R DENGAN
HALUSINASI PENDENGARAN DI RUMAH SAKIT
JIWA PROF. DR. M. ILDREM
OLEH
Kelompok 2 :
Ristiniati Nazara (220202062)
Reihanisya (220202060)
Iwan Aliansy Maibang (220202033)
Annisa Amanda Sutrisna (220202008)
Febi Saputri (220202023)
Fidia (220202025)
Disetujui Oleh :
DiKetahui Oleh :
Puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan Jiwa pada pasien dengan Halusinasi
di Di RSJ Prof. Dr.Muhammad Ildrem Medan untuk memenuhi salah satu syarat praktek
mata kuliah keperawatan jiwa dalam menyelesaikan Profesi Ners. Adapun judul yang
telah disepakati dan telah disusun oleh kelompok dengan judul “Asuhan Keperawatan
Jiwa Pada Tn. R Dengan Halusinasi Pendengaran Di RSJ Prof. Dr.Muhammad
Ildrem Medan Tahun 2023”. Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini banyak pihak
yang membantu kelompok, untuk itu kelompok mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
3. Taruli Rohana Sinaga, SP. MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Ns. Marthalena Simamora, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi Fakultas
Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
5. Ns. Jek Amidos Pardede, M.Kep, Sp. Kep.J Selaku Koordinator Profesi Ners dan
dosen pembimbing Stase Keperawatan Jiwa
6. Drg. Ismail Lubis, MM selaku Direktur RSJ Prof. Dr.Muhammad Ildrem Medan
7. Lenny Khairani, S.Kep.Ns, M.Kep selaku pembimbing di RSJ Prof. Dr.Muhammad
Ildrem Medan
8. Serta terimakasih kepada teman-teman Mahasiswa/i Prodi Ners Universitas Sari
Mutiara Indonesia yang telah bersama-sama menyelesaikan tugas ini.
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
BAB 5 PENUTUP........................................................................................... 50
5.2 Kesimpulan ................................................................................................. 47
6.2 Saran ..........................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.2 : Analisa Data .................................................................... 30
Tabel 4.1 : Intervensi Keperawatan .................................................. 33
Tabel 4.2 : Implementasi dan Evaluasi Keperawatan ....................... 36
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : Dokuemntasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Di
zaman yang semakin modern ini banyak hal dari berbagai faktor yang menuntut untuk
dipenuhi seiring dengan perkembangan zaman. Faktor biologis, psikologis, dan sosial
semakin bertambah dan akan mempengaruhi kondisi seseorang bila tidak dipenuhi
dengan baik. Hal itu pula yang akan berdampak pada kesehatan jiwa seseorang Ketika
kesehatan jiwa sudah terganggu, maka tidak menutup kemungkinan kesehatan fisik
pun dapat mengalami gangguan (Anisa, 2020).
Di poliklinik rawat jalan Rumah Sakit Jiwa Medan ditemukan sebanyak 13.899 pasien
yang rawat jalan dibawa oleh keluarganya untuk berobat dengan jenis kelamin wanita
berjumlah 4.499 orang dan laki laki berjumlah 9.400 orang Dari semua diagnosa pasien
yang rawat jalan yang paling tinggi yaitu gangguan Skizofrenia yaitu sebesar 11.336
orang dari pasien yang berkunjung dibawa oleh keluarganya ke poli rawat jalan
berjumlah 1158 pasien perbulan (Pardede, 2019).
Gangguan pada skizofrenia yaitu melibatkan pola pikir serta isi pikiran, juga
ditemukan gejala gangguan persepsi, pengetahuan diri, perasaan dan keinginan.
(Rosiana et al., 2018). Faktor-faktor yang dapat mampu mempengaruhi kekambuhan
penderita skizofrenia dengan halusinasi meliputi ekspresi emosi keluarga yang tinggi,
pengetahuan keluarga yang kurang, ketersediaan pelayanan kesehatan, penghasilan
keluarga dan kepatuhan minum obat pasien skizofrenia (Pardede et al., 2020).
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori tentang suatu objek atau gambaran
dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat
meliputi semua sistem penginderaan. Dampak yang muncul akibat gangguan
halusinasi adalah hilangannya kontrol diri yang menyebabkan seseorang menjadi
panik dan perilakunya dikendalikan oleh halusinasi (Kusuma, 2020).
Individu yang mengalami halusinasi jika tidak dapat mengontrolnya maka klien akan
melakukan perilaku yang dapat membahayakan dirinya, orang lain, dan juga
lingkungannya. Oleh karena itu perlu adanya pemberian asuhan keperawatan terapi
generalis SP 1 sampai SP4 Pada pasien yang mengalami halusinasi bertujuan agar
penderita halusinasi bisa menjalani kehidupan nyata pasien maka perlu dilakukan
bersamaan dengan adanya dukungan dari orang – orang terdekat dari pasien seperti
keluarga, teman dekat, maupun lingkungannya (Yanti et al., 2020).
Berdasarkan Pratik keperawatan jiwa yang dilakukan di Bukit Barisan terdapat jumlah
pasien 34 orang dan yang menjadi subjek dalam pemberian asuhan keperawatan jiwa
ini Tn. R yang mengalami gangguan persepsi sensori: Halusinasi Pendengaran.
Penyebabnya Tn. R di jadikan sebagai subjek dikarenakan pasien sering mendengar
suara bisikan dan bicara sendiri. Hasil wawancara yang dilakukan pada Tn. R pada
tanggal 17 Januari 2023, klien mengatakan bahwa sering mendengar suara bisikan,
bicara sendiri, gelisah, mondar-mandir dan sulit tidur.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan jiwa pada Tn. R dengan Halusinasi
Pendengaran di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem di ruangan
Bukit Barisan
1.4 Manfaat
1. Bagi Pasien
Diharapkan tindakan yang telah diajarkan dapat dilakukan di Rumah Sakit maupun
jika sudah pulang ke rumah, demi mengontrol suara-suara yang didengar dan
meningkatkan kesehatan pasien.
2. Bagi Perawat
Diharapkan dapat membantu dan dijadikan sebagai acuan dalam mmberikan
asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami halusinasi pendengaran.
3. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan dalam melakukan asuhan
keperawatan dalam bidang keperawatan jiwa.
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Halusinasi
2.1.1 Defenisi
Menurut Pardede (2019) halusinasi merupakan keadaan seseorang yang
mengalami perubahan pola dan jumlah rangsangan yang dimulai secara internal
atau eksternal di sekitarnya dengan pengurangan, pembesaran, distorsi, atau
ketidaknormalan respon terhadap setiap rangsangan (Pardede, 2019).
2.1.2 Etiologi
Menurut Supiganto (2021), faktor predisposisi klien halusinasi yaitu :
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal
yang dapat meningkatkan stress dan ansietas yang dapat berakhir dengan
gangguan persepsi.
2.1 PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. R
Alamat : JL. Kopi No.5 Simalingkar, B Medan
Tanggal Pengkajian : 18 Januari 2023
Umur : 35 Tahun
Agama : Kristen
Status : Belum Menikah
Infoment : Status pasien dan komunikasi dengan pasien
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Penjelasan :
: laki-laki
: perempuan
: klien
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri : pasien menyukai seluruh anggota tubuhnya
b. Identitas : pasien mampu menyebutkan nama dan alamat
c. Peran : pasien berperan sebagai anak
d. Ideal diri : pasien ingin menjadi orang yang sukses
e. Harga diri : pasien merasa dibuang oleh keluarga, merasa tidak
berguna dan tidak mampu melakukan apa-apa,
mudah tersinggung.
