Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

EKSTRAKSI RIMPANG KUNYIT DENGAN METODE MASERASI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
2016 / 2017

Disusun Oleh :
Kelompok C5
Rizka Pratiwi (P2.31.39.014.085)
Saheba (P2.31.39.014.087)
Senja Naralita Sugiharto Putri (P2.31.39.014.089)
Syifa Amelia Khairunnisa (P2.31.39.014.091)

Dosen Pembimbing :
Agung Ismawan, A.Md.Far

MASERASI
I.

Tujuan
Mahasiswa mampu memahami penyarian simplisia dengan cara maserasi dan hal

hal yang harus diperhatikan dalam menyari simplisia secara maserasi


Mahasiswa mampu membuat ekstrak kering kental dengan cara maserasi
Mahasiswa mengetahui pengaruh perbedaan pelarut dan konsentrasi etanol
terhadap rendemen ekstrak secara maserasi

II.

Dasar Teori
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan
menembus dinding sel, masuk ke dalam rongga sel, melarutkan zat aktif.
Maserasi digunakan untuk penyarian simplisa yang mengandung zat aktif
yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah
mengembang dalam cairan penyari.
Cairan penyari yang dugunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol atau pelarut
lain. Bila cairan penyari digunakan air, maka untuk mencegah timbulnya kapang
dapat ditambahkan bahan pengawet yang diberikan pada awal penyarian.
Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah pengerjaan dan peralatan
yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan, sedangkan kerugiannya adalah
waktu pengerjaannya yang lama dan penyariannya kurang sempurna.
Maserasi pada umumnya dilakukan dengan cara :
10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok digunakan ke dalam
bejana, kemudian dituangi dengan 75 bagian penyari, ditutup dan dibiarkan sealama 5
hari terlindungi dari cahaya sambil sesekali diaduk. Setelah 5 hari sari disaring dan
ampasnya diperas. Tambahkan cairan penyari secukupnya pada simplisia aduk dan
disaring, sehingga diperoleh hasil penyari sebanyak 100 bagian. Bejana ditutup,
dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari, kemudian endapan
dipisahkan.
Cara maserasi ini digunakan untuk pembuatan tingtur, jika ingin dibuat
ekstrak, pengerjaannya dilanjutkan dengan memekatkan hasil penyarian tadi.
Pemekatan dilakukan dengan cara penyulingan atau penguapan dengan tekanan
rendah pada suhu 50 C sampai konsentrasi yang dikehendaki.
Dalam buku morfologi eksrak, pembuatan ekstrak kental umumnya dilakukan
dengan cara maserasi menggunakan etanol. Satu bagian serbuk simplisia dimasukkan
ke dalam maserator, ditambahkan 10 bagian etanol, direndam selama 6 jam sambil
sesekali diaduk, kemudian didiamkan sampai 24 jam. Maserat dipisahkan dan proses

diulangi 2 kali dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama. Semua maserat
dikumpulkan dan diuapkan dengan penguap vakum hingga diperoleh ekstrak kental.
Rendemen yang diperoleh ditimbang dan dicatat.
Pada penyarian dengan cara maserasi perlu dilakukan pengadukan dengan
tujuan meratakan konsentrasi larutan diluar serbuk simplisia, sehingga dengan
pengadukan tersebut tetap terjaga adanya derajat perbedaan konsentrasi yang sekecilkecilnya antara larutan di dalam sel dengan larutan diluar sel.
Hasil penyari dengan cara maserasi perlu dibiarkan selama 2 hari untuk
mengendapkan zat-zat yang tidak dipergunakan tetapi ikut terlarut dalam cairan
penyari.
Maserasi dapat dilakukan modifikasi, misalnya :
1. Digesti
Digesti adalah cara maserasi engan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada
suhu 40 - 50 C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat
aktifnya tahan terhadap pemanasan.
2. Maserasi dengan mesin pengadukan
Penggunaan mesin pengadukan yang berputar terus-menerus, waktu proses
maserasi dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam.
3. Remaserasi
Cairan penyari dibagi 2, seluruh serbuk simplisia dimaserasi dengan cairan penyari
pertama, sesudah diendap tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan
cairan maserasi yang kedua.
4. Maserasi melingkar
Maserasi dpat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu bergerak
dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara
berkesinambungan melalui serbuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.

