Oleh :
........................., ……………2022
Pembimbing Klinik, Pembimbing Akademik,
(……………………………………………..) (……………………………………………..)
NIP/NIK. NIP/NIK.
Kepala Ruangan,
(……………………………………………..)
NIP/NIK
LEMBAR KONSULTASI
1) saluran nafas bagian atas, udara yang masuk pada bagian ini dihangatkan,
disaring dan dilembabkan.
1.5 Etiologi
a. Faktor Fisiologis
a. Penurunan kapasitas angkut O₂
Secara fisiologis, daya angkut hemoglobin untuk membawa O ke
jaringan adalah 97%. Akan tetapi, nilai tersebut dapat berubah sewaktu-
waktu apabila terdapat gangguan pada tubuh. Misalnya, pada penderita
anemia atau pada saat yang terpapar racun. Kondisi tersebutdapat
mengakibatkan penurunan kapasitas pengikatan O₂.
b. Penurunan Konsentrasi O₂ inspirasi
Kondisi ini dapat terjadi akibat penggunaan alat terapidan penurunan
kadar O₂ inspirasi.
c. Hipovolemik
Kondisi ini disebabkan oleh penurunan volume sirkulasi darah akibat
kehilangan cairan ekstraselular yang berlebihan.
d. Peningkatan Laju Metabolik
Kondisi ini dapat terjadi pada kasus infeksi dan demam yang terus-
menerus yang mengakibatkan peningkatan laju metabolik. Akibatnya,
tubuh mulai memecah persediaan protein dan menyebabkan penurunan
massa otot.
b. Faktor Perilaku
a. Nutrisi
Kondisi berat badan berlebih (obesitas) dapat menghambat ekspansi
paru, sedangkan malnutrisi berat dapat mengakibatkan pelisutan otot
pernapasan yang akan mengurangi kekuatan kerja pernapasan.
b. Olahraga
Latihan fisik akan meningkatkan aktivitas metabolik, denyut jantung
dan kedalaman serta frekuensi pernapasan yang akan meningkatkan
kebutuhan oksigen.
c. Ketergantungan zat adiktif
Penggunaan alkohol dan obat-obatan yang berlebihan dapat
mengganggu oksigenasi. Hal ini terjadi karena :
1) Alkohol dan obat-obatan daoat menekan pusat pernapasan dan
susunan saraf pusat sehingga mengakibatkan penurunan laju dan
kedalaman pernapasan.
2) Penggunaan narkotika dan analgesik, terutama morfin dan meperidin,
dapat mendepresi pusat pernapasan sehingga menurunkan laju dan
kedalaman pernafasan.
d. Emosi
Perasaan takut, cemas dan marah yang tidak terkontrol akan
merangsang aktivitas saraf simpatis. Kondisi ini dapat menyebabkan
peningkatan denyut jantung dan frekuensi pernapasan sehingga
kebutuhan oksigen meningkat. Selain itu, kecemasan juga dapat
meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan.
e. Gaya hidup
Kebiasaan merokok dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan
oksigen seseorang. Merokok dapat menyebabkan gangguan vaskulrisasi
perifer dan penyakit jantung. Selain itu nikotin yang terkandung dalam
rokok bisa mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan
koroner.
c. Faktor Lingkungan
a. Suhu
Faktor suhu dapat berpengaruh terhadap afinitas atau kekuatan ikatan
Hb dan O₂. Dengan kata lain, suhu lingkungan juga bisa memengaruhi
kebutuhan oksigen seseorang.
b. Ketinggian
Pada dataran yang tinggi akan terjadi penurunan pada tekanan udara
sehingga tekanan oksigen juga ikut turun. Akibatnya, orang yang tinggal
di dataran tinggi cenderung mengalami peningkatan frekuensi pernapasan
dan denyut jantung. Sebaliknya, pada dataran yang rendah akan terjadi
peningkatan tekanan oksigen.
c. Polusi
Polusi udara, seperti asap atau debu seringkali menyebabkan sakit
kepala, pusing, batuk, tersedak, dan berbagai gangguan pernapasan lain
pada orang yang menghisapnya. Para pekerja di pabrik asbes atau bedak
tabur berisiko tinggi menderita penyakit paru akibat terpapar zat-zat
berbahaya.
1.6 Manifestasi klinis
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi menjadi tanda gangguan
oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaan otot nafas tambahan untuk
bernafas, pernafasan nafas flaring (nafas cuping hidung), dipsnea, ortopnea,
penyimpangan dada, nafas pendek, posisi tubuh menunjukkan posisi 3 poin, nafas
dengan bibir, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior-posterior,
frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala
adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi.
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi,
hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, AGS
abnormal, sianosis, warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia,
hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan
kedalaman nafas.
1.7 Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi, dan transportasi.
Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari
dank e paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka dengan baik
dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang
menimbulkan pengeluaran mucus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli
ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas.
Selain keruskaan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard
juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2013).
C. Perencanaan
Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
1. Bersihan jalan nafas telah dilakukan asuhan Latihan batuk efektif (I.01006)
keperawatan 1x24 jam masalah
tidak efektif O : Identifikasi kemampuan
dapat teratasi.
berhubungan batuk
Bersihan jalan nafas (L.01001)
dengan spasme T: Buang sekret pada sputum
Indikator SA ST
jalan nafas ditandai E:Jelaskan tujuan pada prosedur
Batuk efektif 2 5
dengan batuk tidak batuk efektif
Frekuensi nafas 3 5
efektif, mengi, K: Kolaborasi pemberian
Pola nafas 3 5
wheezing dan atau mukolitik atau ekspektoran, jika
ronki kering. perlu.
Keterangan :
1. Menurun
2. Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Meningkat
Keterangan :
1. Memburuk
2. Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik
2. Gangguan Setelah dilakukan asuhan Terapi oksigen (I.01026)
pertukaran gas keperawatan 1x24 jam masalah
O: Monitor tingkat kecemasan
dapat teratasi.
berhubungan dengan
ketidakseimbangan – akibat terapi oksigen
perfusi ditandai dengan Pertukaran gas (L.01003) T:Pertahankan kepatenan jalan
PO2 menurun, Indikator SA ST nafas
takikardi, bunyi nafas Dispnea 4 1 E:Ajarkan pasien dan keluarga
tambahan. Bunyi nafas 3 1 cara menggunakan oksigen
tambahan dirumah
PO2 3 4 K:Kolaborasi penentuan dosis
Keterangan : oksigen.
1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Meurun
Keterangan :
1. Memburuk
2. Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik
3. Pola nafas tidak Setelah dilakukan asuhan Pemantauan respirasi (I.01014)
keperawatan 1x24 jam masalah
efektif berhubungan
dapat teratasi.
dengan hambatan -Monitor frekuensi, irama,
upaya nafas (misal : Pola nafas (L.01004) kedalaman, dan upaya nafas.
nyeri saat bernafas) Indikator SA ST - Monitor pola nafas (seperti:
ditandai dengan fase Dispnea 4 1 bradipnea,takipnea,hiperventilasi)
ekspirasi Pernafasan cuping 5 1 - Monitor kemampuan
memanjang, pola hidung batuk efektif.
nafas abnormal Frekuensi nafas 2 5 - Atur interval pemantauan
(mis: takipnea, respirasi sesuai kondisi
bradipnea, Keterangan : pasien.
hiperventilasi). 1. Meningkat - Jelaskan tujuan dan
2. Cukup meningkat prosedur pemantauan.
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun
Keterangan :
1. Memburuk
2. Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik
DAFTAR PUSTAKA