OLEH :
KELOMPOK 3
Eneng Intan Fatimah M 221030230340
Fatimah 221030230331
Fera Nurjanah 221030230332
Fitri Ahdayani 221030230537
Heniviona Sinaga 221030230333
Indah Pertiwi 221030230314
Dosen Pembimbing :
Ns. Ayamah, S. Kep., M. Kep
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Profesi (Ners) Stase
Manajemen Keperawatan di Ruang Gatot kaca RSUP Dr.Sitanala Tangerang dari tanggal 19
Desember sampai dengan 6 Januari 2022. Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan
Manajemen Keperawatan ini bertujuan untuk mengikuti dan memenuhi nilai Pendidikan
Profesi Ners pada Stase Manajemen Keperawatan.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ns. Riris Andriati, S.Kep, M.Kep selaku ketua STIKes Widya Dharma Husada dan yang
telah memberikan bimbingan kepada kami.
2. Ns. Ayamah, S.Kep, M.Kep., selaku pembimbing praktik Stase Managemen Profesi Ners
dan selaku ketua Koordinator mata ajaran Manajemen Keperawatan yang telah
meluangkan waktu untuk bimbingan.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menemui beberapa kesulitan dan hambatan. Kami
berharap, semoga Laporan Akhir Praktek Klinik Profesi (Ners) Stase Manajemen
Keperawatan ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dan menambah wawasan kita dalam
menerapkan perencanaan manajemen keperawatan, khusunya bagi kami sebagai penulis.
Laporan ini memang masih jauh dari sempurna, maka kami harapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................…....i
Daftar Isi.................................................................................................................…...ii
BAB I Pendahuluan.................................................................................................…...1
A. Latar belakang..............................................................................................…...1
B. Tujuan Penulisan .........................................................................................…...2
BAB IV Pembahasan………………………………………………………………………….33
A. Kesenjangan teori dan penyelesaian masalah..........................................................…..33
BAB V Penutup...................................................................................................................…..35
A. Kesimpulan..............................................................................................................…..35
B. Saran........................................................................................................................…..35
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
pelaksanaan model keperawatan professional dan melakukan pengawasan
serta pengendalian. Manajemen keperawatan merupakan suatu proses
keperawatan yang menggunakan konsep-konsep manajemen yang di
dalamnya meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Unsur-unsurnya dikelola
oleh seorang manajer yang meliputi orang, metode, materi, anggaran, waktu
dan pemasaran.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
5
1) Melakukan kajian situasi di Ruang Perawatan sebaga Gatot kaca untuk
menyusun strategi dan operasional unit.
6
2) Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau alternative
dalam menjalankan profesionalisme di lahan praktek guna
meningkatkan mutu pelayanan dan mutu asuhan keperawatan.
b. Bagi Mahasiswa
1) Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dengan menerapkan
teori manajemen keperawatan secara langsung pada tatanan unit
pelayanan yang ada.
2) Untuk mengaplikasikan dan meningkatkan keterampilan dalam
manajemen keperawatan.
7
BAB II
TUJUAN TEORI
A. Input
1. Profil Ruangan
Ruang gatot kaca merupakan salah satu ruangan yang berada di RSUP
Sitanala yang berada di lt 2, ruang gatot kaca adalah ruang rawat inap
yang terdiri dari 23 ruangan, dan terbagi ruangan VIP ruangan kelas 2,
dan kelas 3 dimana perruangan VIP terdapat 1 bed, 1 televisi, 1,
kulkas, 1 meja, 1 sofa, 1 kamar mandi dan ac. Dan untuk kelas 2&3
terdapat 1 Tv, 1 ac, 1 kamar mandi, 1 troli meja makan, dan setiap bed
memiliki privasi yang cukup dimana setiap bed terdapat tirai. Ruang
gatot kaca juga memberikan perawatan bagi pasien laki-laki,
perempuan, anak-anak hingga lansia.
8
2. Denah Ruangan
9
3. Stuktur Organisasi Ruangan
KA. Ruangan
Darni Nur Indah sari, S. Kep. Ners
Wakil karu
Umi Kulsum, S. Kep., Ners
Hidayatul Soleh, S. Kep., Ria Shanty, S.Kep. Ners Eka Surya Rahayu.
