Anda di halaman 1dari 13

Metode Ekstraksi

“ Perkolasi “

Oleh :
Nada Cahya Wulandari 18110054
Pega Mariani 18110065
Riski Sudarmaji 18110075
Siti Haryati 18110080
Siti Vitaria 18110082
Tio Berlan 18110086
Tuti Anggita Putri 18110087
Yossi Khrismaeni Nopriyanti 18110098
Yunita 18110099
SI FARMASI B
Dosen Pengampu : Sabda Wahab S.Farm., M.H

UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2020/2021
METODE PERKOLASI

A. Pengertian Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyyarian yang dilakukan dengan


mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi.
Di dalam melakukan proses perkolasi proses difusi yyang
berlalngsung merupakan fungsi dar kecepatan perkolasi, kuantitas
pelarut, dan konsanta difusi obat pelarut. Karena mudah dilakukan,
perkolasi merupakan prosesdur pilihan untuk kebanyakan ekstraksi
tanaman, seperti halnya maserasi. Perkolasi dapat dilakukan baik skala
laboratorium maupun skala industri.
B. PrinsipPerkolasi

Prinsip perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam


suatyu bejana silinder yyang bagian bawahnya diberi sekat
berpori. Cairan penyari dialirrkan dari atas ke bawah melalui
serbuk tersebut , cairan penyyari akan melarutkan zat aktif sel-
sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak ke
bawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan
cairan di atasnya, dikurangii dengan gaya kapiler yang
cenderung untuk menahan.
Kekuatan yang erperan dalam perkolasi antara lain, gaya
beratnya, kekentalan, dayya larut, tegangan permukaan, difusi,
osmosa, adesi, dayya kapiler, dan daya gesekan.
C. Metode Perkolasi

Pada perkolasi, seperti halnya bahan tanaman dihaluskan sampai


mencapai derajat kehalusan tertentu tetapi jangan terlalu halus karena
mengganggu filtrasi pelarut melalui simplisia. Karena simplisia diletakkan dalam
bentuyk lapisan tebal dalam alat percolator. Pertama kali tanaman dibasahi
dengan pelarut ekstraksi. Sebagai aturan umumhal tersebut dilakukan diluar
percolator dan dibiarkan memelar atau membengkak sebelum dimasukkan
kedalam percolator.simplisia yang sudah dibasahi dipindahkan ke percolator
dengan system pemasukkan spiral, sesudah pembentukan lapisan ditutup dengan
pelarut pada unit percolator besar (Skala industri), pelarut dibuat selalu dalam
keadaan mengalir, dengan system pompa dan aliran bergerak dari bawah menuju
kebagian atas, untuk secepatnyya mencapai keadaan kesetimbangan.
Ekstraksi dapat disempurnakan dengan system refluk lemah, dibawah tekanan
atau pada suhu kamar.
Sebagai aturan umum, ektraksi panas dilakukan bila perbandingan
kelarutan zat berkhasiat dalam pelarut meningkat dalam keadaan panas.
Ekstraksi hanya dapat dicapai hanya satu percolator saja, untuk
mengurangi kuantitas pelarut. Pada beberapa perkulatorr digunakan ekstrak
dengan konsentrasi lebih rendah untuk mngekstraksi simplisia baru atau
simplisia dengan bermacam tingkat penyarian. Dengan kuantitas pelarut yang
sesuai dan jumlah percolator yang dibutuhkan, beberapa jenis ekstrak dapat
dibuat secara langsung tanpa perlu dipekatkan.
D. Skematik Alat

Bentuk-bentuk percolator ada 3 macam yyaitu percolator bentuk


tabung,percolator bentuk paruh, dan percolator bentuk corong . Pemilihan
percolator tergantung pada jenis serbuk simplisia yyang akan disari . Serbuk kina
yang mengandung sejumlah besar zat aktif yang larut tidak baik bila dipeyrkolasi
dengan alat peyrkolasi yang sempit sebab perkolator akan segera menjadi pekat
dan berhenti mengalir . Pada pembuatan tintur dan ekstrak cair , jumlah cairan
penyyari yang tesedia lebih besar dibandingkan dengan cairan penyari yang
tersedia lebih besar dibandingkan dengan jumlah caiyran penyari yang
diperlukan untuk melarutkan zat aktif. Pada keadaan tersebut , pemmbuatan
sediaan digunakan percolator lebar untuk mempercepat proses perkolasi .
1. Perkolator berbentuktabung

