Kegiatan PKL kali ini dilaksanakan di Apotek Kimia Farma Martadinata No. 29 Kota Manado yang terletak di…..Apotek adalah sarana pelayana kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker. Apotek Kimia Farma merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang kesehatan khusunya kefarmasian. Apotek Kimia Farma Martadinata No.29 dipimpin oleh seorang Apoteker Penanggung Jawab Apotek yaitu Bapak Faedal Barakatu, S.Si, Apt dibantu oleh Apoteker Pendamping dan Tenaga Teknis Kefarmasian. Jam dians di Apotek Kimia Farma Martadinata No. 29 Kota Manado sebagai berikut: 1. Pagi : 08.00 sampai dengan 15.00 2. Siang : 15.00 sampai dengan 22.00 3. Malam : 22.00 sampai dengan 08.00 Selama PKL kegiatan yang dilakukan yaitu: menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep termasuk melakukan peracikan sediaan misalnya pulveres, kapsul dan salep. Selain itu, mengatur swalayan apotek, re-stock barang dan obat serta melakukan penerimaan barang. Dalam hal manajemen perbekalan farmasi telah baik, hal ini dapat dilihat dari kesesuaian obat yang terdapat pada kartu stok, computer, serta pada lemari, hal ini tidak lepas dari kerjasama yang baik antar semua petugas apotek dalam manjaga kelancaran kegiatan penyaluran obat atau perbelakan farmasi. Adapun masalah yang masih sering terjadi diapotek ini yaitu waktu pelayanan yang cukup lama. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti waktu praktek dokter dan kedatangan pasien yang hampir bersamaan, jumlah petugas tidak seimbang, dan petugas khusus di swalayan farmasi yang tidak ada setiap hari sehingga melibatkan petugas apotek di bagian pelayanan resep dalam melayani pembeli. 4.2 Pengelolaan Obat di Apotek Kimia Farma Martadinata No. 29 4.2.1 Perncanaan dan Pengadaan Perencanaan obat dimaksudkan untuk memutuskan obat apa yang akan dipesan agar stok obat di apotek tidak kosong dan mengurangi terjadinya penolakan resep. Beberapa hal yang dipertimbangkan dalam perencanaan barang adalah kecepatan penjualan ( fast moving atau slow moving), obat yang diresepkan dokter , pola penyakit yang terjadi dan stabilitas barang. Pengadaan barang di apotek ini dilakukan secara terpusat dengan menggunakan sistem Distribution Center (DC). Dengan sistem ini, semua kebutuhan barang seluruh apotek pelayanan Business Manager (BM) Manado ditangani secara terpusat oleh Distribution Center (DC). Barang-barang yang akan atau sudah habis persediaannya akan terbaca dikantor Distribution Center (DC). Melalui KIS (Kimia Farma Information system) atau Sistem Informasi Kimia Farma. Kmeudian kantor Distribution Center (DC) akan membuat Surat Pesanan (SP) permintaan barang yan ditujukan kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) untuk diantarkan ke gudang Distribution Center (DC). Barang-barang yang tiba di gudang Distribution Center (DC) kemudian dipisahkan dan didistribusikan ke masing-masing apotek pelayanan. Khusus untuk pengadaan narkotika dan psikotropik, pemesanan dilakukan oleh masing-masing apotek pelayanan melaluui SP yang telah ditandatangani oleh Apoteker Penanggung Jawab Apotek (APA). Barang-barang narkotika dan psikotropika yang dipesan melalui Distribution Center (DC) tersebut akan diantar langsung oleh PBF bersangkutan ke apotek Kimia Farma Martadinata No. 29 Kota Manado tanpa perantara Distribution Center (DC). Disamping menggunakan sistem Distribution Center (DC), apotek ini masih menggunakan sistem lain yaitu Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA). Pemesanan dimulai dengan mencatat jenis dan jumlah barang yang akan atau sudah habis persediaannya . pencatatan terhadpa tiap barang yang akan dipesan dilakukan dalam sebuah buku yang disebut buku defekta. Pencatatan ini dapat dilakukan setiap saat yaitu setiap kali diketahui adanya barang yang sudah atau akan habis. Petugas apotek kemudian akan melakukan rekapitulasi jumlah dan jenis barang yang tercatat dalam buku dan memasukkan data tersebut je dalam computer sebagai BPBA kemudoan akan disamapaikan ke Business Manager melalui KIS. Apabila jumlah persediaan obat sudah mendekati jumlah minimal atau stok obat habis ketika pelayanan maka dapat dilakukan pemesana langsung ke Distribution Center (DC) atau dikenal dengan permintaan cito. Cara lain untuk pengadaan yang memerlukan segera adalah melakukan pembebanan kepada apotek kimia farma lain yang masih memiliki persediaan obat yang diperlukan dan dapat memberikan obat tersebut ke apotek kimia farma yang memerlukan. 4.2.2 Penerimaan Barang yang atang dari BM mauoun PBF diperiksa kesesuainnya dengan BPBA dak faktur. Pemeriksaannya meliputi nama obat, jumlah obat yang dipesan, kemasan dan kondisi obat, expired date (ED) obat, dan no batch. Barang akan diekmbalikan apabila tidak sesuai dengan pesanan, memiliki ED dekat, atau obat dalam kondisi rusak. Faktur yang asli akan dibawa oleh pihak PBF sementara sallinan faktur akan diberikan kepada apotek. Salinan faktur akan dimasukkan ke dalam computer dan dikirimkan ke kantor BM untuk diverifikasi sebelum nantinya melakukan pembayaran ke PBF. Pembayaran dilakukan oleh BM yang mendapat faktur asli pengiriman, faktur pajak, dan jumlah tagihan dari PBF. Pihak BM akan memberikan tanda terima faktur dan menentukan tanggal jatuh tempo kepada PBF. Selanjutnya BM akan membuat voucher pembayaran tagihan untuk melunasi pembayaran kepada PBF. Obat kemudian akan disimpan didalam tempatnya dan ditulis jumlahnya di akartu stok. Sebelum memasukkan, sisa stok obat akan diperiksa dulu kesesuaiannya. Pada penulisan obat narkotika dan psikotropik, ditulis juga no batch obat pada kartu stok 4.2.3 Penyimpanan Penyimpanan obat di Apotek Kimia FArma Martadinata No. 29 dilakukan sesuai dengan jenis sediaan, stabilitas obat, farmakologi dan diurutkan sesuai dengan alphabet/ alfabetis dan menggunakan metode FIFO( First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out) tetapi masih belum maksimal. Untuk obat-obatan yang tidak stabil terhadap suhu panas, maka obat atau sediaan tersebut disimpan dalam lemari pendingin. Sediaan/obat yang disimpan dalam lemari pendingin misalnya insulin, suppositoria, beberapa jenis tetes mata. Obat-obat narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari yang berebeda dengan 2 pintu, dimana setiap pemasukan dan pengeluaran dari obat narkotika dan psikotropika ini dicatat dalam kartu stok. 4.2.4 Pemusnahan Obat yang sudah expires akan dipisahkan dari lemari penyimpanan oleh karyawan apotek untuk dimusnahkan. Pemusnahan obat kemudian didokumentasi dengan berita acara. Pemusnahan obat golongan narkotika dan psikotropika dilakukan dengan memanggil satu orang petugas dinas kesehatan sabagai saksi pemusnahan obat yang dilakukan diapotek sesuai dengan ketentuan pada undang- undang. 4.2.5 Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan pelaporan lebih difokuskan pada obat-obatan golongan narkotika dan psikotropika, dimana pelaporannya dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.