DISUSUN OLEH :
1. ESTER BAWO
203203089
2. ARBIN DASTARI
203203104
(...................................................) (...................................................)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fraktur tibia fibula merupakan fraktur yang paling sering ditemukan dalam
Fraktur ini juga dapat teradi disetiap kalangan usia mulai dari anak-anak,
remaja hingga lansia. Kalangan usia yang beresiko tinggi untuk mengalami
fraktur tibia fibula adalah dewasa muda dan orang tua. Fraktur disebabkan oleh
Sedangkan pada orang tua, fraktur lebih banyak disebabkan oleh trauma akibat
energi rendah atau osteoporosis. Penyebab dari fraktur tibia fibula disebabkan
oleh berbagai macam faktor usia,pola hidup, pola makan dan aktivitas sehari-
Dari penelitian Irene Natalia Tantri dkk 2017 menyatakan bahwa Fraktur
tibia fibula sebagian besar disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas (sebagai
pengendara) yaitu sebanyak 322 kasus (47.6%), diikuti oleh jatuh dari tempat
tinggi dengan 52 kasus (7.7%), jatuh dari ketinggian yang sama 116 kasus
(51%), terpeleset dan tersandung 51 kasus (7.1%), loncat atau didorong dari
kasus (5.6%), kecelakaan akibat berkendara dengan sepeda dan kontak dengan
adalah terjepit diantara dua benda sebanyak satu kasus (0.1%) (Irene Natalia
Tantri. 2017).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah ini
C. Tujuan
Tujuan ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut:
1. Tujuan umum
fibula.
2. Tujuan Khusus
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Fraktur atau patah tulang adalah ganguan dari kontinuitas yang normal
dari suatu tulang (Black 2014). Fraktur atau patah tulang adalah kondisi
dimana kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan terputus secara
(Smeltzer & Bare, 2013). Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang rawan
baik bersifat total maupun sebagian, penyebab utama dapat disebabkan oleh
trauma atau tenaga fisik tulang itu sendiri dan jaringan lunak disekitarnya
(Helmi, 2012).
Fraktur dapat terjadi di bagian ekstremitas atau anggota gerak tubuh yang
yang terjadi pada tulang yang membentuk lokasi ekstremitas atas (tangan,
lengan, siku, bahu, pergelangan tangan, dan bawah (pinggul, paha, kaki bagian
(Ghassani, 2016).
dalam bidang kegawatdaruratan yang terjadi pada ekstermitas bawah atau pada
kaki kanan. Fraktur ini juga dapat teradi disetiap kalangan usia mulai dari
merupakan 1 dari 6 kejadian fraktur yang sering ditangani di unit gawat darurat
(UGD), umumnya fraktur tibia fibula sering terjadi pada bagian ekstermitas
B. Klasifikasi
Klasifikasi fraktur ada empat yang utama adalah : (Irene Natalia Tantri, 2017).
1. Incomplit
2. Complit
Garis fraktur yang melibatkan seluruh potongan menyilang dari tulang dan
fragmen tulang biasanya berubah tempat atau bergeser atau bersgeser dari
posisi normal.
3. Tertutup (simple)
4. Terbuka (compound )
Fragmen tulang meluas melewati otot dan adanya perlukaan di kulit yang
Derajar 1 : luka kurang dari 1 cm, kerusakan jaringan lunak sedikit, tidak
ada tanda remuk, fraktur sederhan atau kominutif ringan dan kontaminasi
minimal.
Derajat 2 : laserasi lebih dari 1 cm, kerusakan jaringan lunak, tidak luas,
C. Etiologi
fraktur adalah:
a. Fraktur traumatik, diseb abkan karena adanya trauma ringan atau berat
Menurut Irene Natalia Tantri dkk (2017) gejala yang sering terjadi pada pasien
1. Rasa nyeri
2. Memar
3. Bengkak
4. Tidak dapat bergerak maksimal
5. Mati rasa
6. Tidak mampu mengerakkan kaki
7. Krepitasi diakibatkan karena adanya gesekan antara fragmen yang satu
dengan fragmen yang lainnya.
