DISUSUN OLEH :
Reni Anggraeni, S.Kep
2111102412017
DISUSUN OLEH :
Reni Anggraeni, S.Kep
2111102412017
NIM : 2111102412017
Menyatakan bahwa karya ilmiah akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan alihan tulisan atau pikiran
orang lain yang akan saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Semua
sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Materai
RP. 10000,-
DI SUSUN OLEH :
Pembimbing
Mengetahui,
Koordinator MK. Elektif
DISUSUN OLEH :
Reni Anggraeni, S.Kep
2111102412017
Ns. Maridi M Dirdjo., M.Kep Ns. Taharudin., M.Kep Ns. Andri Praja Satria., S.Kep., M.Sc
NIDN: 1125037202 NIDN: 1129058501 NIDN: 1104068405
Mengetahui,
Ketua
Program Studi Profesi Ners
"Apabila anak Adam itu mati, maka terputuslah amalnya (kecuali) tiga
perkara: sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang
mendoakannya"
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) berjudul “Analisis
hambatan dan kesulitan, namun semua itu menjadi ringan berkat dukungan,
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
1. Yth. Bapak Prof. Dr. Bambang Setiaji, M.S., selaku Rektor Universitas
2. Yth. Ibu Dr. Hj. Nunung Herlina, S.Kp., M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu
3. Yth. Ibu Ns. Enok Sureskiarti, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Profesi
4. Yth. Bapak Ns. Andri Praja Satria, S.Kep., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing
dan juga Penguji III yang telah meyediakan waktunya untuk memberikan
terselesaikan.
8. Bapak-Ibu, kakak dan keluarga yang selalu mendoakan saya sehingga Karya
Kalimantan Timur yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
diberikan selama ini. Semoga kita semua bisa menjadi orang yang bermanfaat
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini jauh dari
kesempurnaan, karena itu dengan hal terbuka penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan Karya Ilmiah
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Karya Ilmiah
Akhir Ners (KIAN) ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang
membutuhkan.
Samarinda, 30 Mei 2022
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR SAMPUL.....................................................................................
LEMBAR JUDUL.........................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................iv
MOTTO.........................................................................................................v
INTISARI......................................................................................................vi
KATA PENGANTAR...................................................................................viii
DAFTAR ISI..................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.........................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................
C. Tujuan Penelitian..............................................................................
D. Manfaat Penelitian............................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................
ESH.....................................................................................................
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 4.1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN...................................................................................................
Lampiran 5: SOP............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tekanan darah adalah tekanan yang berasal dari sirkulasi darah pada
pembuluh darah utama dalam tubuh yaitu dinding arteri . Tekanan darah
dibagi menjadi dua angka. Angka pertama (sistolik) yaitu tekanan dalam
antara detak. Tekanan darah yang terlalu tinggi disebut dengan hipertensi
(WHO, 2021).
darah tinggi ini merupakan kondisi medis ketika nilai sistolik ≥140 mmHg
menyadari penyakit yang dideritanya. Hal ini disebabkan tidak adanya tanda
atau gejala yang mereka rasakan. Sehingga penting untuk mengukur tekanan
semakin meningkat dengan jumlah 45,3% dan pada usia 55-64 tahun dengan
jumlah 55,2% penderita hiertensi sedangkan pada usia 65-74 tahun sebanyak
(Riskesdas, 2018).
urutan ke-2 dengan kasus hipertensi sebanyak (45,22%) setelah Kutai Barat
pasien hipertensi seperti sakit kepala hingga tengkuk, leher terasa kaku, mual,
jantung dan ginjal (Tambunan, dkk., 2021). Nyeri kepala pada pasien
sebagai suatu mekanisme pertahanan bagi tubuh yang timbul ketika jaringan
sedang dirusak sehingga menyebabkan individu tersebut bereaksi dengan cara
makna yang sangat dalam dan dapat mengatasi nyeri kepala yang dialami
kutan dan jaringan subkutan melepaskan histamin yang pada akhirnya akan
kerja jantung, maka tekanan intrakranial akan menjadi turun. Nyeri kepala
nyeri kepala dan penurunan tekanan darah. Lavender adalah salah satu
minyak aromaterapi yang banyak digunakan saat ini, baik secara inhalasi
(dihirup) ataupun dengan teknik pijatan. Lavender mengandung linalool yang
gelombang inilah yang membantu untuk merasa rileks sehingga nyeri kepala
B. Rumusan Masalah
Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini adalah “Bagaimana analisis praktik klinik
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian Karya Tulis Akhir Ners (KIAN) ini bertujuan untuk melakukan
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kasus kelolaan dengan diagnosa medis hipertensi di
D. Manfaat Penelitian
Penulian Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini diharapkan dapat bermanfaat
1. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Pasien
b. Bagi Perawat
2. Manfaat Keilmuan
a. Bagi Penulis
Memperoleh pengalaman dalam memberikan implementasi asuhan
perawat.
riset terkini.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Hipertensi
3. Etiologi Hipertensi
sebagai berikut:
a. Genetik/Keturunan:
b. Gaya Hidup
Gaya hidup sangat berpengaruh terhadap peningkatan resiko
c. Diet
volume darah. Beban ekstra yang dibawa oleh pembuluh darah inilah
d. Usia
e. Merokok
aterioklerosis.
4. Manifestasi Klinis Hipertensi
c. Jantung berdebar-debar
d. Pengelihatan kabur
e. Mimisan
dibedakan menjadi :
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan
naik, aliran darah menurun sehingga suplai O2 dan nutrisi otot rangka
krontaktilitas jantung.
e. Palpitasi (berdebar-debar) karena jantung memompa terlalu cepat
5. Komplikasi Hipertensi
a. Payah jantung
b. Stroke
darah yang sudah lemah pecah. Jika hal ini terjadi pada pembuluh
c. Kerusakan ginjal
d. Kerusakan pengelihatan
a. Laboratorium
b. EKG
c. Foto Rontgen
1). Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta.
7. Penatalaksanaan Hipertensi
a. Penatalaksanaan Farmakologis
sebagai berikut:
1). Diuretic
2). Simpolitik
2). Batasi asupan garam sampai dengan kurang dari 5 gram (1 sendok
3). Ciptakaan keadaan yang cukup rileks seperi meditas yoga, atau
hipnosis, hidroterapi.
4). Olahraga secara teratur seperti aerobik dan jalan cepat 30-45 menit
8. Patofisiologi Hipertensi
renin.
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
merupakan suatu sensasi tidak nyaman yang dirasakan pada daerah kepala.
Nyeri ini biasanya ditandai dengan nyeri kepala ringan maupun berat,nyeri
seperti diikat, tidak berdenyut, nyeri tidak terpusat pada satu titik, terjadi
Nyeri kepala merupakan salah satu gejala yang sering muncul pada
pembuluh darah. Bila pembuluh darah menyempit maka aliran arteri akan
menstimulasi peka nyeri kapiler pada otak (Setyawan & Kusuma, 2014).
kepala klaster.
berikut:
1). Nyeri kepala karena trauma pada kepala dan / atau leher
2). Nyeri kepala karena gangguan vaskular pada kranial atau servikal
(Perdarahan subarakhnoid).
(Tumor otak).
7). Nyeri kepala atau nyeri wajah karena gangguan pada kranial, leher,
mata, telinga, hidung, rongga sinus, gigi, mulut, atau struktur wajah
a. Nyeri Akut
b. Nyeri Kronis
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan
menunjukkan tanda dan gejala yang sering muncul seperti nyeri kepala
akibat peningkatan aliran darah pada ginjal dan filtrasi glomerulus, edema
oleh penderita hipertensi adalah nyeri kepala yang terasa berat di tengkuk
namun tidak berdenyut, sering muncul saat pagi hari dan hilang saat
dari beberapa macam perilaku yang tercemin dari pasien, tanda dan gejala
ini secara umum orang yang mengalami nyeri akan didapatkan respon
psikologis berupa :
a). Suara : menangis, merintih, menarik menghembuskan nafas.
bibir.
tegang.
Skala ini sudah biasa dipergunakan dan telah divalidasi. Berat dan
Skala sejenis yang merupakan garis lurus, tanpa angka. Bisa bebas
sakit tak tertahankan, dengan tengah kira-kira nyeri sedang (Potter &
mengekspresikan rasa nyeri pada anak mulai usia 3 (tiga) tahun. Skala
anak, orang tua, pasien yang kebingungan atau pada pasien yang tidak
mengerti dengan bahasa lokal setempat. (Potter & Perry, 2005 dalam
Handayani, 2015).
Slow Pain
perifer. Serabut nyeri memasuki medulla spinalis dan menjalani salah satu
dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai didalam massa abu-abu
2013).
neuron nyeri. Karena terdapat variasi dalam bentuk dan ukuran tubuh,
celah sinaps diantara dua serabut saraf serabut saraf tersebut adalah
sebuah sinaps.
3). Teori pengontrol nyeri (Gate Control), impuls nyeri dapat diatur atau
diotak yang memodifikasi nyeri (Potter & perry, 2006). Alur saraf
area otak, termasuk korteks sensori dan korteks limbic. Ada sel-sel
berakhir didalam pusat otak yang lebih tinggi, maka individu akan
memperesepsikan sensasi.
C. Konsep Teori Terapi Dzikir
istimewa yaitu yang selalu berfikir, merenung dan juga mengingat Allah.
selalu mengingat dan dekat dengan Allah, nisccaya dia akan mengabulkan
nya, segala kerajaan dan segala puji, dan Dia maha berkuasa atas
kesalahan.
2018).
Nabi Muhammad saw, dzikir dapat dilakukan juga didalam hati. Dzikir
berarti ingatan batin dan juga penyebutan lahir, serperti yang tercantum
pada ayat “ingatlah aku, niscaya aku akan mengingatmu” (Q.S al-
3. Bacaan Dzikir
a. Istighfar
“Astaghfirullahal’adzim” (Aku mohon ampun kepada Allah) adalah
b. Taqdis/Tasbih
c. Tahmid
d. Takbir
e. Tahlil
hanya Allah.
f. Hauqalah
dan diastol.
b. Mengatur posisi yang nyaman, kemudian menutup mata.
melafalkannya.
kimia yang berfungsi untuk membawa rangsangan antar sel saraf yang
and body) untuk perbaikan kesehatan, dalam arti lain pikiran dapat dilatih
untuk menginisiasi saraf parasimpatik memulai perbaikan secara natural
yang mengandung 30 unit asam amino yang mengikat pada reseptor opiat
1. Definisi
tangan pada jaringan lunak, seperti otot, tendon, atau ligamentum, tanpa
dibawahnya agar kembali lunak dan rileks, karena seperti yang kita
ketahui biasanya keluhan pegal dan sakit muncul karena jaringan otot
Subandiyo, 2014).
