09-02-2023 10-02-2023
D-dimer <0,5 mg/L 13,92 - -
PT+INR
Waktu
Protombrin
Pasien Detik - 33,67 -
Kontrol Detik - 18,3 -
INR 0,89-1,13 - 1,6 -
APPT
Pasien 23-34,7 Detik - 13,9 -
Kontrol Detik - 18,7 -
52
5
Hasil Pemeriksaan
MR : 00884703 Sample ID/RS : 202302090689/19397
Nama : Ny K Ruangan :
Umur : 75 th 3 bl 10 hr Tgl. Penerimaan : 09-02-2023 13:49:42
Jenis Kelamin : Perempuan Dokter : dr. TAMBAR KEMBAREN, Sp.PD-KPTI
53
5
Hasil Pemeriksaan
MR 00884703 202302090689/19397
Nama KABUN BR SEMBIRING
Umur 75 th 3 bl 10 hr 08-02-2023 11:44:15
54
5
55
5
5000UI/ml
Natrium Bicarbonat iv 500 mg/8 jam
500mg
Midazolam inj 1mg iv 1mg/8 jam - - - -
Fentanyl inj 0,05mg iv 0,05mg/8 jam - - -
Dulcolax supp 10mg Rectal 10mg/12jam - - - - - -
Analog Insulin - Sub 8 UI/24jam
Levemir Flex Pen
pasien terintegrasi (CPPT) dalam Medical Record (MR) pasien yang merupakan
hasil pengamatan yang dilakukan setiap harinya dalam format SOAP (Subjective,
Terintegrasi
56
5
meropenem 1
gr/8 jam - Bicnat
3x1 - Inj
Novorapid 8-8-8
- Inj Levemir 0-
0-8
14/02 Dokter Spesialis Penurunan Sens: DPO Penurunan tutosol 1 fls/24
Penyakit Dalam Kesadaran TD 110/80 kesadaran ec sepsis jam IVFD NaCl
mmHg Nadi dd uremic 0,9%, 20 tpm,
80x/menit encephalopathy makro inj
RR : 20x/i Sepsis ec meropenem 1
T : 36,8 Pneumonia DM gr/12 jam (8/2)
Tiper 2 AKI > lanjut sampai
stadium II dd CKD hari ke 10 (17/2)
ec DN Anemia ec inj vankomisin
penyakit kronik dd 1 gr/12 jam
perdarahan (8,4) (13/2) Inj.
Sindroma Geriatri Ranitidin 50 mg
hipoalbumin (2,2) / 12 Jam
High risk
thrombosis
(2,2)
14/02 Dokter Penurunan Sens : DPO Penurunan Penurunan
kesadaran ec kesadaran ec
sepsis Sepsis ec sepsis Sepsis ec
Pneumonia Pneumonia
Spesialis kesadaran TD: 132 /68
Penyakit mmHg;
Dalam HR 99 x/i
RR : 21 x/i
SpO2: 97 %
T : 36,8
57
5
dinilai S: CPOT 3 T:
Terus
14/02 Dokter Koreksi Airway clear; Penurunan Penurunan kesadaran ec
Spesialis Kalium terintubasi, S/G/C : kesadaran ec sepsis ec pneumonia
Anestes dan Hb -/-/-. Sp. Vs +/+, St : sepsis ec CAD anterolateral HT
Rh - pneumonia CAD terkontrol Efusi pleura
/-, Wh -/-. RR : anterolateral HT (S) Hipokalemia
14 x/i SpO2 terkontrol Efusi
100%. MV pleura (S)
SIMV VT 400 Hipokalemia
ml, PEEP 5,
FiO2 : 30%.
