Anda di halaman 1dari 5

Nama : Isnaini Hidayanti

NPM : 2015210117

1. Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan


menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada temperatur ruang (kamar). Maserasi kinetik berarti
dilakukan pengadukan yang kontinu (terus-menerus), sedangkan
remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut
setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya.

Prinsip maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk dalam


pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada temperatur kamar
terlindung dari cahaya. Pelaut akan masuk kedalam sel tanaman
melewati dididing sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan didala sel dengan diluar sel. Larutan yang
konentrasinya tinggi akan terdeak keluar dan diganti oleh pelarut
dengan konsentrasi redah (proses difusi). Peristiwa tersebut akan
berulang sampai terjadi keseimbangan antara larutan didalam sel dan
larutan diluar sel.

Cara kerja maserasi biasanya dilakukan pada temperatur 15 o-20o C dalam waktu selama 3
hari sampai bahan-bahan yang larut , melarut. Pada umumnya maserasi dilakukan dengan
cara 10 bagian simplisia dengan derajat kehalusan yang cocok, dimasukan kedalam bejan
kemudian dituangi dangan 75 bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari,
terlindung dari cahaya, sambil berulang-ulang diaduk. Setelah 5 hari diserkai, ampas diperas.
Pada ampas ditambah cairan penyari secukupnya, diaduk dan diserkai sehingga diperoleh
seluruh sari sebanyak 100 bagian. Bejana ditutup dan dibiarkan ditempat sejuk, terlindung
dari cahaya, selama 2 hari kemudian endapan dipisahkan

2. Dimaserasi

Pada dimaserasi sebagian pelarut digunakan untuk maserasi lalu setelah penyaringan, residu
digunakan lagi untuk kedua kalinya dengan sisa pelarut yang ada dan disaring kembali, lalu
kedua filtrat digabungkan pada tahap akhir ( List, 1989).
3. Maserasi Pengadukan

Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus menerus,


waktu maserasi dapat dipersingkat menjadi 6-24 jam (Sudjadi,
1986). Cara Kerja maserasi pengadukan Sejumlah bahan
ditempatkan pada wadah tertutup, ditambah dengan pelarut
dengan perbandingan kira-kira 1:7. Diaduk dengan
menggunakan alat maserasi pada suhu kamar dan terlindung
dari cahaya dengan sesekali diaduk. Setelah itu, cairan dipisahkan, buang bagian yang
mengendap.

4. Ekstraksi Pusingan Turbo

Ekstraksi dengan menambahkan tambahan getaran dan adukan dalam


prosesnya, ekstraksi akan menghasilkan ekstrak yang sama tetapi
waktu yang dibutuhkan lebih singkat. Bahan dan pelarut diaduk
dengan kecepatan tinggi. Cukup beresiko untuk bahan yang bersifat
termolabil.

5. Ekstraksi Ultra-Turrax

Ektraksi dengan pengandukan menggunakan alat pengaduk


“Ultra Turrax” dengan variasi kecepatan 2500, 5000, 7500 dan 10.00 rpm
selama 5 menit dan dicatat waktu berhentinya pengadukan ekstrak.

6. Perkolasi dan Reperkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui
serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain:
gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler
dan daya geseran (friksi).
Cara kerja perkolasi yaitu Serbuk bahan dibasahi dengan
cairan penyari dan ditempatkan pada bejana silinder.
Bagian bawah bejana diberi sekat berpori untuk menahan
serbuk. Cairan penyari dialirkan dari atas kebawah melalui
serbuk tersebut. Cairan penyari akan melarutkan zat aktif
dalam sel-sel yang dilalui sampai keadaan jenuh.

Reperkolasi adalah suatu cara perkolasi biasa, tetapi dipakai beberapa perkolator. Dengan
sendirinya simplisia di bagi-bagi dalam beberapa porsi dan ditarik tersendiri dalam tiap
perkolator. Biasanya simplisia dibagi dalam tiga bagian dalam tiga perkolator, perkolat-perkolat
dari tiap perkolator diambil dalam jumlah yang sudah ditetapkan dan nantinya dipergunakan
sebagai cairan penyari untuk perkolasi berikutnya pada perkolator yang kedua dan ketiga.

Cara Kerja reperkolasi yaitu isi perkolator pertama–tama dilembabkan, dan ditarik seperti
cara memperkoler biasa, tetapi perkolatnya ditentukan dalam beberapa bagian dan jumlah
volume tertentu, misalnya : 200 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc bagian yang pertama
perkolat A (200 cc) adalah sebagian sediaan yang diminta dan perkolat selanjutnya disebut
susulan pertama. Perkolator kedua dilembabkan simplisianya dengan perkolat A (susulan
pertama), akan diperoleh perkolat-perkolat dalam jumlah-jumlah dan volume tertentu, dengan
catatan perkolat ini nantinya terdapat 300 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc, bagian
pertama perkolat (300 cc) adalah sebagian dari sediaan. Perkolator ketiga diolah seperti kedua,
dengan perkolator B bagian kedua 200 cc dan seterusnya sampai terdapat nantinya sebanyak 500
cc, terlihat disini bahwa perkolat A bagian pertama, lebih kecil volumenya dari perkolat B bagian
pertama, tetapi sebaliknya perkolat A bagian-bagian berikutnya lebih besar volumenya dari
perkolat-perkolat B.

7. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut sampai pada temperatur


titik didihnya selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas
yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya
dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali
sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna. Refluks adalah
metode sintesis suatu senyawa, baik organik maupun anorganik.
Umumnya digunakan untuk mensistesis senyawa-senyawa yang
mudah menguap atau volatile. Pada kondisi ini jika dilakukan
pemanasan biasa maka pelarut akan menguap sebelum reaksi
berjalan sampai selesai.
Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu
tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk
uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut
akan tetap ada selama reaksi berlangsung.

Cara kerja ekstraksi yaitu sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat
bersama-sama dengan cairan penyari. Kemudian dipanaskan, uap-uap cairan
penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan.
Penyari akan turun kembali menuju labu alas bulat, dan akan menyari
kembali sampel yang berada pada labu alas bulat. Demikian seterusnya
berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna.
Penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang
diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan

8. Sokhletasi

Adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang


umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi
berkelanjutan dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya
pendingin balik. Metode sokletasi seakan merupakan penggabungan antara
metoda maserasi dan perkolasi.

Prinsip kerja sokhletasi dengan penyaringan yang berulang-ulang


sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relative
sedikit. Bila proses penyaringan telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya
adalah zat tersari. Metode sokhletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan
dapat melarutkan senyawa organic yang terdapat pada bahan tersebut, tetapi tidak melarutkan zat
padat yang tidak diinginkan.

Cara kerja sokhletasi yaitu Serbuk bahan ditempatkan pada selongsong, lalu
ditempatkan pada alat soxhlet yang telah dipasang labu dibawahnya.
Tambahkan pelarut sebanyak 2 kali sirkulasi. Pasang pendingin balik,
panaskan labu, ekstraksi berlangsung minimal 3 jam dengan interval
sirkulasi kira-kira 15 menit.

9. Digesti

Adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinyu) pada temperatur yang lebih tinggi
dari temperatur ruangan, secara umum dilakukan pada temperatur 40-50 celcius. Cara
maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya
tahan terhadap pemanasan.

10. Ekstraksi Cara Infus

Infus/infudasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada


temperatur penangas air (bejana infus tercelup dalan penangas air
mendidih), temperatur terukur 96-98 Celcius selama waktu tertentu
(15-20 menit). Infudasi adalah proses penyarian yang umumnya
digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air
dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan cara ini menghasilkan
sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang.

Prinsip kerja dari infudasi menggunakan simplisia yang telah


dihaluskan sesuai dengan derajat kehalusan yang ditetapkan dicampur dengan air secukupnya
dalam sebuah panci. Kemudian dipanaskan di tangas air selama 15
menit, dihitung mulai suhu di dalam panci mencapai 90°C, sambil
sekali-kali diaduk. Infus diserkai sewaktu masih panas melalui kain
flannel. Untuk mencukupi kekurangan air, ditambahkan air mendidih
melalui ampasnya.

11. Ekstraksi Bertingkat

Dimana suatu senyawa akan larut dalam pelarut


yang sama tingkat kepolarannya. Di ektraksi menggunakan pelarut non
polar , pelarut semi polar kemudian yang terakhir pelarut polar (like
dissolved like).

Anda mungkin juga menyukai