5. Maserasi melingkar bertingkat


Pada maserasi melingkar penyari tidak dapat dilaksanakan secara sempurna, karena
pemindahan massa akan berhenti bila keseimbangan telah terjadi. Masalah ini
dapat diatasi dengan maserasi melingkar bertingkat.
III.

Alat dan Bahan


Alat :
Bejana maserasi, menggunakan wadah gelas bertutup atau menggunakan botol

bermulut lebar bertutup


Wadah penampung maserat
Timbangan simplisia

Rotary evaporator
Water Bath
Cawan Penguap
Batang Pengaduk
Kain saring/flannel
Wadah ekstrak
Alat-alat gelas lainnya

Bahan :

IV.

Aqua dest
Etanol konsentrasi 50%, 70% dan 96%
Simplisia kunyit

Cara Kerja
1. Masukkan 10 g (10 gram) serbuk simplisia kunyit ke dalam bejana
maserasi. Tambahkan 100 ml (96%) etanol 50%, 70%, 96%
2. Rendam simplisia selama 6 menit sambil sesekali diaduk tiap 30 detik dengan
lama pengadukan minimal 5 detik, kemudian didiamkan sampai 30 menit.
(Lama perendaman: 08.16 08.22 ; 08.40 08.46 ; 08.56 09.02)
3. Setelah itu saring maserat menggunakan kain saring, tamping ke dalam wadah
penampung maserat. Ampas simplisia ditambahkan kembali pelarut yang sama
dengan volume yang sama. Proses tersebut diulang 2 kali. (Vol filtrat 1. 75 m,
2. 87 ml, 3. 92 ml.)
4. Kumpulkan maserat 1,2 dan 3, masukkan ke dalam rotary evaporator untuk
diuapkan hingga tersisa 50 ml. Pindahkan ekstrak pekat tersebut ke dalam
cawan penguap (berat cawan kosong ditimbang terlebih dahulu) dan diuapkan
hingga diperoleh ekstrak kental (seperti madu, volume 20 ml )
5. Masukkan ekstrak kental ke dalam wadah, beri identias meliputi; nama
ekstrak, cara pembuatan, tanggal pembuatan, pemerian, rendemen, dan nama
kelompok. Simpan dalam desikator.
V.

Hasil

PARAMETER
Derajat halus simplisia
Berat simplisia
Volume Pelarut
Volume filtrate

ETANOL 50%
12
10 g
100 ml
V1 = 70 ml
V2 = 81 ml

Lamanya penguapan

ETANOL 70%
12
10 g
100 ml
V1 = 67 ml
V2 = 81 ml
V3 = 90 ml

V3 = 99 ml
4 jam 20 menit 5 jam

ETANOL 96%
12
10 g
100 ml
V1 = 75 ml
V2 = 87 ml
V3 = 92 ml
3 jam

Berat ekstrak
Pemerian ekstrak
Bentuk
Bau
Warna
% Rendemen

5,4 g

4,9 g

2,8 g

Ekstrak kental Ekstrak kental Cair


Kuat
khas Kuat
khas Kuat

khas

kunyit
Kuning

kunyit
Kuning

kunyit
Kuning

kecoklatan
54 %

kecoklatan
49%

kecokalatan
32%

Cara mengitung rendemen:


Berat ekstrak
% Rendemen = Berat simplisia x 100

Pembahasan
Pada pembuatan ekstrak kali ini menggunakan metode maserasi dengan bahan
baku simplisia kunyit. Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Pada praktikum ini kami
menggunakan etanol 96 % sebagai cairan penyari.
Tahap pertama menimbang 10 gram serbuk kunyit dan mengambil 100 ml etanol
96 % menggunakan gelas ukur. Setelah itu serbuk kunyit direndam dengan cairan
penyari selama 6 menit dengan pengadukan tiap 30 detik. Setelah itu, maserat disaring
dan ditampung ke dalam wadah. Ampas simplisia ditambahkan lagi cairan penyari dan
dilakukan perlakuan yang sama seperti sebelumnya diulang 2 kali. Setalah 3 maserat
terkumpul, ukur volume masing-masing maserat dan volume filtrat yang kami dapatkan
pada maserat ke-1 75 ml, maserat ke-2 87 ml dan maserat ke-3 sebanyak 92 ml, dalam
setiap maserat seharusnya semakin meningkat volumenya, karena kadar etanol atau
pelarut menjadi semakin bertambah . Hal ini disebabkan karena semakin banyak
penyaringan maka penyerapannya sendiri terhadap etanol atau pelarut pasti semakin
berkurang. Kemudian dikumpulkan ketiga maserat tersebut ke dalam wadah cawan
penguap (cawan uap kosong ditimbang sebelumnya).
Selanjutnya kami melakukan penguapan dengan menggunakan waterbath pada
maserat sampai menjadi ekstrak kental (seperti madu) seharusnya namun pada penelitian
kami kali ini tidak terjadi pengentalan ekstrak karena mungkin kesalahan dari peneliti

yang tidak sengaja dilakukan. Kesalahan yang kami duga saat penyaringan hasil
rendaman kertas saringnya mungkin robek sedikit yang mengakibatkan ampas kunyit
ikut masuk kedalam maserat. Setelah diperoleh hasil, ekstrak kental (hasil akhirnya cair
yang mengandung ampas) dimasukkan ke dalam wadah (pot). Beri identitas meliputi;
nama ekstrak, cara pembuatan, tanggal pembuatan, pemerian, rendemen dan nama
kelopmok.
Berdasarkan data yang telah di dapat dari kelompok C4, C5, dan C6
menunjukkan bahwa ekstrak kunyit lebih cocok menggunakan metode maserasi dengan
kadar etanol 50%, karena menghasilkan rendemen yang lebih besar yaitu 54%

VI.

Kesimpulan
1. Cara Pembuatan Ekstrak Dengan Metode Maserasi
Pada praktikum kali ini kelompok C5 membuat ekstrak kering menggunakan
metode maserasi. Adapun cara pembuatannya seperti berikut :
1. Timbang serbuk kunyit sebanyak 10 gr
2. Masukkan 10 gr serbuk simplisia kunyit ke dalam bejana maserasi.
Tambahkan 100 ml etanol 96%.
3. Rendam simplisia selama 6 menit sambil sesekali diaduk tiap 30 detik dengan
lama pengadukan minimal 5 detik.
4. Saring maserasi menggunakan kain saring, tampung dalam erlemeyer.
5. Ampas simplisia ditambahkan kembali pelarut yang sama dengan volume
yang sama. Proses tersebut diulangi dua kali.
6. Kumpulkan maserasi 1 2 dan 3. Pindahkan ekstrak pekat tersebut ke dalam
cawan penguap (berat cawan kosong ditimbang terlebih dahulu) dan diuapkan
hingga diperoleh ekstrak kental (seperti madu, volume kurang lebih 20 ml).
7. Masukkan ekrstrak kental ke dalam wadah.
2. Perbedaan Dalam Pembuatan Maserasi dengan Etanol 50%, Etanol 70%,
Etanol 96%
Waktu yang diperlukan untuk penguapan berbeda-beda karena perbedaan
konsentrasi etanol yang digunakan untuk maserasi. Data rata-rata waktu yang
diperoleh Kelompok C4, C5, dan C6 sebagai berikut:
Rata-rata waktu etanol 50 % = 4 jam 20 menit
Rata-rata waktu etanol 70 % = 5 jam
Rata-rata waktu etanol 96 % = 3 jam