Ners Lilis Suryani. AMK AMK
10
4. Ketenaga Kerjaan Ruangan
11
Jam dinas terbagi menjadi 3 shif yaitu :
5. Fasilitas Ruangan
BARANG
1 Komputer 3 Baik
2 Telephone 2 Baik
4 Keyboard 3 Baik
5 Mouse 3 Baik
6 Cpu 3 Baik
7 Printer 2 Baik
12
9 Penggaris dan Gunting hitam 3 Baik
10 Strapless 3 Baik
13 Pensil 1 Baik
14 Pulpen 5 Baik
15 Tip ex 1 Baik
KAMAR PERAWAT
1 AC 1 Baik
2 Kaca 1 Baik
3 Kulkas 1 Baik
13
7 Tempat Sampah non medis 1 Baik
8 Troli 1 Baik
10 Sofa 3 Baik
12 Stopkontak 1 Baik
13 Wastafel 1 Baik
14 Toilet 1 Baik
KAMAR TINDAKAN
2 Troli 4 Baik
Tromol sedang 2
Tromol Besar 1
5 Glukometer 1 Baik
6 Seftybox 2 Baik
14
7 Kulkas obat 1 Baik
terkunci
11 Stetoskop 4 Baik
16 Handsanitizer 1 Baik
21 Hazmat 2 Baik
23 APAR 2 Baik
15
24 Medical recording chart paper 5 Baik
32 Handwash 1 Baik
33 AC 1 Baik
34 Washtafel 1 Baik
35 Kaca 1 Baik
36 Monitor 2 Baik
39 Oximetri 1 Baik
40 Nebulezer 2 Baik
16
41 Box darah 3 Baik
17
B. Proses
1. Perencanaan
18
mengunakan metode tim, yang tediri dari 2 tim, 1 tim terdiri dari
1 karu, 1 katim, 1 asosiet, dan 1 tim lagi terdiri dari 1 katim , dan
2 asosiet. Pelayanan di ruang gatot kaca mempunyai perumusan
visi, misi, filosofi, kebijakan dan standar kerja.
1) Perumusan visi, misi, filosofi,
Kegiatan di ruang Gatot Kaca meliputi perumusan filosofi,
visi, misi, dan tujuan.
(a) Filosofi
Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Dr.Sitanala
merupakan pindahan dari Leprosarium Lenteng
Agung. Pada 28 juli 1951 RSUP Dr. Sitanala
didirikan oleh Departemen Kesehatan RI dengan
nama “Pusat Rehabilitasi Kusta Sewan”, karena
lokasinya di Desa Karangsari Kampung Sewan,
diresmikan oleh Ny.Rahmi Hatta selaku ibu wakil
presiden RI pertama dan untuk menghargai jasa
seorang dokter yang pertama kali menangani
penderita kusta, yaitu Dr.J.B. Sitanala dari Maluku,
maka pada tahun 1962 pusat rahabilitasi kusta sewan
dirubah namanya menjadi “Pusat Rehabilitasi
Sitanala” oleh Menteri Kesehatan RI saat itu Prof.
Dr.Satrio, dan pada perkembangan selanjutnya
menjadi Rumah Sakit Kusta Dr.Sitanala Tangerang
dengan KeMenKes RI Nomor 140, tah978. RSK Dr.
Sitanala Tangerang merupakan Unit Pelaksana
Teknis (UPT) dilingkungan kementerian Kesehatan
R.I berada di bawah tanggung jawab kepada
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. RSK
Dr.Sitanala Tangerang sebagai salah satu unit
pelaksana teknis (UPT) Kementerian Kesehatan
19
Republik Indonesia mempunyai tugas dan fungsi
melaksanakan pelayanan kesehatan dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
pelayanan, pendidikan, penelitian dan
pengembangan dibidang kesehatan khususnya
kesehatan kusta. RSK Dr.Sitanala dalam
perkembangannya memberikan pelayanan kesehatan
baik penderita kusta maupun pasien umum dan saat
ini sudah ditetapkan sebagai rumah sakit PK-BLU
sejak 5 Januari 2010 sesuai keputusan Menteri
Keuangan Nomor 4/KMK.05/2010
(b) Visi
Menjadi RSUP Terpercaya dalam Pelayanan
kesehatan Kompherensif Berstandar Nasional
(c) Misi
20
dalam keadaan biasa mauapun dalam keadaan
gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien
maupun fasilitas yang tersedia.
- Menyelenggarakan kegiataan pelayanan
profesional berdasarkan prosedur keperawatan
dan etika profesi.