8. Penurunan fungsi
E. Komplikasi
1. Syok, yang bisa berakibat fatal setelah beberapa jam setelah ciderah.
2. Emboli lemak atau kerusakan jaringan dan menginduksi respon inflamasi
F. Patofisiologi
Cidera
Fraktur
Pre Operasi
Operasi
Terapi Non
Terapi
FarmakologiResiko Infeksi farmakologi
Mobilisasi
Teknik Relaksasi Nafas
Dalam
H. Pemeriksaan diagnostik
A. Pemeriksaan Radiologi
1. X-Ray
yang lain tertutup yang sulit divisualisasi. Pada kasus ini ditemukan
kerusakan struktur yang kompleks dimana tidak pada satu struktur saja
akibat trauma.
rusak.
B. Pemeriksaan Laboratorium
penyembuhan tulang.
C. Pemeriksaan lain-lain
diakibatkan fraktur.
4. Arthroscopy: didapatkan jaringan ikat yang rusak atau
I. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksaanannya pada fraktur ada dua jenis yaitu konservatif dan
A.Cara konservatif:
panjang.
- Pemasangan Gips.
2. Pada orang tua dan lemah (imobilisasi akibat yang lebih buruk).
3. Fraktur multipel pada ekstrimitas bawah.
4. Fraktur patologik.
Pengobatan operatif:
- Reposisi.
- Fiksasi.
Atau yang lazim di sebut juga dengan tindakan ORIF (“Open Reduction
Internal Fixation”)
traksi manual.
terjadi.
direduksi. Alat fiksasi internal dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat,
solid terjadi.
gips, bidai, traksi kontinui, pin dan teknik gips atau fiksator eksternal.
1. Pengkajian keperawatan
tepat.
1) Sirkulasi.
thrombus).
stimulasi simpatis.
3) Makanan/cairan.
operasi).
4) Pernafasan
Gejala: infeksi, kondisi yang kronis/ batuk, merokok.
6) Penyuluhan/ pembelajaran.
L. Intervensi Keperawatan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN FRAKTUR FIBULA TIBIA (sdr, G)DI
DI RUANG BOUGENVILE
Umur : 16 Tahun
Alamat :
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Ruang : Bougenvile
B. RIWAYAT KESEHATAN
Alasan masuk RS :
DM
Asma
Hipertensi
Jantung
Lain:.........
Riwayat kecelakaan atau pembedahan sebelumnya :
Genogram
X X
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
C. PENGKAJIAN FISIK
Sistem Pernafasan
Dispnea : Ya/Tidak
Sputum : Ya/Tidak
Riwayat penyakit Bronktis : Ya/Tidak; Asthma:
Ya/Tidak; TBC: Ya/Tidak; Emphysema: Ya/Tidak;
Pneumonia: Ya/Tidak
Merokok
: Ya/Tidak; Sehari berapa pak:.................;Nilai Pack of
Year:.............
Respirasi 22 x/menit; Dalam/Dangkal;Regular/Iregular; Simetris/tidak
Penggunaan otot bantu pernapasan: Ya/Tidak
Fremitus :Ya/tidak
Nasal flaring:Ya/Tidak
Sianosis : Ya/Tidak
Pemeriksaan Thorax
a. Inspeksi : bengkak ( - ) massa ( - )
b. Palpasi : nyeri tekan ( - )
c. Perkusi : pekak
d. Auskultasi : Vasikuler
e. Data Tambahan Lain-lain :(-)
Sistem Kardiovaskular
Riwayat Penyakit : Hipertensi: Ya/Tidak; Penyakit gangguan jantung:
Ya/Tidak
Edema kaki : Ya/Tidak
Plebitis : Ya/Tidak
Claudicasio : Ya/Tidak
Dysreflexia :Ya/Tidak
Palpitasi : Ya/Tidak; Sinkop: Ya/Tidak
Rasa kebas/kesemutan: Ya/Tidak di ekstremitas:........................
Batuk darah : Ya/Tidak
TD : 150/80 mmHg, pengukuran di kamar pasein; Posisi
pengukuran:Tidur/Berdiri/Duduk
Gizi kurang
Gizi cukup
Gizi lebih
b. Berat badan : 48 Kg, ada perubahan BB: Ya/Tidak; Naik/Turun,
berapa
kg:......dalam....bulan
Biokimia
Hb : 13.8 gr/dl Hmt : 41.2 %
Clinical sign
a. Turgor kulit : elastis, tidak ada pigmentasi.
Lien : hepatomegali ( - )
Diet :
a. Pola makan sebelum dirawat: 3 x/sehari; waktu: pagi/siang/malam
b. Ada larangan/pantangan makanan: Ya/Tidak; Sebutkan:..................
c. Penggunaan suplemen makanan: Ya/Tidak; Sebutkan:.....................
d. Kehilangan nafsu makan: Ya/Tidak; alasan:..................
e. Mual/Muntah: Ya/Tidak; Frekuensi:.............................
n. Data tambahan : ( - )
Sistem Neurosensori
Tingkat kesadaran :
GCS = E 4 M 6 V 5 = 15
Keterangan :
E : 4 (spoontan) V : 5 (orientasi baik)
3 (dengan diajak bicara) 4 (jawaban kacau)
2 (dengan ransangan nyeri) 3 (berkata tidak sesuai)
1 (tidak membuka) 2 (hanya mengarang)
1 (tidak ada suara)
M : 6 (sesuai perintah)
5 (gerakan normal)
Kesimpulan :
15 – 14 Composmetis
13 – 12 Apatis
11 – 10 Delirium
9 – 7 Samnolen
6 – 4 Stupor
3 Koma
Nyeri: Ya/Tidak,
P: jatuh tabrak sepeda
R: kaki kanan
S: 3 sedang
Sistem Muskuloskeletal
Kegiatan utama sebelum sakit: berladang
Kegiatan senggang: menggerakan kaki dan tangan perlahan-lahan
Kondisi keterbatasan: sedikit terbatas
Tidur malam: Ya/tidak, 5-7 jam, Tidur siang: Ya/Tidak
Kesulitan untuk tidur: Ya/Tidak; Insomnia: Ya/Tidak
Sulit bangun tidur: Ya/Tidak
Perasaan tidak tenang saat bangun tidur: Ya/Tidak,
alasan:...........................
Rentang gerak : ekstermitas atas kanan dan kiri aktif, ekstermitas
bawah bagian kanan pasif.
Kekuatan otot :
4 4
5 4
Keterangan :
Ket :
Kegiatan harian masih menggunakan bantuan
Sistem Integumen
Riwayat alergi: tidak ada riwayat alergi
Riwayat imunisasi: belum vaksin covid 19
Perubahan sistem imun: tampak sedikit lemas
Transfusi darah: Ya/tidak, kapan terakhir dilakukan..................
Temperatur kulit: hangat
Diaphoresis: tidak ada keringat dingin
Integritas kulit: bagus/kurang; Scar: Ya/Tidak, lokasi....................; Rash:
Ya/Tidak,
lokasi..................; Laserasi: Ya/tidak, lokasi:.........................
Edema :
Lain – lain :
Sistem Eliminasi
a. Fecal
a) Frekuensi BAB 2 x/hari
Konstipasi
Diare
b) Karakteristik feses
Konsistensi : padat
Warna : kuning kehijauan
Bau : bau khas faces
c) Penggunaan laxative : Ya/tidak, frekuensi............;
alasan:........................
d) Perdarahan per anus :Ya/Tidak
e) Hemoroid : Ya/Tidak, Grade:......
b. Bladder
a. Inkotinensia: Ya/Tidak, kapan:..................
b. Urgensi: Ya/tidak
c. Retensi urin: Ya/Tidak
d. Frekuensi BAK 4-6 x/hari
e. Karakteristik Urin: bening
f. Volume urin: 900 cc
g. Nyeri/kesulitan terbakar/kesulitan BAK : tidak ada
h. Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih: tidak dapat riwayat
Sistem Reproduksi
Keluhan sistem reproduksi: tidak nyeri saat berkemih
Akseptor KB : ( Ya / Tidak ) ; Jenis..................( Jika Ya tulislah alat KB yang
digunakan dan berapa lama)
Kegiatan sexual teratur : Ya / Tidak
Perempuan: Monopause
a. Usia menarkhe:
b. Durasi menstruasi......hari
c. Periode menstruasi.....hari
d. Waktu menstruasi terakhir:
e. Hamil: Ya/Tidak
f. Perdarahan diantara waktu mestruasi?Ya/Tidak, seberapa
sering?..............