Biasanya perkolaytor berrbentuk tabung tersebut digunakan untuk


pembuatan ekstrak cair .
2. Perkolator berbentuk paruh,biasanya percolator ini digunakan untuk
pembuatan ekstrak atau tintur dengan kadar tinggi.
3. Perkolator berbentuk cororng ,biasanya digunakan untuk pembuatan
eksstrak atau tintur dengan kadarrendah
Ukuran percolator yang akan digunakan harus dipilih seuai
dengan jumlah bahan yang disari. Jumlah bahan yang disari tidak
lebih dari
2/3tinggipercolator.Perkolatordibuatdarigelas,bajatahankarat,
atau bahan lain yang tidak saling mempengaruhi dengan obat
atau cairan penyari.
E. Mekanisme Kerja dalam proses Perkolasi

Serbuk simplisia yang akan diperkolasi tidak langsung dimasukkan


kedalam bejana perkolattor, tetapi dibasahi atau dimaserasi telebih dahulu
dengan cairan penyari. Maserasi dilakukan dalam bejana tertutup. Maserasi ini
penting terutama pada seruk simplisia yang mengandung bahan mudah
mengembang bila terkena air, misalnya serbuk rimpang tanaman suku
Zingiberaceae. Bila serbuk simplisia tersebut langsung dialiri dengan cairan
penyari maka cairan penyari ytidak akan menembus keseluruh sel dengan
sempurna. Hal iini disebabkan karena tidak seluruh sel mengembang. Masersi
pendahuluan sebiknya dilakukan juga pada serbuk simplisia yyang keras,y yang
zat aktifnya suliit disari atau jumlah cairan penyyarinya terbatas. Jika serbuk
simplisia sebelumnyya dibasahi dengan cairan penyari tidak akan mengalami
hambatan . Setelah seluruh sel serbuk mengembang maka lairan cairan penyari
akan merata, sehingga dapat menembus seluruh sel dengan sempurna.
Sebelum serbuk yang telah dimaserasi itu dimasukkan kedalam
percolator, bagian leher percolator diberi kapas, gabus bertoreh atau dengan cara
lain. Kapas atau gabus yahrus dijaga dengan sampai basah oleh air, kecuali bila
cairan penyari mengandung air. Hal tersebut perlu diperhatikan teruyytama bila
serbuk simplisia mengandung dammar. Perkolat yang mengandung dammar akan
mengendap, karena adanya ar dalam kapas atau gabus tersebut . Endapan
tersebut akan menghalangi aliran perkolat berikutnyya. Bila menggunakan gabus
sebaiknya diatasnya diberi
kertas saring dengan diameter yang lebih besar dari gabusnya. Pinggir kertas
saring digunting teratur. Pengguntingan tersebut bertujuan agar kertas saring
tersebut dapat menempel pada dinding percolator.
Setelah maserasi, massa dimasukkan ke dalam percolator . pemindahan
dilakukan sedikit demi sedikit sambil tiap kali ditekan. Penekanan ini merupkan
salah satu usaha untuk mengatur kecepatan pengaliran cairan penyari.setelah
serbuk yyang dimaserasi itu dii masukkan ke dalam perkolaor, kemudian ditutup
dengan kertas saring. Cairan penyari dituangkan perlahan-lahan hingga di atas
permukaan massa masih tergenang dengan cairan penyari. Cairan penyari harus
selalu ditambahkan sehingga terjaga adanya lapisan cairan penyari di atas
permukaan massa. Untuk memudahkan pemisahan cairan penyari di atas
percolator dipasang botol cairan penyari. Karena penetes cairan penyyari di atur
sehingga kecepatan menente
s cairan penyari sama dengan kecepatan menetes sari.

Setelah massa didiamkan 24 jam dalam percolator, keran di buka, keran


diatur sehingga kecepatan menetes 1 ml tiap menit. Untuk menentukan akhir
perkolasi, dapat dilakukan pemeriksaan zat aktif secara kualitatif pada perkolat
terakhir. Penyarian kine, pyule pandak, pulai, perkolat dihentikan bila reaks
alkaloid sudah negaytif. Untuk jenitri dan daun the dapat ditentukan dengan
reaksi terhadap zat aktif tannin. Untuk obat yang belum diketahui zat aktifnyya
dapat dilakukan uji organoleptis seperti rasa, bau, warna danbentunya.
F. Kenis-JenisPerkolasi

1. Reperkolasi

Untuk menghindari kehilangan minyk atsiri pada pembuatan sari, maka


cara perkolasi dapat diganti dengan reperkolasi . pada perkolasi dilakukan
pemekatan sari dengan pemanasan. Pada reperkolasitidak dilakukan pemekatan.
Reperkolasi dilakyukn dengan cara simplisia dibagi dalam beberapa percolator,
hasil percolator I dipisahkan menjadi perkolat I dan sari selanjutnya disebut
susulan II, sususlan II digunakan untuk menyari percolator II. Hasil percolator ke
dua dipisahkan menjadi perkolat II dan sari selanjutnya disebut susulan
II.Pekerjaan tersebut diulang sampai mendapat perkolat yang diinginkan. Untuk
cara reperkolasi dapat dilakukan pada herba timi.
2. Perkolasi Bertingkat

Dalam proses perkolasi biasa, perkolat yang dihasilkan tidak dalam kadar
yang maksimal. Selama cairan penyari melakukan penyarian serbuk simplisia,
maka terjadi aliran melalui lapisan serbuk dari atas sampai ke bawah disertai
pelarutan zat aktifnya. Proses penyarian tersebut akan menghasilkan perkolayt
yyang pekat pada tetesan pertama dan pada tetesan terakhir akan diperoleh
perkolat yangencer.
Untuk memperbaiki cara perkolasi tersebut dilakukan cara perkolasi
bertingkat. Serbuk simplisia yang hampir tersari sempurna, sebelum dibuang
disari dengan cairan penyari yang baru. Penyarian akhir serbuk smplisia dengan
menggunakan cairan penyari yang baru, diharapkan agar serbuk simplisia
tersebut dapat tersari sempurna. Sebaliknyya serbuk simplisia yang baru di sari
dengan
perkolayt yang hampir jenuh. Dengan demikian akan diperoleh perkolat akhir
yang jenuh. Perkolat dipanaskan dan dipekatkan.
Cara ini cocok jika digunakan untuk perusahaan obat tradisional,
termasuk peryusahaan yang memproduksi sediaan galenik. Agar diperoleh cara
yang tepat perlu dilakukan percobaan pendahuluan. Dengan perrcobaan tersebut
dapat ditetapkan.
1. jumlah percolator yyangdiperlukan

2. bobot serbuk simplisia untuk tiap kaliperkolasi

3. jenis cairanpenyari

4. jumlah cairan penyari untuyk tiap kaliperkolasi

5. besarnya tetesa danlain-lain.

Percolator yan g disunakan dalam cara perkolasi ini agak berlainan dengan
percolator biasa. Perkolator ini harus dapat diatur, sehingga
1. percolat dari suatu percolator dapat dialirkan ke percolator lainnya.

2. ampas dengan mudahdikeluarkan.

Percolator diatur dalam suatu derettan dan tiap-tiap percolator berlaku


sebagai percolator pertama.
G. Alasan Penentuan Metode

Cara Perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:

1. aliran cairan penyari menyyebabkan adanya pergantian larutan yang


terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga
meningkatkan derajat perbedaankonsentrasi.
2. Ruangan diantara butir-butir simplisia membentuk saluran tempat
mengalir cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler tersebut, maka
kecepatan pelarut cukup untuk mengurangilapisan batas, sehingga dapat
meningkatkan perbedaan.
H. Keuntungan dan kerugian

a. Keuntungan

1. Cara perkolasi yang digunakan lebih mudah dan sederhana dlakukan

2. Perkolasi merupakan prosedur pilihan untuk kebanyakan ekstraksi tanaman,


seperti halnya maserasi.
3. Perkolasi dapat dilakukan baik skala laboratorium maupun skala industri.

b. Kerugian

1. Simplisia harus dibasahi terlebih dahulu harus dibassahi sebelum dimasukkan


ke dalam percolator
2. Massa simplisia dalam percolator tergantung pada tinggipercolator.
3. Simplisia lebihy memadat (kompak) sesudah beberapa kali terjadi proses
ekstraksi awal dan hal ini dapat menghalangi kelancaran aliranpelarut.
4. Perolehan kembali pelarut yang tertahan di dalam ampas sering memerlukan
proses tmbahan dan hal yang sama berlaku untuk mengelurkan ampas dan
menarik bahan aktif dariampas.
Pertanyaan

1. Mengapa kelompok kalian memakai metode perkolasi bertingkat? (Windy


Oktarina Kelompok 1)
Dijawab Oleh Yossi Khrismaeni Nopriyanti :
Alasannya perkolasi bertingkat itu memperbaiki proses penyarian pada
perkolasi biasa karena pada perkolasi biasa pada tetesan yang pertama akan
dihasilkan perkolat yang pekat sedangkan pada tetesan yang terakhir akan
diperoleh perkolat yang encer untuk memperbaiki cara penyarian tersebut
dilakukanlah berkolasi bertingkat. Dengan cara serbuk simplisia yang hampir
tersari sempurna sebelum dibuang, disari dengan cairan penyaribaru. Hal ini
diharapkan agar serbuk simplisia tersebut dapat tersari sempurna.

2. Kenapa waktu menetes antara perkolator 1 dan perkolator 2 harus sama?


(Nanda Tri Barika Kelompok 2)
Dijawab Oleh Yunita :
Waktu menetes antara perkolator 1 dan perkolator 2 harus sama agar tekanan
antara perkolator 1 dan perkolator 2 seimbang, karena apabila tetesan perkolator
1 lebih cepat dari perkolator 2 maka pelarut dalam perkolator 2 akan penuh dan
akan tumpah, sedangkan apabila tetesan perkolator 2 lebih cepat daripada
perkolator 1 maka perkolator 2 akan kekurangan larutan penyari dan bisa
menyebabkan simplisia kering.
Sanggahan: Jadi bagaimana cara agar tetesan perkolator 1 dan perkolator 2
harus sama? (Nanda Tri Barika Kelompok 2)
Dijawab oleh Nada Cahya W :
Jadi untuk menyamakan tetesan antara perkolator 1 dan perkolator 2 adalah
dengan mengatur tetesan dengan roller camp apabila roller camp di tekan
kebawah dia akan memperlambat tetesan dan apabila roller camp di tekan ke
atas dia akan mempercepat tetesan, apabila pada perkolator 1, 1 menit 3 tetes
maka pada perkolator 2 juga harus 1 menit 3 tetes.

3. Mengapa Simplisia yang kalian gunakan tidak terlalu halus dan berikan
alasannya? (Wensi Sapitri Kelompok 1)
Dijawab Oleh Tuti Anggita Putri :
Karena apabila simplisia yang digunakan terlalu halus maka akan dapat
mengganggu kelancaran pada proses ekstraksi karena akan mengganggu
kelancaran keluarnya ekstrak saat penetesan.
4. Apa kelebihan dan kekurangan dari metode perkolasi? (Muhammad Wildan
Kelompok 3)
Dijawab Oleh Siti Haryati :
Keuntungan
1).tidak memerlukan langkah tambahan yaitu sampel padat
2). tidak terjadi kejenuhan
3).pengaliran meningkatkan difusi
Kerugian
1).kontak antara sampel padattidak merata atau terbatas dibandingkan dengan
metode refluks dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga
tidak melarutkan komponen secara efisien.
2).memerlukan cairan penyari yang lebih banyak.
3).resiko cemaran mikroba untuk penyari air karena dilakukan cara terbuka.
5. Apa fungsi kapas yang ada di perkolator, apakah bisa diganti dengan yang lain
selain kapas? (Nyimas Nafila Kelompok 5)
Dijawab Oleh Siti Vitaria:
Karena simplisia memiliki endapan yang dapat menyumbat selang infus, jadi
pemberian kapas dilakukan agar endapan tersebut tidak masuk langsung ke
selang infus yang dapat menghalangi aliran perkolat berikutnya, selain kapas
kita juga bisa menggunakan gabus atau busa.
6. Apa prinsip dari perkolasi? (Vira Nadya Putri Kelompok 1)
Dijawab oleh Pega Mariani:
Penyrian zat aktif yang dilakukan cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3
jam kemudian simplisia dipindahkan kedalam bejana silinder yang bagian
bawahnya diberi sekap berpori, cairan penyari dialihkan dari atas kebawah
melalui simplisia tersebut. Cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-
sel simplisia yang dilalui sampai keadaan jenuh.

7. Apa alasan kalian mengguanakan etanol 96% kenapa tidak di encerkan menjadi
75% sertakan alasannya? (Winarsih Tiara Dewi Kelompok 2)
Dijawab Oleh Nada Cahya Wulandari:
Karena kelompok kami menggunakan sampel kulit pete yang teksturnya agak
keras sehingga etanol 96% tidak perlu di encerkan lagi, karena peningkatan
konsentrasi etanol akan menurunkan kepolaran pelarut yang digunakan, yang
pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan pelarut dalam mengekstraksi
senyawa yang kurang polar, karena etanol mempunyai sifat dapat melarutkan
berbagai senyawa organik yang non polar.
8. Mana yang lebih efisien dari perkolasi biasa dan perkolasi bertingkat? (Ria
Wulandari Kelompok 5)
Dijawab oleh rezky Sudarmadji:
Perkolasi bertingkat lebih efisien karena perkolasi bertingkat perkolat yang
dihasilkan lebih pekat dan simplisia yang tersari lebih sempurna karena tersari
dengan pelarut yang baru dan selalu mengalir.

Moderator: Tio Berlan


Pembaca Materi: Nada Cahya W
Notulis: Yossi K.N

Anda mungkin juga menyukai