Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PRAKTIK KLINIK PROFESI NERS

STASE MANAGEMENT DI RUANG GATOT KACA


RSUP DR. SITANALA TANGERANG

Disusun untuk memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners


Stase Keperawatan Manajemen

OLEH :
KELOMPOK 3
Eneng Intan Fatimah M 221030230340
Fatimah 221030230331
Fera Nurjanah 221030230332
Fitri Ahdayani 221030230537
Heniviona Sinaga 221030230333
Indah Pertiwi 221030230314

Dosen Pembimbing :
Ns. Ayamah, S. Kep., M. Kep

PROGRAM PROFESI NERS


STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Profesi (Ners) Stase
Manajemen Keperawatan di Ruang Gatot kaca RSUP Dr.Sitanala Tangerang dari tanggal 19
Desember sampai dengan 6 Januari 2022. Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan
Manajemen Keperawatan ini bertujuan untuk mengikuti dan memenuhi nilai Pendidikan
Profesi Ners pada Stase Manajemen Keperawatan.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ns. Riris Andriati, S.Kep, M.Kep selaku ketua STIKes Widya Dharma Husada dan yang
telah memberikan bimbingan kepada kami.
2. Ns. Ayamah, S.Kep, M.Kep., selaku pembimbing praktik Stase Managemen Profesi Ners
dan selaku ketua Koordinator mata ajaran Manajemen Keperawatan yang telah
meluangkan waktu untuk bimbingan.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menemui beberapa kesulitan dan hambatan. Kami
berharap, semoga Laporan Akhir Praktek Klinik Profesi (Ners) Stase Manajemen
Keperawatan ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dan menambah wawasan kita dalam
menerapkan perencanaan manajemen keperawatan, khusunya bagi kami sebagai penulis.
Laporan ini memang masih jauh dari sempurna, maka kami harapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Tangerang, 06 Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................…....i
Daftar Isi.................................................................................................................…...ii

BAB I Pendahuluan.................................................................................................…...1
A. Latar belakang..............................................................................................…...1
B. Tujuan Penulisan .........................................................................................…...2

BAB II Tujuan Teori...............................................................................................…...4


A. Input
1. Profil Ruangan………………………………………………………………..4
2. Denah Ruangan…………………………………………………………….....4
3. Struktur Organisasi Ruangan…………………………………………………5
4. Ketenagakerjaan Ruangan……………………………………………………6
5. Fasilitas Ruangan……………………………………………………………..7
B. Proses
1. Perencanaan…………………………………………………………………..9
2. Pengorganisasian………………………………………………………...…..14
3. Pengarahan…………………………………………………………………..15
4. Pengendalian………………………………………………………………...18
C. Output
1. Indikator mutu umum……………………………………………………….20
2. Audit dokumentasi…………………………………………………………..21
3. Indikator penyakit…………………………………………………………...23
4. Indikator pelayanan………………………………………………………….25
BAB III Analisa SITUASI
1. Analisis SWOT……………………………………………………………….…….27
2. Analisis data………………………………………………………………………..29
3. Perumusan masalah……………………………………………………….………..30
4. Perumusan alternatif penyelesaian masalah………………………………………..31
5. Plan Of Action (POA)……………………………………………………………...32

BAB IV Pembahasan………………………………………………………………………….33
A. Kesenjangan teori dan penyelesaian masalah..........................................................…..33

BAB V Penutup...................................................................................................................…..35
A. Kesimpulan..............................................................................................................…..35
B. Saran........................................................................................................................…..35

Daftar Pustaka

Lampiran Dokumentasi Kegia

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan


sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu
pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam
pengembangan ke masa depan.Perawat harus mau mengembangkan ilmu
pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan masyarakat,dan menjadi tenaga
perawat yang profesional.Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan
bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan
saling berkepentingan. Oleh karena itu inovasi dalam pendidikan
keperawatan, praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan
keprofesian merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam proses
profesionalitas. Proses profesionalitas merupakan proses pengakuan terhadap
sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secaraspontan oleh masyarakat,
maka dituntut untuk mengembangkan dirinya dalam sistem pelayanan
kesehatan.Perubahan – perubahan ini akan membawa dampak yang positif
seperti makin meningkatnya mutu pelayanan kesehatan atau keperawatan
yang diselenggarakan, makin sesuainya jenis dan keahlian tenaga kesehatan
atau keperawatan yang tersedia dengan tuntutan masyarakat bertambahnya
kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan. Oleh karena alasan-alasan di atas
maka pelayanan keperawatan harus di kelola secara professional, kerena itu
perlu adanya manajemen keperawatan.

Manajemen keperawatan harus diaplikasikan dalam tatanan pelayanan


kesehatan nyata yaitu Rumah Sakit sehingga perawat perlu memahami
konsep dan aplikasinya. Konsep yang harus dikuasai adalah konsep
manajemen keperawatan, perencanaan yang berupa strategi melalui
pengumpulan data, analisa dan penyusunan langkah-langkah perencanaan,

4
pelaksanaan model keperawatan professional dan melakukan pengawasan
serta pengendalian. Manajemen keperawatan merupakan suatu proses
keperawatan yang menggunakan konsep-konsep manajemen yang di
dalamnya meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Unsur-unsurnya dikelola
oleh seorang manajer yang meliputi orang, metode, materi, anggaran, waktu
dan pemasaran.

Manajemen keperawatan harus dapat di aplikasikan dalam tatanan pelayan


nyata di Rumah sakit, sehingga perawat bagaimana konsep dan aplikasinya
di dalamorganisasi keperawatan itu sendiri. Untuk lebih memahami arti dari
manajemen keperawatan maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa
yang di maksud dengan organisasi keperawatan, bagaimana tugas dan
tanggung jawab darimasing-masing personel di dalam organisasi yang
padaakhirnya akan membawa kita untuk lebih mengerti bagaimanakonsep
dasar dari manajemen keperawatan itu sendiri.

Dengan demikian kami mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners S1


Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Widya Dharma
Husada Tangerang, merasa perlu untuk mengkaji situasi dan kondisi Ruangan
Gatot kaca diharapkan dapat menemukan masalah untuk dicari solusinya,
sehingga dapat meningkatkan pelayanan dan asuhan keperawatan di Ruang
Perawatan Gatot kaca.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Setelah melakukan praktik keperawatan manajemen selama 3 minggu


mulai tanggal 19 Desember s/d 6 Januari 2022, calon praktisi keperawatan
mampu melakukan pengolahan manajemen asuhan dan manajemen unit
pelayanan di Ruang Perawatan Gatot kaca sesuai dengan konsep dan
langkah-langkah manajemen keperawatan.

2. Tujuan Khusus

5
1) Melakukan kajian situasi di Ruang Perawatan sebaga Gatot kaca untuk
menyusun strategi dan operasional unit.

2) Mengumpulkan data, menganalisis data dan memahami data masalah


dalam pengorganisasian pelaksanaan kegiatan keperwatan
3) Mengorganisasikan pelayanan keperawatan sesuai kondisi unit.
4) Melakukan implementasi sesuai dengan rancangan strategis dan
operasional.
5) Melakukan fungsi control dan evaluasi program
3. Cara Pengumpulan Masalah

Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi


masalah dilakukan dengan metode:

a. Observasi, dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan,


proses pelayanan, inventaris ruangan, sarana prasarana dan asuhan
keperawatan yang langsung dilakukan kepasien.
b. Wawancara, dilakukan kepala ruangan, perawat dan keluarga pasien
untuk mengumpulkan data tentang proses orientasi pasien baru dan
pelayanan pasien.
c. Studi Dokumentasi, Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data
mengenai karakteristik pasien, ketenagaan, dokumentasi proses
keperawatan, manajemen ruangan, prosedur tetap ruangan, dan
inventaris ruangan.
4. Manfaat Penulisan

a. Bagi Instansi Rumah Sakit


1) Memberikan kontribusi terhadap pengembangan mutu pelayanan
dan mutu asuhan keperawatan melalui manajemen keperawatan
khususnya di Ruang Perawatan Gatot kaca RSUP Dr.Sitanala bagi
perawat atau tenaga kesehatan lainnya.

