Anda di halaman 1dari 31

EKSTRAKSI

Click icon to add picture

PENGERTIAN
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat
berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak
saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya
pelarut organik
Kerapatan

Reaktivitas

Selektivitas

Faktor Pelarut
Titik Didih

Kelarutan

Kemampuan tidak saling


bercampur
SELEKTIVITAS

Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan,


bukan komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi.
Dalam praktik,terutama pada ekstraksi bahan-bahan
alami, sering juga bahan lain (misalnya lemak, resin) ikut
dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yang
diinginkan. Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar yang
diperoleh harus dibersihkan, yaitu misalnya diekstraksi
lagi dengan menggunakan pelarut kedua
KELARUTAN
Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan
melarutkan ekstrak yang besar (kebutuhan
pelarut lebih sedikit).
KEMAMPUAN TIDAK SALING BERCAMPUR
Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh
(atau hanya secara terbatas) larut dalam bahan
ekstraksi
KERAPATAN

Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara
pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar kedua fase dapat dengan mudah dipisahkan
kembali setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila beda kerapatannya kecil, sering
kali pemisahan harus dilakukan dengan menggunakan gaya sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor
sentrifugal).
REAKTIVITAS

Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen-
komponen bahan ekstraksi. Sebaliknya, dalam hal-hal tertentu diperlukan adanya reaksi kimia
(misalnya pembentukan garam) untuk mendapatkan selektivitas yang tinggi. Seringkali ekstraksi
juga disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan mutlak harus berada
dalam bentuk larutan.
TITIK DIDIH

Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan, destilasi atau
rektifikasi, maka titik didih kedua bahan itu tidak boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak
membentuk ascotrop. Ditinjau dari segi ekonomi, akan menguntungkan jika pada proses ekstraksi
titik didih pelarut tidak terlalu tinggi (seperti juga halnya dengan panas penguapan yang rendah).
Cair-cair
Berdasarkan
fasa
Padat- Cair

Jenis Maserasi
Ekstraksi Dingin
Perkolasi

Metode Refluks

Soxhlet
Panas
Digesti

Infusa
MASERASI
Maserasi merupakan proses perendaman sampel dengan
pelarut organik yang digunakan pada temperatur ruangan
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam cairan penyariyang sesuai selama tiga
hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan
penyari akan masuk kedalam sel melewati dinding sel. Isi sel
akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan
didalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya
tinggi akan terdesak keluar dan diganti olehcairan penyari
dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut
berulang sampai terjadikeseimbangan konsentrasi antara
larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi
dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap
hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan
filtratnyadipekatkan.
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk
simplisia dimaserasi selama 3 jam, kemudiansimplisia
dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian bawahnya
diberi sekat berpori, cairan penyaridialirkan dari atas ke
bawah melalui simplisia tersebut, cairan penyari akan
melarutkan zat aktif dalamsel-sel simplisia yang dilalui
sampai keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh
karena gravitasi,kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi
gaya kapiler yang menahan gerakan ke bawah. Perkolat
yangdiperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.

PERKOLASI
Perkolasi merupakan Merupakan proses melewatkan pelarut
organik pada sampel sehingga pelarut akan membawa
senyawa organik bersama-sama pelarut.
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara
sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama
dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan
penyari terkondensasi padakondensor bola menjadi molekul-
molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju
labu alas bulat kan menyari kembali sampel yang berada
pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung
secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna,
penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-
4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan

REFLUX
Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut yang dilakukan
pada titik didih pelarut tersebut, selama waktu tertentu dan
sejumlah pelarut tertentu dengan adanya pendingin balik
(kondensor).
SOXHLET

Ekstraksi dengan alat Soxhlet


merupakan ekstraksi dengan pelarut Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara
yang selalu baru, umumnya sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama
dilakukan menggunakan alat khusus dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan
sehingga terjadi ekstraksi konstan penyari terkondensasi padakondensor bola menjadi molekul-
dengan adanya pendingin balik molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju
(kondensor).  labu alas bulat kan menyari kembali sampel yang berada
pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung
secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna,
penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-
4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan
DIGESTI INFUSA
Digesti merupakan maserasi kinetik Infusa merupakan proses ekstraksi
(dengan pengadukan kontinyu) yang
dengan merebus sample (khusunya
dilakukan pada suhu lebih tinggi dari
simplisia) pada suhu 900C
suhu ruangan, secara umum dilakukan
pada suhu 40-50 C.
CAIR-CAIR

Ektraksi cair-cair dilakukan untuk mendapatkan suatu


senyawa dalam campuran berfasa cair dengan pelarut lain
yang fasanya cair juga. Prinsip dasar pemisahan ini adalah
pemisahan senyawa yang memiliki perbedaan kelarutan pada
dua pelarut yang berbeda. Alat yang digunakan adalah corong
pisah. Misalnya pemurnian Asam Benzoat.
HUKUM DISTRIBUSI NERST
PADAT-CAIR
Ekstraksi padat-cair (leaching) adalah proses
pemisahan zat yang dapat melarut (solut) dari suatu
campurannya dengan padatan yang tidak dapat
larut (inert) dengan menggunakan pelarut cair.
Proses yang terjadi didalam leaching ini biasanya
disebut juga dengan difusi. Alat yang biasanya
digunakan adalah ektraktor soxhlet. Misalnya
untuk mengekstrak minyak non-atsiri (senyawa
yang terdapat pada bahan alam yang tidak mudah
menguap)
PEMAKAI TEKNOLOGI LEACHING

Industri logam untuk memisahkan mineral dari bijih dan batuan (pelarut asam membuat garam
logam terlarut):
• Cu dengan H2SO4 atau NH3
• Co & Ni dgn campuran H2SO4-NH3-O2
• Au dengan HCN
• Pabrik gula saat memisahkan gula dari bit (air sebagai pelarut)
• Industri minyak goreng untuk memisahkan minyak dari kedelai,
kacang, biji matahari, biji kapas, dll. (pelarut hexana, aseton, eter
atau organik sejenis)
PEMAKAI TEKNOLOGI LEACHING

• Industri farmasi: mengambil kandungan obat dari dedaunan, akar dan


batang
• Konsep dasar leaching juga dipakai pada lingkungan kita. Misalnya:
erosi unsur hara oleh air hujan, saat kita menyeduh teh atau kopi di
pagi hari ……...
LAJU LEACHING

• Laju perpindahan massa NA


 k L (c AS  c A )
A
• Akumulasi Vdc A
 N A  Ak L (c AS  c A )
dt
• Diintegrasikan, diperoleh: c AS  c A
 e ( k L A / V )t
c AS  c A0

A = permukaan kontak, kL adalah koefisien perpindahan


CTH 1: BATCH LEACHING

S: Partikel berdiameter rata-rata 2 mm dileaching dengan alat batch dan pelarut dalam jumlah
besar. Dibutuhkan waktu 3,11 jam utuk meleaching 80% solut dari padatan. Difusi sebagai
pengendali dan efektivitas difusi konstan. Tentukan waktu yag diperlukan untuk mereduksi
hingga diameter 1,55 mm.
J: Deff t/r2= constanta, karena Deff konstan, maka

t 2 r22
 2
t1 r1

Sehingga t2 dapat dicari


HUBUNGAN KESETIMBANGAN
massa padat
N
massalarutn
Cairan overflow
m A pelarut murni pada input,
xA 
m A  mC
N= 0 & xA= 0
Cairan pada slurry
mA
yA  padatan masuk yA=1 & N=
m A  mC
inert padatan/solut
DIAGRAM FASA
underflow
N vs yA

Tie line Tie line


N

N vs xA overflow
0 XA , y A 1,0 0 X A , yA 1,0 0 XA , y A 1,0
1,0 1,0 1,0

0 1,0 0 1,0 0 1,0


XA XA XA
PERHATIKAN

Perbedaan notasi dengan ekstraksi:


• y = komposisi solut pd larutan dlm slurry,
• V = volum larutan,
• x = komposisi solut pada V,
• L = volum larutan pd slurry.
Tambahan notasi:
• B = volum padatan pd slurry
• N = Rasio B/L
LEACHING SATU TAHAP

L1
V1, x1 V2, x2 L0
NM

lumpur lumpur NM M
L0, N0, y0, B L1, N1, y1, B V1
0 1,0
V2 XAM
1,0

L0  V2  L1  V1  M
L0 y A0  V2 x A 2  L1 y A1  V1 x A1  Mx AM
B  N 0 L0  N1 L1  N M M M
0 1,0
XA
XA
CTH 2: SATU TAHAP

V1, x1 V2, x2

lumpur lumpur
L0, N0, y0, B L1, N1, y1, B

Suatu mesin leaching mengolah masukan 100 kg kedelai yang mengandung


20% minyak dengan pelarut masuk sebesar 100 kg pelarut hexana murni.
Nilai N utk underflow dijaga pada angka 1,5. Tentukan komposisi keluaran under
dan overflow (L1, V1).
JAWABAN SOAL CTH 2
L0
L0+B= 100kg, L0= 100x0,2 = 20kg, 4
yA0=1
Þ B= 80kg, N =4
0
3
N1 = 1,5 ; V2 = 100, xA2 = 0, (xC2 = 1),
maka dapat dihitung:
N0L0 = N1L1 = B
N 2
Þ L = B/N = 80/1,5 = 53,3 kg
1 1
L1 N vs. yA
L0+V2 = L1+V1 = M
Þ V = L +V -L
1 0 2 1
1
= 100 + 20 - 53,3
= 66,7 M
Dalam bentuk grafik, maka kita dapat N vs. xA
pula memperoleh harga L1 serta V1 V2
dengan cara megukur perbandingan 0 V1 0,5 1
panjang tangan pengungkit masing- xA , y A
masing.

Anda mungkin juga menyukai