Anda di halaman 1dari 1

Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari
melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara
lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya
kapiler dan daya gesekan (friksi). Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara
maserasi karena :
a. Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan
larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat
perbedaan konsentrasi.
b. Ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir
cairan penyari karena kecilnya saluran kapiler tersebut, maka kecepatan pelarut
cukupuntuk mengurangi lapisan batas, sehingga dapat meningkatkan perbedaan
konsentrasi.
Prinsip dari perkolasi adalah penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara
mengalirkan suatu pelarut melalui serbuk simplisia yang terlebih dahulu dibasahi selama
waktu tertentu, kemudian ditempatkan dalam suatu wadah berbentuk silinder dari atas
kebawah melalui serbuk simplisia dan pelarut akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel
simplisia yang dilaluinya sampai mencapai keadaan jenuh.
Keuntungan metode perkolasi yaitu sangat cocok untuk substansi yang bersifat
termolabil karena tidak membutuhkan pemanasan, selalu ditetesi oleh pelarut baru kemudian
penyarian lebih sempurna karena pelarut dialirkan melalui sampel. Sedangkan kerugian
utamanya yaitu pelarut dingin, dan sulit menjangkau seluruh area jika sampel dalam
perkolator tidak homogen serta memakan banyak pelarut dan membutuhkan banyak waktu.
Pada praktikum kali ini, simplisia batang brotowali ditimbang sebanyak 50 gram,
basahi dengan pelarutnya (etanol 96%) agar saat dimasukkan ke dalam perkolator tidak
berceceran. Kemudia siapkan perkolator dilengkapi dengan kapas dan kertas saring untuk
menahan simplisia. Masukkan simplisia disusul dengan pelarutnya kemudian tutup alat
dengan plastik wrap. Setelah itu diamkan selama 24 jam kemudian nyalakan tetesannya
dengan kecepatan 1 – 2 ml/menit. Pelarut ditambahkan secara berulang sampai perkolat
terekstraksi sempurna. Jika ekstrak cair sudah didapat, selanjutnya pekatkan menggunakan
alat Rotary Evaporator dan hitung rendemennya. Hasil rendemen yang diperoleh yaitu
sebesar 6,1722%.

Anda mungkin juga menyukai