Masalah keperawatan : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : orang yang berarti bagi klien adalah keluarga
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Pasien mampu
berkomunikasi baik dengan orang lain dan mengikuti kegiatan di RSJ seperti
senam, ibadah dan aktivitas kelompok.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien mampu
berhubungan baik dengan orang lain, tidak ada hambatan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
VI. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan : Pasien beragaman Kristen
b. Kegiatan ibadah : Pasien jarang beribadah di RSJ
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
VII. STATUS MENTAL
a. Penampilan : Tidak rapi, rambut beratakan, gigi tampak menguning kuku
panjang dan kotor
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
b. Pembicaraan : Klien berbicara lambat namun masih terdengar jelas
c. Aktivitas Motorik : Klien tampak lambat menjawab pertanyaan tentang
penyebab masuk Rumah Sakit Jiwa
d. Suasana perasaan : Klien tampak sedih dengan penyakit yang dialaminya
e. Afek : Afek datar, tidak ada respon marah ataupun emosi saat
diajak komunikasi
f. Interaksi selama wawancara : Klien kooperatif saat dilakukan pengkajian maupun
implementasi
g. Persepsi : Klien sering mendengar suara bisikan-bisikan yang tidak
jelas dan sering tertawa sendiri
Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
h. Proses Pikir : Klien menjawab pertanyaan sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan
i. Isi pikir : tidak ada waham
j. Tingkat kesadaran : Klien tampak bingung tetapi klien menyadari bahwa dirinya
berada di RSJ
k. Memori : Klien mampu mengingat kejadian dimasa lalu
l. Tingkat konsentrasi berhitung: Klien mampu berhitung sederhana
m. Kemampuan penilaian: Klien mampu menilai baik atau buruk
n. Daya tilik diri : Klien tidak mengingkari penyakitnya
P : Latihan cara
4. Rencana Tindak Lanjut :
menghardik halusinasi
SP 2 : Mengontrol halusinasi
2x/hari.
dengan minum obat secara
teratur.
Kamis, 1. Data : S:
19/01/2023 - Klien tampak senang
Tanda dan gejala : klien tampak
Jam 10.00
bicara sendiri, gelisah, marah-
WIB O:
marah,sering mendengar suara-
- Klien mampu mengenali
suara bisikan, sulit tidur,
halusinasinya dengan
mandiri
2. Diagnosa Keperawatan
- Klien mampu
Halusinasi pendengaran
menghardik
halusinasinya dengan
3. Tindakan keperawatan:
motivasi perawat.
SP 2 : Mengontrol halusinasi
- Klien mampu minum
dengan minum obat secara
obat secara teratur.
teratur.
4. Rencana Tindak Lanjut :
A: Halusinasi pendengaran
SP 3 : Mengontrol halusinasi
(+)
dengan bercakap – cakap dengan
orang lain
P :
- Latihan cara menghardik
halusinasi 2x/hari.
- Latihan minum obat
2x/hari
Jumat, 1. Data : S:
20/01/2023 - Klien tampak senang
Tanda dan gejala : klien tampak
Jam 13.00
bicara sendiri, gelisah, marah-
WIB O:
marah,sering mendengar suara-
- Klien mampu mengenali
suara bisikan, sulit tidur,
halusinasinya dengan
mandiri
2. Diagnosa Keperawatan
- Klien mampu
Halusinasi pendengaran
menghardik
halusinasinya dengan
3. Tindakan keperawatan: motivasi perawat.
SP 3 : Mengontrol halusinasi - Klien mampu minum
dengan bercakap – cakap dengan obat secara teratur.
orang lain - Klien mampu bercakap –
4. Rencana Tindak Lanjut : cakap dengan orang lain
SP 4 : Mengontrol halusinasi
dengan melakukan kegiatan A: Halusinasi pendengaran
terjadwal (+)
P :
- Latihan cara menghardik
halusinasi 2x/hari.
- Latihan minum obat
2x/hari
- Latihan bercakap – cakap
dengan orang lain
2x/hari,
Sabtu, 1. Data : S:
21/01/2023 - Klien tampak senang
Tanda dan gejala : klien tampak
Jam 14.00
bicara sendiri, gelisah, marah-
WIB O:
marah,sering mendengar suara-
- Klien mampu mengenali
suara bisikan, sulit tidur,
halusinasinya dengan
mandiri
2. Diagnosa Keperawatan
- Klien mampu
Halusinasi pendengaran
menghardik
halusinasinya dengan
3. Tindakan keperawatan:
motivasi perawat.
SP 4 : Mengontrol halusinasi
- Klien mampu
dengan melakukan kegiatan
Minum obat dengan
terjadwal motivasi perawat.
4. Rencana Tindak Lanjut : - Klien mampu bercakap –
Follow up dan evaluasi SP 1- SP cakap dengan orang lain
4 - Klien mampu melakukan
kegiatan terjadwal
A: Halusinasi pendengaran
(+)
P :
- Latihan cara menghardik
halusinasi 2x/hari.
- Latihan minum obat
2x/hari
- Latihan bercakap – cakap
dengan orang lain
2x/hari,
- Latihan melakukan
kegiatan terjadwal 1x/
hari seperti mengepel,
menyapu, cuci piring dan
senam
Senin, 1. Data : S:
23/01/2023 - Klien tampak senang
Tanda dan gejala : klien tampak
Jam 16.00
bicara sendiri, gelisah, marah-
Wib O:
marah,sering mendengar suara-
- Klien mampu mengenali
suara bisikan, sulit tidur,
halusinasinya dengan
mandiri
2. Diagnosa Keperawatan - Klien mampu
Halusinasi pendengaran menghardik
halusinasinya dengan
3. Tindakan keperawatan: motivasi perawat.
Follow up dan evaluasi SP 1- SP - Klien mampu
4 Halusinasi pendengaran Minum obat dengan
4. Rencana Tindak Lanjut : motivasi perawat.
Defisit Perawatan Diri - Klien mampu bercakap –
cakap dengan orang lain
- Klien mampu melakukan
kegiatan terjadwal
A: Halusinasi pendengaran
(+)
P :
- Latihan cara menghardik
halusinasi 2x/hari.
- Latihan minum obat
2x/hari
- Latihan bercakap – cakap
dengan orang lain
2x/hari,
- Latihan melakukan
kegiatan terjadwal 1x/
hari seperti mengepel,
menyapu, cuci piring dan
senam.
- Latihan melakukan
perawatan diri berhias
2x/hari
- Latihan melakukan
perawatan diri
makan/minum 3x/hari
- Latihan melakukan
perawatan diri
BAK/BAB 2x hari
- Latihan melakukan
perawatan diri mandi
2x/hari
- Latihan melakukan
perawatan diri berhias
2x/hari
- Latihan melakukan
perawatan diri
makan/minum 3x/hari
- Latihan melakukan
perawatan diri
BAK/BAB 2x hari
- Latihan kegiatan
sesuai yang dipilih
1 yaitu menyapu
2x/hari
P:
- Latihan kegiatan
sesuai yang dipilih
1 yaitu menyapu
2x/hari
- Latihan kegiatan
sesuai yang dipilih
2 yaitu menyapu
2x/hari
- Latihan kegiatan
sesuai yang dipilih
3 yaitu membaca
buku 2x/hari
P:
- Latihan kegiatan
sesuai yang dipilih
1 yaitu menyapu
2x/hari
- Latihan kegiatan
sesuai yang dipilih
2 yaitu menyapu
2x/hari
- Latihan kegiatan
sesuai yang dipilih
3 yaitu membaca
buku 2x/hari.
BAB 4
PEMBAHASAN
Dari hasil pengkajian dan wawancara yang dilakukan oleh kelompok terhadap pasien
ditemukan data-data terkait dengan gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran
Di RSJ Prof. Dr. Muhammad IIdrem. Setelah kelompok melakukan tindakan
keperawatan, kelompok menemukan kesenjangan- kesenjangan antara konsep teoritis
dengan studi dilapangan yang dilakukan oleh penulis, maka dari itu kelompok akan
membahas kesenjangan berikut ini:
4.1 Pengkajian
Pelaksanaan asuhan keperawatan jiwa yang diaplikasikan kepada Tn. R di Rumah
Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem dengan masalah keperawatan : halusinasi
pendengaran. Pembahasan ini dimulai sesuai tahapan proses keperawatan, yaitu
pengkajian, penegakkan diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.