- Melaksanakan KIE (Komunikasi Informasi
Edukasi) mengenai obat
- Menjalankan pengawasaan obat berdasarkan
aturan-aturan yang berlaku.
- Melakukan dan memberikan pelayanan
bermutu melalui analisa, telaah evaluasi
pelayanan.
- Mengadakan penelitiaan di bidang Keperawatan
dan peningkatan metode.
2) Jenis Perencanaan yang diterapkan di ruang Gatot Kaca
21
asuhan keperawatan yang berkualitas. Kepala
ruangan harus mengetahui kebutuhan ruangan dan
mempunyai hubungan keluar dengan unit yang terkait
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Demikian pula
dengan asuhan keperawatan, kepala ruangan sebagai
narasumber utama atau konsultan untuk menjamin
terlaksananya asuhan keperawatan pada semua tim di
ruangan.
22
Isi rencana harian ketua tim antara lain adalah:
- Penyelenggaraan asuhan keperawatan pada
pasien di timnya diantaranya membuat
diagnose keperawatan , rencana keperawatan
dan mendokumentasikan asuhan keperawatan
- Melakukan supervisi perawat pelaksana untuk
menilai kompetensi secara langsung dan tidak
langsung, serta on the job trainning yang
dirancang,
- Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan
lainnya.
- Di Gatot Kaca terdapat tiga shift, shift pagi,
shift siang , dan shift malam. Diantaranya shif
pagi 4 anggota tim (karu, wakaru, katim, dan
perawat pelaksana). Shif sore 3 anggota (1
katim, 2 perawat pelaksana). Shift malam 3
anggota (1 katim, 2 pelaksana)
- Menjelaskan isi operan
- Operan
23
- Melaksanakan tindakan asuhan
keperawatan
24
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi
tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan didalam
timnya yaitu askep dan kinerja perawat pelaksana.
Berdasarkan hasil tersebut, dibuat rencana tindak
lanjut untuk perbaikan pada bulan berikutnya. Ketua
tim membuat laporan evaluasi rencana kegiatan harian
asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
pelaksana dan melaporkan hasil audit asuhan
keperawatan serta melakukan perbaikan asuhan
keperawatan dengan merencanakan diskusi langsung.
25
Gatot Kaca
2. Pengorganisasian
26
dengan jumlah pasien di ruangan. Jumlah pasien untuk tiap tim
6- 10 orang, dan jumlah perawat antara 3-4 orang, untuk itu akan
dibuat struktur organisasi daftar dinas dan daftar pasien. Struktur
organisasi Ruang Gatot Kaca menggunakan sistem penugasan
Tim keperawatan. Ruang Gatot Kaca dipimpin oleh kepala ruang
yang membawahi dua atau lebih ketua tim. Ketua tim berperan
sebagai perawat primer membawahi beberapa perawat pelaksana
yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh
kepada sekelompok klien. Mekanisme pelaksanaan
pengorganisasian di ruang Gatot Kaca :
27
- Ketua mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien baik yang diterapkan oleh dirinya maupun
oleh perawat pelaksana anggota timnya
b) Ketua tim
(1) Membuat rencana tahunan, bulanan, mingguan dan
harian.
(2) Mengatur jadual dinas timnya yang dikoordinasikan
28
dengan kepala ruangan,
(3) Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi asuhan keperawatan bersama-sama anggota
timnya.
(4) Memberi pengarahan pada perawat pelaksana tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan,
(5) Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan,
(6) Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi
tanggungjawab timnya,
(7) Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan.
c) Perawat pelaksana
3. Pengarahan
29
ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar. Memang diakui
bahwa usaha- usaha perencanaan dan pengorganisasian bersifat vital,
tetapi tidak akan ada output konkrit yang akan dihasilkan sampai kita
mengimplementasi aktivitas-aktivitas yang diusahakan dan yang
diorganisasi. Untuk maksud itu maka diperlukan tindakan
pengawasan (actuating) atau usaha untuk menimbulkan action.
Pengarahan di ruang perawatan dapat dilakukan dalam beberapa
kegiatan yaitu program motivasi, manajemen konflik, pendelegasian,
supervisi dan komunikasi efektif.
a. Program motivasi
30
Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai
tujuan. tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan
pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan,
dan kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas (Nursalam,
2014).