6
2) Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau alternative
dalam menjalankan profesionalisme di lahan praktek guna
meningkatkan mutu pelayanan dan mutu asuhan keperawatan.
b. Bagi Mahasiswa
1) Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dengan menerapkan
teori manajemen keperawatan secara langsung pada tatanan unit
pelayanan yang ada.
2) Untuk mengaplikasikan dan meningkatkan keterampilan dalam
manajemen keperawatan.

7
BAB II
TUJUAN TEORI

A. Input
1. Profil Ruangan
Ruang gatot kaca merupakan salah satu ruangan yang berada di RSUP
Sitanala yang berada di lt 2, ruang gatot kaca adalah ruang rawat inap
yang terdiri dari 23 ruangan, dan terbagi ruangan VIP ruangan kelas 2,
dan kelas 3 dimana perruangan VIP terdapat 1 bed, 1 televisi, 1,
kulkas, 1 meja, 1 sofa, 1 kamar mandi dan ac. Dan untuk kelas 2&3
terdapat 1 Tv, 1 ac, 1 kamar mandi, 1 troli meja makan, dan setiap bed
memiliki privasi yang cukup dimana setiap bed terdapat tirai. Ruang
gatot kaca juga memberikan perawatan bagi pasien laki-laki,
perempuan, anak-anak hingga lansia.

8
2. Denah Ruangan

9
3. Stuktur Organisasi Ruangan

KA. Ruangan
Darni Nur Indah sari, S. Kep. Ners

Wakil karu
Umi Kulsum, S. Kep., Ners

Hidayatul Soleh, S. Kep., Ria Shanty, S.Kep. Ners Eka Surya Rahayu.
Ners Lilis Suryani. AMK AMK

1. Nurazizah, AMK 1. Rohayati, AMK 1. Ilham. P, AMK 1. Sartika. K , AMK


2. Sukmawati, AMK 2. Rebecca. L, AMK 2. Deti. K, AMK 2. Siti. M. S, AMK
3. Syahrizal, AMK 3. Yuli Astari, AMK 3. Heni Subekti, AMK 3. Bambang Sugiharto,
4. SriHartini, AMK 4. Siti Nurkamal, AMK S.Kep,. Ners

10
4. Ketenaga Kerjaan Ruangan

No Nama Pegawai Jenjang karir Jabatan

1 Darni Nur Indah sari S. Kep., Ners Ka Ruangan

2 Umi Kulsum S. Kep., Ners Wa Karu

3 Hidayatul Soleh S. Kep., Ners KaTim

4 Lilis Suryani AMK Katim

5 Ria Shanty, S. Kep., Ners Katim

6 Eka Surya Rahayu AMK Pelaksana

7 Nurazizah, AMK Pelaksana

8 Sukmawati AMK Pelaksana

9 Syahrizal AMK Pelaksana

10 Sri Hartini AMK Pelaksana

11 Rohayati AMK Pelaksana

12 Rebecca. L AMK Pelaksana

13 Yuli Astari AMK Pelaksana

14 Siti Nurkamal AMK Pelaksana

15 Sartika Kumar AMK Pelaksana

16 Siti. M. S AMK Pelaksana

17 Bambang Sugiharto S. Kep., Ners Pelaksana

18 Ilham Purbarani AMK Pelaksana

19 Deti Kurniati AMK Pelaksana

20 Heni Subekti AMK Pelaksana

11
Jam dinas terbagi menjadi 3 shif yaitu :

1. Dinas pagi 07.30- 14.30 WIB

2. Dinas siang 14.30- 21.30 WIB

3. Dinas malam 21.30 – 07.30 WIB

5. Fasilitas Ruangan

JENISBARANG/ JUMLAH KONDISI

NO NAMA BARANG BARANG KET

BARANG

RUANG NURSE STATION

1 Komputer 3 Baik

2 Telephone 2 Baik

3 Jam dinding 1 Baik

4 Keyboard 3 Baik

5 Mouse 3 Baik

6 Cpu 3 Baik

7 Printer 2 Baik

8 Pembolong kertas 1 Baik

12
9 Penggaris dan Gunting hitam 3 Baik

10 Strapless 3 Baik

11 Reflex humer 1 Baik

12 Senter penlight 2 Baik

13 Pensil 1 Baik

14 Pulpen 5 Baik

15 Tip ex 1 Baik

16 Stampel PEWS, stempel resep 1 Baik

pulang, stempel utama, stempel

discharge , Stempel Konfirmasi

17 Lampu baca rontgen 1 Baik

KAMAR PERAWAT

1 AC 1 Baik

2 Kaca 1 Baik

3 Kulkas 1 Baik

4 Temperatur Suhu 1 Baik

5 Dispenser gallon 1 Baik

6 lemari Kabinet besi 3 Baik

13
7 Tempat Sampah non medis 1 Baik

8 Troli 1 Baik

9 Meja ½ biro 1 Baik

10 Sofa 3 Baik

11 Mukena + sejadah 1 Baik

12 Stopkontak 1 Baik

13 Wastafel 1 Baik

14 Toilet 1 Baik

KAMAR TINDAKAN

1 Bak instrument 2 Baik

2 Troli 4 Baik

3 Troli Obat 3 Baik

4 Tromol kecil 2 Baik

Tromol sedang 2

Tromol Besar 1

5 Glukometer 1 Baik

6 Seftybox 2 Baik

14
7 Kulkas obat 1 Baik

8 Troli obat high alert 1 Baik Posisi

terkunci

9 Timbangan digital 2 Baik

10 Timbangan manual 1 Baik

11 Stetoskop 4 Baik

12 Tempat sampah medis 1 Baik

13 Tempat sampah non medis 1 Baik

14 Wadah limbah botol infus 1 Baik

15 Temperature suhu ruangan 1 Baik

16 Handsanitizer 1 Baik

17 Tempat linen infeksius 1 Baik

18 Tempat linen non infeksius 1 Baik

19 Kursi roda 5 Baik

20 Mortar penghalus obat 1 Baik

21 Hazmat 2 Baik

22 Apron plastic 1 Baik

23 APAR 2 Baik

15
24 Medical recording chart paper 5 Baik

25 Handscond 10 box Baik

26 Masker 5 box Baik

27 Nurse cap 1 box Baik

28 N95 mask 2 box Baiik

29 Alcohol swab 5 box Baik

30 Infus pump 2 Baik

31 Handscond streil 1 Baik

32 Handwash 1 Baik

33 AC 1 Baik

34 Washtafel 1 Baik

35 Kaca 1 Baik

36 Monitor 2 Baik

37 Lampu Tindakan 2 Baik

38 Suction mobile 1 Baik

39 Oximetri 1 Baik

40 Nebulezer 2 Baik

16
41 Box darah 3 Baik

42 Vena viewer 1 Baik

17
B. Proses

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang melibatkan proses


pengaturan tujuan , menetapkan strategi yang dipakai untuk mencapai
tujuan tersebut dan menggembangkan rencana – rencana untuk
mengintrgrasi dan mengoordinasikan kegiatan – kegiatan yang akan
dilakukan, Mamduh Hanafi(2019:11)

Perencanaan merupakan fungsi dasar management. Perencanaan dalam


keperawatan merupakan upaya dalam meningkatkan profesionalisme
pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan keperawatan dapat
dipertahankan bahkan ditingkatkan. Dengan melihat pentingnya fungsi
perencanaan, dibutuhkan perencanaan yang baik dan profesional.
Perencanaan yang baik harus berdasarkan sasaran, bersifat sederhana,
mempunyai standar, fleksibel, seimbang, dan menggunakan sumber-
sumber yang tersedia terlebih dahulu secara efektif dan efisien
(Swansburg, 1993 dalam Hadinto Ariel dkk, 2016). Perencanaan adalah
sejumlah keputusan yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu
tujuan tertentu (Hasibuan, 2010 dalam Hadinto Ariel dkk, 2016).

Perencanaan di ruang Gatot Kaca adalah kegiatan perencanaan yang


melibatkan seluruh perawat ruang Gatot Kaca mulai dari kepala
ruangan, ketua tim dan anggota tim/perawat pelaksana. Perencanaan
yang disusun oleh perawat yang terlihat di ruang Gatot Kaca
disesuaikan dengan peran dan fungsi masing-masing :

a. Perencanaan di ruang Gatot Kaca


Kegiatan pelayanan asuhan keperawatan di ruang Gatot Kaca

18
mengunakan metode tim, yang tediri dari 2 tim, 1 tim terdiri dari
1 karu, 1 katim, 1 asosiet, dan 1 tim lagi terdiri dari 1 katim , dan
2 asosiet. Pelayanan di ruang gatot kaca mempunyai perumusan
visi, misi, filosofi, kebijakan dan standar kerja.
1) Perumusan visi, misi, filosofi,
Kegiatan di ruang Gatot Kaca meliputi perumusan filosofi,
visi, misi, dan tujuan.
(a) Filosofi
Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Dr.Sitanala
merupakan pindahan dari Leprosarium Lenteng
Agung. Pada 28 juli 1951 RSUP Dr. Sitanala
didirikan oleh Departemen Kesehatan RI dengan
nama “Pusat Rehabilitasi Kusta Sewan”, karena
lokasinya di Desa Karangsari Kampung Sewan,
diresmikan oleh Ny.Rahmi Hatta selaku ibu wakil
presiden RI pertama dan untuk menghargai jasa
seorang dokter yang pertama kali menangani
penderita kusta, yaitu Dr.J.B. Sitanala dari Maluku,
maka pada tahun 1962 pusat rahabilitasi kusta sewan
dirubah namanya menjadi “Pusat Rehabilitasi
Sitanala” oleh Menteri Kesehatan RI saat itu Prof.
Dr.Satrio, dan pada perkembangan selanjutnya
menjadi Rumah Sakit Kusta Dr.Sitanala Tangerang
dengan KeMenKes RI Nomor 140, tah978. RSK Dr.
Sitanala Tangerang merupakan Unit Pelaksana
Teknis (UPT) dilingkungan kementerian Kesehatan
R.I berada di bawah tanggung jawab kepada
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. RSK
Dr.Sitanala Tangerang sebagai salah satu unit
pelaksana teknis (UPT) Kementerian Kesehatan

19
Republik Indonesia mempunyai tugas dan fungsi
melaksanakan pelayanan kesehatan dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
pelayanan, pendidikan, penelitian dan
pengembangan dibidang kesehatan khususnya
kesehatan kusta. RSK Dr.Sitanala dalam
perkembangannya memberikan pelayanan kesehatan
baik penderita kusta maupun pasien umum dan saat
ini sudah ditetapkan sebagai rumah sakit PK-BLU
sejak 5 Januari 2010 sesuai keputusan Menteri
Keuangan Nomor 4/KMK.05/2010
(b) Visi
Menjadi RSUP Terpercaya dalam Pelayanan
kesehatan Kompherensif Berstandar Nasional

(c) Misi

- Menyelenggarakan pelayanan Prima, Responsif


dan berorientasi pada keselamatan pasien

- Meningkatkan Penggunaan Sistem Teknologi


Informasi, IPTEK Kedokteran dan Kesehatan
Secara Berkesinambungan

- Melaksanakan Pendidikan, Penelitian dan


Pengabdian Masyarakat.

- Mewujudkan RS yang Nyaman, Aman dan Ramah


Lingkungan

- Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang efisien,


transparan dan akuntabel
(d) Tujuan Unit Keperawatan
- Melangsungkan pelayanan yang optimal baik

20
dalam keadaan biasa mauapun dalam keadaan
gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien
maupun fasilitas yang tersedia.
- Menyelenggarakan kegiataan pelayanan
profesional berdasarkan prosedur keperawatan
dan etika profesi.
- Melaksanakan KIE (Komunikasi Informasi
Edukasi) mengenai obat
- Menjalankan pengawasaan obat berdasarkan
aturan-aturan yang berlaku.
- Melakukan dan memberikan pelayanan
bermutu melalui analisa, telaah evaluasi
pelayanan.
- Mengadakan penelitiaan di bidang Keperawatan
dan peningkatan metode.
2) Jenis Perencanaan yang diterapkan di ruang Gatot Kaca

Jenis perencanaan yang diterapkan di ruang Gatot Kaca adalah


perencanaan jangka pendek yang terdiri dari rencana harian,
bulanan dan tahunan.
(a) Rencana Harian

Rencana harian adalah rencana aktifitas pada tiap shift yang


dilakukan oleh perawat asosiet/perawat pelaksana, perawat
primer/ketua tim dan kepala ruangan. Rencana harian dibuat
sebelum operan dilakukan dan dilengkapi pada saat operan
dan pre conference.
(a) Rencana harian kepala ruangan

Isi kegiatan harian kepala ruangan meliputi semua


kegiatan yang dilakukan oleh seluruh SDM yang ada
di ruangan dalam rangka menghasilkan pelayanan

21
asuhan keperawatan yang berkualitas. Kepala
ruangan harus mengetahui kebutuhan ruangan dan
mempunyai hubungan keluar dengan unit yang terkait
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Demikian pula
dengan asuhan keperawatan, kepala ruangan sebagai
narasumber utama atau konsultan untuk menjamin
terlaksananya asuhan keperawatan pada semua tim di
ruangan.

Berikut isi rencana harian kepala ruangan meliputi :


- Asuhan keperawatan
- Supervisi Katim dan perawat pelaksana
- Supervisi tenaga selain perawat dan Kerja sama
dengan unit yang terkait kegiatan tersebut
meliputi :
- Pre conference dan post conference
- Mengecek SDM dan sarana prasarana
- Melakukan interaksi dengan pasien baru
atau pasien yang memerlukan perhatian
khusus
- Melakukan supervise pada ketua
tim/perawat pelaksana
- Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-
rapat terstruktur /insidentil
- Mengecek ulang keadaan pasien, perawat,
lingkungan yang belum teratasi
- Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan
asuhan keperawatan untuk pagi,sore,malam
sesuai tingkat ketergantungan pasien

(b) Rencana Harian Ketua Tim

22
Isi rencana harian ketua tim antara lain adalah:
- Penyelenggaraan asuhan keperawatan pada
pasien di timnya diantaranya membuat
diagnose keperawatan , rencana keperawatan
dan mendokumentasikan asuhan keperawatan
- Melakukan supervisi perawat pelaksana untuk
menilai kompetensi secara langsung dan tidak
langsung, serta on the job trainning yang
dirancang,
- Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan
lainnya.
- Di Gatot Kaca terdapat tiga shift, shift pagi,
shift siang , dan shift malam. Diantaranya shif
pagi 4 anggota tim (karu, wakaru, katim, dan
perawat pelaksana). Shif sore 3 anggota (1
katim, 2 perawat pelaksana). Shift malam 3
anggota (1 katim, 2 pelaksana)
- Menjelaskan isi operan

(c) Rencana Harian Perawat Pelaksana

Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan


keperawatan untuk sejumlah klien yang dirawat pada
shif dinasnya. Perawat pelaksana akan membuat
rencana yang ditujukan pada tindakan keperawatan
untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift
dinasnya. Kegiatan tersebut meliputi :

- Operan

- Mengikuti Pre conference dan post


conference

23
- Melaksanakan tindakan asuhan
keperawatan

(b) Rencana Bulanan

Ketua tim dan kepala ruangan membuat rencana bulanan


berhubungan dengan peningkatan asuhan keperawatan dan
pelayanan keperawatan.

(a) Rencana Bulanan Kepala Ruangan

Setiap akhir bulan kepala ruangan melakukan


evaluasi hasil ke empat pilar dan berdasarkan hasil
evaluasi tersebut, kepala ruangan akan membuat
rencana tindak lanjut dalam rangka peningkatan
kualitas hasil. Dalam fungsi perencanaan, kepala
ruangan membuat laporan tentang evaluasi rencana
harian yang dibuat oleh ketua tim dan perawat
pelaksana.
Kegiatan yang termasuk rencana bulanan karu
- Membuat jadwal dan memimpin case conference
- Membuat jadwal dan memimpin pendidikan
kesehatan kelompok keluarga
- Membuat jadwal dinas
- Membuat jadwal memimpin rapat bulanan
perawat
- Membuat jadwal dan memimpin rapat tim
kesehatan
- Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja
ketua tim dan perawat pelaksana
- Melakukan audit dokumentasi
- Membuat laporan bulanan

(b) Rencana Bulanan Ketua Tim

24
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi
tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan didalam
timnya yaitu askep dan kinerja perawat pelaksana.
Berdasarkan hasil tersebut, dibuat rencana tindak
lanjut untuk perbaikan pada bulan berikutnya. Ketua
tim membuat laporan evaluasi rencana kegiatan harian
asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
pelaksana dan melaporkan hasil audit asuhan
keperawatan serta melakukan perbaikan asuhan
keperawatan dengan merencanakan diskusi langsung.

Kegiatan-kegiatan yang mencakup rencana bulanan


katim adalah:
- Mempersentasikan kasus dalam case conference
- Memimpin pendidikan kesehatan kelompok
keluarga
- Melakukan supervisi perawat pelaksana.

(c) Rencana tahunan

Setiap akhir tahun kepala ruang melakukan evaluasi hasil


kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan
rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan
berikutnya.
Rencana kegiatan tahunan mencakup :

(a) Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang


kinerja Gatot Kaca baik proses kegiatan (aktifitas
yang dilakukan dari 4 pilar praktek profesioanal)
serta evaluasi mutu pelayanan.

(b) Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota


masing-masing tim

(c) Penyegaran terkait dengan edukasi kepada perawat

25
Gatot Kaca

(d) Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi


peningkatan jenjang karir perawat (pelaksana
menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi
untuk melajutkan pendidikan formal, membuat
jadual untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang melibatkan


pengaturan dan penataan pekerjaan tentang apa yang dilakukan dan
siapa yang melakukan pekerjaan tersebut untuk mencapai tujuan
organisasi. Mamduh Hanafi(2019:11)

Pengorganisasian adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk


menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh
organisasi dan memanfaatkanya secara efisien untuk mencapai
tujuan organisasi dengan mengintegrasikan semua sumber daya
(potensi) yang dimiliki oleh sebuah organisasi, Dalam sistem
kerjasama secara jelas diatur siapa menjalankan apa, siapa
bertanggung jawab atas siapa, arus komunikasi dan memfokuskan
sumber daya pada tujuan, Pengorganisasian di ruangan perawatan di
ruang Gatot Kaca menggunakan pendekatan sistem/metode antara
lain adalah pembuatan struktur organisasi, daftar dinas dan daftar
pasien.
1) Struktur organisasi

Pengorganisasian di ruangan Gatot Kaca menggunakan metode


penugasan tim. SDM perawat diorganisasikan dengan
menggunakan metode penugasan perawat primer dan tim
keperawatan yang dimodifikasi. Perawat dibagi dalam tim sesuai

26
dengan jumlah pasien di ruangan. Jumlah pasien untuk tiap tim
6- 10 orang, dan jumlah perawat antara 3-4 orang, untuk itu akan
dibuat struktur organisasi daftar dinas dan daftar pasien. Struktur
organisasi Ruang Gatot Kaca menggunakan sistem penugasan
Tim keperawatan. Ruang Gatot Kaca dipimpin oleh kepala ruang
yang membawahi dua atau lebih ketua tim. Ketua tim berperan
sebagai perawat primer membawahi beberapa perawat pelaksana
yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh
kepada sekelompok klien. Mekanisme pelaksanaan
pengorganisasian di ruang Gatot Kaca :

- Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 tim


dan tiap tim masing – masing di ketuai oleh seorang ketua
tim yang terpilih

- Kepala ruangan bekerja sama dengan ketua tim mengatur


jadwal dinas (pagi,sore, malam)\

- Kepala ruangan membagi pasien untuk masing – masing tim

- Apabila suatu ketika satu tim kekurangan perawat pelaksana


karena kondisi tertentu. Kepala ruangan dapat memindahkan
perawat pelaksana dari tim ke tim yang membutuhkan
anggota

- Kepala ruangan menunjuk penanggung jawab shift sore,


malam, dan pagi karena seuatu hal kepala ruangan yang
tidak bertugas. Untuk itu yang dipilih adalah perawat yang
paling kompeten dari perawat yang ada. Sebagai pengganti
kepala ruangan adalah ketua tim, sedangkan jika ketua tim
berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota tim (perawat
pelaksana) yang paling kompeten di antara anggota tim.

- Ketua tim menerapkan perawat pelaksana untuk masing –


masing pasien

27
- Ketua mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien baik yang diterapkan oleh dirinya maupun
oleh perawat pelaksana anggota timnya

- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dilakukan oleh ketua


tim.bila ketua tim karena suatu hal tidak sedang bertugas
maka tanggung jawabnya didelegasikan kepada perawat
paling kompeten yang ada di dalam tim

- Masing – masing tim memiliki buku komunikasi

- Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan


kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
Uraian tugas masing-masing personil diatas antara lain adalah :
a) Kepala ruangan
(1) Membuat rencana tahunan, bulanan, mingguan dan
harian.
(2) Mengorganisir pembagian tim dan pasien
(3) Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada
di ruangannya,
(4) Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang
ada di ruangannya,
(5) Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim
kesehatan yang lainnya,
(6) Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di
ruangannya, kemudian menindak lanjutinya,
(7) Mewakili Gatot Kaca dalam koordinasi dengan unit kerja
lainnya.

b) Ketua tim
(1) Membuat rencana tahunan, bulanan, mingguan dan
harian.
(2) Mengatur jadual dinas timnya yang dikoordinasikan

28
dengan kepala ruangan,
(3) Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi asuhan keperawatan bersama-sama anggota
timnya.
(4) Memberi pengarahan pada perawat pelaksana tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan,
(5) Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan,
(6) Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi
tanggungjawab timnya,
(7) Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan.

c) Perawat pelaksana

(1) Membuat rencana harian asuhan keperawatan yang


menjadi tanggungjawabnya.

(2) Melaksanakan asuhan keperawatan dengan melakukan


interaksi dengan pasien dan keluarganya

(3) Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua


tim.

3. Pengarahan

Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada staff agar


mereka mampu bekerja secara optimal dalam melaksnaakan tugas-
tugasnya sesuai dengan ketrampilan yang mereka miliki. Pengarahan
ini termasuk didalamnya adalah kejelasan komunikasi,
pengembangan motivasi yang efektif. Pelaksanaan (actuating)
merupakan fungsi yang paling fundamental dalam manajemen, karena
merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar
semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai terbawah,
berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah

29
ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar. Memang diakui
bahwa usaha- usaha perencanaan dan pengorganisasian bersifat vital,
tetapi tidak akan ada output konkrit yang akan dihasilkan sampai kita
mengimplementasi aktivitas-aktivitas yang diusahakan dan yang
diorganisasi. Untuk maksud itu maka diperlukan tindakan
pengawasan (actuating) atau usaha untuk menimbulkan action.
Pengarahan di ruang perawatan dapat dilakukan dalam beberapa
kegiatan yaitu program motivasi, manajemen konflik, pendelegasian,
supervisi dan komunikasi efektif.

a. Program motivasi

Program motivasi dimulai dengan membudayakan cara berfikir


positif bagi setiap SDM dengan mengungkapkannya melalui
pujian (reinforcement) pada setiap orang yang bekerja bersama-
sama. Kebersamaan dalam mencapai visi, dan misi merupakan
pendorong kuat untuk fokus pada potensi masing-masing
anggota.
b. Manajemen konflik

Konflik diindikasikan sebagai suatu kelemahan manajemen pada


suatu organisasi yang harus dihindari. Keharmonisan suatu
organisasi sangat diharapkan, tetapi konflik selalu akan
merusaknya. Konfliks sebenarnya dapat dihindari dengan
mengarahkan staf kepada tujuan yang jelas dalam melaksanakan
tugas dan memfasilitasi agar staf dapat mengekspresikan
ketidakpuasannya secara langsung, sehingga masalah tidak
menumpuk dan bertambah banyak (Nursalam,2014).

Penerapan manjemen konflik di ruangan Gatot Kaca


menggunakan pendekatan pnyelesaian masalah, yaitu dengan cara
mengkomunikasikan masalah yang terjadi.
c. Supervisi/ Pengawasan

30
Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai
tujuan. tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan
pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan,
dan kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas (Nursalam,
2014).
Supervisi dilakukan oleh kepala ruangan sesuai jadwal bulanan yang
telah dibuat. Supervisi dilakukan oleh kepala ruangan secara langsung
kepada ketua tim dan ketua tim secara langsung melakukan supervisi
kepada perawat pelaksana Kepala ruangan memberikan umpan balik
pada saat supervisi dengan cara memberikan penjelasan tentang hasil
supervisi, memberikan reward kepada staf yang berprestasi dan
punishment kepada staf yang kurang disiplin, serta memotivasi staf
untuk bekerja lebih baik
a. Pengendalian
Pengendalian yang mencakup pengawasan, perbandingan dan
mengoreksi performa kerja untuk memastikan semua kegiatan berjalan
sesuai dengan yang telah direncanakan. Mamduh Hanafi(2019:11)
Pengendalian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain agar
aktifitas organisasi tetap berjalan. Pendelegasian dilaksanakan melalui
proses sebagai berikut :
a. Buat rencana tugas yang perlu dituntaskan

b. Identifikasi ketrampilan dan tingkat pendidikan yang diperlukan


untuk melaksanakan tugas
c. Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikan

d. Komunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa


tujuaanya
e. Buat batasan waktu dan monitor penyelesaian tugas

f. Jika bawahan tidak mampu melaksanakan tugas karena


menghadapi masalah tertentu, manajer harus bisa menjadi model

31
peran dan menjadi narasumber untuk menyelesaikan masalah yang
terjadi.

g. Evaluasi kinerja setelah tugas selesai

h. Pendelegasian terdiri dari tugas dan kewenangan

Penerapan delegasi di Gatot Kaca di sini dalam bentuk pendelegasian


tugas oleh kepala ruangan kepada ketua tim dan ketua tim kepeda
perawat pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme
pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas dilakukan
secara berjenjang yang penerapanya dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
pendelegasian terencana dan pendelegasian insidentil.

a. Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara


otomatis terjadi sebagai konsekuensi sistem penugasan yang
diterapkan di ruang Gatot Kaca. Bentuknya antara lain adalah :
- Pendelegasian tugas kepala ruangan kepada ketua tim untuk
menggantikan tugas sementara tugas kepala ruang karena
alasan tertentu.
- Pendelegasian tugas kepala ruangan kepada penanggung
jawab shif.
- Pendelegasian ketua tim kepada perawat pelaksana dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan.
b. Pendelegasian insidentil, yang terjadi apabila salah satu personil
ruang Gatot Kaca berhalangan hadir , sehingga pendelegasian
tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur
pendelegasian adalah kepala seksi perawatan, kepala ruangan,
ketua tim atau penanggung jawab shif dan tergantung pada
personil yang berhalangan.
Mekanisme yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Bila kepala ruangan berhalangan, kepala seksi menunjuk

32
salah satu ketua tim untuk menggantikan tugas kepala ruang
2) Bila ketua tim berhalangan hadir, maka kepala ruangan
menunjuk salah satu anggota tim (perawat pelaksana)
menjalankan tugas ketua tim
3) Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir,
sehingga satu tim kekurangan personil maka kepala ruangan
berwenang memindahkan perawat pelaksana dari tim lain
masuk tim yang kekurangan personiltersebut atau katim
melimpahkan pasien kepada perawat pelaksana yang hadir.
Prinsip pendelegasian tugas di Gatot Kaca antara lain adalah :

1) Pendelegasian tugas harus menggunakan format


pendelegsaian
2) Personil yang menerima pendelegasian adalah personel
yang berkompeten dan setara dengan kemampuan yang
digantikan tugasnya
3) Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara
verbal, terinci dan tertulis
4) Pejabat yang mengatur pendelegasian wajib memonitor
pelaksanaan tugas dan menjadi rujukan bila ada kesulitan
yang dihadapi
5) Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas
yang sudah dilaksanakan dan hasilnya

C. Output

1. Indikator mutu umum RD

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk


mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah
sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap:
a. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
BOR menurut Huffman (1994) adalah the ratio of patient service

33
days to inpatient bed count days in a period under consideration.
Sedangkan menurut Depkes RI (2015), BOR adalah prosentase
pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini
memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan
tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI, 2015).
Rumus :

Rumus :

(jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100%

(jumlah tempat tidur × jumlah hari dalam satu periode)

Dari ruang Gatot Kaca BOR yang didapatkan per bulan


Desember adalah:

1200 x 100%

40 x 31

1200 x 100%

1240

= 97%

= 97% (Maka BOR yang di dapatkan diruang Gantot


Kaca ialah 97%)

b. LOS
AVLOS (Average Lengt Of Stay) = rata jumlah pasien keluar *
periode * jumlah hari perawatan. Angka yang menunjukkan rata-
rata  lamanya seorang pasien dirawat, AVLOS ideal = 3 -12 hari.

Dari ruang Gatot Kaca LOS yang didapatkan per bulan Desember
adalah:

7 X3

34
3 HARI X 63
=154
63
=2,4 % (Maka LOS yang di dapatkan diruang Gatot Kaca adalah
2,4%)

c. TOI
TOI (Turn Over Interval) = (jumlah kapasitas tempat tidur – rata
jumlah pasien keluar) * periode / jumlah hari perawatan. Rata-rata 
jumlah hari sebuah tempat tidur tidak terisi, yaitu waktu antara
sebuah tempat tidur ditinggalkan pasien sampai dengan saat
ditempati lagi oleh pasien lain berikutnya, TOI ideal = 1 – 3 hari.

Dari ruang Gatot Kaca TOI yang didapatkan per bulan


Desember adalah:
26 X 30 – 4HARI
63
=12,3 (Maka LOS yang di dapatkan diruang Gantot Kaca
adalah 12,3%).
d. BTO
BTO (Bed Turn Over) = jumlah hari perawatan / jumlah kapasitas
tempat tidur. Angka yang menunjukkan tingkat penggunaan sebuah
tempat tidur, rata-rata jumlah pasien yang menggunakan setiap
tempat tidur dalam tahun yang bersangkutan. BTO ideal => 30
kali.

Dari ruang Gantot Kaca BTO yang didapatkan per bulan


Desember adalah:
63
26
= 2,4%
=2,4% (Maka BTO yang di dapatkan diruang Gatot Kaca ialah

35
2,4%)

2. Audit dokumentasi (intrument)

36
JENIS BARANG/ JUMLAH KONDISI
NO BARANG BARANG KET
NAMA BARANG

RUANG NURSE

1 Bak Instrumen Kecil 0

2 Bak Instrumen Besar 0 Baik

3 Bak Instrumen Sedang 3

4 Lampu Baca Rontgen 1 Baik

5 Nebulizer 3 Baik

6 Suction 1 Baik

7 Pen Light 1 Baik

8 Timbangan 3

9 Lemari Alkes 1 Baik

10 Lemari B3 1 Baik

11 Box Sample ke Laboratorium 3 Baik

12 Sarung Tangan Karet 10 box Baik

13 Kaca Mata Pelindung 4 Baik

14 Box APD 1 Baik

15 Infus Pump 3 Baik

16 vein viewer 1 Baik

17 Central Monitor CCTV 1 Baik

KAMAR PERAWAT

1 AC 1 Baik

2 Kaca 1 Baik

3 Kulkas+ 1 Baik

4 Temperatur Suhu 3 Baik

5 Kursi Hitam Bereoda 3 Baik

6 Lemari arsip besi (lemari Kabinet) 1 Baik

7 Meja bundar 1 Baik


37
8 Lemari obat 3 Baik

9 Meja ½ biro 2 Baik


3. Indkator penyakit

a. Dengue Hemoragie Fever

Merupakan salah satu penyakit dengan jumlah kasus yang

cenderung meningkat setiap tahun. Menurut data Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia tahun 2020, terdapat 95.893

kasus demam berdarah di seluruh Indonesia, dengan 661 kasus

di antaranya berakhir dengan kematian. Demam berdarah

terbagi menjadi 2 jenis, yakni demam dengue (Dengue Fever)

dan demam berdarah dengue (Dengue Hemorrhagic Fever).

Perbedaan antara kedua jenis demam berdarah tersebut adalah

adanya kebocoran pembuluh darah pada demam berdarah

dengue, sedangkan pada demam dengue tidak. Demam berdarah

umumnya menyerang anak-anak berusia kurang dari 15 tahun,

tetapi juga bisa terjadi pada orang dewasa.

Gejala demam berdarah yang paling umum dijumpai adalah

demam yang disertai dengan sakit kepala, hilang nafsu makan,

mual dan muntah. Kondisi ini juga dapat ditandai dengan ruam

kemerahan, nyeri di bagian belakang mata, nyeri otot, dan

pembengkakan pada kelenjar getah bening. Penderita demam

berdarah umumnya sembuh sekitar 1 minggu kemudian.

Namun, pada beberapa kasus, kondisi penderita dapat

38
memburuk dan bisa berakhir dengan syok.

b. Dekubitus

Luka dekubitus adalah luka dikarenakan kerusakan struktur

anatomis dan fungsi kulit normal akibat dari tekanan

eksternal yang berhubungan dengan penonjolan tulang dan

tidak sembuh dengan urutan dan waktu biasa. Berdasarkan

laporan Triwulan IV 2022, angka kejadian Dekubitus pada

bulan September 2022 dengan kunjungan 20171 pasien

didapatkan 2 pasien (0,10%) dekubitus, bulan Oktober 2022

dengan kunjungan 7233 pasien dan bulan November 2022

dengan kunjungan 6991 pasien didapatkan angka kejadian

dekubitus 0%.

c. Hipertensi

Hipertensi merupakan penyakit yang tidak hanya terjadi pada

orangtua atau dewasa, tetapi juga dapat terjadi pada anak dan

remaja. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang paling

sering terjadi pada manusia dan diperkirakan prevalensinya

lebih dari satu miliar di seluruh dunia. Prevalensi hipertensi

pada anak, khususnya usia sekolah, mengalami peningkatan.

Hal ini mungkin disebabkan meningkatnya prevalensi obesitas

pada kelompok usia tersebut. Prevalensi hipertensi lebih banyak

pada anak laki-laki (15%-19%) dibandingkan dengan anak

39
perempuan (7%-12%). Hipertensi lebih banyak ditemukan pada

Ras Hispanik dan Negro dibandingkan dengan kulit putih.

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi atas primer dan

sekunder. Penyebab hipertensi pada anak, terutama masa

preadolesens, umumnya adalah sekunder. Penyakit parenkim

ginjal merupakan bentuk yang paling banyak ditemukan pada

anak (60-70%) di antara penyebab hipertensi sekunder lainnya,

sedangkan pada usia remaja penyebab tersering hipertensi

adalah primer, yaitu sekitar 85-95%.

Hipertensi yang bersifat akut dan berat pada anak, terutama usia

sekolah, disebabkan oleh glomerulonefritis, sedangkan

hipertensi kronik terutama disebabkan oleh penyakit parenkim

ginjal.

d. Diabetes mellitus (DM)

Diabetes mellitus adalah kondisi kronis yang terjadi karena

peningkatan kadar gula darah dalam tubuh disebabkan karena

tubuh tidak dapat menghasilkan insulin atau tidak dapat

menggunakan insulin secara efektif. Diabetes

mellitusmerupakan penyakit multifaktorial dengan komponen

genetik dan lingkungan yang sama kuat dalam proses timbulnya

penyakit tersebut. Pengaruh faktor genetik terhadap penyakit ini

dapat terlihat jelas dengan tingginya penderita diabetes yang

berasal dari orang tua yang memiliki riwayat diabetes

40
mellitus sebelumnya. Diabetes mellitus tipe 2 sering juga

disebut diabetes life style. Jika telah berkembang penuh secara

klinis maka diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia

puasa dan postprandial, aterosklerosis dan penyakit vascular

mikroangiopati.

41
3. Indikator pelayanan

Indikator Pelayanan Mutu Kesehatan Dan Keperawatan Depkes

RI(2021) Menetapkan indicator mutu pelayanan kesehatan

sebagai berikut :

1. Indikator yang mengacu pada aspek medis.

2. Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi

RS.Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien.

3. Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasaan

pasien.

Depkes RI (2012) menetapkan indikator mutu pelayanan

keperawatan meliputi:

1. Keselamatan pasien

Pasien aman dari kejatuhan, dekubitus, kesalahan

pemberian obat dan cidera akibat restrain.

2. Perawatan diri

Kebersihan dan perawatan diri merupakan kebutuhan

dasar manusia yang harus terpenuhi agar tidak

menimbulkan masalah lain, misalnya penyakit kulit, rasa

tidak nyaman, infeksi saluran kemih, dan lain- lain.

3. Kepuasan pasien

Tingginya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan ke

perawatan tercapai, jika terpenuhinya kebutuhan pasien

atau keluarga terhadap pelayanan keperawatan yang

42
diharapkan.

4. Kecemasan

Cemas adalah perasaan was-was, kuatir atau tidak

nyaman seakan- akan terjadi suatu yang dirasakan

sebagai ancaman.

5. Kenyamanan

Rasa nyaman (comfort) adalah bebas dari rasa nyeri

atau nyeri terkontrol.

6. Pengetahuan

Kemampuan pasien mengetahui informasi tentang

penyakitnya, kondisi dan perawatan yang diterimanya.

Indikator pengetahuan terdiri dari pengetahuan tentang

penyakitnya.

43
BAB III
ANALISA DATA

A. Analisis SWOT

Strength a. RSUP Sitanala merupakan RS tipe C terbaik yang telah


(Kekuatan) memberikan pelayanan BPJS dan ansuransi kesehatan terbaik.
b. Di ruang keperawatan Gatot Kaca sudah menerapkan asuhan
keperawatan TIM dan sudah berjalan dengan cukup baik.
c. Ruang keperawatan Gatot Kaca mempunyai 20 tenaga
perawat diantaranya, lulusan S1+Ners sebanyak 5 orang, S1
Keperawatan sebanyak 1 orang, dan DIII Keperawatan
sebanyak 14 orang.
d. Pelaksanaan asuhan keperawatan dan tindakan yang dilakukan
diruang keperawatan Gatot Kaca sudah mengacu pada SOP
yang telah di buat oleh RSUP Sitanala.
e. Adanya kegiatan pre conference dan post conference di ruang
Gatot Kaca.
f. Komunikasi efektif dan komunikasi terapeutik sudah optimal.
g. Baru ada tersedianya leaflet tentang 3 jenis penyakit dan belum
mencakup 8 jenis penyakit yang terbanyak di ruangan gatot
kaca sebagai sarana edukasi kesehatan untuk pasien dan
keluarga pasien.
f. Pelaksanaan 6 SKP safety pasien sudah optimal.
g. Ruang perawatan Gatot Kaca bersih, nyaman dan rapih karena
setiap shift selalu di bersihkan Cleaing Service yang selalu ada
di ruangan.
h. Ada kebijakan tentang kewenangan fungsi setiap profesi tenaga
kesehatan sesuai tugasnya.
i. Sudah terbentuknya Struktur Organisasi di ruangan gatot kaca.
j. Fasilitas kebersihan tangan di ruang Gatot Kaca sudah optimal.