g. Menopouse: Ya/Tidak, sudah berapa lama: 18 tahun yang lalu
h. Vaginal discharge: -
Laki Laki
a. Penis discharge:......
b. Gangguan prostat: Ya/Tidak
c. Sirkumsisi: Ya/Tidak
d. Vasektomi: Ya/Tidak
e. Gangguan pada alat kelamin:........
Lain – lain :
D. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Nilai / Kepercayaan
Agama yang dianut: Islam
Kegiatan keagamaan yang di jalani : Yasinan dan sekarang rutin ikut taraweh
bertepatan dengan bulan ramadan
- Pasien mengatakan jika sakit maka akan membeli obat di puskesmas dan
apotik
Gaya hidup :
- Pasien khwatir dengan keadaan nya sekarang apa bisa membaik atau tidk,
tampak pucat, tampak sulit berkonsentrasi
Cara mengatasi permasalahan :
Orang yang mendukung : keluarga dan bapak,ibu yang selalu setia menunggu
dan mendampingi nya.
Penyakit mempengaruhi hubungan keluarga/ orang lain: untuk saat ini belum
ada keterbatasan ataupun masalah namun mereka berharap agar ibu mereka
segera di lakukan operasi.
Kegiatan di masyarakat : saat sakit belum ada kegiatan namun saat tidak sakit bisa
mengikutiarisan kambing.
Lain – lain :
4. Persepsi Diri
Yang dirasakan terkait hospitalisasi :
Q: tertusuk-tusuk
R : kaki kanan
S: 3
T: saat menggerakan kaki kanan
Do :
- Tampak berfokus pada diri
sendiri
- Tampak kesakitan
- 150/80 mmHg
- LED : 36
2 Ds :
A. RENCANA KEPERAWATAN
P : Saat menggerakan
kaki kanan
Q : terasa di cubit
R : kaki kanan
S : skala 2
T : Saat menggerakan
kaki kanan
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Melanjutkan Intervensi
1. Mengkaji keadaan pasien
dan Mengukur skala nyeri
2. Memberikan terapi obat
anbacim dan paracetamol
2 Gangguan 03/05/2021 1. Mengevaluasi nyeri saat S:
Mobilitas
Fisik 14 : 50
Menggerakan tangan - pasien mengatakan kaki
(SDKI.D0054)
15 : 20 2. Melakukan ROM pada kanannya masih nyeri saat
Ekstermitas atas dan bawah digerakan
15 : 40 3. Mengajarkan pasien dan Do :
Keluarga tentang ROM secara - Pergerakan ekstermitas
Mandiri dari 3 menjadi 4
16 : 25
4. Melakukan imobilisasi - Rentang gerak ROM dari
Lingkungan 3 menjadi 4
5 melakukan tindakan guide A : Masalah belum teratasi
imajery atau teknik relaksasi P : Melanjutkan Intervensi
napas dalam. 1. Melakukan ROM pada
Ekstermitas atas dan
bawah
2. Melakukan imobilisasi
Lingkungan
3 Ansietas 03/05/2021 1. Mengidentifikasi tingkat S:
(SDKI.D0080) 14 : 30
Ansietas
- pasien mengatakan ia
15 : 50 2. Mendengarkan dengan penuh
mulai tak terlalu cemas
perhatian, lakukan BHSP
dengan keadaanya
16 : 10 3. Mengedukasi kepada keluarga
- pasien mengatakan sudah
Untuk selalu bersama klien
tak terlalu
16 : 35 4. Memberikan edukasi terkait
O:
Prosedur dan perawatan
- keluhan pusing dari 3
Kepada klien.
menjadi 4
5 melakukan teknik relaksasi
- perilaku gelisah dari 3
napas dalam atau guide imajery.
menjadi 4
- verbalisasi khawatir
akibat kondisi yang
dihadapi dari 3 menjadi 4
- Tampak mulai bisa untuk
berkonsentrasi
- Tampak mulai tak tegang
- muka sudah tak pucat
- suara tidak bergetar.
