Anda di halaman 1dari 19

ABSTRAK

Klinik Sekam Tensi (Masase Dan Bekam Dengan Ekstrak Zaitun Untuk
Mengurangi Nyeri Dan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi)
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1 Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan
peningkatan tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013; Ferri,
2017). Tekanan Darah Tinggi/ Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
yaitu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140
mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90
mmHg. Tekanan darah tinggi merupakan hasil pengukuran tekanan darah
terakhir atau hasil pengukuran minimal 1 kali setahun. Pengukuran dilakukan
pada penduduk yang berusia lebih dari atau sama dengan 18 tahun.
Pengukuran dapat dilakukan di dalam unit pelayanan kesehatan primer,
pemerintahan swasta, di dalam maupun di luar gedung. (KEMENKES ,2018).
Tekanan Darah Tinggi atau Hipertensi merupakan salah satu penyakit
kardiovaskuler yang paling banyak diderita oleh masyarakat dan pada
umumnya yang tidak merasakan keluhan, sehingga disebut sebagai the silent
killer. Faktor yang mempengaruhi hipertensi yaitu usia, genetik, dan
lingkungan yang berdampak pada keselamatan jiwa yang mengakibatkan
meningkatnya angka morbiditas dan angka mortalitas (Yanti, 2018).
2 Menurut survey World Health Organization (WHO) tahun 2015-
2018, menunjukkan bahwa penderita hipertensi di dunia mencapai 1,13 miliar,
artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Penderita hipertensi
semakin meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 mencapai
1,5 miliar yang menderita hipertensi, dengan perkiraan 10,44 juta orang
meninggal akibat hipertensi dan komplikasi setiap tahunnya. Data WHO
didukung oleh data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) bahwa
di Indonesia 1,7 juta kematian di Indonesia dengan faktor risiko yang
menyebabkan kematian adalah tekanan darah (hipertensi) sebesar 23,7%,
hiperglikemia sebesar 18,4%, merokok sebesar 12,7% dan obesitas sebesar
7,7%. RISKESDAS tahun 2018, menunjukkan prevalensi hipertensi di
Indonesia mencapai 34,1% berdasarkan kriteria pengukuran tekanan darah
penduduk usia ≥ 18 tahun. Prevelensi Hipertensi Provinsi Jawa Timur, Tahun
2018 persentase hipertensi sebesar 22.71% atau sekitar 2.360.592 penduduk,
dengan proporsi laki-laki sebesar 18.99% (808.009 penduduk) dan perempuan
sebesar 18.76% (1.146.412 penduduk).
3 Hipertensi perlu mendapatkan perhatian khusus dan penanganan
yang komprehensif mulai dari usaha preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif (Arianto, 2018). Penanganan hipertensi yang komprehensif
bertujuan untuk menurunkan tekanan darah, meliputi terapi konvensional dan
terapi non konvensional. Terapi konvensional merupakan terapi dengan
pemberian obat- 3 obatan yaitu obat anti hipertensi, sedangkan terapi non
konvensional merupakan terapi komplementer yang dapat dilakukan dengan
bekam, akupuntur, tanaman tradisional, akupresur, dan pijat (massage)
(Ardiansyah, 2017).
4 Terapi pijat atau massage adalah salah satu terapi komplementer
yang saat ini digunakan untuk hipertensi. Massage merupakan terapi paling
efektif untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi karena dapat
menimbulkan efek relaksasi pada otot-otot yang kaku sehingga terjadi
vasodilatasi yang menyebabkan tekanan darah turun secara stabil. Macam-
macam metode massage yaitu metode Swedish massage, aroma massage,
massage therapy, accupoint massage, scalp massage, without massage, back
massage, classic massage, single session massage, mechanical massage, foot
massage, dan whole body massage (Ardiansyah, 2017).
5 Beberapa penelitian Food massage merupakan salah satu metode
yang paling umum dari terapi komplementer, tidak memerlukan biaya yang
terlalu mahal dan merupakan terapi manual yang dapat diterapkan dalam
proses penyembuhan kesehatan yang dapat dilakukan oleh perawat (Afianti,
2017). Massage pada otot-otot besar pada kaki dapat memperlancar sirkulasi
darah, merangsang jaringan otot, menghilangkan toksin, merilekskan
persendian, meningkatkan aliran oksigen, mengendurkan ketegangan otot,
sehingga membantu memperlancar aliran darah kejantung dan tekanan darah
menjadi turun. Foot massage dapat memberikan efek relaksasi yang lebih
besar terhadap sirkulasi darah keseluruh tubuh daripada massage punggung
(Yanti, 2018).
6 Selain dengan Masase, Akhir-akhir ini banyak orang juga
menyukai pengobatan komplementer dengan cara di Bekam, beberapa alasan
diantaranya yaitu biaya terjangkau, tidak menggunakan bahan-bahan kimia
dan efek penyembuhan cukup signifikan dan salah satu pengobatan
komplementer yang dapat menangani hipertensi yaitu terapi bekam, Di zaman
Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam bekam sudah banyak dikerjakan oleh
para sahabat Radhiallahu’anhu. Bahkan menjadi sunnah dan kebiasaan
mereka. Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam selain
memerintahkanumatnya untuk berobat dengan bekam, juga memberikan
petunjuk tentang tempat-tempat yang sangat baik untuk dibekam. Bekam atau
hijamah, secara bahasa berasal dari kata alhajmu yang artinya menghisap.
Hajama asy-syai’a artinya mengisap sesuatu. Al-hajim dan alhajjam artinya
yang menghisap. Karena itu, praktik pengisapan darah disebut al-hijamah
sedangkan pelaku pengisapan disebut al-hajjam (Sardaniah,dkk.2020). Bekam
merupakan salah satu terapi komplementer invasive, karena melibatkan
proses perlukaan ringan pada bagian kulit dengan tujuan mengeluarkan
darah kapiler. Bekam merupakan salah satu pengobatan yang dianjurkan
dalam islam. Rasulullah SAW bersabda :“Kesembuhan itu terdapat dalam
tiga hal: minum madu, sayatan alat bekam, dan sundutan besi panas. Namun
aku melarang umatku berobat dengan sudutan besi panas.” (Al-Bukhari,
1996). Bekam efektif menurunkan nyeri karena mampumenstimulussistem
opioid endogen(sistem analgesic alami tubuh) yang menyebabkan pelepasan
β-endophindan hormonadrenocorticalsehingga nyeri akan berkurang.
Selain itu nitrit oksida (NO) juga berperan dalam meningkatkan pelepasan
β-endophindan hormon adrenocortical, NO akan aktif saatterjadi cedera atau
luka(El Sayed et al., 2013;Subadi et al., 2017).
7 Dalam dunia kedokteran, bekam dikenal sebagai bagian dari
kedokteran komplementer-alternatif. Di Indonesia pengobatan komplementer-
alternatif ini semakin berkembang ditandai dengan mulai semakin banyaknya
klinik kesehatan yang menyediakan jasa terapi bekam (Nilawati dkk, 2008).
Selain itu pengobatan hipertensi khususnya dengan terapi bekam semakin
banyak dilakukan oleh pasien hipertensi di Indonesia (Fatonah, Rihiantoro &
Astuti, 2015). Berbagai penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa bekam
basah dapat menurunkan tekanan darah. Penelitian yang dilakukan Zarei, dkk
(2012) mengenai efektifitas bekam basah sebagai pengobatan hipertensi
menunjukkan terjadi penurunan tekanan darah dengan selisih nilai rata-rata
pada tekanan sistolik sebesar 10,1 mmHg sedangkan pada tekanan diastolik
tidak ada penurunan yang bermakna. Pada penelitian tersebut intervensi
bekam dilakukan sebanyak 3 kali dengan interval 2 minggu dan pengukuran
tekanan darah hanya dilakukan pada awal dan akhir penelitian saja sehingga
sulit untuk menentukan apakah tekanan darah pasien tersebut turun akibat
intervensi bekam yang diberikan. Sedangkan pada penelitian yang akan
dilakukan oleh penulis ini untuk mengurangi bias tersebut akan dilakukan
pengukuran tekanan darah yang berulang sebelum dan sesudah bekam
sehingga dapat mengontrol apakah penurunan tekanan darah tersebut akibat
intervensi yang diberikan oleh peneliti.
8 Sehingga berdasarkan data di atas peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai “Klinik Sekam Tensi ( Masase dan Bekam
dengan Ekstrak Zaitun Untuk Mnegurangi Nyeri dan Tekanan Darah Pada
Pasien Hipertensi ) Oleh karena itu peneliti mengambangkan Usaha Nurse
Enterpeuniurship untuk mengembangkan tradisi-tradisi jaman dahulu kala
mengenai pengobatan dengan Bekam yang di padukan dengan Mesase.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah
“Bagaimana penganruh masase dan bekam dengan ekstra zitun untuk nyeri
Hipertensi ?
1.3 Tujuan Penelitian
A. Umum
Mengetahui pengaruh terapi SEKAM (mesase dan bekam dengan ektra
zaitun) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi.
B. Khusus
1. Mengidentifikasi nilai tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien
hipertensi sebelum dilakukan SEKAM.
2. Mengidentifikasi nilai tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien
hipertensi setelah dilakukan SEKAM
3. Mengidentifikasi pengaruh SEKAM terhadap nilai tekanan darah pada
pasien hipertensi.
4. Mengidentifikasi penganruh SEKAM terhadap nyeri pada Hipertensi
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian yang menunjukkan landasan teori dan konsep
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
lebih dari 140/90 mmHg dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan
tekanan darah yang disebabkan oleh satu atau beberapa faktor resiko yang
tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah
secara normal. (Patria & Haryani, 2019).
Hipertensi merupakanbagian dari penyakit tidak menulr yang sering terjadi
di dunia termasuk Indonesia. Hipertensi disebut sebagai silent killer karena
pada sebagian besar kasu tidak menunjukkan tanda dan gejalaapapun,
sehingga penderita tidak mengetahui jika dirinya terkena hipertensi. Salah satu
gejala yang dirasakan oleh penderita hipertensi adalah sakit atau nyeri kepala
(Rispawati, Halid, Ernawati, & Supriyadi, 2020).
Nyeri merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan, baik sensori
maupun emosional yang berhubungan dengan resiko atau aktualnya kerusakan
jaringan. Nyeri yang tidak teratasi dapat munculnya kecemasan dan
mengakibatkan tekanan darah semakin naik. Tekanan darah yang terlalu tinggi
juga dapat menyebabkan nyeri yang lama utamanya pada area kepala.
Penanganan hipertensi dan nyerinya dapat dilakukan secara farmakologis dan
non farmakologis. Salah satu pengobatan non farmakologis yang dapat
dilakukan dengan terapi komplementer seperti masase kepala dan bekam
(Rispawati, Halid, Ernawati, & Supriyadi, 2020).
B. Uraian mengenai pendapat terdahulu
Berdasarkan hasil penelitian dari Astuti,E (2016) didapatkan bahwa
masase kepala berpengaruh terhadap penurunan nyeri kepala pada penderita
hipertensi. Hal ini disebabkan oleh pelaksanaan teknik masase yang benar dan
tepat pada titik pemijatan sehingga peredaran darahnya lancar, saraf-saraf
dapat terangsang dan otot-otot yang kaku menjadi relaks (Astuti, Mahayati, &
Artini, 2016). Selain terapi masase yang dapat dilakukan untuk mrngurangi
nyeri kepala serta menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi adalah
bekam. Bekam merupakan bagian dari teori pengobatan dengan mengeluarkan
darah. Bekam adalah suatu metode pengobatan dengan menggunakan tabunf
atau gelas yang ditelungkupkan pada permukaan kulit agar menimbulkan
bendungan lokal agar terjadi penggumpalah darah lokal yaitu darah kotor,
kemudian darah tersebut dikeluarkan dengan dihisap dengan tujuan untuk
meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi rasa nyeri dan menurunkan tekanan
darah. khususnya pada pasien hipertensi (Irawan & Ari, 2016). Penelitian
yang dilakukan oleh Sormin, T (2018) tentang Pengaruh Terapi Bekam
Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi menunjukkan hasil bahwa
bekam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi (Sormin, 2018).
Penelitian lain yaitu Amaliyah, H dan Koto, Y (2018) tentang Terapi Bekam
terhadap Penurunan Tekanan Darah juga menunjukkan hasil bahwa terjadi
penurunan tekanan darah setelah dilakukan terapi bekam (Amaliyah & Koto,
2018)
C. Uraian mengenai pemecahan masalah
Belum banyak yang mengetahui manfaat terapi bekam dan massase kepala
sebagai salah satu terapi komplementer untuk mengurangi rasa nyeri dan
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Maka dari itu penulis ingin
mengembangkan terapi bekam menjadi sebuah terapi komplementer yang
dapat dikenal dan digunakan oleh masyarakat salah satunya melalui
pembuatan Klinik Sekam Tensi (Masase Dan Bekam Dengan Ekstrak Zaitun
Untuk Mengurangi Nyeri Dan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi). Hal ini
juga dapat menjadi peluang bagi perawat dalam bidang kewirausahaan atau
nursepreneurship untuk membuka lahan pekerjaan serta mengembangkan
softskill yang dimiliki.
METODE PENULISAN
Uraian pengumpulan data , pengolahan data dan analisis sintesis
Penulis melakukan study literature guna memberikan fakta dan data
bahwa terapi bekam masih belum banyak dijadikan sebagai salah satu program
kewirausahaan di bidang keperawatan. Di Indonesia bekam sudah sering dipakai
untuk pengobatan dengan beberapa nama seperti canduk, canthuk, kop, cupping,
mambakan dan lainnya. Pengobatan tradisional umumnya berada dibawah
pengawasan direktorat pelayanan Dinas Kesehatan tradisional tetapi banyak juga
praktek pengobatan yang dilakukan tanpa izin sehingga hal ini menyebabkan
sulitnyauntukmengetahui jumlah populasi secara pasti penggunaan terapi bekam
(Ikmal & Satria, 2020).
Setelah melakukan study literature kemudian penulis melakukan
komparasi terhadap beberapa jurnal untuk memperkuat fakta bahwa bekam
merupakan terapi komplementer yang memiliki banyak manfaat namun
masyarakat belum banyak yang mengetahuinya. Tempat untuk melakukan terapi
bekam, hanya terdapat 37 rumah bekam yang berafiliasi dengan Perkumpulan
Bekam Indonesia (PBI) (Ikmal & Satria, 2020).
PEMBAHASAN
a. Analisis permasalahan didasarkan data dan informasi
Hipertensi didefinisikan sebagai kondisi tekanan darah sistolik ≥ 130
mmHg atau diastolik ≥ 80 mmHg.4 Hipertensi merupakan salah satu penyebab
terbesar morbiditas di dunia, sering disebut sebagai pembunuh diam-diam.
Perkembangan terbaru serta implementasi diagnosis dan tatalaksana hipertensi
esensial terbaru menjadi salah satu elemen penting untuk tercapainya kualitas
kesehatan serta perawatan medis sesuai standar (Adrian & Yohanes, 2019).
Di Indonesia, orang yang memanfaatkan kesehatan tradisional
(kestrad) cukup banyak. Dalam survey Riset Kesehatan Dasar
(RKD) 2013, didapatkan 30,4% keluarga di Indonesia memanfaatkan
pelayanan kestrad (yankestrad). Adapun dalam RKD tahun 2018
didapatkan 31,4% orang pernah memanfaatkan pelayanan yan kestrad. Dari
yang pernah memanfaatkan yankestrad, 98,5% memanfaatkan pelayanan
penyehat tradisional (hattra). Jenis upaya kestrad yang dimanfaatkan
terbanyak (65,3%) adalah keterampilan manual yang didalamnya termasuk
bekam. Rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh pengguna bekam Rp. 90.000
dengan kisaran harga Rp.0-Rp.200.000 (Risniati Y & dkk, 2019). Terapi
bekam telah banyak dipilih masyarakat sebagai terapi penyembuhan, namun
ada pula sebagian orang yang ragu atau takut dilakukan bekam. Ketakutan dan
keraguan akan bekam sebagian besar disebabkan dari proses bekam yang
dibayangkan akan menyakitkan karena dilakukan perlukaan dan pengeluran
darah melalui sayatan serta keamanan yang didapat dari terapi ini. Terapi
bekam akan memberikan banyak manfaat jika dilakukan menggunakan
prosedur dan tehnik yang benar karena bekam hanya memiliki efek samping
minimal. Berdasarkan laporan penelitian tentang pengobatan dengan metode
bekam Ad Dawa’ul-Ajib yang ditulis oleh ilmuwan Damaskus Muhammad
Amin Syaikhu dalam 300 kasus didapatkan data bahwa pada kasus tekanan
darah tinggi dapat turun hingga batas normal (Ikmal & Satria, 2020).

b. Potensi pengembangan Klinik Sekam Tensi untuk melestarikan terapi


komplementer
Terapi bekam merupakan salah satu intervensi keperawatan yang dapat
dijadikan sebagai terapi modalitas untuk mengatasi tekanan darah tinggi.
Masase sebelum pembekaman menggunakan minyak zaitun dan teknik
relaksasi setelah pembekaman disertai komunikasi terapeutik akan
memberikan efek yang lebih baik bagi pengguna bekam (Sormin, 2018).
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan diatas klinik sekam tensi
merupakan sebuah solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Klinik sekam
tensi dapat menjadi sebuh peluang usaha khususnya bagi perawat untuk
mengaplikasikan ilmunya terhadap masyarakat secara langsung. Hasil yang
diharapkan dengan adanya Klinik Sekam Tensi akan mengurangi keluhan bagi
penderita hipertensi khususnya untuk mengurangi nyeri kepala.
PENUTUP
a. Simpulan

b. Saran
DAFTAR PUSTAKA

9
Adrian, S. J., & Yohanes. (2019). Hipertensi Esensial Diagnosis dan Tatalaksana
Terbaru pada Dewasa 46(3). CDK, 172-178.

Amaliyah , H., & Koto, Y. (2018). Terapi Bekam terhadap Penurunan Tekanan
Darah 8(1). Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia , 394-400.

Arozi , E. Z. (2018). PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP KADAR


KOLESTEROL TOTAL PADA PASIEN HIPERKOLESTEROLEMIA
DI KLINIK PENGOBATAN ISLAMI REFLEKSI DAN BEKAM
SAMARINDA.

Astuti, E., Mahayati, L., & Artini, B. (2016). Pengaruh Fisioterapi Kepala
(Masase Kepala) Terhadap Penurunan Nyeri Kepala Pada Klien Hipertensi
di Rumah Sakit Willianm Booth Surabaya 3(2). Jurnal Keperawatan, 68-
104.

Ikmal, N., & Satria, A. P. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan


Penggunaan Terapi Bekam di Klinik Cendana Herbal Samarinda 1(3).
Karya tulis, 1326-1334.

Irawan, H., & Ari, S. (2016). Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Tekanan Darah
Pada Klien Hipertensi. Jurnal Ilmu Kesehatan 1(1), 31-37.

Patria, A., & Haryani, R. P. (2019). Pengaruh Masase Kaki Terhadap Penurunan
Tekanan Darah pada Kelompok Dewasa yang Mengalami Hipertensi.
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung VII(01), 48-56.

Risniati Y, & dkk. (2019). Pelayanan Kesehatan Tradisional Bekam Kajian


Mekanisme 3(3). Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan
Kesehatan, 212-225.

Rispawati, B. H., Halid, S., Ernawati, & Supriyadi. (2020). Pemnerian Masase
Kepala dalam Menurunkan Nyeri Kepala pada Lansia Penderita Hipertensi
di Desa DasanTereng Narmada. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada
Masyarakat 3(1), 162-169.

Sormin, T. (2018). Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Tekanan Darah Penderita


Hipertensi 14(2). Jurnal Ilmiah Keperawatan , 123-128.

Sardaniah, S., & Marlena, F. (2020). Pengaruh Terapi Bekam terhadap


Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Pondok Pengobatan
Alternatif Miftahusyifa. Jurnal Vokasi Keperawatan (JVK), 3(1), 85-102.

NOOR ANDIANI, D. I. N. N. Y. (2020). PENGARUH FOOT MASSAGE


TERHADAP NILAI TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI RSUD KESEHATAN KERJA PROVINSI JAWA
BARAT TAHUN 2020.

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes


RI. Diakses pada tanggal 24 Januari 2019 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_2
0 18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf

WHO. (2017). Hypertension.

Pitria, R., Yanti., Afni. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbai
Pesisir. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Volume 9 Nomor 1.

Al-Bukhari, M. I. (1996). The English Translation of Sahih Al Bukhari with


the Arabic Text (9 Volume Set). Translated by Muhammad Muhsin Khan,
Al-Saadawi Publications,

Subadi, I., Nugraha, B., Laswati, H., & Josomuljono, H. (2017). Pain relief
with wet cupping therapy in rats is mediated by heat shock protein 70 and
ss-endorphin. Iranian Journal of Medical Sciences, 42(4), 384.

El Sayed, S. M., Mahmoud, H. S., & Nabo, M. M. H. (2013). Methods of


wet cupping therapy (Al-Hijamah): in light of modern medicine and
prophetic medicine. Alternative & Integrative Medicine, 1–16.

Anda mungkin juga menyukai