Akral H/M/K; TD
114/70
mmHg HR 74 x/i Sens
DPO UOP(+);
kateter(+) kuning
jernih Abd soepel;
BU(+) normal
Ekst edema(+);
fraktur(-)
15/02 Dokter anda2 Sens DPO TD;110/ 52 Anemia ec penyakit : inj. Heparin 5000iu/12
Spesialis perdarahan mmHg kronik dd jam--tunda antikoagulan
Penyakit (-) HR 90 x/i perdarahan (9,8)
Dalam High risk trombosis
with high risk
bleeding Penurunan
kesadaran ec sepsis
dd uremic
encephalopathy
Sepsis ec
Pneumonia ISK
komplikata DM
Tipe 2 AKI stadium
III dd CKD ec DN
Hipoalbumin (2,2)
Hiperkalemia (5.7--
> 6.0) Sindroma
Geriatri
(Immobilisasi,
Resiko Jatuh
Tinggi,
Ketergantungan
total)
15/02 Dokter Penurunan Sens : DPO nurunan kesadaran tutosol 1 fls/24 jam IVFD
Spesialis kesadaran TD;110/52 ec sepsis dd uremic NaCl 0,9%, 20 tpm, makro
Penyakit mmHg, encephalopathy inj meropenem 1 gr/12 jam
Dalam HR 90 x/i, Sepsis ec (8/2) > lanjut sampai hari
Pneumonia DM ke 10 (17/2) inj
RR: 26 x/i,
58
5
59
6
60
6
terpasang
norepineprine 8 mg
dalam 50 ml nacl 0,9
% via syinge pump.
terpasang NGT dan
kateter urine dengan
baik. Tampak
61
6
17/02 Dokter Keadaan TD: 131/72mmHg, HR Delirium ec sepsis Pasien dengan riwayat
Spesialis Umum 92 x/i, RR : 18x/i, SpO2: Sepsis ec Pneumonia stroke dan tirah baring
Penyakit Berat 98 %,Temp: 36,5'C MRSA ISK lama resiko trombosis
Dalam komplikata DM Tipe anjuran pemberian
2 AKI stadium I dd heparin 2x5000 iu/sc
CKD ec DN Anemia bila tidak ada
ec penyakit kronik kontraindikasi dibagian
(7.4) Hipoalbumin TS
(2,2) Post
Hiperkalemia (5.7-->
6.0--> 4.2) Asidosis
metabolik
terkompensasi penuh
post koreksi High risk
trombosis with high
risk bleeding post
stroke xerosis kutis
susp morbus hansen
Ulkus dekubitus gr II
inanisi, malnutrisi
Immobilisasi,
ketergantungan total
Instability: resiko
jatuh tinggi Infeksi
Inkontinensia
17/02 Tenaga sesak nafas, Gangguan pola nafas gangguan pola nafas chest ft, exc
Keterapia sputum + efektif efektif
n Fisik
17/02 Dokter Penurunan TD: 131/72mmHg, Delirium ec sepsis Pasien dengan riwayat
Spesialis kesadaran HR 92 x/i, RR : 18x/i, Sepsis ec Pneumonia stroke dan tirah baring
Penyakit SpO2: 98 %,Temp: MRSA ISK lama resiko trombosis
Dalam 36,5'C komplikata DM Tipe anjuran pemberian
2 AKI stadium I dd heparin 2x5000 iu/sc
CKD ec DN Anemia bila tidak ada
ec penyakit kronik kontraindikasi dibagian
(7.4) Hipoalbumin TS
(2,2) Post
Hiperkalemia (5.7-->
6.0--> 4.2) Asidosis
metabolik
terkompensasi penuh
post koreksi High risk
trombosis with high
risk bleeding post
stroke xerosis kutis
susp morbus hansen
Ulkus dekubitus gr II
inanisi, malnutrisi
Immobilisasi,
62
6
ketergantungan total
Instability: resiko
jatuh tinggi Infeksi
Inkontinensia
17/02 Dokter bak TD: 152/76mmHg, HR 128 Anemia ec penyakit : inj. Heparin
Spesialis berdarah (-) x/i, RR : 24x/i, SpO2: 98 kronik dd perdarahan 5000iu/12 jam 17/1
Penyakit %,Temp: 37'C (9,8) High risk kybernin 15000iu
Dalam trombosis with high --pengajuan
risk bleeding dengan tft ke rs
Defisiensi AT III
Penurunan kesadaran
ec sepsis dd uremic
encephalopathy
Sepsis ec Pneumonia
ISK komplikata DM
Tipe 2 AKI stadium
III dd CKD ec DN
Hipoalbumin (2,2)
Hiperkalemia (5.7-->
6.0) Sindroma
Geriatri
(Immobilisasi, Resiko
Jatuh Tinggi,
Ketergantungan total)
17/02 Dokter : kulit kering xerosis generalisata, xerosis kutis susp armed 2x1
Spesialis disertai bercak manus sinistra digiti II morbus hansen
Kulit dan kecoklatan dan III amputatum
Kelamin seluruh tubuh,
bercak putih
tidak dijumpai.
jari tangan kiri 2
dan 3. BTA 3x
hasil negatif
17/02 Dokter penurunan Sens : Somnolen : DM Tipe 2 dengan IVFD D10% 10 gtt/i -
Spesialis kesadaran hipoglikemia (perbaikan) > target GDS 200 ->
Penyakit Penurunan kesadaran ec IVFD NaCl 0,9/% -
Dalam sepsis dd uremic diet 1700 kkal per
encephalopathy Sepsis ec sonde - TUNDA
Pneumonia AKI stadium pemberian insulin
II dd CKD ec DN Anemia
ec penyakit kronik dd
perdarahan (8,4)
Sindroma Geriatri
hipoalbumin (2,2) High
risk trombosis
17/02 Dokter Penurunan : sens somnolen sens somnolen TD: diet ekstra putih telur ivfd
Spesialis kesadaran TD: 152/76 152/76 mmHg, RR : tutosol 1 fls/24 jam IVFD
Penyakit mmHg, RR : 24 24 x/i HR : 128 x/i NaCl 0,9%, 20 tpm, makro inj
63
6
64
6
65
6
66
6
cairan Nacl
0,9%
20gtt/i.Terpasan g
injeksi Fentanyl
300 mcg + Miloz
15 mg + 50 ml
NaCl 0,9 % via
syringe pump,
terpasang
norepineprine 8
mg dalam 50 ml
nacl 0,9 % via
syinge pump.
terpasang NGT
dan kateter urine
dengan baik.
Tampak decubitus
grade 1 pada
daerah bokong
dari RS Luar
18/02 Perawat Penurunan Keadaan umum: 1. Gangguan 1. Pemantauan respirasi dan
kesadaran Berat, Sens: Ventilasi management ventilasi
Somnolent Spontan mekanik selama 6 jam,
Hemodinamik 2. Resiko diharapkan ventilasi spontan
belum stabil, perfusi meningkat.
TD;112/80 jaringan 2. Pemantauan dan
mmHg, HR76x/i, serebral Management peningkatan
RR: 16x/i, SpO2: 3.Nyeri akut tekanan intracranial selama
99 %, 6 jam diharapkan perfusi
Temp: 36.5 'C jaringan serebral
skala nyeri CPOT meningkat.
3. 3. Manajemen nyeri dan
Pengkajian nyeri: perawatan kenyamanan dan
P: Jika berubah pemberian
posisi, jika analgetik selama 6 jam,
fentanyl di stop. tingkat
Q: Sulit dinilai, R:
Sulit dinilai S:
CPOT 3 T: Terus
menerus.
Terpasang
trakheostomy
terhubung
dengan ventilator
mode
simv 8, PEEP: 5, nyeri menurun
FiO2 50%, PS 8
VT 400,
terpasang IVFD
via CVC dengan
cairan Nacl 0,9%
20gtt/i.Terpasan g
67
6
injeksi Fentanyl
300 mcg + Miloz
15 mg + 50 ml
NaCl 0,9 % via
syringe pump,
terpasang
norepineprine 8
mg dalam 50 ml
nacl 0,9 % via
syinge pump.
terpasang NGT
dan kateter urine
dengan baik.
Tampak decubitus
grade 1 pada
daerah bokong
dari RS Luar
19/02 Dokter Perbaikan Sens : Apatis TD: Apatis ec Bed rest Head up 30-45
Spesialis kesadaran 144/84/63 Ensefalopati Simvastatin 1x20 mg Atasi
Penyakit mmHg; Sekunder ec Penyakit mendasar
Syaraf HR 67 x/i tanda pneumonia
peningkatan TIK komuniti d/t
: - tanda Burkholderia
rangsangan cepaciabilate
meningeal : - ral
pemeriksaan + Efusi pleura
nervus kranialis sinistra +
: NII, III : Hipokalemia
refleks cahaya + CAD
(+/+), pupil bulat anterolateral +
isokor HT
(3mm/3mm) NIII, terkontrol +
IV, VI : High Risk
gerak bola mata Trombosis+
(+/+) NV : Dementia
refleks kornea
(+/+) NVII :
sudut nasolabial
simetris NIX, X:
gag refleks (+)\
NXII: lidah sulit
dinilai kekuatan
motorik :
lateralisasi -
refleks fisiologis
: B/T (++/++) (+
+/++) KPR/ APR :
(++/++)
(++/++) refleks
patologis : H/t :
(-/-)
(-/-) babinsky :
68
6
(-/-)
19/02 Perawat Penurunan Keadaan umum: 1. Gangguan 1. Pemantauan respirasi dan
kesadaran Berat, Ventilasi management ventilasi
Sens: Somnolent Spontan mekanik selama 6 jam,
Hemodinamik 2. Resiko diharapkan ventilasi spontan
belum stabil, perfusi meningkat.
TD;140/80 jaringan 2. Pemantauan dan
mmHg, HR80x/i, serebral Management peningkatan
RR: 3. Nyeri akut tekanan intracranial selama
12x/i, SpO2: 99 6 jam diharapkan perfusi
%, Temp: 36.5 jaringan serebral
'C skala nyeri meningkat.
CPOT 3. 3. Manajemen nyeri dan
Pengkajian nyeri: perawatan kenyamanan dan
P: Jika berubah pemberian analgetik selama
posisi, jika 6 jam, tingkat nyeri menurun
fentanyl di stop.
Q: Sulit dinilai, R:
Sulit dinilai S:
CPOT 3 T: Terus
menerus.
Terpasang
trakheostomy
terhubung dengan
ventilator mode
simv 8, PEEP: 5,
FiO2 50%, PS 8
VT 400,
terpasang IVFD
via CVC dengan
cairan Nacl
0,9%
20gtt/i.Terpasan g
injeksi Fentanyl
300 mcg + Miloz
15 mg + 50 ml
NaCl 0,9 % via
syringe pump,
terpasang
norepineprine 8
mg dalam 50 ml
nacl 0,9 % via
syinge pump.
terpasang NGT
dan kateter urine
dengan baik.
Tampak decubitus
grade 1 pada
daerah bokong
dari RS
Lua
19/02 Dokter Penurunan Airway clear; Penurunan F: Personde A : Fentanyl
69
7
70
7
71
7
injeksi
Fentanyl 300
mcg + Miloz 15
mg + 50 ml NaCl
0,9 % via syringe
pump, terpasang
norepineprine 8
mg dalam 50 ml
nacl 0,9 % via
syinge pump.
terpasang NGT
dan kateter urine
dengan baik.
Tampak decubitus
grade 1 pada
daerah
bokong dari RS
Luar
19/02 Dokter Penurunan Sens : DPO TD : Sepsis ec Diet ekstra putih telur inj
Spesialis kesadaran. 140/80 mmhg Pneumonia meropenem 1 gr/
Penyakit , Riw. Sulit HR : 81x/i hasil HAP 8 jam dalam
Dalam menelan lab (18/01/2023) Pneumonia nacl 0.9% 100 cc habis
Hb/leu/trom : 8.8/ HAP Efusi dalam 3 jam (H5)
(+)
5600/83.000 N/L: Pleura (S)
83 Na/ K : Apatis ec
140/3 albumin : Stroke
2.6 hasil CT scan Iskemik dd
thorax : SH HT
Pneumonia di Terkontrol
lobus bawah paru Hipokalemia
kiri dan kanan, (2.2) >> (3)
lebih berat di kiri. high risk
Efusi pleura kiri trombosis
minimal Tidak high risk
tampak gambaran bleeding
atelektasis paru
20/02 Dokter Perbaikan Sens : Apatis TD: Apatis ec Bed rest Head up 30-45
Spesialis kesadaran 116/67 mmHg; Ensefalopati Simvastatin 1x20 mg Atasi
Penyakit HR: 86 x/i Sekunder ec Penyakit mendasar
Syaraf RR : 14 x/i tanda pneumonia
peningkatan komuniti d/t
TIK : - tanda Burkholderi
rangsangan a
meningeal : - cepaciabilate
pemeriksaan ral
+ Efusi pleura
sinistra +
Hipokalemia
+
nervus kranialis CAD
: NII, III : anterolateral +
refleks cahaya HT
72
7
73
7
74
7
mekanik
14/2 Perawat Resiko perfusi Pemantauan Selama 7 hari 20/2 -
serebral tidak dan perfusi serebral
efekti management meningkat
peningkatan
TIK
14/2 Perawat Nyeri akut Management Dalam waktu 7 20/2 -
nyeri dan hari, nyeri
pemberian berkurang
analgetik
Drug Related Problems
No. Tipe Masalah (DRPs) Komentar/catatan
1. Hubungan antara terapi obat dan m 1. Ada masalah Ada indikasi tidak ada terapi P
asalah medis Assessment 2. ada tanggal 08-19 D-Dimer
- Apakah obat digunakan Dibutuhkan informa Hasilnya keluar pada tanggal 8
tanpa indikasi klinis si lebih lanjut tapi terapinya di berikan pada
- Pengobatan tidak 3. Tidak tanggal 17
diidentifikasi (tidak ada tabel ata ada masalah atau int
u penerimaan kunjungan klinik ervensi tidak diperlu
sebelumnya yang tidak kan
diketahui)
-
Apakah kondisi medis tidak tero
bati
- Apakah memerlukan terapi obat
2. Pemilihan obat yang sesuai 1. Ada masalah Tidak ada masalah
- 2.
Apa manfaat komperatif dari pen Dibutuhkan informa
gobatan yang dipilih si lebih lanjut
- 3. Tidak
Apa keamanan relatif dari obat y ada masalah atau i
ang dipilih ntervensi
tidak diperlukan
3. Regimen obat 1. Ada masalah Tidak ada masalah
- Apakah terapi telah sesuai
untuk pasien tersebut 2.Dibutuhkan informasi
- Apakah dosis yang lebih lanjut
ditentukan dan frekuensi dosis
dalam rentang terapi yang biasa 3. Tidak
sudah tepat atau di modifikasi ada masalah atau i
untuk faktor pasien tertentu ntervensi tidak dipe
- Apakah rlukan
rute/dosis/bentuk/cara pemberian
75
7
76
7
ketidakpatuhan ada masalah atau interv
- Adakah faktor-faktor ensi
yang menghambat tidak diperlukan
pencapaian keberhasilan terapi
9. Benturan finansial 1. Ada masalah Keluarga tidak
- 2. mengalami masalah dalam pe
Apakah pasien gagal menerima pe Dibutuhkan informasi le mbiayaan karena
ngobatan yang dipilih bih lanjut pembiayaan pengobatan di
sudah efektif 3. Tidak cover oleh BPJS.
- Apakah biaya terapi ada masalah atau interv
obat merupakan kesulitan keuanga ensi
n bagi pasien tidak diperlukan
10. Pengetahuan pasien terhadap terap 1. Ada masalah Tidak ada masalah
i obat 2.
- Apakah pasien mengerti Dibutuhkan informasi le
tujuan terapi obat bih lanjut
- 3. Tidak
Bagaimana menggunakan potensi ada masalah atau interv
efek terapi ensi
tidak diperlukan
77
7
Sepontan 500
mg/8 jam
3.14 Pharmacist Care Plan Monitoring Worksheet
78
7
SpO2: 99%
Terapi:
- meropenem 1
gr/12 jam
- nj vankomisin
1 gr/12 jam
-inj. Ranitidin 50
mg / 12 Jam
- NaCl 0,9%
- 1 fls/24 jam
IVFD NaCl
0,9%,
Terapi:
- Injeksi
79
8
Meropenem 1 g/8
jam
-
Injeksi Ranitidine
50 mg/12 jam
- Norepinefrine 8
mg
- Inj Novorapid
8-8-8 - Inj
Levemir 0-0-8 -
3
- albumin 25
%
- . vancomycin 1 gr/
12 jam
- NaCl 0,9 %
80
8
Terapi:
- inj vankomisin 1
gr/12 jam
- inj cefepime 1
gr/8 jam
- nj. Ranitidin
50 mg / 12 Jam
- NaCl 0,9% 20 tpm
81
8
BAB IV
PENUTUP
Planning (SOAP).
82
8
DAFTAR PUSTAKA
Irvan, I., Febyan, F., dan Suparto, S. (2018). Sepsis dan tata laksana berdasar
guideline terbaru. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia).10(1): 62-73.
83
8
PPK Paru. (2021). Panduan Praktik Klinik dan Clinical Pathway KSM
Paru.Medan
84
8
85