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Melanjutkan Intervensi
1. Mengidentifikasi tingkat
Ansietas
2. Mendengarkan dengan
penuh perhatian, lakukan
BHSP
3. Memberikan edukasi
terkait Prosedur dan
perawatan Kepada klien
1 Nyeri akut 03/04/2021 1. Mengkaji keadaan pasien S :
(SDKI.
D0077) 08 : 30
dan Mengukur skala nyeri
- pasien mengatakan nyeri
09 : 00 2. Memberikan terapi obat
pada kaki kanan nya
Anbacim dan paracetamol
sedikit berkurang
O:
A. Pengkajian
Keluhan utama : pada pasien fraktur biasanya mengalami kesakitan,
nyeri, tampak meringis, nyeri saat menggerakan kaki, tampak lemah. Yang
disebabkan suatu keadaan atau kecelakaan saat beraktivitas .
Riwayat kesehatan masa lalu : Pasien mengatakan sebelumnya tidak
ada mengalami keadaan atau cidera yang sama, jika sakit maka akan
mengambil obat diapotik dan puskesmas.
B. Diangosa keperwatan
Diagnose yang kami ambil dari kasus fraktur ini adalah prioritas
pertama Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencidera Fisik dikarenakan
hasi dari pengkajian nyeri P: jatuh tabrak sepeda, Q: seperti tersuku-tusuk, R:
kaki kanan , S: 3, T: saat menggerakan kaki kanan dan tampak berfokus pada
diri sendiri, tampak kesakitan.
Diagnose kedua gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
kerusakan intergritas struktur tulang dikarenakan Tampak kaki kanan
bengkak, Tampak keadaan lemah, Kekuatan otot kaki kanan 1 , Kaki kanan
tampak krepitasi, Tampak penurunan fungsi saat mengangkat kaki kanan,
ADL membutuhkan bantuan. Kaki kanan tampak deformitas. Kaki kanan
tampak krepitasi, Tampak penurunan fungsi saat mengangkat kaki kanan,
ADL membutuhkan bantuan, Kaki kanan tampak deformitas.
Diagnose ketiga ansietas berhubungan dengan krisis situasional
dikarenakan Pasien khawatir dengan keadaan nya sekarang apa bisa membaik
atau tidak. Tampak sulit untuk berkonsentrasi, muka tampak pucat, tampak
murung, tampak lesu, tampak tidak bersemangat, Skore ansietas 4.
C. Perencanaan Keperawatan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Fathan. 2018. Patient Profiles Of Distal Radius Fracture in RSUP DR. M.
djamil padang. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.
Black dan Hawks, . 2014. Keperawatan medikal bedah: manajemen klien untuk
hasil yang diharapkan. Dialih bahasakan oleh Nampira R. Jakarta :
Salemba Emban Patria
Blundell dan Duckworth. 2010. Orthopedic and fracture. Oxford UK: Blackwell
publishing.
Ghassani, Z & Firmawati, E. 2016. Pengaruh pemberian aromaterapi Lavender
dan teknik relaksasi napas dalam terhadap skala nyeri pada pasien post
operasi ekstermitas Di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Naskah
Publikasi Agustus 2016.
Helmi, Zairin N. 2012. Buku ajar gangguan muskuloskletal. Jakarta : Salemba
Medika
Irene Natalia Tantri dkk.2017. Gambaran Karakteristik Fraktur radius distal di
RSUP Sanglah Tahun 2013-2017. Bali. Program studi serjana kedokteran
dan profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Nampira dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis (Ed.I).
Jakarta: Salemba Medika
Moore, K dan Dalley, a. 2013. Anatomi Berorientasi klinis. Dialihbahasakan oleh
Hartanto H. Jakarta : Penerbit Erlangga
Smeltzer, SC & Bare, B.G (2013). Buku ajar keperawatan medikal bedah
Brunner & Suddart, edisi 8. Jakarta : EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Cetakan ke III. Jakarta Selatan. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Cetakan ke II. Jakarta Selatan. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Cetakan ke II. Jakarta Selatan. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia