Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


SISTEM RESPIRASI

Oleh :
Prili Regina Padja
NPM : 201FF04011

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2020
LAPORAN PRAKTIKUM
MODUL 8
SISTEM RESPIRASI

I. Tujuan Praktikum

1) Memahami fungsi fisiologis dari sistem respirasi


2) Mengetahui dan memahami proses inpirasi dan ekspirasi
3) Mengetahui dan memahami perbedaan antara VT, VIC, VEC, KV
II. Prinsip
Berdasarkan fungsi fisiologis melalui pengmatan pada proses inpirasi dan
ekspirasi, bunyi pernafasan, penentuan volume tidal (VT), volume inspirasi
cadangan (VIC), volume ekspirasi cadangan (VEC), dan kapasitas vital (VT) .

III. Dasar Teori


Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran
karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas
menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbon dioksida ke lingkungan
(Fernandez; Saturti 2017).
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :

a. Respirasi Luar merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah


dan udara.
b. Respirasi Dalam merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke
sel-sel tubuh
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara
dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi / Pernapasan Dada
a) Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
b) Tulang rusuk terangkat ke atas
c) Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada
kecil sehingga udara masuk ke dalam badan.
2. Respirasi / Pernapasan Perut
a) Otot difragma pada perut mengalami kontraksi

b) Diafragma datar

c) Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara


pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam
keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi
berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus
selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan
disesuaikan pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100
mmHg dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya
hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan
dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu
melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari
jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah (Fernandez; Saturti, 2017)
Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :

a) Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2

b) Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2

c) Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2

d) Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2


Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung
oksigen dan mengeluarkan udara yang mengandung karbon
dioksida dan uap air. Tujuan proses pernapasan yaitu untuk
memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energy.dengan
besar kecil tekanan udara (Fernandez, 2017)

Sistem Pernapasan pada Manusia terdiri atas: hidung, faring, trakea, bronkus,
bronkiolus, dan paru-paru.
Tubuh melakukan usaha memenuhi kebutuhan O2untuk proses metabolisme dan
mengeluarkan CO2sebagai hasil metabolisme dengan perantara organ paru dan saluran
nafasbersama kardiovaskuler sehingga dihasilkan darah yang kaya oksigen. Terdapat 3
tahapan dalam proses respirasi,yaitu:
1) Ventilasi
Proses keluar dan masuknya udara ke dalam paru, serta keluarnya
karbondioksida dari alveoli ke udara luar. Alveoli yang sudah mengembang
tidak dapat mengempis penuh karena masih adanya udara yang tersisa didalam
alveoli yang tidak dapat dikeluarkan walaupun dengan ekspirasi kuat. Volume
udara yang tersisa ini disebut dengan volume residu. Volume ini penting karena
menyediakan O2dalam alveoli untuk menghasilkan darah (Guyton
danHall,2006).
2) Difusi
Proses berpindahnya oksigen dari alveoli ke dalam darah, serta keluarnya
karbondioksida dari darah ke alveoli. Dalam keadaan beristirahatnormal, difusi
dan keseimbangan antara O2di kapiler darah paru dan alveolus berlangsung kira-
kira 0,25 detik dari total waktu kontak selama 0,75 detik. Hal ini menimbulkan
kesan bahwa paru normal memiliki cukup cadangan waktu difusi (Price dan
Wilson,2012).
3) Perfusi
Yaitu distribusi darah yang telah teroksigenasi di dalam paru untuk
dialirkan ke seluruh tubuh (Siregar danLia,2004).

IV. Alat dan Bahan


a. Alat b. Bahan
Spirometer Kapas
Stetoskop Alkohol 70%
Alat pngukur

V. Prosedur Kerja
1. Anatomi

Sistem Respirasi Manusia (Fernandez; Saturti, 2017 )

1) Hidung

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga
hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar
sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi
menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu,
terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel
kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai
banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Di
sebelah belakang rongga hidung terhubung dengan nasofaring melalui dua
lubang yang disebut choanae. Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-
rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring udara yang
masuk ke dalam rongga hidung.
2) Faring

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan


2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran
pencernaan (orofarings) pada bagian belakang.
Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat
terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan
menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.
Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran
pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka.
Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan,
bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan
gangguan kesehatan. Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi
udara yang keluar masuk dan juga sebagi jalan makanan dan minuman yang
ditelan, faring juga menyediakan ruang dengung(resonansi) untuk suara
percakapan.
3) Trakea

Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di


leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku,
dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia.
Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran
pernapasan.
Batang tenggorok (trakea) terletak di sebelah depan kerongkongan. Di
dalam rongga dada, batang tenggorok bercabang menjadi dua cabang tenggorok
(bronkus). Di dalam paru- paru, cabang tenggorok bercabang-cabang lagi
menjadi saluran yang sangat kecil disebut bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa
gelembung kecil yang disebut gelembung paru-paru (alveolus).

4) Laring

Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan.


Laring berada diantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring. Salah satu
tulang rawan pada laring disebut epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian
pangkal laring.
Laring diselaputi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis
pipih yang cukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara
pada laring. Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai
tempat keluar masuknya udara. Pangkal tenggorok disusun oleh beberapa tulang
rawan yang membentuk jakun. Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup
pangkal tenggorok (epiglotis). Pada waktu menelan makanan, katup tersebut
menutup pangkal tenggorok dan pada waktu bernapas katu membuka. Pada
pangkal tenggorok terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada udara dari
paru-paru, misalnya pada waktu kita bicara.
5) Bronkus
Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan
bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar
cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus
bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus. Batang tenggorokan bercabang
menjadi dua bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua
bronkus menuju paru-paru, bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus.
Bronkus sebelah kanan(bronkus primer) bercabang menjadi tiga bronkus.
6) Paru-Paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping
dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang
berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster)
yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2
lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput
bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam
(pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang
bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis). Paru-
paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah.
Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan,tetapi ronga bronkus masih bersilia
dan dibagian ujungnya mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Setiap
bronkiolus terminalis bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus respirasi,
kemudian menjadi duktus alveolaris.Pada dinding duktus alveolaris
mangandung gelembung-gelembung yang disebut alveolus.
2. Fisiologi

A. Proses Inspirasi dan Ekspirasi

Paru-paru dapat mengembang dan mengempis secara pasif sebagai


respon terhadap perubahan volume dan tekanan di dalam dada. Pada proses
inspirasi dan ekspirasi terjadi perubahan-perubahan pada rongga dada/toraks.
1) Dipelajari perubahan-perubahan tersebut dan digambarkan secara sederhana
pada laporan (berdasarkan literatur)
2) Dengan menggunakan alat pengukur, diukur rongga dada rekan saudara
pada saat mengalami respirasi normal (inspirasi dan ekspirasi normal)
3) Diukur pula rongga dada rekan saudara saat menarik nafas dalam (inspirasi
maksimum)
Catatan : bagian rongga dada yang diukur adalah daerah axila dan
xiphoid
Dilengkapi
4) tabel berikut:

Proses Komponen yang Terlibat Perubahan yang Terjadi


Ekspirasi
Inspirasi

B. Bunyi Pernafasan
Ditempatkan stetoskop pada berbagai posisi di punggung
1. Didengar bunyi pernafasan rekan saudara
2. Dihitung frekuensi permafasan (jumlah pernafasan/menit)
3. Dibahas kekuatan serta bunyi pernafasan rekan saudara
C. Menentukan perbandingan Volume Tidal (VT), Volume Ekspirasi
Cadangan (VEC) dan Volume Inspirasi Cadangan (VIC)
Dengan menggunaklan spirometer, lakukan hal-hal berikut :
1) Dilakukan inhalasi normal kemudian ekshalasi normal ke dalam spirometer.
Dicatat nilai yang tetrtera pada spirometer. Nilai yang diperoleh adalah
nilai VT
2) Dilakukan inhalasi normal. Setelah itu diekshalasikan sekuat-kuatnya ke
dalam spirometer. Dicatat nilai yang tertera pada spirometer. Nilai yang
diperoleh adalah nilai VEC
3) Dilakukan inhalasi sedalam mungkin. Setelah itu ekshalasikan sekuat-
kuatnya ke dalam spirometer. Dicatat nilai yang tertera pada spirometer.
Nilai yang diperoleh adalah nilai Kapasitas Vital (KV).
4) Dari nilai KV ini dapat diperoleh nilai VIC sebagai berikut : Karena KV =
VT + VIC + VEC, maka VIC = KV - (VT + VEC) Tentukanlah
perbandingan VT, VEC dan VIC
Bagan Kerja
1. Proses Inspirsi dan Ekspirasi

Dipelajari perubahan- perubahan tersebut dan


digambarkan secara sederhana pada laporan
(berdasarkan literatur)

