Anda di halaman 1dari 22

NASKAH PUBLIKASI (MANUSCRIPT)

PENGARUH FOOT MASSAGE TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH


PADA PASIEN HIPERTENSI : LITERATURE REVIEW

THE EFFECT OF FOOT MASSAGE ON REDUCING BLOOD PRESSURE


IN HYPERTENSIVE PATIENTS : LITERATURE REVIEW

KHAIRUL ANWAR 1, THOMAS ARI WIBOWO 2

DISUSUN OLEH :

KHAIRUL ANWAR.,S.Kep
1911102412046

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2020
Naskah Publikasi (Manuscript)

Pengaruh Foot Massage terhadap Penurunan Tekanan Darah


pada Pasien Hipertensi : Literature Review

The Effect of Foot Massage on Reducing Blood Pressure


in Hypertensive Patients : Literature Review

Khairul Anwar1, Thomas Ari Wibowo 2

Disusun Oleh :

Khairul Anwar.,S.Kep
1911102412046

Program Studi Profesi Ners


Fakultas Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
2020
Pengaruh Foot Massage terhadap Penurunan Tekanan Darah
pada Pasien Hipertensi : Literature Review

Khairul Anwar1, Thomas Ari Wibowo2


Fakultas Ilmu Kesehatan dan Farmasi, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

E-mail : Khairulanwarlibra11@gmail.com

INTISARI

Latar Belakang : Hipertensi secara umum adalah kondisi medis terjadinya peningkatan
tekanan darah di mana tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90
mmHg. Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama kematian dini di seluruh dunia,
penyakit mematikan ini sering sekali tidak menunjukkan gejala atau tersembunyi oleh
karenanya hipertensi sering disebut sebagai the silent killer.
Tujuan : Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
foot massage terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode studi literatur review dengan databased
melalui google scholar, research gate dan science direct dengan intervensi yang
digunakan adalah foot massage terhadap penurunan tekanan darah pasien hipertensi.
Hasil dan Kesimpulan : Berdasarkan hasil analisis literature review terhadap 10 jurnal
terkait didapatkan hasil penelitian bahwa foot massage terbukti sangat efektif dan
berpengaruh dalam menurunkan tekanan darah baik tekanan darah sistolik maupun
tekenan darah diastolik pada pasien dengan hipertensi.

Kata Kunci : Foot massage, Tekanan Darah, Hipertensi.

1
Mahasiswa Profesi Ners Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.
2
Dosen Profesi Ners Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.
The Effect of Foot Massage on Reducing Blood Pressure
in Hypertensive Patients : Literature Review

Khairul Anwar1, Thomas Ari Wibowo2


Faculty of Health Sciences and Pharmacy, Muhammadiyah University of East Borneo

E-mail : Khairulanwarlibra11@gmail.com

ABSTRACT

Background : Hypertension in general is a medical condition in which the blood


pressure increases with systolic blood pressure above 140 mmHg and diastolic blood
pressure above 90 mmHg. Hypertension is one of the main causes of premature death
throughout the world, this deadly disease often shows no symptoms or is hidden,
therefore hypertension is often referred to as the silent killer.
Objective : The Final Scientific Work of Nurse (KIAN) aims to determine the effect of
foot massage on reducing blood pressure in hypertensive patients.
Methods : This research used literature review study method with databased through
google scholar, research gate and science direct with the intervention used is foot
massage to reduce blood pressure in hypertensive patients.
Result and Conclusions : Based on the results of a literature review analysis of 10
related journals, it was found that the foot massage proved to be very effective and had
an effect on reducing blood pressure both systolic blood pressure and diastolic blood
pressure in patients with hypertension.

Keywords : Foot Massage, Blood Pressure, Hypertension.

11
Student of Nurse Profession at Muhammadiyah University of East Borneo.
22
Lecture of Nurse Profession at Muhammadiyah University of East Borneo.
PENDAHULUAN
Tekanan darah tinggi ataupun hipertensi merupakan suatu indikasi kenaikan
tekanan darah yang dapat mempengaruhi pada sistem organ yang lain, semacam stroke
pada otak ataupun penyakit jantung coroner pada pembuluh darah jantung serta otot
jantung dan kegagalan ginjal2.
Berdasarkan World Health Organization (WHO), batasan tekanan darah yang
masih dianggap wajar yakni kurang dari 130/ 85 mmHg. Apabila tekanan darah sistolik
nilainya di atas 140 mmHg serta tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg maka sudah
dianggap ialah garis batasan hipertensi22.
Organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) memperhitungkan
jika sekarang prevalensi hipertensi secara global sebesar 22% dari total penduduk dunia.
Dari ditaksir 1,13 miliyar orang yang mempunyai hipertensi, kurang dari 1 dari 5 yang
terkendali27.
Bersumber pada Studi Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi hipertensi di
Indonesia bertambah dari tahun 2013 ialah sebanyak 25,8% jadi sebesar 34,11%. Hasil
Riskesdas 2018 membuktikan jika angka prevalensi hipertensi di Provinsi Kalimantan
Timur merupakan sebesar 39,3% 22. Hipertensi di Kalimantan Timur ialah penyakit yang
paling banyak dialami utamanya di Samarinda. Dari informasi Dinas Kesehatan
Samarinda pada tahun 2016, ada 5.942 jiwa mengidap hipertensi 10.
Foot massage/pijat kaki merupakan manipulasi jaringan ikat lewat pukulan,
gosokan ataupun meremas untuk memberi efek pada kenaikan sirkulasi, membetulkan
sifat otot serta membagikan dampak relaksasi 20. Pengobatan foot massage bisa
merendahkan tekanan darah sistolik serta diastolik, merendahkan denyut nadi, serta
membagikan dampak relaksasi untuk otot-otot yang tegang sehingga tekanan darah serta
denyut nadi menjadi turun serta sanggup membagikan rangsangan yang akan
memperlancar aliran darah25.
TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui pengaruh foot massage terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini memakai metode studi kepustakaan ataupun literature review.
Literature review ialah kesimpulan komprehensif mengenai penelitian yang sudah
dilakukan terhadap suatu topik yang secara khusus untuk menampilkan kepada pembaca
apa yang telah diketahui serta apa yang belum diketahui mengenai topik, guna mencari
rasional atas penelitian yang telah dilakukan ataupun sabagai ide penelitian berikutnya 4.
Studi literatur dapat didapat dari bermacam sumber baik jurnal, buku,
dokumentasi, internet serta pustaka. metode studi literatur merupakan serangkaian
aktivitas yang berkenaan dengan tata cara pengumpulan data pustaka, membaca serta
mencatat, dan mengelolah bahan penulisan18.
Data yang digunakan pada penelitian ini ialah data sekunder yang didapat bukan
bersumber pada pengalaman langsung dari peneliti, melainkan atas hasil penelitian yang
sudah dicoba oleh peneliti-peneliti terdahulu. Adapun sumber data sekunder yang
diperoleh berbentuk artikel ataupun jurnal dengan topik dicari dengan menggunakan
databased lewat google scholar, research gate serta science direct dengan memakai
Keyword/kata kunci serta Boolean operator yang ditempatkan pada kata kunci agar
mempersempit ataupun menspesifikkan hasil pencarian, sehingga dapat memudahkan
untuk penentuan artikel ataupun jurnal yang hendak digunakan. Kata kunci yang dipakai
pada penelitian ini ialah “Foot Massage” AND “Tekanan Darah” AND “Hipertensi”.
1. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Tabel 1. Kriteria Inklusi dan Eksklusi.

Kriteria Inklusi Eksklusi


Populasi. Pasien dengan hipertensi
primer/esensial. Bukan pasien dengan
hipertensi & hipertensi
sekunder/hipertensi akibat
penyakit tertentu.
Intervention. Pijat kaki/foot massage Bukan pijat kaki/foot
terhadap penurunan massage terhadap penurunan
tekanan darah. tekanan darah.
Outcomes. Pengaruh pijat kaki/foot Tidak menggambarkan
massage terhadap pengaruh pijat kaki/foot
penurunan tekanan darah. massage terhadap penurunan
tekanan darah.
Study Design And Quasy experimental -
Publication Type. study, randomized
control trial, systematic
review.
Tahun Publikasi. Setelah tahun 2015. Sebelum tahun 2015.
Bahasa. Inggris dan Indonesia. Di luar Inggris dan
Indonesia.

2. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas.


Jurnal ditemukan melalui basis data
Abstrak ditinjau, duplikat
elektronik sesuai kata kunci (Google
dihapus.
scholar, Research gate, Science direct).
(n=110)
(n=307 )

Jurnal di skrining

(n=90)

Jurnal full text dilakukan


assessment

(n= 97)

Sampel akhir literature

(n=10)

Bagan 1. Flow Gram.


HASIL PENELITIAN
Adapun komponen dari jurnal literatur yang dianalisis dapat peneliti jelaskan
sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil dan Analisis.
No Author Tahun Volume, Judul Metode (Desain, Hasil Penelitian Databased
Angka Sample, Variable,
Instrumen, Analisis).

1. Ms.D. 2015 ISSN : Assess The D : Pre eksperimen. Nilai rata-rata post test level Research
Tasjee 2277-7881, Effectiveness Of S : Convenient tekanan darah sistolik gate
Priyanka, Volume 04 Foot Massage sampling adalah 40% berada di
S.Aruna, To Change In V : Foot massage kisaran 131-140, dan skor
P.Mangala The Blood Dan rata-rata post level tekanan
Gowri. Pressure Among Tekanan darah pasien darah diastolik adalah 37%
Patients With hipertensi berada di kisaran 81-90 mm
Hypertension In I : Alat ukur tekanan Hg dan diperoleh, Nilai t
Selected Setting, darah (stetoskop, adalah 3,83 pada 2 (df) yang
Chennai. Tensimeter) & lembar signifikan pada tingkat 0,05,
observasi membuktikan bukti statistik
A : Paired t-test yang jelas menunjukkan
bahwa foot massage adalah
alternatif terbaik untuk
mengurangi tingkat tekanan
darah di antara pasien
dengan hipertensi.

2. M.Sukriti 2018 DOI : A comparative D : Eksperimental pre Perbandingan nilai t dari Research
Biswas, Mr. 10.9790,Vo study to asses & post test control kedua kelompok laki-laki gate
Asokan.R, lume 07 the effectiveness group post test diastolik dan
Prof. of foot massage S : Simple random tekanan darah sistolik
Amrita and back sampling masing-masing adalah
Lenka, Prof. massage in V : Foot massage dan 1,1043 dan 0,5286 dan sama
Subransu reducing blood back massage untuk perempuan adalah
Patro pressure among Dan 0,7494 dan 0,5830 yang mot
hypertensive Tekanan darah pasien signifikan.
patients admitted hipertensi. Hasil penelitian
in medicine I : Alat ukur tekanan menunjukkan bahwa foot
ward at tertiary darah (stetoskop, massage dan back massage
care hospital, Tensimeter) & lembar efektif dalam mengurangi
Bhubaneswar observasi sistolik dan tekanan darah
A : Independent t-test diastolik tetapi keduanya
memiliki efek yang sama
dalam mengurangi tekanan
darah.

3. Eri Eguchi, 2016 DOI : The effects D : Crossover Aroma foot massage secara Google
Narumi 10.1371 Aroma Foot randomized controlled signifikan menurunkan SBP Scholar
Funakubo, Massage on rata-rata (p = 0,02), DBP (p
Kiyohide Blood Pressure S : Random sampling = 0,006), dan keadaan
Tomooka, and Anxiety in V : Aroma foot gelisah (p = 0,003) serta
Tetsuya Japanese massage proporsi peserta dengan
Ohira, Keiki Community Dan kecemasan (p = 0,003).
Ogino, Dwelling Men Tekanan darah & Perubahan SBP memiliki
Takeshi and Women : A kecemasan pada korelasi yang signifikan dan
Tanigawa Crossover masyarakat jepang positif dengan perubahan
Randomized I : Alat ukur tekanan kecemasan negara (p =
Controlled Trial. darah 0,01) di antara peserta
(Sphygmomanometer), dengan kecemasan
Kuesioner STAI (State berkurang.
Trait Anxiety Inventory)
& Minyak/oil lavender.
A : T-test dan Chi
square test.

4. Fitriyani, 2019 DOI : Effect of Foot D : Static group Hasil penelitian ditemukan Research
Risnawati, 10.29080, Massage on comparison method. bahwa pemberian intervensi gate
Ratnasari,M Volume 03, Decreasing S : Purposive sampling. foot massage dapat
aria Ulfah No 3S Blood Pressure V : Foot massage menurunkan tekanan darah.
Azhar. in Hypertension Dan Hasil uji statistik
Patients in Tekanan darah pasien menunjukkan antara sistolik
Bontomaran-nu hipertensi kelompok kontrol (p-value
Health Center I : Alat ukur tekanan 0,798), kelompok kontrol
darah & lembar diastolik (p-value 0,726)
observasi dan kelompok perlakuan
A : Paired t-test sistolik (nilai-p 0,004),
kelompok perlakuan
diastolik (nilai-p 0,005).
Administrasi intervensi foot
massage memiliki pengaruh
pada penurunan tekanan
darah dibandingkan dengan
kelompok yang tidak diberi
intervensi foot massage.

5. Amany Ali 2018 ISSN : Effect of Foot D : Quasy experimental Hasil: penelitian ini Google
Mahmoud 2367-7851, Reflexology on S : Purposive sampling. mengungkapkan bahwa scholar
Ali El-Abd, Volume 07. Blood Pressure V : Foot Reflexology tidak ada perbedaan yang
Kamelia and Quality of Dan signifikan antara kedua
Fouad Life among Kualitas hidup pasien kelompok pada bulan
Abdalla, Patient with hipertensi pertama kunjungan tindak
Hanan Essential I : Alat ukur tekanan lanjut periode pre intervensi
Gaber Hypertension. darah mengenai keluhan, SDM,
Mohamed & (Sphymomanometer & BP & kualitas hidup p> 0,05
Marwa Stetoskop), lembar sementara menjadi
Mosaad Ali kuesioner wawancara, perbedaan yang sangat
lembar observasi signifikan pada bulan ke 2
denyut jantung & & 3 p <0,001 Kesimpulan:
pengukuran tekanan Foot reflexology memiliki
darah, serta kuesioner efek positif signifikan
secara statistik pada
kualitas hidup keluhan, SDM, BP &
A : Paired t-test kualitas hidup di antara
pasien dengan hipertensi
esensial. Studi ini
direkomendasikan: replikasi
studi pada sampel besar
yang dipilih dari berbagai
wilayah geografis Mesir
dianjurkan untuk
menggeneralisasi hasil studi

6. Hayyu 2020 DOI : The Effect of D : Randomized Hasil: Ada efek yang Science
Sitoresmi, 10.1016 Foot Massage in controlled trial (RCT). berbeda dari foot massage direct
Andi Lowering S : Simple random pada tekanan darah sistolik
Masyitha Intradialytic sampling. dan diastole antara
Irwan, Elly Blood Pressure V : Foot massage kelompok kontrol dan
Lilianty at Hemodialysis Dan kelompok intervensi dengan
Sjattar, Unit in Tekanan darah p <0,05. Perbedaan nilai
Suharno Indonesian intradialitik median untuk tekanan darah
Usman. Hospital. I : Alat ukur tekanan sistolik antara kedua
darah kelompok adalah 25 mmHg,
Sphymomanometer dan diastole adalah 10
portabel & lembar mmHg.
observasi Kesimpulan: Foot massage
A : Mann whitney test bermanfaat dalam
mengendalikan hipertensi
intradialitik dan dapat
diterapkan dalam
pengelolaan pasien
hemodialisis oleh perawat

7. Dewi 2019 DOI : Relaxing Melody D : Pre experimental. Hasil: Penelitian Research
Anggraini 10.5958, from Flute S : Purposive sampling. menunjukkan bahwa gate
Nurjanah, Volume 19, Combined with a V : Melodi Santai dari kombinasi foot massage dan
Harmayetty, No. 02 Foot Massage Suling kombinasi terapi musik kecapi suling
& Eka Can Reduce dengan foot massage mempengaruhi penurunan
Mishbahatul Systolic and Dan tekanan darah sistolik dan
. Diastolic Blood Tekanan darah sistolik diastolik pada orang tua
Pressure in dan diastolik lansia dengan hipertensi. Nilai
Elders. I : SOP terapi foot rata-rata tekanan darah
massage, SOP musik sistolik pada pre intervensi
kecapi suling, SOP adalah 154,64 mmHg,
pengukuran tekanan sedangkan nilai rata-rata
darah dan alat pengukur pada post intervensi adalah
tekanan darah 138,86 mmHg. Nilai rata-
(Sphygmomanometer rata tekanan darah diastolik
dan stetoskop) pada pre intervensi adalah
A : Paired t-test. 92,21 mmHg, sedangkan
nilai rata-rata pada post
intervensi adalah 88,00
mmHg.

8. Arina 2018 ISBN : Pengaruh pijat D : Quasy eksperiment. Hasil Paired samples t-test Google
Maliya, Any 978-602- kaki dan S : Simple random diperoleh (p-value) sebesar scholar
Risna 6988-58-4 punggung sampling. 0,001 sehingga (p-value)
Andria. terhadap tekanan V : Pijat kaki dan lebih besar dari 0,05. Pada
darah pada lansia punggung kelompok pre intervensi
di Panti Wredha Dan (skor pre) sebagian besar
Daerah Tekanan darah pada tingkat tekanan darah
Surakarta. lansia hipertensi tahap 2 dan
I : Alat ukur tekanan setelah (skor post) sebagian
darah tensimeter besar tingkat tekanan darah
aneroid merk one med pre hipertensi. Ada
yang telah dikalibrasi di perbedaan tingkat tekanan
laboratorium Kalibrasi darah dalam kelompok
BPSMB Surakarta) & sebelum dan sesudah pijat
lembar observasi kaki dan punggung di Panti
A : Paired samples t- Wredha Surakarta.
test

9. Wahyuni, 2017 ISSN : Efektivitas D : Quasy eksperiment. Hasil Dependent t-Test Google
Enik 2407-9189 Relaksasi Otot S : Purposive sampling. kelompok relaksasi otot scholar
Suhariyanti, Progresif dan V : Relaksasi otot progresif didapatkan nilai
Sigit Massage Kaki progresif dan massage p=0,000 ( <0,05) dan pada
Priyanto dengan kaki dengan pemberian kelompok massage kaki
Pemberian essential oil kenanga didapatkan hasil nilai
Essential Oil Dan p=0,000 ( <0,05), sehingga
Kenanga dalam Tekanan darah tinggi disimpulkan bahwa ada
Menurunkan pada lansia perbedaan yang signifikan
Tekanan Darah I : Alat ukur tekanan antara sebelum dan setelah
Tinggi Pada darah dilakukan tindakan relaksasi
Lansia. Sphymomanometer & otot progresif dan massage
lembar observasi kaki dengan pemberian
A : Dependent t-test essential oil kenanga.
Perbedaan kedua kelompok
ditandai dengan hasil rata-
rata penurunan tekanan
darah sistolik pada
kelompok relaksasi otot
progresif nilai mean yaitu
5,92 mmHg, kelompok
massage kaki nilai mean
yaitu 9,2 mmHg dengan
nilai signifikan p=0,000
( <0,05). Relaksasi otot
progresif dan massage kaki
dengan pemberian essential
oil kenanga efektif dalam
menurunkan tekanan darah
tinggi pada lansia namun
teknik massage kaki lebih
efektif dibandingkan dengan
relaksasi otot progresif.

10 Evelin 2018 ISSN : Respons D : Pra eksperimental. Hasil: Rata-rata tekanan Google
. Malinti, 2443-0935, Parameter S : Purposive sampling. darah sistolik 131.60 mmHg scholar
Mursito Volume 04, Kardiovaskuler V : Pijat kaki sebelum pijat kaki menjadi
Hutagalung No.01 (Tekanan Darah Dan 121.55 mmHg setelah pijat
dan Nadi Tekanan darah dan nadi kaki. Rata-rata tekanan
Terhadap Pijat klien hipertensi darah diastolik 83.65 mmHg
Kaki Pada Klien I : Alat ukur tekanan sebelum pijat kaki menjadi
Pre Hipertensi. darah 72.85 mmHg setelah pijat
Sphymomanometer kaki. Rata-rata nadi sebelum
digital & lembar pijat kaki adalah 71.60
observasi kali/menit menjadi 64.80
A : Paired t-test kali/menit setelah pijat kaki.
Uji statistik dengan paired
t-test menunjukkan terjadi
penurunan signifikan
tekanan darah sistolik dan
diastolik serta denyut nadi
per menit setelah pijat kaki
(α<.05).

Kesimpulan atas 10 jurnal yang diperoleh dan di seleksi berdasarkan kriteria


inklusi dan eksklusi, segala judul jurnal penelitian menyangkut terhadap pengaruh foot
massage terhadap penyusutan tekanan darah pada pengidap hipertensi serta desain
penelitian mengenakan beragam desain yang diambil oleh peneliti tersebut, kebalikannya
mengenai tahun jurnal yang dipilih ialah antara tahun 2015-2020 terdapat 3 jurnal
mengenakan bahasa indonesia dan 7 jurnal mengenakan bahasa inggris, setelah dianalisis
terhadap 10 jurnal terkait tersebut seluruhnya mengatakan bila ada perubahan signifikan
pada tekanan darah sehabis diberikan foot massage.
PEMBAHASAN
Tekanan darah saat sebelum diberikan foot massage.
Klasifikasi tekanan darah saat sebelum diberikan foot massage pada penelitian
rata-rata menampilkan penderita dengan klasifikasi tekanan darah jenis pre hipertensi
hingga dengan hipertensi stadium 2. Penelitian yang dicoba oleh Priyanka, dkk (2015)
menampilkan tekanan darah responden saat sebelum intervensi merupakan sistolik 130-
140 mmHg serta tekanan darah diastolik 80- 90 mmHg 21, penelitian yang dicoba oleh
Biswas, dkk (2018) menampilkan tekanan darah responden saat sebelum intervensi
merupakan rata-rata sistolik 143 mmHg serta rata- rata tekanan darah diastolik 86
mmHg3, penelitian yang dicoba oleh Fitriani, dkk (2016) menampilkan tekanan darah
responden saat sebelum intervensi merupakan sistolik 133- 160 mmHg serta tekanan
darah diastolik 83- 90 mmHg6, penelitian yang dicoba oleh Mahmoud, dkk (2018)
menampilkan tekanan darah responden saat sebelum intervensi merupakan rata-rata
sistolik 140 mmHg serta rata-rata tekanan darah diastolik 90 mmHg 13, penelitian yang
dicoba oleh Nurjanah, dkk (2019) menampilkan tekanan darah responden saat sebelum
intervensi merupakan rata-rata sistolik 154 mmHg serta rata-rata tekanan darah diastolik
92 mmHg17, penelitian yang dicoba oleh Maliya & Any Risna (2018) menampilkan
tekanan darah responden saat sebelum intervensi merupakan pada hipertensi stadium 2
(sistolik 160-179 mmHg serta diastolik 100-109 mmHg) 15, peneltian yang dicoba oleh
Wahyuni, dkk (2017) menampilkan tekanan darah responden saat sebelum intervensi
merupakan 166 mmHg26, serta penelitian yang dicoba oleh Malinti & Mursito (2018)
menampilkan tekanan darah responden saat sebelum intervensi merupakan rata-rata
sistolik 131 mmHg serta rata-rata tekanan darah diastolik 83 mmHg 14.
Aspek penyebab munculnya hipertensi salah satunya merupakan umur serta tipe
kelamin12. Ada pula responden pada penelitian ini rata-rata merupakan responden
berumur 40-70 tahun serta tipe kelamin responden rata-rata merupakan merupakan
wanita, penelitian oleh Biswas, dkk (2018) berkata umur responden pada penelitian
merupakan 40-60 tahun serta 32,85% responden merupakan wanita 3, penelitian oleh
Eguchi, dkk (2016) menampilkan responden paling banyak merupakan wanita ialah 52
orang serta pria 5 orang5, penelitian oleh Fitriani, dkk (2019) berkata umur responden
dalam riset merupakan 40-65 tahun 6, penelitian oleh Mahmoud, dkk (2018) berkata
46,7% umur responden pada penelitian merupakan 50-59 tahun 13, penelitian oleh
Sitoresmi, dkk (2020) berkata 68,8% tipe kelamin responden pada penelitian merupakan
wanita serta 13,3% responden merupakan pria 24, penelitian oleh Nurjanah, dkk (2019)
berkata umur responden pada penelitian merupakan 60-90 tahun 17, penelitian oleh Maliya
& Any Risna (2018) berkata umur responden pada penelitian merupakan 51-60 tahun
sebanyak 13,3% serta 61-70 tahun sebanyak 73,4% dengan 80% responden pada
penelitian merupakan tipe kelamin wanita serta 20% responden pada penelitian
merupakan tipe kelamin pria15, serta penelitian oleh Wahyuni (2017) berkata umur
responden pada penelitian merupakan 60-65 tahun sebanyak 52,9% dengan 76,5%
responden pada penelitian merupakan tipe kelamin wanita serta 23,5% responden pada
penelitian merupakan tipe kelamin pria26.
Tekanan darah dewasa bertambah bersamaan dengan pertambahan umur, pada
lanjut usia tekanan darah sistoliknya bertambah sehubungan dengan penyusutan
elastisitas pembuluh darah20. Penyakit hipertensi tumbuh dikala usia seorang sudah
menggapai paruh baya ialah pada usia 40-60 tahun 19. Perihal ini terjalin karena pada usia
45 tahun bilik arteri berisiko mengalami penebalan oleh sebab terdapatnya penimbunan
zat kolagen pada susunan otot, sehingga pembuluh darah berangsur-angsur menyempit
jadi kaku, berikutnya darah pada tiap denyut dituntut dapat lewat pembuluh darah yang
kecil dari umumnya sehingga berakibat menaiknya tekanan darah 23.
Menopause secara khas terjalin antara umur 45-60 tahun, perempuan yang belum
hadapi menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berfungsi dalam tingkatkan
High Density Lipoprotein (HDL). Kandungan kolesterol HDL yang besar ialah aspek
pelindung dalam menghindari terbentuknya proses aterosklerosis. Dampak proteksi
estrogen dianggap sebagai penjelasan terdapatnya imunisasi perempuan mulai kehabisan
sedikit demi sedikit hormon estrogen yang sepanjang ini melindungi pembuluh darah dari
kehancuran sehabis lanjut usia, oleh sebab itu wanita cenderung akan mempunyai tekanan
darah yang lebih tinggi sehabis menopause. Tidak hanya aspek hormon pemicu hipertensi
pada perempuan namun juga diakibatkan oleh aspek kegemukan, mengkonsumsi garam
berlebih, tekanan pikiran, serta aspek generasi/genetik 20.
Bersumber pada teori serta hasil penelitian diatas peneliti berasumsi jika seorang
yang sudah berumur 40 tahun ke atas cenderung lebih berisiko terkena tekanan darah
tinggi akibat dari mulai berlangsungnya penurunan-penurunan fungsi tubuh merupakan
wujud respons dari proses pertambahan umur/menua yang setelah itu membuat seorang
yang sudah berumur 40 tahun ke atas tersebut jadi lebih rentan terhadap suatu penyakit
salah satunya terhadap hipertensi, di mana bilik arteri akan hadapi penebalan oleh sebab
terdapatnya penimbunan zat kolagen pada susunan otot sehingga pembuluh darah akan
berangsur-angsur menyempit serta jadi kaku. Berikutnya darah pada tiap denyut dituntut
dapat lewat pembuluh darah yang kecil dari umumnya sehingga perihal tersebut
menimbulkan menaiknya tekanan darah, tidak hanya itu pula aspek resiko tekanan darah
tinggi ini pula lebih bertambah lagi pada tipe kelamin wanita dari pada pria perihal ini
disebabkan pengaruh dari penyusutan hormon estrogen yang terjadi pada wanita kala
sudah masuk masa menopause di mana hormon tersebut berfungsi dalam tingkatkan HDL
(High Density Lipoprotein) proses ini akan menghindari terbentuknya proses
arteriosclerosis.
Tekanan darah sehabis dicoba foot massage.
Klasifikasi tekanan darah sehabis diberikan foot massage dalam penelitian rata-
rata menampilkan tekanan darah dalam rentang batasan wajar hingga dengan jenis pre
hipertensi. Penelitian yang dicoba oleh Biswas, dkk (2018) menampilkan tekanan darah
responden sehabis intervensi dari rata-rata sistolik 143 mmHg serta rata-rata diastolik 86
mmHg jadi rata-rata sistolik 137 mmHg serta rata-rata diastolik 81 mmHg 3, penelitian
yang dicoba oleh Fitriani, dkk (2016) menampilkan tekanan darah responden sehabis
intervensi dari nilai sistolik 133-160 mmHg serta diastolik 83-90 mmHg jadi tekanan
darah sistolik 110-130 mmHg serta tekanan darah diastolik 74-82 mmHg 6, penelitian
yang dicoba oleh Nurjanah, dkk (2019) menampilkan tekanan darah responden sehabis
intervensi dari rata-rata sistolik 154 mmHg serta rata-rata diastolik 92 mmHg jadi rata-
rata sistolik 138 mmHg serta rata-rata diastolik 88 mmHg 17, penelitian yang dicoba oleh
Maliya & Any Risna (2018) menampilkan tekanan darah responden sehabis intervensi
dari pre intervensi terletak pada hipertensi stadium 2 (sistolik 160-179 mmHg serta
diastolik 100-109 mmHg) mejadi post intervensi terletak pada pre hipertensi (sistolik
130-139 mmHg serta diastolik 85-89 mmHg) 15, penelitian yang dicoba oleh Wahyuni,
dkk (2017) menampilkan tekanan darah responden sehabis intervensi dari 166 mmHg jadi
157 mmHg26, serta penelitian yang dicoba oleh Malinti & Mursito (2018) menampilkan
tekanan darah responden sehabis intervensi dari rata-rata sistolik 131 mmHg serta rata-
rata tekanan darah diastolik 83 mmHg jadi rata-rata sistolik 121 mmHg serta rata-rata
tekanan darah diastolik 72 mmHg14.
Hasil penelitian diatas didukung oleh Tarigan (2009, dalam Maulana 2016) yang
mengatakan jika salah satu pengobatan non farmakologi untuk merendahkan tekanan
darah ialah dengan pengobatan pijat (massage), apabila pengobatan tersebut dicoba
secara teratur dapat merendahkan tekanan darah, merendahkan kandungan hormon
kortisol serta merendahkan kecemasan, sehingga bias berakibat pada penyusutan tekanan
darah serta perbaikan fungsi tubuh 16. juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Wahyuni (2014) kalau pijat kaki/foot massage bisa merendahkan tekanan darah sistolik
serta diastolik, merendahkan denyut nadi, serta membagikan dampak relaksasi untuk otot-
otot yang tegang sehingga tekanan darah serta denyut nadi akan menyusut serta sanggup
membagikan rangsangan yang sanggup memperlancar aliran darah 25.
Dari data diatas peneliti berasumsi jika foot massage ialah pengobatan yang bisa
menstimulus saraf simpatik lewat gerakan maupun penekanan-penekanan yang diberikan
pada daerah kaki pada masa pemijatan yang setelah itu dapat membagikan dampak
relaksasi, akibat dari relaksasi tersebut setelah itu akan melemaskan otot-otot yang tegang
serta membagikan dampak rileks pada badan yang setelah itu dapat mempengaruhi
terhadap kerja jantung serta memperlancar aliran darah sehingga terjadi penyusutan
tekanan darah pada pengidap hipertensi.
Penelitian yang dicoba oleh Sitoresmi, dkk (2019) menarangkan kalau terdapat
dampak yang berbeda pada tekanan darah sistolik serta diastolik antara kelompok kontrol
serta kelompok intervensi yang dicoba intervensi foot massage sepanjang 5-10 menit, di
mana perbandingan nilai median buat tekanan darah sistolik antara kedua kelompok
merupakan 25 mmHg, serta diastolik merupakan 10 mmHg 24. Perihal ini pula didukung
dengan penelitian yang dicoba oleh Biswas, dkk (2018) yang mengatakan intervensi
pijatan dicoba kepada kelompok eksperimen ialah sepanjang 10 menit 3. Pula didukung
oleh penelitian yang dicoba oleh Wahyuni, dkk (2017) yang dalam penelitiannya
menarangkan kalau penerapan intervensi massage kaki pada kelompok intervensi dicoba
dalam waktu sepanjang 10 menit efisien dalam merendahkan tekanan darah tinggi pada
lanjut usia, di mana nilai mean saat sebelum massage kaki 166,5 mmHg serta mean
sehabis massage kaki 157,3 mmHg ada selisih rata-rata penyusutan saat sebelum serta
setelah diberikan massage kaki 9,2 mmHg 26. Setelah itu pula didukung oleh penelitian
yang dicoba oleh Maliya & Any Risna (2018) di mana dalam penelitiannya disebutkan
mekanisme kerja pijat kaki dicoba sepanjang 10-15 menit untuk menyusutkan tekanan
darah pada kelompok intervensi yang tadinya (skor pre) sebagian besar tingkatan tekanan
darah hipertensi stadium 2 serta sehabis (skor post) sebagian besar dengan tingkatan
tekanan darah pre hipertensi15.
Hasil-hasil penelitian diatas cocok dengan teori yang dikemukakan oleh Tairas
(2007, dalam Hernani, 2015) yang berkata lama waktu pemijatan hendaknya sepanjang 5-
10 menit agar memperoleh hasil yang baik, tetapi diberikan apabila rasa sakitnya masih
dapat ditahan tetapi apabila tidak, pemijatan hendaknya dihentikan 8. Foot massage ialah
manipulasi jaringan ikat lewat pukulan, gosokan ataupun meremas untuk membagikan
akibat pada kenaikkan sirkulasi, membetulkan sifat otot serta membagikan dampak
relaksasi20.
Bersumber pada data diatas peneliti berasumsi jika foot massage paling tidak
minimun diberikan dalam waktu 10 menit agar membagikan dampak relaksasi di mana
akibat dari relaksasi tersebut selanjutnya akan melemaskan otot-otot yang tegang serta
membagikan dampak rileks pada badan yang setelah itu akan mempengaruhi terhadap
kerja jantung serta memperlancar aliran darah sehingga terjadi penyusutan tekanan darah
pada pengidap hipertensi.
Penelitian yang dicoba oleh Eguchi, dkk (2016) dalam penelitiannya menerangkan
jika foot massage dengan memakai minyak yang berbau aroma terapi (lavender) secara
signifikan bisa merendahkan rata-rata tekanan darah sistolik serta tekanan darah diastolik
dan merendahkan skor kecemasan sehingga meningkatkan mutu hidup 5. Ini pula sejalan
dengan penelitian yang dicoba oleh Wahyuni, dkk (2017) jika massage kaki dengan
pemberian essential oil kenanga teruji efisien dalam merendahkan tekanan darah tinggi
pada lanjut usia26.
Statment ini cocok dengan teori oleh Tairas (2007, dalam Hernani, 2015), yang
berkata ketentuan dalam melaksanakan pemijitan/massage salah satunya memakai
minyak yang baik supaya tidak mengganggu kulit serta tidak memunculkan luka di kulit,
dan pemakaian minyak/oil dalam pemijatan dapat mengoptimalkan hasil dari pemijatan 8.
Aroma yang dihasilkan dari minyak bisa meningkatkan perasaan tenang (rileks) pada
jasmani, pikiran, serta rohani dan bisa menghasilkan atmosfer yang damai, dan
menjauhkan dari perasaan cemas serta gelisah 11.
Bersumber pada data diatas peneliti berasumsi jika dalam melaksanakan foot
massage hendaknya memakai minyak/oil terutama yang mempunyai wangi aroma terapi,
di mana pemakaian minyak/oil tidak hanya bisa melindungi kulit supaya tidak rusak
akibat gerakan serta penekanan yang diberikan pada kaki dikala proses pemijatan juga
bisa bagaikan aroma terapi yang setelah itu akan lebih tingkatkan perasaan rileks yang
dialami oleh penderita dikala diberikan pemijatan sehingga bisa lebih mengoptimalkan
dari hasil yang diharapkan dari pemijatan.
Pengaruh foot massage terhadap penyusutan tekanan darah.
Penelitian yang dicoba oleh Priyanka, dkk (2015) menampilkan penemuan jika
penelitian mendapatkan fakta statistik yang jelas menampilkan jika foot massage
merupakan alternatif terbaik untuk kurangi tingkatan tekanan darah di antara penderita
dengan hipertensi21, penelitian yang dicoba oleh Biswas, dkk (2018) menampilkan hasil
jika foot massage efisien dalam kurangi tekanan darah sistolik serta tekanan darah
diastolik3, penelitian yang dicoba oleh Fitriani, dkk (2016) menampilkan hasil jika
pemberian intervensi foot massage bisa merendahkan tekanan darah. Hasil uji statistic
menampilkan jika intervensi foot massage mempunyai pengaruh pada penyusutan
tekanan darah dibanding dengan kelompok yang tidak diberi intervensi pijatan kaki 6,
penelitian yang dicoba oleh Mahmoud, dkk (2018) menampilkan hasil kalau foot
reflexology mempunyai dampak positif signifikan secara statistik pada tekanan darah 13,
penelitian yang dicoba oleh Sitoresmi, dkk (2020) menampilkan hasil ada dampak yang
berbeda dari foot massage pada tekanan darah sistolik serta diastolik antara kelompok
kontrol serta kelompok intervensi24, penelitian oleh Maliya & Any Risna (2018) hasil
meyakinkan kalau terdapat pengaruh pijat kaki terhadap tingkatan tekanan darah pada
lanjut usia di Panti Wredha Bhakti Kasih Kadipiro Banjarsari Surakarta 15, penelitian yang
dicoba oleh Wahyuni (2017) menampilkan hasil jika terdapat perbandingan yang
signifikan antara saat sebelum serta sehabis dicoba massage kaki dengan pemberian
essential oil kenanga terhadap tekanan darah pada lanjut usia 26, penelitian yang dicoba
oleh Malinti & Mursito (2018) menampilkan hasil uji statistik dengan paired t-test terjadi
penyusutan signifikan tekanan darah sistolik serta diastolik dan denyut nadi permenit
sehabis pijat kaki14.
Hasil penelitian diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Wahyuni
(2014) yang mengatakan jika foot massage bisa merendahkan tekanan darah sistolik serta
diastolik, merendahkan denyut nadi, serta membagikan dampak relaksasi untuk otot-otot
yang tegang sehingga tekanan darah serta denyut nadi bisa menyusut serta sanggup
membagikan rangsangan yang sanggup memperlancar aliran darah 25. Tekanan darah
dengan kekuatan yang baik dibutuhkan supaya darah bisa mengalir ke semua bagian
tubuh dengan baik, darah yang tersebar pada segala tubuh juga berperan membawakan
oksigen7. Hasil penelitian diatas juga didukung oleh teori dari Alviani (2015), yang
mengatakan kalau massage secara luas diakui bagaikan cara yang memberikan khasiat
antara lain ialah melancarkan sirkulasi darah, memicu penciptaan hormone endorphine,
membetulkan fungsi saraf, tingkatkan energy, relaksasi serta rekreasi 1. Dengan metode
pemijatan/penekanan pada pijat bisa membagikan dampak relaksasi pada bagian badan
yang berkaitan dengan daerah pemijatan. Relaksasi ini ialah sesi awal dari pemulihan,
pengembangan tubuh terhadap kondisi yang seimbang, di mana perputaran ataupun aliran
darah serta cairan tubuh bisa berlangsung tanpa hambatan serta bisa memasok nutrisi
serta oksigen ke sel-sel tubuh sehingga organ badan yang terdiri dari beberapa sel bisa
kembali pada kondisi serta guna yang wajar9.
Bersumber pada data diatas peneliti berasumsi jika foot massage teruji efisien buat
diberikan pada pengidap tekanan darah tinggi/hipertensi, di mana terjadi penyusutan
tekanan darah sistolik ataupun tekanan darah diastolik pada pengidap yang terkena
tekanan darah tinggi sehabis diberikan foot massage, perihal ini terjadi akibat dari metode
gerakan/ penekanan yang diberikan pada foot massage bisa memicu kenaikan penciptaan
hormon endorphine yang setelah itu bisa menurunan penciptaan dari hormon adrenalin
sehingga bisa memunculkan dampak relaksasi pada badan yang setelah itu akan
mengembalikan guna sel-sel dalam tubuh ke guna yang normal serta setelah itu
mempengaruhi kepada penyusutan tekanan darah pada pengidap tekanan darah
tinggi/hipertensi.
KESIMPULAN
Dari penelitian literature review pengaruh foot massage terhadap penyusutan
tekanan darah pada penderita hipertensi yang sudah dilakukan bisa ditarik kesimpulan
jika foot massage teruji sangat efisien serta berpengaruh dalam merendahkan tekanan
darah baik tekanan darah sistolik ataupun tekenan darah diastolik pada penderita dengan
hipertensi. Perihal tersebut disebabkan secara fisiologis gerakan/penekanan yang
diberikan pada foot massage bisa memicu kenaikan penciptaan hormone endorphine yang
setelah itu akan menurunan penciptaan dari hormone adrenalin sehingga bisa
memunculkan dampak relaksasi pada badan yang setelah itu akan mengembalikan guna
sel-sel dalam tubuh ke guna yang normal serta setelah itu mempengaruhi kepada
penyusutan tekanan darah pada pengidap tekanan darah tinggi/hipertensi.
REFERENSI
1. Alviani, P. (2015). Pijat Refleksi. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
2. Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta: Diva Press.
3. Biswas, Sukriti., dkk. (2018). A Comparative Study To Asses The Effectiveness Of
Foot Massage & Back Massage In Reducing Blood Pressure Among Hypertensive
Patients Admitted In Medicine Ward Attertiarycare Hospital, Bhubaneswar, IOSR
Journal of Nursing and Health Science, 7, (1), 1-6.
4. Denney, A. S., & Tewksbury, R. (2013). How to write a literature review, Journal of
Criminal Justice Education, 24, (2), 218-234.
5. Eguchi, Eri., dkk. (2016). The Effects of Aroma Foot Massage on Blood Pressure
and Anxiety in Japanese Community-Dwelling Men and Women : A Crossover
Randomized Controlled Trial, Journal Plos One, 11, (3).
6. Fitriani., dkk. (2019). Effect of Foot Massage on Decreasing Blood Pressure in
Hypertension Patients in Bontomarannu Health Center, Journal of Health Science
and Prevention, 3(3S):141-145.
7. Hairunisa. (2014). Hubungan Tingkat Kepatuhan Minum Obat Dan Diet Dengan
Tekanan Darah Terkontrol Pada Penderita Hipertensi Lansia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Perumnas I Kecamatan Pontianak Barat, Jurnal Mahasiswa PSPD FK
Universitas Tanjungpura, 1, (1).
8. Hernani, Dionysia A.F. (2015). Pemberian Tindakan Masase Kaki Dengan Minyak
Sereh Wangi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Asuhan Keperawatan Ny.S
Dengan Hipertensi Di Ruang Cempaka 2 RSUD. Sukoharjo. Karya Tulis Ilmiah,
STIKES Kusuma Husada Surakarta.
9. Jones, J., Thompson, Patricia., Irvine, Katheleen., Leslie, Stephen. J. (2011). Is
There a Specific Hemodynamic Effect in Reflexology? A Systematic Review of
Randomized Controlled Trials. Departement of Nursing & Midwifery Stirling
University, diperoleh 20 Juli 2020.
10. Kementerian Kesehatan RI. (2012). Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011.
Jakarta : Kemenkes RI.
, (2016). Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
: Pengertian & Etiologi Hipertensi. Jakarta : Kemenkes RI.
11. Kenia, I.M., & Taviyana, D. (2013). Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar)
Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi. Artikel penelitian
STIKES RS Baptis Kediri, Indonesia.
12. Kusumawati, Jajuk., dkk. (2016), Hubungan Jenis Kelamin Dengan Intensitas
Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Lakbok Kabupaten Ciamis,
Jurnal Kedokteran & Kesehatan. Mutiara Medika: 16, (2), 46-51.
13. Mahmoud, A.A., dkk. (2018). Effect of Foot Reflexology on Blood Pressure and
Quality of Life among Patients with Essential Hypertension. International Journal Of
Multidisciplinary Educational Research, 7, (5), 1-24.
14. Malinti, Evelin., & Mursito, Hutagalung. (2018). Respon Parameter Kardiovaskular
(Tekanan Darah Dan Nadi) Terhadap Pijat Kaki Pada Klien Prehipertensi, Jurnal
Skolastik Keperawatan, 4, (1), 31-38.
15. Maliya, Arina & Any Risna, A. (2018). Pengaruh Pijat Kaki dan Punggung
Terhadap Tingkat Tekanan Darah Pada Lansia Di Panti Wredha Daerah Surakarta,
jurnal LPPM Universitas Muhammadiyah Jember.
16. Maulana A, A. (2016). Pengaruh Effluarge Dan Friction Terhadap Penurunan
Kadar Asam Laktat Pelari Sprint 400 Meter. Tesis, Surakarta, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Indonesia.
17. Nurjanah, Dewi Anggraini, dkk. (2019). Relaxing Melody from Flute Combined
with a Foot Massage Can Reduce Systolic and Diastolic Blood Pressure in Elders,
Medico Legal Update An International Journal, 19(2), 398-403.
18. Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Ed. 4. Jakarta: Salemba Medika.
19. Patminingsih, Titik N. (2010). Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Dr. R. Soprapto Cepu. Jurnal Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang. Diakses pada tanggal 17 Juli 2020.
20. Potter, Patricia A. & Perry, Anne G. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep,
Proses And Practice. Edisi 7. Vol.3. Jakarta: EGC.
, (2013). Fundamental of Nursing. Edisi 8. Jakarta : EGC.
21. Priyanka, D.Tejaswee, dkk. (2015). Assess The Effectiveness Of Foot Massage To
Change In The Blood Pressure Among Patients With Hypertension In Selected
Setting, Chennai, International Journal Of Multidisciplinary Educational Research,
4, (5).
22. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013). Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Republik Indonesia, tahun 2015.
, (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, tahun 2018.
23. Setiawan, dkk. (2014). Hubungan Frekuensi Senam Lansia Terhadap Tekanan
Darah dan Nadi pada Lansia Hipertensi. Prosiding Konferensi Nasional II PPNI
Jawa Tengah, Semarang.
24. Sitoresmi, Hayyu., dkk. (2020). The Effect of Foot Massage in Lowering
Intradialytic Blood Pressure at Hemodialysis Unit in Indonesia Hospital, Journal
Clinical Epidemiology and Global Health.
25. Wahyuni, Shanty. (2014). Pijat Refleksi Untuk Kesehatan. Jakarta : Dunia Sehat.
26. Wahyuni, dkk. (2017). Efektifitas Relaksasi Otot Progresif dan Massage Kaki
dengan Pemberian Essential Oil Kenanga dalam Menurunkan Tekanan Darah
Tinggi pada Lansia, Journal University Research Colloquium, 335-344.
27. World Health Organization (WHO) (2011). The World Medicine Situation 2011
3ed. Rational Use of Medicine. Geneva.
, (2019). World Health Statistics 2019.
https://www.who.int/gho/publications/world_health_statistics/2019/en/ diperoleh 10
Juli 2020.
LEMBAR KONSULTASI NASKAH PUBLIKASI

Judul : Pengaruh Foot Massage terhadap Penurunan Tekanan Darah


pada Pasien Hipertensi : Literature Review.

Pembimbing : Ns. Thomas Ari Wibowo.,M.Kep.

NO TANGGAL KONSULTASI HASIL KONSULTASI PARAF

1. 09 Agustus Naskah publikasi Perbaiki penulisan naskah


2020 publikasi dan susun sesuai
penyusunan naskah
publikasi yang benar.

12 Agustus Perbaiki penulisan dan


2. 2020 jarak/spasi antar paragraf
Naskah publikasi
dihilangkan/dihapus.

Naskah publikasi Acc


3. 14 Agustus pembimbing.
2020 Naskah publikasi

Anda mungkin juga menyukai