Pengkajian keperawatan merupakan sebagai tahap awal proses keperawatan melipui
pengumpulan data, analisis data dan perumusan masalah (Madhani, 2020).
Dari hasil pengkajian yang didapatkan muncul Halusinasi Pendengaran yang ditandai
dengan tanda dan gejala pasien awalnya Awalnya gelisah, sulit tidur, klien
mengatakan mendengar suara-suara, bingung, suka bicara sendiri. Untuk defisit
perawatan diri ditandai dengan tanda dan gejala penampilan pasien tampak kurang
rapi, kadang malas mandi, gigi tampak menguning, memiliki kuku panjang dan kotor.
Untuk harga diri rendah ditandai dengan tanda dan gejala pasien mengatakan bahwa
merasa dibuang oleh keluarga, merasa tidak berguna dan tidak mampu melakukan apa-
apa, mudah tersinggung.
Kesenjangan pengkajian pada teori dan kasus terdapat kesamaan beberapa data
seperti data subjektif dan objektif yang sama. Hal ini sejalan dengan studi kasus
Nazara & Pardede, (2023) pasien dengan halusinasi pendengaran memiliki tanda dan
gejala sering mendengar suara bisikan yang menyuruhnya melempar barang-barang,
pasien tampak bingung dan mondar-mandir.
Pada kasus Tn. R ditemukan diagnosa keperawatan yang muncul yaitu halusinasi
pendengaran, harga diri rendah dan defisit perawatan diri. Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan antara teori dengan kasus terkait pengangkatan
diagnosa kasus. Penegakkan diagnosa pada kasus didukung dengan data-data subjektif
dan objektif yang dialami pasien. Pada teori terdapat tiga diagnosa yaitu gangguan
persepsi sensori: halusinasi pendengaran, harga diri rendah, dan isolasi sosial.
Sedangkan pada kasus kelompok mengangkat diagnosa keperawatan utama yaitu
gangguan persepsi sensori “Halusinasi pendengaran” pada Tn. R sebagai prioritas
masalah utama dan adapun diagnosa lainnya yaitu: Harga diri rendah dan Defisit
perawatan diri.
4.4 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan. Kegiatan dalam pelaksaaan meliputi pengumpulan
data berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan sesudah tindakan dan
menilai data yang baru (Irfan, 2019). Implementasi yang dilakukan sesuai dengan
intervensi yang sudah direncanakan sebelumnya. Kelompok melakukan implementasi
keperawatan dari tanggal 18 Januari 2023 sampai tanggal 01 Februari 2023,
implementasi dilakukan selama 13 hari dengan mengaplikasikan terapi generalis yaitu
strategi pelaksanaan (SP) yang telah direncanakan sebelumnya. Pada tahap
implementasi, penulis mengatasi 3 masalah keperawatan yakni pada halusinasi
pendengaran yaitu SP 1 : mengidentifikasi isi, frekuensi, waktu terjadi, perasaan,
situasi pencetus dan respon halusinasi 2x/hari, mengajarkan klien cara menghardik
halusinasi 2x/hari, strategi pertemuan kedua SP 2 : ajarkan pasien minum obat
seacara teratur 2x/hari, strategi pertemuan ketiga SP 3 : bercakap-cakap dengan
orang lain 2x/hari, strategi pertemuan keempat SP 4 : melakukan kegiatan
terjadwal yang biasa dilakukan 1x/hari.