Data rata-rata volume filtrat yang diperoleh Kelompok C4,C5, C6 :


Rata-rata volume filtrat etanol 50 % = 83,33 ml
Rata-rata volume filtrat etanol 70 % = 79,33 ml
Rata-rata volume filtrat etanol 96 % = 84,67 ml

3. Perbandingan rendemen dari tiap kelompok


Kelompok

Etanol 50%

Etanol 70%

Etanol 96%

54 %

49 %

32 %

C4-C6
Rata-rata

45 %

Bedasarkan hasil praktikum dari kelompok C4-C6, persen rata-rata yang yang
banyak mengandung rendengan adalah metode maserasi dengan Kadar Etanol 50%
Berdasarkan hasil praktikum kali ini, diperoleh kesimpulan bahwa:
Hasil rendemen yang diperoleh:

Etanol 50 % = 54 %
Etanol 70% = 49%
Etanol 96% = 32%

Hasil maserasi paling banyak diperoleh dari proses maserasi dengan penyari
etanol 50%.
Hal ini dikarenakan, semakin besar konsentrasi etanol yang digunakan untuk
penyarian, maka semakin kecil hasil ekstrak yang didapat karena penguapan terjadi
lebih cepat serta tidak ada campuran air di dalam etanol yang digunakan.
Data yang diperoleh dari praktikum maserasi simplisia kunyit Kelompok C5:
1. Berat ekstrak : 10,0 gram
2. Pemerian
: Kental menggumpal, Bau khas kunyit, dan Kuning kehitaman
3. Rendemen : 32 %
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat maserasi:
a. Diperlukan pengadukan agar konsentrasi larutan di luar serbuk simplisia terjaga
b. Ketelitian atau ketepatan saat pengukuran cairan penyari dan filtrat

c. Ketelitian saat penguapan


d. Ketepatan saat pengukuran waktu

VIII. LATIHAN SOAL


1. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pada pembuatan ekstrak secara maserasi!
Zat penyari yang digunakan untuk menyari zat yang berkhasiat
Derajat kehalusan simplisia
Jumlah zat penyari
Lamanya waktu penyarian
Penggunaan bejana yang tertutup
Peengadukan
2. Jelaskan pengaruh konsentrasi etanol terhadap nilai rendemen eksrtaksi kunyit secara
maserasi!
Semakin tinggi konsentrasi etanol maka maserat akan semakin mudah menguap dan
rendemen yang dihasilkan lebih banyak sedangkan semakin rendah konsentrasi etanol
yang digunakan maka

memerlukan waktu yang lama untuk menguap dan hasil

rendemen yang lebih sedikit.


3. Etanol konsentrasi berapa yang memberikan rendemen terbesar dari ekstraksi
simplisia kunyit secara maserasi?
Etanol 50%
4. Bagaimana prinsip pemilihan persentaseetanol sebagai pelarut yang sesuai untuk
simplisia yang digunakan?
Prinsip pemilihan persentase sebagai pelarut adalah melihat sifat dari simplisia
tersebut dan kandungan apa yang diambil dari simplisia tersebut dengan melihat
dalam monografi pelarut yang disukai oleh kandungan tersebut.
5. Sebutkan keuntungan dan kerugian ekstraksi secara maserasi!
Keuntungan:
Alat yang dibutuhkan sederhana
Pengerjaan mudah
Tidak memerlukan pemanasan
Buih untuk bahan tahan panas
Kerugian
Waktu pengerjaan lama

Penyarian kurang sempurna


Harus di cek berulang
6. Berapa lama waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menguapkan miscella/filtrate
hasil maserasi hingga menjadi ekstrak kental?
Untuk etanol 50% = 4 jam 20 menit
Etanol 70% = 5 jam
Etanol 96% = 3 jam

IX. GAMBAR HASIL PRAKTIKUM

Anda mungkin juga menyukai