Supervisi dilakukan oleh kepala ruangan sesuai jadwal bulanan yang
telah dibuat. Supervisi dilakukan oleh kepala ruangan secara langsung
kepada ketua tim dan ketua tim secara langsung melakukan supervisi
kepada perawat pelaksana Kepala ruangan memberikan umpan balik
pada saat supervisi dengan cara memberikan penjelasan tentang hasil
supervisi, memberikan reward kepada staf yang berprestasi dan
punishment kepada staf yang kurang disiplin, serta memotivasi staf
untuk bekerja lebih baik
a. Pengendalian
Pengendalian yang mencakup pengawasan, perbandingan dan
mengoreksi performa kerja untuk memastikan semua kegiatan berjalan
sesuai dengan yang telah direncanakan. Mamduh Hanafi(2019:11)
Pengendalian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain agar
aktifitas organisasi tetap berjalan. Pendelegasian dilaksanakan melalui
proses sebagai berikut :
a. Buat rencana tugas yang perlu dituntaskan
31
peran dan menjadi narasumber untuk menyelesaikan masalah yang
terjadi.
32
salah satu ketua tim untuk menggantikan tugas kepala ruang
2) Bila ketua tim berhalangan hadir, maka kepala ruangan
menunjuk salah satu anggota tim (perawat pelaksana)
menjalankan tugas ketua tim
3) Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir,
sehingga satu tim kekurangan personil maka kepala ruangan
berwenang memindahkan perawat pelaksana dari tim lain
masuk tim yang kekurangan personiltersebut atau katim
melimpahkan pasien kepada perawat pelaksana yang hadir.
Prinsip pendelegasian tugas di Gatot Kaca antara lain adalah :
C. Output
33
days to inpatient bed count days in a period under consideration.
Sedangkan menurut Depkes RI (2015), BOR adalah prosentase
pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini
memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan
tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI, 2015).
Rumus :
Rumus :
1200 x 100%
40 x 31
1200 x 100%
1240
= 97%
b. LOS
AVLOS (Average Lengt Of Stay) = rata jumlah pasien keluar *
periode * jumlah hari perawatan. Angka yang menunjukkan rata-
rata lamanya seorang pasien dirawat, AVLOS ideal = 3 -12 hari.
Dari ruang Gatot Kaca LOS yang didapatkan per bulan Desember
adalah:
7 X3
34
3 HARI X 63
=154
63
=2,4 % (Maka LOS yang di dapatkan diruang Gatot Kaca adalah
2,4%)
c. TOI
TOI (Turn Over Interval) = (jumlah kapasitas tempat tidur – rata
jumlah pasien keluar) * periode / jumlah hari perawatan. Rata-rata
jumlah hari sebuah tempat tidur tidak terisi, yaitu waktu antara
sebuah tempat tidur ditinggalkan pasien sampai dengan saat
ditempati lagi oleh pasien lain berikutnya, TOI ideal = 1 – 3 hari.
35
2,4%)
36
JENIS BARANG/ JUMLAH KONDISI
NO BARANG BARANG KET
NAMA BARANG
RUANG NURSE
5 Nebulizer 3 Baik
6 Suction 1 Baik
8 Timbangan 3
10 Lemari B3 1 Baik
KAMAR PERAWAT
1 AC 1 Baik
2 Kaca 1 Baik
3 Kulkas+ 1 Baik
mual dan muntah. Kondisi ini juga dapat ditandai dengan ruam
38
memburuk dan bisa berakhir dengan syok.
b. Dekubitus
dekubitus 0%.
c. Hipertensi
orangtua atau dewasa, tetapi juga dapat terjadi pada anak dan
39
perempuan (7%-12%). Hipertensi lebih banyak ditemukan pada
Hipertensi yang bersifat akut dan berat pada anak, terutama usia
ginjal.
40
mellitus sebelumnya. Diabetes mellitus tipe 2 sering juga
mikroangiopati.
41
3. Indikator pelayanan
sebagai berikut :
pasien.
keperawatan meliputi:
1. Keselamatan pasien
2. Perawatan diri
3. Kepuasan pasien
42
diharapkan.
4. Kecemasan
sebagai ancaman.
5. Kenyamanan
6. Pengetahuan
penyakitnya.
43
BAB III
ANALISA DATA
A. Analisis SWOT
44
k. Sudah tersedianya Rekam Medis Elektronik di Ruang Gatot
Kaca RS Dr. Sitanala.
l. Sudah terbentuknya Pokja Manajemen Komunikasi dan
Edukasi di RS Dr. Sitanala sebagai Standar Akreditasi Rumah
Sakit.
Weakness a. Belum adanya papan untuk PJ shift perawat di ruang Gatot
(Kelemahan) Kaca.
b. Belum adanya Standar ASKEP (10 diagnosa keperawatan &
rencana keperawatan).
c. Belum optimal hand over/isi operan yang di jelaskan oleh
katim, seperti diagnosa keperawatan, rencana tindakan
keperawatan dan usia pasien.
d. Belum adanya name tag perawat di baju dinas perawat.
e. Penempatan obat-obatan dan peralatan lainnya kurang rapih.
f. Belum adanya jadwal program edukasi kesehatan untuk pasien
dan keluarga pasien di ruang Gatot Kaca.
g. Belum tersedia leaflet dan tempatnya tentang 5 penyakit
terbanyak di ruang Gatot Kaca sebagai sarana edukasi
kesehatan.
h. Belum tersedia jadwal program edukasi kesehatan untuk pasien
dan keluarga pasien secara rutin di ruang Gatot Kaca.
Opportunity a. Lokasi RSUP Sitanala strategis dan mudah diakses dan
(peluang) dijangkau.
b. RSUP Sitanala dapat berkerja sama dengan Rumah Sakit lain.
45
(Ancaman) terbanyak di ruangan gatot kaca maka akan menghambat
program edukasi kesehatan bagi pasien dan keluarga pasien.
b. Sudah banyak RS lain yang sudah memiliki tenaga kerja
kesehatan terutama perawat yang mencukupi.
c. Adanya persepsi masyarakat tentang lokasi RS yang kurang
aman karena sebagai RS kusta.
46
B. Analisa Data
1. Belum tersedia leaflet Baru ada Belum tersedia Bila tersedia leaflet dengan Bila edukasi kesehatan
dan tempatnya tentang tersedianya leaflet leaflet dan lengkap maka dapat digunakan kurang berjalan dengan
5 jenis penyakit tentang 3 jenis tempatnya tentang untuk sarana untuk edukasi baik, maka pasien tidak
terbanyak di RSUP penyakit dan 5 penyakit kesehatan pada pasien dan mengetahui tentang
Sitanala di ruang belum mencakup terbanyak di ruang keluarga dan program edukasi pencegahan dan pengobatan
Gatot Kaca 8 jenis penyakit Gatot Kaca kesehatan berjalan dengan penyakit.
yang terbanyak di sebagai sarana baik.
ruangan gatot kaca edukasi kesehatan. Bila tersedia tempat/rak kecil
sebagai sarana untuk penyimpanan leaflet
edukasi kesehatan maka leaflet akan tertata rapih
untuk pasien dan dan terpelihara dengan baik.
keluarga pasien.
2. Belum tersedia jadwal Sudah terbentuknya Belum ada jadwal Bila dibentuk program edukasi Bila tidak tersedianya
program edukasi Pokja Manajemen program edukasi kesehatan maka pelaksanaan jadwal program edukasi
47
kesehatan untuk komunikasi dan kesehatan untuk edukasi kesehatan bagi pasien kesehatan, maka
pasien dan keluarga edukasi di RS Dr. pasien dan keluarga dan keluarga berjalan dengan pelaksanaan edukasi
pasien secara rutin di Sitanala sebagai pasien secara rutin baik. kesehatan bagi pasien &
ruang Gatot Kaca Standar Akreditasi di ruang Gatot keluarga akan terhambat
Rumah Sakit. Kaca. dan pasien & keluarga tidak
mengetahui tentang
pencegahan & pengobatan
penyakit.
3. Belum tersedia papan Sudah terbentuknya Belum ada papan Papan PJ shift dapat Bila tidak ada PJ shif
untuk PJ shift perawat Struktur Organisasi di untuk PJ shift digunakan untuk mengetahui perawat di ruangan, maka
di ruang Gatot Kaca Ruang Gatot kaca. perawat di ruang siapa yang mengatur dan pasien kurang mengenal
Gatot Kaca mengendalikan kegiatan perawat dan tidak
Asuhan Keperawatan di mengetahui penanggung
Ruang Gatot Kaca. jawab tim di ruang Gatot
Kaca
48
C. Perumusan Masalah
1. Prioritas Masalah
Penghitungan prioritas berdasarkan metode CARL. Metode CARL merupakan
metode yang cukup baru di kesehatan. Metode CARL juga didasarkan pada
serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-10.
Kriteria CARL tersebut mempunyai arti:
a. C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan peralatan)
b. A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau
tidak. Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi
serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklak.
c. R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran,
seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.
d. L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang
lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.
Setelah masalah atau alternatif pemecahan masalah diidentifikasi kemudian
dibuat tabel kriteria CARL dan diisi skornya. Bila ada beberapa pendapat
tentang nilai skor yang diambil adalah rerata. Nilai total merupakan
hasil perkalian: C x A x R x L
Identifikasi untuk memprioritaskan masalah didapatkan dari pendapat beberapa
perawat yang didiskusikan bersama dan diambil reratanya.
49
Total
No. Masalah Capability Assesibility Readiness Laverage Priority
Nilai
penyakit terbanyak di
Gatot Kaca
program edukasi
Gatot Kaca.
50
D. Plan Of Action (POA)
1. Belum tersedia Leaflet Dapat Persiapan Pasien, dan Observasi Leaflet Rp. Senin, 02 Mahasiswa
leaflet tentang 5 digunakan untuk keluarga pelaksanaan 310.000 Januari Stikes WDH
Senin, 26 Desenber
jenis penyakit sarana atau pasien 2023
2023
terbanyak di ruang media edukasi
Pengadaan leaflet
gatot kaca RSUP kesehatan pada
Rabu, 28 Desember
Dr. Sitanala pasien
2022
Tangerang
Pelaksanaan
Senin, 02 Januari
2023
Evaluasi
Selasa, 03 Januari
2023.
51
2. Tempat leaflet Tempat leaflet Persiapan Pasien, dan Observasi Tempat Rp Senin, 02 Mahasiswa
untuk 5 jenis dapat digunakan keluarga pelaksanaan leaflet 100.000 Januari Stikes WDH
Senin, 26 Desenber
penyakit terbanyak untuk pasien 2023
2023
diruang gatot kaca meletakkan
Pengadaan leaflet
RSUP Dr. Sitanala leaflet dengan 5
Rabu, 28 Desember
Tangerang jenis penyakit
2022
agar tertata
Pelaksanaan
dengan rapih
Senin, 02 Januari
diruang gatot
2023
kaca RSUP Dr.
Evaluasi
Sitanala
Selasa, 03 Januari
Tangerang
2023.
52
BAB IV
PEMBAHASAN
Aktivitas promosi kesehatan merupakan bagian dari program pemerintah yang ada di
bawah koordinasi Kementerian Kesehatan khususnya Direktorat Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Terdapat petugas promosi kesehatan yang ditempatkan di
setiap puskesmas ataupun Rumah Sakit sebagai lembaga pelayanan kesehatan yang
berinteraksi langsung dengan tingkatan masyarakat. aktivitas promosi kesehatan
memiliki tujuan memberikan informasi bagi masyarakat terkait segala hal yang bertujuan
pada peningkatan kualitas kesehatan; baik itu kesehatan individu maupun masyarakat.
(Kemenkes, 2021)
Program edukasi kesehatan di RS sangat penting karena hal tersebut merupakan salah
satu dari pelaksanaan standar akreditasi RS yang bertujuan agar masyarakat terutama
pasien dan keluarga pasien dapat memicu kesadaran mengenai kesehatanya. Melalui
program promosi kesehatan maka dapat menekan angka penyakit di RS sehingga pasien
maupun keluarga pasien dapat mengerti dan memahami mengenai pencegahan dan
pengobatan penyakit. Bila program edukasi kesehatan dijalankan dengan rutin maka
pasien dan keluarga pasien dapat meningkatkan kesehatannya. sebagian besar perawat
telah melakukan upaya untuk meningkatkan promosi kesehatan guna untuk mengurangi
angka penyakit baik dalam lingkungan kerja atau diluar lingkungan kerja RS. Oleh
karena itu pada setiap rumah sakit wajib memiliki leaflet tentang penyakit di setiap
ruangan. Karena merupakan salah satu tindakan untuk mencegah penyakit sekaligus
untuk menambah informasi mengenai Kesehatan, sehingga dapat bermanfaat baik untuk
perawat, pasien ataupun keluarga pasien.
