Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kegiatan PKL


Kegiatan PKL kali ini dilaksanakan di Apotek Kimia Farma Martadinata No.
29 Kota Manado yang terletak di…..Apotek adalah sarana pelayana kefarmasian
tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker.
Apotek Kimia Farma merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak di bidang kesehatan khusunya kefarmasian. Apotek Kimia Farma
Martadinata No.29 dipimpin oleh seorang Apoteker Penanggung Jawab Apotek
yaitu Bapak Faedal Barakatu, S.Si, Apt dibantu oleh Apoteker Pendamping dan
Tenaga Teknis Kefarmasian. Jam dians di Apotek Kimia Farma Martadinata No.
29 Kota Manado sebagai berikut:
1. Pagi : 08.00 sampai dengan 15.00
2. Siang : 15.00 sampai dengan 22.00
3. Malam : 22.00 sampai dengan 08.00
Selama PKL kegiatan yang dilakukan yaitu: menyiapkan obat sesuai dengan
permintaan resep termasuk melakukan peracikan sediaan misalnya pulveres,
kapsul dan salep. Selain itu, mengatur swalayan apotek, re-stock barang dan obat
serta melakukan penerimaan barang.
Dalam hal manajemen perbekalan farmasi telah baik, hal ini dapat dilihat dari
kesesuaian obat yang terdapat pada kartu stok, computer, serta pada lemari, hal ini
tidak lepas dari kerjasama yang baik antar semua petugas apotek dalam manjaga
kelancaran kegiatan penyaluran obat atau perbelakan farmasi.
Adapun masalah yang masih sering terjadi diapotek ini yaitu waktu
pelayanan yang cukup lama. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti
waktu praktek dokter dan kedatangan pasien yang hampir bersamaan, jumlah
petugas tidak seimbang, dan petugas khusus di swalayan farmasi yang tidak ada
setiap hari sehingga melibatkan petugas apotek di bagian pelayanan resep dalam
melayani pembeli.
4.2 Pengelolaan Obat di Apotek Kimia Farma Martadinata No. 29
4.2.1 Perncanaan dan Pengadaan
Perencanaan obat dimaksudkan untuk memutuskan obat apa yang akan
dipesan agar stok obat di apotek tidak kosong dan mengurangi terjadinya
penolakan resep. Beberapa hal yang dipertimbangkan dalam perencanaan barang
adalah kecepatan penjualan ( fast moving atau slow moving), obat yang diresepkan
dokter , pola penyakit yang terjadi dan stabilitas barang.
Pengadaan barang di apotek ini dilakukan secara terpusat dengan
menggunakan sistem Distribution Center (DC). Dengan sistem ini, semua
kebutuhan barang seluruh apotek pelayanan Business Manager (BM) Manado
ditangani secara terpusat oleh Distribution Center (DC). Barang-barang yang akan
atau sudah habis persediaannya akan terbaca dikantor Distribution Center (DC).
Melalui KIS (Kimia Farma Information system) atau Sistem Informasi Kimia
Farma. Kmeudian kantor Distribution Center (DC) akan membuat Surat Pesanan
(SP) permintaan barang yan ditujukan kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF)
untuk diantarkan ke gudang Distribution Center (DC). Barang-barang yang tiba di
gudang Distribution Center (DC) kemudian dipisahkan dan didistribusikan ke
masing-masing apotek pelayanan. Khusus untuk pengadaan narkotika dan
psikotropik, pemesanan dilakukan oleh masing-masing apotek pelayanan melaluui
SP yang telah ditandatangani oleh Apoteker Penanggung Jawab Apotek (APA).
Barang-barang narkotika dan psikotropika yang dipesan melalui Distribution
Center (DC) tersebut akan diantar langsung oleh PBF bersangkutan ke apotek
Kimia Farma Martadinata No. 29 Kota Manado tanpa perantara Distribution
Center (DC).
Disamping menggunakan sistem Distribution Center (DC), apotek ini masih
menggunakan sistem lain yaitu Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA).
Pemesanan dimulai dengan mencatat jenis dan jumlah barang yang akan atau
sudah habis persediaannya . pencatatan terhadpa tiap barang yang akan dipesan
dilakukan dalam sebuah buku yang disebut buku defekta. Pencatatan ini dapat
dilakukan setiap saat yaitu setiap kali diketahui adanya barang yang sudah atau
akan habis. Petugas apotek kemudian akan melakukan rekapitulasi jumlah dan
jenis barang yang tercatat dalam buku dan memasukkan data tersebut je dalam
computer sebagai BPBA kemudoan akan disamapaikan ke Business Manager
melalui KIS. Apabila jumlah persediaan obat sudah mendekati jumlah minimal
atau stok obat habis ketika pelayanan maka dapat dilakukan pemesana langsung
ke Distribution Center (DC) atau dikenal dengan permintaan cito.
Cara lain untuk pengadaan yang memerlukan segera adalah melakukan
pembebanan kepada apotek kimia farma lain yang masih memiliki persediaan
obat yang diperlukan dan dapat memberikan obat tersebut ke apotek kimia farma
yang memerlukan.
4.2.2 Penerimaan
Barang yang atang dari BM mauoun PBF diperiksa kesesuainnya dengan
BPBA dak faktur. Pemeriksaannya meliputi nama obat, jumlah obat yang dipesan,
kemasan dan kondisi obat, expired date (ED) obat, dan no batch. Barang akan
diekmbalikan apabila tidak sesuai dengan pesanan, memiliki ED dekat, atau obat
dalam kondisi rusak. Faktur yang asli akan dibawa oleh pihak PBF sementara
sallinan faktur akan diberikan kepada apotek. Salinan faktur akan dimasukkan ke
dalam computer dan dikirimkan ke kantor BM untuk diverifikasi sebelum
nantinya melakukan pembayaran ke PBF. Pembayaran dilakukan oleh BM yang
mendapat faktur asli pengiriman, faktur pajak, dan jumlah tagihan dari PBF. Pihak
BM akan memberikan tanda terima faktur dan menentukan tanggal jatuh tempo
kepada PBF. Selanjutnya BM akan membuat voucher pembayaran tagihan untuk
melunasi pembayaran kepada PBF.
Obat kemudian akan disimpan didalam tempatnya dan ditulis jumlahnya di
akartu stok. Sebelum memasukkan, sisa stok obat akan diperiksa dulu
kesesuaiannya. Pada penulisan obat narkotika dan psikotropik, ditulis juga no
batch obat pada kartu stok
4.2.3 Penyimpanan
Penyimpanan obat di Apotek Kimia FArma Martadinata No. 29 dilakukan
sesuai dengan jenis sediaan, stabilitas obat, farmakologi dan diurutkan sesuai
dengan alphabet/ alfabetis dan menggunakan metode FIFO( First In First Out)
dan FEFO (First Expired First Out) tetapi masih belum maksimal.
Untuk obat-obatan yang tidak stabil terhadap suhu panas, maka obat atau
sediaan tersebut disimpan dalam lemari pendingin. Sediaan/obat yang disimpan
dalam lemari pendingin misalnya insulin, suppositoria, beberapa jenis tetes mata.
Obat-obat narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari yang
berebeda dengan 2 pintu, dimana setiap pemasukan dan pengeluaran dari obat
narkotika dan psikotropika ini dicatat dalam kartu stok.
4.2.4 Pemusnahan
Obat yang sudah expires akan dipisahkan dari lemari penyimpanan oleh
karyawan apotek untuk dimusnahkan. Pemusnahan obat kemudian didokumentasi
dengan berita acara. Pemusnahan obat golongan narkotika dan psikotropika
dilakukan dengan memanggil satu orang petugas dinas kesehatan sabagai saksi
pemusnahan obat yang dilakukan diapotek sesuai dengan ketentuan pada undang-
undang.
4.2.5 Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan lebih difokuskan pada obat-obatan golongan
narkotika dan psikotropika, dimana pelaporannya dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai