Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit yang kebanyakan di

derita oleh masyarakat. Masyarakat belum mengetahui jika hipertensi merupakan

salah satu penyakit degeneratif. Pada umumnya tekanan darah bertambah secara

perlahan seiring dengan bertambahnya umur (Triyanto, 2018).Hipertensi

merupakan salah satu penyakit yang tergolong sebagai silent killer atau penyakit

yang dapat membunuh manusia secara tidak terduga.Hipertensi tidak dapat

membunuh penderitanya secara langsung melainkan memicu terjadinya penyakit

berat lainnya seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal

(Pudiastuti,2018).

Berdasarkan laporan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun

2015 terdapat sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dalam artian

1 dari 3 orang di dunia telah terdiagnosis hipertensi (WHO, 2019). Berdasarkan

laporan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 di Indonesia, prevalensi hipertensi

pada umur 55-64 tahun (55,2%), 65-74 tahun ( 63,1%), 75 tahun keatas (69,5%).

Hasil riset di Jawa Timur menunjukkan angka hipertensi sebesar 36,6 %. Menurut

data Dinas Kesehatan (DINKES) Kabupaten Jember tahun 2018, jumlah kasus

penyakit hipertensi dari tahun 2014-2017 memiliki jumlah 22.185 kasus,

kemudian meningkat menjadi 29.683 kasus di tahun 2018. Dan terjadi penurunan

ditahun 2019 menjadi 28.403 kasus, Kemudian meningkat kembali menjadi

30.511 kasus pada tahun 2020. Sesuai dengan data dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember pasien hipertensi yang berkunjung ke Puskesmas Sumbersari

Jember tahun 2021 mulai dari bulan Januari – Agustus di dapatkan kasus

hipertensi sebanyak 146.08. Hal ini menunjukan bahwa kasus hipertensi di

kabupaten jember mengalami peningkatan berdasarkandata dari Dinas Kesehatan

Kabupaten Jember dari tahun 2018-2021 sejumlah 80,5%.

Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu

farmakologi dan non farmakologi. Pengobatan farmakologi yakni antihipertensi

yang terdiri dari beberapa jenis deuretik terutama thiazide atau aldosterone

antagonis,beta blocker, calcium channel blocker, atau calcium antagonist (CCB),

angiotensin converting enzym inhibtor (ACEI), angiotensis II receptor blocker

atau AT receptor antagonist/blocker (ARB), dan direct renin inhibator (DRI).

Pengobatan farmakologi dapat menyebabkan terjadinya efek samping seperti sakit

kepala, pusing, lemas, mual, telinga berdenging serta juga dapat menyebabkan

Rebound Hypertention. Dengan melakukan terapi farmakologi penderita juga

harus meminum obat secara rutin, hal ini menyebabkan penderita menjadi bosan

sehingga penderita hipertensi kurang patuh dalam meminum obat dan ini

merupakan alasan tersering kegagalan terapi farmakologi (Ilkafah, 2016).

Seiring berkembangnya obatobatan anti-hipertensi selain dapat menurunkan

tekanan darah obat hipertensi digunakan dengan jangka waktu yang lama juga

memiliki efek samping yang cukup besar contohnya sakit kepala, vertigo,

angioedema, impoten dan gangguan fungsi ginjal (Keke, 2016). Pada saat ini anti-

hipertensi diperlukan, pengobatan non-farmakologis dapat digunakan sebagai


pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik (Dalimartha,

2018).

Salah satu alternatif yang tepat untuk menurunkan tekanan darah tanpa

ketergantungan obat dan efek samping adalah dengan menggunakan non

farmakologis (Kowalski, 2018). Pengobatan non farmakologi yakni diet rendah

garam/kolesterol, menciptakan suasana rileks, melakukan senam atau olahraga

selama 30-45 menit selama 3-4 kali seminggu, berhenti merokok dan kurangi

konsumsi alkohol, terapi herbal/ tradisional dengan menggunakan buah dan sayur,

diantaranya tanaman dan sayur-sayuran yang mampu menurunkan tekanan darah

adalah, mentimun, seledri, bawang putih, mengkudu, jeruk nipis, tomat, rosella,

daun salam, semangka, daun tempuyung dan daun kelor.

Seperti yang telah di sebutkan di atas cecara tradisional atau non farmakologi

pengobatan hipertensi dapat menggunakan tomat. Tomat mengandung asam

amino Gamma-amino butyric acid (GABA) pada tomat sehingga bermanfaat

untuk menurunkan tekanan darah (Kurniadi dan Ulfa, 2015). Tomat merupakan

salah satu jenis terapi herbal untuk menangani penyakit hipertensi, ekstra tomat

mempunyai kandungan seperti lykopen yang efektif untuk menurunkan kolesterol,

beta karotin dan vitamin E sebagai anti oksidan yang dapat mencegah aglutinasi

darah, sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Kadar lykopen yang

terkandung dalam tomat merupakan salah satu alasan tomat digunakan sebagai

alternatif untuk mengurangi gejala hipertensi (Handayani,2013).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Aiska dan Chandra (2016) di

pemberian jus tomat dengan tomat diberikan selama 7 hari, dan mengalami
penurunan tekanan darah. Hasil dari penelitian yang dilakukan Hastuti Handayani

(2017) tentang pemberian jus tomat didapatkan hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa sebanyak 11 responden (45,46%) mengalami penurunan

tekanan darah.

Selain itu hargatomat juga relatif lebih murah dan terjangkau, tomat juga

mudah di dapatkan dimana saja. dengan banyaknya kandungan dalam tomat yang

memberikan efek menurunkan tekanan darah maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yakni terkait “Pengaruh jus tomat dengan perubahan

tekanan darah pada penderita hipertensi”

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh jus tomat terhadap perubahan tekanan darah

penderita hipertensi?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh jus tomat terhadap perubahan tekanan

darahpada penderita hipertensi.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Menganalisa tekanan darah sebelum meminum jus tomat pada

penderita hipertensi.

b. Menganalisa tekanan darah sesudah di berikan jus tomat pada

penderita hipertensi

c. Menganalisa tekanan darah sebelum dan sesudah di berikan jus

tomat pada penderita hipertensi.


1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Instansi Kesehatan

Penelitian ini dapat di jadikan sebagai masukan program

kesehatan dalam pembuatan kebijakan dan program

penanggulangan hipertensi, khususnya dari konsumsi tomat

dengan tekanan darah

1.4.2 Bagi Masyarakat

Dapat memberikan informasi dan masukan kepada

masyarakat atau keluarga mengenai obat-obatan tradisional yang

dapat membantu dalam mengontrol tekanan darah pada

penderita hipertensi, serta meningkatkan perhatian pada

kesehatan tubuh.

1.4.3 Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan tambahan pengetahuan dan

pengalaman bagi peneliti mengenai pengaruh jus tomat

terhadap perubahan tekanan darah penderita hipertensi.

1.4.4 Bagi pasien

Dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk pengobatan

alternatif bagi pasien atau penderita hipertensi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Tekanan Darah

2.1.1 Definisi Tekanan Darah

Tekanan darah adalah daya yang di perlukan agar darah dapat mengalir di

dalam pembuluh darah dan beredar mencapai seluruh jaringan tubuh manusia.

Darah dengan lancar beredar ke seluruh bagian tubuh berfungsi sebagai media

pengangkut oksigen serta zat lain yang di perlukan untuk kehidupan sel-sel di

dalam tubuh (Moniaga, 2012).

Menurut Gunawan (2007) dalam Suri (2017) istilah “tekanan darah” berarti

tekanan pada pembuluh nadi dari peredaran darah sistemik di dalam tubuh

manusia. Tekanan darah di bedakan antara tekanan darah sistolik dan tekanan

darah diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah ketika menguncup

(kontraksi) sedangkan, tekanan darah diastolik adalah tekanan darah ketika

mengendor kembali (rileksasi). Tekanan darah tiap orang sangat bervariasi. Bayi

dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah lebih rendah dibandingkan

usia dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana tekanan

darah akan lebih tinggi ketika seseorang melakukan aktivitas dan lebih rendah

ketika sedang beristirahat (Sutanto, 2010).

2.1.2 Patofisiologi Tekanan Darah

Darah mengambil oksigen dari dalam paru-paru. Darah yang mengandung

oksigen memasuki jantung dan kemudian dipompakan ke seluruh bagian tubuh


melalui pembuluh darah yang disebut arteri. Pembuluh darah 11 yang lebih besar

bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh darah lebih kecil hingga

berukuran mikroskopik dan akhirnya membentuk jaringan yang terdiri dari

pembuluh-pembuluh darah sangat kecil atau disebut dengan pembuluh kapiler.

Jaringan ini mengalirkan darah ke sel tubuh dan menghantarkan oksigen untuk

menghasilkan energi yang dibutuhkan demi kelangsungan hidup. Kemudian darah

yang sudah tidak beroksigen kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena,

dan di pompa kembali ke paru-paru untuk mengambil oksigen lagi. Saat jantung

berdetak, otot jantung berkontraksi untuk memompakan darah ke seluruh tubuh.

Tekanan tertinggi berkontraksi dikenal dengan tekanan sistolik. Kemudian otot

jantung rileks sebelum kontraksi berikutnya, dan tekanan ini paling rendah, yang

dikenal sebagai tekanan diastolik. Tekanan sistolik dan diastolik ini diukur ketika

seseorang memeriksakan tekanan darah (Beevers, 2002 dalam Jennie, 2007).

2.1.3 Pengukuran Tekanan Darah

Prosedur pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer manual

(Susilo, 2013 dalam Suri, 2017) :

a. Responden duduk rileks dan tenang sekitar 5 menit.

b. Pemeriksa menjelaskan manfaat dari rileks, agar nilai tekanan

darah saat pengukuran tersebut dihasilkan nilai yang stabil.

c. Pasangkan manset pada salah satu lengan dengan jarak sisi

manset paling bawah 2,5 cm dari siku kemudian rekatkan dengan

baik.
d. Tangan responden diposisikan di atas meja dengan posisi telapak

tangan terbuka keatas dan sejajar dengan jantung.

e. Lengan yang terpasang manset harus bebas dari lapisan apapun.

f. Raba nadi pada lipatan lengan, lalu pompa alat hingga denyut

nadi tidak teraba kemudian dipompa kembali sampai tekanan

meningkat 30 mmHg.

g. Tempelkan stetoskop pada perabaan denyut nadi, lepaskan

pemompa perlahan-lahan dan dengarkan bunyi denyut nadi

tersebut.

h. Catat tekanan darah sistolik yaitu nilai tekanan ketika denyut nadi

yang pertama kali terdengar dan tekanan darah diastolik ketika

bunyi denyut nadi sudah tidak terdengar.

i. Pengukuran sebaiknya dilakukan 2 kali dengan selang waktu 2

menit. Jika terdapat perbedaan hasil pengukuran sebesar 10

mmHg atau lebih lakukan pengukuran untuk ke 3 kalinya.

j. Apabila responden tidak mampu duduk, pengukuran dapat

dilakukan dengan posisi baring, kemudian catat kondisi tersebut

di lembar catata

Persiapan Sphygmomanometer sebelum digunakan :

a. Pasang dengan rapat manset atau sabuk tensimeter pada lengan

kiri atas pasien.

b. Tempatkan stetoskop pada telinga terapis.

c. Pastikan kepala stetoskop dalam posisi terbuka (on).


d. Cara memastikannya dengan mengetuk secara perlahan-lahan

pada area sensor kepala stetoskop.

e. Jika terdengar bunyi, maka stetoskop dalam kondisi on

f. Cari denyut nadi atau arteri brakhialis di bagian siku dalam

lengan kiri pasien.

g. Biarkan lengan nyaman, kemudian letakkan kepala stetoskop

pada denyut nadi atau arteri tadi (gunakan tangan kiri).

h. Pastikan katup kantung tekanan dalam keadaan tertutup (dengan

memutar skrup searah jarum jam sampai rapat).

Persiapan Pasien sebelum melakukan pemeriksaan tekanan darah, berikut

beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh pasien (Potter, 1994) :

a. Beritahu pasien untuk menghindari latihan dan merokok selama

30 menit sebelum pengukuran.

b. Jelaskan prosedur dan buatlah pasien istirahat sedikitnya 5 menit

sebelum pengukuran.

c. Pastikan bahwa ruangan hangat dan terang. Buatlah pasien dalam

kondisi duduk.

d. Tentukan sisi anatomik terbaik untuk pengukuran tekanan darah,

seperti hindari lengan di sisi dimana telah dilakukan operasi

payudara atau ketiak dan pengangkatan jaringan limfe.

e. Hindari lengan atau tangan yang mengalami trauma, penyakit

atau ila lengan bawah telah diamputasi atau tetutup gips atau

balutan yang keras.


2.2 Konsep Hipertensi

2.2.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu kondisi ketika tekanan darah terhadap dinding

arteri terlalu tinggi. (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg) atau tekanan darah

diastolik ≥90 mmHg yang menetap. Keadaan tersebut mengakibatkan jantung

bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah keseluruh tubuh melalui

pembuluhdarah. Hal ini dapat menggangu aliran darah, merusak pembuluh darah,

bahkan dapat menyebabkan penyakit degeneratif hingga kematian.Hipertensi

merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab utama

kematian prematur di dunia. Saat ini prevelensi hipertensi secara global sebesar

22% dari total penduduk dunia. Dari sejumlah penderita tersebut, hanya kurang

dari seperlima yang melakukan upaya pengendalian terhadap teknan darah yang di

miliki. Wilayah Afrika memiliki prevelensi hipertensi tertinggi sebesar 27%. Asia

Tenggara berada di posisi ke-3 tertinggi dengan prevelensi sebesar 25% terhadap

total penduduk. Di perkirakan 1 di antara 5 orang perempuan di seluruh dunia

memiliki hipertensi. Jumlah ini lebih besar di antara kelompok laki-laki, yaitu 1 di

antara 4 (WHO, 2019)


2.2.2 Klasifikasi Hipertensi

Terdapat klasifikasi hipertensi pada hasil pengukuran tersebut menurut JNC

VII 2003 adalah :

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Normal <120 <80
Pre Hipertensi 120-139 80-90
Hipertensi tingkat I 140-159 90-99
Hipertensi tingkat II >160 >100
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi

Sumber: JNC VII 2003 (Garnadi, 2012)

JNC VII (The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation and Treatment of Hight Blood Pressure) adalah suatu

komite hipertensi di Amerika Serikat (USA). Komite ini menerbitkan klasifikasi

derajat hipertensi, serta menangani masalah pencegahan, deteksi, evaluasi, dan

penanganan hipertensi di negri tersebut (Garnadi, 2012).

2.2.3 Faktor Etiologi Hipertensi

Beberapa etiologi dari penyakit hipertensi yaitu :

a. Hipertensi Primer atau Esensial

Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) walaupun

dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak dan pola

makan, genetik, lingkungan, hiperaktif, system renin, angiotensin dapeningkatan

Na + Ca intraseluler Terjadi pada 90% penderita hipertensi (KEMENKES RI,

2014).

b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Terjadi pada 5-10% penderita

hipertensi, penyebabnya adalah ginjal. Pada 1-2% penyebabnya adalah kelainan

hormonal atau pemakaian obat tertentu (Kementrian Kesehatan RI,2014).

Penyebab lainnya yaitu penyempitan arteri ginjal, penyakit parenkim ginjal, hiper

aldosteronisme (mineralokortikoid hipertensi), obat-obatan tertentu, kehamilan,

koarktasio aorta. (Brunner dan Suddar, 2013).

Menurut WHO, 2013 ada 4 faktor yang dapat menyebabkan hipertensi yaitu:

1) Faktor perilaku

a. Konsumsi makanan yang banyak mengandung garam dan lemak, serta

kurangnya konsumsi buah dan sayuran

b. Konsumsi alkohol

Alkohol merupakan salah satu penyebab hipertensi karena alkohol memiiki

efek yang sama dengan karbondiaoksida yang dapat meningkatkan keasaman

darah, sehingga darah menjadi kental dan jantung dipaksa untuk memompa

sehingga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang di sebut

hipertensi.

c. Kurangnya aktivitas fisik.

Secara teori aktivitas fisik sangat memengaruhi stabilitas tekanan darah. Pada

orang yang tidak aktif melakukan kegiatan cenderung mempunyai frekuensi

denyut jantung yang lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan otot jantung

bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras otot jantung dalam

memompa darah, makin besar pula tekanan darah yang membebankan pada
dinding arteti sehingga tahanan perifer yang menyebabkan kenanikan tekanan

darah. Kurang nya aktivitas fisik juga dapat meningkatkan risiko kelebihan

berat badan yang akan menyebkan risiko hipertensi meningkat (Triyanto,

2014).

d. Faktor psikis dan stres.

Faktor psikis dan stres dapat mengakibatkan stimulasi simpatis, ketika stress

terjadi tubuh akan melepaskan hormon adrenalin, kortisol, norepinefrin yang

meningkatkan frekuensi denyut jantung, curah jantung dan resistensi vascular,

efek simpatis ini mening-katkan tekanan darah. Kecemasan mening-katkan

tekanan darah sebesar 30 mmHg.

e. Merokok.

Nikotin di dalam rokok dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan

frekuensi denyut jantung. Ketika masuk ke dalam tubuh, nikotin akan memberi

sinyal pada otak untuk melepaskan hormon adrenalin.

Hormon ini akan membuat diameter pembuluh darah menjadi mengecil

sehingga berisiko terjadinya peningkatan tekanan darah. Lebih jauh lagi, zat

berbahaya tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada dinding pembuluh

darah.

2) Faktor Ekonomi Dan Sosial

Prevelensi hipertensi pada masyarakat dengan sosialekonomi rendah

dipengaruhi oleh keadaan stres. Untuk itu penting dilakukan upaya penanganan

stres sebagaisalah satu penatalaksanaan hipertensi.

a) Pendapatan
Pendapatan yang cukup dapat membantu seseorang untuk bisa

mengkonsumsi makanan yang sehat. Selain itu masalah pendapatan dan

pekerjaan juga bisa menimbulkan stres yang bisa memicu terjadinya hipertensi.

b) Pendidikan

Pendidikan dan pengetahuan masyarakat yang cukup dapat mencegah

terjadinya hipertensi.

3) Faktor Metabolik

Selain kedua faktor diatas ada beberapa faktor metabolik yang dapat

meningkatkan risiko terkena hipertensi yang dapat menyebabkan penyakit

kardiovaskular seperti serangan jantung stroke dan gagal jantung diantaranya :

a. Usia, tekanan darah meningkat sesuai umur, dimulai dari sejak umur 40 tahun.

b. Obesitas. pada orang yang mengalami obesitas menyebabkan sesorang

memerlukan tekanan darah yang lebih tinggi daripada kondisi normal untuk

mempertahankan keseimbangan antara asupan dan ekskresi natrium di ginjal,

pada penderita obesitas ginjal bekerja lebih keras sehingga menyebabkan

kenaikan tekanan darah atau hipertensi.

c. Kadar kolestrol yang tinggi dalam darah berarti ada terlalu banyak lemak di

dalam darah, jika di biarkan lemak dapat mengendap pada pembuluh darah dan

menghambat aliran darah. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya sejumlah

penyakit, termasuk hipertensi dan jantung (Ruslianti, 2014)

d. Diabetes atau kelebihan gula dapat memiliki banyak konsekuensi, termasuk

kerusakan pada pembuluh darah sensitif secara perlahan yang disebut kapiler.
Kerusakan kapiler tertentu dalam ginjal, dapat merusak kemampuan tekanan

darah yang mengatur ke dalam ginjal dan hal ini menyebabkan tekanan darah

tinggi

Faktor resiko hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga,

genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah atau dikontrol), kebiasaan

merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah,

kebiasaan minum-minuman beralkohol, obesitas, kurang aktivitas fisik, stres,

penggunaan estrogen (Kemenkes RI, 2013).

Beberapa studi menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki berat badan

lebih atau obesitas dari 20% dan hiperkolesterol mempunyai resiko yang lebih

besar terkena hipertensi. Pada umumnya penyebab obesitas atau berat badan

berlebih dikarenakan pola hidup (Life style) yang tidak sehat (Rahajeng &

Tuminah, 2009).

2.2.4 Patofisiologi

Meningkatnya tekanan darah didalam arteri bisa rerjadi melalui beberapa

cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan

pada setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturanya dan menjadi kaku

sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah

melalui arteri tersebut. Darah di setiap denyutan jantung dipaksa untuk melalui

pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.

inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan

kaku karena arterioskalierosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga

meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arter kecil (arteriola) untuk
sementara waktu untuk mengarut karena perangsangan saraf atau hormon didalam

darah. Bertambahnya darah dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya

tekanan darah. Hal ini terjadi jika terhadap kelainan fungsi ginjal sehingga tidak

mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh meningkat sehingga

tekanan darah juga meningkat. Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung

berkurang arteri mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka

tekanan darah akan menurun. 10 Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut

dilaksanakan oleh perubahan didalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom

(bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).

Perubahan fungsi ginjal, ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa

cara: jika tekanan darah meningkat, ginjal akan mengeluarkan garam dan air yang

akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan

darah normal. Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan

garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali

normal. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim

yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang

selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ

peting dalam mengembalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan

kelainan pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.

Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri

renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cidera pada salah satu atau

kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah (Triyanto, 2014).

2.2.5 Manifestasi Klinis


Pada pemeriksaan fisik kemungkinan tidak akan dijumpai adanya suatu

kelainan yang nyata selain tekanan darah yang tinggi akan tetapi dapat pula

ditemukan perubahan pada retina seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan),

penyempitan pembuluh darah dan pada kasus berat dapat terjadi edema pupil

(edema pada diskus optikus). Seseorang yang mengalami hipertensi kadang tidak

menampakkan gejala sampai bertahun-tahun. (Hasdianah & Suprapto, 2014).

Hasil survei penderita hipertensi di Indonesia dengan keluhan diantaranya yaitu

pusing, mudah marah, sulit tidur, telinga berdengung, sesak nafas, sakit dikepala

pada pagi hari, rasa berat ditengkuk, rasa mudah lelah, dan mata berkunang-

kunang (Masriadi, 2016)

2.2.6 Penatalaksanaan Hipertensi


Hipertensi dapat ditatalaksana dengan menggunakan perubahan gaya hidup

atau dengan obat-obatan. Perubahan gaya hidup dapat dilakukan dengan

membatasi asupan garam tidak melebihi seperempat sampai setengah sendok teh

atau enam gram perhari, menurunkan berat badan yang berlebih, menghindari

minuman yang mengandung kafein, berhenti merokok, dan meminum minuman

beralkohol. Penderita hipertensi dianjurkan berolahraga, dapat berupa jalan, lari,

jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 kali per minggu.

Cukup istirahat (6-8 jam) dan megendalikan istirahat penting untuk penderita

hipertensi.Makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi

adalah sebagai berikut(Kemenkes RI, 2014) :

a. Makanan yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi, seperti otak,

ginjal, paru, minyak kelapa, gajih.


b. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium, seperti

biskuit, kreker, keripik, dan makanan kering yang asin.

c. Makanan yang diawetkan, seperti dendeng, asinan sayur atau buah,

abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang.

d. Susu full cream, margarine,mentega, keju mayonnaise, serta sumber

protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah sapi atau

kambing, kuning telur, dan kulit ayam.

e. Makanan dan minuman dalam kaleng, seperti sarden, sosis, korned,

sayuran serta buah-buahan kaleng, dan soft drink.

f. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal,

tauco, serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung

garam natrium.

g. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan

tape

Komplikasi hipertensi dapat diatasi dengan cara farmakologi dan non

farmakologi, farmakologi diantaranya adalah :

1. Beta bloker, seperti atenolol dan metoprolol.

2. Diuretik dan diuretik tiazid, contohnya bendrofluazid.

3. Antagonis kalsium

4. Inhibitor enzime pengubah angiotensin (angiotensin- converting

enzyme (ACE), seperti captopril, enalapril, lisinopril, dan ramipil.

5. Antagonis reseptor angiotensin II, seperti losartan dan valsartan.


Sedangkan pengobatan non farmakologi dapat diobati dengan

menggunakan pengobatan herbal. Perkembangan konsep herbal dalam dunia

keperawatan tidak terlepas dari peran Florence Nightingale. Penggunaan nutrisi

bahan pangan alami (herbal) menjadi modal dasar dalam pembangunan kesehatan

manusia secara sempurna, dimana penggunaan nutrisi alami (herbal) untuk

menunjang terapi dalam hal pencegahan, pengobatan penyakit, dan perawatan

kesehatan secara umum (Purwanto, 2014).

Ada beberapa tanaman herbal yang digunakan untuk pengobatan seperti

mentimun, bawang putih, labu siam, seledri, semangka, daun salam dan masih

banyak buah-buahan atau sayuran lain yang bisa digunakan untuk pengobatan

herbal. Salah satu buah-buahan yang dapat menurunkan tekanan darah adalah

semangka, karena kandungan yang ada dalam obat anti hipertensi tersebut ada

beberapa yang kita temui dalam semangka yaitu potassium, beta karoten, dan

kalium. Semangka sangat kaya akan kandungan air, asam amino, L-arginine yang

dapat menjaga tekanan darah yang sehat (Arturo, 2012).

2.2.7 Pathway Hipertensi


Obesitas Merokok Stress Konsumsi Alkohol Kurang olah Usia di atas 50 Kelainan fungsi
ginjal Feokromositoma
garam berlebih raga tahun

Nikotin dan karbon Peningkatan Menghasilk


Penimbunan Pelepasan Tidak mampu
monoksida masuk Retensi cairan kadar kortisol Penebalan hormon epin
kolesterol adrenalin dan Meningkatnya membuang
aliran darah dan norepine
kortisol tahanan perifer dinding aorta & sejumlah garam
arteri pembuluh darah
dan air di dalam
Peningkatan Meningkatnya besar
Penyempitan tubuh Memacu stress
Merusak lapisan Vasokonstriks volume darah sel darah merah
pembuluh darah endotel pembuluh Elastisitas
i pembuluh dan sirkulasi Efek konstriksi
darah darah pembuluh
arteri perifer Volume darah
Meningkatnya darah
dalam tubuh
viskositas menurun
Aterosklerosis Tahanan meningkat
perifer
meningkat

Jantung bekerja
keras untuk
memompa
HIPERTENSI

Otak Ginjal Indera Kenaikan beban


kerja jantung

Vasokonstriksi Retina Hidung


Suplai O2 ke Retensi Telinga
pembuluh darah Hipertrofi otot
otak menurun pembuluh darah ginjal jantung
otak meningkat Spasme Perdarahan Suara
Sinkope arteriole berdenging
Blood flow Penurunan
Tekanan menurun fungsi otot
pembuluh darah Diplopia Gangguan jantung
Resiko tinggi meningkat
keseimbangan
cidera Respon RAA
Nyeri Resiko tinggi Resiko
kepala cidera penurunan
Resiko terjadi Vasokonstriksi
curah jatung
gangguan
perfusi jaringan
serebral Gangguan rasa Rangsang
nyaman nyeri aldosteron

Retensi
natrium

Oedem

Gangguan
keseimbangan
volume cairan

2.3 Konsep Tomat

2.3.1 Definisi tomat


Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan salah satu jenis buah-buahan,

namun tomat juga bisa digunakan sebagai sayuran pelengkap. Tomat populer

dikalangan masyarakat umum dan banyak digemari karena rasanya yang sedikit

asam serta mampu menambah kelezatan masakan. Tomat juga terasa lezat saat 20

dibuat olahan minuman seperti jus. Buah tomat saat masih muda berwarna hijau

dan semakin tua warananya berubah menjadi merah. Bentuk buahnya bervariasi

ada yang bulat serta lonjong. Menurut asalnya, tomat berasal dari Amerika Selatan

dan Tengah. Hal ini karena genus Lycopersicon dari keluarga Solanaceae banyak

ditemukan di teluk yang ada di Amerika Serikat, kemudian tomat diperkenalkan

ke Eropa dan menyebar hingga ke seluruh dunia (Hamidah, 2017).

2.3.2 Kandugan tomat

Tomat (Solanum lycopersicum) merupakaan buah yang memiliki indeks nutrisi

unggul. Kandungan vitamin dan mineral dalam tomat termasuk unggul jika

dibanding buah lainnya. Tomat kaya akan kandungan kalium yang dapat

mempengaruhi sistem renin angiotensin dengan menghambat pengeluaran. Renin

bertugas mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I tetapi karena adanya

blok pada system tersebut maka pembuluh darah mengalami vasodilatasi sehingga

tekanan darah akan turun. Kalium juga menurunkan potensial membran pada

dinding pembululuh darah sehingga terjadi relaksasi pada dinding pembuluh

darah dan akhirnya menurunkan tekanan darah (Monika, 2013 dalam Hidayah

Nurul, Utomo Setyo Agus dan Denys, 2018). Selain kalium tomat juga

mengandung likopen berfungsi untuk mengurangi kerusakan sel sebagai pemicu


terjadinya aterosklerosis yang mengakibatkan tekanan darah meningkat

(EkaTrismiyana et al., 2020).

Kandungan gizi tersebut antara lain.

a. Antioksidan

b. Flavonoid/ bioflavonoid

c. Betakaroten

d. Vitamin A, vitamin B1 (thiamin), vitamin B2 (riboflavin),

vitamin B3 (niasin), vitamin B6, vitamin B9 (asam folat),

vitamin C, vitamin E, vitamin K

e. Energi

f. Serat

g. Karbohidrat

h. Lemak

i. Protein

j. Besi

k. Seng

l. Kalsium

m. Kalium (postasium)

n. Magnesium

o. Sodium

p. Fosfor

q. Likopen

r. Air (Hamidah, 2017)


Bagi penderita hipertensi, tomat dapat dikonsumsi sehingga bisa

menurunkan tekanan darah. Selain itu tomat dapat meurunkan demam,

menyehatkan jantung dan dapat melawan kanker (Hamidah, 2017). Klasifikasi

Taksonomi Tanaman Tomat.menurut Integrated Taxonomic Information System

(ITIS) sebagai berikut:

a. Kindom : Plantae

b. Subkingdom : Viridiplantae

c. Infrakindom : Streptophyta

d. Superdivision : Embryophyta

e. Divisi : Tracheophyta

f. Subdivisi : Spermatophytina

g. Kelas : Magnoliopsida

h. Superordo : Asteranea

i. Ordo : Solanales

j. Famili : Solanaceae

k. Genus : Solanum

l. Spesies : Solanum lycopersicum

Tiap 100 gram tomat mengandung kalori 20 kal, protein 1 gram, lemak 0,3

gram, karbohidrat 4,2 gram, kalsium 5 miligram, vitamin A 1500 SI, vitamin B 60

mikrogram, Vitamin C 40 miligram, fosfor 27 miligram, zat besi 0,5 miligram,

potassium 360 miligram. Tomat yang sudah diolah dalam bentuk jus atau dimasak

lebih bermanfaat bagi tubuh daripada dimakan mentah. Jumlah likopen dalam

bentuk jus tomat mencapai lima kali lebih banyak daripada tomat segar. Dalam
100 gram jus tomat terdapat 7 gram kalsium, 15 miligram fosfor, 0,9 miligram zat

besi, 230 miligram natrium da 230 miligram kalsium (Dinas Kesehatan Daerah

Istimewa Yogyakarta, 2016).

Tomat dapat disajikan dalam bentuk mentah atau olahan. Jenis olahan tomat

anatara lain jus, tomat yang dimasak. Salah satu kandungan yang terdapat dalam

tomat ialah likopen. Bioavailabiilitas likopen pada tomat meningkat apabila

dilakukan pengolahan pada tomat mentah (Pohar et al, 2003 dalam Astuti, 2018).

Perbedaan kandungan likopen dalam tomat menurut jenis pengolahan.

2.3.3 Manfaat tomat

Buah tomat dilengkapi dengan kadungan vitamin A, vitamin C, vitamin K,

kalium, likopen dan masih banyak lagi nutrisi lainnya yang terdapat pada tomat.

21 Untuk menikmati kesegaran buah ini, beberapa orang mengolah tomat ini

menjadi minuman jus yang menyegarkan. Cara ini membuat tomat lebih mudah

untuk dinikmati. Meskipun sudah diubah menjadi jus kandungan yang terdapat

dalam tomat tetap bermanfaat bagi tubuh. Berikut beberapa manfaat jus tomat

secara umum:

a. Menjaga berat badan ideal

Tomat memiliki kandungan serat yang tinggi dapat menyehatkan sistem

pencernaan, maka berat badan akan stabil dan ideal. Tomat rendah akan kalori

yang dapat membantu menurunkan berat badan.

b. Mencegah anemia
Di dalam tomat terdapat kandungan zat besi serta vitamin B6 yang cukup

banyak. Kandungan tersebut yang berperan untuk mencegah dari anemia

c. Menyehatkan jantung

Tomat terdapat kandungan kalium dan mineral yang sangat berguna bagi

tubuh. Kalium dapat mengontrol denyut jantung dan menjaganya tetap stabil

sehingga menjadi lebih sehat. Hal ini dapat membantu kita terhindar dari penyakit

stroke, hipertensi dan sebagainya (Hamidah, 2017).

2.4 Pengaruh Jus Tomat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Terhadap


Penderita Hipertensi
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sabilu et al., (2017) tentang Tomato

Juice menyatakan jus tomat efektif dalam menurunkan tingkat tekanan darah

disebabkan oleh kalium dan zat lain yang memainkan peran penting dalam

penurunan tekanan darah. Kalium berperan sebagai vasidilator pada pembuluh

darah yang nantinya dapat mengurangi resistensi parifer dan meningkatkan curah

jantung dan dapat menormalkan curah jantung. Selain itu, potasium dapat

menghambat pelepasan renin yang mengubah aktivitas sistem therenin-

angiotensin. Tomat juga mengandung likopen yang dapat menurunkan tingkat

tekanan darah. Pemberian jus tomat diberikan 1 kali sehari selama 7 hari. Tomat

yang digunakan yaitu tomat berwarna merah dengan mencampur 150 tomat merah

dengan 50 mL air dan 2 g gula diet dan tingkat tekanan darah diukur dengan

menggunakan sphygmanometer setelah intervensi, 30 menit setelah pasien

hipertensi mengkonnsumsi jus tomat pada hari ke 7.


2.5 Kerangka Konsep

Faktor resiko terjadinya hipertensi yang bisa di


Faktor resiko terjadinya
modifikasi : kebiasaan merokok, konsumsi garam,
hipertensi yang tidak bisa di
konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah,
modifikasi : Usia, Gender,
kebiasaan minum-minuman beralkohol, obesitas,
Riwayat keluarga, dan Genetik
kurang aktivitas fisik, stres dll.

Hipertensi

Penatalaksanaan

Herbal, Tidur teratur,


akupuntur,
Farmakologi Berolahraga Non Farmakologi

Obat anti hipertensi, Komplementer (Herbal)


etanol, bendfrofluazid

Terapi Biologi
Tekanan darah menurun
Jus tomat

potasium dapat menghambat


pelepasan renin yang mengubah
aktivitas sistem therenin-
Keterangan : angiotensin. Tomat juga
mengandung likopen yang dapat
: Di teliti
menurunkan tingkat tekanan
: Tidak di teliti darah

BAB 3
GAMBARAN KASUS/METODE PENELITIAN

3.1 Pengkajian Keperawatan

Proses Keperawatan komunitas pada masyarakat binaan Desa Jenggawa


dusun Curah Buntu dengan hipertensi telah dilakukan selama 7 hari dimulai pada
tanggal 20Februari 2023 sampai dengan tanggal 3Maret 2023 yang berlokasi di
Dusun Curah Buntu Kecamatan Jenggawa Kabupaten Jember. Hasil pengkajian
dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a. Gambaran Masyarakat

Masyarakat binaan terdiri dari 15 orang dengan jenis kelamin 8 orang laki-
laki dan 7 orang perempuan dan rata-rata usia 45-50 tahun. Dari ke 15 masayrakat
hampir seluruhnya menderita hipertensi. Riwayat hipertensi yang di alami oleh
masyarakat lebih dari 5 tahun. Masyarakat binaan memiliki manajemen kesehatan
yang kurang baik, seperti tidak menfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia,
tidak mematuhi pola hidup sehat serta diet yang diajarkan. Ketika sakit keluarga
masyarakat biasanya mengkonsumsi obat warung jika gejala ringan, Jika gejala
sudah parah masyarakat ke pelayanan praktik mandiri.

b. Diagnosa Keperawatan

Masalah keperawatan utama dari masyarakat adalah manajemen kesehatan


tidak efektif. Dari hasil pengkajian yang dilakukan adalah masyarakat yang
belum mampu merawat anggotanya yang sakit disebabkan oleh masalah
kurangnya edukasi serta masalah ekonomi.

3.2 IntervensiKeperawatan

Rencana keperawatan yang dapat dirumuskan untuk mengatasi masalah


masyarakat dengan anggota yang mengalami hipertensi. Adapun tujuan dan
kriteria hasil dari rencana keperawatan adalah setelah mendapatkan tindakan
keperawatan selama 7 hari diharapkan kemampuan menejemen kesehatan
meningkat dengan indikator: masyarakat dapat mengikuti progam perawatan,
aktivitas sehari-hari efektif menunjang kesehatan, keluarga dapat melakukan
tindakan mengurangi faktor resiko. Intervensi keperawatan yang akan dilakukan
adalah dukungan merencanakan perawatan dengan tindakan: edukasi proses
penyakit, dukungan pengambilan keputusan, edukasi progam pengobatan,
manajemen lingkungan dan Rujukan.

3.3 Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan pada masyarakat yaitu memberikan dukungan pada


masyarakat dalam merencanakan perawatan pada klien hipertensi. Implementasi
dilakukan selama 7 hari dan monitoring tekanan darah setiap kali kunjungan.
Kunjungan masyarakat dilakuakan pada 20 January 2023 selama 30 menit.
Implementasi ini hanya dihadari oleh seluruh masyarakat binaan sejumlah 15
orang. Adapun tindakan yang diberikan yakni mengidentifikasi kebutuhan dan
harapan tentang kesehatan, Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi, Menginformasikan alternatif solusi secara jelas, Menidentifikasi
penggunaan pengobatan nonfarmakologis (Jus Tomat), memberikan pendidikan
kesehtaan tentang hipertensi, dan melakukan skrining tekanan darah pada
keluarga.

3.4 Evaluasi Keperawatan

a. Pendidikan Kesehatan

Setelah diberikan tindakan keperawatan pada masyarakat yaitu


memberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi, respon subjektif klien
masyarakat mengatakan telah mengerti tentang bahaya hipertensi, cara mengatur
pola makan yang benar dan cara mencegah hipertensi. Respon objektif klien dapat
menjelaskan kembali terkait bahaya hipertensi dan cara mengatur pola makan
yang benar, skrining tekanan darah masyarakat rata-rata 150/80 mmHg.

b. Terapi Herbal Jus Tomat

Terapi pengobatan untuk penyakit hipertensi adalah dengan pemanfaatan


Jus tomat yang mengandung kalium dan likopen yang dapat menurunkan tekanan
darah.bahan yang digunakan yaitu 150mg tomat dipotong-potong kecil, kemudian
masukan tomat didalam blender, lalu disaring jus tomat ambil sarinya, minum jus
tomat sebanya 1 kali dalam sehari untuk hasil yang baik. Peneliti melakukan
pengukuran tekanan drah sebelum dan sesdudah mengkonsumsi jus tomat.

Hasil Penelitian yang dilakukan (Khusnul 2017) terdapat pengaruh


pemberian terapi jus buah tomat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi primer stage 1”. Rata – rata tekanan darah responden sebelum
dilakukan intervensi yaitu sistole 147,10 mmHG dan diastole 87,20 mmHg. Rata
– rata tekanan darah setelah dilakukan intervensi terapi jus buah tomat sistole
menjadi 140, 50 mmHg dan diastole 87,20 mmHg. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa penurunan tekanan darah responden setelah diberi intervensi
terapi jus buah tomat selama 7 hari, rata – rata sistolemengalami penurunan
sebesar 6,6 mmHg dan rata –rata diastole mengalami penurunan sebesar 4 mmHg.

Anda mungkin juga menyukai