Dengan menggunakan alat pengukur, diukur rongga


dada rekan saudara pada saat mengalami respirasi
normal (inspirasi dan ekspirasi normal)

Diukur pula rongga dada rekan saudara saat menarik


nafas dalam (inspirasi maksimum)

2. Bunyi Pernafasan

Ditempatkan stetoskop pada berbagai posisi di


punggung

Didengar bunyi pernafasan rekan saudara

Dihitung frekuensi permafasan (jumlah


pernafasan/menit)

Dibahas kekuatan serta bunyi pernafasan rekan


saudara
3. Menentukkan perbandingan Vlume Tidal (VT), Volume Ekspirasi
Cadangan (VEC) dan Volume Inspirasi Cadangan (VIC)

Dilakukan inhalasi normal kemudian


ekshalasi normal ke dalam spirometer.
Dicatat nilai yang
tetrtera pada spirometer. Nilai yang diperoleh
adalah nilai VT

Dilakukan inhalasi normal. Setelah itu


diekshalasikan sekuat- kuatnya ke dalam
spirometer. Dicatat nilai yang tertera pada
spirometer. Nilai yang diperoleh adalah nilai
VEC

Dilakukan inhalasi
sedalam mungkin. Setelah itu ekshalasikan
sekuat-kuatnya ke dalam spirometer. Dicatat
nilai
yang tertera pada spirometer. Nilai yang
diperoleh adalah nilai Kapasitas Vital (KV).

Dihitung VIC
VI. Hasil Pengamatan

Proses Inspirasi dan Ekspirasi


Bunyi Pernafasan
Jenis Lingkar (cm)
Jumlah
kelami TB/BB pernafasanDada
Bunyi / Kekuatan Perut
nPerlakuan
Umur pernafasan
(cm/kg) Inspirasi
menit Ekspirasi
bunyi Inspirasi Ekspirasi
P Normal18 tahun
desiran155/50
angin 21 80
kali 78
Normal 76 72
L 18 tahun
desiran175/65
angin 79 75 74 71
Perokok cepat 28 kali Lemah
Suka
olahraga desiran angin 22 kali Normal
Sedang flu bergemuruh 19 kali Normal
Suka
menyanyi desiran angin 20 kali Kuat

Perbandingan VT, VEC, dan VIC


Nilai (cc)
Perlakuan VT VEC KV VIC (hitung)
Normal 400 600 1200 200
Perokok 200 300 500 0
Suka olahraga 420 700 1400 280
Sedang flu 250 320 800 230
Suka
menyanyi 450 800 1500 250
Perhitungan
VIC = KV - (VT + VEC)
1) Normal = 1200 – (400+600) = 200
2) Perokok = 500 – (200+300) = 0
3) Suka olahrag a = 1400 – (420+700) = 280
4) Sedang fllu = 800 – (250+ 320) = 230
5) Suka menyanyi = 1500 – (450+800) = 250

VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan untuk mengetahui mekanisme
fisiologis dari sistem respirasi melalui prose inspirasi dan ekspirasi, bunyi pernfasan,
dan volume paru.
a) Proses Inspirasi dan Ekspirasi
Pada percobaan ini dilakukan pada responden dengan perbedaan jenis
kelamin, umur, berat dan tingi badan. Untuk mengetahui apakah fakor tersebut
mempengruhi respirasi. Dari hasil yang didapatkan yaitu pada jnis kelamin
perempuan dengan umur 18 tahun dan TB/BB 155/50. Pada pernafasan dada
dengan lingkar dada 80 cm pda fase inspirasi dan 78 cmn pada fase ekspirasi
kemudian pada pernafasan perut dengan lingkar dada pada fase inpirasi 76 cm
dan 72 cm pada fase ekspirasi. Kemudian pada respoden dengan jenis kelamin
laki-laki dengan umur 18 tahun dan TB/BB 175/65, pada pernafasan dada
dengan lingkar dada pada fase 79 cm dan fase ekspirasi 75 cm. Dan pada
pernafasan perut dengan lingkar dada pada fase inpirasi 74 cm dn 71 cm pada
fase ekspirasi. Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara
(inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan
dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan. Dari kedua mekanisme
pernafasan ini maka dapat disimpulkan bahwa proses inspirasi akan
menyebabkan kenaikan volume ruang pada rongga dada (berkontraksi),
sedangkan proses ekspirasi menyebabkan penurunanvolume ruang rongga dada
(relaksasi) (Fernandez;Saturti. 2017)
Dari hasil yang didapat pada percobaan ini adalah kapasitas paru pada
laki-laki lebih rendah dari pada perempuan. Volume dan kapasitas seluruh paru
pada wanita kira-kira 20-25 lebih kecil dari pada pria, hal ini tidak sesuai
dengan data yang didapat dimana perempuan lebih besar dari pada laki-laki,
salah satu yang mempengaruhi adalah faktor tinggi dan berat badan. Pada orang
gemuk kerja sistem respirasinya cenderung lebih berat dan kapasitas parunya
lebih kecil dibanding dengan orang yang kurus (Sulistyowati, 2016).
Hal ini terjadi karena penimbunan lemak pada dinding dada dan perut
yang akan mengganggu gerak pernapasan. Selain itu, berdasarkan pada tinggi
badan seseorang dapat ditaksir besar kapasitas vitalnya. Orang yang semakin
tinggi cenderung mempunyai kapasitas vital paru yang lebih besar dari orang
yang tinggibadanya rendah
b) Bunyi Penafasan
Pada percobaan ini responden dengan kondisi normal, suka berolahraga
dan yang suka menyanyi didapati bunyi pernafasan berupa desiran angin, untuk
responden perokok didapati bunyi pernafasan berupa desiran angin yang cepat
dan untuk responden dengan kondisi sedang flu didapati bunyi pernafasan
berupa bergemuruh. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi
seseorang dapat mempengeruhi bunyi pernafasan misalkan pada seorang
perokok bunyi pernafasan berupa desiran angin yang cepat hal ini dikarenakan
merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernafasan
dan jaringan paru. Kebiasaan merokok akan mempercepat penurunan faal paru
dan dapat meningkatkan resiko kelainan penyakit kardiovaskuler. Akibatnya
seorang perokok memerlukan usaha lebih banyak untuk mendapatkan udara
dibandingkan dengan orang yang tidak merokok karena fungsi paru sudah
menurun.
Pada responden dengan kondisi sedang fludidapati bunyi pernafasan
berupa bergumuruh hal ini dikarenakan hidung yang sebagai tempat aliran udara
dihasilkan tertutupi oleh mucus atau lendir akibatnya saluran napas menyempit
sehingga bunyi yang dihasilkan berupa angin yang bergemuruh.Pada percobaan
frekuensi pernafasan atau jumlah pernafasan/menit didapati hasil pada
responden dengan kondisi normal 21 kali/menit, perokok 28 kali/menit, suka
berolahraga 22 kali/menit, sedang flu 19 kali/menit dan yang suka menyanyi 20
kali/menit. Menurut Sulistyowati (2016) bahwa normalnya frekuensi nafas
orang dewasa sekitar 14-20kali/menit dengan pola nafas yang teratur. Dapat
dinyatakan bahwa responden dalam kondisi sedang flu dan suka menyanyi
memiliki frekuensi pernafasan normal.
Pada responden dengan kondisi normal frekuensi pernafasan 21
kali/menit atau tidak sesuai dengan teori yang ada. Hal ini kemungkinan terjadi
karena kesalahan dalam menginterpretasikan hasil atau faktor lain seperti
aktivitas. Semakin berat aktivitas seseorang, maka frekuensi pernapasannya pun
akan semakin meningkat seperti pada responden perokok dan suka berolahraga,
dikarenakan olahraga atau kebiasaan merokok dapat meningkatkan frekuensi
dan usaha lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan tubuh menambah O2
(oksigen). Pada percobaan kekuatan bunyi didapati hasil pada responden dengan
kondisi normal, suka olahraga, dan sedang flu kekuatan bunyi pernafasan yang
normal. Pada responden perokok kekuatan bunyi pernafasan lemah hal ini
dikarenakan kebiasaan merokok pada seseorang merupakan faktor utama yang
dapat mempercepat penurunan faal paru dimana terjadi perubahan struktur jalan
nasas maupun parenkim paru,dan pada responden yang suka menyanyikekuatan
bunyi pernafasan kuat dikarenakan kebiasaan bernyanyi dapat menguatkan dan
menyeimbangkanotot laring, meningkatkan vibrasi dan gerakan pita suara serta
mengoptimalkan penggunaan nafas (Soharto, 2017)
c) Perbandingan VT, VEC dan VIC
Pada pecobaan ini dilakukan terhadap volume tidal (VT), volume
ekspirasi cadangan (VEC) dan volume inspirasi cadangan (VIC) dengandan
kapasitas vital (KV) menggunakan spirometer. Spirometer (pengukuran nafas)
adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui adanya gangguan di paru-
paru dan saluran pernapasan. Alat yang digunakan untuk pengukuran spirometri
disebut dengan spirometer. Spirometer adalah suatu alat sederhana yang
dilengkapi pompa atau bel yang akan bergeser pada waktu pasien bernafas
kedalamnya melalui sebuah katup dan tabung penghubung. Pada waktu
menggunakan spirometer, grafik akan terekam pada sebuah drum yang dapat
berputar dengan sebuah pena pencatat. Pengukuran volume paru statis dalam
praktik digunakan untuk mencerminkan elastisitas paru dan toraks (Price dan
Wilson 2012).
Pada percoban perbandingan nilai VT, VEC dan VIC didapatkan hasil
pada responden dengan kondisi normal VT 400cc, VEC 600cc, KV 1200cc, dan
VIC 200cc; pada responden perokok VT 200cc, VEC 300cc, KV 500cc, dan
VIC 0 cc; pada responden suka berolahraga VT 4200cc, VEC 700cc, KV
1400cc, dan VIC 280cc, pada responden sedang flu VT 250cc, VEC 320cc, KV
800cc, dan VIC 230cc; dan pada responden yang suka menyanyi VT 450cc,
VEC 800cc, KV 1500cc, dan VIC 250cc.
Volume dan kapasitas paru merupakan gambaran fungsi ventilasi sistem
pernapasan. Dengan mengetahui besarnya volume dankapasitas paru dapat
diketahui besarnya kapasitas ventilasi maupun ada tidaknya kelainan fungsi
paru (Widyawati, 2018). Volume tidal merupakan jumlah udara yang masuk ke
dalam paru setiap kali inspirasi atau ekspirasi pada setiap pernapasan, volume
tidal normalnya adalah 350-400cc. Dari hasil yang didapati dapat dinyatakan
bahwa responden dengan kondisi normal, suka berolahraga dan suka menyanyi
memiliki volume atau kapasitas paru normal, sedangkan pada responden
perokok dan sedang flu memiliki nilaivolume paru yang rendah yaitu 250cc dan
300cc, hal ini dikarenakan fungsi atau parameter ventilasi paru juga dapat
dipengaruhi oleh konsumsi rokok dan penyakit atau kondisi kesehatan. Pada
responden perokok didapatkan hasil VIC 0 cc merupakan responden, hal ini
terjadi karena paparan polusi yang dianggap mengganggu adalah asap rokok.
Asap rokok erat hubungannya antara polusi dengan nilai Kapasistas volume
paru (KVP) dapat terlihat dari berubahnya struktur saluran paru yaitu
penyempitan saluran napas (obstruksi). Epitel saluran nafas yang dibentuk oleh
sel skuamous akan mengalami metaplasia, sel-sel silia mengalami atropi dan
kelenjar mukus menjadi hipertropi.Penyempitan saluran nafas ini juga akan
berdampak pada penurunan nilai kapasitas volume paru (KVP) seseorang
(Sherwood, 2011). Kapasitas volume paru pada responden perokok yaitu 500
cc, (sedikit) sehingga berpengaruh terhadap volume inspirasi cadangan.

VIII. Kesimpulan
1. Fungsi fisilogis dari sistem respirasi adalah menghirup oksigen dalam
udara bebas dan membuang karbon dioksida ke lingkungan.
2. Inspirasi
- Proses masuknya O2
- Otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga tuang rusuk terangkat
- Dada membesar perut mengerut
Ekspirasi
- Proses pengeluaran CO2
- Relaksasi atau kembalinya otot antar tulang rusuk ke posisi semula.
- Dada dan perut kembali ke posisi semula.
3. VT atau volume tidal adalah volume udara hasil inspirasi atau ekspirasi
pada setiap kali bernapas normal; Volume inspirasi cadangan (VIC)
adalah udara yang masih dapat dihirup setelah inspirasi biasa sampai
mencapai inspirasi maksimal; Volume ekspirasi cadangan (VEC) adalah
udara yang masih dapat dikeluarkan setelah melakukan ekspirasi biasa
sampai mencapai ekspirasi maksimal; Kapasitas vital (KV) merupakan
volume udara yang dapat dikeluarkan dengan ekspirasi maksimum setelah
inspirasi maksimum.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai