Anda di halaman 1dari 14

LABORATORIUM FITOKIMIA

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFA)

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA 1


PERCOBAAN IV
REFLUKS

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
ALFIA DEWI NURUL SAFARI ALI

FEBRY GRASELA YEHEZKIEL T.

I MADE AGUS SUARSANA YELSA

MARIA DEWI YUSTIN

GEBRIANA PRISILIA ZAINAL SALAM

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFA) PELITA MAS
PALU
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penggunaan tanaman sudah diketahui efeknya dan khasiatnya

tetapi belum diketahui komponen senyawa kimianya. Jika kita

menyadari bahwa tumbuh-tumbuhan dapat mengandung beribu-ribu

kandungan kimia, maka dari itu diperlukan metode pemisahan,

pemurnian, identifikasi kandungan yang terdapat dalam tumbuhan

yang sifatnya berbedadan dalam jumlah yang banyak itu.

Dalam dunia farmasi banyak hal yang dipelajari. Bukan hanya

cara membuat obat sintesis saja namun juga mengenali dan

memanfaatkan hewan dan tanaman yang berkhasiat obat untuk

dijadikan obat herbal ataupun disintesis.

Sebagai seorang farmasis kita harus mengetahui dahulu

kandungan apa yang ada di dalam tanaman tersebut sebelum

dipasarkan. Salah satu caranya adalah memalui ekstraksi untuk

mendapatkan ekstrak yang nantinya akan mempermudah proses

identifikasi.

Untuk itu pada praktikum ini dilakukan percobaan ekstraksi

dengan metode ekstraksi refluks dan cairan penyari yang sesuai

untuk mendapatkan ekstrak dari sampel.


1.2. Maksud dan Tujuan Percobaan

1. 2.1 Maksud percobaan

Untuk mengetahui kecepatan refluks yang akan di ekstraksi dengan

menggunakan metode ekstraksi refliks.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Untuk mempercepat reaksi normal dengan melakukan

pemanasan pada suhu tinggi.

1.2.3 Prinsip Percobaan

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara

sampel dimasukkan kedalam labu alas bulat bersama - sama

dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap - uap cairan penyari

terkondensasi pada kondensor bilamenjadi molekul – molekul cairan

penyaring akan turun kembali menuju labu alas bulat.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Dasar

Ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan atau

penyarian komponen kimia dari suatu sampel dengan menggunakan

pelarut tertentu. Dimana ekstraksi ini bertujuan untuk menarik

komponen kimia yang terdapat dalam simplisia atau

sampel.Ekstraksi dapat kita lakukan pada sampel yang berasal dari

tumbuhan atau tanaman, hewan dan mineral atau pelican (Dirjen

POM, 1979).

Dalam farmakope IV ekstrak adalah sediaan kental yang

diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati

atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk

yang tersisisa diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku

yang telah ditetapkan (Dirjen POM, 1995).

Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia

yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada

perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana

perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian

berdifusi masuk ke dalam pelarut (Harbone,J.B.1987).

Metode refluks adalah metode ekstraksi komponen dengan

cara mendidihkan campuran antara contoh dan pelarut yang sesuai


pada suhu dan waktu tertentu. Serta uap yang terbentuk diembunkan

dalam kondensor agar kembali ke labu reaksi.Pada umumnya

metode refluks digunakan untuk ekstraksi bahan-bahan yang sulit

dipisahkan. Pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa maka

pelarut akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai selesai

(Harbone,J.B.1987).

Prinsip dari metode refluks adalah Penarikan komponen kimia

yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu alas

bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-

uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi

molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu

alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas

bulat, demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan

sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan

sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan

dan dipekatkan.Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk

mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan

tahan pemanasan langsung. Sedangkan kerugian metode ini adalah

membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah

manipulasi dari operator (Harbone,J.B.1987)

2.2 Uraian Bahan

1. Aquades (FI eds IV, 1995 : 96)

Nama Resmi        : Aqua destilata.


Nama Lain : air suling

Rumus Molekul   : H2O

Berat molekul      : 18

Pemerian             : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak  berbau, tidak

mempunyai rasa.

Penyimpanan      : dalam wadah tertutup baik

2. Metanol (FI eds IV, 1995 :706 )

Nama Resmi       : Metil Alkohol

Nama Lain         : Metanol, Hidroksimetana, Metil alkohol, Metil

hidrat, Alkohol kayu, Karbinol.

Berat Molekul      : 32.04 g/mol

Rumus Molekul   : CH3OH

Pemerian            : Pada “keadaan atmosfer” ia berbentuk cairan

yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna,

mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang

khas (berbau lebih ringan daripada etanol).

Kegunaan          : sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut,

bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi

etanol industri.
3. Vaselin Kuning (FI eds I I I, hal 545)

Nama Resmi : VASELINUM FLAVUM

Nama lain : Vaselin Kuning

Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, kuning muda

sampai kering sifat ini tetap setelah zat

dileburkan hingga dengan tanpa diaduk,

berfluoresasi lemah jika dicairkan tidak berbau

dan berasa. dicairkan tidak berbaudan berasa.

Kelarutan : Memenuhi syarat yang tertera pada vaselium

album

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pelumas 

2.3 Uraian Tanaman

1. Klasifikasi tanaman
Kulit batang kayu jawa (Lannea coromandelica)
Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliatae

Ordo : Sapindales

Famili : Annonaceae

Genus : Lannea

Spesies : Lannea coromandelica


2. Morfologi tanaman

Kayu jawa merupakan tumbuhan liar yang bernama pohon kuda

permukaan daun licin, bentuk majemuk menyirip gasal, anak daun

berhadapan, tulang daun menyirip; diameter daun 4,4 - 5,0 cm;

panjang daun 7,3 - 10,5 cm; panjang tangkai daun 0,3 - 0,8 cm,

bentuk daun bulat telur, dan ujung daun runcing.


BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan :

a. Corong kaca

b. Lap halu danlap kasar

c. Satu set alat refluks

d. Selang

e. Timbangan analitik

f. Toples

2. Bahan yang digunakan :

a. Aquades

b. Kertas saring

c. Metanol

d. Sampel kulit batang kayu jawa

e. Vaselin kuning

3.2 Cara Kerja

1. Metode Ekstraksi Refluks

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Menimbang sampel kulit kayu jawa sebanyak 50 g

3. Memasukan sampel kedalam labu alas bulat dan masukkan batu

didih
4. Menambahkan pelarut methanol sebanyak 350 ml

5. Mengoleskan vaselin kuning pada mulut labu alas bulat

6. Merangkai alat refluks pada kondenson

7. Panaskan diatas water bath dengan suhu 80 ͦ c selama ± 4 jam

8. Menyaring filtrate dan residu

9. Pekatkan filtrat

10. Menimbang ekstrak

11. Hitung % randemen


BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No Simplisia Berat Volume Keterangan Refluks


. Simplisia Pelarut
1. Tanaman Siklus 1:
Simplisia 50 gram 350 ml Bening
Batang Kayu Siklus 2:
Jawa (Lannea Bening Kekuningan
coromandelica) Siklus 3:
Bening Kehijauan

4.2 Perhitungan

Dik. Berat ekstrak kental : 2 gram

Berat Sampel : 50 gram

Diht. % Rendemen....?

Peny.

Berat Ekstrak Kental


Rendemen = x 100%
Berat Sampel

2 gram
= x 100%
50 gram

= 4%

Jadi persen rendemen dari ekstrak batang kayu jawa (Lannea


coromandelica) = 4%

4.3 Pembahasan

Metode Refluks adalah metode ekstraksi komponen dengan cara

mendidihkan antara campuran sampel dan pelarut yang sesuai pada

suhu dan waktu tertentu.


Pada percobaan refluks, hal pertama yang dilakukan ialah

menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, selanjutnya

menimbang simplisia kulit kayu jawa sebanyak 50 gram kemudian

masukan kedalam labu alas bulat dan juga masukan batu didih ke

dalam labu alas bulat tujuannya untuk menghindari titik lewat didih

agar tidak meledak. Setelah itu, tambahkan methanol sebanyak 350

ml kedalam labu alas bulat. Lalu, oleskan vaselin kuning pada bagian

mulut labu alas bulat tujuannya untuk agar labu alas bulat tidak

melekat pada alat refluks, kemudizn merangkai alat refluks pada

kondenson selanjutnya panaskan diatas water bath dengan suhu 80 oC

selama ± 4 jam. Kemudian menyaring filtrat dan residu, lalu pekatkan

filtrat menggunakan rotafafor selanjutnya menimbang ekstrak kental

lalu menghitung persen randemennya.

Berdasarkan hasil yang diperoleh yaitu ektrak dari kulit kayu jawa

berwarna bening kehijauan, hal ini sesuai dengan literatur yang

menyatakan bahwa kulit kayu jawa mengandung senyawa glikosida,

flavanoid, tanin, steroid dan triferpenoid. Setelah proses penguapan

diperoleh ekstrak kental dengan berat 2 gram dan persen randemen

yaitu 4%.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa:

1. Metode Refluks adalah metode ekstraksi komponen dengan cara

mendidihkan antara campuran sampel dan pelarut yang sesuai

pada suhu dan waktu tertentu.

2. Berdasarkan hasil yang diperoleh yaitu ektrak dari kulit kayu jawa

berwarna bening kehijauan. Setelah proses penguapan diperoleh

ekstrak kental dengan berat 2 gram dan persen randemen yaitu

4%.

5.2 Saran

1. Asisten

Diharapkan kepada seluruh asisten lebih memperhatikan praktikan

saat praktikum

2. Praktikan

Diharapkan kepada seluruh praktikan agar lebih fokus dan teliti

saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM,1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen


Keseshatan Republik Indonesia. Jakarta.

Harbone,J.B, 1987. Metode fitokimia penuntun cara modern menganalisa


tumbuhan, terbitan kedua. Penerbit ITB. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai