Oleh :
Prili Regina Padja
NPM : 201FF04011
I. Tujuan Praktikum
b) Diafragma datar
Sistem Pernapasan pada Manusia terdiri atas: hidung, faring, trakea, bronkus,
bronkiolus, dan paru-paru.
Tubuh melakukan usaha memenuhi kebutuhan O2untuk proses metabolisme dan
mengeluarkan CO2sebagai hasil metabolisme dengan perantara organ paru dan saluran
nafasbersama kardiovaskuler sehingga dihasilkan darah yang kaya oksigen. Terdapat 3
tahapan dalam proses respirasi,yaitu:
1) Ventilasi
Proses keluar dan masuknya udara ke dalam paru, serta keluarnya
karbondioksida dari alveoli ke udara luar. Alveoli yang sudah mengembang
tidak dapat mengempis penuh karena masih adanya udara yang tersisa didalam
alveoli yang tidak dapat dikeluarkan walaupun dengan ekspirasi kuat. Volume
udara yang tersisa ini disebut dengan volume residu. Volume ini penting karena
menyediakan O2dalam alveoli untuk menghasilkan darah (Guyton
danHall,2006).
2) Difusi
Proses berpindahnya oksigen dari alveoli ke dalam darah, serta keluarnya
karbondioksida dari darah ke alveoli. Dalam keadaan beristirahatnormal, difusi
dan keseimbangan antara O2di kapiler darah paru dan alveolus berlangsung kira-
kira 0,25 detik dari total waktu kontak selama 0,75 detik. Hal ini menimbulkan
kesan bahwa paru normal memiliki cukup cadangan waktu difusi (Price dan
Wilson,2012).
3) Perfusi
Yaitu distribusi darah yang telah teroksigenasi di dalam paru untuk
dialirkan ke seluruh tubuh (Siregar danLia,2004).
V. Prosedur Kerja
1. Anatomi
1) Hidung
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga
hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar
sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi
menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu,
terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel
kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai
banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Di
sebelah belakang rongga hidung terhubung dengan nasofaring melalui dua
lubang yang disebut choanae. Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-
rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring udara yang
masuk ke dalam rongga hidung.
2) Faring
4) Laring
B. Bunyi Pernafasan
Ditempatkan stetoskop pada berbagai posisi di punggung
1. Didengar bunyi pernafasan rekan saudara
2. Dihitung frekuensi permafasan (jumlah pernafasan/menit)
3. Dibahas kekuatan serta bunyi pernafasan rekan saudara
C. Menentukan perbandingan Volume Tidal (VT), Volume Ekspirasi
Cadangan (VEC) dan Volume Inspirasi Cadangan (VIC)
Dengan menggunaklan spirometer, lakukan hal-hal berikut :
1) Dilakukan inhalasi normal kemudian ekshalasi normal ke dalam spirometer.
Dicatat nilai yang tetrtera pada spirometer. Nilai yang diperoleh adalah
nilai VT
2) Dilakukan inhalasi normal. Setelah itu diekshalasikan sekuat-kuatnya ke
dalam spirometer. Dicatat nilai yang tertera pada spirometer. Nilai yang
diperoleh adalah nilai VEC
3) Dilakukan inhalasi sedalam mungkin. Setelah itu ekshalasikan sekuat-
kuatnya ke dalam spirometer. Dicatat nilai yang tertera pada spirometer.
Nilai yang diperoleh adalah nilai Kapasitas Vital (KV).
4) Dari nilai KV ini dapat diperoleh nilai VIC sebagai berikut : Karena KV =
VT + VIC + VEC, maka VIC = KV - (VT + VEC) Tentukanlah
perbandingan VT, VEC dan VIC
Bagan Kerja
1. Proses Inspirsi dan Ekspirasi
2. Bunyi Pernafasan
Dilakukan inhalasi
sedalam mungkin. Setelah itu ekshalasikan
sekuat-kuatnya ke dalam spirometer. Dicatat
nilai
yang tertera pada spirometer. Nilai yang
diperoleh adalah nilai Kapasitas Vital (KV).
Dihitung VIC
VI. Hasil Pengamatan
VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan untuk mengetahui mekanisme
fisiologis dari sistem respirasi melalui prose inspirasi dan ekspirasi, bunyi pernfasan,
dan volume paru.
a) Proses Inspirasi dan Ekspirasi
Pada percobaan ini dilakukan pada responden dengan perbedaan jenis
kelamin, umur, berat dan tingi badan. Untuk mengetahui apakah fakor tersebut
mempengruhi respirasi. Dari hasil yang didapatkan yaitu pada jnis kelamin
perempuan dengan umur 18 tahun dan TB/BB 155/50. Pada pernafasan dada
dengan lingkar dada 80 cm pda fase inspirasi dan 78 cmn pada fase ekspirasi
kemudian pada pernafasan perut dengan lingkar dada pada fase inpirasi 76 cm
dan 72 cm pada fase ekspirasi. Kemudian pada respoden dengan jenis kelamin
laki-laki dengan umur 18 tahun dan TB/BB 175/65, pada pernafasan dada
dengan lingkar dada pada fase 79 cm dan fase ekspirasi 75 cm. Dan pada
pernafasan perut dengan lingkar dada pada fase inpirasi 74 cm dn 71 cm pada
fase ekspirasi. Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara
(inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan
dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan. Dari kedua mekanisme
pernafasan ini maka dapat disimpulkan bahwa proses inspirasi akan
menyebabkan kenaikan volume ruang pada rongga dada (berkontraksi),
sedangkan proses ekspirasi menyebabkan penurunanvolume ruang rongga dada
(relaksasi) (Fernandez;Saturti. 2017)
Dari hasil yang didapat pada percobaan ini adalah kapasitas paru pada
laki-laki lebih rendah dari pada perempuan. Volume dan kapasitas seluruh paru
pada wanita kira-kira 20-25 lebih kecil dari pada pria, hal ini tidak sesuai
dengan data yang didapat dimana perempuan lebih besar dari pada laki-laki,
salah satu yang mempengaruhi adalah faktor tinggi dan berat badan. Pada orang
gemuk kerja sistem respirasinya cenderung lebih berat dan kapasitas parunya
lebih kecil dibanding dengan orang yang kurus (Sulistyowati, 2016).
Hal ini terjadi karena penimbunan lemak pada dinding dada dan perut
yang akan mengganggu gerak pernapasan. Selain itu, berdasarkan pada tinggi
badan seseorang dapat ditaksir besar kapasitas vitalnya. Orang yang semakin
tinggi cenderung mempunyai kapasitas vital paru yang lebih besar dari orang
yang tinggibadanya rendah
b) Bunyi Penafasan
Pada percobaan ini responden dengan kondisi normal, suka berolahraga
dan yang suka menyanyi didapati bunyi pernafasan berupa desiran angin, untuk
responden perokok didapati bunyi pernafasan berupa desiran angin yang cepat
dan untuk responden dengan kondisi sedang flu didapati bunyi pernafasan
berupa bergemuruh. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi
seseorang dapat mempengeruhi bunyi pernafasan misalkan pada seorang
perokok bunyi pernafasan berupa desiran angin yang cepat hal ini dikarenakan
merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernafasan
dan jaringan paru. Kebiasaan merokok akan mempercepat penurunan faal paru
dan dapat meningkatkan resiko kelainan penyakit kardiovaskuler. Akibatnya
seorang perokok memerlukan usaha lebih banyak untuk mendapatkan udara
dibandingkan dengan orang yang tidak merokok karena fungsi paru sudah
menurun.
Pada responden dengan kondisi sedang fludidapati bunyi pernafasan
berupa bergumuruh hal ini dikarenakan hidung yang sebagai tempat aliran udara
dihasilkan tertutupi oleh mucus atau lendir akibatnya saluran napas menyempit
sehingga bunyi yang dihasilkan berupa angin yang bergemuruh.Pada percobaan
frekuensi pernafasan atau jumlah pernafasan/menit didapati hasil pada
responden dengan kondisi normal 21 kali/menit, perokok 28 kali/menit, suka
berolahraga 22 kali/menit, sedang flu 19 kali/menit dan yang suka menyanyi 20
kali/menit. Menurut Sulistyowati (2016) bahwa normalnya frekuensi nafas
orang dewasa sekitar 14-20kali/menit dengan pola nafas yang teratur. Dapat
dinyatakan bahwa responden dalam kondisi sedang flu dan suka menyanyi
memiliki frekuensi pernafasan normal.
Pada responden dengan kondisi normal frekuensi pernafasan 21
kali/menit atau tidak sesuai dengan teori yang ada. Hal ini kemungkinan terjadi
karena kesalahan dalam menginterpretasikan hasil atau faktor lain seperti
aktivitas. Semakin berat aktivitas seseorang, maka frekuensi pernapasannya pun
akan semakin meningkat seperti pada responden perokok dan suka berolahraga,
dikarenakan olahraga atau kebiasaan merokok dapat meningkatkan frekuensi
dan usaha lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan tubuh menambah O2
(oksigen). Pada percobaan kekuatan bunyi didapati hasil pada responden dengan
kondisi normal, suka olahraga, dan sedang flu kekuatan bunyi pernafasan yang
normal. Pada responden perokok kekuatan bunyi pernafasan lemah hal ini
dikarenakan kebiasaan merokok pada seseorang merupakan faktor utama yang
dapat mempercepat penurunan faal paru dimana terjadi perubahan struktur jalan
nasas maupun parenkim paru,dan pada responden yang suka menyanyikekuatan
bunyi pernafasan kuat dikarenakan kebiasaan bernyanyi dapat menguatkan dan
menyeimbangkanotot laring, meningkatkan vibrasi dan gerakan pita suara serta
mengoptimalkan penggunaan nafas (Soharto, 2017)
c) Perbandingan VT, VEC dan VIC
Pada pecobaan ini dilakukan terhadap volume tidal (VT), volume
ekspirasi cadangan (VEC) dan volume inspirasi cadangan (VIC) dengandan
kapasitas vital (KV) menggunakan spirometer. Spirometer (pengukuran nafas)
adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui adanya gangguan di paru-
paru dan saluran pernapasan. Alat yang digunakan untuk pengukuran spirometri
disebut dengan spirometer. Spirometer adalah suatu alat sederhana yang
dilengkapi pompa atau bel yang akan bergeser pada waktu pasien bernafas
kedalamnya melalui sebuah katup dan tabung penghubung. Pada waktu
menggunakan spirometer, grafik akan terekam pada sebuah drum yang dapat
berputar dengan sebuah pena pencatat. Pengukuran volume paru statis dalam
praktik digunakan untuk mencerminkan elastisitas paru dan toraks (Price dan
Wilson 2012).
Pada percoban perbandingan nilai VT, VEC dan VIC didapatkan hasil
pada responden dengan kondisi normal VT 400cc, VEC 600cc, KV 1200cc, dan
VIC 200cc; pada responden perokok VT 200cc, VEC 300cc, KV 500cc, dan
VIC 0 cc; pada responden suka berolahraga VT 4200cc, VEC 700cc, KV
1400cc, dan VIC 280cc, pada responden sedang flu VT 250cc, VEC 320cc, KV
800cc, dan VIC 230cc; dan pada responden yang suka menyanyi VT 450cc,
VEC 800cc, KV 1500cc, dan VIC 250cc.
Volume dan kapasitas paru merupakan gambaran fungsi ventilasi sistem
pernapasan. Dengan mengetahui besarnya volume dankapasitas paru dapat
diketahui besarnya kapasitas ventilasi maupun ada tidaknya kelainan fungsi
paru (Widyawati, 2018). Volume tidal merupakan jumlah udara yang masuk ke
dalam paru setiap kali inspirasi atau ekspirasi pada setiap pernapasan, volume
tidal normalnya adalah 350-400cc. Dari hasil yang didapati dapat dinyatakan
bahwa responden dengan kondisi normal, suka berolahraga dan suka menyanyi
memiliki volume atau kapasitas paru normal, sedangkan pada responden
perokok dan sedang flu memiliki nilaivolume paru yang rendah yaitu 250cc dan
300cc, hal ini dikarenakan fungsi atau parameter ventilasi paru juga dapat
dipengaruhi oleh konsumsi rokok dan penyakit atau kondisi kesehatan. Pada
responden perokok didapatkan hasil VIC 0 cc merupakan responden, hal ini
terjadi karena paparan polusi yang dianggap mengganggu adalah asap rokok.
Asap rokok erat hubungannya antara polusi dengan nilai Kapasistas volume
paru (KVP) dapat terlihat dari berubahnya struktur saluran paru yaitu
penyempitan saluran napas (obstruksi). Epitel saluran nafas yang dibentuk oleh
sel skuamous akan mengalami metaplasia, sel-sel silia mengalami atropi dan
kelenjar mukus menjadi hipertropi.Penyempitan saluran nafas ini juga akan
berdampak pada penurunan nilai kapasitas volume paru (KVP) seseorang
(Sherwood, 2011). Kapasitas volume paru pada responden perokok yaitu 500
cc, (sedikit) sehingga berpengaruh terhadap volume inspirasi cadangan.
VIII. Kesimpulan
1. Fungsi fisilogis dari sistem respirasi adalah menghirup oksigen dalam
udara bebas dan membuang karbon dioksida ke lingkungan.
2. Inspirasi
- Proses masuknya O2
- Otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga tuang rusuk terangkat
- Dada membesar perut mengerut
Ekspirasi
- Proses pengeluaran CO2
- Relaksasi atau kembalinya otot antar tulang rusuk ke posisi semula.
- Dada dan perut kembali ke posisi semula.
3. VT atau volume tidal adalah volume udara hasil inspirasi atau ekspirasi
pada setiap kali bernapas normal; Volume inspirasi cadangan (VIC)
adalah udara yang masih dapat dihirup setelah inspirasi biasa sampai
mencapai inspirasi maksimal; Volume ekspirasi cadangan (VEC) adalah
udara yang masih dapat dikeluarkan setelah melakukan ekspirasi biasa
sampai mencapai ekspirasi maksimal; Kapasitas vital (KV) merupakan
volume udara yang dapat dikeluarkan dengan ekspirasi maksimum setelah
inspirasi maksimum.
Daftar Pustaka