Pengertiaan
http://medicafarma.blogspot.com/2008/11/ekstraksi.html
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Adapun tujuan dari
ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam simplisia.
2. Tujuan Ekstraksi
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam
simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut
dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam
pelarut.
1. Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme. Dalam
kasus ini, prosedur yang telah dipublikasikan dapat diikuti dan dibuat modifikasi yang
sesuai untuk mengembangkan proses atau menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya alkaloid,
flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini bahkan
keberadaannya belum diketahui. Dalam situasi seperti ini, metode umum yang dapat
digunakan untuk senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal ini
diikuti dengan uji kimia atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok senyawa kimia
tertentu
3. Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan tradisional, dan biasanya
dibuat dengan cara, misalnya Tradisional Chinese medicine (TCM) seringkali
membutuhkan herba yang dididihkan dalam air dan dekok dalam air untuk diberikan
sebagai obat. Proses ini harus ditiru sedekat mungkin jika ekstrak akan melalui kajian
ilmiah biologi atau kimia lebih lanjut, khususnya jika tujuannya untuk memvalidasi
penggunaan obat tradisional.
4. Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara apapun.
Situasi ini (utamanya dalam program skrining) dapat timbul jika tujuannya adalah untuk
menguji organisme, baik yang dipilih secara acak atau didasarkan pada penggunaan
tradisional untuk mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas biologi khusus.
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan
larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses
ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam
dan di luar sel.
3. Prinsip ekstraksi
Prinsip Maserasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam
cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari
cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut
karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel.
Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari
dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses
maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan
yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
Prinsip Perkolasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3
jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian bawahnya
diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia
tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui
sampai keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena gravitasi, kohesi, dan
berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang menahan gerakan ke bawah. Perkolat
yang diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.
Prinsip Soxhletasi
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan
dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari
dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor
bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat
aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh
cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi.
Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di
KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan
dipekatkan.
Prinsip Refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam
labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan
penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari
yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang
berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan
sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4
jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam labu
berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam labu sampel
sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air dan
minyak menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan terkondensasi, lalu
akan melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguap akan masuk ke dalam
corong pisah, dan akan memisah antara air dan minyak atsiri.
· Prinsip Rotavapor
Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat
oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap 5-10º C di bawah titik
didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan. Dengan bantuan
pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu
alas bulat penampung.
Prinsip Ekstraksi Cair-Cair
Pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi, yang ditentukan
oleh fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen), komponen kimia bergerak naik
mengikuti fase gerak karena daya serap adsorben terhadap komponen-komponen kimia
tidak sama sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan yang berbeda
berdasarkan tingkat kepolarannya, hal inilah yang menyebabkan terjadinya pemisahan.
a. Pada UV 254 nm
Pada UV 254 nm, lempeng akan berflouresensi sedangkan sampel akan tampak
berwarna gelap.Penampakan noda pada lampu UV 254 nm adalah karena adanya
daya interaksi antara sinar UV dengan indikator fluoresensi yang terdapat pada
lempeng. Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang dipancarkan
oleh komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke
tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula sambil
melepaskan energi.
b. Pada UV 366 nm
Pada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng akan berwarna gelap.
Penampakan noda pada lampu UV 366 nm adalah karena adanya daya interaksi
antara sinar UV dengan gugus kromofor yang terikat oleh auksokrom yang ada pada
noda tersebut. Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang
dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat
energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula
sambil melepaskan energi. Sehingga noda yang tampak pada lampu UV 366 terlihat
terang karena silika gel yang digunakan tidak berfluororesensi pada sinar UV 366 nm.
4. Jenis Ekstraksi
· Metode maserasi
Modifikasi remaserasi
Metode Soxhletasi
o Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan
terhadap pemanasan secara langsung.
o Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah
bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian
oleh panas.
o Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan
pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena
seluruh alat yang berada di bawah komdensor perlu berada pada temperatur ini
untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran
azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut,
misalnya heksan :diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan,
karena uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam
wadah.
Metode Perkolasi
Metode refluks
Sumber :
Ditjen POM, (1986), "Sediaan Galenik", Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Wijaya H. M. Hembing (1992), ”Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia”, Cet 1 ,
Jakarta .
Sudjadi, Drs., (1986), "Metode Pemisahan", UGM Press, Yogyakarta
Alam, Gemini dan Abdul Rahim. 2007. Penuntun Praktikum Fitokimia. UIN
Alauddin: Makassar. 24-26.
Stahl, Egon. 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. ITB:
Bandung. 3-5.
http://ikhauad.wordpress.com/category/praktikum/biokimia/ekstraksi-larutan/
E K ST R AK SI
http://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2013/02/ekstraksi.html
Ekstraksi adalah proses pemisahan secara kimia dan fisika kandungan zat simplisia menggunakan pelarut yang
sesuai. Hal-hal yang penting diperhatikan dalam melakukan ekstrasi yaitu pemilihan pelarut yang sesuai dengan
sifat-sifat polaritas senyawa yang ingin diekstraksi ataupun sesuai dengan sifat kepolaran kandungan kimia yang
diduga dimiliki simplisia tersebut, hal lain yang perlu diperhatikan adalah ukuran simplisia harus diperkecil dengan
cara perajangan untuk memperluas sudut kontak pelarut dan simplisia, tapi jangan terlalu halus karna
dikhawatirkan menyumbat pori-pori saringan menyebabkan sulit dan lamanya poses ekstraksi.
Pemilihan metode ekstraksi tergantung bahan yang digunakan, bahan yang mengandung mucilago dan bersifat
mengembang kuat hanya boleh dengan cara maserasi. sedangkan kulit dan akar sebaiknya di perkolasi. untuk
bahan yang tahan panas sebaiknya diekstrasi dengan cara refluks sedangkan simplisia yang mudah rusak karna
pemanasan dapat diekstrasi dengan metode soxhlet.
Pada umumnya untuk menghindari reaksi enzimatik dan hidrolisis, maka dilakukan
perendaman simplisia dalam alkohol yang mendidih untuk mematikan jaringan
simplisia. Alkohol secara umum sangat baik untuk proses ekstraksi awal simplisia.
Proses ekstraksi dalam simplisia berdasarkan prinsip kesetimbangan konsentrasi,
apabila konsentrasi antara pelarut dan simplisia telah setimbang maka pelarut akan
jenuh dan tidak bisa menarik kandungan kimia dalam simplisia oleh sebab itu dilakukan
penambahan pelarut baru dalam metode ekstrasi jenis tertentu.
Ekstrasi pada simplisia jaringan hijau (berklorofil), bila diekstraksi ulang warna hijau
hilang sempurna, maka diasumsikan seluruh klorofil & senyawa yang berbobot rendah
lainnya sudah terekstraksi seluruhnya.
2. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru hingga semua pelarut tertarik dengan
sempurna (exhaustive extraction), umunya dilakukan pada suhu kamar. tahapan perkolasi penetesan pelarut serta
penampungan perkolat nya hingga didapat volume 1 sampai 5 kali jumlah bahan.
Proses keberhasilan ekstraksi dengan cara perkolasi dipengaruhi selektifitas pelarut, kecepatan alir pelarut dan
suhunya, ukuran simplisia tidak boleh terlalu halus, karna dapat menyumbat pori-pori saringan perkolator.
3. Refluks
Refluks adalah proses ekstraksi dengan pelarut yang didihkan beserta simplisia selama waktu tertentu dan jumlah
pelarutnya konstan, karna pelarut terus bersirkulasi didalam refluks (menguap, didinginkan, kondensasi, kemudian
menetes kembali ke menstrum (campuran pelarut dan simplisia) di dalam alat). Umumnya dilakukan pengulangan
pada residu pertama, hingga didapat sebanyak 3-5 kali hingga didapat proses ekstraksi sempurna (exhaustive
extraction).
7. Destilasi Uap
Destilasi uap adalah ekstraksi dengan cara mengalirkan uap air pada simplisia (umumnya cara ini dilakukan pada
kandungan kimia simplisia yang mudah menguap seperti minyak atsiri), sehingga uap air menarik kandungan zat
didalam simplisia, yang kemudian terkondensasi bersama-sama menghasilkan ekstrak cair (campuran).
8. Ekstraksi ultrasonik
Ekstrasi dengan bantuan getaran ultrasonik (>20.000 Hz) memberikan efek meningkatkan permeabilitas dinding
sel, sehingga banyak zat yang bisa ditarik oleh pelarut.
C ARA P EMISAHAN C AMPURAN D ENGAN C ARA E KSTRAKSI
http://mafia.mafiaol.com/2012/12/pemisahan-campuran-dengan-cara-ekstraksi.html
yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Dasar metode
organic dari larutan air atau suspensi. Solute (zat terlarut) atau bahan yang
Apa itu maserasi, refluktasi, sokhletasi, dan perkolasi? Kita akan bahas
2. Ekstraksi cair-cair
Pemisahan suatu zat dalam larutan oleh pelarut lain yang tidak dapat
bercampur adalah suatu proses kesetimbangan dan pada proses ini berlaku
hukum distribusi. Tipe pemisahan ini memindahkan zat terlarut dari satu
produk reaksi atau suatu larutan. Dalam hal ini pelarut yang digunakan
harus tidak saling bercampur, jika kedua pelarut saling bercampur maka
Berikut contoh ekstaksi yang mafia online ambil dari artikel milik
lapisan atas yang berwarna kuning muda adalah iod dalam air. Kloroform
berada di lapisan bawah karena berat jenis kloroform (1,49 gr/cm3) lebih
dalam kloroform dibanding dalam air. Hal ini disebabkan oleh sifat
kloroform yang hampir sama dengan sifat Iod daripada sifat air dengan
Iod. Air bersifat polar sedangkan Iod dan kloroform bersifat semipolar.
ditambahkan lagi kloroform agar iod yang tersisa dalam air akan terlarut
semakin bening yang menunjukkan bahwa tidak ada lagi kandungan iod
dalam air.
minyak kayu putih dan minyak atsiri dari daun cengkeh. Untuk proses
ekstraksi minyak kayu putih saya ambil dari blognya milik Vivien Anjadi Suwito.
sangat kecil (<1), atau jika harga factor pemisahan β mendekati satu. Bila
keadaan ini terjadi, maka ekstraksi bertahap dengan corong pisah menjadi
macam alat untuk proses ini. Pada prinsipnya di dalam peralatan tersebut
terjadi aliran kontinu (terus menerus) dari pelarut melalui suatu larutan zat
yang akan diekstrak. Pelarut yang telah membawa zat yang terekstrak,
Pada proses ini sampel yang akan disari dimasukkan pada alat
soxhlet, lalu setelah dielusi dengan pelarut yang cocok sedemikian rupa
sehingga akan terjadi dua kali sirkulasi dalam waktu 30 menit. Gambar
lebih encer dari air (ekstraktor yang lain dapat dirancang untuk pelarut
yang lebih kental dari air). Larutan yang diekstraksi ditem-patkan pada
dari gelas yang bekerja kontinyu. Wadah gelas yang berisi sampel
diletakkan diantara labu suling dan suatu pendingin aliran balik. Labu
menetes ke atas bahan yang akan diekstraksi dan membawa keluar bahan
yang diekstraksi. Larutan yang terkumpul dalam wadah gelas dan setelah
penguapan bahan pelarut murni berikutnya. Pada cara ini bahan terus
penyari yang biasa digunakan adalah air, eter atau campuran etanol dan
air. Air atau etanol menjadi acuan cairan pengekstraksi karena banyak