0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
57 tayangan17 halaman
Dokumen tersebut membahas sistem organisasi farmakovigilans dan peran Badan POM dalam mengawasi keamanan obat. Badan POM bertanggung jawab atas keamanan, manfaat, dan mutu obat yang beredar di Indonesia. Industri farmasi, tenaga kesehatan, dan masyarakat sebagai pengguna obat juga memiliki peran dalam pengawasan keamanan obat. Sistem pelaporan farmakovigilans mencakup pelaporan spontan, periodik, studi pas
Deskripsi Asli:
Judul Asli
12.Sistem Organisasi Farmakofigilance_6b1a19799f59f3c52c49bcf2dc313f6e
Dokumen tersebut membahas sistem organisasi farmakovigilans dan peran Badan POM dalam mengawasi keamanan obat. Badan POM bertanggung jawab atas keamanan, manfaat, dan mutu obat yang beredar di Indonesia. Industri farmasi, tenaga kesehatan, dan masyarakat sebagai pengguna obat juga memiliki peran dalam pengawasan keamanan obat. Sistem pelaporan farmakovigilans mencakup pelaporan spontan, periodik, studi pas
Dokumen tersebut membahas sistem organisasi farmakovigilans dan peran Badan POM dalam mengawasi keamanan obat. Badan POM bertanggung jawab atas keamanan, manfaat, dan mutu obat yang beredar di Indonesia. Industri farmasi, tenaga kesehatan, dan masyarakat sebagai pengguna obat juga memiliki peran dalam pengawasan keamanan obat. Sistem pelaporan farmakovigilans mencakup pelaporan spontan, periodik, studi pas
• Ketepatan menjelaskan mengenai sistem organisasi farmakovigilance • Ketepatan menjelaskan pelaporan farmakovigilance Peran BPOM Badan POM bertanggung jawab dalam pemastian keamanan atau safety, manfaat/efikasi, dan mutu obat yang beredar di wilayah Indonesia untuk melindungi masyarakat dari kejahatan kemanusiaan di bidang Obat dan Makanan Siapa saja yang bertanggung jawab dalam aspek pengawalan obat? • Industri Farmasi, • sejawat tenaga kesehatan, • pasien atau masyarakat sendiri sebagai pengguna akhir. Keterkaitan farmakovigilance dan BPOM
farmakovigilans merupakan bentuk program
yang mempertegas tugas Badan POM dalam mengawal keamanan obat post-market.
Siapa yang bertanggung jawab dalam
keamanan pre market obat? Upaya BPOM Badan POM setiap 2 tahun sekali menggelar training farmakovigilans Selain Badan POM, Industri Farmasi juga mempunyai peran dan tanggung jawab untuk menjamin keamanan obat yang diedarkannya. (pasal 9 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1799/Menkes/Per/XII/2010 farmakovigilans bagi Industri Farmasi) Tujuan • meningkatkan pemahaman • Paham akan peran dan tanggung jawab • berkomitmen untuk menerapkan farmakovigilans yg baik • menjamin keamanan produknya • meningkatkan jaminan keselamatan pasien. Sistem Organisasi Farmakovigilans
Di dalam suatu Industri Farmasi harus ada fungsi
Farmakovigilans.
Fungsi tersebut dapat berupa unit yang baru
dibentuk atau unit yang sudah ada dalam organisasi namun dengan penambahan fungsi untuk pengelolaan Farmakovigilans Penanggung Jawab Penerapan farmakovigilance oleh Industri Farmasi di Indonesia merupakan suatu kebijakan yang relative baru.
Solusi yang ditawarkan
Fungsi farmakovigilans tetap terlaksana, walaupun dirangkap oleh Penanggung Jawab yang setara dalam struktur organisasi di Industri Farmasi yang bersangkutan, dan memenuhi kriteria sesuai Pedoman Teknis Farmakovigilans bagi Industri Farmasi. Penanggung Jawab Sekurang-kurangnya
memiliki latar belakang pendidikan yang relevan
dan atau telah memperoleh pelatihan tentang Farmakovigilans Pelaporan Farmakovigilance No Jenis Pelaporan Deskripsi Waktu Pelaporan 1. Pelaporan spontan Sesegera mungkin, Kejadian Tidak tidak lebih dari 15 Diinginkan serius hari kalender*) a. Pelaporan spontan di dalam negeri yang tidak Dilaporkan dalam dapat diperkirakan Kejadian Tidak bentuk tabel sesuai (unexpected) Diinginkan non- Lampiran 4 setiap 6 serius bulan sekali (Januari dan Juli)
Kejadian Tidak Sesegera mungkin,
Diinginkan serius tidak lebih dari 15 hari kalender*) b. Pelaporan spontan dalam negeri yang dapat Kejadian Tidak Tidak perlu diperkirakan (expected) Diinginkan non- dilaporkan serius No Jenis Pelaporan Deskripsi Waktu Pelaporan Kriteria obat yang wajib PSUR dilaporkan dilaporkan: setiap 6 (enam) a. Obat dengan zat bulan untuk 2 (dua) aktif baru termasuk Pelaporan Periodic Safety produk biologi sejenis tahun pertama, dan 2. setiap tahun untuk Update Reports (PSURs) **) (similar bio- therapeutic 3 (tiga) tahun product). berikutnya setelah b. Obat lain yang disetujui beredar di ditetapkan oleh Kepala Indonesia. Badan POM. No Jenis Pelaporan Deskripsi Waktu Pelaporan Industri Farmasi pemegang izin edar harus melaporkan studi keamanan pasca pemasaran untuk: a. Obat yang dalam persetujuan Setelah pelaporan izin edarnya dipersyaratkan studi dilaksanakan, untuk dilakukan studi tersebut; Industri Farmasi Pelaporan Studi Keamanan 3. Pasca Pemasaran atau pemegang izin edar b. Obat tertentu yang telah harus melaporkan beredar dan dipersyaratkan hasil studi kepada untuk dilakukan studi dalam Badan POM rangka perencanaan manajemen risiko, berdasarkan pengkajian risiko-manfaat dan / atau rekomendasi tim ahli terkait No Jenis Pelaporan Deskripsi Waktu Pelaporan
Publikasi/literatur ilmiah yang Sesegera mungkin
setelah mengetahui dimuat di jurnal/majalah ilmiah nasional maupun internasional adanya publikasi atau Pelaporan literatur ilmiah 4. mengenai informasi keamanan Publikasi/literatur Ilmiah**) tersebut, dengan obat yang mempengaruhi profil melampirkan manfaat-risiko (risk-benefit publikasi/literatur balance) ilmiah dimaksud*) Pelaporan dilakukan Semua informasi tindak lanjut dalam waktu 24 jam laporan Tindak lanjut regulatori oleh Badan Otoritas setelah informasi 5. regulatori Badan Otoritas Negara lain terkait dengan aspek diterima, paling Negara lain**) keamanan mutakhir. lambat pada hari kerja berikutnya*) No Jenis Pelaporan Deskripsi Waktu Pelaporan Pelaporan dilakukan Semua tindak lanjut pemegang dalam waktu 24 jam Pelaporan Tindak lanjut 6. pemegang izin edar di izin edar produk terkait di negara setelah informasi lain sehubungan aspek diterima, paling negara lain**) keamanan mutakhir. lambat pada hari kerja berikutnya*). Pelaporan pelaksanaan Pelaporan hasil pelaksanaan Sesuai dengan 7. Perencanaan Manajemen ketentuan yang perencanaan manajemen risiko. Risiko**) ditetapkan kemudian SEKIAN