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa di ruang Gatot Kaca baru tersedia 3 leaflet dan
belum adanya jadwal program edukasi kesehatan untuk pasien dan keluarga pasien, saat
kami dilapangan kami menemukan kasus yang dimana ketika pasien akan pulang mereka
tidak tahu bagaimana pengobatan dan pencegahan penyakit yang dideritanya, bahkan
keluarga pasien tidak mengetahui tentang penyakit yang diderita pasien, sehingga
menurut kami perlu adanya program edukasi kesehatan untuk menambah pengetahuan
53
pasien dan keluarga pasien mengenai pencegahan dan pengobatan penyakit yang
diderita. Dengan adanya media seperti leaflet maka dapat membantu berjalannya
program edukasi kesehatan pada pasien dan keluarga pasien. Dan kami membuat 5
leaflet tentang penyakit DBD, Anemia, Katarak, Hipertensi, dan Diabetes yang mana
penyakit ini sering ditemukan di ruang Gatot Kaca. Kami membuat leaflet berdasarkan
menurut Kemenkes. Pada tanggal 03 Januari 2023 kami melaksanakan edukasi kesehatan
dengan media leaflet yang kami buat pada pasien dan keluarga pasien yang akan pulang,
dan hasilnya pasien dan keluarga pasien mengatakan mengerti tentang penyakit yang
dideritanya beserta pengobatan dan pencegahan. Sehingga menurut kami perlu adanya
jadwal program edukasi Kesehatan di ruang Gatot Kaca dan media seperti leaflet sangat
bermanfaat untuk pasien dan keluarga pasien di ruang Gatot Kaca. Kemudian kami juga
meminta pendapat pada Kepala Ruangan Gatot Kaca mengenai penambahan leaflet
untuk program edukasi kesehatan pada pasien dan keluarga pasien, dan pendapat Kepala
Ruangan Gatot Kaca mengenai penambahan leaflet yaitu sangat tidak keberatan untuk
penambahan leaflet di ruang Gatot Kaca, karena media seperti leaflet perlu untuk
program edukasi kesehatan pada pasien-pasien di ruang Gatot Kaca dan keluarga pasien.
54
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ruangan gatot kaca merupakan ruangan rawat inap kelas VIP,2 dan 3 yang merawat
pasien dewasa laki-laki dan perempuan dengan berbagai jenis penyakit seperti
hipertensi, diabetes, DBD, Anemia dan katarak.
2. Ruangan Gatot kaca merupakan ruangan rawat inap dalam melaksanakan asuhan
keperawatan dengan metode penugasan tim dengan teknik SBAR yang sudah berjalan
dengan cukup baik,dan juga bermanfaat untuk perawat yang lain agar lebih
memudahkan mengolah dan memahami rekam medis pasien serta rencana tindakan
karena singkat,padat dan jelas.
3. Ruangan gatot kaca merupakan ruangan rawat inap yang menggunakan metode SBAR
yang sudah berjalan dengan baik dan semua data lengkap pasien tersimpan di
komputer.
4. Hand over di ruangan rawat inap Gatot kaca sudah berjalan dengan baik
5. Di ruangan rawat inap gatot kaca baru ada sebagian leaflet dengan 3 jenis penyakit
dari 8 penyakit yang terbanyak di ruangan gatot kaca.
6. Dari hasil analisa SWOT yang sudah diintervensi yaitu pengadaan jumlah leaflet
tentang 5 jenis penyakit yang belum ada di ruangan gatot kaca,sebagai sarana dalam
pelaksanaan edukasi kesehatan bagi pasien dan keluarga.
B. Saran
1. Pihak rumah sakit
a. Untuk membuat program edukasi kesehatan yang rutin untuk pasien dan
keluarga di ruangan gatot kaca.
55
c. Kepala ruangan Gatot kaca agar membuat program edukasi kesehatan bagi
pasien dan keluarga
56
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jd/article/view/22/8
Depkes RI, (2012). Standart Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Jakarta Direktorat
Pelayanan Keperawatan Depkes RI
Keliat, B.A., dkk (2012). Pedoman manajemen sumber daya manusia perawat ruang model
praktek keperawatan profesional rumah sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Makalah : tidak
dipublikasikan
Sudarsono, R.S. (2010). Berbagai model praktek keperawatan profesional di rumah sakit.
Makalah seminar dan semiloka MPKP II. Jakarta : tidak dipublikasikan
Swansburg & swansburg, (1999). introductory managemen and leaderships for nurses: An
Interactive text (2 ed.) Canada : Jones & Bartlett Publishers
57
DOKUMENTASI KEGIATAN
58
Before
After
59
60