44
k. Sudah tersedianya Rekam Medis Elektronik di Ruang Gatot
Kaca RS Dr. Sitanala.
l. Sudah terbentuknya Pokja Manajemen Komunikasi dan
Edukasi di RS Dr. Sitanala sebagai Standar Akreditasi Rumah
Sakit.
Weakness a. Belum adanya papan untuk PJ shift perawat di ruang Gatot
(Kelemahan) Kaca.
b. Belum adanya Standar ASKEP (10 diagnosa keperawatan &
rencana keperawatan).
c. Belum optimal hand over/isi operan yang di jelaskan oleh
katim, seperti diagnosa keperawatan, rencana tindakan
keperawatan dan usia pasien.
d. Belum adanya name tag perawat di baju dinas perawat.
e. Penempatan obat-obatan dan peralatan lainnya kurang rapih.
f. Belum adanya jadwal program edukasi kesehatan untuk pasien
dan keluarga pasien di ruang Gatot Kaca.
g. Belum tersedia leaflet dan tempatnya tentang 5 penyakit
terbanyak di ruang Gatot Kaca sebagai sarana edukasi
kesehatan.
h. Belum tersedia jadwal program edukasi kesehatan untuk pasien
dan keluarga pasien secara rutin di ruang Gatot Kaca.
Opportunity a. Lokasi RSUP Sitanala strategis dan mudah diakses dan
(peluang) dijangkau.
b. RSUP Sitanala dapat berkerja sama dengan Rumah Sakit lain.

c. RSUP Sitanala memiliki perawat, bidan, dan doktor spesalis


yang masih dapat ditingkatkan .
d. Rumah sakit tipe C di sekitaran RSUP Sitanala memiliki
pelayanan BPJS dan pelayanan umum terbaik.
e. RSUP Sitanala termasuk RS pendidikan.
Threat a. Bila tidak tersedianya leaflet tentang 5 jenis penyakit yang

45
(Ancaman) terbanyak di ruangan gatot kaca maka akan menghambat
program edukasi kesehatan bagi pasien dan keluarga pasien.
b. Sudah banyak RS lain yang sudah memiliki tenaga kerja
kesehatan terutama perawat yang mencukupi.
c. Adanya persepsi masyarakat tentang lokasi RS yang kurang
aman karena sebagai RS kusta.

d. Banyak RS yang menawarkan pelayanan yang lebih baik

e. dari RSUP Sitanala.


f. Banyak bermunculan inovasi-inovasi yang baru dari RS
sekitar dengan berbagai bentuk tawaran yang menarik.

46
B. Analisa Data

No Masalah S = Kekuatan W= Kelemahan O= Peluang T = Ancaman

1. Belum tersedia leaflet Baru ada Belum tersedia Bila tersedia leaflet dengan Bila edukasi kesehatan
dan tempatnya tentang tersedianya leaflet leaflet dan lengkap maka dapat digunakan kurang berjalan dengan
5 jenis penyakit tentang 3 jenis tempatnya tentang untuk sarana untuk edukasi baik, maka pasien tidak
terbanyak di RSUP penyakit dan 5 penyakit kesehatan pada pasien dan mengetahui tentang
Sitanala di ruang belum mencakup terbanyak di ruang keluarga dan program edukasi pencegahan dan pengobatan
Gatot Kaca 8 jenis penyakit Gatot Kaca kesehatan berjalan dengan penyakit.
yang terbanyak di sebagai sarana baik.
ruangan gatot kaca edukasi kesehatan. Bila tersedia tempat/rak kecil
sebagai sarana untuk penyimpanan leaflet
edukasi kesehatan maka leaflet akan tertata rapih
untuk pasien dan dan terpelihara dengan baik.
keluarga pasien.

2. Belum tersedia jadwal Sudah terbentuknya Belum ada jadwal Bila dibentuk program edukasi Bila tidak tersedianya
program edukasi Pokja Manajemen program edukasi kesehatan maka pelaksanaan jadwal program edukasi

47
kesehatan untuk komunikasi dan kesehatan untuk edukasi kesehatan bagi pasien kesehatan, maka
pasien dan keluarga edukasi di RS Dr. pasien dan keluarga dan keluarga berjalan dengan pelaksanaan edukasi
pasien secara rutin di Sitanala sebagai pasien secara rutin baik. kesehatan bagi pasien &
ruang Gatot Kaca Standar Akreditasi di ruang Gatot keluarga akan terhambat
Rumah Sakit. Kaca. dan pasien & keluarga tidak
mengetahui tentang
pencegahan & pengobatan
penyakit.
3. Belum tersedia papan Sudah terbentuknya Belum ada papan Papan PJ shift dapat Bila tidak ada PJ shif
untuk PJ shift perawat Struktur Organisasi di untuk PJ shift digunakan untuk mengetahui perawat di ruangan, maka
di ruang Gatot Kaca Ruang Gatot kaca. perawat di ruang siapa yang mengatur dan pasien kurang mengenal
Gatot Kaca mengendalikan kegiatan perawat dan tidak
Asuhan Keperawatan di mengetahui penanggung
Ruang Gatot Kaca. jawab tim di ruang Gatot
Kaca

48
C. Perumusan Masalah
1. Prioritas Masalah
Penghitungan prioritas berdasarkan metode CARL. Metode CARL merupakan
metode yang cukup baru di kesehatan. Metode CARL juga didasarkan pada
serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-10.
Kriteria CARL tersebut mempunyai arti:
a. C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan peralatan)
b. A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau
tidak. Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi
serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklak.
c. R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran,
seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.
d. L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang
lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.
Setelah masalah atau alternatif pemecahan masalah diidentifikasi kemudian
dibuat tabel kriteria CARL dan diisi skornya. Bila ada beberapa pendapat
tentang nilai skor yang diambil adalah rerata. Nilai total merupakan
hasil perkalian: C x A x R x L
Identifikasi untuk memprioritaskan masalah didapatkan dari pendapat beberapa
perawat yang didiskusikan bersama dan diambil reratanya.

49
Total
No. Masalah Capability Assesibility Readiness Laverage Priority
Nilai

1. Belum tersedia leaflet dan 8 8 8 8 4.096 I

tempatnya tentang 5 jenis

penyakit terbanyak di

RSUP Sitanala di ruang

Gatot Kaca

2. Belum tersedia jadwal 8 8 7 7 3.136 II

program edukasi

kesehatan untuk pasien

dan keluarga pasien

secara rutin di ruang

Gatot Kaca.

3. Belum tersedia papan 8 7 7 7 2.744 III


untuk PJ shift perawat di
ruang Gatot Kaca.

50
D. Plan Of Action (POA)

No Masalah Tujuan Uraian Kegiatan Sasaran Metode Media Dana Waktu Pj

1. Belum tersedia Leaflet Dapat Persiapan Pasien, dan Observasi Leaflet Rp. Senin, 02 Mahasiswa
leaflet tentang 5 digunakan untuk keluarga pelaksanaan 310.000 Januari Stikes WDH
Senin, 26 Desenber
jenis penyakit sarana atau pasien 2023
2023
terbanyak di ruang media edukasi
Pengadaan leaflet
gatot kaca RSUP kesehatan pada
Rabu, 28 Desember
Dr. Sitanala pasien
2022
Tangerang
Pelaksanaan

Senin, 02 Januari

2023

Evaluasi

Selasa, 03 Januari

2023.

51
2. Tempat leaflet Tempat leaflet Persiapan Pasien, dan Observasi Tempat Rp Senin, 02 Mahasiswa
untuk 5 jenis dapat digunakan keluarga pelaksanaan leaflet 100.000 Januari Stikes WDH
Senin, 26 Desenber
penyakit terbanyak untuk pasien 2023
2023
diruang gatot kaca meletakkan
Pengadaan leaflet
RSUP Dr. Sitanala leaflet dengan 5
Rabu, 28 Desember
Tangerang jenis penyakit
2022
agar tertata
Pelaksanaan
dengan rapih
Senin, 02 Januari
diruang gatot
2023
kaca RSUP Dr.
Evaluasi
Sitanala
Selasa, 03 Januari
Tangerang
2023.

52
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Kesenjangan Teori Dan Penyelesaian Masalah

Aktivitas promosi kesehatan merupakan bagian dari program pemerintah yang ada di
bawah koordinasi Kementerian Kesehatan khususnya Direktorat Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Terdapat petugas promosi kesehatan yang ditempatkan di
setiap puskesmas ataupun Rumah Sakit sebagai lembaga pelayanan kesehatan yang
berinteraksi langsung dengan tingkatan masyarakat. aktivitas promosi kesehatan
memiliki tujuan memberikan informasi bagi masyarakat terkait segala hal yang bertujuan
pada peningkatan kualitas kesehatan; baik itu kesehatan individu maupun masyarakat.
(Kemenkes, 2021)

Program edukasi kesehatan di RS sangat penting karena hal tersebut merupakan salah
satu dari pelaksanaan standar akreditasi RS yang bertujuan agar masyarakat terutama
pasien dan keluarga pasien dapat memicu kesadaran mengenai kesehatanya. Melalui
program promosi kesehatan maka dapat menekan angka penyakit di RS sehingga pasien
maupun keluarga pasien dapat mengerti dan memahami mengenai pencegahan dan
pengobatan penyakit. Bila program edukasi kesehatan dijalankan dengan rutin maka
pasien dan keluarga pasien dapat meningkatkan kesehatannya. sebagian besar perawat
telah melakukan upaya untuk meningkatkan promosi kesehatan guna untuk mengurangi
angka penyakit baik dalam lingkungan kerja atau diluar lingkungan kerja RS. Oleh
karena itu pada setiap rumah sakit wajib memiliki leaflet tentang penyakit di setiap
ruangan. Karena merupakan salah satu tindakan untuk mencegah penyakit sekaligus
untuk menambah informasi mengenai Kesehatan, sehingga dapat bermanfaat baik untuk
perawat, pasien ataupun keluarga pasien.

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa di ruang Gatot Kaca baru tersedia 3 leaflet dan
belum adanya jadwal program edukasi kesehatan untuk pasien dan keluarga pasien, saat
kami dilapangan kami menemukan kasus yang dimana ketika pasien akan pulang mereka
tidak tahu bagaimana pengobatan dan pencegahan penyakit yang dideritanya, bahkan
keluarga pasien tidak mengetahui tentang penyakit yang diderita pasien, sehingga
menurut kami perlu adanya program edukasi kesehatan untuk menambah pengetahuan

53
pasien dan keluarga pasien mengenai pencegahan dan pengobatan penyakit yang
diderita. Dengan adanya media seperti leaflet maka dapat membantu berjalannya
program edukasi kesehatan pada pasien dan keluarga pasien. Dan kami membuat 5
leaflet tentang penyakit DBD, Anemia, Katarak, Hipertensi, dan Diabetes yang mana
penyakit ini sering ditemukan di ruang Gatot Kaca. Kami membuat leaflet berdasarkan
menurut Kemenkes. Pada tanggal 03 Januari 2023 kami melaksanakan edukasi kesehatan
dengan media leaflet yang kami buat pada pasien dan keluarga pasien yang akan pulang,
dan hasilnya pasien dan keluarga pasien mengatakan mengerti tentang penyakit yang
dideritanya beserta pengobatan dan pencegahan. Sehingga menurut kami perlu adanya
jadwal program edukasi Kesehatan di ruang Gatot Kaca dan media seperti leaflet sangat
bermanfaat untuk pasien dan keluarga pasien di ruang Gatot Kaca. Kemudian kami juga
meminta pendapat pada Kepala Ruangan Gatot Kaca mengenai penambahan leaflet
untuk program edukasi kesehatan pada pasien dan keluarga pasien, dan pendapat Kepala
Ruangan Gatot Kaca mengenai penambahan leaflet yaitu sangat tidak keberatan untuk
penambahan leaflet di ruang Gatot Kaca, karena media seperti leaflet perlu untuk
program edukasi kesehatan pada pasien-pasien di ruang Gatot Kaca dan keluarga pasien.

54
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Ruangan gatot kaca merupakan ruangan rawat inap kelas VIP,2 dan 3 yang merawat
pasien dewasa laki-laki dan perempuan dengan berbagai jenis penyakit seperti
hipertensi, diabetes, DBD, Anemia dan katarak.
2. Ruangan Gatot kaca merupakan ruangan rawat inap dalam melaksanakan asuhan
keperawatan dengan metode penugasan tim dengan teknik SBAR yang sudah berjalan
dengan cukup baik,dan juga bermanfaat untuk perawat yang lain agar lebih
memudahkan mengolah dan memahami rekam medis pasien serta rencana tindakan
karena singkat,padat dan jelas.
3. Ruangan gatot kaca merupakan ruangan rawat inap yang menggunakan metode SBAR
yang sudah berjalan dengan baik dan semua data lengkap pasien tersimpan di
komputer.
4. Hand over di ruangan rawat inap Gatot kaca sudah berjalan dengan baik
5. Di ruangan rawat inap gatot kaca baru ada sebagian leaflet dengan 3 jenis penyakit
dari 8 penyakit yang terbanyak di ruangan gatot kaca.
6. Dari hasil analisa SWOT yang sudah diintervensi yaitu pengadaan jumlah leaflet
tentang 5 jenis penyakit yang belum ada di ruangan gatot kaca,sebagai sarana dalam
pelaksanaan edukasi kesehatan bagi pasien dan keluarga.

B. Saran
1. Pihak rumah sakit
a. Untuk membuat program edukasi kesehatan yang rutin untuk pasien dan
keluarga di ruangan gatot kaca.

b. Untuk mensosialisasikan program edukasi kesehatan bagi pasien dan keluarga di


RSUP Dr. Sitanala
c. Untuk memonitor program edukasi kesehatan secara rutin.
2. Pihak perawat ruangan
a. Perawat ruang Gatot kaca agar selalu menyimpan leaflet dengan baik dan
memelihara keutuhan leaflet agar dapat digunakan dengan baik.
b. Kepala Ruangan Gatot kaca agar memonitor pelaksanaan program edukasi
kesehatan dengan baik.

55
c. Kepala ruangan Gatot kaca agar membuat program edukasi kesehatan bagi
pasien dan keluarga

56
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jd/article/view/22/8

Depkes RI, (2012). Standart Manajemen Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan di


Sarana Kesehatan, Jakarta Direktorat Pelayanan Keperawatan Depkes RI

Depkes RI, (2012). Standart Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Jakarta Direktorat
Pelayanan Keperawatan Depkes RI

Keliat, B.A., dkk (2012). Pedoman manajemen sumber daya manusia perawat ruang model
praktek keperawatan profesional rumah sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Makalah : tidak
dipublikasikan

Sitorus, R, Yulia (2016). Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit;


Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang
Rawat, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta

Sudarsono, R.S. (2010). Berbagai model praktek keperawatan profesional di rumah sakit.
Makalah seminar dan semiloka MPKP II. Jakarta : tidak dipublikasikan

Suryati. (2014). Keperawatan manajemen di rumah sakit. Erlangga. Jakarta

Swansburg & swansburg, (1999). introductory managemen and leaderships for nurses: An
Interactive text (2 ed.) Canada : Jones & Bartlett Publishers

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika

Yanti,Imelda.2012.TeknologiNurseCall diunduh pada artikel


https://www.kompasiana.com/imelda_yanti/551b0006981331c67f9de3bc/nur ce-call
pada tanggal 25 Desember 2018

57
DOKUMENTASI KEGIATAN

58
Before

After

59
60

Anda mungkin juga menyukai