Anda di halaman 1dari 18

Sejarah Perkembangan Mikrobiologi

Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme. Objek
kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop.

Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme. Objek
kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop.

Orang pertama yang melihat bakteri adalah Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723) – penemu
mikroskop
Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat penting
dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur (wine) dan
membuat vaksin rabies
A. Teori abiogenesis disebut juga teori generatio spontanea. Pokok dari teori ini menyatakan
bahwa kehidupan berasal dari benda atau materi tidak hidup dan kehidupan terjadi secara
spontan (generatio spontanea).

Ilmuwan yang mengemukakan teori ini adalah seorang filsafat Yunani kuno, yakni Aristoteles
(384–322 SM). Ilmuwan lain yang mendukung teori ini adalah John Needham (1700)
B. Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lagi. Teori
biogenesis merupakan lawan dari teori abiogenesis.
Para ilmuwan yang mendukung teori biogenesis adalah
a. Francesco Redi (1626–1697)
Francesco Redi adalah orang pertama yang melakukan percobaan untuk menentang teori
abiogenesis. Redi melakukan percobaan dengan menggunakan daging segar dan dua stoples.
Stoples pertama diisi dengan daging dan dibiarkan terbuka (tidak ditutup), sedangkan stoples
kedua diisi daging dan ditutup rapat.
b. Abbe Lazzaro Spallanzani (1729–1799)
Pada percobaan Spallanzani, digunakan air rebusan dari daging atau (air kaldu).

c. Louis Pasteur (1822–1895)


Pasteur menggunakan labu berleher seperti angsa dalam percobaannya. Labu berleher seperti
angsa ini diisi dengan air kaldu.
PENEMUAN BAKTERI BERSPORA
Dari percobaan Tyndall (1820-1893) ditemukan adanya:
# Termolabil
# Termoresisten

# Tyndallisasi

PENEMUAN KEHIDUPAN ANAEROB


Penelitian Pasteur: Pada fermentasi asam butirat ditemukan adanya proses kehidupan yang tidak
membutuhkan udara
Dari hal tersebut kemudian dibuat 2 istilah,yaitu: ANAEROB DAN AEROB
PENEMUAN VIRUS
Iwanowsky: menemukan bahwa filtrat bebas bakteri (cairan yang telah disaring dengan saringan
bakteri) dari ekstrak tanaman tembakau yang terkena penyakit mozaik ,dengan itu, diketahui
adanya jasad hidup yang mempunyai ukuran jauh lebih kecil dari bakteri (submikroskopik)
karena dapat melalui saringan bakteri yang dikenal sebagai VIRUS
SEJARAH PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI
1.1. Pendahuluan
Mikrobiologi merupakan suatu istilah luas yang berarti studi tentang organisme hidup yang terlalu
kecil untuk dapat dilihat dengan mata terlanjang. Dalam bahasa Yunani “Mikrobiologi” diartikan
mikros yang berarti kecil, bios yang artinya hidup dan logos yang artinya kata atau ilmu. Dalam
konteks pembagian ilmu modern, Mikrobiologi mencakup studi tentang bakteri (bakteriologi),
jamur (mikologi), dan virus (virologi).
Di Indonesia sendiri, dunia mikrobiologi saat ini telah berkembang pesat dan mempunyai
perhimpunan sendiri yakni Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia (PERMI) adalah suatu organisasi
profesi ilmiah dalam bidang mikrobiologi yang beranggotakan ilmuwan, pakar dan teknisi yang
mempunyai keahlian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi bidang mikrobiologi serta ilmuwan
lain yang berminat dalam bidang mikrobiologi.
Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme. Mikroorganisme itu sangat kecil,
biasanya bersel tunggal, secara individual tidak Dapat dilihat dengan mata telanjang.
Mikroorganisme hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Walaupun beberapa pengaruh
mikroorganisme telah diketahui dan juga telah dimanfaatkan selama ribuan tahun, tetapi baru 300
tahun yang lalu organisme- organisme mikroskopik terlihat dan dipelajari pertama kali.
Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723) ialah orang yang pertama kali mengetahui adanya dunia
mikroorganisme itu. Pada tahun 1675 Antonie, membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang
cukup baik, sehingga dia bisa mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang
menggenang dan air jambangan bunga. Dari air hujan yang menggenang di kubangan-kubangan
dan dari air jambangan bunga, ia peroleh beraneka hewan bersel satu dengan menggunakan
mikroskop buatan yang diperbesar hingga 300 kali. Ia tertarik dengan banyaknya benda-benda
kecil yang dapat bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda
bergerak tadi dengan ‘animalcule’ yang menurutnya merupakan hewan-hewan yang sangat kecil.
Selain itu ia juga menemukan adanya Hewan bersel satu ini kemudian diberi nama Infusoria atau
“hewan tuangan”. Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda tadi
dengan lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumbuk lebih banyak
lensa dan memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop
yang mampu memperbesar 200- 300 kali. Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil
pengamatannya tersebut dan mengirimkannya ke British Royal Society. Salah satu isi suratnya
yang pertama pada tanggal 7 September 1674 ia menggambarkan adanya hewan yang sangat kecil
yang sekarang dikenal dengan protozoa. Antara tahun 1963-1723 ia menulis lebih dari 300 surat
yang melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah bentuk batang,
coccus maupun spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri. Pentingnya penemuan tersebut tidak
dihargai pada saat itu terlebih lagi Penemuan Leewenhoek tentang animalcules menjadi perdebatan
darimana asal animalcules tersebut. Ada dua pendapat yang muncul, satu mengatakan animalcules
ada karena proses pembusukan tanaman atau hewan, melalui fermentasi misalnya. Pendapat ini
mendukung terori yang mengatakan bahwa Makhluk hidup berasal dari benda mati melalui proses
abiogenesis. Konsep ini dikenal dengan ganaratio spotanea. Pendapat ini mengatakan bahwa
animalcules tadi berasal dari animalcules sebelumnya seperti halnya organismea tingkat tinggi.
Pendapat atau teori ini disebut dengan biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang sampai
perdebatan tersebut terselesaikan dengan dibuktikannya kebenaran teori biogenesis. Pembuktian
ini memerlukan berbagai macam eksperimen yang nampaknya sederhana dan perlu waktu lebih
dari 100 tahun.. Baru setelah hampir 200 tahun berikutnya, seorang ahli Perancis, Louis Pasteur,
Louis Pasteur (1822 – 1895) seorang ahli kimia yang menaruh perhatian pada mikroorganisme,
Oleh karena itu ia tertarik untuk meneliti peran mikroba dalam industri anggur dan pembuatan
alkohol dalam mempelajari proses fermentasi dan menunjukkan bahwa mikroorganismelah
penyebab rasa asam yang tidak dikehendaki pada beberapa jenis anggur. Kenyataannya, ada satu
jenis
mikroorganisme yang membantu pembuatan anggur, namun ada organisme lain yang
menyebabkan rusaknya minuman anggur. Setelah gagasan ini diterima studi tentang organisme
dengan proses metabolisme menjadi ilmu yang penting.
Antara tahun 1674 sampai 1683 ia terus menerus mengadakan hubungan
dengan lembaga “ Royal Society” di Inggris.Ia melaporkan hal-hal yang diamatinya dengan
miskroskop itu kepada lembaga tersebut. Laporan-laporan itu disertai dengan gambar-gambar
mikroorganisme yang beraneka ragam. Atas kecermatanketelitian pengamatan leeuwenhock nyata
sekali pada gambar–gambar tersebut.Kemudian ia membuat sketsa bakteri dengan bentuk bola
(kokus), silindris atau bentuk batang (basillus), spiral (spirilum). Akan tetapi arti penemuan
leeuwcnhock tidak dihiraukan sebelum tahun 1800, ketika orang belum menyadari benar bahwa
mikroorganisme adalah penyebab banyak penyakit atau menyebabkan perubahan kimia pada
pahan – bahan disekitar kita yang tidak terhitung banyaknya. Dalam sejarah mikrobiologi,
Leeuwenhoek dapat dipandang sebagai peletak dasar utama atau bapak mikrobiologi.
1.2 Pembahasan
Mikrobiologi mencangkup pengetahuan tentang virus (virologi), pengetahuan tentang bakteri
(bakteriologi), pengetahuan tetang hewan bersel satu (Protozoologi), pengetahuan tentang jamur
(Mikologi), terutama yang meliputi jamur-jamur rendah seperti Phycomycetes, dan juga
Ascomycetes, serta Deuteromycetes. Lebih dari satu abad yang lalu Louis Pasteur dan beberapa
rekannya meyakinkan profesi medis bahwa sebenarnya organisme yang kecil inilah yang
menyebabkan penyakit. Informasi yang diperoleh dari mikrobiologi membawa kemajuan besar
untuk mengawasi banyaknya penyakit menular. Disamping itu mikroorganisme telah digunakan
untuk mempelajari berbagai proses biokimia yang diketahui terjadi pada bentuk kehidupan yang
lebih tinggi. Jadi banyak fakta tentang metabolisme manusia yang diketahui oleh sekarang, mula-
mula diketahui terjadi pada bukan hanya studi tentang mikroorganisme penyebab penyakit, tetapi
merupakan studi tentang semua aktifitas hayati mikroorganisme.
1.2 Perkembangan Studi Mikroorganisme
Studi pengaruh dan pemanfaatan mikroorganisme, sebenarnya sudah berlangsung selama ribuan
tahun, tetapi baru 300 tahun yang lalu mikroorganisme dipelajari dan dikaji lebih mendalam.
1.2.1 Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723)
Antony van Leeuwenhoek (1632 – 1723) sebenarnya bukan peneliti atau ilmuwan yang
profesional. Profesi sebenarnya adalah sebagai ‘wine terster’ di kota Delf, Belanda. Ia biasa
menggunakan kaca pembesar untuk mengamati serat-serat pada kain. Sebenarnya ia bukan orang
pertama dalam penggunaan mikroskop, tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta
menjadikannya salah seorang penemu mikrobiologi. Mikroorganisme untuk pertama kali diketahui
oleh Leeuwenhoek dengan menggunakan karya ciptaannya yaitu mikroskop. Dengan sarana ini ia
mengamati mikroorganisme dalam air hujan, air laut, bahan pengorekan dari sela-sela gigi,
campuran yang sedang berfermentasi dan berbagai bahan lainnya, kemudian ia menamakan hewan
temuan pertamanya ini “hewan kecil” (animalcule).
1.2..2 Teori Generatio Spontanea (Abiogenesis) dan Biogenesis
Teori Generatio Spontanea ini dikembangkan untuk menjelaskan adanya lalat pada daging yang
membusuk. Tikus pada makanan ternak yang terurai, dan ular yang membusuk pada air yang
menggenang. Pada abad XIX, muncul isu ilmu pengetahuaan mengenai asal–usul kehidupan.
Setelah ditemukannya suatu dunia organisme yang tidak tampak dengan mata telanjang
membangun minat terhadap perbedaan mengenai asal–usul kehidupan yaitu dari manakah asal
jasad – jasad renik ini muncul. Oleh karena itu muncullah pertentangan dari para ahli dan ilmuwan,
sehingga melahirkan dua aliran atau tokoh yaitu aliran Non Vital dan aliran Vital. Pada zaman
Aristoteles lebih dari 2000 tahun yang lalu (300 sebelum isa almasih) muncul suatu pendapat,
bahwa kehidupan berasal dari bahan atau benda mati yang mengalami penghancuran. Konsepsi ini
dikenal sebagai teori sebagai spontan atau abiogenesis (abio,”tidak hidup”: genesis “asal”).
Aristoteles berpendapat, bahwa organisme hidup (mahluk –mahluk kecil) terjadi daribenda mati.
Banyak orang pada masa yang lalu tidak sependapat bahwa mikroorganisme menjelma melalui
generasi spontan, tetapi tidak sedikit pula yang mendukung berlakunya generasi. Spontan bagi
cacing, serangga,bahkan binatang seperti tikus dan katak.Ilmuwan-ilmuwan yang juga mengamati
teori Generatio Spontanea antaralain:
1. Francesco Redi
Francesco Redi (1668), seorang fisikawan Italia merupakan orang pertama yang melakukan
pembantahan teori generation spontania. Dia melakukan experimen dengan memasukkan daging
ke dalam wadah yang ditutup dengan kain tipis yang berlubang halus untuk mencegah
masuknyalalat, ia membuktikan bahwa belatung tidak terjadi secara mendadak pada daging yang
membusuk. Lalatlah yang tertarik oleh daging yang membusuk, bertelur di atas kain tipis penutup
wadah. Ketiadaan belatung yang tumbuh pada daging yang membusuk memberikan bukti yang
menentukan untuk menentang perkembangan secara mendadak.. disamping itu dia melakukan
serangkaian penelitian menggunakan daging segar yang telah dipanaskan terlebih dahulu. Redi
memperhatikan bahwa ulat akan menjadi lalat dan lalat sela ia terdapat jauh dari sisa –sisa daging.
Pada penelitiannya Redi menggunakan dua kerat daging segar yang diletakkan dalam dua wadah.
Wadah yang satu ditutupi kain yang tembus udara dan yang satu tidak ditutupi. Setelah beberapa
hari, pada daging tidak tertutup mulailah keluar belatungbelatung. Sementara itu pada daging yang
tertutup tidak tumbuh belatung dari experimen itu maka Franscesco Redi menyimpulkan dan
menunjukkan bahwa ulat yang ada dalam daging busuk adalah larva yang berasal dari telur lalat,
bukan hasil dari generatio. Sehingga Tujuan dari penelitian Redi ini adalah untuk menjelaskan
bahwa setiap makhluk hidup perlu asal–usul dimana ia berasal. Teori Abiogenesis juga ditentang
pula oleh Lazzaro Spallinzani.

2. John Needham (1713-1781)


Needhan (1713-1781), adalah seorang pendeta bangsa Irlandia. Selama tahun 1745-1750 ia
mengadakan eksperimen–eksperimen atau percobaan dengan daging yang direbus. Ia juga
mengadakan eksperimen-eksperimen dengan berbagai rebusan padi-padian, dan lain sebagainya.
Meskipun air rebusan tersebut disimpannya rapat-rapat dalam botol tertutup, namun timbulah
mikroorganisme dengan kata lain menurutnya kehidupan dapat timbul dari benda mati. Pendapat
ini lebih dikenal sebagai teori Abiogenesis. Kemudian air tersebut disimpannyarapat- rapat dalam
botol tertutup, dan mengamati bahwa terdapat mikroorganisme pada awal percobaan. Sehingga
menyimpul bahwa jasad- jasad (mikroorganisme) tersebut terjadi secara spontan dari daging.
Dengan kata lain bahwa adanya animalcules berasal dari air kaldu hasil. perebusan daging namun
teori necdhan ini lalu dipatahkan oleh Lazzaro Spallanzani.
3. Lazzaro Spallanzani (1729-1799)
Lazzaro Spallinzani (1729 – 1799), seorang biologiwan italia, dalam usahanya untuk membantah
dan membuktikan bahwa konsepsi abiogenesis yang dikemukakan oleh Aristoteles dan Nedham
itu tidak benar. Dia mengatakan bahwa perebusan dan kemudian penutupan botol–botol berisi air
rebusan yang dilakukan needham itu tidak sempurna. Kemudian Spallanzani melakukan
percobaan dengan merebus kaldu daging selama 1 jam dan menempatkannya pada toples yang
disegel/ditutup rapat dan hasilnya menunjukkan tidak ditemukannya mikroorganisme dalam kaldu
tersebut, karena dengan menutup botol tidak memungkinkan masuknya udara (oksigen) yang
sangat dibutuhkan bagi kehidupan mikroorganisme. Jadi ekperimen ini menentang teori
abiogenesis. Hal ini juga tetap tidak dapat menyakinkan Needham bahwa mikroorganisme tidaklah
muncul karena generasi spontan. Lazzaro menyimpulkan bahwa faktor yang menentukan
kehidupan adalah potensi faktor biologis. Namun Needham bersikeras dan membantah bahwa
pemanasan yang oleh Spallanzani menyebabkan bahan makan makhluk hidup rusak, dan udara
atau oksigen itu hilang karena dikeluarkan dari toples selagi percobaan pemanasan sehingga
generasi spontan mikroorganisme tidak dapat hidup dan muncul.
4. Franz Shchulze (1815-1873) dan Theodor Shcwann (1810-1882).
Hampir 100 tahun setelah percobaan Needham ada 2 peneliti Franz Shchulze (1815-1873) dan
Theodor Shcwann (1810-1882). Mereka berdua yang mencoba memecahkan kontroversi tentang
peran udara. Pada tahun 1836, Franz Schulze dengan experimennya melewatkan larutan asam kuat
ke dalam tabung tertutup yang berisi daging yang telah dimasak. Tahun 1837, Theodor Schwann
mengalirkan udara melalui pipa yang dipanai ke dalam tabung tertutup yang bersisi kaldu yang
dipanasi dan membara ke dalam labu berisi kaldu daging yang dididihkan berjam-jam lamanya.
Maka baik Schultze maupun Schwann tidak menemukan mikroorganisme di dalam kaldunya sebab
mikroba telah mati oleh adanya asam kuat maupun oleh panas. Tetapi para pendukung teori
generatio spontanea berpendapat bahwa adanya asam dan panas akan mengubah udara sehingga
tidak mendukung pertumbuhan mikroba Namun tetap saja hal ini belum meyakinkan mereka yang
menyokong konsepsi abiogenesis terhadap eksperimen kedua sarjana tersebut. Mereka
mengatakan bahwa udara yang lewat asam ataupun pipa panas itu telah mengalami perubahan
sedemikian rupa, sehingga tidak memungkinkan dan tidak mendukung timbulnya kehidupan
makhlukmakhluk baru. Sampai akhirnya tahun 1954 peneliti menyelesaikan perdebatan tersebut
dengan melakukan percobaan menggunakan tabung tertutup berisi kaldu yang telah dipanaskan.
Ke dalam tabung tersebut dimasukkan pipa yang pada sebagiannya diisi dengan kapas dan
ujungnya dibiarkan terbuka. Dengan demikian mikroba akan tersaring dan udara tetap bisa masuk.
Dengan tidak ditemukannya mikroba dalam kaldu daging tersebut membuktikan bahwa teori
generatio spontanea adalah salah.
5. H. Scroeder dan Th. Von Dusch
H. Scroeder dan Th. Von Dusch (1854) melakukan percobaan yang lebih meyakinkan dan
memantapkan. Penelitian Schwan yaitu dengan melewatkan udara melalui tabung berisi kapas
yang steril menuju ke dalam labu berisi kaldu yang sebelumnya dipanaskan. Dengan cara ini
mikroorganisme disaring keluar dari udara oleh serat-serat kapas dan dengan demikian dicegah
masuk ke dalam labu maka ia tidak mendapatkan mikroorganisme (jasad renik) baru yang tumbuh
di dalam kaldu tersebut. Dengan demikian tumbanglah teori abiogenesis.
6. Louis Pasteur dan John Tyndall
Louis Pasteur (1822-1895), seorang ahli kimia yang mendapat pengakuan nasional tidak lama
setelah memulai karirnya ketika ia menemukan rumus bangun asam tertarat. Kemudian Pasteur
tertarik pada industri minuman anggur dan perubahan-perubahan yang terjadi selama proses
fermentasi. Melalui penelitian fermentasi gula, Pasteur mengatakan bahwa faktor lingkungan
sangat penting bagi kehidupan
mikroorganisme. Hal ini menandakan berakhirnya pertentangan konflik nonvital dan vital.
Berdasarkan hasil-hasil percobaan ilmuwan yang juga seorang biologiwan bernama Louis Pasteur
ini, dapat meyakinkan khalayak, bahwa tidak ada kehidupan baru yang dapat timbul dari benda
mati, maka muncullah teori “Biogenesis” yaitu “Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo” yang
berarti “semua kehidupan itu berasal dari telur, dan semua telur itu berasal dari sesuatu yang
hidup”. Louis Pasteur sebenarnya seorang sarjana kimia, akan tetapi berkat jasa-jasanya dalam
bidang mikrobiologi demikian banyaknya, sehingga ia disebut seorang pelopor mikrobiologi.
@Pernyataan Louis Pasteur tersebut, belum memberi jawaban atas pertanyaan “darimana asal
bakteri?”. Sesungguhnya, bahwa pertanyaan ini hingga sekarang belum terjawab, pertanyaan ini
identik dengan pertanyaan“darimana asal kehidupan”. Jawaban atas semua ini bergantung pada
pandangan hidup seseorang, dan dengan demikian terletak diluar bidang ilmu pengetahuan atau
science. Seorang vitalist akan menjawab berlainan dengan paham gereja yang berlandaskan
materialisme, sehingga akan menyebabkan timbulnya pemisahan antara ilmu dengan urusan
agama dimana paham vital yang mengarah pada peranan adanya organisme dan paham non vital
yang peranannya mengarah pada faktor diluar organisme. Pada masa pasteur terdapat salah
seorang penyokong yang penuh dedikasi terhadap generasi spontan (Abiogenesis) pasteur ialah
Felix Arhimede Pautcht, seorang naturalis Perancis. Dalam tahun 1859 ia menerbitkan laporan
panjang lebar untuk membuktikan kejadiannya, tetapi ia tidak memperhitungkan sifat Louis
Pasteur yang cerdik, keras kepala dan tak kenal lelah.Karena merasa jengkel akan logika dan data
Pouchet, maka Louis Pasteur didalam tahun 1865 melakukan percobaan untuk lebih meyakinkan
dan untuk mengakhiri pertikaian itu untuk selama-selamanya. Louis Pasteur mempersiapkan
larutan nutrien (kaldu) didalam labu yang dilengkapi dengan lubang atau pipa panjang dan sempit
berbentuk “leher angsa”. Pasteur sendiri meyakini bahwa sebuah sel pasti berasal dari sel lainnya.
Dalam percobaannya menggunakan tabung berleher angsa, Pasteur memanaskan dengan merebus
larutan nutrien (kaldu) itu dan udara tanpa perlakuan dan tanpa disaring kemudian dibiarkan lewat
keluar masuk. Setelah sekian lama, ternyata tidak ada mikroorganisme yang tumbuh dalam larutan
itu. Pada prinsipnya udara mampu masuk ke dalam tabung, namun partikel-partikel debu yang
mengandung mikroorganisme tidak mencapai larutan nutrien karena partikel debu akan menempel
dan mengendap dalam bagian lengkungan tabung “leher angsa” yang berbentuk huruf V dan aliran
udara demikian berkurangnya sehingga partikel-partikel debu yang mengandung mikroorganisme
tidak terbawa masuk ke dalam labu. Dalam hal ini mikroba beserta debu akan mengendap pada
bagian tabung yang berbentu U sehingga tidak akan dapat mencapai kaldu. Ia juga membawa
tabung tersebut ke pegunungan Pyrenes dan Alpen. Pasteur menemukan bahwa mikroorganime
terbawa debu oleh udara dan ia menyimpilkan bahwa semakin bersih/murni udara yang masuk ke
dalam bejana, semakin sedikit kontaminasi yang terjadi. Dari hasil experiment tersebut Pada
tanggal 7 April 1864 ia mengatakan bahwa: For I have kept them and am still keeping from them,
that one thing that is above the power of man to make; I have kept from them, the germ that float
in the air, I have kept them from life.
Salah satu argumen klasik untuk menantang buiogenesis adalh bahwa panasang digunakan untuk
mensterilkan udara atau bahan juga dianggap merusak ‘vital force’. Mereka yang mendukung teori
abiogenesis berpendapat bahwa tanpa adanya kekuatan vital force tersebut mikroorganisma tidka
dapat muncul serta spontan. Untuk merespon argumen tersebut John Tyndall mengatakan udara
dapat dengan mudah dibebaskan dari mikroorganisma dengan cara melakukan percobaab dengan
meletakkan tabung reaksi berisi kaldu steril ke dalam kotak tertutup. Udara dari luar masuk ke
dalam kotak melalui pipa yang sudah dibengkokkan membentuk dasar U seperti spiral. Terbukti
bahwa meskipun udara luar dapat masuk ke dalam kotak yang berisi tabung dengan kaldu di
dalamnya, namun tidak ditemukan adanya mikroba. Hasil percobaan Pasteur dan Tyndall memacu
diterimanya konsep biogenesis.
Di antara bukti-bukti yang paling penting ialah hasil percobaan John Tyndall pada awal tahun
1870-an, denan menciptakan sebuah kotak bebas debu, dan menempatkan tabung-tabung berisi
kaldu steril didalamnya. Selama udara dalam kotak bebas dari debu maka selama itu pula kaldu
akan mengendap dan tertahan pada tabung berleher angsa yang menuju ke dalam kotak, sehingga
dari percobaan John Tyndall terbukti bahwa mikroorganisme terbawa oleh partikel-partikel debu.
Disamping percobaan abiogenesis Pasteur juga tertarik pada industry minuman anggur dan
perubahan-perubahan yang terjadi selama proses
fermentasi. Pada zaman dahulu, orang memperbaiki mutu produk-produk fermentasinya dengan
cara mencoba-coba, tanpa menyadari bahwa mutu sesungguhnya bergantung kepada penyediaan
atau perbaikan kondisi bagi pertumbuhan mikroorganisme pelaku fermentasi tersebut. Barulah
setelah Pasteur menelaah peranan mikroorganisme dalam proses fermentasi pada pembuatan
anggur maka orang menjadi mengerti bahwa mikroorganisme itulah yang menyebabkan terjadinya
fermentasi.
Dimana proses fermentasi terjadi karena enzim yakni zat yang dihasilkan sel hidup yang
menyebabkan berlangsungnya reaksi-reaksi kimiawi tertentu. Untuk masa berpuluh-puluh tahun
tetap dianut adalah tentang proses fermentasi. Proses tersebut adalah suatu proses kimia.Karena
jasad pemrosesannya tidak nampak. Serta kalaupun kemudian adanya pertumbuhan jasad (misal
ragi) pada permukaan larutan dianggap sebagai akibat proses fermentasi. Tetapi berkat penelitian
tiga orang ahli, antara lain Pasteur pada tahun 1830, dapat diketahui dan dipastikan bahwa proses
fermentasi adalah proses biologis dimana mikroorganisme (ragi) yang berperan. Ia setelah
membuktikan ketidakbenaran teori spontan, jadi memastikan bahwa mikroorganisme merupakan
penyebab fermentasi, ia siap membantu para pembuat minuman anggur dan bir Perancis, yang
acapkali menghadapi kesukaran untuk menghasilkan produk bermutu tinggi. Setelah memeriksa
banyak kelompok minuman anggur, maka dia menemukan berbagai macam mikroorganisme.
Pasteur menetapkan bahwa dengan seleksi yang tepat terhadap mikroorganisme yang
bersangkutan, maka dapat dipastikan bahwa akan diperoleh hasil yang baik dan merata secara
konsisten. Untuk mencapai hal ini, maka mikroorganisme yang sudah ada dalam sari buah harus
dihilangkan dan fermentasi yang baru dimulai dengan biakan, yaitu suatu pertumbuhan
mikroorganisme yang diambil dari tong anggur yang dinilai baik. Pasteur menyarankan agar
menghilangkan tipe-tipe mikroorganisme yang tidak diinginkan dengan pemanasan-yang tidak
sampai merusaka aroma sari buah tetapi cukup tinggi untuk membunuh mikroorganisme. Ia
mendapati bahwa perlakuan dengan suhu 62,80C selama setengah jam cukuplah untuk mencapai
hal tersebut. Kini proses ini, dinamai pasteurisasi, digunakan secara meluas pada industri
fermentasi, tetapi yang paling kita kenal ialah yang dimanfaatkan di industri hasil susu, untuk
membunuh jasad-jasad renik penyebab penyakit yang terdapat dalam susu dan produk-produk
susu. Bahkan sebelum Pasteur berhasil membuktikan bahwa bakteri menjadi sebab beberapa
penyakit, banyak pengamatan yang cermat menentang keras adanya teori nutfah penyakit. Dalam
tahun 1546 Francastoro dari Verona (1483-1553) menyatakan bahwa penyakit dapat disebabkan
oleh jasad renik yang terlalu kecil untuk dapat dilihat yang dipindahkan (ditularkan) dari seseorang
ke seseorang lain. Pada
tahun 1762 von Plnciz dari Vienna tidak hanya mengemukakan bahwa sesungguhnya makhluk
hiduplah yang menjadi penyebab penyakit, tetapi juga berpendapat bahwa berbagai jasad renik
menimbulkan bermacammacam penyakit pula. Konsepsi parasitisme, yakni adanya organism yang
hidup pada atau didalam organisme lain dengan mengambil nutrient dari padanya, tersebar luas
dalam tahun 1700-an. Dikarenakan keberhasilan Pasteur dalam memecahkan masalah fermentasi
maka pemerintah Perancis memintanya untuk meneliti pebrine, penyakit pada ulat sutra yang
menghancurkan industri sutra yang penting di Negara tersebut. Ternyata masalah itu rumit, dan
selama bertahun mereka mencari-cari pemecahannya dengan susah payah. Akan tetapi, pada
akhirnya ia berhasil mengisolasi jasad renik (suatu protozoa) penyebabnya. Pasteur bahkan
meningkat lebih lanjut dan menganjurkan kepada para petani ulat sutra agar mereka menyeleksi
ulat–ulat / baru yang sehat dan bebas penyakit untuk menghindari penyakit itu. Kemudian pasteur
(1877) menangani masalah antraks. Penyakit pada sapi, domba, dan terkadang manusia. Setelah
mengamati penyebab penyakit itu dari darah hewan yang mati karena penyakit tersebut. Maka ia
menumbuhkannya dalam labu –labu di laboratorium. Walaupun sejak jaman dulu sudah banyak
ahli yang mempunyai keyakinan bahwa penyebab penyakit dapat berpindah tempat dan menyebar
dari satu orang ke orang lain, baik melalui udara, melalui air. Ataupun melalui pembawa lainnya.
Baru oleh Fracastorius (1478-1553) dasar-dasar yang meyakinkan tentang perpindahan dan
penyebaran jasad penyebab penyakit, mulai diungkapkan. Serta lebih kurang satu setengah abad
kemudian oleh Kircher (1602-1680) cara-cara yang pasti tentang penularan, penyebaran dan
perpindahan jasad penyebab penyakit lebihterperinci. Uraian, bahasan, dan batasan Kircher inilah
yang kemudian dapat mengungkapkan berbagai jenis penyebab penyakit serta cara penyebaran
dan penularannya, seperti yang kemudian dilanjutkan oleh Panum (1820-1885) ahli kedokteran
Denmark untuk penyakit campak, Snow (1813-1858) dan Budd (1811-1880) tentang epidemi
kolera Asia, dan sabagainya. Pada periode ini terjadinya gejala pembengkakan pada luka yang
dibiarkan,kemudian diketahui, disebabkan oleh adanya pertumbuhan mikroorganisme pengubah
darah menjadi nanah yang kemudia banyak hidup di sekitar dan didalam luka.
Menurut Pasteur, fermentasi asam laktat yang tidak ingin terjadi dari kontaminasi dengan bakteri
berbentuk batang. Produksi etanol terjadi karena aktivitas sel khamir. Menurut penelitian yang
dilakukan Pasteur bahwa jenis bakteri mampu mengubah gula menjadi produk akhir. Jadi suatu
bakteri menyebabkan pembentukan asam laktat dari gula. Jenis lain membentuk asam butirat dan
seterusnya. Pasteur menemukan bahwa proses fermentasi terjadi tanpa adanya udara. Ialah yang
pertama menggunakan istilah aerob (aerobic) dan anaerob (anaerobic) yang artinya proses yang
memerlukan udara dan proses yang yang tidak mungkin berlangsung jika tidak ada udara.
7. Robert Koch (1843-1910)
Di Jerman, Robert Koch (1843 – 1910) seorang profesional di bidang kesehatan mendapat hadiah
mikroskop dari istrinya untuk hadiah ulang
tahunnya yang ke-28.. Koch adalah seorang dokter yang tenang dan sangat teliti, ia terkadang
melalaikan praktek dokternya untuk mengejar ilmu baru yang sangat memukau yaitu bakteriologi.
Selanjutnya ia mulai meneliti dunia mikroorganisma yang sudah dilihat oleh Pasteur. Baik Pasteur
maupun Koch menjadi rival bersama yang sama-sama ingin mengetahui penyebab penyakit
anthrax yang sangat merugikan peternak sapi dan domba di Eropa. Koch akhirnya menemukan
dari darah domba yang telah mati karena anthrax. Dengan sering meninggalkan prkateknya sebagai
dokter, Koch membuktikan bahwa bakteri tersebut penyebab anthrax dengan cara memisahkan
bakteri untuk batang tersebut dari bakteri lain yang ada kemudian menginjeksikannya ke dalam
tikus yang sehat. Tikus selanjutnya menunjukkan perkembangan menuju anthrax dan bakteri yang
diisolasi dari tikus menunjukkan kesamaan bakteri yang berasal dari domba yang sakit
sebelumnya. Pada 1876, setelah meneliti selama 6 tahun Koch mengumumkan bahwa dia telah
menemukan bakteri penyebab anthrax. Ia juga menyarankan bahwa ternak sakit supaya dibunuh
dan dibakar atau dikubur yang dalam, setelah ia mengetahui bahwa spora yang dihasilkan oleh
bakteri dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan di daerah peternakan. Dengan penemuan
anthraxnya Koch merupakan orang pertama yang membuktikan mikroba tertentu merupakan agen
penyakit tertentu. Selanjutnya Koch dan kawan-kawan menemukan bakteri penyebab tuberculosis
dan cholera. Perkembangan teknik laboratorium untuk mempelajari mikroorganisma. Koch dan
anggotanya banyak memberi kontribusi mengenai teknik-teknik tersebut. Diantaranya adalah
prosedur pengecatan bakteri untuk pengamatan dengan mikroskop cahaya dan juga koch
menemukan bakteri yang menimbulkan tuberkolosis dan kolera. Khusus mengenai Robert Koch
yang sampai sekarang namanya tetap dikenang dan dihargai karena jasajasanya besarnya di bidang
mikrobiologi kedokteran dan kemanusiaan. Berkat penelitian Koch ini maka ihwal dan penyebab
penyakit TBC, tifus, difteri, kolera dan gonorhu serta antraks, dapat terungkap dan dipisahkan
secara murni. Yang paling penting untuk diketahui adalah Postulat Koch yang menjadi dasar bagi
seorang ahli untuk mencari, menemukan dan mengetahui jasad penyebab suatu penyakit didalam
suatu wabah yang sedang berkecamuk. Tahap-tahap kerja Postulat tersebut mempunyai 4 dalil,
yaitu :
Bahwa mikroorganisme yang disangka penyebab harus selalu didapatkan pada semua penderita
penyakit dan tidak didapatkan pada bukan penderita atau yang masih sehat.
Bahwa mikroorganisme penyebab harus dapat dibiakkan secara murni di dalam media tanpa
kehadiran bagian/jaringan jasad yang tadinya dikenai.
Bahwa biakan jasad yg sudah dibiakkan, bila diinokulasikan (disuntikkan) kepada hewan
percobaan, akan menimbulkan gejala penyakit yg sama
Bahwa biakan jasad yang sudah diinokulasikan. Dapat diisolasi/dipisahkan kembali serta kalau
kemudian dibiakkan akan mempunyai bentuk yang sama seperti asal.
Dalam perkembangan berikutnya, nama-nama seperti Ehrlich (1854- 1915), Von Behring dan
Kitasato (1890), Metchnikoff (1883), Loeffer (1884) Park (1894) dan banyak nama-nama ahli di
bidang mikrobiologi, merupakan nama yang ditulis dengan tinta emas di dalam sejarah
perkembangan mikrobiologi. Seperti secara khusus untuk bidang mikroorganisme penyakit di
Amerika Serikat oleh Rush (1813), Webster (1843), Spencer (1851), Welch (1894), McCoy (1910)
dalam bidang penyakit sipilis, pes, kolera, tifus dan difteri. Virus misalnya, sudah sejak Pasteur
dan Koch melakukan penelitian, masalahnya sudah ada dan di usahakan untuk diketahuinya.
Tetapi baru ketika diumumkan hasil penelitian Iwanowski (1892) sarjana mikroorganisme Rusia,
meneliti penyebab penyakit aneh pada daun tembakau (yang dikenal dengan nama TMV/tobacco
mosaic virus) Dimitri Ivanovski menunjukkan bahwa agen yang menyebabkan penyakit mosaik
pada tembakau dapat ditularkan melalui ekstrak tanaman yang sakit. Ekstrak terebut disaring
dengan filter yang ditemukan oleh kawan-kawan Pasteur dimana filter tersebut diketahui dapat
menyaring bakteri.
Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa agen tersebut mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil
dari bakteri. Selanjutnya nama-nama ahli seperti Buist (1887), Negri (1903),Ricketts (1906),
Woodruff dan Goodpasture (1930), Stanley (1937) banyak berkecimpung didalam penelitian dan
pengembangan virus. Pada tahun 1900 seorang ahli bedah bernama Walter reed (1851-1902)
dengan menggunakan manusia sebagai volunteer membuktikan bahwa virus tersebut dibawa oleh
nyamuk tertentu lainnya membawa protozoa penyebab malaria. Salah satu cara penting untuk
mencegah penyakit tersebut adalah mengurus air yang tergenang yang digunakan nyamuk untuk
tempat berkembang biak. Pada massa periode modern ditandai dengan diraihnya beberapa hadiah
Nobel oleh para ahli mikrobiologi yang bergerak dalam bidang pengobatan dan kedokteran, seperti
oleh Domagk (1939) untuk penemuan obat-obat sulfa sebagai obat ampuh untuk infeksi bakteri,
oleh Flemming, Florey & Chain (1945) untuk penemuan antibiotika penisilin, oleh Waksman
(1952) untuk penemuan antibiotik sterptomisin, oleh Stanley (1946) untuk penemuan protein-virus
secara murni, dan oleh Enders, Welle Beadle (1954) untuk penemuan virus poliomyelitis sehingga
pembuatan vaksin polio memungkinkan untuk dilakukan. Metode pencegahan dan pengobatan
yang telah dikemukakan untuk memberantas penyakit karena mikroorganisme mencakup
imunisasi (misalnya vaksinasi), antisepsis (cara-cara untuk meniadakan atau mengurangi
kemungkinan infeksi), kemoterapi (perawatan pasien dengan bahan kimia), dan cara-cara
kesehatan masyarakat (misalnya, pemurnian air, pembuangan limbah, dan pengawetan makanan).
Pasteur melanjutkan penemuannya mengenai penyebab dan pencegahan penyakit-penyakit
menular. Sekitar 1880 ia mengisolasi bakteri yang menjadi penyebab kolera ayam dan
menumbuhkannya pada biakan murni. Untuk menunjukkan bahwa benar-benar dia telah
mengisolasi bakteri penyebab penyakit tersebut maka ia menggunakan teknik-teknik dasar yang
dikemukakan Koch.
Pada tahun 1880, Pasteur dengan menggunakan teknik dari Konch untuk mengisolasi dan
membiakkan bakteri yang menyebabkan kolera pada ayam. Untuk membuktikan penemuannya,
Pasteur membuat demonstrasi dihadapan publik tentang percobaannya yang telah dilakukan
berulang kali di laboratorium. Dia menginjeksikan biakkan bakteri kolera pada ayam sehat dan
menunggunya sampai ayam tersebut menunjukkan gejala penyakit. Akan tetapi hasilnya membuat
Pasteur mendapat malu karena ayamnya tetap hidup dan sehat. Pasteur kemudian mengevaluasi
langkah-langkah yang menyebabkan demonstrasi tersebut gagal. Dia menemukan bahwa secara
kebetulan dia menggunakan biakan tua seperti yang telah dilakukan sebelumnya, dan satu
kelompok adalah ayam yang tidak pernah di inokulasi. Selanjutnya kedua kelompok ayam tersebut
diinjeksi dengan biakan segar. Hasilnya, kelompok ayam yang kedua mati sedang kelompok ayam
yang pertama tetap sehat. Pertama hal ini membuatnya bingung, tetapi Pasteur segera menemukan
jawabannya. Pasteur menemukan bahwa, bakteri jika dibiarkan tumbuh menjadi biakan tua
menjadi avirulen yaitu kehilangan virulensinya atau kemampuan untuk menyebabkan penyakit.
Tetapi bakteri avirulen ini masih dapat menstimulasikan sesuatu dalam tubuh host dan pada infeksi
berikutnya manjadi imun atau tahan terhadap penyakit. Pasteur selanjutnya menerapkan prinsip
imunisasi untuk mencegah anthrax. Pasteur menyebut bakteri yang telah avirulen tersebut engan
vaccin dari bahasa latin vaccayang artinya sapi dan imunisasi dengan biakan tersebut dikenal
dengan vaksinasi (istilah yang diturunkan dari bahasa Latin vacca yang berarti “sapi”) dan
imunisasi dengan biakan bakteri diatenuasi disebutnya vaksinasi. Dengan demikian Pasteur telah
menghormati Edward Jenner (1749- 1823). Dengan vaksinasi tersebut Pasteur mengenali atau
mengetahui hasil kerja sebelumnya yang dilakukan oleh Edward Jenner (1749 – 1823) yang telah
sukses memfaksinasikan para pekerjanya di peternakan yang telah terkena copox dari ternak
sapinya tetapi tidak pernah berkembang menjadi serius. Jenner menduga bahwa karena terbiasa
menghadapi cowpox akan mencegahnya dari serangan smallpox. Untuk membuktikan
hipotesisnya ini Jener menginokulasi James Phipps pertama dengan materi yang menyebabkan
cowpox yang diambil dari luka, kemudian dengan agen smallpox. Anak laki-laki tersebut tidak
menunjukkan gejala smallpox. Nama Pasteur selanjutnya dikenal dimana-mana dan oleh banyak
orang dianggap sebagai peneliti tentang mikroorganisme yang ajaib. Untuk itu ia diminta membuat
vaksin pencegah hidrofobia atau rabies, penyakit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan
anjing, kucing, atau binatang yang terinfeksi lainnya. Pasteur adalah seorang ahli kimia, bukan
dokter dan Pasteur tidak biasa memperlakukan manusia. Disamping kenyataan bahwa penyebab
penyakit rabies adalah belum diketahui, tetapi Pasteur mempunyai keyakinan yang kuat bahwa itu
adalah mikroorganisma. Ia dapat membuat kelinci terkena penyakit setelah diinokulasi dengan
saliva anjing. Selanjutnya Pasteur dan asistennya mengambil otak dan tulang belakang kelinci
tersebut dan mengeingkannya dan membuatnya menjadi larutan. Anjing yang diinokulasi dengan
campuran tersebut dapat terhindar dari rabies. Akan tetapi vaksinasi terhadap anjing sangat
berbeda dengan manusia. Pada bulan Juli 1885, seorang anak laki-laki bernama Joseph Meister
digigit oleh serigala dan keluarganya membujuk Pasteur untuk menginokulasi anak tersebut.
Kekawatiran Pasteur dan orang-orang menjadi berkurang setelah anak laki-laki tersebut tidak mati.
Selanjutnya Pasteur menjadi terkenal dan memperoleh banyak dana yang kemudian digunakan
untuk mendirikan Institute Pasteur di Paris yang sangat terkenal.
Dalam waktu yang bersamaan. Elie Metchnikoff (1845-1916) yang bekerja di laboratorium
Pasteur, mengamati bahwa leukosit, semacam sel dalam darah manusia, dapat memakan bakteri
penyebab penyakit yang ada dalam tubuh. Pelindung terhadap infeksi ini dinamakan fagosit atau
“pemakan sel” dan prosesnya disebut fagositosis. Dalam pengertian umum, kata sepsis berarti
infeksi, antisepsis berkenaan dengan cara-cara pemberantasan atau pencegahan infeksi. Telah
dikemukakan mengenai diperkenalkannya oleh Semmelweis tentang caracara aseptik selama
kelahiran agar mengurangi terjadinya demam nifas karena mikroorganisme. Dalam tahun 1860-an
seorang ahli bedah Inggris Joseph Lister (1827-1912) mencari cara-cara menjauhkan
mikroorganisme dari luka dan torehan (insisi) yang dibuat para ahli bedah karena kematian akibat
sebab-sebab tinggi sekali. Dalam tahun 1864, misalnya, Lister mencatat 45 persen dari pasiennya
sendiri meninggal setelah pembedahan. Desinfektan pada waktu itu belum dikenal, tetapi asam
karbolat (fenol). Sudah diketahui membunuh bakteri,maka Lister menggunakan larutan encer asam
tersebut untuk merendam perlengkapan bedah dan menyemprot ruang bedah.Luka dan torehan
yang dilindungi dengan cara ini jarang terkena infeksi dan dengan cepat menjadi sembuh.
Demikian gemilangnya keberhasilannya itu sehingga tekniknya dengan cepat diterima oleh para
ahli bedah lain, dan praktek antisepsis inilah yang mendasari prinsip teknik asesptik masa kini
yang digunakan untuk mencegah masuknya mikroorganisme kedalam luka atau insisi. Sekarang
banyak sekali macam zat kimia, seperti alkohol dan larutan iodium, dan teknik fisik, seperti
misalnya saringan udara, dan lampu ultraviolet germisidal(dapat membunuh kuman), yang
digunakan menurunkan jumlah mikroorganisme di tempat –tempat seperti kamar bedah dan kamar
anak- anak untuk bayi yang prematur. Pada peralihan abad ini telaah tentang mikrobiologi
bercabang menjadi dua arah berbeda tetapi saling melengkapi; yang pertama berkenaan dengan
penelitian lebih lanjut untuk menemukan kegunaan mikroorganisme dan yang kedua berkaitan
dengan telaah terperinci ciri-ciri hayati jasad renik. Jasad-jasad renik ini acapkali diteliti untuk
memperoleh informasi mengenai organisme lain yang tidak mudah diperoleh melalui percobaan-
percobaan langsung pada organism tersebut. Penelitian ini dengan jasad renik telah menghasilkan
banyak sumbangan yang luar biasa bagi biologi, biokimia dan kedokteran. Mikrobiologi yang
merupakan bagian dari bidang biologi, tersusun oleh banyak disiplin (sub bidang). Pembagian
disiplin ini tergantung kepada arah atau orientasinya, apakah terhadap taksonomi (susunan dan
pengelompokan mikroorganisme), terhadap habitat (tempat hidup dan perkembangan
mikroorganisme), terhadap problema (permasalahan yang ada atau ditimbulkan akibat
mikroorganisme), sehingga sedikitnya akan ada 21 disiplin/sub bidang mikrobiologi yang dikenal
sesuai keberadaannya. Berdasarkan kepada disiplin didalam bidang mikrobiologi, akan nampak
jelas kaitan ilmu tersebut sebagai ilmu dasar dan ilmu terapan. Sebagai ilmu dasar karena di
dalamnya tercakup pembahasan permasalahan yang berhubungan dengan bentuk, sifat,
perkembangbiakan, penyebaran dan lingkungan yang mempengaruhinya. Sedang sebagai ilmu
terapan, karena secara langsung jasad-jasad yang terdapat di dalam dapat berperan, baik di bidang
yang menguntungkan seperti proses pembuatan dan peningkatan nilai gizi-nutrisi dan organileptik
bahan makanan, industri farmasi, industri-kimia, bidang pertanian dan sebagainya. Juga secara
langsung peranan jasad-jasad sebagai penyebab penyakit pada tanaman, hewan dan manusia, serta
sebagai jasad penghasil toksin (racun) yang membahayakan. Bahkan peranan mikroorganisme di
dalam lingkungan hidup, yang saat ini mulai dikembangkan adalah:
Sebagai jasad yang secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi lingkungan
Juga sebagai jasad yang secara langsung ataupun tidak langsung dipengaruhi oleh lingkungan,
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pengembangan penggunaan mikroorganisme
sebagai jasad parameter-alami (indikator–alami) terhadap perubahan didalam lingkungan, mulai
banyak digunakan, khususnya akibat adanya pencemaran domestik (dari rumah tangga) ataupun
non-domestik (dari pabrik, industri, pertanian dan sebagainya).
Mengkaji sejarah perkembangan mikrobiologi sangat menarik. Dimana dalam perjalanan
sejarahnya tepatnya pada abad ke XIX, muncul isu tentang asal-usul perbedaan pendapat dari para
ilmuwan dan para peneliti pada zaman itu. Mereka tetap bersikeras dengan pendapat dan teori-
teori masing-masing, sehingga secara tidak langsung, menyebabkan lahirnya dua paham aliran,
yaitu paham aliran “non vital” atau Abiogenesis yang lebih dikenal dengan teori generatio
spontania, dimana para ilmuwan yang mendukung teori ini berpendapat bahwa kehidupan itu
asalnya atau kejadiannya secara tiba-tiba ada dengan sendirinya, dan mereka menganggap bahwa
makhluk hidup (mikroorganisme) berasal dari benda mati. Adapun para ilmuwan penganut paham
“non vital” diantaranya Antonie van Leeuwenhock yang diberi gelar sebagai bapak mikrobiologi
atau orang pertama kali yang meletakkan dasar utama, Jhon Needlot dan John Nedham. Sedangkan
para ilmuwan yang menganut paham aliran vital atau dikenal sebagai teori biogenesis adalah
Lazzaro Spallazani, Schwan dan Schroder, mereka mengemukakan bahwa makhluk hidup ini
berasal dari makhluk hidup yang sebelumnya. Mereka membantah dan menentang teori
abiogenesis atau generasio spontanea dengan melakukan berbagai pembuktian dan percobaan.
Dari sini terlihat bahwa timbulnya pertentangan-pertentangan dari para ilmuwan yang
mengemukakan teori asal-usul kehidupan ialah salah satunya adanya factor pertentangan ahli-ahli
ilmuwan dari paham gereja yang lebih berlandaskan atas unsur materialisme semata, dan adanya
pemisahan ilmu pengetahuan dengan urusan agama yang terutama berhubungan dengan Tuhan
sebagai sang Khalik yang menciptakan alam semesta. Sehingga teori-teori yang mengungkap
tentang rahasia darimana sebenarnya asal-usul kehidupan itu berasal, sesungguhnya belum
semuanya terbukti. Jawaban atas ini bergantung pada pandangan hidup seseorang, jika dikaitkan
dengan segi spiritual yaitu aqidah Islam yaitu keyakinan dasar seseorang tentang adanya Allah
SWT sebagai pencipta, dan pengatur seluruh alam semesta. Dialah yang maha kuasa atas segala
sesuatunya, baik yang ada di langit dan di bumi semua berada di bawah pengawasan dan kekuasaan
Allah SWT. Bukti-bukti tentang penciptaan alam semesta termasuk di dalamnya seluruh makhluk
hidup di muka bumi, jelas tercantum dalam Al-Quran sebagaimana firman Allah yaitu:
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak
menciptakan langit, lalu dijadikan- Nya tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu
“(QS Al – Baqarah : 29)
“Yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada
sekutu bagi-Nya, dalam kekuasan-Nya. Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia
menetapkan ukuranukurannya dengan serapi-rapinya sesuai dengan apa yang dikehendaki mudah
bagi Allah” (QS Al-Furqon:2).
“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya :
“Jadilah! ”maka terjadilah ia. (QS Yaasiin :82).
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi
bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya
ruh (ciptaan ) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud” (QS. Al-Hijr: 28-29 ).
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah)
sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari
segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiaanya dan yang tidak
sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami
kehendaki sampai waktu yang telah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan diantara kamu ada
yang diwafatkan dan (ada pula) diantara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya
dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat Bumi
ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan
menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah”. (Q.S. Al-Hajj: 5).
“Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam
masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang
penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafaat. Maka apakah kamu tidak
memperhatikan?” (Q.S. As-Sajadah: 4).
Dari penggalan bukti ayat-ayat Al-quran tersebut telah jelas bahwa kita sebagai orang yang
beriman, yang yakin akan adanya sang Khalik harus percaya bahwa seluruh makhluk baik di langit
dan di bumi, baik berukuran besar maupun kecil, bahkan sampai mikroorganisme (jasad renik)
yang tidak dapat terlihat dengan mata telanjang adalah makhluk ciptaan Allah SWT, sehingga
dengan mempelajari sejarah mikrobiologi. Secara tidak langsung pengetahuan tentang aqidah
kitapun semakin bertambah. Sesungguhnya manusia hanyalah sedikit pengetahuannya, jika
dibandingkan dengan ilmu Allah SWT yang maha luas dan tak terbatas.
1.3 Ringkasan
• Definisi mikrobiologi
Menurut bahasa mikrobiologi yang berasal dari bahasa yunani mikros yang berarti kecil, bios yang
artinya hidup dan logos yang artinya ilmu. Dengan demikian dapat ditarik satu arti mikrobiologi
merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup yang berukuran kecil yang tidak
dapat dilihat dengan kasap mata biasa serta memerlukan suatu benda untuk dapat melihatnya yang
telah kita kenal dengan nama mikroskop yang mencakup bakteri, miko (jamur), viro (virus).
• Perkebangan Mikrobiologi
Mikrobiologi mulai ada dan dipelajari sekitar 300 tahun yang lalu, dimulai dari beberapa ilmuwan
yang melakukan berbagai eksperimen untuk mengetahui keberadaan mikroba
• Antonie Van Leeuwenhock (1632-1723)
Tahun 1675 Antonie membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik, dengan
menumpuk lebih banyak lensa sehingga dia bisa mengamati mikroorganisme yang terdapat pada
air hujan yang menggenang dan air jambangan bunga, juga dari air laut dan bahan pengorekan
gigi. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’. Selain itu ia juga menemukan
adanya hewan bersel satu ini kemudian diberi nama Infusoria atau “hewan tuangan”. Maka muncul
pendapat bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati ”biogenesis”. Konsep ini dikenal dengan
ganaratio spotanea. Pendapat ini mengatakan bahwa animalcules tadi berasal dari animalcules
sebelumnya.
@Louis Pasteur (1822 – 1895)
Mempelajari proses fermentasi dan menunjukkan bahwa mikroorganismelah penyebab rasa asam
yang tidak dikehendaki pada beberapa jenis anggur. Ia membuat sketsa bakteri dengan bentuk bola
(kokus), silindris atau bentuk batang (basillus), spiral (spirilum). Melalui penelitian fermentasi
gula, Pasteur mengatakan bahwa faktor lingkungan sangat penting bagi kehidupan
mikroorganisme. Louis Pasteur dapat meyakinkan khalayak, bahwa tidak ada kehidupan baru yang
dapat timbul dari benda mati, maka muncullah teori “Biogenesis” yaitu “Omne vivum ex ovo,
omne ovum ex vivo” yang berarti “semua kehidupan itu berasal dari telur, dan semua telur itu
berasal dari sesuatu yang hidup”. Untuk membunuh mikroorganisme. Pasteur mendapati bahwa
perlakuan dengan suhu 62,80C selama setengah jam cukuplah untuk mencapai hal tersebut. Kini
proses ini, dinamai pasteurisasi.
@Aristoteles
Pada zaman Aristoteles lebih dari 2000 tahun yang lalu (300 sebelum isa almasih) muncul suatu
pendapat, bahwa kehidupan berasal dari bahan atau benda mati yang mengalami penghancuran.
Teori ini disebut juga dengan Teori Generateo Spontanea. Merupakan suatu teori yang berpendapat
bahwa makhuk hidup terjadi secara spontan.
@ Francesco Redi (1668)
Melakukan suatu penelitian menggunakan daging yang diletakan dalam suatu wadah dan diberi
lubang kemudian ditutup kain.. Percobaan yang kedua ia menggunakan daging yang telah
dipanaskan, dalam satu wadah ditutup dan satu wadah lain tidak diberi tutup. Pada daging tidak
tertutup mulailah keluar belatung-belatung. Pada daging yang tertutup tidak tumbuh belatung dari
experimen itu maka Franscesco Redi menyimpulkan dan menunjukkan bahwa ulat yang ada dalam
daging busuk adalah larva yang berasal dari telur lalat, bukan hasil dari generatio.
@John Needham (1713 – 1781)
John Needhem mengadakan eksperimen dengan daging yang direbus juga berbagai rebusan padi-
padian, dan lain sebagainya. Meskipun air rebusan tersebut disimpannya rapat-rapat dalam botol
tertutup, namun timbulah mikroorganisme, dengan kata lain menurutnya kehidupan dapat timbul
dari benda mati. Pendapat ini lebih dikenal sebagai teori Abiogenesis. menyimpul bahwa jasad
(mikroorganisme) tersebut terjadi secara spontan dari daging.
@Lazzaro Spallanzani (1729 – 1799)
Spallanzani melakukan percobaan dengan merebus kaldu daging selama 1 jam,dan
menempatkannya pada toples yang disegel/ditutup rapat dan hasilnya menunjukkan tidak
ditemukannya mikroorganisme dalam kaldu tersebut, karena dengan menutup botol tidak
memungkinkan masuknya udara (oksigen) yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan
mikroorganisme dan ini menentang teori abiogenesis.
@Franz Shchulze (1815 – 1873) dan Theodor Shcwann (1810 – 1882)
Franz Schulze experimennya melewatkan larutan asam kuat ke dalam tabung tertutup yang berisi
daging yang telah dimasak. Theodor Schwann mengalirkan udara melalui pipa yang dipanai ke
dalam tabung tertutup yang bersisi kaldu yang dipanasi dan membara ke dalam labu berisi kaldu
daging yang dididihkan berjamjam lamanya. Mereka berpendapat bahwa sebab mikroba telah mati
oleh adanya asam kuat maupun oleh panas.
@H. Scroeder dan Th. Von Dusch (1854)
Penelitian Schwan yaitu dengan melewatkan udara melalui tabung berisi kapas yang steril menuju
ke dalam labu berisi kaldu yang sebelumnya dipanaskan. Dengan cara ini mikroorganisme disaring
keluar dari udara oleh serat-serat kapas dan dengan demikian dicegah masuk ke dalam labu maka
ia tidak mendapatkan mikroorganisme (jasad renik) baru yang tumbuh di dalam kaldu tersebut.
Hal ini menyebabkan tumbangnya teori abiogenesis.
@Robert Koch (1843-1910)
Koch membuktikan bahwa bakteri tersebut penyebab anthrax dengan cara memisahkan bakteri
untuk batang tersebut dari bakteri lain yang ada kemudian menginjeksikannya ke dalam tikus yang
sehat. Koch mengumumkan bahwa dia telah menemukan bakteri penyebab TBC, tifus, difteri,
kolera dan gonorhu serta antraks. Seiring dengan perkembangan mikrobiologi, terdapat peranan
mikroorganisme dalam proses fermentasi pada pembuatan anggur. Dimana proses fermentasi
terjadi karena enzim yakni zat yang dihasilkan sel hidup yang menyebabkan berlangsungnya
reaksi-reaksi kimiawi tertentu, proses biologis dimana mikroorganisme (ragi) yang berperan.
.

Anda mungkin juga menyukai