4.5 Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Hasil evaluasi penulis tidak ada kesenjangan antara evaluasi
tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus. Setelah kelompok melakukan tindakan
keperawatan pada Tn.R dengan diagnosa pertama gangguan sensori persepsi
halusinasi pendengaran Di RSJ. Prof. Muhmmad Iidrem hasil evaluasi tindakan
keperawatan yang didapatkan kelompok yaitu : klien mampu mengidentifikasi dan
mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik, klien mampu minum obat
secara teratur, klien mampu bercakap-cakap dengan orang lain dan klien mampu
melakukan kegiatan terjadwal. Hal ini sejalan dengan studi kasus Waruwu (2021)
bahwa penerapan terapi generalis terjadi peningkatan kemampuan klien dalam
mengendalikan halusinasi yang dialami serta dampak pada penurunan gejala halusinasi
pendengaran yang dialami.
Hasil evaluasi tindakan keperawatan pada diagnosa defisit perawatan diri didapatkan
hasil pasien tampak senang, nyaman dan bersih. Pasien mampu melakukan perawatan
diri : mandi, mampu melakukan perawatan diri : berhias, mampu melakukan
perawatan diri : makan/minum, mampu melakukan perawatan diri : BAK/BAB. Hal
ini sejalan dengan studi kasus Telaumbanua & Pardede, (2023) Setelah diberikan
intervensi keperawatan menggunakan strategi pelaksanaan terlihat peningkatan
kemandirian perawatan diri pasien skizofrenia.
Hasil evaluasi tindakan keperawatan pada diagnosa harga diri rendah pasien mampu
mengetahui kemampuan dan aspek positif yang dimiliki, mampu menilai kemampuan
yang dapat digunakan, pasien mampu memilih/menetapkan kegiatan sesuai dengan
kemampuan, mampu melatih kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dipilih 1,
pasien mampu melatih kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dipilih 2, pasien
mampu melatih kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dipilih 3. Sehingga apabila
implementasinya ini diberikan secara terjadwal akan memiliki pengaruh yang
cukup kuat dalam membantu proses kesembuhan klien dan kembali kerealitas
hidupnya.
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah kelompok melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
persepsi sensori halusinasi pendengaran pada Tn. R maka dapat disimpulkan :
1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 17 Januari 2023 yang merupakan tahap awal
dari proses keperawatan. Hasil pengkajian didapatkan pada Tn.R data pasien
mengatakan sering mendengar suara-suara atau bisikan, klien gelisah, marah-
marah dan bingung.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus Tn. R yaitu gangguan persepsi
sensori halusinasi pendengaran, deficit perawatan diri dan harga diri rendah.
Tetapi pada pelaksanaanya kelompok fokus pada masalah utama yaitu halusinasi
pendengaran.
3. Intervensi Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang
muncul. Rencana tindakan keperawatan yang dilakukan pada Tn.R yaitu
mengajarkan klien pelaksanaan SP1- SP4 halusinasi untuk mengontrol
halusinasi.
4. Implementasi Keperawatan
Dalam asuhan keperawatan pada Tn.R dengan halusinasi pendengaran telah
disesuaikan dengan intervensi yang ada. Kelompok melaksanakan SP1-SP4 yaitu
mengidentifikasi isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan dan
respon halusinasi, mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, minum obat
secara teratur, bercakap-cakap dengan orang lain dan melakukan kegiatan harian
dengan terjadwal.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada Tn.R diperoleh
hasil klien dapat menerapkan strategi pelaksanaan SP1-SP4 dan terjadinya
peningkatan keammpuan klien dalam mengendalikan halusinasi yang dialami.
5.2 SARAN
1. Bagi Perawat
Diharapkan dapat tetap melakukan strategi pelaksanaan SP 1- SP 4 pada pasien dan
penderita gangguan persepsi sensori halusinasi sehingga dapat meningkatkan
kesehatan klien.
2. Bagi Istitusi Pendidikan
Sebagai dasar pengembangan strategi-strategi lainnya, khususnya dalam menangani
pasien gangguan persepsi sensorihalusinasi.
3. Bagi Klien
Diharapkan untuk tetap melakukan strategi pelaksanaan untuk mengendalikan
halusinasi dan dapat mempercepat proses penyembuhan
DAFTAR PUSTAKA