Anda di halaman 1dari 35

Ekstraksi

Kelompok 8
Intan Alif (A 161 063)
Linda Indriani (A 183 020)
Melina (A 183 024)
Pengertian Ekstraksi Maserasi

Ektraksi adalah merupakan proses Perkolasi

Metode ekstraksi
permisahan senyawa dari matriks
atau simplisia dengan
menggunakan pelarut yang sesuai. Refluks
Tujuan ekstraksi adalah untuk
menarik atau memisahkan
senyawa dari campurannya. Sokhlet
(Hanani, 2014)
Infusa

Dekok

2
Penggolongan Ekstraksi
Ekstraksi

Waktu
Bentuk Energi
Kontak

Cair-cair Cair-padat Bertahap Sinambung Panas Dingin

3
Maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana.
Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel
yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut
dengan karena adanya perbedaan konsentrasi antara
larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel,
maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa
tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.

4
Alat dan Prinsip Maserasi
Prinsip maserasi adalah Dengan cara merendam
pengikatan/pelarutan zat serbuk simplisia dalam
cairan penyari akan
aktif berdasarkan sifat cairan penyari yang
masuk ke dalam sel
kelarutannya dalam suatu sesuai selama tiga hari
melewati dinding sel.
pelarut (like dissolved pada temperatur kamar
like). terlindung dari cahaya,

Larutan yang
Peristiwa tersebut
konsentrasinya tinggi Isi sel akan larut karena
berulang sampai terjadi
akan terdesak keluar dan adanya perbedaan
keseimbangan
diganti oleh cairan konsentrasi antara larutan
konsentrasi antara larutan
penyari dengan di dalam sel dengan di
di luar sel dan di dalam
konsentrasi rendah ( luar sel.
sel.
proses difusi ).

5
Cara Kerja Maserasi
1. 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok
dimasukan kedalam bejana, lalu dituang 90 bagian cairan
penyari, ditutup dan dibiarkan selama 3-5 hari terlindung
dari cahaya sambil diaduk berulang
2. Setelah 3-5 hari, sari disaring, ampas diperas
3. Ampas ditambah cairan penyari secukupnya diaduk dan
disaring sampai diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian
4. Setelah itu dipekatkan

6
Mekanisme pemisahan
Teknik mesarasi digunakan terutama jika
senyawa organik yang ada dalam bahan alam
tersebut tidak banyak prosentasenya dan
ditemukan suatu pelarut yang dapat
melarutkan suatu senyawa organik tersebut
tanpa dilakukan pemanasan. Akan tetapi jika
struktur senyawa yang akan diisolasi sudah
diketahui, maka metode perendaman ini
merupakan metode yang paling praktis.

7
Perkolasi
Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan
jalan melewatkan pelarut yang sesuai secara lambat
pada simplisia dalam suatu percolator. Perkolasi
bertujuan supaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya
dan biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat yang
tahan ataupun tidak tahan pemanasan. Cairan
penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk
tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif
sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh.

8
Alat dan Prinsip Perkolasi

kemudian simplisia
Penyarian zat aktif yang
dipindahkan ke dalam cairan penyari dialirkan dari
dilakukan dengan cara
bejana silinder yang bagian atas ke bawah melalui
serbuk simplisia dimaserasi
bawahnya diberi sekat simplisia tersebut,
selama 3 jam,
berpori

Kekuatan yang berperan


Gerak kebawah disebabkan
pada perkolasi antara lain:
oleh kekuatan gaya beratnya cairan penyari akan
gaya berat, kekentalan, daya
sendiri dan cairan di atasnya melarutkan zat aktif dalam
larut, tegangan permukaan,
dikurangi dengan daya sel-sel simplisia yang dilalui
difusi, osmosa, adesi, daya
kapiler yang cenderung sampai keadan jenuh.
kapiler dan daya geseran
untuk menahan
(friksi).

9
Cara Kerja Perkolasi
Menurut Farmakope indonesia, penyarian dengan metode perkolasi dilakukan
sebagai berikut :.

Kemudian massa Dituangkan penyari sampai


Membasahi simplisia atau
Dimasukan kedalam dipindahkan sedikit demi cairan penyari mulai
campuran simplisia dengan
bejana tertutup sekurang- sedikit kedalam perkolator menetes dan diatas
derajat halus yang cocok
kurangnya 3 jam. sambil tiap kali ditekan- simplisia masih terdapat
dengan cairan penyari.
tekan dengan hati-hati selapis cairan penyari

Tambahkan cairan penyari


berulang-ulang Selanjutnya, cairan
Perkolator ditutup dan
secukupnya, hingga selalu dibiarkan menetes dengan
biarkan selama 24 jam
terdapat selapis cairan kecepatan 1 mL/menit
penyari diatas simplisia,

10
Mekanisme Pemisahan
Massa dimasukkan ke dalam percolator. pemindahan dilakukan
sedikit demi sedikit sambil tiap kali ditekan. Penekanan ini
merupakan salah satu usaha untuk mengatur kecepatan
pengaliran cairan penyari. Setelah serbuk yang dimaserasi itu
di masukkan ke dalam perkolator, kemudian ditutup dengan
kertas saring. Cairan penyari dituangkan perlahan-lahan
hingga di atas permukaan massa masih tergenang dengan
cairan penyari. Cairan penyari harus selalu ditambahkan
sehingga terjaga adanya lapisan cairan penyari di atas
permukaan massa. Untuk memudahkan pemisahan cairan
penyari di atas percolator dipasang botol cairan penyari.
Karena penetes cairan penyari di atur sehingga kecepatan
menetes cairan penyari sama dengan kecepatan menetes
sari.

11
Refluks
Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya adalah ekstraksi
berkesinambungan. Bahan yang akan diekstraksi
direndam dengan cairan penyari dalam labu alas bulat
yang dilengkapi dengan alat pendingin tegak, lalu
dipanaskan sampai mendidih. Cairan penyari akan
menguap, uap tersebut akan diembunkan dengan
pendingin tegak dan akan kembali menyari zat aktif
dalam simplisia tersebut. Ekstraksi ini biasanya
dilakukan 3 kali dan setiap kali diekstraksi selama 4 jam

12
Prinsip
Prinsip kerja pada rangkaian refluks ini terjadi empat proses, yaitu :
1.Heating, terjadi pada saat feed dipanaskan di labu didih,
2. Evaporating (Penguapan), terjadi ketika feed mencapai titik didih dan berubah fase
menjadi uap yang kemudian uap tersebut masuk ke kondensor dalam
3. Kondensasi (Pengembunan), proses ini terjadi di kondensor, jadi terjadi perbedaan suhu
antara kondensor dalam yang berisi uap panas dengan kondensor luar yang berisikan air
dingin, hal ini menyebabkan penurunan suhu dan perubahan fase dari steam tersebut untuk
menjadi liquid kembali dan
4. Cooling, terjadi di dalam ember, di dalam ember kita masukkan batu es dan air,
sehinggaketika kita menghidupkan pompa, air dingin akan mengalir dari bawah menuju
kondensorluar, air harus dialirkan dari bawah kondensor bukan dari atas agar tidak ada
turbulensi udarayang menghalangi dan agar air terisi penuh.

13
Cara Kerja Refluks
Semua bahannya Pelarut akan
dimasukkan dalam labu Campuran diaduk dan Pengaturan suhu mengekstraksi dengan
bundar leher tiga. direfluks selama waktu dilakukan pada panas, terus akan
Kemudian dimasukkan tertentu penangas air menguap sebagai
batang magnet stirer senyawa murni

Demikian seterusnya dan kemudian


Filtrat yang diperoleh Penggantian pelarut berlangsung secara terdinginkan dalam
dikumpulkan dan dilakukan sebanyak 3 berkesinambungan kondensor, turun lagi ke
dipekatkan kali setiap 3-4 jam sampai penyaringan wadah, mengekstraksi
sempurna lagi dan begitu terus.

14
Mekanisme pemisahan

Bahan + pelarut -> dipanaskan -> pelarut


menguap -> pelarut yang menguap
didinginkan oleh kondensor -> jatuh lagi ->
menguap lagi karena panas -> dan
seterusnya.

15
Sokhlet
Metode ekstraksi untuk bahan yang tahan
pemanasan dengan cara meletakkan bahan
yang akan diekstraksi dalam sebuah kantung
ekstraksi (kertas saring) di dalam sebuah alat
ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinu
(Voigt 1995).

16
Alat dan Prinsip Sokhlet
Hal itu menyebabkan
terjadinya pemecahan Dengan demikian, metabolit
prinsip pemanasan dan dinding dan membran sel sekunder yang ada di dalam
perendaman sampel. akibat perbedaan tekanan sitoplasma akan terlarut ke
antara di dalam dan di luar dalam pelarut organik.
sel.

Larutan itu kemudian


Bila larutan melewati batas
menguap ke atas dan
lubang pipa samping soxhlet
melewati pendingin udara
maka akan terjadi sirkulasi.
yang akan mengembunkan
Sirkulasi yang berulang
uap tersebut menjadi tetesan
itulah yang menghasilkan
yang akan terkumpul
ekstrak yang baik
kembali.

17
Cara Kerja Sokhlet

Kemudian kertas saring


Menghaluskan sampel, Setelah itu pelarut
Setelah itu dimasukkan dan sampel dimasukkan
kemudian sampelnya dituangkan kedalam timbal
batu ke dalam labu alas kedalam timbal, dan
dibungkus dengan kertas dan disana akan langsung
bulat. dimasukkan kedalam
saring. menuju ke labu alas bulat.
lubang ekstraktor.

Setelah itu maka Uapnya akan menguap


Kemudian pelarut akan
pelarutnya akan memenuhi melalui pipa F dan akan
bercampur dengan sampel
sifon, dan ketika pada sifon menabrak dinding-dinding Kemudian dilakukan
dan mengekstrak senyawa
penuh kemudian akan kondensor hingga akan pemanasan pada pelarut
yang kita inginkan dari
disalurkan kembali kepada terjadi proses kondensasi
suatu sampel.
labu alas bulat. (pengembunan),

18
Mekanisme pemisahan
Pelarut yang telah membawa senyawa
kimia pada labu distilasi yang diuapkan
dengan rotary evaporator sehingga
pelarut tersebut dapat diangkat lagi
bila suatu campuran organik
berbentuk cair atau padat ditemui
pada suatu zat padat, maka dapat
diekstrak dengan menggunakan
pelarut yang diinginkan.

19
Infusa
Infusa adalah ekstraksi dengan pelarut air
pada suhu penangas air (bejana infus
tercelup dalam penangas air mendidih), suhu
terukur (96- 98oC) selama waktu tertentu
(15-20 menit). Prinsip infusa adalah
pemanasan pada waktu yang sudah
ditentukan.

20
Prosedur Infusa
Simplisia dengan derajat
kehalusan tertentu panaskan diatas dihitung mulai suhu
dimasukkan kedalam penangas air selama 15 mencapai 90oC sambil
panci dan ditambahkan menit, sesekali diaduk
air secukupnya

tambahkan air panas


secukupnya melalui
serkai selagi panas
ampas sehingga
melalui kain flanel,
diperoleh volume infus
yang dikehendaki

21
Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih
lama dan suhu sampai titik didih air, yaitu
pada suhu 90-100oC selama 30 menit.
Prinsip dekok yaitu pemanasan.

22
Cara Kerja Dekok
Simplisia dengan derajat
kehalusan tertentu panaskan diatas dihitung mulai suhu
dimasukkan kedalam penangas air selama 30 mencapai 90oC sambil
panci dan ditambahkan menit, sesekali diaduk
air secukupnya

tambahkan air panas


secukupnya melalui
serkai selagi panas
ampas sehingga
melalui kain flanel,
diperoleh volume infus
yang dikehendaki

23
Parameter Ekstraksi
1. Pelarut,
2. Waktu ekstraksi,
3. Ukuran Bahan,
4. Suhu,
5. Faktor Pengadukan,

24
Faktor-faktor yang mempengaruhi eksraksi

Ukuran bahan

Suhu

Pelarut

25
Ukuran bahan
Pengecilan ukuran bertujuan untuk memperluas
permukaan bahan sehingga mempercepat penetrasi
pelarut ke dalam bahan yang akan diekstrak dan
mempercepat waktu ekstraksi. Sebenarnya semakin
kecil ukuran bahan semakin luas pula permukaan bahan
sehingga semakin banyak oleoresin yang dapat diekstrak.
Tetapi ukuran bahan yang terlalu kecil juga
menyebabkan banyak minyak volatile yang menguap
selama penghancuran.

26
Suhu
Ekstraksi akan lebih cepat dilakukan pada suhu tinggi,
tetapi pada ekstraksi oleoresin hal ini dapat
meningkatkan beberapa komponen yang terdapat dalam
rempah akan mengalami kerusakan

27
Pelarut
Jenis pelarut yang digunakan merupakan faktor penting
dalam ekstraksi. Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak
yang diinginkan, bukan komponen-komponen lain dari
bahan ekstraksi. Dalam praktek,terutama pada ekstraksi
bahan-bahan alami, sering juga bahan lain (misalnya
lemak, resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan
ekstrak yang diinginkan. Dalam hal itu larutan ekstrak
tercemar yang diperoleh harus dibersihkan, yaitu
misalnya diekstraksi lagi dengan menggunakan pelarut
kedua.

28
Pertimbangan dalam pemilihan pelarut
Koefisien
Selektifitas
distribusi

Recoverability Densitas

Pelarut tidak
Viskositas beracun dan tidak
mudah terbakar.

29
Selektifitas (faktor pemisahan = β).
β = fraksi massa solute dalam ekstrak/fraksi massa diluent
dalam ekstraksi. Fraksi massa solute dalam rafinat/fraksi massa
diluent dalam rafinat pada keadaan setimbang. Agar proses
ekstraksi dapat berlangsung, harga β harus lebih besar dari satu.
Jika nilai β = 1 artinya kedua komponen tidak dapat dipisahkan.
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan
komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam
praktek,terutama pada ekstraksi bahan-bahan alami, sering juga
bahan lain (misalnya lemak, resin) ikut dibebaskan bersama-
sama dengan ekstrak yang diinginkan. Dalam hal itu larutan
ekstrak tercemar yang diperoleh harus dibersihkan, yaitu
misalnya diekstraksi lagi dengan menggunakan pelarut kedua.

30
Koefisien distribusi (K)
Koefisien distribusi adalah rasio konsentrasi
solute dalam fase ekstrak dengan konsentrasi
solute dalam fase rafinat
𝐤𝐨𝐧𝐬𝐞𝐧𝐭𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐬𝐨𝐥𝐮𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐟𝐚𝐬𝐚 𝐞𝐤𝐬𝐭𝐫𝐚𝐤,𝐘
K= 𝐤𝐨𝐧𝐬𝐞𝐧𝐭𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐬𝐨𝐥𝐮𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐟𝐚𝐬𝐚 𝐫𝐚𝐟𝐢𝐧𝐚𝐭,𝐗

Sebaiknya dipilih harga koefisien distribusi yang


besar, sehingga jumlah solvent yang dibutuhkan
lebih sedikit.

31
Recoverability (kemampuan untuk dimurnikan)
Pemisahan solute dari sovent biasanya dilakukan dengan cara
destilasi, sehingga diharapkan harga “relative volatility” dari
campuran tersebut cukup tinggi.
Densitas
Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat
perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan
ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar kedua fasa dapat dengan
mudah dipisahkan kembali setelah pencampuran (pemisahan
dengan gaya berat). Bila beda kerapatannya kecil, seringkali
pemisahan harus dilakukan dengan menggunakan gaya
sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor sentrifugal). Perbedaan
densitas ini akan berubah selama proses ekstraksi dan
mempengaruhi laju perpindahan massa.

32
Tegangan antar muka (interphase tention)
Tegangan antar muka besar menyebabkan penggasbungan (coalescense)
lebih mudah namun mempersulit proses pendispersian. Kemudahan
penggabungan lebih dipentingkan sehingga dipilih pelarut yang memiliki
tegangan antar muka yang besar.
Chemical Reactivity
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia
pada komponen-kornponen bahan ekstraksi. Pelarut merupakan senyawa
yang stabil dan inert terhadap komponen – komponen dalam sistem dan
material (bahan konstruksi).
Sebaliknya, dalam hal-hal tertentu diperlukan adanya reaksi kimia (misalnya
pembentukan garam) untuk mendapatkan selektivitas yang tinggi. Seringkali
Ekstraksi juga disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan
dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan.

33
Viskositas
Tekanan uap dan titik beku dianjurkan rendah untuk memudahkan penanganan dan penyimpanan.
Pelarut tidak beracun dan tidak mudah terbakar.
Kesempurnaan ekstraksi bergantung pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan. Semakin sering kita
melakukan ekstraksi, maka semakin banyak zat terlarut terdistribusi pada salah satu pelarut dan
semakin sempurna proses pemisahannya. Bila senyawa organik tidak larut sama sekali dalam air,
pemisahannya akan lengkap. Namun, nyatanya, banyak senyawa organik, khususnya asam dan basa
organik dalam derajat tertentu larut juga dalam air. Hal ini merupakan masalah dalam ekstraksi. Untuk
memperkecil kehilangan yang disebabkan gejala pelarutan ini, disarankan untuk dilakukan ekstraksi
berulang. Anggap anda diizinkan untuk menggunakan sejumlah tertentu pelarut. Daripada anda
menggunakan keseluruhan pelarut itu untuk satu kali ekstraksi, lebih baik anda menggunakan sebagian-
sebagian pelarut untuk beberapa kali ekstraksi. Kemudian akhirnya menggabungkan bagian-bagian
pelarut tadi. Dengan cara ini senyawa akan terekstraksi dengan lebih baik. Alasannya dapat diberikan
dengan menggunakan hukum partisi (Takeuchi. 2009).

34
Thanks!
Any questions?

35

Anda mungkin juga menyukai