NPM : 2015210117
1. Maserasi
Cara kerja maserasi biasanya dilakukan pada temperatur 15 o-20o C dalam waktu selama 3
hari sampai bahan-bahan yang larut , melarut. Pada umumnya maserasi dilakukan dengan
cara 10 bagian simplisia dengan derajat kehalusan yang cocok, dimasukan kedalam bejan
kemudian dituangi dangan 75 bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari,
terlindung dari cahaya, sambil berulang-ulang diaduk. Setelah 5 hari diserkai, ampas diperas.
Pada ampas ditambah cairan penyari secukupnya, diaduk dan diserkai sehingga diperoleh
seluruh sari sebanyak 100 bagian. Bejana ditutup dan dibiarkan ditempat sejuk, terlindung
dari cahaya, selama 2 hari kemudian endapan dipisahkan
2. Dimaserasi
Pada dimaserasi sebagian pelarut digunakan untuk maserasi lalu setelah penyaringan, residu
digunakan lagi untuk kedua kalinya dengan sisa pelarut yang ada dan disaring kembali, lalu
kedua filtrat digabungkan pada tahap akhir ( List, 1989).
3. Maserasi Pengadukan
5. Ekstraksi Ultra-Turrax
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui
serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain:
gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler
dan daya geseran (friksi).
Cara kerja perkolasi yaitu Serbuk bahan dibasahi dengan
cairan penyari dan ditempatkan pada bejana silinder.
Bagian bawah bejana diberi sekat berpori untuk menahan
serbuk. Cairan penyari dialirkan dari atas kebawah melalui
serbuk tersebut. Cairan penyari akan melarutkan zat aktif
dalam sel-sel yang dilalui sampai keadaan jenuh.
Reperkolasi adalah suatu cara perkolasi biasa, tetapi dipakai beberapa perkolator. Dengan
sendirinya simplisia di bagi-bagi dalam beberapa porsi dan ditarik tersendiri dalam tiap
perkolator. Biasanya simplisia dibagi dalam tiga bagian dalam tiga perkolator, perkolat-perkolat
dari tiap perkolator diambil dalam jumlah yang sudah ditetapkan dan nantinya dipergunakan
sebagai cairan penyari untuk perkolasi berikutnya pada perkolator yang kedua dan ketiga.
Cara Kerja reperkolasi yaitu isi perkolator pertama–tama dilembabkan, dan ditarik seperti
cara memperkoler biasa, tetapi perkolatnya ditentukan dalam beberapa bagian dan jumlah
volume tertentu, misalnya : 200 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc bagian yang pertama
perkolat A (200 cc) adalah sebagian sediaan yang diminta dan perkolat selanjutnya disebut
susulan pertama. Perkolator kedua dilembabkan simplisianya dengan perkolat A (susulan
pertama), akan diperoleh perkolat-perkolat dalam jumlah-jumlah dan volume tertentu, dengan
catatan perkolat ini nantinya terdapat 300 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc, bagian
pertama perkolat (300 cc) adalah sebagian dari sediaan. Perkolator ketiga diolah seperti kedua,
dengan perkolator B bagian kedua 200 cc dan seterusnya sampai terdapat nantinya sebanyak 500
cc, terlihat disini bahwa perkolat A bagian pertama, lebih kecil volumenya dari perkolat B bagian
pertama, tetapi sebaliknya perkolat A bagian-bagian berikutnya lebih besar volumenya dari
perkolat-perkolat B.
7. Refluks
Cara kerja ekstraksi yaitu sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat
bersama-sama dengan cairan penyari. Kemudian dipanaskan, uap-uap cairan
penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan.
Penyari akan turun kembali menuju labu alas bulat, dan akan menyari
kembali sampel yang berada pada labu alas bulat. Demikian seterusnya
berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna.
Penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang
diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan
8. Sokhletasi
Cara kerja sokhletasi yaitu Serbuk bahan ditempatkan pada selongsong, lalu
ditempatkan pada alat soxhlet yang telah dipasang labu dibawahnya.
Tambahkan pelarut sebanyak 2 kali sirkulasi. Pasang pendingin balik,
panaskan labu, ekstraksi berlangsung minimal 3 jam dengan interval
sirkulasi kira-kira 15 menit.
9. Digesti
Adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinyu) pada temperatur yang lebih tinggi
dari temperatur ruangan, secara umum dilakukan pada temperatur 40-50 celcius. Cara
maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya
tahan terhadap pemanasan.