sebagai berikut:
meningkatkan konsentrasi.
a. Effleurage (menggosok)
tekanan ringan, dan dapat dilakukan tekanan yang lebih kuat saat
b. Petrissage (memijat-mijat)
Gerakan memijat masa otot yang dilakukan dengan satu tangan atau
c. Vibration (menggetarkan)
e. Friction (Menggerus)
bagian leher sebelah kiri hingga bahu kiri dengan posisi peneliti di
sebelah kanan klien, lakukan hal yang sama pada bagian kanan dan
responden.
d. Pijat tengkuk dengan cara linier dari atas ke bawah menggunakan ibu
sebanyak 20 gerakan.
secara perlahan.
melancarkan peredaran darah dan cairan getah bening (cairan limfa), dan
membantu mengalirkan darah di pembuluh balik (darah veneus) agar
2020).
pemberian massage leher adalah cara terbaik untuk mengurangi rasa sakit
yang disebabkan oleh otot yang tegang. Selain itu, massage juga bisa
kapiler dan kelenjar getah bening, serta membuang racun dari tubuh
darah dengan memproduksi lebih banyak sel darah merah yang akan
membawa oksigen segar ke dalam otot, massage juga membantu
nyeri sehingga sensari nyeri yang dirasakan berkurang (Haris, A., &
Nurwahidah, 2017).
Aromaterapi berasal dari dua kata, yaitu aroma dan terapi. Aroma
berarti bau harum atau bau-bauan dan terapi berarti pengobatan. Jadi
serta berbau harum dan enak yang disebut dengan minyak atsiri (Agusta,
2016). Hal serupa juga diutarakan oleh Watt dan Janca (2017) yang
(relaksasi). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cuciati, Wardy, A., dan
1,400 atau 19,85% dan pada hasil analisis aromaterapi lavender tebukti
serotonin (Kusyati, dkk., 2018). Hal yang sama juga dijelaskan oleh
dan depresi sebagai obat penenang yang kuat, memulihkan kelelahan otot,
efek langsung pada sistem saraf, sebagian besar mengandung ester (26%-
a. Inhalasi
Inhalasi merupakan salah satu cara yang diperkenalkan dalam
Aromaterapi masuk dari luar tubuh kedalam tubuh dengan suatu tahap
yaitu :
alat steam atau penguapan yang telah diisi air dan digunakan
digunakan untuk nyeri otot dan segala nyeri, memar dan sakit kepala
struktur bagian dalam dari otak yang berbentuk seperti cincin yang
tersebut akan dibawa kedalam bagian otak yang kecil tetapi signifikannya
yaitu nukleus raphe. Efek dari nukleus raphe yang terstimulasi yaitu
mengatur suasana hati (Ramadhan, M., R., & Zettira, O., Z., 2017).
nyeri kepala.
Hal ini sejalan dengan penelitian Kusyati, dkk. (2018)
kerja saraf manusia yang terdiri dari sistem saraf simpatis dan saraf
tekanan darah. Kondisi tubuh yang rileks dan tidak mengalami stres maka
keseluruh tubuh. Terlebih bila dilakukan secara teratur, dan tetap menjaga
gaya hidup sehat untuk mendapat hasil yang maksimal dalam mengontrol
tekanan darah untuk tetap dalam batas normal sehingga nyeri kepala pun
ikut menurun.
F. Pathway Kombinasi Intervensi
Hipertensi
Saraf Parasimpatis
Menstimulus hipotalamus Diaktifkan
merangsang kelenjar
pituitari memproduksi
endorfin Penurunan hormon kortisol,
norephinefrin dan dopamine
klien merupakan salah satu wujud tanggung jawab dan tanggung gugat
2018).
a. Tujuan
keperawatan ini tidak hanya ditujukan untuk klien tetapi juga proses
2. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Klien
medik.
b. Keluhan Utama
obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat.
f. Aktivitas/Istirahat
jantung, takipnea.
g. Sirkulasi
2). Tanda :
h. Integritas ego
i. Eliminasi
j. Makanan / cairan
1). Gejala :
(meningkat/turun).
2). Tanda : Berat badan normal atau obesitasas, adanya edema dan
glikosuria.
k. Neurosensori
1). Gejala :
beberapa jam).
epistakis).
2). Tanda :
a). Status mental, perubahan keterjagaanm orientasi, pola/ isi
l. Nyeri/ketidaknyamanan
kepala.
m. Pernapasan
1). Gejala :
ortopnea.
2). Tanda :
c). Sianosis
n. Keamanan :
3. Diagnosa Keperawatan
aktual dan potensial klien didapatkan dari data dasar pengkajian, tinjauan
literature yang berkaitan, catatan medis klien masa lalu, dan konsultasi
4. Rencana Keperawatan
memberi arah bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan dilakukan,
Edukasi :
1.7 Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
1.8 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
1.9 Anjurkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi :
1.10 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Penurunan Curah Curah Jantung (L.02008) Pemantauan TandaVital
Jantung (D.0008) Setelah dilakukan tindakan (I.02060)
keperawatan …x24 jam di
harapkan curah jantung klien Observasi :
membaik dengan kriteria 2.1 Monitor tekanan darah
hasil :
2.2 Monitor nadi (Frekuensi,
- Tekanan darah (5) kekuatan, irama
- Capillary refill time (CPT) 2.3 Monitor suhu tubuh
(5)
- Pulmonary artery wedge Terapeutik :
pressure (PAWP) (5) 2.4 Dokumentasikan hasil
- Central venous pressure pemantauan
(5) Edukasi :
2.5 Jelaskan tujuan dan
Keterangan :
prosedur pemantauan
1. Memburuk
2. Cukup Memburuk 2.6 Informasikan hasil
3. Sedang pemantauan, jika perlu
4. Cukup Membaik
5. Membaik
3. Perfusi Perifer Tidak Perfusi Perifer (L.02011) Perawatan Sirkulasi (I.14569)
Efektif (D.0009) Setelah dilakukan tindakan
keperawatan …x24 jam di Observasi
harapkan perfusi perifer klien 3.1 Periksa sirkulasi perifer
meningkat dengan kriteria (mis. Nadi perifer, edema,
hasil : pengisian kapiler, warna,
suhu, ankle brachial
- Pengisian kapiler index)
- Akral (5) 3.2 Identifikasi faktor risiko
- Turgor kulit (5) gangguan sirkulasi (mis.
- Tekanan darah sistolik (5) diabetes, perokok, orang
- Tekanan darah diastolik tua, hipertensi, dan kadar
(5) kolesterol tinggi)
3.3 Monitor panas,
Keterangan : kemerahan, nyeri, atau
1. Memburuk bengkak pada ekstremitas
2. Cukup memburuk
3. Sedang Terapeutik
4. Cukup membaik 3.4 Hindari pemasangan infus
5. Membaik atau pengambilan darah di
area keterbatasan perfusi
3.5 Hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
3.6 Hindari penekanan dan
pemasangan torniquet
pada areayang cedera
3.7 Lakukan pencegahan
infeksi
3.8 Lakukan perawatan kaki
dan kuku
3.9 Lakukan hidrasi
Edukasi
3.10 Anjurkan berhenti
merokok
3.11 Anjurkan berolahraga
rutin
3.12 Anjurkan mengecek air
mandi untuk menghindari
kulit terbakar
3.13 Anjurkan menggunakan
obat penurun tekanan
darah, antikoagulan dan
penurun kolesterol, jika
perlu
3.14 Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan darah
secara teratur
3.15 Anjurkan mengindari
penggunaan obat penyekat
beta
Keterangan : Terapeutik
1. Meningkat 4.5 Sediakan lingkungan
2. Cukup meningkat nyaman dan rendah
3. Sedang stimulus (mis, cahaya,
4. Cukup menurun suara, kunjungan)
5. Menurun 4.6 Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan/atau aktif
4.7 Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
4.8 Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
4.9 Anjurkan tirah baring
4.10 Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
4.11 Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
4.12 Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
4.13 Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
Edukasi
5.11 Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
5.12 Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
5.13 Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
5.14 Ajarkan relaksasi otot
autogenikatau cara
nonfarmakologi lainnya
6. Risiko Jatuh (D.0143) Tingkat Jatuh (L.14138) Pencegahan Jatuh (I.14540)
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan …x24 jam di Observasi
harapkan tingkat jatuh 6.1 Identifikasi faktor risiko
menurun dengan kriteria jatuh (mis. usia ≥ 65
hasil : tahun, penurunan tingkat
kesadaran, defisit kognitif,
- Jatuh dari tempat tidur (5) hipotensi ortostatistik,
- Jatuh saat berdiri (5) gangguan keseimbangan,
- Jatuh saat duduk (5) gangguan penglihatan,
- Jatuh saat berjalan (5) neuropati)
6.2 Identifikasi risiko jatuh
Keterangan : setidaknya sekali setiap
1. Meningkat shift atau sesuai dengan
2. Cukup meningkat kebijakan institusi
3. Sedang 6.3 Identifikasi faktor
4. Cukup menurun lingkungan yang
5. Menurun meningkatkan risiko jatuh
(mis. lantai licin,
penerangan kurang
6.4 Hitung risiko jatuh dengan
menggunakan skala (mis.
Fall Morse Scale, Humptu
Dumpty Scale) jika perlu
6.5 Monitor kemampuan
berpindah dari tempat
tidur ke kursi roda dan
sebaliknya
Terapeutik
6.6 Orientasikan ruangan pada
pasien dan keluarga
6.7 Pastikan roda tempat tidur
dan kursi roda selalu
dalam kondisi terkunci
6.8 Pasang handrall tempat
tidur
6.9 Atur tempat tidur mekanis
pada posisi terendah
6.10 Tempatkan pasien berisiko
tinggijatuh dekat dengan
pantauan perawat dari
nurse station
6.11 Gunakan alat bantu
berjalan (mis. kursi roda,
walker)
6.12 Dekatkan bel pemanggil
dalam jangkauan pasien
Edukasi
6.13 Anjurkan memanggil
perawat jika
membutuhkan bantuan
untuk berpindah
6.14 Anjurkan menggunakan
alas kaki yang tidak licin
6.15 Anjurkan berkonsentrasi
untuk menjaga
keseimbangan tubuh
6.16 Annjurkan melebarkan
jarak kedua kaki untuk
meningkatkan
keseimbangan saat berdiri
6.17 Ajarkan cara
menggunakan bel
pemanggil untuk
memanggil perawat
5. Implementasi Keperawatan
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
tujuan dan kiteria hasil, klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan.
Jika sebaliknya, klien akan masuk kembali ke dalam siklus tersebut mulai
telah disusun.
2). Tujuan tercapai sebagian, apabila tujuan itu tidak tercapai secara
mengatasinya.
3). Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan perubahan
atau kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru dalam hal
A. Pengkajian Kasus
1. Identitas Klien
fisik secara langsung kepada pasien. Pada kasus ini didapatkan hasil klien
2. Data Khusus
a. Subjektif
hari lalu.
2). SAMPLE
a). Symptom
b). Allergies
maupun makanan.
c). Medication
naik.
b. Objektif
1). Airway
stridor.
2). Breathing
Tidak ada sesak napas, RR = 22x/menit, tidak ada penggunaan
ada retraksi dinding dada, suara nafas vesikuler +/+, SpO2 99%.
3). Circulation
160/100 mmHg, CRT < 3 detik, akral hangat, suhu tubuh 36,7 oC,
4). Disability
Kondisi tubuh klien aman, tidak ada jejas ditubuh klien, klien
kepala.
HR : 102x/menit
RR : 22x/menit
Temperatur : 36,7 oC
Saturasi : 99%
b. Pola Nutri-Metabolik
c. Pola Eliminasi
d. Pola Aktivitas-Latihan
e. Pola Tidur-Istirahat
Klien mengatakan tidur malam kurang lebih 5 jam, tidur mulai sekitar
jam 24.00 sampai jam 05.00 saat adzan subuh. Klien mengatakan sulit
didepan rumah, biasa tidur siang ±1 jam dari jam 13.00 sampai 14.00.
f. Pola Kognitif-Peserptual
Klien mampu berkomunikasi dengan baik dan suara yang jelas, klien
dan nyut-nyutan.
tengkuk.
±10 menit.
Citra Diri: Klien mengatakan merasa puas dengan apa yang ada pada
dirinya saat ini, klien mengatakan tidak minder ataupun malu dengan
kondisi saat ini. Klien menyukai semua anggota tubuhnya yang telah
kepala keluarga.
Ideal Diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh.
sekitarnya.
h. Pola Peran-Hubungan
dengan istri dan anak-anaknya terjalin sangat baik, jika ada masalah
tempat tinggalnya.
i. Pola Seksualitas-Reproduksi
sekedar berdoa.
k. Pola Nilai-Keyakinan
b. Kepala: Bentuk normal simetris, tidak ada benjolan dan tidak ada lesi.
d. Mata: Ukuran pupil normal, pupil isokor kanan dan kiri, bereaksi
e. Telinga: Fungsi telinga kanan dan kiri normal, tidak ada cairan/massa,
sianosis.
j. Dada: Bentuk normal chest, gerakan simetris kanan dan kiri, tidak ada
B. Analisa Data
Hasil analisa data pada tanggal 01/06/2022
Tabel 3.1 Analisa Data Klien
Data Objektif:
- Tekanan darah : 160/100 mmHg
- MAP : 120 mmHg
- CRT < 3 detik
- HR: 102x/menit
- Warna kulit pucat
Data Objektif:
- Klien tampak lesu seperti lelah.
- Kantung mata klien tampak menghitam.
- Klien sering menguap.
- Mata klien tampak sayu.
- Tekanan darah : 160/100 mmHg
- HR : 102x/menit
- RR : 22x/menit
(D.0008).
(D.0055).
D. Rencana Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil
No Keperawatan Intervensi Keperawatan (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)
1. Penurunan Curah Curah Jantung (L.02008) Pemantauan Tanda Vital (I.02060)
Jantung Berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi :
Dengan Perubahan keperawatan 3x24 jam di 1.1 Monitor tekanan darah
Afterload (D.0008) harapkan curah jantung klien
1.2 Monitor nadi (Frekuensi,
membaik dengan kriteria hasil :
kekuatan, irama.
- Takikardia (5)
- Pucat (5) 1.3 Monitor pernapasan (frekuensi,
kedalaman).
Keterangan : 1.4 Monitor suhu tubuh
1 = Meningkat 1.5 Identifikasi penyebab perubahan
2 = Cukup Meningkat tanda vital.
3 = Sedang Terapeutik:
4 = Cukup Menurun 1.6 Dokumentasikan hasil
5 = Menurun pemantauan.
Edukasi:
- Tekanan darah (5) 1.7 Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan.
Keterangan :
1.8 Informasikan hasil pemantauan,
1 = Memburuk
jika perlu.
2 = Cukup Memburuk
3 = Sedang
4 = Cukup Membaik
5 = Membaik
E. Intervensi Inovasi
intensitas nyeri kepala yaitu dengan terapi dzikir kombinasi massage tengkuk
Tabel 3.3 Intervensi Inovasi Terapi Dzikir Kombinasi Massage Tengkuk dan Aromaterapi
Lavender.
Diagnosa
Intervensi Inovasi Intervensi
Keperawatan
Nyeri Akut Terapi Dzikir Pengkajian
Berhubungan Kombinasi Massage 1. Mengkaji keadaan pasien
Dengan Agen Tengkuk dan Pre interaksi
Pencedera Aromaterapi 2. Mencuci tangan
Fisiologis Lavender Terhadap 3. Mempersiapkan alat :
(D.0077) Penurunan Nyeri - Headset dan handphone untuk mendengarkan
Kepala Pada Pasien dzikir.
Hipertensi. - Minyak lavender untuk aromaterapi.
- Minyak zaitun untuk massage tengkuk.
- Tisu dan kapas.
Dilakukan pada
Fase Orientasi
tanggal:
4. Memberikan salam dan menyapa nama pasien.
1. 01 Juni 2022
5. Memperkenalkan diri dan melakukan kontrak.
pukul 13.00.
6. Menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur
2. 02 Juni 2022
pelaksanaan terapi yang akan diberikan.
pukul 13.00.
7. Menanyakan kesiapan pasien.
3. 03 Juni 2022 8. Mendekatkan alat.
pukul 13.00. Fase Kerja
9. Membaca basmalah
10. Beritahu klien bahwa tindakan akan segera
dimulai.
11. Periksa keadaan kulit, telinga, hidung, skala nyeri
dan tekanan darah sebelum memulai terapi dzikir
kombinasi massage tengkuk dan aromaterapi
lavender.
12. Atur posisi klien senyaman mungkin, yaitu dengan
posisi duduk.
13. Siapkan handphone dan headset sebagai alat
pendengar suara (dzikir), pilih dzikir yang akan
didengarkan, kemudian minta klien untuk memakai
headset tersebut.
14. Minta klien untuk menutup matanya dan bernapas
secara alami, buang semua pikiran yang
mengganggu dan rilekskan badan.
15. Kemudian siapkan kapas lalu teteskan minyak
lavender pada kapas tersebut sebanyak 3-10 tetes.
Minta klien untuk mendengarkan dzikir sambil
mencium aroma minyak lavender tersebut.
16. Siapkan minyak zaitun untuk memijat leher
belakang klien, gunakan minyak zaitun di tangan
dan digosok-gosokan dengan kedua tangan.
17. Menggunakan teknik effleurage yaitu menggosok
tengkuk hingga ke bahu dengan telapak tangan
sebanyak 20 gerakan maju mundur pada bagian
leher sebelah kiri hingga bahu kiri dengan posisi
peneliti di sebelah kanan klien, lakukan hal yang
sama pada bagian kanan dan diulang beberapa kali,
hingga otot leher rileks.
18. Kemudian pijat dengan teknik petrissage seperti
mencubit kulit tengkuk klien sebanyak 20 gerakan,
Posisi berpindah di belakang responden.
19. Pijat tengkuk dengan cara linier dari atas ke bawah
menggunakan ibu jari dan gerakan dari bawah ke
atas menggunakan telapak tangan sebanyak 20
gerakan.
20. Kemudian beri tekanan pada titik pertemuan
kepala dan leher menggunakan ibu jari.
21. Lalu gosok kepala bagian belakang menggunakan
teknik effleurage secara perlahan.
22. Terakhir berisihkan sisa minyak zaitun
menggunakan tisu.
23. Setelah 10-20 menit berlalu, minta klien membuka
mata, lepaskan headset dan rapikan semua alat
yang digunakan.
F. Implementasi Keperawatan
intervensi inovasi peneliti terlebih dahulu mengukur dan mencatat skala nyeri
yang dirasakan klien dengan menggunakan skala nyeri NRS (Numeric Rating
tengkuk dan aromaterapi lavender selama 3 hari dengan waktu kurang lebih
10-20 menit setiap harinya di rumah klien, sebelum dan sesudah intervens
berikut:
lavender secara rutin selama 3 hari berturut-turut dan di waktu yang sama
didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan skala nyeri dari skala 5 di hari
Gangguan Subjek:
Pola Tidur - Klien mengatakan masih sulit tidur dan sering terbangun
Berhubungan karena kepalanya masih nyeri.
Dengan
- Klien mengatakan tidur malam kurang lebih 5 jam, tidur
Kurangnya
Kontrol Tidur mulai sekitar jam 24.00 sampai jam 05.00 saat adzan
(D.0055) subuh.
- Klien juga mengatakan jarang tidur siang karena ribut
suara mobil didepan rumah, biasa tidur siang ±1 jam dari
jam 13.00 sampai 14.00.
Objektif:
- Klien masih tampak lesu seperti lelah.
- Kantung mata klien masih tampak menghitam.
- Klien masih sering menguap.
- Mata klien tampak sayu.
- Tekanan darah : 155/97 mmHg
- HR : 100x/menit
- RR : 20x/menit
Assesment:
Kriteria Hasil Sebelum Sesudah Target
Keluhan sulit tidur 2 2 5
Keluhan tidak puas 2 2 5
tidur
Masalah keperawatan gangguan pola tidur belum teratasi.
Planning:
Lanjutkan intervensi:
3.1 Identifikasi pola aktivitas dan tidur.
3.2 Identifikasi faktor pengganggu tidur.
3.5 Lakukan prosedur untuk meningkatkan rasa nyaman
(pengaturan posisi, pijat, relaksasi, terapi akupresur).
3.8 Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya.
Gangguan Subjek:
Pola Tidur - Klien mengatakan sudah mulai tidur nyenyak dan namun
Berhubungan masih terbangun saat malam hari.
Dengan
- Klien mengatakan sudah mulai puas dengan tidurnya.
Kurangnya
Kontrol Tidur Objektif:
(D.0055) - Klien tampak lebih bersemangat
- Lingkaran hitam di kantung mata memudar
- Mata klien tampak segar
- Tekanan darah: 142/97 mmHg
- HR: 94x/menit
- RR: 20x/menit
Assesment:
Kriteria Hasil Sebelum Sesudah Target
Keluhan sulit tidur 2 4 5
Keluhan tidak puas 2 4 5
tidur
Masalah keperawatan gangguan pola tidur teratasi sebagian.
Planning:
Lanjutkan intervensi:
3.2 Identifikasi faktor pengganggu tidur.
3.5 Lakukan prosedur untuk meningkatkan rasa nyaman
(pengaturan posisi, pijat, relaksasi, terapi akupresur).
3.8 Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya.
H.
BAB IV
ANALISA SITUASI
Kasus ini merupakan kasus yang diambil penyakit yang sering muncul
Kasus Terkait
tanggal 03 Juni 2022 pada jam 13.00 WITA. Keluhan utama yang didapatkan
saat pengkajian adalah Tn.S mengeluh nyeri kepala yang menjalar hingga
darahnya naik yaitu 160/100 mmHg saat pengkajian, nyeri terasa seperti
dipukul benda tumpul, skala nyeri 5 (nyeri sedang menurut skala nyeri NRS),
nyeri terasa terus menerus dengan durasi ±10 menit. Klien mengatakan
pulang dari acara klien mulai merasa tidak nyaman di bagian leher, pukul
01.00 dini hari klien mulai merasakan nyeri kepala nyut-nyutan dan tengkuk
tegang, klien merasakan nyeri kepala sudah 3 hari yang lalu. Keluhan lain
yang dirasakan yaitu klien mengatakan sulit untuk memulai tidur dan sering
terbangun karena kepalanya nyeri, klien mengatakan tidur malam kurang
lebih 5 jam, tidur mulai sekitar jam 24.00 sampai jam 05.00 saat adzan subuh,
klien juga mengatakan jarang tidur siang karena ribut suara mobil didepan
rumah, biasa tidur siang ±1 jam dari jam 13.00 sampai 14.00. Data objektif
102x/menit, RR: 22x/menit, temperatur: 36,7 oC, saturasi: 99%, MAP: 120
mmHg (MAP normal: 70-100 mmHg), klien tampak lesu seperti lelah,
kantung mata klien tampak menghitam, klien sering menguap, mata klien
tampak sayu. Masalah keperawatan yang muncul pada Tn.S adalah penurunan
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan (Tim Pokja DPP PPNI, 2016). Pada Tn.S
nyeri kepala yang menjalar hingga tengkuk leher, nyeri kepala yang dirasakan
pengkajian, nyeri terasa seperti dipukul benda tumpul, skala nyeri 5 (nyeri
sedang menurut skala nyeri NRS), nyeri terasa terus menerus dengan durasi
±10 menit.
satu gejala yang sering muncul pada hipertensi. Hal ini disebabkan karena
kerusakan vaskuler akibat dari hipertensi tampak jelas pada seluruh pembuluh
menyempit maka aliran arteri akan terganggu. Pada jaringan yang terganggu
laktat dan menstimulasi peka nyeri kapiler pada otak, sehingga kepala terasa
nyeri.
nyeri akut seperti yang dialami oleh Tn.S, tindakan yang dapat dilakukan
limbik dan saraf otonom yang akan menimbulkan rileks, aman, dan
yang dapat menghambat nyeri (Fadli, Resky, & Sastria, A., 2019).
aliran balik vena yang kemudian akan menurunkan kerja jantung. Terjadinya
penurunan kerja jantung, maka tekanan intrakranial akan menjadi turun dan
nyeri kepala akan menjadi lebih berkurang (Yoganita, N., K., Sarifah, S., &
memiliki efek sebagai analgetik alami pada tubuh seseorang sehingga dapat
Salah satu diagnosa keperawatan pada kasus Tn.S adalah nyeri akut
nyeri yang dirasakan klien walaupun terkadang masih terasa nyeri sesekali.
terdapat penurunan 1 angka, dan di hari ketiga sebelum intervensi skala nyeri
hanya datang sesekali saja namun hanya nyeri ringan dan klien telah
salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Musaddas, R., dan
adalah 6,25 dengan standar deviasi 1,006 dan intensitas nyeri seelah diberikan
terapi dzikir adalah 3,53 dengan standar deviasi 1,062. Terlihat nilai mean
perbedaan antara intensitas nyeri sebelum dan setelah diberikan terapi dzikir
bagi penderita hipertensi adalah 2,725 standar deviasi 0,599. Hasil uji statisik
signifikan antara intensitas nyeri sebelum diberikan terapi zikir dan intensitas
penurunan intensitas nyeri pada pasien hipertensi. Hal ini dikarenakan dzikir
berfokus pada sang pencipta (Allah SWT) disertai pengulangan kata secara
ritmis dapat menimbulkan keadaan rileks. Pengaruh dari dzikir juga dapat
yang membuat keadaan nyaman. Berdzikir juga dapat menekan sistem kerja
tekanan darah sehingga dengan terapi dzikir terjadi penurunan intensitas nyeri
kepala, hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Yoganita, N., E.,
kepala. Uji Wilcoxon menunjukan nilai Z hitung -3.376 (Z hitung > Z tabel
0.0004) dimana nilai probabilitas 0.04% dan nilai p value signifikansi 0.001
(p < 0.050) dengan ini menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima
minyak zaitun dalam mengurangi nyeri kepala pasien hipertensi. Hal ini
diperkuat oleh penelitian Haris, A., dan Nurwahidah (2017), massage akan
kapiler dan kelenjar getah bening, serta membuang racun dari tubuh sehingga
memproduksi lebih banyak sel darah merah yang akan membawa oksigen
merupakan penghilang rasa sakit alami bagi tubuh. Opiate endogen seperti
alami yang berasal dari tubuh dilepaskan oleh alur saraf desenden.
dirasakan berkurang.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmatika, D., Utami, I., T., dan
Pasien Nyeri Kepala di Ruang Saraf RSUD Jend. Ahmad Yani Metro”
aromaterapi yang berisi 150 ml air dan 5 tetes aromaterapi lavender yang
diberikan 1 kali sehari selama 3 hari, didapatkan bahwa hari pertama sebelum
lavender skor nyeri kepala adalah 1 (nyeri ringan). Sedangkan pada subyek II
pada hari pertama sebelum penerapan mengalami nyeri dalam kategori ringan
dengan skor nyeri 3 dan hari ketiga setelah penerapan skor nyeri menurun
menurunkan intensitas nyeri kepala. Hal ini terjadi karena aromaterapi bunga
lavender maka aroma yang dikeluarkan akan menstimulasi reseptor silia saraf
adalah struktur bagian dalam dari otak yang berbentuk seperti cincin yang
terletak di bawah korteks serebri. Bagian terpenting dari sistem limbik yang
bagian otak yang kecil tetapi signifikannya yaitu nukleus raphe. Efek dari
mengungkapkan bahwa serotonin yang dilepaskan oleh batang otak dan kornu
dorsalis diantaranya berfungsi untuk menghambat transmisi nyeri, dengan
nyeri kepala pada pasien hipertensi adalah dengan kompres hangat jahe
menambah pasokan oksigen serta nutrisi ke jaringan. Hal ini telah dibuktikan
dalam penelitian yang dilakukan oleh Sitepu, dkk. (2022) dengan judul
Skala Nyeri Kepala Pada Pasien Hipertensi di Rumah Sakit Grandmed Lubuk
Pakam”. Setelah diberikan edukasi dan pasien diberikan kompres hangat jahe
(zingiber officinale) selama 5-10 menit didapatkan hasil uji statistik yang
menggunakan uji paired test menunjukkan nilai p=0,000, p<α (0,000 < 0,05).
hangat jahe dapat meredakan ketegangan, sehingga nyeri yang dialami pasien
hipertensi dapat berkurang. Kompres hangat jahe dapat mengurangi rasa nyeri
melalui tahap transmisi, dimana pada tahap ini sensasi hangat yang dihasilkan
tinggi. Gingerol dan rasa hangat yang dihasilkan jahe akan membuat
sehingga asupan makanan dan oksigen menjadi lebih baik dan menyebabkan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tn.S dengan diagnosa medis hipertensi dari tanggal 01 Juni 2022 sampai 03
Juni 2022 dan keluhan utama pada saat pengkajian yaitu nyeri kepala hingga
didapatkan hasil penurunan skala nyeri yang signifikan sesuai tabel berikut:
Penurunan
Hari dan Tanggal Sebelum Sesudah Skor
No Waktu Waktu
Intervensi Intervensi Intervensi Setelah
Intervensi
1. 01-06-2022 5 13.00 4 13.30 1
B. Saran
Sakit.
2. Bagi Institusi Keperawatan
3. Bagi Perawat
A. Data Pribadi
B. Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal
Tamat SD : Tahun 2011 di SDN 021 Muara Badak
Tamat SMP : Tahun 2014 di SMPN 03 Muara Badak
Tamat SMA : Tahun 2017 di SMKN 10 Samarinda
Tamat S1 Keperawatan : Tahun 2021 di Universitas Muhammadiyah
Kalimantan Timur
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id
Kode : Revisi :
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan terapi dzikir kombinasi massage tengkuk dan aromaterapi
lavender dengan benar.
Tujuan khusus
Pengertian
Suatu tindakan terapi komplementer yang dilakukan untuk mengurangi intensitas nyeri
kepala pada pasien hipertensi.
Tujuan Pemeriksaan
Nama Mahasiswa :
6 Diagnosa Keperawatan :
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis.
Fase pre interaksi
7 Mencuci tangan
8 Siapkan alat :
- Headset dan handphone untuk mendengarkan dzikir.
- Minyak lavender untuk aromaterapi.
- Minyak zaitun untuk massage tengkuk.
- Tisu dan kapas.
Fase Orientasi
9 Memberikan salam menyapa namanya klien sebagai pendekatan
terapeutik.
Fase Terminasi
30 Membaca hamdalah.
39 Mencuci tangan
Evaluasi
40 Evaluasi skala nyeri dan tekanan darah untuk menentukan
keberhasilan tindakan.
Dokumentasi
42 Skala nyeri yang didapatkan sebelum dan sesudah intervensi.
Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1
Jumlah nilai yang didapat
Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
Evaluasi Diri/Penguji
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
...........
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)